Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PERCOBAAN

MENGIDENTIFIKASI SENYAWA
HIDROKARBON

Tahun Pelajaran 2016/2017

OLEH:
MEI FENTI ANDRIANI
X MIAF
18
KELOMPOK 4 : 1. KRISNA YANUAR (15)
2. MAR’ATUSSOLIHAH (17)
3. MEI FENTI ANADRIANI (18)
4. M. FADEL AKBAR P. (19)
Mei Fenti Andriani / 18 / X MIA F

I. Judul Percobaan
“Mengidentifikasi Senyawa Karbon”

II. Tujuan Percobaan


Tujuan melakukan percobaan ini adalah untuk menguji ada tidaknya unsur C, H, dan
O pada sampel senyawa organik.

III. Landasan Teori


Karbon (C) dapat membentuk berjuta-juta macam senyawa hanya dengan beberapa
atom lain, misalnya hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Persenyawan karbon
dengan atom lain sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pada awalnya senyawa karbon digolongkan menjadi dua yaitu, senyawa organik dan
senyawa anorganik. Dimana senyawa organik merupakan senyawa yang hanya dapat
disintesis di dalam tubuh makhluk hidup, sedangkan seyawa anorganik merupakan senyawa
yang dapat disintesis di luar tubuh makhluk hidup. Pendapat seperti di atas bertahan sampai
akhirnya pada tahun 1882 Friedrich Wohler berhasil menyintesis urea di luar tubuh makhluk
hidup. Beliau menyintesis urea dengan cara memanaskan amonium sianat (NO4+NCO-)
menjadi urea.
Sejak saat itulah pengelompokan senyawa karbon didasarkan pada struktur dan sifat
senyawa tersebut. Senyawa karbon organik merupakan senyawa karbon yang di dalam
strukturnya mempunyai rantai atom karbon. Sementara, senyawa karbon anorganik tidak
mempunyai rantai atom karbon. Selain dalam hal struktur, senyawa organik dan anorganik
juga mempunyai sifat yang berkebalikan. Senyawa organik bersifat mempunyai sifat sebagai
berikut: mudah terurai, sukar larut dalam pelarut polar, mempunyai titik didih dan titik leleh
yang relatif rendah, serta kurang reaktif. Sedangkan, senyawa anorganik mempunyai sifat
stabil dalam pemanasan, mudah larut dalam pelarut polar, mempunyai titik didih dan titik
lebur yang bverbeda-bada, serta bersifat reaktif.
Suatu zat dapat dikatakan sebagai senyawa karbon jika ketika zat tersebut dibakar
akan menghasilkan jelaga (arang) atau karbon. Selain itu, jika pembakaran berlangsung
sempurna, akan dihasilkan gas CO2.
Pada umumnya senyawa organik mengandung unsur karbon (C), hdrogen (H), dan
oksigen (O). Keberadaan unsur tersebut dapat diketahui dengan melakukan pembakaran pada
senyawa tersebut. Untuk mengetahui keberadaan unsur C dapat dilakukan dengan
mengalirkan gas CO2 pada larutan air kapur (Ca(OH)2). Bila pembakaran berlangsung
sempurna akan terbentuk CO2 yang akan mengubah air kapur yang jernih menjadi keruh.
Sementara, untuk mengetahiu keberadaan unsur H dan O dapat dilakukan pengujian terhadap
titik-titik air yang terbentuk selama proses pembakaran dengan menggunakan kertas kobalt.
Jika titik-titik air tersebut merupakan air (H2O) kertas kobalt yang berwarna biru akan
berubvah menjadi merah muda.

Page 2 of 7
Mei Fenti Andriani / 18 / X MIA F

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
Dalam melakukan percobaan ini diperlukan alat sebagai berikut:
No. Nama alat Ukuran Jumlah
1. Gelas ukur 100 ml 1
2. Kertas kobalt - 1
3. Korek api - 1
4. Lampu spiritus - 1
5. Penjepit tabung reaksi - 1
6. Plastisin - 1
7. Selang kecil Kecil 1
8. Spatula Standar 1
9. Sumbat tabung reaksi - 1
10. Tabung reaksi - 1

b. Bahan
Bahan diperlukan untuk melakukan percobaan antara lain:

Kensentrasi /
No. Nama bahan Jumlah
wujud
¼ tinggi
1. Gula pasir Padat
tabung reaksi
2. CuO Padat 1 spatula
3. Larutan Ca(OH)2 Larutan 20 ml

Page 3 of 7
Mei Fenti Andriani / 18 / X MIA F

V. Langkah Kerja
Berikut merupakan skema langkah kerja dalam melakukan percobaan.

Keterangan:
1. Memasukan gula pasir ke dalam tabung reaksi sebanyak seperempat tinggi
tabung reaksi.
2. Menambahkan serbuk CuO sebanyak satu spatula ke dalam tabung reaksi.
3. Mencampurkan gula dan CuO dalam tabung raksi dengan cara
menggerakan tabung ke atas dan ke bawah.
4. Menuangkan larutan Ca(OH)2 kedalam gelas ukur sebanyak 20 ml.
5. Membuat sumbat tabung reaksi.
6. Menghubungkan selang dengan sumbat yang telah dilubangi. Lalu, tambal
celah antara lubang tabung reaksi dan selang dengan menggunakan
plastisin. Setelah itu, tabung reaksi ditutup dengan menggunakan sumbat
dengan syarat selang tidak menyentuh padatan di dalam tabung reaksi.
7. Mencelupkan ujung selang yang lain ke dalam larutan Ca(OH)2.
Kemudian, meletakan larutan Ca(OH)2 pada posisi yang lebih tinggi.
8. Menyalakan lampu sepiritus dengan menggunakan korek api.
9. Meletakan tabung reaksi di atas api dengan posisi dimiringkan dengan
bantuan penjepit tabung reaksi.
10. Mengamati larutan Ca(OH)2 selama proses pembakaran.
11. Menempelkan kertas kobalt yang berwarna biru pada titik-titik air yang
terbentuk di dinding tabung reaksi.
12. Mengamati perubahan warna pada kertas kobalt.

Page 4 of 7
Mei Fenti Andriani / 18 / X MIA F

VI. Hasil Pengamatan


Tabel berikut memuat analisa dan hasil pengamatan kami selama melakukan
percobaan.
No Warna kertas kobalt Larutan Ca(OH)2
. Awal Akhir Awal Akhir
Jernih (tidak Keruh
1. Biru Merah muda terdapat (terdapat
endapan) endapan)

VII. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan gula sebagai sampel senyawa organik
yang diuji. Gula yang telah ditambahkan CuO dibakar. Tujuan dari penambahan temabaga
(II) oksida (CuO) adalah. Dalam proses pembakaran, mulut tabung reaksi yang digunakan
sebagai wadah sampel disumbat dengan menggunakan plastisin serta dihubungkan dengan
selang. Oleh karena mulut tabung tersumbat dan terhubung dengan selang, jika selama
poroses pembakaran terbentuk gas atau zat lain maka gas akan bergerak melalui selang
sementara zat lain yang bukan berupa gas akan tetap terperangkap dalam tabung reaksi.
Selang yang berhubungan dengan mulut tabung dicelupkan terhadap larutan
kapur(Ca(OH)2). Larutan Ca(OH)2 ini jernih dan tidak mengandung endapan. Selama proses
pembakaran, terbentuk gelembung-gelembung pada larutan kapur. Hal ini menunjukan
bahwa, selama proses pembakaran gula yang telah bercampur dengan temabaga (II) oksida
(CuO) menghasilkan gas. Setelah beberapa lama, pada larutan kapur mulai terbentuk endapan
yang lama kelamaan membuat larutan tersebut semakin mengeruh. Karena larutan tersebut
terbentuk dari pelarutan kapur (CaCO3) maka dapat disimpulkan bahwa endapan yang
terbentuk merupaka kapur (CaCO3). Hal ini menandakan bahwa gas yang terbentuk selama
proses pembakaran bereaksi dengan larutan kapur sehingga menghasilkan endapan kapur dan
air. Gas yang dapat bereaksi dengan larutan kapur sehingga terbentuk endapan kapur adalah
gas carbon dioksida (CO2). Reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
CO2 (l) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O(l)
Dari hasil pengamatan dan analisis pada larutan kapur dapat diketahui bahwa dalam
proses pembakaran gula dihasilkan gas CO2. Hal ini juga menunjukan bahwa gula
mengandung unsur karbon (C).
Setelah reaksi pembakaran selesai selang yang tercelup pada larutan kapur segera
diangkat karena jika dibiarkan air kapur akan naik melalui selang karena tekanan pada tabung
reaksi sangat rendah. Jika hal ini terjadi maka percobaan akan gagal.
Setelah pembakaran berakhir, pengamatan dilanjutkan terhadap titik-titik air yang
terbentuk pada dinding tabung reaksi. Analisis dilakukan dengan menempelkan kertas kobalt
yang berwarna biru pada titik air pada dinding tabung. Jika kertas kobalt ditempelkan pada
H2O (air) maka, warna kertas kobalt akan berubah dari biru menjadi merah muda. Ternyata
setelah ditempelkan pada titik air pada dinding tabung warna kertas kobalt berubah menjadi
merah muda.
Page 5 of 7
Mei Fenti Andriani / 18 / X MIA F

Dari analisa pada kertas kobalt dapat diketahui bahwa titik air pada dinding tabung
reaksi merupakan H2O. Sehingga secara otomatis dapat diketahui bahwa gula juga
mengandung unsur H dan O.

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, gula merupakan
senyawa karbon. Hal ini ditunjukan oleh data hasil pengamatan yang diperoleh. Dari hasil
pengamatan pada kertas kobalt yang awalnya berwarna biru setelah ditempelkan pada titik-
titik air pada dinding tabung reaksi, warna kertas kobalt berubah menjadi merah muda. Hal
ini menunjukan bahwa titik-titik air pada dinding tabung reaksi adalah air (H2O). Hal ini
menunjukan bahwa gula mengandung unsur H dan O. Sementara itu, hasil pengamatan pada
larutan Ca(OH)2 yang mula-mula jernih dan tidak terdapat endapan, ternyata setelah reaksi
pembakaran selesai terdapat endapan pada larutan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa gula
mengandung unsur C. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa gula merupakan senyawa
karbon.

IX. Daftar Pustika

Page 6 of 7
Mei Fenti Andriani / 18 / X MIA F

https://smartchemistry.wordpress.com/category/smartchemistry/
https://susilawatiamdayani.wordpress.com/kimia-kelas-xii/senyawa-organik/
https://www.mystupidtheory.com/2014/09/pengertian-senyawa-hidrokarbon-dan.html
Mus Media Buana Pustaka Tim. 2014. Kimia untuk SMA / MA XI. Jakarta:Masmedia
Purba Michael. 2007. Kimia untuk kelas X. Jakarta:Erlangga
Sudarmo Unggul. 2014. Kimia untuk SMA / MA Kelas XI. Surakarta: Erlangga
Umiyati Nurhalimah. 2016. Kimia untuk SMA / MA XI. Surakarta: MEDIATAMA

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai