Anda di halaman 1dari 35

METODE PENELITIAN TEORI GROUNDED

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan Matematika
Yang dibina oleh Bapak Drs. Sukoriyanto, M.Si

Disusun Oleh:
Fadlia Zulfitri (180311600128)
Shalsabila Izza Aninda (180311612619)
Tri Hartatik Ayu S. (180311612587)
Kelompok 9 / Offering C 2018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
Malang
November 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah– Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Penelitian Teori
Grounded” dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya
di akhirat kelak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan
Matematika. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca atas makalah ini, sehingga nantinya makalah ini
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sukoriyanto selaku dosen pengampu mata
kuliah Penelitian Pendidikan Matematika yang telah membimbing dan memberi masukan dalam
menyusun makalah ini. Tidak lupa, kami juga berterimakasih kepada pihak yang telah terlibat
dalam proses pembuatan makalah ini serta partisipasi dan antusias teman–teman dalam bentuk
apapun selama proses penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menjadi acuan dalam menyusun proposal dengan menggunakan metode
penelitian survei.

Malang, November 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Grounded .......................................................................................3
2.2 Jenis Rancangan Teori Grounded ..............................................................................5
2.3 Karakteristik Kunci Penelitian Teori Grounded.......................................................15
2.4 Potensi Masalah Etis Berdasarkan Penelitian Teori.................................................24
2.5 Langkah Langkah Berlaku Penelitian Teori Grounded ...........................................25
2.6 Cara Mengevaluasi Teori Penelitian Grounded.......................................................29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode penelitian adalah langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan informasi atau data kemudian melakukan investigasi pada data yang telah
didaptkan. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yaitu prosedur
dan langkah-langkah, sumber data, waktu penelitian, dan dengan langkah data tersebut
diperoleh. Salah satu metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian teori
grounded.
Teori grounded adalah teori “proses” yang menjelaskan proses pendidikan,
kegiatan, tindakan, dan interaksi yang terjadi dalam waktu yang lama. Teori grounded
menggunakan prosedur pengumpulan data yang sistematis mengidentifikasi kategori,
menghubungkan kategori, dan membentuk teori yang menjelaskan proses. Teori grounded
digunakan ketika membutuhkan teori besar atau penjelasan tentang suatu proses. Teori ini
dikembangkan pada akhir 1960-an oleh dua sosiolog yaitu Glaser dan Strauss.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian penelitian teori grounded?
b. Kapan menggunakan teori grounded?
c. Bagaimana perkembangan teori grounded?
d. Apa saja jenis rancangan teori grounded?
e. Apa saja karakteristik yang digunakan peneliti teori grounded dalam desain mereka?
f. Bagaimana potensi masalah etis berdasarkan teori penelitian?
g. Apa saja langkah-langkah yang berlaku dalam penelitian teori grounded?
h. Bagaimana mengevaluasi penelitian teori grounded?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian teori grounded
b. Untuk mengetahui kondisi yang tepat untuk menggunakan teori grounded

1
c. Untuk mengetahui sejarah perkembangan teori grounded
d. Untuk mengetahui jenis rancangan teori grounded
e. Untuk mengetahui karakteristik yang digunakan peneliti teori grounded dalam desain
mereka
f. Untuk mengetahui potensi masalah etis berdasarkan teori penelitian
g. Untuk mengetahui langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian teori grounded
h. Untuk mengetahui cara mengevaluasi penelitian teori grounded

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Grounded


Rancangan teori grounded adalah sistematik, prosedur kualitatif yang digunakan
untuk menghasilkan sebuah teori yang menjelaskan pada tingkat konseptual yang luas, suatu
proses, tindakan, atau interaksi tentang topik substantif. Dalam penelitian teori grounded,
teori ini adalah teori “proses” yang menjelaskan proses pendidikan, kegiatan, tindakan, dan
interaksi yang terjadi dalam waktu lama. Juga, ahli teori grounded melanjutkan melalui
prosedur pengumpulan data yang sistematis, mengidentifikasi kategori, menghubungkan
kategori, dan membentuk teori yang menjelaskan proses tersebut.
2.1.1 Waktu Penggunaan Teori Grounded
Teori grounded digunkana ketika anda membutuhkan teori besar atau penjelasan
tentang suatu proses. Teori grounded “menghasilkan” teori ketika teori yang ada tidak
mengatasi masalah anda atau peserta belajar anda. Karena teori "didasarkan (grounded)"
pada data, ini memberikan penjelasan yang lebih baik daripada teori yang dipinjam
“langsung dari rak,” karena cocok dengan situasi, yang sebenarnya berhasil dalam praktik,
peka terhadap individu dalam suatu keadaan, dan dapat mewakili semua kompleksitas yang
sebenarnya ditemukan dalam proses. Misalnya, dalam studi tentang populasi pendidikan
tertentu (misalnya, anak-anak dengan perhatian yang kurang), teori yang ada mungkin
memiliki sedikit penerapan pada populasi khusus.
Anda juga menggunakan teori grounded ketika anda ingin mempelajari beberapa
proses, seperti bagaimana siswa berkembang sebagai penulis (Neff, 1998) atau bagaimana
perkembangan prestasi wanita karir Afrika ,Amerika, dan Kaukasia (Richie, Fassinger, Linn,
& Johnson, 1997). Teori grounded juga digunakan untuk menjelaskan tindakan orang, seperti
proses berpartisipasi dalam kelas pendidikan orang dewasa (Courtney, Jha, & Babchuk,
1994), atau interaksi antar orang, seperti kursi pendukung jurusan disediakan untuk peneliti
fakultas (Creswell & Brown, 1992).
Untuk peneliti kualitatif pemula, teori grounded menawarkan langkah demi langkah
prosedur sistematis untuk menganalisis data. Tersedianya prosedur ini mungkin membantu
siswa ketika mereka mempertahankan studi kualitatif di hadapan komite fakultas. Sebagai

3
proses sistematik, teori grounded menunjukkan ketelitian peneliti kuantitatif. Sebagai bagian
dari proses ini, teori grounded memiliki fitur dapat mengoreksi. Berdasarkan analisis
terhadap satu set data, peneliti memperoleh arahan dari analisis untuk set data berikutnya
(Charmaz, 2000). Juga, dalam analisis data, peneliti membangun kategori secara sistematis
dari insiden ke insiden dan dari insiden ke kategori. Dengan cara ini, peneliti selalu dekat
dengan data dalam analisis
2.1.2 Perkembangan Penelitian Teori Grounded
Dua sosiolog, Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss, mengembangkan teori
grounded di akhir 1960-an. Teori grounded berkembang dari pekerjaan mereka di University
of California San Francisco Medical Center dengan pasien yang sakit parah. Dalam
mempelajari pasien ini, Glaser dan Strauss merekam dan mempublikasikan metode penelitian
mereka. Ini menyebabkan banyak orang yang menghubungi Glaser dan Strauss untuk
mempelajari lebih lanjut tentang metode penelitian mereka. Tanggapan Glaser dan Strauss
yaitu mengembangkan sebuah buku yang menjelaskan secara rinci prosedur teori grounded
mereka, “The Discovery of Grounded Theory” (1967). Buku ini menjadi dasar ide-ide utama
dari grounded theory yang digunakan saat ini, dan menjadi panduan prosedural untuk
berbagai disertasi dan laporan penelitian. Dalam buku tersebut, Glaser dan Strauss
menyebutkan bahwa teori dalam sosiologi terlalu menekankan pada verifikasi dan pengujian
teori daripada menemukan konsep (variabel) dan hipotesis berdasarkan data lapangan aktual
dari partisipan. Sebuah teori ditemukan selama pengumpulan data yang akan "sesuai dengan
situasi yang sedang diteliti dan akan berfungsi saat digunakan" (Glaser & Strauss,1967) lebih
baik daripada teori yang diidentifikasi sebelum studi dimulai.
Ide dalam buku mereka mencerminkan latar belakang kedua penulis. Glaser berlatih
dalam penelitian kuantitatif di Universitas Columbia, dengan para peneliti terkenal yang
tertarik pada pengembangan teori induktif dengan menggunakan data kuantitatif dan
kualitatif. Perspektif induktif ini membawanya untuk menganut pentingnya menghasilkan
teori dari perspektif partisipan dalam sebuah penelitian. Strauss, bagaimanapun, sampai pada
teori grounded dari Universitas Chicago, dengan sejarah dan tradisi yang kuat dalam
penelitian lapangan kualitatif. Latar ini mendorong Strauss untuk menekankan pentingnya
penelitian lapangan, yaitu kepada individu dan mendengarkan dengan cermat ide-ide
partisipan.

4
Bertahun-tahun setelah adanya buku “The Discovery of Grounded Theory” , Glaser
dan Strauss menulis beberapa buku sendiri yang menyempurnakan dan menjelaskan metode
awal mereka (Glaser, 1978, 1992; Strauss,1987). Pada tahun 1990 dan pada tahun 1998,
Strauss bekerja sama dengan komunitas peneliti kesehatan keperawatan, Juliet Corbin, untuk
membawa teknik dan prosedur teori grounded ke tingkat yang baru. Mereka memperkenalkan
bentuk teori grounded yang lebih preskriptif, dengan kategori yang telah ditentukan
sebelumnya dan dengan menekankan pada validitas dan reliabilitas.
Pendekatan sistematis mereka, meskipun dianut oleh peneliti kualitatif baru (Charmaz,
2000), memicu tanggapan kritis dari Glaser (1992), yang dirinci dalam sebuah buku untuk
"mengatur peneliti menggunakan teori grounded di jalur yang benar" (hal. 3). Glaser prihatin
tentang bagaimana Strauss menggunakan kategori yang terbentuk sebelumnya dan kerangka
kerja yang tidak memungkinkan teori muncul selama proses penelitian. Dia juga
mempermasalahkan apa yang dia lakukan dilihat sebagai penekanan pada tindakan yang
hanya menggambarkan bukan mengkonseptualisasikan pola atau koneksi dalam data yang
akan mengarah pada teori. “Jadi, siapa yang punya teori grounded yang sebenarnya?” tanya
Charmaz (2000, hlm. 513). Dia menjawabnya dengan memberi pendekatannya sendiri ke teori
grounded, metode "konstruktivis" (Charmaz, 2006). Charmaz merasa bahwa Glaser dan
Strauss (dan Corbin) memiliki prosedur yang terlalu sistematis. Teori grounded perlu
menekankan strategi yang fleksibel, menekankan maksud tanggapan partisipan terhadap
situasi, mengakui peran peneliti dan individu yang diteliti, dan berkembang secara filosofis di
luar orientasi kuantitatif untuk penelitian.

2.2 Jenis Rancangan Teori Grounded


Kita dapat melihat bahwa perspektif tentang melakukan penelitian teori grounded
berbeda tergantung pada penganjur untuk pendekatan tertentu. Namun tiga desain yang
dominan dapat dilihat (Hood, 2007): prosedur sistematis terkait dengan Strauss dan Corbin
(1998) serta Corbin dan Strauss (2008); desain yang muncul terkait dengan Glaser (1992); dan
pendekatan konstruktivis yang dianut oleh Charmaz (1990, 2000, 2006).
a) Rancangan sistematis
Rancangan sistematis untuk teori grounded banyak digunakan dalam penelitian
pendidikan, dan dikaitkan dengan terperinci dan prosedur ketat yang diidentifikasi Strauss dan

5
Corbin pada 1990 dan diuraikan dalam edisi kedua dan ketiga mereka tentang teknik dan
prosedur untuk mengembangkan teori grounded (1998). Ini jauh lebih dianjurkan daripada
konseptualisasi asli dari teori grounded pada tahun 1967 (Glaser & Strauss, 1967).
Rancangan sistematis dalam teori grounded menekankan pada penggunaan langkah-
langkah analisis data terbuka, aksial, dan pengkodean selektif, dan pengembangan paradigma
logika atau gambaran visual dari teori yang dihasilkan. Dalam definisi ini, ada tiga fase
pengkodean.
Pada tahap pertama, pengkodean terbuka, ahli teori grounded membentuk kategori
awal dari informasi tentang fenomena yang dipelajari dengan melakukan segmentasi
informasi. Peneliti mendasarkan kategori pada semua data yang dikumpulkan, seperti
wawancara, observasi, dan memo atau catatan peneliti. Biasanya, peneliti mengidentifikasi
kategori dan subkategori, seperti yang terlihat di studi teori grounded oleh Knapp (1995). Dia
memeriksa perkembangan karir dari 27 pelatih pendidikan. Dalam wawancara dengan pelatih-
pelatih tersebut, dia belajar tentang kemampuan beradaptasi dan ketahanan mereka. Satu
halaman dari studinya, ditunjukkan pada Gambar 13.1
Gambar 13.1
Contoh dari kategori pengkodean dalam teori grounded
Pengkodean
Kategori Sumber
Spesialisasi
 Definisi 1, 2, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 25, 26

 Generalis 1, 5, 7, 10, 12, 14, 15, 16, 19, 21, 23, 24

 Agen perubahan 13, 17, J

Kemampuan yang bisa


diberikan
 Pengalaman kerja
sebelumnya CO2, 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17,
 Pelatihan di 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26
departemen lain 7, 8, 12, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25

Menemukan fokus
 Memasuki 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 24,

6
lapangan secara J, M
kebetulan
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
 Kesesuaian 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, J
pekerjaan
2, 12, 18, 23

 Menolak promosi 3, 6, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25

 Memahami diri 3, 14, 16, 17, 18, 19


sendiri
2, 6, 13, 14, 19
 Memiliki tujuan
pribadi
CO2, 3, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
 Secara pribadi 21, 22, 24
beralasan baik

 Berpusat lainnya

Belajar dalam pekerjaan

 Berkeliaran CO2, 15, 22, M


dalam kegelapan

 Coba-coba CO2, 2, 15, 16, 23, 24

 Perkembangan 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 17, 20, 22


bertahap
1, 8, 11, 17, 20, 21, 24, 26
 Memfasilitasi
pelatihan CO2, 1, 2, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 20,
21,24, 26
 Menjaga arus
CO2, 18, 24, 26, F
 Lingkungan
belajar

KEY
# Interview
CO# Pilot
F Focus
groups
J Jurnal
M Memo

7
O Observati
on

Menggambarkan beberapa kategori yang diidentifikasi oleh Knapp dari datanya,


seperti spesialisasi, kemampuan yang dapat ditransfer, menemukan fokus, dan
pembelajaran di tempat kerja. Dalam presentasi pengkodean ini, kami menemukan
bahwa Knapp juga menunjukkan sumber informasi yang mendukung kategori tersebut,
seperti wawancara, fokus kelompok, jurnal, memo, dan observasi.
Untuk mempertimbangkan contoh lain dari pengkodean terbuka, lihat Gambar
13.2, yang menampilkan pengkodean untuk studi dari 33 ketua akademik di perguruan
tinggi dan universitas dan peran mereka dalam meningkatkan penelitian fakultas
(Creswell & Brown, 1992). Para penulis mengatur presentasi mereka tentang
pengkodean terbuka berbeda dari Knapp dan termasuk kategori luas, properti, dan
contoh dimensional, dan mengikuti prosedur sistematis dari Strauss dan Corbin (1990).
Fitur utama dari tabel ini adalah tujuh kategori peran: penyedia, enabler, advokat,
mentor, penyemangat, kolaborator, dan penantang. Namun, penulis memperkenalkan
dua ide baru ke dalam pemahaman kita tentang pengkodean terbuka. Properti adalah
subkategori dalam teori grounded dari kode terbuka yang berfungsi untuk menyediakan
detail lebih tentang setiap kategori. Setiap properti, dibuat berdimensi di teori grounded.
Properti dimensional berarti bahwa peneliti melihat properti pada kontinum dan
menempatkan, dalam data, contoh-contoh yang presentasi ekstrem pada kontinum ini.
Misalnya, ketua, sebagai penyedia, bergerak dalam pendanaan fakultas (properti), yang
terdiri dari kemungkinan suatu rangkaian dana mulai dari jangka panjang start-up seed
money sampai jangka pendek travel money (properti dimensional).

Gambar 13.2
Contoh dari kategori pengkodean dalam teori grounded dengan properti dan dimensional properti
Tabel 1
Pengkodean terbuka dari peran ketua
Kategori Kategor Properti Contoh demonsional
luas i
Peran Penyedi Dengan pendanaan Start-up seed Perjalanan jangka
administratif a money pendek

Bantuan non Personil mahasiswa


finansial Peralatan

8
laboraturium
Enabler Lebih banyak uang Komite fakultas Cuti jangka panjang

Lebih banyak Komite fakultas Tugas administratif


visibilitas

Peran luar Advokat Untuk sumber Dana jangka Fasilitas jangka


daya pendek panjang

Untuk interaksi Dengan fakultas Dengan mahasiswa

Pembantu secara Dengan dekan Dengan fakultas


politik

Peran Mentor Peran pemodelan Manajemen waktu Bekerja dengan yang


antar personal lain
Berbagi keahlian Tentang topik
penelitian Tentang jurnal
spesifik
Meninjau dan Sebelum
mengkritik pengajuan naskah
Setelah pengajuan
naskah
Penyem Lepas tangan Tanpa tekanan Pilihan oleh profesor
angat
Pengakuan dan Komunikasi Komunikasi publik
apresiasi pribadi

Dukungan umum Hubungan


Hubungan pribadi profesional
Dorongan tugas
khusus Ide pendukung Mendorong buku
atau artikel spesifik

Kolabor Tujuan aturan Diskusi informal Ulasan penampilan


ator bersama formal

Menulis dana Menulis artikel


Bekerjasama proposal jurnal
dalam proyek

Penanta Dengan dorongan Pengingat Percakapan formal


ng
Dengan Membahas Diskusi contoh
menginspirasi kemungkinan umum spesifik

Konferensi dua
Mengevaluasi dan minggu sekali Ulasan tahunan
memantau

Pada fase kedua, pengkodean aksial, ahli teori grounded memilih satu kategori
pengkodean terbuka, memposisikannya di tengah proses yang sedang dieksplorasi
(sebagai fenomena inti), dan kemudian menghubungkan dengan kategori lain. Kategori

9
lain yang dimaksud adalah kondisi kausal (faktor yang mempengaruhi fenomena inti),
strategi (tindakan yang diambil dari respon terhadap fenomena inti), kondisi kontekstual
dan intervensi (spesifik dan faktor situasional umum yang mempengaruhi strategi), dan
konsekuensi (hasil dari menggunakan strategi). Fase ini melibatkan menggambar
diagram, yang disebut paradigma pengkodean, yang menggambarkan keterkaitan
kondisi kausal, strategi, kontekstual dan kondisi intervensi, dan konsekuensi.
Untuk menggambarkan proses ini, lihat Gambar 13.3. Dalam gambar ini, kita
melihat kategori pengkodean terbuka di sebelah kiri dan paradigma pengkodean aksial
di sebelah kanan. Peneliti teori grounded mengidentifikasi salah satu kategori
pengkodean terbuka sebagai kategori inti adalah inti dari sebuah teori. Kemudian,
kategori inti ini menjadi titik pusat dari paradigma pengkodean aksial. Membahas
paradigma ini, kamu dapat melihat bahwa ada enam kotak (atau kategori) informasi:
1. Kondisi kausal — kondisi spesifik yang memengaruhi kategori inti
2. Konteks — kondisi spesifik yang mempengaruhi strategi
3. Kategori inti — ide dari pusat fenomena ke proses
4. Kondisi intervensi — kondisi kontekstual umum yang mempengaruhi strategi
5. Strategi — tindakan atau interaksi spesifik yang dihasilkan dari fenomena inti
6. Konsekuensi — hasil dari penerapan strategi

Gambar 13.3
Pengkodean teori grounded dari pengkodean terbuka ke paradigma pengkodean
aksial
Kategori
Paradigma pengkodean aksial
pengkodean terbuka

Kateg Konteks

ori
Kateg Kondisi Kategori atau
Strategi Konsekuensi
Kausal fenomena utama
ori
Kateg Kondisi
intervensi
ori
Kateg Ahli teori grounded memilih satu kategori pengkodean
ori terbuka dan menggunakannya sebagai fenomena utama
dalam paradigma pengkodean aksial
Kateg
ori
10
Selain itu, melihat paradigma pengkodean ini dari kiri ke kanan, kita melihat
bahwa kondisi kausal mempengaruhi fenomena inti, fenomena inti dan konteksnya dan
kondisi intervensi mempengaruhi strategi, dan strategi mempengaruhi konsekuensi.
Tahap ketiga pengkodean terdiri dari pengkodean selektif. Dalam pengkodean
selektif ahli teori grounded menulis teori dari keterkaitan kategori pada model
pengkodean aksial. Pada tingkat dasar, teori ini memberikan penjelasan abstrak dari
proses yang dipelajari dalam penelitian. Proses ini mengintegrasikan dan
menyempurnakan teori (Strauss & Corbin, 1998) melalui teknik seperti menulis alur
cerita yang menghubungkan kategori dan menyortir memo pribadi tentang ide-ide
teoritis. Dalam alur cerita, seorang peneliti mungkin meneliti bagaimana faktor-faktor
tertentu mempengaruhi fenomena yang mengarah pada penggunaan spesifik strategi
dengan hasil tertentu.
Penggunaan ketiga prosedur pengkodean ini berarti bahwa ahli teori grounded
menggunakan set prosedur untuk mengembangkan teori mereka. Mereka mengandalkan
analisis data mereka untuk jenis kategori tertentu dalam pengkodean aksial dan
menggunakan diagram untuk mempresentasikan teori mereka. Studi teori grounded
menggunakan pendekatan ini mungkin berakhir dengan hipotesis (disebut proposisi
oleh Strauss & Corbin, 1998) yang membuat hubungan eksplisit antar kategori dalam
paradigma pengkodean aksial.
Sebuah studi tentang proses penanganan 11 wanita yang selamat dari pelecehan
seksual masa kanak-kanak menggambarkan prosedur sistematis ini (Morrow & Smith,
1995). Dalam studi ini kita mempelajarinya para wanita merasa terancam, putus asa,
dan tidak berdaya, tetapi mereka bertahan dengan mengatur perasaan mereka (misalnya,
menghindari atau melepaskan perasaan, tidak mengingat kejadian itu). Mereka juga
mengatasi perasaan putus asa dan ketidakberdayaan mereka menggunakan strategi
seperti mencari kendali di bagian lain dalam hidup mereka, membingkai ulang
pelecehan untuk memberikan kontrol ilusi, atau hanya menolak masalah tersebut.
Sebagai contoh prosedur sistematik yang terkait dengan Strauss dan Corbin (1990,
1998) dan Corbin dan Strauss (2008), penulis meliputi proses dari pengkodean terbuka,
pengkodean aksial, dan menghasilkan model teoritis. Mereka dengan jelas
mengidentifikasi bagian dalam studi untuk diskusi tentang setiap komponen dari

11
pengkodean aksial (misalnya, penyebab perasaan dan ketidakberdayaan, strategi yang
digunakan, dan konsekuensi). Sebuah diagram menggambarkan "model teoritis" untuk
bertahan dan mengatasi, dan mereka membahas diagram ini sebagai urutan langkah-
langkah dalam proses perilaku penanganan.
b) Desain yang muncul
Meskipun Glaser berpartisipasi dengan Strauss dalam buku tentang teori
grounded (Glaser & Strauss, 1967), sejak itu Glaser menulis kritik ekstensif terhadap
pendekatan Strauss. Dalam kritik ini, Glaser (1992) merasa bahwa Strauss dan Corbin
(1990) terlalu menekankan aturan dan prosedur, kerangka yang terbentuk sebelumnya
untuk kategori, dan teori verifikasi daripada teori generasi. (Babchuk [1996, 1997]
meninjau sejarah penggunaan teori grounded.) Glaser (1992), bagaimanapun,
menekankan pentingnya membiarkan teori muncul dari data daripada menggunakan
kategori preset tertentu seperti yang kita lihat di paradigma pengkodean aksial
(misalnya, kondisi kausal, konten, kondisi intervensi, strategi, dan konsekuensi). Selain
itu, bagi Glaser, tujuan dari studi teori grounded adalah bagi penulis untuk menjelaskan
"proses sosial dasar". Penjelasan ini melibatkan konstanta prosedur pengkodean
komparatif untuk membandingkan insiden dengan insiden, insiden ke kategori, dan
kategori dengan kategori. Fokusnya adalah menghubungkan kategori dan teori yang
muncul, tidak hanya mendeskripsikan kategori. Pada akhirnya, peneliti membangun
sebuah teori dan membahas hubungan antar kategori tanpa mengacu pada diagram atau
gambar.
Bentuk penelitian teori grounded yang lebih fleksibel dan bentuknya yang tidak
ditentukan seperti yang dikemukakan oleh Glaser (1992) terdiri dari beberapa gagasan
utama:
1. Teori grounded ada pada tingkat konseptual yang paling abstrak lebih dari
tingkat abstrak seperti yang ditemukan dalam presentasi data visual seperti
paradigma pengkodean.
2. Sebuah teori didasarkan (grounded) pada data dan tidak dipaksakan ke dalam
kategori.
3. Teori grounded yang baik harus memenuhi empat kriteria utama: kesesuaian,
bekerja, relevansi, dan dapat dimodifikasi. Dengan secara hati-hati mendorong
teori dari area substantif, ini akan sesuai dengan realitas di mata partisipan,
praktisi, dan peneliti. Jika teori grounded bekerja, hal ini akan menjelaskan
variasi dari perilaku peserta. Jika berhasil, maka hal ini memiliki relevansi.

12
Teori tidak boleh "ditulis di atas batu" (Glaser, 1992, hlm. 15) dan harus
diubah ketika ada data baru.
Studi Larson (1997) menggambarkan studi teori grounded yang konsisten dengan
pendekatan Glaser. Tujuan dari Larson adalah untuk menulis "teori-dalam-proses" (p.
118) untuk guru IPS sekolah menengah konsep tentang diskusi di kelas mereka. Contoh
dari desain yang muncul membawa pembaca melalui enam konsep yang muncul dalam
data: diskusi sebagai hafalan, sebagai percakapan yang diarahkan oleh guru, sebagai
percakapan open-ended, sebagai pertanyaan yang menantang, sebagai panduan berbagi
pengetahuan ke dunia luar dari ruang kelas, dan sebagai praktik interaksi verbal. Larson
juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep itu, seperti keragaman
siswa dan tujuan pelajaran.
Dalam pendekatan teori grounded yang muncul ini, perhatian Larson tertuju pada
penjelasan dari diskusi pelajaran IPS sekolah menengah di dalam kelas. Prosedurnya
adalah untuk menghasilkan kategori dengan memeriksa data, menyaring kategori
menjadi kategori yang semakin lama semakin sedikit, membandingkan data dengan
kategori yang muncul, dan menulis teori dari beberapa proses yang terlibat dalam
diskusi kelas. Larson mengembangkan kategori tetapi tidak menyajikan diagram dari
teorinya.
c) Desain kontruktivis
Pendekatan konstruktivis telah diartikulasikan oleh Charmaz (1990, 2000, 2006)
sebagai posisi filosofis. Baginya, hal ini terletak antara yang lebih positivis (yaitu, lebih
kuantitatif) sikap Glaser dan Strauss dan Corbin dan peneliti postmodern (yaitu, mereka
yang menantang pentingnya metode). Secara keseluruhan, fokusnya adalah pada makna
yang dianggap berasal dari partisipan dalam sebuah penelitian. Dia lebih tertarik pada
pandangan, nilai, kepercayaan, perasaan, asumsi, dan ideologi dari individu selain
dalam mengumpulkan fakta dan menggambarkan tindakan. Charmaz (2000, 2006)
mengemukakan bahwa setiap aspek yang menghalangi pengalaman, seperti istilah
kompleks atau jargon, diagram, atau peta konseptual, mengurangi teori grounded dan
mewakili upaya untuk mendapatkan kekuasaan dalam penggunaannya. Menggunakan
kode aktif, seperti “penyusunan ulang kehidupan,” paling baik menangkap pengalaman
individu. Selain itu, prosedur teori grounded tidak meminimalkan peran dari peneliti
dalam prosesnya. Peneliti membuat keputusan tentang kategori selama penelitian

13
(Charmaz, 1990). Peneliti membawa pertanyaan tertentu ke dalam data, bersama dengan
"menyimpan konsep sosiologis" (hal. 1165). Peneliti juga membawa nilai, pengalaman,
dan prioritas. Pengembangan kesimpulan apapun secara sugestif, tidak lengkap, dan
tidak meyakinkan membawa pertanyaan-pertanyaan tertentu ke data, bersama dengan
"simpanan konsep sosiologis" Peneliti juga membawa nilai, pengalaman, dan prioritas.
Setiap kesimpulan yang dikembangkan bersifat sugestif, tidak lengkap, dan tidak
meyakinkan.
Dalam menerapkan pendekatan ini, seorang ahli teori dasar menjelaskan perasaan
individu saat mereka mengalami fenomena atau proses. Studi konstruktivis
menyebutkan keyakinan dan nilai-nilai peneliti dan menghindari kategori yang telah
ditentukan, seperti yang ditemukan dalam pengkodean aksial. Narasi ditulis agar lebih
jelas, lebih diskursif, dan lebih menggali asumsi dan makna individu dalam penelitian
ini.
Charmaz mengilustrasikan elemen sentral dari pendekatan teori dasar ini. Dalam
sebuah studi tentang proses yang terlibat dalam pengalaman 20 pria dengan penyakit
kronis (misalnya, multiple sclerosis, gagal ginjal, diabetes), Charmaz (1994)
mengeksplorasi bagaimana dan dengan cara apa penyakit mereka memicu dilema
identitas pribadi. Dia berpendapat bahwa penyakit kronis mengancam identitas
maskulin laki-laki yang “dianggap remeh”. Temuannya mengeksplorasi beberapa
dilema, seperti aktivitas mempertaruhkan versus pasif yang dipaksakan, tetap mandiri
versus menjadi tergantung, mempertahankan dominasi versus menjadi bawahan, dan
mempertahankan persona publik versus mengakui perasaan pribadi. Dilema ini
bergerombol menjadi beberapa proses yang dialami laki-laki itu — bangun sampai mati,
mengakomodasi ketidakpastian, mendefinisikan penyakit dan kecacatan, dan menjaga
diri.
Menggunakan pendekatan konstruktivis untuk teori dasar, dia dengan jelas
mengartikulasikan bahwa tujuannya adalah untuk memahami "apa artinya memiliki
penyakit" (Charmaz, 1994, p. 284). Dia melaporkan perasaan laki-laki, menggunakan
label kode aktif seperti kebangkitan, akomodatif, mendefinisikan, dan melestarikan.
Kode-kode ini menandakan proses dasar yang dialami para pria itu. Charmaz
menghubungkan pengalaman, kondisi, dan konsekuensinya dalam diskusi naratif tanpa

14
menggunakan diagram atau gambar untuk meringkas proses ini. Dia mengakhiri dengan
pemikiran seperti "Apa kondisi yang membentuk apakah seorang pria akan
merekonstruksi identitas positif atau tenggelam ke dalam depresi?" (hlm. 283-284) lebih
sugestif dan mempertanyakan data daripada konklusif.
d) Memilih diantara Design

 Memilih di antara ketiga pendekatan membutuhkan beberapa pertimbangan. Saat


Anda mempertimbangkan untuk melakukan studi teori dasar, Anda perlu
mempertimbangkan seberapa kuat Anda ingin menekankan prosedur, menggunakan
kategori yang telah ditentukan sebelumnya dalam analisis, memposisikan diri Anda
sebagai peneliti, dan memutuskan bagaimana mengakhiri studi, apakah itu dengan
pertanyaan tentatif atau hipotesis yang spesifik.

Dalam memilih salah satu dari tiga pendekatan, pertimbangkan bahwa prosedur
yang dikemukakan oleh Strauss dan Corbin (1998) dan Corbin dan Strauss (2008) dapat
mengarah pada komitmen untuk serangkaian kategori analitik (Robrecht, 1995) dan
kurangnya kedalaman konseptual ( Becker, 1993). Juga, dalam semua jenis, grounded
theory memiliki bahasa yang berbeda membutuhkan definisi yang cermat (misalnya,
komparatif konstan, pengkodean terbuka, pengkodean aksial).

2.3 Karakteristik Kunci Penelitian Teori Grounded

Dengan menggabungkan pendekatan sistematis, desain baru yang fleksibel, dan


penggunaan kode aktif untuk menangkap pengalaman peserta. Dalam enam karakteristik
berikut, Anda dapat menemukan elemen dari pendekatan sistematis, yang muncul, dan
konstruktivis. Karakteristik yang digunakan peneliti grounded theory dalam desain mereka
adalah:
 Pendekatan proses
 Pengambilan sampel teoretis
 Analisis data komparatif yang konstan
 Kategori inti
 Generasi teori

15
 Memo

2.3.1 Pendekatan proses

Proses dalam penelitian teori dasar adalah urutan tindakan dan interaksi antara orang
dan peristiwa yang berkaitan dengan suatu topik (Corbin & Strauss, 2008). Topik
pendidikan dapat berupa pencegahan AIDS, penilaian prestasi, atau konseling antara
konselor sekolah dan siswa. Dalam semua topik ini, peneliti dapat mengisolasi dan
mengidentifikasi tindakan dan interaksi di antara orang-orang. Teori yang membumi
menyebut kategori aspek yang terisolasi ini.        

Dalam penelitian grounded theory, bentuk yang sering digunakan adalah kode in
vivo. Kode in vivo adalah label untuk kategori (atau tema) yang diutarakan dengan kata-kata
persis dari peserta, bukan dengan kata-kata peneliti atau dalam ilmu sosial atau istilah
pendidikan. Peneliti mengidentifikasi kata-kata ini dengan memeriksa bagian transkrip atau
catatan lapangan observasi untuk menemukan frasa yang disebutkan oleh peserta yang
menangkap maksud dari suatu kategori. Misalnya, daripada menggunakan konsep ilmu
sosial "mobilitas ke atas", peserta mungkin menyebut ide ini "naik tangga". Dengan
menggunakan pengkodean in vivo, peneliti akan menggunakan frase “naik tangga” untuk
mendeskripsikan kategori tersebut. Karena kategori menjadi tajuk utama dalam laporan
penelitian, frasa ini akan menjadi tajuk pembahasan tentang kategori pengkodean terbuka
“naik tangga”.

Sebagai ketua studi teori dasar (misalnya, melalui wawancara atau observasi),
pemahaman tentang proses menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi perlahan-
lahan muncul. Peneliti mengkategorikan informasi ini, menggunakan bukti untuk
mendukung setiap kategori. Fase ini adalah fase pengkodean terbuka.

Ketika ahli teori dasar melakukan penelitian, mereka sering menggunakan frase
untuk proses yang dimulai dengan kata gerund (yaitu, kata-kata; seperti yang
direkomendasikan oleh Charmaz, 2000). Sebagai ungkapan yang muncul dalam judul dan
pernyataan tujuan, ini menandakan tindakan penelitian. Di bawah ini adalah contoh judul

16
untuk studi teori dasar di mana kita dapat melihat penggunaan kata gerund, kategori minat
utama, dan topik yang lebih luas yang sedang dieksplorasi:

“Mendidik Setiap Guru, Setiap Tahun: Sekolah Umum dan Orang Tua dari Anak-
anak dengan ADHD” (Reid et al., 1996) —proses mendidik guru, kategori tersirat dari
hubungan antara orang tua dan sekolah, dan topik anak-anak dengan ADHD.

“'Menemukan' Penyakit Kronis: Menggunakan Teori Beralas” (Charmaz, 1990) —


proses pasien menemukan penyakit mereka, kategori penyakit kronis, dan topik tersirat
penyakit.

2.3.2 Pengambilan sampel teoritis

Banyak ahli teori dasar, bagaimanapun, sangat bergantung pada wawancara,


mungkin sebagai cara untuk menangkap pengalaman terbaik peserta dengan kata-kata
mereka sendiri, yang merupakan pendekatan yang konsisten dengan posisi konstruktivis
(Charmaz, 2006; Creswell, 2007).

Dalam pengambilan sampel individu untuk diwawancarai atau diamati, grounded


theory mendukung perspektif unik yang membedakannya dari pendekatan kualitatif lain
untuk pengumpulan data. Sampel teori grounded secara teoritis menggunakan prosedur yang
melibatkan pengumpulan dan analisis data secara simultan dan berurutan. Theoretical
sampling dalam grounded theory artinya peneliti memilih bentuk pengumpulan data yang
akan menghasilkan teks dan gambar yang berguna dalam menghasilkan teori.

Desain yang muncul dalam penelitian teori dasar adalah proses di mana peneliti
mengumpulkan data, menganalisisnya segera daripada menunggu sampai semua data
terkumpul, dan kemudian mendasarkan keputusan tentang data apa yang akan dikumpulkan

17
selanjutnya pada analisis ini. Gambar "zigzag" membantu kita memahami prosedur ini,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.5.

Seperti yang diilustrasikan dalam gambar ini, ahli teori ground terlibat dalam
pengumpulan data awal (misalnya, pengumpulan data wawancara pertama),
menganalisisnya untuk kategori awal, dan kemudian mencari petunjuk tentang data
tambahan apa yang harus dikumpulkan. Petunjuk ini mungkin kategori terbelakang,
informasi yang hilang dalam urutan proses studi, atau individu baru yang dapat memberikan
wawasan tentang beberapa aspek proses. Ahli teori ground kemudian kembali ke lapangan
untuk mengumpulkan informasi tambahan ini. Dalam prosedur ini, penyelidik menyaring,
mengembangkan, dan mengklarifikasi makna kategori untuk teori tersebut. Proses ini
menjalin bolak-balik antara pengumpulan dan analisis data, dan berlanjut hingga penanya
mencapai kejenuhan suatu kategori. Kejenuhan dalam penelitian teori dasar adalah keadaan
di mana peneliti membuat keputusan subjektif bahwa data baru tidak akan memberikan
informasi atau wawasan baru untuk kategori yang sedang berkembang.

Mengidentifikasi proses ini dalam studi grounded theory yang diterbitkan


memerlukan pemeriksaan yang cermat dari proses pengumpulan dan analisis data untuk
mencatat apakah peneliti tampaknya melakukan daur ulang antara pengumpulan data dan
analisis data. Misalnya, dalam studi tentang “proses pria yang mengalami penyakit kronis”,
Charmaz (1990) dengan cermat mendokumentasikan bagaimana dia mewawancarai 7 dari
20 pria dalam studinya lebih dari sekali untuk memperbaiki kategori yang muncul.

2.3.3 Analisis data komparatif yang konstan


Dalam penelitian grounded theory, penyelidik terlibat dalam proses pengumpulan
data, menyortirnya ke dalam kategori, mengumpulkan informasi tambahan, dan
membandingkan informasi baru dengan kategori yang muncul. Proses pengembangan
kategori informasi secara perlahan ini adalah prosedur komparatif yang konstan.
Perbandingan konstan adalah prosedur analisis data induktif (dari spesifik ke luas) dalam
penelitian teori dasar untuk menghasilkan dan menghubungkan kategori dengan
membandingkan insiden dalam data dengan insiden lain, insiden ke kategori, dan kategori

18
dengan kategori lain. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.6, data mentah dibentuk
menjadi indikator (Glaser, 1978) segmen kecil informasi yang datang dari orang yang
berbeda, sumber yang berbeda, atau orang yang sama dari waktu ke waktu. Indikator-
indikator ini, pada gilirannya, dikelompokkan menjadi beberapa kode (mis., Kode A, Kode
B, Kode C), dan kemudian dibentuk ke dalam kategori yang lebih abstrak (mis., Kategori I,
Kategori II). Selama proses ini, peneliti terus-menerus membandingkan indikator dengan
indikator, kode dengan kode, dan kategori dengan kategori. Selain itu, ahli teori dasar
membandingkan skema yang muncul dengan data mentah untuk mengardekan kategori
dalam informasi yang dikumpulkan selama penelitian.

2.3.4 Kategori Inti


Diantara kategori utama yang diturunkan dari data, ahli teori memilih kategori inti
sebagai fenomena sentral untuk teori tersebut. Setelah mengidentifikasi beberapa kategori
(katakanlah, 8 sampai 10 tergantung pada ukuran database), peneliti memilih kategori inti
sebagai dasar untuk menulis teori. (Lihat Gambar 13.3 untuk visual dari proses ini.) Di sini
tercantum kriteria rinci yang diidentifikasi Strauss dan Corbin (1998) untuk memilih
kategori inti:
 Itu harus menjadi pusat; artinya, semua kategori utama lainnya dapat berhubungan
dengannya.
 Itu harus sering muncul dalam data. Artinya, dalam semua atau hampir semua kasus,
terdapat indikator yang mengarah pada konsep tersebut.
 Penjelasan yang berkembang dengan menghubungkan kategori-kategori itu logis dan
konsisten. Tidak ada pemaksaan data.
 Nama atau frase yang digunakan untuk mendeskripsikan kategori sentral harus cukup
abstrak.
 Ketika konsep diperbaiki, teori itu tumbuh secara mendalam dan kekuatan penjelas.
 Ketika kondisi berbeda-beda, penjelasannya tetap berlaku, meskipun cara sebuah
fenomena diekspresikan mungkin terlihat agak berbeda (hlm. 147).

19
Kita dapat mengilustrasikan kategori inti dengan beralih ke studi teori dasar yang
sebenarnya. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.7, Mastera (1996) mengembangkan
model teoritis dari "tahapan menempa kurikulum." Dalam studi ini, dia memeriksa tiga
perguruan tinggi sarjana dari tiga negara bagian di Midwest yang terlibat dalam proses
mengubah kurikulum pendidikan umum mereka. Wawancara semi-terstruktur dengan 34
fakultas dan administrator menghasilkan teori tentang pemalsuan kurikulum. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 13.7

2.3.5 Generasi Teori


Teori dalam penelitian grounded theory ini merupakan penjelasan atau pemahaman
abstrak dari suatu proses tentang suatu topik substantif yang didasarkan pada data. Karena
teori ini dekat dengan data, maka tidak memiliki penerapan atau cakupan yang luas, seperti
teori “besar” tentang motivasi manusia yang berlaku untuk banyak orang dan situasi.

20
Pertimbangkan bagaimana teori grounded sebenarnya menyajikan teori mereka dalam tiga
cara yang mungkin: sebagai paradigma pengkodean visual, sebagai rangkaian proposisi (atau
hipotesis), atau sebagai cerita ditulis dalam bentuk naratif.
Teori muncul dalam studi sebagai model pengkodean visual atau paradigma
pengkodean dibahas sebelumnya dalam prosedur sistematis Strauss dan Corbin (1998). Kami
telah melihat beberapa paradigma pengkodean ini, tetapi versi yang sedikit berbeda terlihat di
Brown (1993) model proses pembangunan komunitas siswa etnis minoritas. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 13.8, Brown mengeksplorasi proses pembangunan komunitas di
antara 23 orang kulit hitam dan Mahasiswa baru Hispanik selama 6 sampai 10 minggu
pertama di sebuah universitas swasta yang didominasi kulit putih di Midwest. Dalam studi
ini, proses pembangunan komunitas kampus yang dikembangkan secara induktif dihasilkan
dari data. Teori atau model proses ini ditampilkan pada Gambar 13.8. Sebagian besar
didasarkan pada kategori intervensi sistematis yang telah ditentukan sebelumnya kondisi,
strategi, kondisi kausal, dan fenomena, Brown mengembangkan gambaran tentang proses
sebagai deskripsi teoritis kunci dari proses tersebut.
Penelitian Brown (1993) juga mengilustrasikan model visual dan penggunaan
proposisi teoritis (atau hipotesis) untuk menyampaikan teori. Proposisi teoretis di grounded
penelitian teori adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar kategori, seperti
dalam pendekatan sistematis untuk pengkodean aksial yang mencakup kondisi sebab akibat,
kategori inti atau fenomena, konteks, kondisi intervensi, strategi, dan konsekuensi.

21
Setelah mempresentasikan model visualnya, Brown mengidentifikasi edisi dan sub
proposisi itu hubungkan kategorinya dalam model:
a. Interaksi teman sebaya memengaruhi pembangunan komunitas di antara perguruan
tinggi kulit hitam dan Hispanik mahasiswa baru.
b. Semakin banyak waktu yang dihabiskan siswa dengan teman sebayanya, semakin
besar rasa kebersamaan mereka. Itu Semakin banyak waktu luang mereka dihabiskan
sendirian, semakin besar perasaan kesepian dan keterasingan.
c. Semakin banyak waktu luang yang dihabiskan siswa di kampus untuk berinteraksi
dengan teman sebaya di asrama, semakin besar rasa kebersamaan mereka.
d. Keterlibatan aktif dalam kelompok kecil dalam pengaturan kelembagaan (yaitu,
tempat tinggal aula, kelompok seminar mahasiswa baru, tim olahraga intramural,
klub) akan memfasilitasi perasaan komunitas.

22
Kembali lagi ke Gambar 13.8, kita dapat melihat bahwa Brown menghubungkan
kausal kondisi tentang interaksi dan teman dalam proposisi dan subposisi. Di proposisi
tambahan dalam studinya, Brown terus mengidentifikasi hubungan yang saling terkait
dengan aspek lain dari modelnya.

Meskipun "teori" mungkin mudah untuk mengidentifikasi dalam studi teori yang
membumi ketika penulis menyajikannya sebagai paradigma pengkodean visual atau sebagai
rangkaian proposisi, diskusi ditulis dalam bentuk cerita (Strauss & Corbin, 1998) mungkin
kurang jelas bagi pembaca. Di proses mengintegrasikan kategori, ahli teori membumi
mengembangkan pengertian tentang apa penelitian adalah tentang dan mulai menulis cerita
deskriptif tentang prosesnya. Strauss dan Corbin (1998) merekomendasikan agar peneliti:

. . . duduk dan tulis beberapa kalimat deskriptif tentang "apa yang tampaknya terjadi
disini." Mungkin diperlukan dua, tiga, atau bahkan lebih untuk dapat mengartikulasikan
satu pikiran secara ringkas. Akhirnya, cerita itu muncul. (hal. 148)
Setelah perbaikan dan pengerjaan ulang, ahli teori dasar memasukkan cerita-cerita
ini dalam penelitian mereka laporan sebagai sarana untuk menggambarkan teori mereka
tentang proses. Contoh bagus dari jenis ini Bagian ini merupakan cerita deskriptif tentang
penggunaan narkoba pada remaja yang dikutip oleh Strauss dan Corbin (1998):
Apa yang terus mengejutkan kami tentang wawancara ini adalah bahwa, meskipun
banyak remaja menggunakannya obat-obatan, hanya sedikit yang menjadi pengguna inti.
Sepertinya itu semacam remaja eksperimen, fase perkembangan dalam hidup mereka yang
menandai perjalanan dari anak sampai remaja dan dari remaja sampai dewasa. Mereka belajar
tentang narkoba dan juga diri mereka sendiri, mendapatkan penerimaan dari rekan-rekan
mereka, dan menantang otoritas orang dewasa melalui penggunaan narkoba. Ini adalah
perilaku yang sangat spesifik yang membedakan mereka dari keluarga, tetapi, pada saat yang
sama, menjadikan mereka salah satu kelompok remaja. (hlm. 149)
Dalam bagian ini, penulis mengidentifikasi kondisi sebab akibat (yaitu, "fase
perkembangan"). Mereka juga menyebutkan hasil (yaitu, "menandai bagian") dan menetapkan
konteks (misalnya, "Membedakan mereka dari keluarga"). Melalui cerita deskriptif ini,
penulis saling berhubungan beberapa kategori pengkodean aksial untuk membentuk diskusi

23
teoritis tentang proses penggunaan narkoba remaja — bentuk ketiga untuk menulis teori ke
dalam proyek teori yang membumi.

2.3.6 Memo
Sepanjang prosedur teori yang membumi, ahli teori yang membumi membuat memo
tentang data. Menulis memo adalah alat dalam penelitian teori dasar yang menyediakan
peneliti dengan dialog yang berkelanjutan dengan diri mereka sendiri tentang teori yang
muncul (Charmaz, 1990). Memo adalah catatan yang ditulis peneliti selama proses penelitian
untuk diuraikan tentang gagasan tentang data dan kategori berkode. Dalam memo, peneliti
mengeksplorasi firasat, ide, dan pemikiran, lalu memisahkannya, selalu mencari penjelasan
yang lebih luas sedang bekerja dalam proses tersebut. Memo membantu mengarahkan
penanya ke hal baru sumber data, bentuk ide mana yang akan dikembangkan lebih lanjut, dan
mencegah kelumpuhan dari tumpukan data. Namun, studi teori dasar tidak sering melaporkan
memoing, atau jika mereka melakukannya lakukan, mereka tidak memberikan bukti tentang
bagaimana itu digunakan (Babchuck, 1997).
Kita dapat mengilustrasikan memoing dalam sebuah studi tentang proses hilangnya
identitas oleh individu dengan penyakit Alzheimer. Orona (1997) membahas bagaimana
memo membantunya untuk:
a. Bebas bergaul dan tulis pikiran apa pun yang dia sadari
b. Buka blokir pada saat dia merasa dia tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata apa itu
terjadi di data
c. Mulailah membuat konsep dengan melacak ide-ide dari data mentah ke pengkodean
dan ke dalam kategori

Memo bisa pendek atau panjang, lebih rinci dan terkait dengan kode dan kategori,
atau lebih luas dan lebih abstrak. Berikut adalah ilustrasi memo singkat dan terperinci yang
ditulis oleh Charmaz (1994) selama studinya tentang pasien yang sakit parah, dan
"mengidentifikasi momen ”di rumah sakit ketika pasien mengembangkan wawasan baru
tentang diri mereka sendiri.
Menjadi jelas bagi saya bahwa bagaimana orang yang sakit kronis tertentu yang
diidentifikasi oleh orang lain terkadang terungkap kepada mereka dalam sekejap.
pertemuan atau interaksi. Saat-saat ini memberikan refleksi baru bagi individu yang

24
sakit diri, sering mengungkapkan bahwa dia (atau dia) bukanlah orang yang dia
rasakan. . . . Negatif momen-momen pengidentifikasian adalah momen-momen yang
diselimuti rasa malu dan devaluasi. . . . Seorang wanita menggambarkan pertemuan
yang merendahkan dengan agen layanan sosial ketika dalam sekejap, dia melihat dirinya
sebagai seseorang yang tidak berharga membantu. Dia berkata, “Yang bisa saya
lakukan hanyalah larut dalam air mata — tidak ada yang bisa saya lakukan. Aku hanya
tidak bisa bergerak. . . . ” (hlm. 110–111)
Bagian ini mengilustrasikan bagaimana seorang ahli teori yang membumi dapat
menulis memo, menggunakannya dalam penelitian, menyoroti pemikiran refleksifnya sendiri
dengan cara yang konsisten dengan penelitian kualitatif, dan penggunaan memo untuk
menyoroti kategori informasi (yaitu, "momen identifikasi negatif").

2.4 Potensi Masalah Etis Berdasarkan Penelitian Teori


Salah satu cara untuk melihat grounded theory adalah bahwa ini merupakan
pendekatan atau sekumpulan pendekatan terhadap analisis data. Akibatnya, tulisan-tulisan
tentang grounded theory sebagian besar diam masalah etika dalam melakukan penelitian
(misalnya, privasi, persetujuan, kerahasiaan, penipuan, penipuan, dan bahaya [Olesen,
2007]). Ini tidak berarti bahwa teori dasar tidak etis atau tanpa etika, dan, ketika teori dasar
muncul selama tahun 1960-an, pembahasan tentang etika dalam penelitian pendidikan tidak
tersebar luas. Tetap saja, masalah etika menghadapi ahli teori yang membumi ketika mereka
menyatakan tujuan penelitian dengan mengetahui bahwa itu akan muncul melalui landasan
dalam pandangan peserta. Peran sentral wawancara dalam teori membumi menimbulkan
pertanyaan tentang kekuasaan dan otoritas dan memberikan suara yang sesuai kepada peserta
tentang proses penelitian. Penggunaan bangunan secara logis teori grounded dari konsep atau
kategori ke model teoritis perlu didokumentasikan sehingga orang lain dapat menciptakan
proses serupa. Ide menggunakan teori dasar untuk memberi manfaat, peserta tampak besar
seperti dalam bentuk penelitian kualitatif lainnya. Kotak 13.1 berikut membahas masalah
etika yang muncul dalam teori dasar studi oleh Creswell dan Brown (1992).
2.5 Langkah Langkah Berlaku Penelitian Teori Grounded
Dengan berbagai jenis prosedur teori dasar — sistematis, baru, dan konstruktivis —
peneliti mungkin terlibat dalam prosedur alternatif untuk melakukan studi teori. Pendekatan

25
yang diambil di sini akan menjadi bentuk penyelidikan sistematis karena itu terdiri dari
langkah-langkah yang mudah diidentifikasi, sering digunakan untuk penelitian teori dasar,
dan menyediakan prosedur yang akan berguna bagi peneliti pemula

2.5.1 Tentukan Apakah Desain Teori Grounded Terbaik Mengatasi Masalah Penelitian

Rancangan grounded theory sesuai jika Anda ingin mengembangkan atau


memodifikasi teori, menjelaskan proses, dan mengembangkan abstraksi umum dari interaksi
dan tindakan orang. Dengan demikian, ia menawarkan gambaran makro situasi pendidikan
daripada analisis mikro rinci. Karena pembangkitan proses abstrak, tampaknya cocok untuk
sensitif topik, seperti proses mengatasi wanita yang telah mengalami pelecehan seksual
(Morrow & Smith, 1995), atau situasi masalah penelitian apa pun di mana individu
membutuhkan privasi mereka terlindung. Teori beralas tampaknya juga berlaku untuk
individu-individu yang terlatih dalam penelitian kuantitatif tetapi ingin mengeksplorasi
prosedur kualitatif yang ketat dan sistematis. Misalnya dalam bidang pendidikan yang telah
dilakukan penelitian kualitatif terobosan lambat, seperti psikologi pendidikan, para penanya
beralih ke teori dasar sebagai prosedur yang berguna. (Lihat salah satu dari banyak contoh,
seperti Frontman & Kunkel's [1994] studi teori dasar tentang bagaimana konselor
menafsirkan kesuksesan dengan klien.)

2.5.2 Identifikasi Proses untuk Belajar

Karena tujuan dari penelitian teori dasar adalah untuk menjelaskan suatu proses,
Anda perlu mengidentifikasi sejak awal proses tentatif untuk diperiksa dalam studi teori
dasar Anda. Proses ini mungkin berubah dan muncul selama proyek Anda, tetapi Anda perlu
memiliki gagasan tentang prosesnya di langkah ini. Proses ini secara alami harus mengikuti
dari masalah penelitian dan pertanyaan yang ingin Anda jawab. Itu perlu melibatkan orang-
orang yang bertindak atau berinteraksi dengan langkah atau urutan yang dapat diidentifikasi
dalam interaksi mereka. Sangat membantu untuk menuliskan proses ini di awal rencana
Anda untuk belajar, seperti "Bagaimana proses mengatasi guru tahun pertama?" atau
"Bagaimana proses di mana fakultas berkembang menjadi peneliti yang produktif?"

2.5.3 Cari Persetujuan dan Akses

26
Seperti semua studi penelitian, Anda perlu mendapatkan persetujuan dari tinjauan
kelembagaan naik. Anda juga membutuhkan akses ke individu yang dapat memberikan
wawasan tentang proses itu kamu berencana untuk belajar. Seperti penelitian lain, langkah
ini melibatkan pencarian persetujuan untuk mengumpulkan data, menilai individu tentang
tujuan studi Anda, dan menjamin perlindungan situs dan peserta saat Anda melakukan
penyelidikan.

Jika Anda berencana untuk menggunakan pendekatan zigzag untuk pengumpulan


dan analisis data, itu sulit rencanakan dan terima persetujuan sebelumnya untuk
mengumpulkan beberapa data. Pendekatan ini mengandalkan pengumpulan data,
menganalisisnya, dan menggunakan informasi ini untuk menentukan langkah selanjutnya
dalam pengumpulan data. Jadi, saat Anda meminta izin untuk melakukan studi teori dasar,
ada gunanya memberi tahu peninjau proses ini dan sifat tentatif dari prosedur pengumpulan
data di awal studi.

2.5.4 Lakukan Pengambilan Sampel Teoretis

Konsep kunci dalam pengumpulan data grounded theory adalah mengumpulkan


informasi yang bisa membantu dalam pengembangan teori Anda (misalnya, individu yang
telah mengalami proses yang Anda pelajari). Ahli teori dasar menggunakan banyak bentuk
data, tetapi banyak peneliti mengandalkan wawancara untuk menangkap pengalaman
individu dengan kata-kata mereka sendiri. Karakteristik penelitian grounded theory,
bagaimanapun, adalah bahwa penyelidik mengumpulkan data lebih dari sekali dan terus
kembali ke sumber data untuk mendapatkan lebih banyak informasi studi sampai kategori
jenuh dan teori dikembangkan sepenuhnya. Tidak ada garis waktu yang tepat untuk proses
ini, dan peneliti perlu membuat keputusan kapan mereka telah sepenuhnya mengembangkan
kategori dan teori mereka. Satu aturan praktis saat lulus Penelitian dan wawancara siswa
adalah mengumpulkan setidaknya 20 sampai 30 wawancara selama pengumpulan data
(Creswell, 2007). Panduan umum ini, tentu saja, dapat berubah jika Anda mengumpulkan
berbagai sumber data, seperti observasi, dokumen, dan memo pribadi Anda sendiri.

2.5.5 Kode Data

27
Proses pengkodean data terjadi selama pengumpulan data sehingga Anda dapat
menentukan apa data untuk dikumpulkan selanjutnya. Ini biasanya dimulai dengan
identifikasi kategori pengkodean terbuka dan menggunakan pendekatan komparatif konstan
untuk saturasi dengan membandingkan data dengan insiden dan insiden dengan kategori.
Namun, sejumlah 10 kategori yang masuk akal mungkin cukup angka ini bergantung pada
luasnya database Anda dan kompleksitas prosesnya Anda sedang menjelajah. McCaslin
(1993), misalnya, melakukan studi grounded theory tentang pertanyaan kompleks tentang
kepemimpinan di komunitas pedesaan. Dalam mengeksplorasi "Apa itu kepemimpinan?" dia
mengidentifikasi 50 kategori dari mengamati dan mewawancarai individu yang
berpartisipasi dalam program pengembangan kepemimpinan pendidikan di enam kabupaten.

Dari pengkodean terbuka, Anda melanjutkan ke pengkodean aksial dan


pengembangan paradigma pengkodean. Ini melibatkan proses yang diidentifikasi pada
Gambar 13.3 dari pemilihan inti kategori dari kemungkinan pengkodean terbuka dan
memposisikannya di tengah aksial proses pengkodean sebagai kategori inti. Dari sini Anda
mungkin akan kembali ke pengumpulan data atau menganalisis ulang data Anda untuk
mengidentifikasi kondisi penyebab, kategori intervensi dan kontekstual, strategi, dan
konsekuensi untuk mengembangkan proses pengkodean aksial. Anda bisa merakit ini
informasi dalam bentuk paradigma coding atau gambaran visual proses di mana Anda
menunjukkan dengan panah arah prosesnya.

2.5.6 Gunakan Pengkodean Selektif dan Kembangkan Teori

Proses terakhir pengkodean adalah pengkodean selektif, dan ini melibatkan


pengembangan file teori. Prosedur ini mencakup keterkaitan kategori dalam paradigma
pengkodean. Itu mungkin melibatkan penyempurnaan paradigma pengkodean aksial dan
menyajikannya sebagai model atau teori dari proses tersebut. Ini mungkin termasuk menulis
proposisi yang memberikan gagasan yang dapat diuji untuk selanjutnya penelitian. Anda
dapat menyajikan teori Anda sebagai rangkaian proposisi atau subproposisi. Tahap ini
mungkin juga melibatkan penulisan cerita atau narasi yang menggambarkan keterkaitan
antar kategori.

2.5.7 Validasi Teori Anda

28
Penting untuk menentukan apakah penjelasan teoretis Anda masuk akal bagi peserta
dan merupakan rendering peristiwa yang akurat dan urutannya dalam proses. Di grounded
teori penelitian, validasi adalah bagian aktif dari proses penelitian (Creswell, 2007).
Misalnya, selama prosedur komparatif konstan koding terbuka, peneliti melakukan
triangulasi data antara informasi dan kategori yang muncul. Proses yang sama untuk
memeriksa data terhadap kategori terjadi pada fase pengkodean aksial. Peneliti mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan kategori, dan kemudian kembali ke data dan mencari
bukti, insiden, dan peristiwa — sebuah proses dalam teori dasar yang disebut diskriminan
contoh. Setelah mengembangkan teori, ahli teori yang membumi memvalidasi proses dengan
membandingkannya dengan proses yang ada yang ditemukan di literatur. Juga, pengulas
luar, seperti itu sebagai peserta dalam proyek yang menilai teori dasar menggunakan
"kanon" yang baik sains, mungkin mendukung teori, termasuk validitas dan kredibilitas data
(Strauss & Corbin, 1998).

2.5.8 Menulis Laporan Penelitian Teori Beralas

Struktur laporan teori ground Anda akan bervariasi dari struktur yang fleksibel di
desain yang muncul dan konstruktivis ke struktur yang lebih berorientasi kuantitatif dalam
desain sistematis. Dibandingkan dengan desain kualitatif lainnya, seperti penelitian etnografi
dan naratif, struktur studi grounded theory bersifat saintifik dan mencakup masalah, metode,
diskusi, dan hasil. Selain itu, sudut pandang penulis dalam Pendekatan sistematis terkadang
bernada orang ketiga dan objektif. Semua membumi proyek teori, bagaimanapun, diakhiri
dengan teori yang dihasilkan oleh peneliti yang melaporkannya atau abstraksinya dari proses
yang sedang diperiksa.

2.6 Cara Mengevaluasi Teori Penelitian Grounded


Kriteria untuk secara spesifik mengevaluasi studi teori dasar tersedia di Charmaz
(2006), Strauss dan Corbin (1990, 1998), dan dalam Corbin dan Strauss (2008). Charmaz
(2006) menggunakan istilah-istilah seperti kredibilitas, orisinalitas, resonansi, dan kegunaan.
Corbin dan Strauss (2008) membahas faktor-faktor seperti bagaimana individu dapat
memperoleh manfaat dari penelitian (yaitu, fi t, sensitivitas, dan penerapan); pentingnya

29
konsep (atau kategori) dan pembahasannya dalam konteks; logika, kedalaman, dan variasi;
dan cara yang kreatif dan inovatif di mana peneliti mengatakan sesuatu yang baru.
Dalam studi grounded theory berkualitas tinggi, terdapat beberapa kombinasi dari
faktor-faktor ini, dan penulis:
 Menjelaskan proses atau tindakan di jantung studi secara eksplisit.
 Mengembangkan atau menghasilkan teori di akhir studi yang didasarkan pada
pandangan dari para peserta.
 Memastikan bahwa ada hubungan antara data, pembuatan kategori, dan teori
terakhir.
 Memberikan bukti penggunaan memoing dan pengambilan sampel yang
memungkinkan pembuatan teori.
 Menyajikan model visual dari teori tersebut.

Memberikan bukti penggunaan salah satu jenis desain teori dasar, seperti sebagai
pendekatan sistematis, muncul, atau konstruktivis.

30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Grounded, teori ini adalah teori “proses” yang menjelaskan proses pendidikan,
kegiatan, tindakan, dan interaksi yang terjadi dalam waktu lama. Teori grounded digunkana
ketika anda membutuhkan teori besar atau penjelasan tentang suatu proses. Teori grounded
juga digunakan untuk menjelaskan tindakan orang, seperti proses berpartisipasi dalam kelas
pendidikan orang dewasa (courtney, jha, & babchuk, 1994), atau interaksi antar orang, seperti
kursi pendukung jurusan disediakan untuk peneliti fakultas (creswell & brown, 1992).
Jenis rancangan teori grounded dapat dilihat bahwa perspektif tentang melakukan
penelitian teori grounded berbeda tergantung pada penganjur untuk pendekatan tertentu,
berdasarkan para ahli ada 3 yaitu rancangan sistematis, desain yang muncul, desain
kontruktivis. Untuk memilih diantara desain tersebut membutuhkan beberapa pertimbangan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah karakteristik kunci penelitian teori berdasar teori,
pendekatan proses, pengambilan sampel teoritis, analisis data perbandingan konstan, dan
kategori inti.
Ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam teori research, yaitu
menentukan apakah desain teori grounded adalah yang terbaik dalam mengatasi masalah
penelitian, identifikasi proses untuk belajar, mencari persetujuan dan akses, melakukan
pengambilan sampel teoretis, kode data, gunakan pengkodean selektif dan kembangkan teori,
validasi teori anda, dan yang terakhir menulis laporan penelitian. Sedangkan untuk
mengevaluasi grounded penelitian teori
Dan juga inti yang perlu diperhatikan dalam makalah ini adalah jenis desain teori
beralas, karakteristik utama penelitian, potensi masalah etis dalam penelitian teori beralas,
langkah-langkah dalam melakukan studi teori beralas, dan mengevaluasi kualitas studi teori
beralas

31
DAFTAR PUSTAKA

Cresswell, John W. 2012. Educational research: planning, conducting, and evaluating


quantitative and qualitative research. Boston: Pearson education

32

Anda mungkin juga menyukai