Anda di halaman 1dari 4

Nama : Chandra Irawan

Nim : p07220420055
Prodi : Profesi Ners

Web Of Caution

Pengertian bahaya :
Bahaya adalah sumber atau situasi yang berpotensi untuk menyebabkan cedera dan sakit
(Martowiyoto, 2015)
Pengertian cedera :
Cedera adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu trauma atau tekanan fisik
maupun kimiawi (Indarwati, 2011)

Semakin tinggi paparan terhadap bahaya yang tidak dapat dikendalikan, maka
semakin tinggi risiko yang dihadapi untuk terjadinya cedera

Eksternal Internal

Bahaya Mekanik Bahaya Elektrik Bahaya jatuh,


Bahaya Ergonomi
bahaya yang berasal kontak dengan benturan, tertimpa
Ketidaknyamanan
dari mesin maupun konduktor yang benda jatuh,
dalam bekerja mengangkat dan
peralatan kerja yang membawa arus dan
1. Kelelahan Penglihatan
dioperasikan secara
2. Lalai
simultan kontak ke
3. Tidak Fokus ground atau objek disebabkan oleh aktivitas,
alat ataupun lingkungan
yang terlibat pada produksi
jalur konduktif ke yang tidak aman seperti
ground. keberadaan benda asing
disekitar sera kerja,
kesalahan desain alat,
lantai yang licin, dan
gangguan kondisi fisik
individu.

Bahaya temperatur Bahaya Tekanan Bahaya Api


ekstrem berhubungan dengan sebuah reaksi kimia
diakibatkan dari alat atau suatu material atau
perpaduan antara kondisi yang bahan bakar yang
suhu, kelembaban, bertekanan teroksidasi sangat
dan aliran udara pada ( kedalaman laut, cepat, dan
lingkungan ketinggian) menghasilkan panas
tempat bekerja
1.Usia ≥ 65 th atau ≤ 2 th
2.Riwayat jatuh
3.Anemia
4.Kondisi pasca operasi
5.Kekuatan otot menurun
6.Penurunan tingkat
kesadaran
7.Gangguan panca indera
8.Penggunaan alat bantu
berjalan
9.Gangguan keseimbangan
10. Disfungsi autoimun
11. Dll (kondisi sakit)

Gangguan keamanan dan proteksi

1. Cedera / luka fisik akibat 1. Kelemahan fisik


trauma benda tajam 2. Imobilisasi
2. Cedera / luka akibat 3. Kesadaran menurun
sengatan listrik 4. Fungsi panca indera
3. Lelah, lalai dan tidak menurun
fokus akibat 5. Keseimbangan bangun dan
ketidaknyamanan berjalan terganggu
bekerja 6. Daya tahan tubuh yang
4. Luka bakar menurun
5. Kejadian jatuh / tertimpa 7. Risiko jatuh berulang
benda jatuh

MK :Resiko Cedera MK :Resiko Jatuh MK :Resiko gangguan MK :Resiko


integritas kulit / Termoregulasi tidak
jaringan efektif
MK : Risiko gangguan integritas MK : Risiko Jatuh (D.0143)
kulit/jaringan (D.0139) Kategori : Lingkungan
MK : Risiko Cedera (D.0136) Kategori : Lingkungan Sub Kategori : Keamanan dan MK : Risiko termoregulasi tidak
Kategori : Lingkungan Sub Kategori : Keamanan dan proteksi proteksi efektif (D.0148)
Sub Kategori : Keamanan dan Luaran : Integritas kulit dan jaringan Luaran : Tingkat jatuh menurun Kategori : Lingkungan
proteksi meningkat Kriteria hasil : Sub Kategori : Keamanan dan
Luaran : Tingkat cidera menurun Kriteria hasil : 1. Jatuh dari tempat tidur proteksi
Kriteria hasil : 1. Kerusakan jaringan menurun menurun Luaran : termoregulasi membaik
1. Kejadian cedera menurun 2. Kerusakan lapisan kulit menurun 2. Jatuh saat berdiri menurun Kriteria hasil :
2. Luka / lecet menurun 3. Jatuh saat duduk menurun 1. Suhu tubuh membaik

INTERVENSI INTERVENSI INTERVENSI INTERVENSI


1. Manajemen keselamatan lingkungan 1. Perawatan integritas kulit 1. Pencegahan jatuh 1. Edukasi pengukuran suhu tubuh
Observasi Observasi Observasi Observasi
1.1 Identifikasi kebutuhan 1.1 Identifikasi penyebab gangguan 1.1 Identifikasi faktor risiko jatuh 1.1 Identifikasi kesiapan dan
keselamatan (kondisi fisik,fungsi integritas kulit(lingkungan 1.2 Identifikasi risiko jatuh kemampuan menerima
kognitif dan Riwayat perilaku) ekstrim,perubahan sirkulasi) setidaknya 1 kali tiap shift informasi
1.2 Monitor perubahan status Terapeutik 1.3 Identifikasi factor lingkungan Terapeutik
keselamatan lingkungan 1.2 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah yang menyebabkan risiko jatuh 1.2 Sediakan materi dan media
Terapeutik baring 1.4 Hitung risiko jatuh dengan Pendidikan kesehatan
1.3 Hilangkan bahaya keselamatan 1.3 Gunakan produk berbahan skala(humpty dumpty scale) 1.3 Jadwalkan Pendidikan
lingkungan petroleum/minyak pada kulit Terapeutik Kesehatan sesuai kesepakatan
1.4 Modifikasi lingkungan untuk kering 1.5 Orientasikan ruangan pada 1.4 Berikan kesempatan untuk
meminimalkan bahaya dan 1.4 Gunakan produk berbahan pasien dan keluarga bertanya
risiko ringan/alami dan hipoalergik 1.6 Pasang handrall tempat tidur 1.5 Dokumentasikan hasil
1.5 Sediakan alat bantu keamanan pada kulit sensitive 1.7 Atur tempat tidur mekanis pengukuran suhu tubuh
lingkungan 1.5 Hindari produk berbahan dasar dalam posisi terendah 1.6 Jelaskan prosedur pengukuran
1.6 Gunakan perangkat alcohol pada kulit kering 1.8 Tempatkan pasien berisiko jatuh suhu tubuh
pelindung(restrain, pagar tilam) Edukasi tinggi dekat dengan 1.7 Ajarkan memilih lokasi
Edukasi 1.6 Anjurkan menggunakan pemantauan perawat pengukuran suhu oral dan aksila
1.7 Ajarkan individu, keluarga dan pelembab Edukasi 1.8 Ajarkan cara meletakkan ujung
kelompok risiko tinggi bahaya 1.7 Anjurkan minum air yang cukup 1.9 Anjurkan memanggil perawat thermometer di bawah lidah
lingkungan 1.8 Anjurkan mengihndari terpapar jika membutuhkan bantuan atau bagian tengah aksila
2. Pencegahan cedera suhu yang ekstrim 1.10 Anjurkan menggunakan alas kaki 1.9 Ajarkan cara membaca hasil
yang tidak licin thermometer raksa dan/atau
2. Manajemen keselamatan lingkungan elektronik
2. Edukasi termoregulasi
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan
II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan
II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Gunawan, F.A., dan Martowiyoto, M., 2015. Risk Based Behabioral Safety, Jakarta : Gramedia.
Dewi,R.,& Indarwati.(2011). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Orang Tua Tentang
Bahaya cedera dan Cara Pencegahannya Dengan Praktik Pencegahan Cerdera pada Anak
Usia Toddler Di Kelurahan Blumbang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar. GASTER, Vol. 8, No. 2:750 - 764.

Anda mungkin juga menyukai