ISSN 1907-1507
ISSN : 1907-1507
Penyunting :
Dr. Ir. Anna Astrid, MSi.
Rhendy Kencana Putra, S.Si., M.AppStat.
Ir. Roch Widaningsih, MSi.
Naskah :
Ir. Vera Junita Siagian
Design Sampul :
Suyati
Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
2020
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.
Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook
Komoditi Peternakan.
Publikasi Outlook Telur Ayam Ras Tahun 2020 menyajikan keragaan data
series komoditi telurayam ras secara nasional dan dunia selama 10-30 tahun
terakhir serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan
permintaan dari Tahun 2020 sampai dengan Tahun 2024.
Publikasi ini disajikan dalam bentuk buku dan dapat dengan mudah
diperoleh atau diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian Pertanian yaitu
http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 12. Negara-negara Eksportir telur ayam ras Tahun 2014-2018 ...... 51
Lampiran 13. Negara-negara Importir telur ayam ras Tahun 2014-2018 ...... 61
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I. PENDAHULUAN
masih mengikuti “pola hari raya”. Apabila menjelang hari raya, permintaan telur
ayam ras naik sehingga mengakibatkan harga pasar naik. Apabila kenaikan harga
tersebut berjalan cukup lama maka peternak tertarik untuk memproduksikan telur
lebih banyak,sehingga menyebabkan penawaran telur lebih tinggi dan harga
menjadi turun. Maka hal inilah yang menyebabkan harga telur hingga kini masih
turun naik mengikuti pola hari raya (Rasyaf, 1996).
Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditi telur ayam ras dalam
mendukung sektor pertanian di Indonesia, maka diperlukan informasi tentang
perkembangan telur ayam ras di Indonesia dan dunia yang dilengkapi dengan
proyeksi produksi dan konsumsi untuk beberapa tahun ke depan.
1.1. TUJUAN
Tujuan penyusunan Outlook Telur Ayam Ras adalah untuk memberikan
informasi tentang perkembangan telur ayam ras di Indonesia dan dunia serta
proyeksi produksi dan konsumsi sampai tahun 2024.
dimana :
Y = Peubah respons/tak bebas
Xn = Peubah penjelas/bebas
N = 1,2,…
b0 = nilai konstanta
bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk
peubah xn
= sisaan
Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis produksi dilakukan
berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-peubah
bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian
maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan model analisis
trend (trend analysis) atau model pemulusan eksponensial berganda (double
exponential smoothing).
a. MAPE
Model time series masih tetap digunakan untuk melakukan
peramalan terhadap variabel-variabel bebas yang terdapat dalam
model rgresi berganda. Untuk model time series baik analisis trend
maupun pemulusan eksponensial berganda (double exponential
smoothing), ukuran kelayakan model berdasarkan nilai kesalahan
dengan menggunakan statistik MAPE (mean absolute percentage
error) atau kesalahan persentase absolut rata-rata yang
diformulasikan sebagai berikut:
Dimana :
Xt adalah data aktual
Ft adalah nilai ramalan.
Semakin kecil nilai MAPE maka model time series yang diperoleh
semakin baik.
Untuk model regresi berganda kelayakan model diuji dari nilai
F hitung (pada Tabel Anova), nilai koefisien regresi menggunakan
Uji–t, uji kenormalan sisaan, dan plot nilai sisaan terhadap dugaan.
b. R2
R2 merupakan angka yang berkisar antara 0 sampai 1 yang
mengindikasikan besarnya kombinasi variabel independen secara
bersama–sama mempengaruhi nilai variabel dependen. Semakin
mendekati angka satu, model yang dikeluarkan oleh regresi tersebut
akan semakin baik. Secara manual, R2 merupakan rumus pembagian
antara Sum Squared Regression dengan Sum Squared Total.
c. R 2 Adjusted
Guna melengkapi kelemahan R2 tersebut, kita bisa
2 2
menggunakan R adjusted. Pada R adjusted ini sudah
mempertimbangkan jumlah sample data dan jumlah variabel yang
digunakan.
Keterangan:
n : jumlah observasi
p : jumlah variabel
MSE : Mean Squared Error
SST : Sum Squared Total
SSE : Sum Squared Error
2
R adjusted akan menghitung setiap penambahan variabel dan
mengestimasi nilai R2 dari penambahan variabel tersebut. Apabila
penambahan pola baru tersebut ternyata memperbaiki model hasil
regresi lebih baik dari pada estimasi, maka penambahan variabel
tersebut akan meningkatkan nilai R2 adjusted. Namun, jika pola
baru dari penambahan varaibel tersebut menunjukkan hasil yang
kurang dari estimasinya, maka R2 adjusted akan berkurang nilainya.
d). R2 PREDICTED
Salah satu tujuan untuk meregresikan variabel independen dengan
variabel dependen adalah membuat rumus dan menggunakannya untuk
melakukan prediksi dengan nilai nilai tertentu dari variabel
independennya. Jika ingin melakukan prediksi nilai Y, maka seharusnya
melihat nilai dari R2 predicted.
R2 predicted mengindikasikan seberapa baik mdel tersebut untuk
melakukan prediksi dari observasi yang baru.
Rumus R2 Predicted
(000 ekor)
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
2017 2018 2019 2020
Dari sisi kontribusi, populasi ayam ras di Jawa selama periode tahun 1980-
2016 memberikan kontribusi sebesar 51,40% dan Luar Jawa sebesar 48,60%.
Kemudian pada periode 2017-2020, Pulau Jawa tetap mendominasi akan tetapi
kontribusinya lebih tinggi jika dibandingkan periode sebelumnya yaitu sebesar
63,29% dan Luar Jawa hanya memberikan kontribusi 36,71% terhadap total populasi
ayam Indonesia. Pada tahun 2017-2020 populasi ayam ras petelur di Pulau Jawa
sebanyak 674,52 juta ekor sementara populasi diluar Pulau Jawa sebanyak 391,29
juta ekor. Secara rinci perkembangan populasi ayam ras di Pulau Jawa, Luar Pulau
Jawa dan Indonesia disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kontribusi Populasi Ayam Ras Petelur di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa
Populasi (000 ekor)
Tahun
Pulau Jawa Luar Pulau Jawa Indonesia
Pertumbuhan (%)
1980-2016 1.560.849 1.475.833 3.036.682
2017-2020 674.516 391.287 1.065.803
Kontribusi (%)
1980-2016 51,40 48,60 100,00
2017-2020 63,29 36,71 100,00
Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Keterangan : Tahun 1990-2016 bersumber dari laporan dinas yang
membidangi fungsi peternakan dan Kesehatan Hewan
: Tahun 2017-2020 bersumber dari data yang diolah
berdasarkan hasil laporan perusahaan secara on line
: Tahun 2020 Angka Sementara
(000 ton)
5,500
5,000
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
2017 2018 2019 2020
Jawa Luar Jawa Indonesia
Dari sisi kontribusi, produksi telur ayam ras di Jawa selama periode
tahun 1980-2016 memberikan kontribusi sebesar 58,67% dan Luar Pulau Jawa
sebesar 39,48%. Kemudian pada periode 2017-2020, Pulau Jawa tetap
mendominasi akan tetapi kontribusinya lebih tinggi jika dibandingkan periode
sebelumnya yaitu sebesar 63,28% dan Luar Pulau Jawa memberikan kontribusi
sebesar 36,72% terhadap total produksi telur ayam ras Indonesia. Pada periode
tahun 1980-2016 produksi ayam ras di Pulau Jawa sebanyak 11,47 juta ton dan
luar Pulau Jawa sebanyak 7,72 juta ton. Pada periode tahun 2017-2020,
produksi telur di Pulau Jawa sebanyak 12,09 juta ton dan luar Pulau Jawa
sebanyak 7,02 juta ton (Tabel 3.2)
Tabel 3.2. Kontribusi Produksi Telur Ayam Ras di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa
Produksi
Tahun
Pulau Jawa Luar Pulau Jawa Indonesia
Pertumbuhan (%)
1980-2016 11.471.351 7.719.048 19.553.069
2017-2020 12.098.441 7.020.291 19.118.732
Kontribusi (%)
1980-2016 58,67 39,48 100,00
2017-2020 63,28 36,72 100,00
Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Keterangan : Tahun 1990-2016 bersumber dari laporan dinas yang
membidangi fungsi peternakan dan Kesehatan Hewan
: Tahun 2017-2020 bersumber dari data yang diolah
berdasarkan hasil laporan perusahaan secara on line
: Tahun 2020 Angka Sementara
Ja wa Barat Ja wa Tengah
12,89% 11,23% Suma tera Utara
9,93%
Ja wa Timur
32,55%
Suma tera Barat
5,06%
Prov. La i nnya
16,33% Ba nten
4,77%
Jawa Tengah
Jawa Barat 11,23% Sumatera Utara
12,88% 9,94%
Jawa Timur
Sumatera Barat
32,56%
5,07%
Banten
Prov. Lainnya 4,77%
16,30%
Sulawesi
Selatan
3,61%
Bali
3,66%
(Rp/Kg)
28.000
27.000
26.000
25.000
24.000
23.000
22.000
21.000
20.000
Gambar 3.5. Perkembangan Harga Telur Ayam Ras, Tahun 2018-Nopember 2020
(kg/ka p/th)
7,00
6,80
6,60
6,40
6,20
6,00
5,80
5,60
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
'04071919 Telur dipupuk untuk inkubasi, bebek, bukan untuk pembiakan 1,738 1,88936
Dari table 3.3 terlihat bahwa telur yang paling banyak di ekspor tahun 2019
adalah telur dipupuk untuk inkubasi dari unggas spesies gallus domestikcus bukan
untuk pembiakan dengan Kd HS 04071190 sebanyak 166,71 ton atau 94,84% dari
total volume ekspor telur unggas dengan nilai U$ 1.763,21 ribu. Sementara untuk
impor telur unggas tahun 2019 terdiri dari 7 KD HS yaitu sebagai berikut:
Dari table 3.4 terlihat bahwa telur yang paling banyak di impor adalah dalam
bentuk selain kuning telur dikeringkan dengan KD HS 4089100 sebanyak 1.103,96
ton atau 57,18% dari total volume impor telur unggas dengan nilai U$ 5.344,28 ribu.
Jika dilihat perkembangan volume dan nilai telur unggas tahun 2010 sampai
2019 sangat fluktiatif dan cenderung meningkat. Secara umum, volume ekspor
telur unggas lebih rendah dibandingkan volume impornya dengan rata-rata
pertumbuhan ekspornya sebesar 1.507,19% per tahun, sedangkan rata-rata
pertumbuhan volume impor sebesar 5,29% per tahun. Perkembangan ekspor impor
telur unggas tahun 2010-2019 disajikan pada Gambar 3.7 dan Lampiran 7.
(Ton)
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(000 US$)
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
-5.000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-10.000
-15.000
-20.000
-25.000
(ton)
167
180
160
140
120
100
80
60
40
6 2 2
20
0
Myenmark Singapur Hongkong Taiwan
Gambar 3.9. Negara Tujuan Ekspor Telur Unggas Indonesia, Tahun 2019
(ton)
1.166
1.200
1.000
800 659
600
400
200 48 20 38
0
India Ukraina Italia Denmrk Lainnya
(000 ton)
78.000
76.000
74.000
72.000
70.000
68.000
66.000
64.000
62.000
60.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Berdasarkan data rata-rata produksi tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
terlihat bahwa produksi telur ayam ras dunia hampir tersebar di setiap negara di
dunia. Sepuluh sentra produksi telur ayam ras dunia, dimana kesepuluh negara
tersebut memberikan kontribusi sebesar 67,05% terhadap dunia. Cina merupakan
negara produsen telur ayam ras terbesar pada periode tahun 2014-2018 dengan
rata-rata produksi sebesar 26,05 juta ton per tahun dan memberikan kontribusi
sebesar 35,35% terhadap produksi telur dunia (Gambar 4.2.). USA merupakan
negara produsen ke dua dengan rata-rata produksi sebesar 6,11 juta ton per tahun
dan memberikan kontribusi sebesar 8,29% terhadap dunia. Negara berikutnya
adalah India, Mexico, Jepang, Russia dan Brazil dengan rata-rata produksi sebesar
4,62 juta ton, 2,72 juta ton, 2,56 juta ton, 2,41 juta ton dan 2,40 juta ton.
Indonesia menduduki peringkat ke-8 dengan rata-rata produksi sebesar 1,45 juta
ton per tahun dan memberikan kontribusi sebesar 1,97% terhadap total produksi
telur dunia. Sentra produksi telur ayam ras dunia selengkapnya disajikan pada
Lampiran 12
USA
8,29%
Chi na
35,35%
India
6,26%
Mexi co
La i nnya 3,69%
32,95%
Jepa ng
3,48%
Rus is
3,27%
Turki Bra zi l
Indonesia
1,47% 3,26%
1,97%
Pada periode tahun 2014-2018, ada Sembilan negara eksportir telur ayam
ras dunia, dimana kesembilan negara tersebut memberikan kontribusi sebesar
72,63% terhadap dunia. Belanda merupakan negara eksportir telur ayam ras
terbesar pada periode tahun 2014-2018 dengan rata-rata ekspor sebesar 673 ribu
ton per tahun dan memberikan kontribusi sebesar 18,64% terhadap ekspor telur
ayam ras dunia (Gambar 4.3.). USA merupakan negara eksportir ke dua dengan
rata-rata ekspor sebesar 430 ribu ton per tahun dan memberikan kontribusi sebesar
11,93% terhadap dunia. Negara berikutnya adalah Turki, Polandia, Jerman, Belgia,
Cina, Spanyol dan Malaysia dengan rata-rata ekspor sebesar 9,81 ribu ton, 8,02 ribu
ton, 7,97 ribu ton, 4,59 ribu ton, 4,09 ribu ton, 3,88 ribu ton dan 3,44 ribu ton.
Indonesia menduduki peringkat ke-71 dengan rata-rata ekspor sebesar 596 ribu
ton per tahun dan memberikan kontribusi hanya sebesar 0,02% terhadap total
ekpor telur dunia. Negara ekspor telur ayam ras dunia selengkapnya disajikan pada
Lampiran 13
Turki
9,81%
Polandia
USA 8,02%
11,93%
Belanda Jerman
18,64% 7,97%
Lainnya
27,63% Belgia
4,59%
China
4,09%
Malasia Spanyol
3,88%
3,44%
Gambar 4.3. Negara Ekspor Telur Ayam Ras Dunia Tahun 2014-2018
Negara importir telur ayam ras juga tersebar hamper disemua negara.
Sembilan negara importir terbesar dunia, dimana kesembilan negara tersebut
memberikan kontribusi sebesar 62,60% terhadap dunia. Jerman merupakan negara
importir telur ayam ras terbesar pada periode tahun 2014-2018 dengan rata-rata
impor sebesar 660 ribu ton per tahun dan memberikan kontribusi sebesar 17,88%
terhadap impor telur dunia (Gambar 4.4.). Irak merupakan negara impor ke dua
dengan rata-rata impor sebesar 411ribu ton per tahun dan memberikan kontribusi
sebesar 11,12% terhadap dunia. Negara berikutnya adalah Belanda, Rusis, Meksiko,
Singapur dan Kana dengan rata-rata impor sebesar 411 ribu ton, 306 ribu ton, 224
ribu ton, 183 ribu ton, 173 ribu ton, 123 ribu ton dan 108 ribu ton. Indonesia
menduduki peringkat ke-173 dengan rata-rata produksi sebesar 83 ribu ton per
tahun, sementara negara lain berkontribusi 37,40% tiap tahun. Negara imortir telur
yam ras selengkapnya disajikan pada Lampiran 14
Bel anda
8,29%
Jerma n Ira k
17,88% 11,12%
Rus ia
6,06%
La i nnya Ci na
37,40% 4,97%
Meks iko
4,69%
Bel gia
3,34%
Si ngapura
Ka na da
3,33%
2,92%
Gambar 4.4. Negara Importir Telur Ayam Ras Dunia Tahun 2014-2018
Pada analisis ini, perhitungan produksi telur ayam ras dihitung dari populasi
ayam ras umur 19-92 minggu. Dimana dari 1000 ekor ayam ras akan menghasilkan
telur sebanyak 814 butir per hari. Untuk memproyeksi populasi ayam ras petelur,
maka model proyeksi adalah model regresi linier berganda dan model univariate.
Setelah dilakukan penelusuran model, maka model terbaik adalah populasi
ayam ras dipengaruhi oleh variable populasi ayam ras periode sebelumnya (t-1) dan
konsumsi. Model konsumsi menggunakan model univariate dengan Double
Exponensial Smooting (pemulusan eksponensial berganda). Series data yang
digunakan adalah series tahun1983 sampai dengan 2019. Hasil model regresi
populasi ayam ras sebagai berikut:
Populasi Pertumbuhan
Tahun
(000 ekor) (%)
2020 281.108
Proyeksi konsumsi telur ayam ras Indonesia bersumber dari SUSENAS BPS
tahun 1987-2017 kemudian tahun 2018 bersumber dari hasil rakornis Kemenko 16
April 2018 . Dengan menggunakan model analisis trend (trend analysis) dengan
model pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing) diperoleh
nilai MAPE sebesar 6,54 artinya untuk hasil peramalan memiliki bias 6,54% dari nilai
sebenarnya (riil). Hasil proyeksi konsumsi per kapita telur ayam ras setelah
disetarakan dengan data dari Survei Bahan Pokok (Bapok) kemudian dikalikan
dengan data proyeksi jumlah penduduk yang bersumber dari BPS diperolah konsumsi
nasional. Konsumsi per kapita dan konsumsi nasional telur ayam ras tahun 2020-
2024 disajikan pada Tabel 5.2.
Konsumsi nasional telur ayam ras tahun 2020 sebesar 4,94 juta ton kemudian
tahun 2021 naik sebesar 1,65% menjadi 5,02 juta ton. Tahun 2022, konsumsi
nasional telur ayam ras diperkirakan sebesar 5,18 juta ton dan terus meningkan
hingga tahun 2024 menjadi sebesar 5,48 juta ton.
Telur ayam ras diperkirakan akan mengalami surplus dari tahun 2020-2024,
dimana pada tahun 2020 diperkirakan surplus 97,17 ribu ton, tahun 2021 surplus
156,92 ribu ton, tahun 2022 surplus 110,22 ribu ton dan tahun 2023 surplus 70,28
ribu ton dan tahun 2024 surplus 35,67 ribu ton. Walaupun telur ayam ras surplus
setiap tahun, akan tetapi rata-rata pertumbuhannya mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional, Pengeluaran Untuk
Konsumsi Penduduk Indonesia 2007-2012. Buku I. Jakarta.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi.
Dian Rakyat. Jakarta.
Lampiran
Produksi (ton)
Tahun
Pertumb. Pertumb. Pertumb.
Jawa Luar Jawa Indonesia
(%) (%) (%)
1990 136.730 82.470 279.720
1991 149.870 9,61 103.640 25,67 303.690 8,57
1992 166.350 11,00 109.600 5,75 350.730 15,49
1993 165.110 -0,75 113.830 3,86 354.540 1,09
1994 196.770 19,18 124.940 9,76 423.300 19,39
1995 319.745 62,50 137.052 9,69 456.797 7,91
1996 349.665 9,36 150.754 10,00 500.419 9,55
1997 331.898 -5,08 151.041 0,19 482.939 -3,49
1998 158.115 -52,36 108.560 -28,13 266.675 -44,78
1999 171.425 8,42 185.780 71,13 357.205 33,95
2000 288.229 68,14 214.753 15,60 502.982 40,81
2001 298.940 3,72 238.855 11,22 537.795 6,92
2002 323.229 8,13 291.181 21,91 614.410 14,25
2003 326.124 0,90 285.412 -1,98 611.536 -0,47
2004 439.693 34,82 322.349 12,94 762.042 24,61
2005 414.624 -5,70 266.523 -17,32 681.147 -10,62
2006 557.583 34,48 259.251 -2,73 816.834 19,92
2007 631.201 13,20 312.935 20,71 944.136 15,58
2008 611.676 -3,09 344.323 10,03 955.999 1,26
2009 538.790 -11,92 370.729 7,67 909.519 -4,86
2010 552.769 2,59 392.866 5,97 945.635 3,97
2011 615.329 11,32 412.516 5,00 1.027.845 8,69
2012 656.151 6,63 483.795 17,28 1.139.946 10,91
2013 700.886 6,82 523.514 8,21 1.224.400 7,41
2014 684.299 -2,37 560.013 6,97 1.244.312 1,63
2015 799.603 16,85 573.226 2,36 1.372.829 10,33
2016 886.547 10,87 599.141 4,52 1.485.688 8,22
2017 3.118.164 251,72 1.514.670 152,81 4.632.834 211,83
2018 3.068.244 -1,60 1.619.877 6,95 4.688.121 1,19
2019 2.868.217 -6,52 1.885.165 16,38 4.753.382 1,39
Konsumsi Telur
Tahun Ayam Ras Pertumb.
(Kg/kap/th) (%)
1987 2,55
1988 2,55 0,00
1989 2,55 0,00
1990 2,55 0,00
1991 2,79 9,64
1992 3,06 9,64
1993 3,29 7,25
1994 3,56 8,47
1995 3,86 8,47
1996 4,12 6,59
1997 3,68 -10,55
1998 3,30 -10,55
1999 2,82 -14,57
2000 3,41 20,99
2001 4,12 20,99
2002 4,59 11,33
2003 4,48 -2,27
2004 4,80 6,98
2005 5,16 7,61
2006 5,06 -2,02
2007 6,10 20,62
2008 5,79 -5,13
2009 5,84 0,90
2010 6,73 15,18
2011 6,62 -1,55
2012 6,52 -1,57
2013 6,15 -5,60
2014 6,31 2,54
2015 6,09 -3,47
2016 6,24 2,40
2017 6,65 6,60
2018 6,78 1,96
2019 6,74 -0,62
Rata-rata pertumbuhan
1987-2019 3,44
2010-2019 0,08
Sumber : Sus ena s , BPS
Sumber : BPS
Lampiran 10. Perkembangan Produksi Telur Ayam Ras, Tahun 2010 – 2018
Produksi Pertumbuhan
Tahun
(000 Ton) (%)
2010 64.234
Lampiran 11. Sentra Produksi Telur Ayam Ras, Tahun 2014 – 2018
Produksi (ton) Share Share Kumulatif
No Negara
2014 2015 2016 2017 2018 Rata-rata (%) (%)
Lampiran 12. Negara Eksportir Telur Ayam Ras, Tahun 2014 – 2018
Volume Ekspor (000 ton) Share
Share
No Negara Eksportir Kumulatif
(%)
2014 2015 2016 2017 2018 Rata-rata (%)
Lampiran 13. Negara Importir Telur Ayam Ras, Tahun 2014 – 2018
Volume Ekspor (000 ton) Share
Share
No Negara Kumulatif
2014 2015 2016 2017 2018 Rata-rata (%)
(%)
1 Jerman 667 603 634 665 734 660 17,88 17,88
2 Irak 514 337 330 439 433 411 11,12 29,00
3 Belanda 318 252 234 338 389 306 8,29 37,29
4 Rusia 286 256 195 174 208 224 6,06 43,35
5 Cina 187 182 168 174 207 183 4,97 48,32
6 Meksiko 175 181 168 169 173 173 4,69 53,00
7 Belgia 105 106 113 147 146 123 3,34 56,34