Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Nur Wahyuni Arif

NIM : 22006038

Kelas : C

EFFECTIVE FEEDBACK

PENGERTIAN UMPAN BALIK (FEEDBACK)


Merupakan sebuah kata yang diadopsi dari Bahasa Inggris, yakni kata feed dan back yang
memiliki arti harfiah “memberi makan kembali”, namun sebenarnya dapat diartikan sebagai
“memberi masukan kembali”. Pendapat lain yang mengemukakan feedback sebagai reaksi yang
timbul dari komunikan sebagai pesan kepada komunikator dan bisa berlaku sebaliknya
(Ardianto, 2004). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah umpan
balik ini, salah satunya dapat diartikan sebagai bahan yang diperoleh kembali dari penerapan
sesuatu untuk unsur perbaikan dalam tindak lanjut.

Melihat penjelasan singkat terkait umpan balik (feedback) dapat dikatakan bahwa umpan balik
ini sebagai tanggapan atau respon terhadap suatu pesan. Feedback yang ditimbulkan dari
proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang hasil komunikasi yang
dilakukannya.

Umpan balik dikatakan oleh Johnson (1993) ditujukan untuk membuktikan informasi yang
konstruktif dalam rangka membantu seseorang untuk menjadi sadar bagaimana perilaku
seseorang mempengarui orang lain. Dengan demikian, umpan balik tersebut akan membantu
seeorang mengubah perilaku sehingga orang menjadi lebih produktif.

MANFAAT UMPAN BALIK (FEEDBACK)


Umpan balik dari orang yang dipercaya dapat menjadi sarana untuk evaluasi pada diri kita dan
menjadi masukan bagi kita untuk melihat aspek dalam diri yang belum kita ketahui. Dengan
kata lain umpan balik dapat meningkatkan kesadaran diri seseoarang.

Tujuan umpan balik adalah memberikan informasi yang sifatnya membangun dan dapat
membantu seseorang menyadari bagaimana perilakunya  dipresepsi dan berpengaruh pada
orang lain. Umpan balik dapat membantu mengubah tingkah laku seseorang dengan menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
Umpan balik yamg sifatnya membangun adalah umpan balik yang disampaikan dengan cara
bagimana tingkah laku  seseorang berpengaruh terhadap dirinya dan orang lain. Pemberian
umpan balik ini hendaknya  jangan sampai menjadi ancaman dan membuat  orang tersebut
bereaksi mempertahankan diri serta menyangkal tindakannya (defensif), karena orang yang
bersikap defensif akan semakin kurang mendengarkan dan memahami umpan balik yang
diberikan.

Setelah oranag menerima umpan balik, maka umpan balik tersebut akan digunakan sebagai
pertimbangan ketika akan membuat keputusan, apakah tingkah lakunya kan diubah atau
diteruskan.

JENIS-JENIS UMPAN BALIK (FEEDBACK)


Untuk mengetahui jenis-jenis yang dimiliki oleh umpan balik, khususnya dalam kajian Ilmu
Komunikasi, berikut ini akan coba kita bahas satu persatu. Jangan lupa tetap scroll artikel ini ya!

 Internal Feedback

Jenis pertama adalah Internal feedback, bisa diartikan sebagai umpan balik yang diterima
oleh komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari komunikator itu sendiri.
Misalnya, ketika menyampaikan pesan (berbicara), komunikator menyadari telah melakukan
kesalahan, kemudian ia meminta maaf dan langsung berinisiatif untuk memperbaiki apa
yang ia lakukan tersebut.

 Eksternal Feedback

Selain ada internal, ternyata umpan balik juga bisa berasal dari eksternal, lho!
Eksternal feedback ini adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari komunikan,
dan bisa bersifat langsung dan juga tidak. Dari kedua hal tersebut, apa saja sih yang
membedakannya?

 Umpan Balik Langsung

Untuk umpan balik lansung, yaitu reaksi yang dapat segera ditangkap oleh komunikator.
Misalnya anggukan kepala pertanda komunikan mengerti atau setuju terhadap pesan yang
diterimanya. Bisa juga berupa gelengan kepala, dengan mengandung arti bahwa pesan yang
diterimanya tidak dimengerti oleh komunikan.

 Umpan Balik Tertunda

Kemudian, umpan balik yang sifatnya tidak langsung (delayed feedback)


adalah feedback yang datang kepada komunikator setelah melewati suatu rentang waktu
(jangka waktu). Misalnya, pada suatu majalah atau surat kabar terdapat rubrik “Surat
Pembaca” atau sejenisnya yang menampung aspirasi dan juga feedback dari pembaca
sebagai komunikan.

 Representative Feedback

Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah komunikannya bersifat heterogen. Oleh
karena itu, akan sulit untuk mengukur umpan baik yang didapat dari semua komunikan.
Maka, dalam hal ini biasanya umpan balik didapatkan dalam bentuk sampel dari beberapa
komunikan yang menjadi perwakilan (representative). Hal ini, dianggap mampu mewakili
komunikan secara keseluruhan, meskipun yang memberikan pendapatnya hanya sebagian
orang saja.

 Cumulative Feedback

Selanjutnya adalah feedback dengan jenis cumulative. Yakni, umpan balik yang datang


kepada komunikator untuk kemudian dihimpun dahulu dan tidak segera diubah ke bentuk
tindakan berikutnya. Karena komunikator harus mampu untuk mempertimbangkan terlebih
dahulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya.

 Quantitative Feedback

Lalu, ada juga quantitative feedback dengan peran sebagai umpan balik yang umumnya


diukur menggunakan jumlah (kuantitas)nya.

 Institutionalized Feedback

Terakhir, ada institutionalized Feedback sebagai umpan balik yang terlembagakan. Artinya,


umpan balik ini diupayakan oleh lembaga, yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung
masyarakat sebagai komunikan untuk mengumpulkan pendapatnya. Setelah terkumpul akan
dianalisis sendiri oleh lembaga tersebut, untuk kemudian dijadikan acuan untuk
memperbaiki kinerja mereka.

KLASIFIKASI UMPAN BALIK (FEEDBACK)


Masih dalam kajian Ilmu Komunikasi, selanjutnya umpan balik ini juga telah terbentuk
berdasarkan beberapa pengklasifikasian. Berikut penjelasannya :

1. Feedback Positif – Feedback Negatif


Feedback positif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang
menandakan bahwa ia / mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan
komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan tidak menunjukkan
perlawanan / pertentangan.

Contohnya : komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan serius, mencatat,


responsif ketika ditanya.

Feedback negatif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang


menandakan bahwa ia / mereka memiliki sikap serta perilaku yang dapat berkisar dari
mulai tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara penyampaian, atau bahkan diri sang
komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari feedback positif adalah
feedback negatif.

Contohnya : sikap acuh tak acuh, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan
yang sedang dibahas, mengobrol, mengganggu orang lain, nyeletuk, memotong
pembicaraan / interupsi secara tidak sopan, atau keluar ruangan / walk- out tanpa izin dari
komunikator, dan sebagainya.

2. Feedback Netral – Feedback Zero

Feedback Netral adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai isyarat / gejala yang


menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain feedback netral adalah feedback
yang tidak jelas wujudnya; apakah itu positif atau negatif.

Contohnya : perilaku diam ketika ditanya mengerti atau tidak, …

Feedback Zero adalah feedback yang sulit dimengerti oleh komunikator. Komunikator tidak


tahu harus menafsirkan isyarat / gejala yang muncul dari komunikan.

Contohnya : ada yang tertawa ketika komunikator tidak sedang menyampaikan hal yang


lucu, tiba-tiba ada yang menangis, dan sebagainya.

3. Feedback Internal – Feedback Eksternal

Feedback Internal adalah yang menunjukkan sumber dari isyarat / gejala yang


menjadi feedback. Bila itu muncul dari dalam diri komunikator, maka itu disebut feedback
internal. Maksudnya, misalnya ketika komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi
kemudian ia ingat sesuatu dan meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu
dapat kita katakan sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri
komunikator.

Feedback Eksternal adalah feedback yang munculnya berasal dari komunikan. Dalam hal


ini komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-
gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi tengah
berlangsung.

4. Feedback Verbal – Feedback Non-Verbal

Feedback Verbal menunjuk pada bentuk atau wujud dari apa yang disampaikan komunikan
sebagai reaksinya pada suatu perilaku komunikasi tertentu yang sedang berlangsung.
Contoh dari feedback verbal misalnya adalah interupsi (memotong pembicaraan), nyeletuk
(menyampaikan komentar secara spontan ketika komunikator sedang menyampaikan
pesannya), atau dapat pula berupa secarik kertas yang ditulisi yang mengatakan sesuatu
kepada yang sedang berbicara agar ia segera berhenti karena waktu untuknya sudah habis.
Harap diingat pengertian verbal di sini. Pesan komunikasi yang verbal adalah yang
bentuknya merupakan wujud dari penggunaan bahasa. Artinya, bisa berupa lisan atau
tulisan.

Feedback Non-Verbal adalah yang wujudnya bukan berupa lisan atau tulisan, seperti


ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, cara berdiri, cara menatap, bentuk senyuman,
isyarat tangan, dan sebagainya.

5. Feedback Langsung – Feedback Tidak Langsung

Beberapa ahli komunikasi tidak sepakat dengan adanya dua jenis feedback ini. Alasannya


adalah, feedback seharusnya adalah sesuatu yang tampak / dapat diidentifikasi
keberadaannya ketika sebuah proses komunikasi tengah berlangsung, bukan sesudahnya.
Bila sesudahnya, maka itu berarti merupakan respon atau tanggapan.

Mereka menyatakan ini karena pengertian feedback langsung (immediate feedback)


adalah feedback yang ditunjukkan ketika komunikasi sedang berlangsung, dan feedback
tidak langsung (delayed feedback) adalah feedback yang disampaikan ketika komunikasi
telah selesai. Konteks dua jenis feedback ini adalah pada perbandingan antara komunikasi
interpersona dan komunikasi massa.

Pada komunikasi interpersona, jelas untuk sebagian besar feedbacknya akan bersifat


langsung atau segera. Artinya, orang yang berbicara / komunikator akan dapat segera
mengetahui bagaimana reaksi si komunikan ketika ia sedang menyampaikan pesan
tertentu (karena situasinya tatap muka).

Ini berbeda dengan komunikasi massa. Surat kabar, misanya. Para pembaca tidak dapat
memberikan feedback yang segera. Feedback mereka dapat disampaikan melalui surat
pembaca yang biasanya waktunya adalah cukup lama sejak apa yang ditanggapi terbit atau
dibaca oleh komunikan, sehingga surat pembaca dapat dijadikan contoh sebagai feedback
tidak langsung.

BAGAIMANA CARA MEMBERIKAN UMPAN BALIK?


Umpan balik bersifat motivasional bagi orang lain. Oleh karenanya, dalam memberikan umpan
balik perlu diperhatikan hal-hal berikut ini : (dalam Johnson, 1993)

1. Umpan balik lebih difokuskan pada perilaku seseorang dan bukan pada kepribadiannya.
Lebih baik mengatakan “Anda berbicara terlalu banyak” daripada “Anda seorang yang
bermulut besar”.
2. balik lebih difokuskan dalam bentuk deskripsi daripada dalam bentuk penilaian. Lebih
baik mengatakan “Suara anda terlalu pelan” daripada “Anda seorang pembicara yang
membosankan”.
3. Umpan balik lebih difokuskan pada situasi yang spesifik daripada perilaku yang abstrak.
Lebih baik mengatakan “Kadang-kadang wajah anda cemberut” daripada mengatakan
“Ketika anda berbicara dengan Aga, wajah anda terlihat cemberut”.
4. Umpan balik lebih difokuskan pada ‘disini’ dan ‘sekarang’. Umpan balik diberikan
sesegera mungkin, sehingga orang yang diberi umpan balik langsung mengerti apa yang
dimaksudkan.
5. Umpan balik lebih bersifat membagi perasaan dan persepsi daripada memberikan
nasihat. Tujuan memberikan umpan balik adaah sebatas pada masukan, oleh karenanya
keputusan tetap ditangan yang bersangkutan. Dengan cara berbagi rasa orang merasa
diberi kebebasan untuk menentukan pilihanya.
6. Umpan balik tidak bersifat memaksa. Umpan balik diberikan untuk membantu
seseorang menjadi lebih sadar dan memperbaiki kesadaran diri pada orang lain. Umpan
balik diberikan hanya kepada orang yang dipersepsikan mampu menerima umpan balik
tersebut. Umpan balik bukanlah kebutuhan si pemberi. Jika orang lain merasa tidak
membutuhkan atau tidak bisa meerima umpan balik, tidak selayaknya memaksakan
umpan balik tersebut.
7. Batasi umpan balik yang diberikan. Pemberian umpan balik yang berlebih menyebabkan
orang merasa overload sehingga umpan balik akan mubazir saja.
8. Umpan balik difokuskan pada perilaku orang yang dapat diubah
KESIMPULAN
Umpan balik (feedback) dapat dikatakan bahwa umpan balik ini sebagai tanggapan atau respon
terhadap suatu pesan. Feedback yang ditimbulkan dari proses komunikasi memberikan
gambaran kepada komunikator tentang hasil komunikasi yang dilakukannya. Umpan juga
terbagi menjadi beberapa jenis serta pengkalsifikasian.

Umpan balik atau feedback dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada
komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang ia lakukan. Sehingga, feedback
menjadi satu-satunya elemen yang dapat menilai apakah komunikasi berhasil atau gagal
dilakukan. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh feedback
sebagai bentuk penilaian.

SARAN
Umpan balik merupakan pusat perkembangan individu, baik perkembangan pribadi maupun
profesional. Dalam proses pemberian dan penerimaan umpan balik, komunikasi nonverbal
dapat menyampaikan hal-hal yang tidak kita perhatikan. Oleh karena itu, penting untuk
memerhatikan berbagai hal dalam memberikan umpan balik yang efektif kepada orang lain.
Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Umpan_balik terakhir akses Kamis 19 November 2020


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-umpan-balik-feedback-dalam-komunikasi/9058
terakhir akses Kamis 19 November 2020
https://pkbi-diy.info/menerima-umpan-balik/ terakhir akses Jumat 20 November 2020
https://www.jojonomic.com/blog/feedback/ terakhir akses Jumat 20 November 2020
 

Anda mungkin juga menyukai