(Kelompok 2) Masyarakat Arab Pada Masa Nabi Muhammad Dan Khulafaur Rasyidin
(Kelompok 2) Masyarakat Arab Pada Masa Nabi Muhammad Dan Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin
Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Barat
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 2
2019/2020
PEMBAHASAN
Nabi Muhammad saw. adalah manusia yang telah dipilih Allah swt. Untuk
menjadi pemimpin dari sekian bani Adam baik di dunia maupun di akhirat.
Kedudukannya yang mulia ini merupakan anugerah baginya dan merupakan suatu
nikmat yang besar bagi umatnya. Nabi Muhammad ini merupakan hasil dari
kebersamaan yang singkat antara dua insan pilihan Allah swt. Mereka ialah
Abdullah dan Aminah, yang tak lain kedua orang tua Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad lahir pada hari Senin 12 Rabiul Awwal pada tahun Gajah
atau tanggal 20 April tahun 571 M di suatu tempat yang tidak jauh dari Ka’bah, ia
berasal dari kalangan bangsawan Quraisy dari Bani Hasyim. Ayahnya bernama
Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya Aminah binti Wahab. Nama Lengkapnya
adalah Muhammad bin Abdullah bin Abd al-Muttalib bin Hashim bin Abdi Manaf
bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Fihr bin Malik bin An-Nadr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’d bin Adnan
(Nasution, 2013:28)
Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab, anak-anak yang baru lahir diasuh
dan disusui oleh wanita kampung dengan maksud agar mendapatkan udara desa
yang masih bersih dan pergaulan masyarakat yang baik bagi pertumbuhan anak-
anak mereka. Karena kondisi ekonomi Aminah yang lemah tidak ada diantara
wanita-wanita tersebut yang ingin mengasuh Muhammad kecuali Halimah As-
Sa’diyah. Halimah bersedia mengasuh Muhammad, dengan harapan untuk
mendapatkan kemudahan dari Tuhan dalam menjalankan kehidupannya. Aminah
dan Abdul Muthalib pun melepaskann Muhammad dengan penuh senang hati.
Menjelang usia 40 tahun, selama satu bulan dalam setiap tahun Muhammad
mengasingkan diri ke Gua Hira’ untuk merenungi alam dengan ciptaannya. Pada
waktu tertentu Muhammad sering melakukan ’’Tahannus’’, yaitu menjauhkan diri
dari kehidupan luar dan berkhalwat mendekatkan diri kepada Allah untuk
mengharap petunjuknya. Setelah bertahun-tahun bertahannus, sampailah tujuan
yang diinginkan yaitu memperoleh kebenaran hakiki dengan ditandai dengan
turunnya wahyu pertama (surat Al-alaq ayat 1-5 di Gua Hiro’). Beberapa tahun
kemudian, dalam keadaan beliau masih berselimut dan ketakutan datanglah
petunjuk dan intruksi untuk segera bangun dan memberikan peringatan kepada
masyarakat Arab akan penyelewangan serta ketidakbenaran tentang jalan hidup
yang mereka lakukan (Nasution, 2013:33).
Berdakwah secara semi rahasia, yaitu mengajak keluarga yang lebih luas
dibanding pada tahap pertama, terutama keluarga yang tergabung dalam rumpun
bani Abdul Muthalib. Namun demikian, dikalangan mereka banyak yang tidak
menginginkan memeluk agama Islam bahkan berusaha menghalangi dakwah Nabi
Muhammad. Berdakwah secara terang-terangan di hadapan masyarakat umum.
Sebagai akibatnya, disamping banyak kaum Quraisy masuk Islam terjadilah
tindakkan keras dan kejam dari para kaum kafir Quraisy di Mekkah. Namun, tetap
dihadapi secara tegas oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya. Sehingga ajaran
Islam semakin dikenang oleh masyarakat luas (Nasution, 2013:35).
Dengan adanya dua perjanjian tersebut berarti Madinah telah siap menerima
kedatangan Islam dan sekaligus berjanji untuk melindungi keselamatan Nabi
Muhammad sebagai pembawa misi agama Islam. Menurut (Yamin.M. 2017:116-
119) Setelah Nabi Muhammad diterima dan tinggal di Madinah, beliau melakukan
berbagai kebijakan untuk membangun masyarakat Islam di Madinah, antara lain:
a. Mendirikan masjid
Dalam negara Islam yang baru dibangun ini, Nabi Muhammad meletakkan
dasar-dasarnya untuk menata kehidupan sosial dan politik. Dikukuhkannya ikatan
persaudaraan antara golongan Anshor dan Muhajirin, dan mempersatuakan suku
Aus dan Khazraj yang telah lama bermusuhan dan bersaing. Ikatan persaudaraan
Anshor dan Muhajirin melebihi ikatan persaudaraan karena bertalian darah, sebab
ikatannya berdasarkan iman. Terbukti apa yang dimiliki kaum Anshor disediakan
penuh untuk saudaranya, kaum Muhajirin. Dengan persaudaraan ini, Nabi
Muhammad menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan agama sebagai
pengganti dari persatuan yang berdasarkan kabilah.
c. Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non muslimin
Golongan pertama, kaum Muslim yang terdiri dari Muhajirin dan Anshor
sebagai kelompok mayoritas. Kedua, golongan yang berasal dari suku Aus dan
Khazraj yang belum masuk Islam dan merupakan kelompok minoritas. Ketiga,
kaum Yahudi. Setelah 2 tahun hijrah, Nabi Muhammad mengumumkan aturan
hubungan antara kelompok masyarakat yang hidup di Madinah melalui piagam
Madinah. Menurut (Karim dalam Yahya, 2019:51) piagam tersebut sedikitnya
terdapat lima poin kesepakatan antar seluruh penduduk Madinah yang berbunyi
sebagai berikut :
Banyak adat atau tradisi orang Arab yang dinilai kurang baik dan
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan secara umum. Kebiasaan-kebiasaan
tersebut antara lain peribadatan dengan banyak Tuhan yang sesembahannya
dimanifestasikan dengan batu, kayu, logam, dan benda-benda alam yang dinilai
memiliki kelebihan dan kekuatan. Kebiasaan ini kemudian mulai digeser dengan
ajaran Nabi Muhammad saw. Pada bidang perdagangan Nabi Muhammad
mengajarkan konsep jual beli yang berbeda dengan tradisi Arab dahulu, tidak ada
lagi monopoli perdagangan. Derajat wanita yang dahulu tidak berharga diangkat
sedemikian rupa sehingga memiliki derajat yang setara dengan pria (Asror dan
Afriani, 2017:6).
Abu Bakar As-shiddiq dilahirkan pada tahun ketiga dalam tahun Gajah.
Beliau memiliki nama Abdullah bin Usman. Garis keturunannya bertemu dengan
garis keturunan Rasulullah pada Murrah bin Kaab. Abu Bakar adalah orang pertama
masuk Islam dari kalangan tua. ketika Nabi Muhammad sakit Abu Bakar yang
mengantikan menjadi imam sholat. Pengangkatan Abu Bakar menjadi Khalifah atas
dasar penunjukan oleh Nabi Muhammad karena ia adalah sahabat yang pertama kali
masuk Islam dan sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah. Abu Bakar
meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 634 M dalam usia 63 tahun.
Kekhalifahannya berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas hari (Fuad,
2016:34-35).
Umar bin Khattab merupakan salah seorang pahlawan besar umat Islam yang
banyak melakkan pengorbanan dan perjuangan demi kemajuan umat Islam, baik
semasa Nabi Muhammad atau setelah wafatnya. Beliau juga sahabat Nabi
Muhammad yang banyak mendampinginya dalam peperangan. Dalam sejarah
perjuangan Islam, Umar bin Khattab adalah sosok yang hampir tak pernah
dilupakan karena merupakan seorang tokoh yang berhasil dalam
kepemimpinannya, terutama di bidang politik dan pemerintahan.
Umar bin Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab Ibn Abdul Al
Azis keturunan dari Bani Adi Ibn Ka’ab Ibn Luai. Ibunya adalah Hantamah Binti
Hasyim Ibn Al Mughirah dari Bani Mahzum Ibn Yaqazhah Ibn Murrah. Silsilahnya
bertemu dengan silsilah Nabi Muhammad pada Ka’ab Kakek Rasulullah yang
kesembilan. Maka ia termasuk keturunan bangsa Quraisy. Umar lahir pada tahun
ketiga belas setelah kelahiran Nabi Muhammad dan meninggal dunia pada tahun
644 M dibunuh ketika menjadi imam sholat (Fuad, 2016:34-35).
Pada mulanya Umar bin Khattab adalah musuh yang paling keras dan
menentang Rasulullah Saw dan pengikutnya. Tetapi mendadak ia memeluk agama
Islam dan berbalik menjadi pendukung yang gigih, dan selanjutnya menjadi
penasehat terdekat Nabi Muhammad sepanjang hidupnya. Selagi muda sebelum
masuk Islam, Umar telah dikenal di kalangan Quraisy memiliki kemampuan,
kelebihan, cerdas, dan kuat serta kemahirannya dalam seni sastra dan diplomasi.
Atas didikan orang tuanya yang keras (al kattab artinya tukang kayu ) dan disiplin.
Telah membentuk kepribadian yang tangguh dan fisik yang kuat. Ia juga dikenal
seorang atlet, pegulat, dan memiliki kemampuan keprajuritan yang luar biasa.
Salah satu karakter Umar yang menonjol dan terkenal adalah seorang yang
keras dan berani. Salah satu riwayat yang menggambarkan keberaniannya adalah
ketika hijrah ke Madinah. Sahabat-sahabat yang lain dan bahkan Nabi Muhammad
sendiri melakukannya dengan sembunyi-sembunyi untuk menghindari intaian
orang Quraisy. Tetapi Umar melakukannya dengan terang-terangan dan bahkan
menantang siapa saja yang menghalanginya.
Pada masa khalifah Umar bin Khattab negara Madinah adalah negara yang
mempunyai kekuatan yang besar dan mempunyai daerah yang luas dan
memperoleh kemajuan yang pesat hampir di segala bidang. ketika Umar ikut hijrah
bersama Nabi Muhammad saw, bersama-sama membentuk pemerintahan di
Madinah yang pada mulanya Rasulullah yang menjadi kepala negaranya. Setelah
Rasulullah wafat digantikan oleh Abu Bakar dan selanjutnya digantikan oleh Umar
bin Khattab atas penunjukan dari Abu Bakar.
Umar bin Khattab adalah tokoh besar utama dalam hal penyerbuan ke daerah
sekitarnya. Tanpa penaklukannya yang luas diragukan apakah Islam bisa tersebar
luas sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang ini. Perkembangan Islam setelah
hijrah Nabi Muhammad ke Madinah tidak hanya sebagai kekuatan agama, tetapi
telah bertambah kekuatannya sebagai kekuatan politik negara Islam dan semakin
menampakkan keberadaannya ketika dipimpin oleh Umar bin Khattab. Hal ini
terbukti bahwa perkembangan Islam (dalam arti luas) yang sangat menonjol dan
efektif adalah melalui futuhat (penaklukan) dan buka da’awat (berdakwah secara
damai).
Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang kekuasaan
dan politik. Gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh ditahun 635
M. dan setahun kemudian setelah tentara Bizantium kalah dipeperangan Yarmurk,
daerah suriah jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan adanya gelombang pertama
ekspansi kekuasaan Islam di bawah khalifah Umar bin Khattab telah meliputi selain
semenanjung Arabia, palestina, Suriah, Irak, Persia dan Mesir.
1. Bidang Kemiliteran
Karena perluasan daerah pada masa Umar bin Khattab terjadi sangat cepat,
ia segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah
berkembang terutama di Persia. Ia membagi daerah itu menjadi delapan propinsi,
yaitu Mekkah, Syam, Jazirah Basrah, Kufah, Mesir dan Palestina. Setiap propinsi
diperintah oleh seorang Gubernur atau wali. Pemerintahan pada setiap propinsi itu
diberi hak otonomi untuk mengurus daerahnya masing-masing. Namun tetap
tunduk kepada pemerintahan yang berpusat di Madinah.
3. Bidang Ekonomi
5. Bidang Pertanian
Utsman bin Affan bin Abu al-Ash bin Umayah bin Abd al-Syams bin Abd
al-Manaf bin Qushai. Lahir pada tahun kelima dari kelahiran Nabi Muhammad saw.
Utsman masuk Islam melalui Abu Bakar dan dinikahkan dengan putri Rasulullah
yaitu Rukaiyah. Utsman bin Affan selalu ikut dalam berbagai perang, kecuali
perang Badar. Pada saat perang Badar Utsman sibuk menemani dan merawat
istrinya, Rukaiyah yang sedang sakit sampai wafat dan dimakamkan pada hari
kemenagan kaum Muslimin. Kemudian Utsman dinikahkan Rasulullah dengan
putrinya yang bernama Ummu Kalsum, itulah sebabnya di digelari Dzunnurain
(Nasution, 2013:84).
Utsman bin Affan terkenal orang yang pandai menjaga kehormatan diri,
pemalu, lemah lembut, budiman, penyabar, dan banyak mendermakan harta pada
saat perang Tabuk atas ajakan Rasulullah. Utsman memberikan hartanya berupa
950 kuda dan bahan logistik ditambah uang sebanyak 1000 dinar. Utsman juga
sanggup membeli sumur dari seorang Yahudi seharga 20.000 dirham dan
disedekahkan kepada kaum muslimin.
Menurut (Nasution, 2013:85-86) Pertama, dari segi senioritas bila Ali bin
Abi Thalib diangkat menjadi khalifah tidak ada lagi kesempatan untuk Utsman
sesudahnya. Kedua, masyarakat telah jenuh dengan pola kepemimpinan Umar yang
serba disiplin dan keras bila Ali bin Abi Thalib diangkat dan terulang kembali.
Ketiga, menarik jabatan khalifah dari Ali sebagai keluarga Rasullulah jauh lebih
sulit dibandingkan dengan Utsman. Ali bin Abi Thalib dengan pendukungya turut
memberikan bai’at kepada Utsman.
3). Kebijakan Utsman bin Affan
Kedua, membubarkan dewan pengelola Baitul Mal yang dulu dibentuk pada
masa khalifah Umar bin Khattab. Kini badan itu dihapus sehingga pengelola Baitul
Mal langsung berada ditangan Khalifah. Akibatnya orang yang dulu mendapatkan
tunjangan negara, kini tidak ada lagi. Ketiga, tanah-tanah rampasan perang atau
ditinggalkan pemiliknya pada waktu perluasan wilayah dimasa khalifah Umar
dijadikan milik negara. Tanah tersebut diolah rakyat sehingga negara memperoleh
bagaian dari hasil tahah itu. Di masa Utsman tanah-tanah tersebut dijual belikan
sehingga banyak dari keluarga Bani Umayyah dan sahabat-sahabat tertentu hidup
mewah dan berkecukupan, sedangkan sangat banyak rakyat menjadi miskin karena
lahan kehidupan mereka terputus.
Dari tiga macam kebijakan yang dilakukan Utsman bin Affan yang
menimbulkan banyak kekecewaan dan kemarahan rakyat, terutama di wilayah
Kuffah, Basrah dan Mesir. Akhirnya mereka datang ke Madinah meminta Ali bin
Abi Thalib agar bersedia menjadi khalifah pengganti Utsman, tetapi ditolaknya.
Dalam perjalanan pulang, rakyat dari Mesir menangkap seseorang yang dicurigai
dan ternyata membawa surat yang hendak disampaikan kepada gubernur Mesir.
Surat tersebut mengatasnamakan khalifah Utsman, berisi perintah agar kaum
pemberontak dari Mesir, yaitu Muhammad bin Abu Bakar ditangkap dan dibunuh.
Akhirnya mereka Kembali ke Madinah membawa surat tersebut kepada Ustman,
tetapi Utsman menyangkalnya. Mereka meminta agar khalifah Utsman lengser dari
jabatannya. Para pemberontak mengepung rumah Utsman selama 40 hari dan
membunuh Utsman dalam Usia sekitar 82 tahun.
Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang popular dalam sejarah Islam karena
prestasi dan jasa-jasa yang diukirnya selama hayatnya. Kelebihan dan
keistimewaan Ali lebih menonjol dalam masalah keberanian dan kekuatan serta
keahliannya dalam memainkan pedang dan ilmu pengetahuannya. Hal ini terbukti
dengan adanya gelar yang disandang Ali di luar aspek politik, seperti julukan yang
diberikan kepadanya sebagai “Bab al-ilmi” (Pintunya ilmu) karena kekuasaan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya, gelar “Asadullah” (karena keberaniannya dan
ketangguhannya dan kepiawaiannya dalam memainkan pedang).
Nama lengkapnya adalah Abi bin Abi Thalib bin Abdul MuThalib bin
Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Khilab Al-Quraisyi. Dilahirkan di Makkah
10 tahun sebelum kerasulan Muhammad, dan ibunya bernama Fatimah binti Asad
bin Abdul Manaf. Yang menarik tentang Ali adalah orang yang pertama dari Bani
Hasyim. Karena itulah terkumpul padanya sifat-sifat mulia Bani Hasyim, seperti
kecerdasan, kemurahan, keberanian, dan kewibawaan (Fuad, 2016: 66).
Ali adalah saudara sepupu Nabi Muhammad dan pamannya Abi Thalib. Ali
pernah hidup bersama Nabi Muhammad sebagai rasa terima kasih beliau kepada
pamannya Abi Thalib yang telah merawat Nabi Muhammad setelah kakeknya
meninggal dunia. Nabi Muhammad mendidik dan memelihara Ali dengan penuh
kasih sayang sebagaimana merawat anaknya sendiri. Hidup bersama Nabi
Muhammad serta mendapat bimbingan darinya memberikan pengaruh yang sangat
baik terhadap tingkah laku dan kepribadian Ali bin Abi Thalib serta merupakan
orang pertama beriman kepada ajaran Rasululah dari golongan anak-anak dan
remaja. Ali beriman sehari setelah kerasulan Nabi Muhammad, sewaktu ia berusia
9 tahun.
Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah, ketika kaum pemberontak
menguasai Madinah dan orang-orang Bani Umayyah banyak meninggalkan ibu
kota tersebut. Kaum pemberotak mendesak Ali supaya bersedia diangkat menjadi
khalifah, tetapi Ali menolaknya. Ali menegaskan bahwa masalah itu bukan urusan
mereka, tetapi urusan para pejuang perang Badar. Karena di tolak oleh Ali, mereka
kemudian meminta kesediaan Sa’ad bin Abi Waqqas dan Abdurrahman bin Auf,
tetapi masing-masing juga menolak (Nasution, 2013:91).
Setelah Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah, dia mengambil dua
kebijakan. Menurut (Nasution, 2013: 93) Pertama, memecat gubernur yang
diangkat oleh Utsman termasuk Muawiyyah yang sudah menjadi gubernur Syam
sejak khalifah Umar bin Khattab. Kedua, mengambil Kembali tanah-tanah negara
yang sudah diperjual belikan oleh khalifah Utsman bin Affan. Banyak pendukung
dan penasehat Ali serta kerabatnya menasehatinya ditengah ketidak stabilan politik,
namun Ali tidak memperdulikannya. Akibat dari Tindakan Ali tersebut, dia
kehilangan dukungan dari para sahabat karibnya seperti Abdullah bin Abbas
apalagi dengan Muawiyah tentu akan memusuhinya.
Konfilk khalifah Ali yang paling lama adalah dengan Muawiyah. Riwayat
singkat Muawiyah dapat dikatakan bahwa dia sebagai keturunan bani Umayyah
masih satu keturunan dengan Utsman bin Affan. Sehingga yang paling patut
menuntut dan membela atas kematian khalifah Utsman adalah Muawiyah.
Penduduk Syam dan Muawiyah menuduh Ali ikut terlibat dalam peristiwa
pembunuhan khalifah Utsman. Mereka meminta pertanggung jawaban Ali terhadap
peristiwa tersebut dan mengajukannya kepengadilan.
Ali bin Abi Thalib tidak dapat memenuhi permintaan yang diajukan,
sehingga Ali tidak di bai’at ketika menjadi khalifah. Di sisi yang lain, Ali
memandang Muawiyah sebagai seorang pembangkang yang harus diperangi. Oleh
karena itu, Ali bersama 50.000 orang tentara berangkat menuju Utara dan di suatu
tempat bernama Shiffin. Di sebelah Barat sungai Eufrat bertemu dengan pasukan
Muawiyah sebanyak 80.000 orang.
Untuk kedua kalinya Ali tetap berkeinginan untuk tidak berperang. Oleh
karena itu, Ali mengutus delegasi menemui Muawiyah meminta supaya mereka
membai’atnya sebagai khalifah. Tetapi Muawiyah tidak memperdulukannya,
sehingga tidak ada alternative kecuali memerangi Muawiyah. Maka perangpun
terjadi dalam beberapa hari. Ali berhasil membangkitkan semangat pasukannya
sehingga perang dapat tercapai. Muawiyah yang cemas melihat situasi tersebut,
akhirnya mengutus Amr bin Ash untuk melakukan siasat dengan membawa Mushaf
(kitab Al-Qur’an) supaya diangkat dengan tombak ke atas. Melihat situasi tersebut
Ali, terpaksa mengalah dan mengumumkan peperangan dihentikan. Perselisihan
tersebut diselesaikan melalui arbitrase sehingga dalam perististiwa itu, Ali
mendapat kencaman dari pengikutnya.
c. Peristiwa Tahkim
Agenda pertama, Amr bin Ash berhasil menyakinkan Abu Musa bahwa
Utsman terbunuh secara Dzalim. Oleh karena itu Muawiyah adalah orang yan
pailing pantas menunutut belas atas kematian khalifah Utsman. Agenda kedua, ide
yang dikemukakan Abu Musa ialah menghentikan pemerintahan Ali dan Muawiyah
dari jabatan masing-masing dan kemudian diserahkan kepada kaum muslimin untuk
mencari penggantinya. Usul tersebut disetujui oleh Amr bin Ash.
Khawarij bukan hanya keluar dari barisan Ali, bahkan menyusun kekuatan
untuk melawan Ali, mereka berkumpul di Harura setelah Ali kembali dari Siffin.
Kaum Khawarij dipimpin oleh Abdullah Ibnu Wahab al Resibi. Sementara Ali
mempersiapkan pasukan untuk menghadapi Mu’awiyah di Siria, kaum Khawarij
memberontak melawan Ali di Nehrawan. Tentu Ali berusaha menumpas
pemberontakan Khawarij terlebih dahulu, Ali menyerang kamp perkemahan
mereka di Nehrawan dan hampir saja mengalahkan mereka. Sebagian dari mereka
melarikan diri dan terus bangkit lagi dengan nama lain. Mereka selalu menjadi
penghalang di dalam tubuh pemerintahan khalifah sampai masa Abbasiyah.
Sementara pasukan Ali melawan kaum Khawarij, Mu’awiyah mengirim
pasukannya dari Syiria dengan dipimpin Amr bin Ash untuk merebut Mesir.
Gubernur Mesir yang diangkat Ali berhasil digulingkan oleh pasukan Amru bin
Ash dan akhirnya Mesir berada di bawah kekuasaan Mu’awiyah pada bulan Juli
658 M. dan Amr bin Ash sebagai gubernurnya (Fuad, 2016:77).
Di samping itu kaum Khawarij secara diam-diam telah konspirasi untuk
membunuh ketiganya pada hari dan waktu yang sama yaitu 17 Ramadhan 40 H/24
Januari 661 M. Abdurrahman bin Muljam diutus membunuh khalifah Ali di Kufah,
Amr bin Bakar at Tamimi berangkat ke Mesir untuk membunuh Amr bin Ash dan
Al Bakar bin Abdullah Al Tamimi pergi ke Syiria untuk membunuh Mu’awiyah.
Diantara itu, hanya Abdurrahman yang berhasil membunuh Ali bin Abi Thalib pada
pagi hari Jum’at ketika Ali sedang menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat
Shubuh. Atas peristiwa tersebut maka berakhirlah masa pemerintahan Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah.
KESIMPULAN
Nabi Muhammad saw. adalah manusia yang telah dipilih Allah swt. Untuk
menjadi pemimpin dari sekian bani Adam baik di dunia maupun di akhirat. Garis
keturunannya berasal dari Bani Hasyim yang merupakn suku terpandang
dikalangan masyarakat Quraisy. Dalam kehidupannya, beliau menjalankan hidup
sebagai pedagang. Melalui wahyu, Nabi Muhammad ditugaskan untuk menjalani
misi dakwah dan penyebaran ajaran Islam kepada seluruh umatnya, agar terhindar
dari penyelewangan dan ketidakbenaran tentang jalan hidup mereka.
1. Persaingan berebut kekuasaan. Mereka tidak mau tunduk pada Nabi Muhammad
yang mengakibatkan mereka kehilangan kekuasaan mereka.
2. Persamaan hak dan derajat yang dibawa Islam dipandang tidak pantas. Karena
kaum Quraisy membanggakan diri mereka dari pada suku-suku Arab lainnya.
Terlebih mereka tidak mau disamakan derajatnya dengan budak-budak mereka.
1. Bermula dari rombongan dari Yastrib ke Mekah yang tertarik dengan Nabi
Muhammad saw dan melakukan baiat kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Nabi Muhamamd saw membangun dasar-dasar Madinah sebagai negara kota dan
juga sebagai pusat pengembangan Islam.
3.Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin di Madinah sudah bisa membangun
pasukan perang.
4. Masa Umar bin Khattab, berhasil memperlua wilayah dan menguasai Jerussalem,
Mesir dan Persia.
5. Masa Utsman bin Affan Usman banyak struktur pemerintahan yang diduduki
oleh pengankatan keluarganya sendiri sehingga menuai protes masyarkat yang
puncaknya adalah pembunuhan terhadap Utsman.
6. Masa Ali bin Abi Thalib di warnai dengan kondisi politik yang tidak stabil. Pada
masanya, Ali tidak bisa melakukan ekspansi karena banyak masalah internal
yang puncaknya adalah pembunuhan terhadap dirinya.
REFERENSI
Fuad, Zakki .AH. 2016. Sejarah Peradaban Islam (Paradigma Teks, Refleksi, dan
Filosofis. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Tersedia di
http://digilib.uinsby.ac.id/20102/1/Buku%20Ajar%20Sejarah%20Perdaban%20Islam%20
Tarbiyah.pdf Tanggal 10-03-2020 pada pukul 15.49
Tersedia di
https://www.academia.edu/32068494/MUHAMMAD_DAN_TRANSFORMASI_MASYARA
KAT_ARAB Tanggal 11-03-2020 pada pukul 18.38
Yahya, Kurnia. 2019. Penyebaran Pengaruh Islam di Timur Tengah dan Afrika
Utara: Studi Geobudaya dan Geopolitik. Ponorogo Madiun: Universitas
Darussalam Gontor.
Tersedia di
https://www.researchgate.net/publication/333975124_Pengaruh_Penyebaran_Islam_di
_Timur_Tengah_dan_Afrika_Utara_Studi_Geobudaya_dan_Geopolitik Tanggal 19-03-
2020 pada pukul 20.23
Yamin, Muhammad. 2017. Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw.
Medan: Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah Medan.
Tersedia di
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ihya/article/view/705 Tanggal 19-03-2020 pada
pukul 20.53
Setiawan, Fajar dan Efendi Dwijaya. 2018. Periode Khulafaur Rasyidin (632-661
M). Pekan Baru: Universitas Negeri Islam Sultan Syarif Kasim Riau.
Tersedia di
https://www.academia.edu/38727987/SEJARAH_PERADABAN_ISLAM_PERIODE_KHULA
FAUR_RASYIDIN_632-661_M Tanggal 19-03-2020 pada pukul 21.20