Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan serta waktu penerimaannya (PGRS, 2013). Tujuannya adalah untuk menyediakan bahan makanan yang siap untuk diolah. Menurut Direktorat Bina Pelayanan Medik dalam Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit (2007), prinsip penerimaan bahan makanan adalah sebagai berikut: a. Jumlah bahan makanan yang diterima harus sama dengan jumlah bahan makanan yang tertulis dalam faktur pembelian dan sama dengan jumlah bahan makanan dalam daftar permintaan institusi b. Mutu bahan makanan yang diterima harus sesuai spesifikasi bahan makanan yang diminta pada surat kontrak perjanjian jual beli c. Harga bahan makanan yang tercantum pada faktur pembelian harus sama dengan harga bahan makanan yang tercantum pada penawaran bahan makanan Adapun langkah-langkah penerimaan bahan makanan adalah sebagai berikut: 1) Bahan makanan diperiksa sesuai dengan daftar pesanan (yang memuat satuan dan jumlah volume) dan spesifikasi bahan makanan. 2) Bahan makanan basah langsung didistribusikan ke bagian pengolahan, bahan makanan kering disimpan di gudang/ penyimpanan kering. 3) Bahan makanan yang tidak langsung dipergunakan saat itu dilakukan penyimpanan di ruang penyimpanan. Metode penerimaan bahan makanan dibedakan menjadi dua (Direktorat Bina Pelayanan Medik.Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit.2007), yaitu: Blind Receiving Petugas penerimaan tidak menerima spesifikasi bahan makanan serta faktur pembelian dari pihak penjual. Petugas penerimaan langsung mengecek, menimbang dan menghitung bahan makanan yang datang di ruang penerimaan kemudian dicatat di buku laporan. Konvensional Petugas penerimaan bahan makanan menerima faktur dan spesifikasi satuan dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Petugas penerimaan menerima dan mengecek waktu, jadwal, macam, jumlah dan spesifikasi bahan makanan sesuai dengan kesepakatan SPBJ (Surat Perjanjian Jual Beli). Dalam cara konvensional ini dapat dilakukan sistem penolakan bahan makanan jika jumlah dari mutu tidak sesuai, petugas penerima harus mencatat semua bahan makanan yang diterima dan bahan yang dikembalikan untuk dilaporkan kepada bagian pembayaran. Tempat penerimaan bahan makanan idealnya terletak dekat dengan pintu sebelum tempat penyimpanan, dilengkapi dengan meja penerimaan dan timbangan, daftar makanan dan daftar bahan lain yang dapat diterima serta terdapat thermometer dan kalkulator. Kalkulator disini dimaksudkan untuk mengecek jumlah total pengeluaran, apakah sudah sesuai dengan pesanan. b. Analisis Sistem Penerimaan Bahan Makanan Adapun kegiatan penerimaan bahan makanan yang ada di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang adalah sebagai berikut: Metode penerimaan bahan makanan yang ada di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang adalah metode konvensional yaitu dengan cara petugas mengecek jenis, jumlah dan harga bahan makanan yang datang dengan bahan makanan yang dipesan sesuai bon pemesanan. Dengan menggunakan metode ini Instalasi Gizi memiliki banyak keuntungan karena barang yang diterima sesuai dengan barang yang dipesan. Jika tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan makan dapat dikembalikan, selama pengamatan dilapangan barang pernah dikembalikan karena waktu itu barang sudah layu dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Penerimaan bahan makanan di instalasi RSJRWL dilakukan oleh petugas gudang bahan makanan rumah sakit dan panitia penerimaan bahan makanan rumah sakit setelah diperiksa sesuai dengan jenis spesifikasi dan permintaan bahan makanan. Tempat penerimaan bahan makanan basah terletak di dekat pintu belakang instalasi gizi dengan latar belakang terbuka. Letak tempat penerimaan dekat dengan ruang persiapan, dengan alasan tempat pengolahan dekat dengan tempat penerimaan dan bisa cepat diolah. Sedangkan penerimaan bahan makanan kering terletak di gudang penyimpanan rumah tangga. Kondisi kebersihan dari tempat penerimaan kondisi lantai agak sedikit licin karena semalam terjadi hujan,selain itu di tempat penerimaan dekat saluran pembuangan air. Kondisi lantai yang licin dapat mempengaruhi dari keselamatan kerja petugas penerimaan. Penerimaan bahan makanan basah di Instalasi Gizi berjumlah 6 orang dari berbagai profesi, dan ditambah 1 orang dari gizi untuk memastikan barang yang diterima sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. Selain 5 petugas penerimaan tersebut, petugas penerimaan dibantu oleh pihak rekanan dan pasien yang telah sembuh. Sedangkan untuk penerimaan bahan makanan kering berjumlah 1 orang dari petugas gudang penyimpanan rumah tangga. Prinsip penerimaan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat adalah jumlah, harga dan waktu seperti yang disebutkan dalam surat perjanjian. Jumlah harus sesuai dengan bon pemesanan, harga tidak boleh melebihi harga pasar atau paling tinggi sesuai harga pasar. Dan waktu pengiriman disesuaikan dengan permintaan kebutuhan Instalasi Gizi. Mutu bahan makanan disebutkan dalam surat perjanjian adalah jika bahan yang dikirim rusak maka boleh diganti, dna juga bahan yang dikirim harus sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Namun dalam pengamatan hari pertama, selasa 11 November 2014 pihak rekanan sedikit terlambat mengantar pesanan bahan makanan yaitu pukul 8.30 barang baru diantar ke instalasi gizi. Prosedur penerimaan bahan makanan basah di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh pihak RS tanggal 11 November 2014: 1. Panitia penerimaan menerima bahan makanan basah yang datang kemudian dicocokkan dengan faktur/ bon pemesanan yang telah dipesan pihak RS. 2. Petugas mengecek kuantitas bahan makanan yang dipesan dengan cara menimbang bahan makanan 3. Apabila bahan makanan yang datang tidak sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang dipesan, petugas meminta ganti kepada pihak rekanan. 4. Bahan makanan makanan langsung didistribusikan ke bagian pengolahan. 5. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan. Transaksi penerimaan bahan makanan basah dilakukan setiap hari, sedangkan untuk bahan makanan kering diterima dari rekanan setiap 15 hari sekali tetapi jika bahan sudah habis sebelum waktu yang ditentukan maka bisa memesan lagi. Ditempat penerimaan tersebut tidak terdapat meja penerimaan, meja dada, alat tulis dan termometer. Yang ada hanya daftar pemesanan bahan makanan dan timbangan saja.
b. Teori System Controlling
Prinsip (PPMRS, 2007): 1. Jumlah BM yang diterima harus sama dengan jumlah BM yang tertulis dalam faktur pembelian dan sama dengan jumlah BM dalam daftar permintaan institusi 2. Mutu BM yang diterima harus sesuai spesifikasi BM yang diminta pada surat kontrak perjanjian jual beli 3. Harga BM yang tercantum pada faktur pembelian harus sama dengan harga BM yang tercantum pada penawaran BM