Bab Ii - 161211079
Bab Ii - 161211079
A. Landasan Teori
1. Resistensi Perempuan dalam Film Aladdin versi Live Action
a. Resistensi
Film Aladdin merupakan salah satu film yang diadaptasi dari sebuah
hingga Yaman. Film Aladdin sendiri juga tidak dijelaskan lebih mendalam
tentang lokasi dari cerita tersebut. Namun latar serta kostum dari film Aladdin
ingin menjadi bangsawan yang ingin menikahi putri Sultan, juga mengkisahkan
seorang putri Sultan yaitu Jasmine yang melakukan perlawanan dan penolakkan
berasal dari bahasa Inggris resist. Menurut Micheal Hardt (dalam Syamsul,
2017: 1), “Resistensi adalah situasi sosial dimana pihak-pihak yang dirugikan
14
15
tingkat pendidikan. Karena, setiap tempat atau wilayah memiliki cara yang
transcript).
a. Jenis Resistensi
terbuka tersebut.
puluhan ribu orang dan dilakukan secara terorganisir. Unjuk rasa yang
oleh murid sekolah. Siswa yang tidak menyukai guru, pelajaran ataupun
b. Resistensi Perempuan
Perempuan hingga saat ini masih berada di bawah stereotip bahwa laki-
untuk melayani, harus tunduk pada perasaan dan harus memiliki sikap lemah
berbagai norma. Perempuan yang sadar tentang haknya sebagai manusia, dan
17
melakukan protes karena haknya tidak terpenuhi bisa membuat lawannya, baik
antara lain, pergerakkan mendekati orang lain, melawan orang lain dan menjauhi
sebelumnya.
c. Film
Film Aladdin pertama kali dingkat menjadi bentuk film animasi pada tahun
1992 oleh Walt Disney Animation Studios. Kemudian, dibuat ulang menggunakan
aksi langsung akting dari manusia atau live action oleh studio yang sama pada
2019 lalu. Perbedaan dari animasi dan live action terletak pada jalan cerita yang
tidak sama persis, penambahan tokoh baru seperti Dalia dan Hakim, pakaian
Jasmine yang lebih tertutup, penambahan musik tema atau soundtrack dan
Bentuk animasi maupun live action merupakan salah satu bagian dari film.
Film sendiri merupakan “selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat
gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif”’ (Pusat
film adalah
karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi masa
pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui
proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa
suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan proyeksi
mekanik, elektronik dan lainnya (JDIH BPK, 2020c).
Menurut, Uchjana Onong Effendi media massa yang dimana film termasuk
Film Aladdin termasuk dalam jenis film fiksi atau fiction films. Himawan
Pratista sendiri membagi film dalam 3 jenis (Pratista, 2008: 4), yaitu:
Film fiksi dapat disebut sebagai sebuah karya sastra yang berisi
imajinasi dan belum tentu fakta. Berdasarkan sisi cerita, film fiksi
3. Film Eksperimental
Film Aladdin juga memiliki genre musikal dan fantasi. Genre sendiri
merupakan tema yang diangkat dalam film, genre dibagi dalam 8 genre atau
2. Epik Sejarah, film genre ini sering ditampilkan dengan kolosal serta
tarian.
8. Fantasi, genre ini merupakan ide dari pihak pembuat film dengan
sains teknologi dan hal fantasi yang yang dibuat oleh penulis dan
sutradara film.
pertama: ucapan, percakapan, dan tutur kata. Kedua, keseluruhan tutur atau
cakap yang merupakan satu kesatuan. Ketiga: satuan bahasa terbesar, terlengkap
dan terealisasi pada bentuk atau karangan utuh seperti novel, buku dan artikel
Analisis wacana bukan hanya kajian untuk menganalisis teks, tapi juga
untuk menganalisis penggunaan bahasa baik lisan maupun tertulis.
Analisis wacana sendiri menekankan pada kajian penggunaan dalam
konteks sosial, khususnya dalam interaksi dan penutur.
Konteks tersebut merupakan bahasa yang digunakan untuk tujan dan
kritis, terdapat lima unsur utama dalam analisis wacana kritis (Jorgensen &
lingustik kewacanaan.
sosial
yang tertindas.
dalam keseharian baik lisan maupun tulisan. Analisis wacana juga berisi, ide
dan konsep.
Sara Mills merupakan salah satu tokoh yang memiliki pendapat tentang
analisis wacana kritis. “Sara Mills lebih menitik beratkan teorinya mengenai
Mills juga melihat bagaimana posisi aktor ditampilkan dalam teks. Posisi
ini akan melihat aktor yang berada di posisi subjek penceritaan dan posisi objek
struktur teks dan bagaimana makna diperlukan dalam teks secara keseluruhan.
Selain itu, Sara Mills juga memberikan perhatian pada posisi penempatan
teks (Darma, 2009: 86). Seperti analisis wacana lainnya, Sara Mills
dalam teks sehingga bisa mempengaruhi pembaca. Melalui prespektif ini, Sara
massa.
Tabel 1
Analisis Wacana Sara Mills
TINGKAT YANG INGIN DILIHAT
a. Posisi Subjek-Objek
24
b. Posisi Penulis-Pembaca
Penelitian ini menggunakan analisis wacana Sara Mills. Analisis ini bisa
sebuah teks ataupun media lain seperti film. Serta bagaimana bentuk dan pola
seorang bangasawan, film ini juga mengangkat perbedaan pandangan, aturan serta
sikap yang diterima laki-laki dan perempuan. Adanya perbedaan pandangan, sikap
atau jenis kelamin. Sex atau dalam bahasa indonesia memiliki padanan kata seks,
pengertiannya ialah jenis kelamin yang merupakan pensifatan atau pembagian dua
jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis
kelamin tertentu. Seperti laki-laki memiliki jakun dan penis serta perempuan
pada manusia jenis laki-laki dan perempuan selamanya (Fakih, 2013: 8).
Jadi, gender merupakan perbedaan sifat dan peran yang melekat pada laki-laki
serta perempuan, yang dibentuk melalui proses sosial dan kultural. Selain itu,
adanya perbedaan gender juga dibentuk oleh aturan baik peraturan dari
26
pemerintahan, masyarat, dan agama. Sehingga, gender dianggap sebagai hal yang
Ada dua teori yang menyinggung mengenai peran laki-laki dan perempuan
dan keduanya berlawanan, yaitu teori nature dan teori nurture. Teori nature yang
disebabkan perbedaan biologis. Teori ini mengandaikan bahwa peran laki-laki dan
perempuan, merupakan peran yang telah digariskan oleh alam. Sedangkan, teori
perbedaan biologis yang kodrati, namun lebih sebagai hasil konstruksi manusia,
perempuan menjadi korban dalam sistem tersebut. Laki-laki dan perempuan yang
mengalami ketidakadilan akibat jenis kelamin, berarti sudah menjadi korban dari
ketidakadilan gender.
prasangkan buruk dalam hal ini terhadap perempuan dan berakibat perempuan
ketidakadilan gender, yang bermuara pada kasus kekerasan gender (You et al.,
2019: 67).
27
perempuan berada di posisi yang tertindas. Menurut Habiba (dalam You et al.,
2019: 67), bahwa “patriarki adalah kekuasaan dan kontrol yang kompleks dalam
masyarakat yang didominasi oleh laki-laki”. Sistem patriarki sendiri bisa terjadi di
intimidasi hingga pelecehan. Jadi, patriarki adalah sebuah sitem yang membuat
budaya patriarki.
pendidikan, politik dan ekonomi masih berada jauh di bawah posisi laki-
budaya patriarki yang sangat kental, seperti contoh di Suku Dani, Papua.
Peran publik laki-laki Suku Dani, menangani acara adat dan perang
perempuan. Namun, kini perang tidak terjadi, adat memudar, dan laki-laki
perempuan dan menjadi hal lumrah di banyak keluarga Hubula Suku Dani
belum ada hukuman yang dapat membuat jera pelaku yang mengambil
Kawasan Timur tengah yang juga menjadi lokasi cerita film Aladdin,
beberapa survei.
pada perempuan.
dan perempuan pun sudah ditanamkan, bahwa dalam hal ketaatan kepada
mulai dipandang sebagai individu yang memiliki hak dan kewajiban yang
setara dengan laki-laki. Namun, berdasarkan Al-Qur’an dan hadist ada juga
Salah satu hal yang dibatasi adalah berpergian seorang diri. Pandangan
ulama terkait riwayat Al- Qur’an maupun hadist tentang larangan bagi
rumah tanpa mahram, ada juga ulama yang melarang keras perempuan
perempuan, hal ini dinamakan hak ijbar. Sementara itu, “hak ijbar ialah
dan Imam Syafi’i berdendapat hak ijbar merupakan hak dari wali dan boleh
persetujuan dari kedua belah pihak yaitu mempelai dan wali (Izzati, 2011:
243-253).
jarang dalam kitab tersebut memuat suatu pendapat, fikiran atau wacana
Sementara itu, terdapat ayat dalam Al Qur’an yang hingga kini masih
perempuan.
ُِّظُو
هن َعُن ف َه ُ َ
نشُوز ُون تخَاف
َ ِّى َّٰ َ
ٱلت و
ُن
ۖ َُِّٱضْر
بوه َاجِّع
ِّ و َض ْ ِّى
ٱلم هن فُُوُرْجَٱه و
ْه
ِّن ََ۟ ع
لي ُوا ْغ
تبَ َََل
ْ ف ُم
َك َطَع
ْن ْ أ إنَِّف
َبِّير
اا ًّا ك
ِّيَ عَلَان
ِّن ٱَّللَ ك
يَل إۗسَبِّ ا
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
Besar.”
dalam kepemimpinan. Salah satu ayat tersebut ialah surat At-Taubah ayat
71:
ُٓ
ء َا لي َو
ِّْ ْ أ ُه
ُم ْضبعَ ُ َّٰت
َ
ِّن ْم
ُؤ ْ َ
ٱلم َ و ُونْمِّن
ُؤ ْ َ
ٱلم و
َِّ عَن ْن َْ
هو ينََ
ُوفِّ و ْرَع ْ َ ب
ِّٱلم ُون مرُْ
يأَ ض ٍْ
ۚ بعَ
َتو
ن ُْ
يؤ َ و
َُ َّٰة
لو ََ ٱلص ُونِّيم
يق َرِّ و
َُ ُنك ْ
ٱلم
َِّك
لئ ٓ
َّٰ
َ۟ ُوُ أ ۚ
ه َ َُس
ٓول
ۥ َر َ ٱَّللَ وُونِّيع
يط َ و
َُ َو
َّٰة ٱلزك
ٌ ٌ حَك
ِّيم َزِّيز ِّن ٱَّللَ ع ۗ ُ
ٱَّللُ إ ُمُهَم َر
ْح سَي
Artinya: “Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian
mereka adalah auliya bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang
makruf, mencegah yang mungkar, mereka taat kepada Allah dan Rasul-
lagi Mahanijaksana.”
memberi saran atau nasihat dan kritik dalam berbagai bidang kehidupan
hadist, “Tidak akan berjaya satu kaum yang menyerahkan urusan mereka
ayahnya yang mangkat. Hal ini tidak selaras dengan surat An-Naml ayat
kondisi masa itu. Antara lain kondisi perempuan yang belum siap
perubahan kondisi dan situasi. Sehingga, saat ini tidak relevan lagi
4. Interpretasi Simbolik
36
terhadap suatu objek atau dikenal dengan tafsir (Kementerian Pendidikan dan
persepsi.
Tahap persepsi yang paling penting adalah informasi yang diperoleh dari
indra manusia. Pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan
alat indra kita, atensi dan interpretasi (Mulyana, 2016: 180-181). Persepsi sendiri
menurut Brian Fellows (dalam Mulyana, 2016: 180) sebagai “proses yang
Jadi, presepsi merupakan kemampuan setiap orang dalam menilai suatu simbol.
sekelompok orang. Lambang meliputi pesan verbal, perilaku non-verbal dan objek
yang maknanya sudah disepakati” (Mulyana, 2016: 92). Setiap, orang memiliki
berdasarkan verbal (ucapan) maupun non verbal (perilaku), setiap individu memiliki
penafsiran yang berbada karena faktor pengalaman, perilaku, sosial dan budaya.
37
B. Kajian Pustaka
wacana Sara Mills pada sebuah film Marlina Si Pembunuh dalam Empat
dengan menggunakan analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk pada sebuah
penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk untuk
kartun putri disney mulai dari Snow White, Cinderella, Arora, Ariel, Belle,
C. Kerangka Berpikir
40
resistensi perempuan pada film Aladdin versi live action. Input dalam penelitian ini
adalah film Aladdin versi live action yang tayang pada 2019. Sedangkan prosesnya
adalah analisis wacana kritis model Sara Mills yang dalam analisis ini akan
menganalisis posisi objek, serta bagaimana posisi pembaca atau penonton. Dari input
tersebut akan menghasilkan output, yaitu analisis wacana resistensi perempuan dalam