Anda di halaman 1dari 4

PENUNTUN SKILL LAB

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG


(KARDIOVASKULAR)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA


PALU
Pemeriksaan Fisik Jantung

A. TUJUAN
1. Mengetahui ketidaknormalan denyut jantung
2. Mengetahui ukurn dan bentuk jantung secara kasar
3. Mengetahui bunyi jantung normal dan abnormal

B. RUANG LINGKUP
Pelaksanaan pemeriksaan fisik jantung dilakukan diruang poliklinik, ruang
perawatan dan IRD. Pelaksana bisa dokter konsulen, dokter ruangan, para medik
terlatih secara internal RS yang diberi kewenangan melakukan tindakan yang
dibantu satu atau lebih tenaga medic/paramedic/pembantu paramedik.

C. REFERENSI
1. Perry, A 2005, Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar Ed.5. EGC, Jakarta
2. Hamka, T 2010, EKG dan BHD untuk PERAWAT Ed 2, Pustaka As Salam,
Makassar

D. DEFINISI
Pemeriksaan terhdap pasien dengan cara inspeksi, palpasi dan perkusi pada daerah
jantung pasien.

E. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab terhadap terlaksananya tindakan pemeriksaan fisik sesuai
dengan SOP adalah kepala instalasi/kepala ruangan

F. URAIAN PROSEDUR
Persiapan Alat:
1. Steteskop
2. Senter kecil/pen light (bila perlu)
Pelaksanaan :
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindkan pada klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4. Perhatikan privasi klien

Tahap Kerja dengan Inspeksi dan Palpasi


1. Posisi klien terlentang dengan pemeriksa berada disebelah kanan klien
2. Gerakan jari-jari pada sepanjang sudut pada masing-masing sisi sternum untuk
meraba kedua iga yang berdekatan
3. Palpasi spasium intercostalis ke-2 kiri untuk area pulmonal
4. Inspeksi dan kemudian palpasi area aorta dan area pulmonal untuk mengetahui
ada/tidaknya pulsasi.
5. Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui
trikuspidalis/ventrikuler. Amati adanya pulsasi
6. Dari area trikuspidalis, pindahkan tangan secara lateral 5-7 cm kegaris
midclavikula kiri untuk menemukan area apical atau titik denyut maksimal
(Point of Maksimal Impuls, PMI)
7. Inspeksi dan palpasi area apical tersebut untuk mengetahui pulsasi
8. Untuk mengetahui pulsasi aorta, lakukan inspeksi dan palpasi paa area
epigastric tepat dibawah ujung sternum

Tahap Kerja dengan Perkusi dan Auskultasi


1. Buka area dan beritahu klien
2. Lakukan perkusi dari lateral kiri ke medial untuk mengetahui batas kiri jantung
3. Lakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri untuk mengetahui batas kanan jantung
4. Lakukan perkusi dari atas kebawah untuk menentukan batas atas jantung
5. Suara redup menunjukkan jantung dibawah area yang diperkusi
6. Anjurkan klien bernapas secara normal dan kemudian tahan napas saat ekpirasi
7. Dengarkan suara jantung I/SI sambil palpasi nadi karotis, perhatikan adanya
splitting SI (bunyi SI ganda yang terjadi dalam waktu yang sangat berhimpitan).
8. Pada awal systole, dengarkan secara seksama untuk mengetahui adanya bunyi
tambahan atau mur-mur SI
9. Pada periode diastole, dengarkan secara seksama untuk mengetahui adanya
bunyi tambahan atau mur-mur
10. Anjurkan klien bernapas normal, dengarkan S2 secara seksama untuk
mengetahui adnya spilitting S2 saat inspirasi.
11. Periksa frekuensi jantung, yaitu setelah kedua bunyi terdengar jelas seperti “lub
dup”, hitung setiap kombinasi SI dan S2 sebagai denyut jantung. Hitung
banyaknya denyut selama 1 menit.

Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

Anda mungkin juga menyukai