(Poluan) 347
Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
(alfianpoluan@gmail.com )
Abstract
The result of this researchs show that work-life balance, workload and leadership style
simultaneously have a significant effect on employee performance, this is prove by the F test
which shows a significance value 0,006 smaller than 0,05. The result of t test show : 1) work-
life balance has a signifianct effect on employee performance with a significance value 0,029
smaller than 0,05. 2) workload has a significant effect on employee performance with a
significance value 0,044 smaller than 0,05. 3) leadership style has no significant effect on
employee performance with a significance value 0,161 bigger than 0,05. From the test result
with the t test also known that the variables that have a dominant effect on employee
performance is work-life balance because the significance value is smaller than others
variable
Keywords: work-life balance,workload, leadership style, employee perfromance
Abstrak
Hasil penelitian menunjukan bahwa work-life balance, beban kerja dan gaya kepemimpinan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan
dengan uji F yang menunjukkan nilai signifikansi 0,006 lebih kecil dari 0,05. Hasil uji t
menunjukkan : 1) Work-life balance berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
dengan nilai signifikansi 0,029 lebih kecil dari 0,05. 2) Beban kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai dengan nilai signifikansi 0,044 lebih kecil dari 0,05. 3) Gaya
Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan nilai signifikansi 0,161
lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian dengan uji t juga diketahui bahwa variable yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai adalah work-life balance lebih
kecil dari variable lainnya
Kata Kunci: work-life balance, beban kerja, gaya kepemimpinan, kinerja pegawai
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.4, 2018: 347-356 348
mampu mengerjakan tugas tersebut dengan lebih kecil dibandingkan dengan hasil
baik. Namun hal ini dapat terjadi karena yang dicapai.
karyawan tersebut tidak bisa Kinerja adalah tingkat terhadapnya
menyesuaikan gaya kepemimpinan para para pegawai mencapai persyaratan
pemimpinnya sendiri sehingga karyawan pekerjaan secara efisien dan efektif
tersebut merasa kurang dihargai oleh (Simamora 2006 : 34). Kinerja pegawai
pimpinan yang ada diperusahaan atau merupakan prestasi kerja, yakni
organisasi. perbandingan antara hasil kerja yang dapat
dilihat secara nyata dengan standart kerja
Argumen Orisinalitas / Kebaruan yang telah ditetapkan organisasi. Robbins
Konsep konsep yang diuji pada (2008 : 54) mendefinisikan kinerja yaitu
penelitian ini, menggunakan kombinasi suatu hasil yang dicapai oleh pegawai
dari hasil hasil penelitian terdahulu seperti dalam pekerjaanya menurut kriteria
pada : Deivasigamani, J. & Shankar, G. tertentu yang berlaku untuk suatu
(2014), Gunawan. (2007), Lockwood, N. pekerjaan. Performance atau kinerja
R. (2003), Manisa Purohit. (2013), dan adalah hasil yang dapat dicapai oleh
Wefald, M.R.S., Savastano, T.C., and seseorang atau sekelompok orang dalam
Downey, R.G., (2008) suatu organisasi, sesuai dengan
tanggungjawab masing-masing dalam
Kajian Teoritik dan Empiris rangka mencapai tujuan organisasi
Kinerja Pegawai bersangkutan secara legal, tidak melanggar
Pasolong (2010 : 176) kinerja hukum dan sesuai dengan moral maupun
merupakan hasil kerja secara kualitas dan etika.
kuantitas yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan fungsinya sesuai Work-Life Balance
dengan tanggungjawab yang diberikan Greenhaus, Collins dan Shaw (2003)
kepadanya. Kinerja sebagai suatu work-life balance merupakan sejauh mana
keseluruhan kemampuan seseorang untuk individu merasa terikat dan puas terhadap
bekerja sedemikian rupa sehingga kehidupan pekerjaan dan kehidupan
mencapai tujuan kerja secara optimal dan keluarganya serta mampu
berbagai sasaran yang telah diciptakan menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan
dengan pengorbanan yang secara rasio keluarga. Work-life balance merupakan
sebuah konsep keseimbangan peran antara
Pengaruh Work-life Balance….. (Poluan) 351
karir dan gaya hidup, yaitu kesehatan, dimana pekerjaan dan kehidupan seorang
kebahagiaan, keluarga dan pengembangan individu adalah sama. Dimana work-life
spiritual. Dalam penelitiannya dikatakan balance dalam pandangan karyawan
bahwa work-life balance terjadi ketika adalah pilihan mengelola kewajiban kerja
individu dapat menciptakan peran yang dan pribadi atau tanggung jawab terhadap
tepat di tempat kerja dan di keluarga keluarga (Lockwood, 2003). Sedangkan
dengan tingkat konflik peran yang rendah dalam pandangan perusahaan work-life
(Purohit 2013). Work-life balance balance adalah tantangan untuk
merupakan sejauh mana individu mampu menciptakan budaya yang mendukung di
secara bersamaan menyeimbangkan perusahaan dimana karyawan dapat fokus
tuntutan temporal, emmosional dan pada pekerjaan mereka sementara di
perilaku dalam dua tuntutan peran yaitu tempat kerja.
pekerjaan dan tanggung jawab keluarga
(Hill, 2001 ; Lyness & Kropf, 2005). Hal Beban Kerja
ini sejalan dengan yang dikatakan Beban dapat berupa beban fisik dan
Deivasigamani dan Sankar (2014) bahwa beban mental. Beban kerja fisik dapat
work-life balance mengacu pada sebuah berupa beratnya pekerjaan seperti
keseimbangan peran antara pekerjaan dan mengangkat, mengangkut, merawat,
kehidupan dengan kemunculan konflik mendorong. Sedangkan beban kerja mental
peran yang minim. dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian
Menurut Robbins dan Coulture dan prestasi kerja yang dimiliki individu
(2012 : 358) program work-life balance dengan individu lainnya (Manuaba,2000).
meliputi sumber daya manusia pada Beban kerja fisikal atau mental yang harus
perawatan orang tua dan anak, perawatan, melakukan terlalu banyak hal, merupakan
kesehatan dan kesejahteraan karyawan, kemungkinan sumber stress pekerjaan.
dan relokasi dan lain-lain. Dimana banyak (Munandar,2001).
perusahaan menawarkan program family- Beban kerja mengacu pada jumlah
friendly benefits yang dibutuhkan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
karyawan untul menyeimbangkan karyawan (Wefald dkk, 2008). Setiap
kehidupan dan pekerjaan, yang termasuk pekerjaan merupakan beban bagi yang
flextime, job sharing, telecommunicating bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa
dan lain-lain. Work-life balance adalah beban fisik maupun mental (Nugraheni,
suatu keadaan seimbang pada dua tuntutan 2009). beban kerja sebagai jumlah
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.4, 2018: 347-356 352
pekerjaan yang harus diselesaikan oleh perorangan, tujuan teman, atau bersama -
sekelompok atau seseorang dalam waktu sama dengan tujuan organisasi yang
tertentu. Beban kerja dapat dipandang dari mungkin sama atau berbeda. Menurut
sudut obyektif dan subyektif. Beban kerja Hersey dan Blanchart (Sunyoto, 2012: 34).
obyektif adalah keseluruhan waktu yang Gaya Kepemimpinan merupakan
dipakai atau jumlah aktifitas yang norma perilaku yang digunakan oleh
dilakukan. Beban kerja subyektif adalah seseorang pada saat orang tersebut
ukuran yang dipakai seseorang terhadap mencoba mempengaruhi perilaku orang
pertanyaan tentang beban kerja yang lain seperti yang dia lihat (Thoha, 2013 :
diajukan, tentang perasaan kelebihan 49). Gaya Kepemimpinan adalah
beban kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan
dan kepuasan kerja (Gunawan, 2007). untuk memengaruhi bawahan agara
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
Gaya Kepemimpinan dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
“Kepemimpinan adalah suatu proses adalah pola perilaku dan strategi yang
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas disukai dan sering diterapkan oleh seorang
yang berkaitan dengan pekerjaan dan pemimpin. Gaya kepemimpinan yang
anggota kelompok”. Kepemimpinan dalam menunjukkan, secara langsung maupun
organisasi diarahkan untuk mempengaruhi tidak langsung, tentang keyakinan seorang
orang-orang yang dipimpimnya, agar mau pimpinan terhadap kemampuan
berbuat seperti yang diharapkan ataupun bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan
diarahkan oleh orang lain yang adalah perilkau dan strategi, sebagai hasil
memimpinnya. (Sutikno, 2014 : kombinasi dari falsafah, keterampilan,
16).Kepemimpinan adalah sebagai suatu sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang
proses mempengaruhi aktivitas dari pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi
individu atau kelompok untuk mencapai kinerja bawahannya (Rivai, 2014 : 42).
tujuan dalam situasu tertentu (Indriyo Menurut White & Lippit Harbani (2008)
Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita dalam gaya kepemimpinan terdiri dari 3 macam
Sunyoto, 2012: 34). Kepemimpinan adalah yaitu : Gaya kepemimpinan Otokratis,
setiap upaya seseorang yang mencoba Gaya kepemimpinan Demokrasi
untuk mempengaruhi tingkah laku atau (Demokratis) dan Gaya kepemimpinan
kelompok, upaya untuk mempengaruhi Laissez Faire.
tingkah laku ini bertujuan mencapai tujuan
Pengaruh Work-life Balance….. (Poluan) 353
Life Balance (X1) sebesar 1 satuan akan terdapat pengaruh secara gabungan
menyebabkan kenaikan variabel Kinerja (simultan) antara variabel Work-Life
Pegawai (Y) sebesar 0.223, dengan Balance, Beban Kerja, Gaya
asumsi variabel Beban Kerja (X2) Kepemimpinan, terhadap variabel Kinerja
konstan. b2 = 0.150; artinya apabila Pegawai.
kenaikkan variabel Beban Kerja (X2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebesar 1 satuan akan menyebabkan Work-Life Balance berpengaruh signifikan
kenaikan variabel Kinerja (Y) sebesar terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai
0.150, dengan asumsi variabel Gaya signifikansi 0.029 < 0.05 dan nila t sebesar
Kepemimpinan (X3) konstan. b3 = 0.108; 2.220 > 1.985. Besarnya pengaruh Work-
artinya apabila kenaikkan variabel Gaya Life Balance terhadap Kinerja Pegawai
Kepemimpinan (X3) sebesar 1 satuan yaitu 0.228 atau 22.8 %.
akan menyebabkan kenaikan variabel Hasil penelitian menunjukan bahwa
Kinerja (Y) sebesar 0.108, dengan asumsi beban Kerja berpengaruh signifikan
variabel Work-Life Balance (X1) konstan. terhadap Kinerja pegawai dengan nilai
Analisis Koefisien determinasi signifikansi 0.044 < 0.05 dan nilai t
(Adjusted R2) digunakan untuk mengetahui sebesar 2.045 > 1.985. Besarnya pengaruh
persentase sumbangan pengaruh variabel Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai
independen secara bersama-sama terhadap yaitu 0.209 atau 20.9 %.
variabel dependen, hasil analisis Hasil penelitian menunjukan bahwa
determinasi dapat dilihat pada tabel 5.9 gaya kepemimpinan tidak berpengaruh
dimana R2 mempunyai korelasi sebesar signifikan terhadap Kinerja pegawai
0.127 atau 12.7%, artinya persentase dengan nilai signifikansi 0.161 > 0.05 dan
sumbangan pengaruh variabel independen nilai t sebesar 1.412 < 1.985.
secara bersamaan yaitu Work-Life
Balance, Beban Kerja dan Gaya Kesimpulan dan Rekomendasi
Kepemimpinan terhadapa Kinerja Pegawai Kesimpulan
sebesar 12.7% sisanya 87.3% dipengaruhi Berdasarkan pembahasan dan hasil
oleh variabel-variabel lain yang tidak penelitian yang didapat dalam penelitian
diteliti dalam penelitian ini. ini dapat diambil kesimpulan yaitu : Secara
Dengan Nilai probabilitas simultan work-life balance, beban kerja
/signifikansi menunjukkan nilai 0.006 < dan gaya kepemimpinan memberikan
0.05 maka memberikan simpulan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan
Pengaruh Work-life Balance….. (Poluan) 355