Makalah Filsafat Metafisika
Makalah Filsafat Metafisika
FILSAFAT METAFISIKA
KELAS : A.1
MAKASSAR
2012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatnya sehingga
“FILSAFAT METAFISIKA”
kita semua untuk lebih mengetahui tentang manfaat metafisika dalam keilmuan.
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, khususnya
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
B. Tujuan ......................................................................................... 3
A. Pengertian metafisika.................................................................. 4
L. Objek metafisika.......................................................................... 15
A. Kesimpulan........................................................................................23
B. Saran.................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diantaranya menurut M.J. Langeveld (tt; 132) dengan mengutip dari apa
terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supranatural) dan
1
supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya
animisme. Selain faham diatas, ada juga paham yang disebut paham
alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena
kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan
keberadaan hal- hal yang bersifat gaib itu. Dari paham naturalism ini
semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu yang menggap
bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu
Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang
semata berbeda halnya dengan telah mengenai akal dan pikiran, dalam
hal ini ada dua tafsiran tang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni
sama. Perndapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistic.
B. Tujuan
A. Pengertian Metafisika
Metafisika berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata
yaitu meta dan pysika. Meta artinya sesudah atau dibalik sesuatu dan
pyisika artinya nyata, kongkrit yang dapat diukur oleh jangkauan panca
karya Aristoteles, dan menemukan suatu bidang diluar bidang fisika atau
disiplin ilmu lain. Ilmu untuk mengkaji tentang sesuatu dibalik yang fisik
hakikat pikiran dan hakikat zat dengan pemikiran. Ahli metafisika juga
bahasa yunani, meta ta fisika yang menurut Lois O. Katsiff adalah hal-
dipahami
sebagai bagian dari filsafat yang mempelajrari dan berusaha menjawab
beberapa konsep metafisik, dengan kata lain yang lebih tepat agaknya
bahwa metafisika adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori
tentang realita.
B. Sejarah metafisika
Secara tidak resmi dan sistematis, sejarah metafisika telah dimulai ketika
Adam diciptakan. Penulis yakin Nabi pertama ini manusia yang berpikir.
metafisika.
Bertens sepakat bahwa nama metafisika tidak digunakan oleh
Sejak itulah orang berpikir bahwa itulah asal usul nama metafisika. Hal
ini ini diperkuat dengan ungkapan Yunani ta meta ta physica yang berarti
hal- hal sesudah hal-hal fisik. Namun, sejak kira-kira tahun 1950-an
muncul pada generasi pertama Aristoteles (wafat tahun 321 S.M.), yaitu
heuristika.
bertitik tolak dari premis yang paling kuat (Cogito ergo sum)
tidak hanya antar ilmuwan sejenis, tetepi juga antar disiplin ilmu,
D. Klasifikasi Metafisika
mengenai yang ada atau pengada atau yang lebih dikenal sebagai
semesta.
b) Susunan Kodrat
c) Sifat Kodrat
d) Kedudukan Kodrat
e) Kosmologi Filsafati
yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah
bahwa terdapat hal-hal dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau
lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata, pemikiran seperti ini
para nabi alaihi salam dengan perbedaan tingkatan yang mereka miliki,
jawaban kita dalam hal ini adalah bahwa orang-orang lain juga mampu
dan akibat serta sempurna dan kurang dan kita menamakan hubungan
Dengan kata lain alam materi ini adalah akibat dari alam mitsal
yakni jika kita ingin dalam bentuk suatu tangga naik ke atas maka kita
dari alam materi akan naik kealam mitsal. Dan alam mitsal ini, sekarang
juga bersama kita, ia berwujud secara actual. Oleh karena itu, hubungan
alam lahir dengan alam batin adalah hubungan akibat degnan sebab.
alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena
kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri,yang dapat dipelajari dan dapat
hal- hal yang bersifat gaib itu dari paham naturalism ini juga menucul
hal ini ada duatafsiran yang juda saling berbeda satu sama lain, yakni
subtansi yang sama, pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut
antara zat dan kesadaran pikiran yang bagi mereka berbeda secara
subtansif.
Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh pikiran adalah
bersifat mental. maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan
tingkatan- tingkatannya (gradasi). Oleh karena itu, tentu ada satu yang
the perfect being. begitu pula dengan pendapat Decrates bahwa dalam
pada sifat yang sempurna yang tidak kumiliki, dimana menjadi subyek
memilikinya, aku tidak akan pernah tahu bahwa aku tidak sempurna.
dari diriku sendiri, karena aku tidak sempurna dan kesempurnaan tidak
yang sempurna, bagai sebuah lembah yang termasuk dalam ide sebuah
(science of thought/epistimologi).
semesta. Akhirnya akal manusia tiba pada suatu titik ultimate yaitu
H. Dalil Teleologis
bersifat niscaya yaitu keinginan untuk hidup bahagia dan berbuat baik.
1. David Hume :
senseless.
3. Ludwig Wittgenstain
that. (3) God does not reveal him self in the world.
1. Plotinos :
2. Karl Jaspers
manusia.
L. Objek Metafisika
ada sebagai yang ada artinya ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu
sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat
4. esensi (essence)
5. subtansi (substance)
6. materi (matter)
7. bentuk (form)
8. perubahan (change)
diperkitakan lahir di mesir pada tahun 204 atau 205 S.M dan hamper
pemikiran platinos di dapatkan dari buku vita plotini yang ditulis oelh
semesta alam harus dipandang sebagai rantai, dimana bagian yang atas
yang berada paling atas adalah hyang eka, yang satu dan satu-satunya
yang oleh plotinos juga disebut kabaikan yang mutlak dankebaikan yang
memberi kebaikan kepada yang lain sebagai bagian. hyang eka itu
kemudian dipahami dan kepada yang lain sebagai bagian, hyang eka itu
dengan kata lain alam di luar ide atau pengetahuan akal adalah hakikat
dengan roh. Jadi misalnya, apakah sebuah meja yang ada di dalam
kelas itu jelek atau tidak tergantung dar ide, presepsi, pengetahuan, akal
naturalisme, William
disebaban oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang
yang manusia berikan arti dari setiap gejala yang ditangkap oleh
gejala alam hanya merupakan gejala kimia fisika semata. hal ini
juga, paham vitalistik sepakat bahwa proses kimia fisika sebagai gejala
alam dapat diterapkan, tetapi hanya meliputi unsure dan zat yang mati
kematian
hal ini hanya dapat dipenuhi dari hasil perenungan metafisik yang dalam
yang ada.
enigmatik, hingga pada akhirnya melahirkan sikap ingin tahu yang tinggi
akhir.
PENUTUP
A. Simpulan
zat, hakikat pikiran dan hakikat kaitan zat dengan pikiran. Beberapa
yang ada dan ada sebagai yang illahi metafisika terbagi menjadi dua
mengenai yang ada atau pengada atau yang lebih di kenal sebagai
ontology, dan kedua metafisia spesialis yang terbagi menjadi tiga bagian
besar:
dan raga.
B. Saran
Persada.
Hatta, Mohammad. 1980. Alam Pikiran Yunani. Jakarta: PT. Tintamas Indonesia.
Utama.