LTA Jeki Maleo BAB 1-3 Revisi
LTA Jeki Maleo BAB 1-3 Revisi
Disusun Oleh :
JEKI
AOA0180861
Malang,…/…2020
Jeki
NIM: AOA0180861
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas limpahan Rahmat-Nya yang berupa kesehatan dan kesempatan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir ini sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan. Proposal Laporan Tugas Akhir ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma III Keperawatan STIKes Kendedes Malang
dengan judul :“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Deengan
Resiko Defisit Nutrisi”. Dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir
ini peneliti banyak mendapatkan hambatan namun berkat bimbingan dari
para pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan kesempatannya
terhadap peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Laporan
Tugas Akhir ini. Untuk itu dengan selesainya Proposal Laporan Tugas
Akhir Ini, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih, kepada yang
terhormat :
1. Dr. Muljohadi Sungkono, Sp.OG (K), selaku Pembina Yayasan
STIKes Kendedes Malang yang telah memberikan saya kesempatan
uantuk menuntuk Ilmu di STIKes Kendedes Malang.
2. Dr. Endah Puspitorini, MsCH, DTMPH, selaku PLH Ketua Yayasan
STIKes Kendedes Malang
3. Edi Murwani, Amd.keb., S.Pd.,MMRS, selaku Ketua STIKes
Kendedes Malang
4. Ns.Chinthia Kartikaningtias,S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program
Studi Diploma III Keperawatan STIKes Kendedes Malang.
5. Ns. Luluk Nur Aini, S.,Kep.,M.Kep, selaku ketua panitia ujian
proposal laporan tugas akhir.
6. Ns. Siti Kholifah, S.Kep.,M.,Kep, selaku pembimbing I (Satu) yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga terselesainya
proposal studi kasus ini.
7. Ns.Chinthia Kartikaningtias,S.Kep.,M.Kep, selaku pembimbing II
(Dua) yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga
terselesainya proposal studi kasus ini.
8. Tim doseen pengajar di program studi Diploma III keperawatan
kendedes malang,terimakasih atas ilmu yang diberikan pada saya
sehingga saya tahu tentang banyak hal.
9. Orang tua yang selalau memberikan Do’a serta dukungan agar
terlesainya proposal studi kasus ini.
10. Serta teman-teman yang selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan proposal laporan tugas akhir.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................V
DAFTAR BAGAN...................................................................................Vi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1. Latar Belakang .................................................................................1
1.2. Batasan Masalah..............................................................................2
1.3. Rumusan Masalah ..........................................................................3
1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................4
1.4.1. Tujuan Umum.............................................................................4
1.4.2. Tujuan Khusus............................................................................4
1.5. Manfaat Peneliti ..............................................................................5
1.5.1. Manfaat Teoritis...................................... ..................................5
1.5.2. Manfaat Pralktis .......................................................................5
Halaman
Halaman
Kasus gastritis bukanlah hal yang baru di tahun ini, karena gastritis
menyerang orang dewasa maupun anak-anak bahkan juga lansia. Masyarakat
Indonesia banyak yang menganggap penyakit gastritis bukanlah sesuatu hal
yang serius, sehingga dianggap tidak memerlukan penanganan dengan segera.
Sehingga pada gastritis lanjut beresiko menimbulkan kanker, dan juga
mengakibatkan pengikisan lambung. Gastritis merupakan gangguan system
pencernaan yang biasa disebut (maag). Peradangan yang terjadi pada lambung
individu atau inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung, yang dikenal di
masyarakat sebagai pengertian gastritis (Nurjannah, 2018).
Pada usia dewasa hingga lansia, lapisan mukosa lambung akan mengalami
penipisan dan melemah, kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih sering
terjadi pada usia-usia tersebut dibandingkan orang yang berusia muda, lebih
parah dan beragam.dengan beberapa kondisi kronis memiliki resiko lebih
tinggi untuk mengalami penyakit gastritis, peningkatan berat badan yang sering
terjadi, insiden ini terjadi di dunia dari semua kalangan remaja hingga lansia,
hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Antara lain: pengaruh obat-obatan,
jenis kelamin, jenis makanan, stress, usia, dan penyebab utama adalah pola
makan yang tidak teratur (Nurjannah, 2018).
Saat ini semakin banyak yang mengangap bahwa gaya hidup seseorang
tidak terlalu penting sehingga adanya bakteri yang menyebabkan salah satunya
inflamasi pada dinding lambung. Pola makan yang tidak teratur sangat
berhubungan dengan gastritis. Apabila tidak segera ditangani asam lambung
akan naik mengakibatkan terjadinya luka-luka (ulkus) yang disebut sebagai
tukak lambung. Mengkonsumsi alcohol, stress, merokok, frekuensi makan, dan
jenis makanan sangat erat hubungannya dengan gastritis yang secara tidak
langsung akan menyebabkan terjadinya iritasi pada lambung. Kurangnya
pengetahuan dan juga konsumsi makanan berlebih, serta kurangnya dukungan
keluarga sering menjadi faktor pemicu gastritis. Pola makan yang kurang benar
menjadi faktor utama penyebab gastritis, Kurangnya pengetahuan dan juga
konsumsi makanan berlebih, serta kurangnya dukungan keluarga sering
menjadi faktor pemicu gastritis(Mahaji Putri, R. S., Agustin, H., & . W. (2018).
Di Indonesia ada beberapa pola makan yang dapat mengakibatkan gastritis
seperti makan sambal berlebihan, makan makanan terlalu asam, dan lain
sebagainya.Pola hidup yang tidak baik akan menjadi masalah dikemudian hari,
salah satunya gastritis.
Klien dengan penyakit tersebut jika tidak segera ditangani dengan tepat
akan menyebabkan resiko defisit nutrisi karena mual dan muntah yang berlebih
dan diikuti kurangnya asupan makanan per-oral sehingga proses absorbsi
makanan menjadi terganggu, hal ini akan semakin memburuk jika tubuh
semakin kekurangan asupan gizi dan pathogen akan banyak yang masuk
sehingga menginfeksi saluran usus dan akan semakin meningkat karena proses
inflamasi dalam rentang waktu yang lama, jika dibiarkan tubuh akan mendapat
pasokan nutrisi yang tidak adekuat dan akan mengalami penurunan daya tahan
tubuh. Hal ini dapat menyebabkan keadaan klien memburuk dan bisa terjadi
kematian (Ardiansyah, 2017).
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori,
virus, atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis.
Kontributor gastritis akut adalah meminum alkohol secara
berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan
penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan
gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen (Dewit, S. C.,
Stromberg, H., & Dallred, C. 2016).
Menurut Sipponen and Maaroos (2015), Penyebab gastritis dapat
di bedakan sesuai dengan klasifikasi, yaitu sebagai berikut :
1. Gastritis Akut, disebabkan oleh penggunaan obat-obat analgetik
dan anti inflamasi terutapan aspirin secara bebas tidak
menggunakan resep dokter. Mengkonsumsi bahan-bahan kimia
seperti alkohol, kopi yang banyak mengandung kafein dan juga
orang yang.
2. Gastritis Kronik, penyebab yang terjadi pada umumnya belum
diketahui secara rinci, hanya saja sering bersifat multifaktor.
Bisa terjadi akibat kuman, pola makan yang tidak benar,
memakan makanan yang dipantang,dan kurangnya kepatuhan
dalam terapi pengobatan.
2.2.4 Patofisiologi
2.2.6 Penatalaksanaan.
( Anggraini, 2018 ) Obat-obatan yang mengurangi jumlah asam
lambung dan dapat mengurangi Gejala yang mungkin menyertai
Gastritis dan meningkatkan penyembuhan lapisan perut. Pengobatan
meliputi:
1. Antasida doen yang berisi aluminium, Karbonat Kalsium dan
Magnesium untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan
kelebihan asam lambung, tukat lambung, Gastritisd, dengan gejala
mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh pada
lambung.
2. Histamine (H2) Bloker, seperti Ranatidin, untuk pengobatan
jangka pendek Tukak lambung, Gastritis, Tukak Usus 12 jari,
pengobatan Hiperekskresi patologis.
3. Inhibitor pomba proton (Ppi), seperti Omeprazole untuk
pengobatan jangka pendek tukak Duodenum, Tukak Lambung,
Refluks Esophagus, Gastritis.
4. Lanzoprazole, pengobatan jangka pendek Tukak Lambung,
Gastritis, Tukak Usus.
2.2.7 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada Gastritis
menurut Sipponen And Maaroos (2015) adalah:Terjadinya saluran
pencernaan yang mengalami pendarahan.Terganggunya absorbsi
dari Vitamin B12 yang menjadikan ulkus,perforasi dan anemiaPada
gastritis akut , sering sekali terjadi komplikasi yang menimbulkan
pendarahan pada bagian saluranpencernaan.Terjadinya anemia
akibat mengalami kuranag penyerapan yang disebabkan gangguan
Vitamin B12.
2.2.8 Pathway
Obat-obatan Kafein
H.Phylori
(NISAD,Aspirin,Sulfano
mida,Steroid,Digitalis).
Menurun produksi
Melekat pada
bikabornat(HCO3)
Menganggu pemb epitel lambung
entukan sawat
mukosa lambung Menurun kemampuan
Menghancurkan produktif terhadap asam
lapisan mukosa
lambung
Nyeri
epigastrium Menurun tonus dan Mukosa lambung
peristaltic lembung kehilangan integritas
Nyeri akut
jaringan
Resiko defisit
nutrisi Muntah Pendarahan
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Gastritis
2.3.1
Kehilanagan Pengkajian
cairan dan elektrolit Defisit ketidakseimbanagan cairan
A). Anamese
1. Identitas klien
a) Nama klien1 : untuk mengidentifikasi klien dan membedakan
antara satu klien dengan klien yang lainnya.
b) Usia : Menurut Wahyu dkk (2015) usia 30-65 tahun mempunyai
resiko lebih tinggi terkena gastritis.
c) Jenis kelamin : menurut jenis kelaminnya laki-laki dan
perempuan mempunyai potensi yang sama dapat menderita
gastritis (Tarwoto dan Wartonah, 2015).
d) Pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim
mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan
menganggap remeh penyakit ini bahkan hanya menganggap
gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan// serta memperparah penyakit ini
(Khanza , et al., 2017).
2. Keluhan utama :
penderita datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri epigastrium.
Munculnya keluhan nyeri pada epigastrium diakibatkan iritasi
mukosa lambung yang merangsang noniseptor nyeri pada lapisan
otot lambung pada bagian pleksus saraf mienterikus (Auerbach)
(Sukarmin, 2012).
a. Riwayat Penyakit Sekarang : keluhan pasien berupa nyeri ulu
hati sampai datang ke rumah sakit (Mardalena, 2018).
b. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien gastritis dengan
riwayatkebiasaan mengkonsumsi makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein, alkohol yang merupakan
agen-agen yang menyebabkan iritasi mukosa lambung, riwayat
diet dan pola makan tidak teratur (Muttaqin dan Sari, 2013).
c. Riwayat Penyakit Keluarga : diisi dengan menyebutkan nama
penyakit berat yang pernah diderita oleh keluarga dan
dikhususkan terhadap riwayat kesehatan terutama penyakit
genetik dan penyakit keturunan (Setiadi, 2012).
d. Riwayat Alergi : riwayat alergi yang dimiliki klien harus
diketahui perawat. Alergen dapat berupa makanan, obat, bulu
hewan, serbuk sari maupun alergen lain yang dapat
menimbulkan alergi (Debora, 2017).
e. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Nutrisi
Peningkatan asam lambung pada penderita gastritis
akanmenurunkan nafsu makan, karena produk sekretorik
lambung akan lebih banyak mengisi lumen lambung
(Sukarmin, 2012).
b. Pola Eliminasi
Pola fungsi ekskresi feses, urine dan kulit seperti pola
bab,bak, dan gangguan atau kesulitan ekskresi. Faktor yang
mempengaruhi fungsi ekskresi seperti pemasukan cairan dan
aktivitas (Tarwoto dan Wartonah, 2015).
c. Pola Aktivitas
Penderita juga tampak malas untuk beraktivitas, banyak
tiduran, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti
makan, BAB, BAK banyak dibantu oleh keluarga (Sukarmin,
2012).
d. Pola Istirahat
Difokuskan pada pola tidur, istirahat, relaksasi dan bantuan-
bantuan untuk merubah pola tersebut (Setiadi, 2012).
e. Pola Kebersihan Diri
Difokuskan pada upaya yang dilakukan individu dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara
fisik maupun mental guna memberikan perasaan stabil dan
aman pada diri individu (Ambarwati, 2014).
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kemungkinan lemah akibat penurunan oksigen
jaringan, cairan tubuh dan nutrisi.
Tingkat kesadaran mungkin masih composmentis sampai apatis
kalau disertai penurunan perfusi dan elektrolit (kalium, natrium,
kalsium).
4. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah: terjadi peningkatan tekanan darah.
Normalnya sistole 120-139 mmHg, diastole 80-89 mmHg.
b. Suhu : suhu tubuh dalam batas normal. Normalnya 36,5-
37,5◦C.
c. Nadi : adanya peningkatan denyut nadi karena pembuluh darah
menjadi lemah, volume darah menurun sehingga jantung
melakukan kompensasi menaikkan heart rate untuk menaikkan
cardiac output dalam mencukupi kebutuhan tubuh. Normalnya,
60-100x/menit.
d. Frekuensi pernapasan : pernapasan lebih cepat sekitar 24-
30x/menit. Normalnya 18-24x/menit (Sukarmin, 2012; Debora,
2017).
5. Pemerikaas fisik :
a. Pemeriksaan kulit dan kuku
Inspeksi : persebaran warna kulit, ada atau tidak edema, ada atau
tidak lesi, bentuk dan warna dasar kuku.
Palpasi : kelembaban kulit, turgor kulit elastis atau tidak, CRT,
suhu akral dingin atau hangat (Mubarak, et al., 2015).
b. Pemeriksaan kepala
Inspeksi : bentuk kepala, kebersihan pada kulit kepala, kebotakan
dan tanda-tanda kemerahan.
Palpasi : ada atau tidaknya massa pada kepala, ada atau tidaknya
nyeri tekan (Ambarwati, 2014).
c. Pemeriksaan mata
kemungkinan kelihatan cekung akibat penurunan cairan tubuh dan
anemis akibat penurunan oksigen jaringan, anemia perniosa, anemia
defisiensi besi.
Palpasi : kaji kekenyalan pada bola mata (Sukarmin, 2012).
Inspeksi
d. Pemeriksaan hidung
Inspeksi : kesimetrisan lubang hidung, kepatenan jalan napas, ada
atau tidak pernapasan cuping hidung.
Palpasi : ada atau tidak massa, ada atau tidak pembengkakan, ada
atau tidak nyeri tekan (Debora, 2017).
e. Pemeriksaan telinga
Inspeksi : kesimetrisan daun telinga, kebersihan, ada atau tidak lesi
Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan pada daun telinga saat
ditarik dan tragus ditekan (Mubarak, et al., 2015).
f. Pemeriksaan mulut
Inspeksi : kemungkinan mukosa mulut kering akibat penurunan
cairan intrasel mukosa, bibir pecah-pecah, bau mulut tidak sedap,
ada atau tidaknya perdarahan pada gusi, kebersihan lidah (Setiadi,
2012).
g. Pemeriksaan leher
Inspeksi : ada atau tidaknya pembengkakan, ada atau tidak jaringan
parut.
Palpasi : ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe, teraba atau tidak
kelenjar tiroid (Estrada, 2014).
6. Pemeriksaan thoraks
a. Pemeriksaan dinding dada dan paru-paru
Inspeksi : bentuk dan gerakan dinding dada, warna kulit, ada atau
tidak lesi.
Palpasi : pergerakan dinding dada, ada atau tidak massa,
pemeriksaan taktil fremitus.
Perkusi : hasil normal perkusi adalah resonan
Auskultasi : ada atau tidak suara nafas tambahan, suara nafas
vesikuler (Debora, 2017).
b. Pemeriksaan jantung
Inspeksi : tampak atau tidak ictus cordis, tampak atau tidak vena
jugularis.
Palpasi : adanya peningkatan denyut nadi karena pembuluh darah
menjadi lemah, volume darah menurun sehingga jantung melakukan
kompensasi menaikkan heart rate untuk menaikkan cardiac output
dalam mencukup kebutuhan tubuh.
Auskultasi : ada atau tidak bunyi jantung tambahan (Sukarmin,
2012).
c. Pemeriksaan payudara
Inspeksi : kesimetrisan dan warna kulit payudara.
Palpasi : ada atau tidak benjolan pada payudara, kebersihan putting
susu dan areola (Mubarak, et al., 2015).9. Pemeriksaan abdomen.
Inspeksi : persebaran warna kulit, bentuk dan pergerakan dinding
abdomen, tampak kembung atau normal.
Auskultasi : dengarkan bunyi peristaltik usus kemungkinan terjadi
penurunan peristaltik usus (normalnya 5-30x/menit) karena lambung
teriritasi.
Perkusi : mengeluh atau tidak adanya nyeri abdomen bagian
epigastrium, terdengar bunyi timpani pada area usus dan pekak pada
area hepar dan pancreas.
Palpasi : ada atau tidak massa, mengeluh atau tidak adanya nyeri
abdomen bagian epigastrium, ada atau tidak pembesaran pada hepar
(Sukarmin, 2012; Bickley, 2015; Debora, 2017).
7. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi : kesimetrisan ekstremitas atas dan bawah, ada atau tidak
pembengkakan, kelengkapan jumlah jari.
Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan pada struktur tulang dan otot
pada pergelangan tangan dan kaki (Estrada, 2014).
8. Pemeriksaan genetalia
Inspeksi : kebersihan area kulit genetalia, pertumbuhan rambut
pubis, keadaan lubang uretra, cairan yang dikeluarkan (Tarwoto dan
Wartonah, 2015).
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
Tujuan: makan (mis,pereda nyeri,antlemetik), jika
Setelah dilakauakan tindakan keperawatan perlu.
selama 1x24 jam di harapkan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Resiko Ketidakseimbangan cairan ketidakseimbanagn cairan pasien dapat mennentukan jumlah kalori dan dan jenis
3. Definisi:berisiko mengalami penurunan, terpenuhi. nutrient yang dibutukan, jika perlu.
peningkatan atau percepatan perpindahan Luaran Utama:
cairan dari intravaskuler, interstisial, atau Keseimbangan cairan
intraceluler. Definisi:
Faktor Resiko: Mengidentifikasi dan mengolah Pemantauana cairan
1. Prosedur pembedahan mayor keseimbangan cairan dan mencegah Definisi:
2. Trauma atau pendarahan komplikasi akibat ketidakseimbangan Mengumpulkan dan menganalisis data
3. Luka bakar cairan. terkaitpengaturan keseimbangan cairan.
4. Aperesis Observasi:
5. Asites No Indikator 1 2 3 4 5
6. Obstruksi intenstinal 1. Identifikasi 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi.
7. Peradangan pangkreas resiko 2. Monitor frekuensi nafas.
2. Pencegahan
8. Penyakit ginjal dan kelenjar 3. Monitor tekanan darah.
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
9. Disfungsi intestinal pendarahan 4. Monitor berat badan.
3. Pemantauan 5. Monitor waktu pengisian kapiler.
Kondisi Klinis Terkait elektrolit 6. Monitor elastisitas dan tugor kuli.
1. Prosedur pembedahan mayor 7. Monitor jumlah, warna dan jenis urine.
X: Sebelum intervensi
2. Penyakit gijal dan kelenjar 8. Monitor kadar albumin dan protein total.
√: Setelah intervensi
3. Perdarahan 9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis,
4. Luka bakar osmoralitas serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUM).
Keteranagan
10. Moniror intrek dan output cairan
1. Memburuk
11. Identifikasi tanda-tanda hivpovolomia (mis,
2. Cukup memburuk
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah ,
3. Sedang
tekanan darah menurun, tekanan nadi
4. Cukup membaik
menyempit, tugor kulit menurun, membrane
5. membaik
mukosa kering, volume urine menurun dalam
waktu singkat).
12. Identifikasi tanda-tanda hipovolomia (mis
dyspnea, edema perifer, edema anasarka, JVP
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
meningkat, CVP meningkat, reflex
hepatojugular positif, berat badan menurun
dalam waktu sin gkat).
13. Identifikasi fakto resikoketidakseimbangan
cairan (mis,prosedur pembedahan
mayor,trauma/perdarahan, luak bakar,
apheresis, obstruksi intestinal, peradangan
prangkeas, penyakit ginjar dan kelenjar,
disfungsi intestinal).
Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien.
2. Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
2. Informasikan hasil pemantauan, jika petlu.
2.3.4 Implementasi Keperawatan
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan untuk
mengukur dan memonitor kondisi pasien dengan membandigkan hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan krateria hasil yang sudah ditetapkan (Debora, 2017).
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi kasus dalam penelitian memberikan
pemahaman tentang teori dan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan di bidang Asuhan
Keperawatan pada pasien Gastritis dengan Resiko Defisit Nutrisi.
4.3 Partisipan
Partisipan penelitian ini adalah 2 klien dewasa yang menderita ddGastritis dengan Resiko
Defisit Nutrisi, dengan usia 30 Tahun hinga 65 Tahun yang menjalani pengobatan di Puskesmas
Pakis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang dan bersedia diberikan Asuham Keperawatan.
1. Mengidentifikasi dan mengelolah asupan nutrisi yang seimbang.
2. Memberikan informasi untuk meningkatkan kempuan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Kemenkes RI. 2017. Laporan Data Angka Kasus Gastritis.Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dinas: Jakarta.
Nurjannah. 2018. Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Gastritis Kronik di
Klinik Lacasino Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun
2018
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830 Vol. 2 No.1 Edisi,Mei-Oktober-2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
Rekam Medis, 2018, Index Penyakit Gastritis, Rumah Sakit Panti Waluya
Mahaji Putri, R. S., Agustin, H., & . W. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Timbulnya Gastritis
Pada Pasien Di Universitas Muhammadiyah Malang Medical Center (Umc).Jurnal
Keperawatan,1(2),156–164.https://doi.org/10.22219/jk.v1i2.406
Azwar, a., & gorontalo, u. I. 2018. Sistem pakar diagnosa awal penyakit lambung menggunakan
metode bayes. Jupiter, 4(2), 1–10.
Subekti, t., & utami, m. S. 2015. Metode relaksasi untuk menurunkan stres dan keluhan tukak lambung
pada penderita tukak lambung kronis. Jurnal psikologi (yogyakarta), 38(2), 147–163.
Https://doi.org/10.22146/jpsi.7649
Lemone Priscilla, Burke Karen M, Bauldoff Gerene. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Melani, d. 2016. Pengetahuan pasien dengan gastritis tentang pencegahan kekambuhan gastritis.
Jurnal akp, 34(1), 34–39.
Muhith, a., & siyoto, s. 2017. Pengaruh pola makan dan merokok terhadap kejadian gastritis pada
lansia. Jurnal keperawatan, 9(3), 136–139. Retrieved from http://journal.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/kep/article/view/326
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Indikator
Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Dewit, S. C., Stromberg, H., & Dallred, C. 2016. Medical Surgical Nursing : Concept and Practice.
Philadelphia: Elsevier. Philadelphia: Elsevier
Angos, r. 2016. Gastritis. Medicine (spain), 12(2), 66–73. Https://doi.org/10.1016/j.med.2016.01.011
Sipponen, p., & maaroos, h. I. 2015. Chronic gastritis. Scandinavian journal of gastroenterology,
50(6), 657–667. Https://doi.org/10.3109/00365521.2015.1019918
Takdir Rk, Sety Lom, Tina L. Hubungan Stres, Keteraturan Makan, Jenis Makanan Dengan Kejadian
Gastritis Pada Santri Di Pondok Pesantren Ummusabri Kota Kendari Tahun 2017 . Borneo
Student Research eISSN: 2721-5727, Vol 1, No 2, 2020
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830 Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
Le Mone P, Karene, dan Gerene. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 5 Vol. 1.
Jakarta: EGC.
Anggarini, K.D. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan
Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati I Gianyar [skripsi].
Gianyar (ID): Politeknik Kesehatan Denpasar.
Sipponen, p., & maaroos, h. I. 2015. Chronic gastritis. Scandinavian journal of gastroenterology, 50(6),
657–667. Https://doi.org/10.3109/00365521.2015.1019918
Amin dan Hardhi . 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa NANDA NIC &NOC .
Yogyakarta: Mediaction Publisher.
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Mardalena, I. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Penb cernaan.
Mutaqqin, A., dan K. Sari. 2013. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.
Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Debora, O. 2017. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika.
Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mubarak., Indrawati, dan J. Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Estrada, R. 2014. Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Hafizah N, editor. Batam (ID): Binarupa Aksara.
Bickley, Lynn S. 2015. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates, edisi 7. Jakarta:
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS
1. Nama : .....................................................................................................................
2. Umur : .....................................................................................................................
3. Jenis kelamin :
.....................................................................................................................
4. Status : .....................................................................................................................
5. Agama : .....................................................................................................................
6. Suku/bangsa : .........................................................................................................
............
7. Bahasa : .....................................................................................................................
8. Pendidikan : .........................................................................................................
............
9. Pekerjaan : .....................................................................................................................
10. Alamat dan no. telp :
.....................................................................................................................
11. Penanggung jawab :
.....................................................................................................................
6. Riwayat alergi :
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
b. Kebersihan diri
Di rumah Di rumah sakit
/hr /hr
/hr /hr
/mgg /mgg
/mgg /mgg
c. Aktivitas sehari-hari
...................................................................................................................................................
d. Rekreasi
...................................................................................................................................................
e. Olahraga : ( ) tidak ( ) ya
...................................................................................................................................................
NG tube : ( ) tidak ( ) ya
b. Pola minum
Di rumah Jumlah : .........................
Frekuensi : ..................................
Jenis : ..................................
5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah Di rumah sakit
( ) bercampur darah
( ) lainnya, ..............
Kolostomi : ( ) tidak ( ) ya
Frekuensi : ..................................
Konsistensi : ..................................
Warna : ..................................
Di rumah sakit
Frekuensi : ..................................
Konsistensi : ..................................
Warna : ..................................
Masalah di RS : ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria
( ) retensi ( ) inkontinen
Sebab, ...................................................................................................
Vertigo : ( ) tidak ( ) ya
Nyeri : ( ) tidak ( ) ya
P : .................................................................................................................................
Q : .................................................................................................................................
R : .................................................................................................................................
S : .................................................................................................................................
T : .................................................................................................................................
8. Pola Koping
Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Kemampuan adaptasi
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
( ) lainnya, .................................................................................
8. Sistem Integumen
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
9. Sistem Penginderaan
Mata
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Hidung
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Telinga
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
2. Photo
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
3. Lain-lain
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
VI. TERAPI
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama Perawat
RENCANA KEPERAWATAN
No Indikator 1 2 3 4 5
Keteranagan penilaian
1. Berat X : Sebelum
2. Sanagat berat Y :Sesudah
3. Sedang
4. Ringan
5. Normal
Intervensi SIKI
....................................................................................................................
....................................................................................................................
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN