Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MODUL

1. Cari salah satu Tokoh Dunia yang memiliki kisah Inspiratif dalam hal mengelola kecerdasan
emosi dan spiritual!
2. Buatlah cerita tentang Tokoh tersebut dalam sebuah artikel!
3. Cari salah satu keluarga atau sahabat terdekat Anda!
4. Wawancarai mengenai pengalamannya dalam mengolah kecerdasan emosional maupun
spritualnya!
5. Buatlah cerita pendek tentang kisah tersebut! (mininal 2 halaman dan maksimal 3 halaman
A4)

JAWAB :

 Berikut adalah artikel mengenai Tokoh Dunia yang memiliki kisah Inspiratif dalam hal
mengelola kecerdasan emosi dan spiritual.

Malcolm X (Haji Malik El Shabbaz)

Malcolm X adalah Aktivis Hak Azasi Manusia dari Amerika Serikat. Ia lahir sebagai Malcolm
Little, atau Haji Malik El Shabbaz yang lahir pada tahun 1925. Sebelum mengenal Islam,
kehidupan Malcolm amat menyedihkan dan penuh dengan kekerasan.

Malcolm X menjadi terkenal setelah ia menjadi aktivis dari Nation of Islam, di Amerika Serikat.
Ia adalah juru bicara luar biasa, yang menyuarakan kesamaan hak, dan menolak rasisme yang
merendahkan masyarakat kulit hitam. Kecerdasannya dalam berbicara di depan publik,
kemampuannya membangun opini di masyarakat, menjadikannya tokoh yang kharismatik, kuat
dan berkarakter.

Dalam perjalanan hidupnya sebagai aktivis HAM, namanya menjadi harum karena
perjuangannya membangkitkan semangat kaum kulit hitam untuk merasa bangga atas ras
mereka. Setelah menjalankan ibadah haji, ia mengenal ajaran Islam Sunni.

Di sana ia baru merasakan dan mengetahui bahwa untuk menjadi setara dengan ras lain bukanlah
dengan memusuhi mereka, tetapi untuk saling menerima dan hidup bersama dengan damai.
Seperti yang ia rasakan saat beribadah haji, thawaf di Makkah dan wukuf di arafah, bersama
ribuan umat islam dari berbagai ras, dari berbagai negara di dunia.

Dengan menjadi Sunni Muslim, ia yakin bahwa Islam adalah jawaban dari semua masalah
rasialisme karena ia merasakan kesetaraan di dalam agama Islam. Ia meninggal karena ditembak
oleh orang yang tidak dikenal. Namun apa yang ia perjuangkan membuahkan hasil yang lestari
hingga saat ini. Siapa menyangka bahwa di negara yang semula melakukan diskriminasi pada
kulit hitam, malah pada periode setelah tahun 2000 justru menaikkan seorang kulit hitam,
Barrack Hussein Obama, menjadi Presidennya, dan memerintah selama dua periode yang baik.

Keberhasilan Malcom X adalah dari kecerdasan emosi dan spiritualnya. Ia adalah sedikit dari
Tokoh Dunia yang memiliki kecerdasan emosi dan spiritual yang tinggi. Dari fondasi inilah ia
menemukan kekuatan untuk bertahan dan bekerja keras memperjuangkan kesamaan hak dari
berbagai ras yang berbeda di dunia. Tanpanya, mungkin wajah dunia tidak akan setara seperti
sekarang.

 Berikut adalah cerita pendek tentang hasil wawancara dari kisah pengalaman
seseorang dalam mengolah kecerdasan emosional maupun spiritual. Jadi saya
mewawancarai sepupu saya yang merupakan seorang perawat.

Perawat

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan mengenali perasaan orang lain, kemampuan


memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain.

Perawat dalam pekerjaan sehari-hari hampir selalu melibatkan perasaan dan emosi, sehingga
setiap memberikan perawatan kepada pasien dituntut untuk memiliki kecerdasan emosi yang
tinggi. Seorang perawat yang tidak mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi dapat ditandai
dengan hal-hal berikut yaitu mempunyai emosi yang tinggi, cepat bertindak berdasarkan
emosinya, dan tidak sensitif dengan perasaan dan kondisi orang lain.

Pada pelayanan keperawatan sangat diperlukan sosok perawat yang memiliki kecerdasan emosi
yang tinggi. Kecerdasan emosi yang tinggi diperlukan dalam pekerjaan keperawatan dimana
pekerjaan sangat memerlukan keahlian dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan pasien
yang mencakup kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual pasien sehingga untuk
dapat terpenuhinya pelayanan yang komprehensip diperlukan kemampuan mengelola emosi
dengan baik.

Diharapkan perawat yang mempunyai kemampuan mengelola emosi secara baik akan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan sehingga mendorong pula meningkatnya perilaku
prososial perawat terhadap pasien. Faktor yang menjadi pendorong munculnya perilaku prososial
pada perawat bisa dilihat dari sisi yang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
prososial adalah personal values atau nilai-nilai yang diinternalisasi oleh individu selama
mengalami sosialisasi. Spiritualitas adalah jalan untuk menjadi dan mengalami kesadaran
spiritual yang diperoleh melalui kesadaran dimensi transendental yang ditandai oleh nilai-nilai
yang mampu diidentifikasi dan diinternalisasi baik yang datang dari diri sendiri, orang lain, alam,
kehidupan.

Setiap orang, termasuk para perawat akan menginternalisasikan nilai-nilai spiritual ketika
melakukan perilaku prososial. Terdapat hubungan antara spiritualitas dengan meningkatnya
perilaku prososial. Individu yang memiliki spiritualitas tinggi merasa diri mereka mempunyai
keterampilan sosial yang lebih baik yang berkontribusi pada perilaku prososial. Selain itu
spiritualitas dapat berfungsi sebagai faktor pelindung seseorang untuk melakukan perilaku
antisosial dan membuat individu condong ke perilaku prososial. Kemampuan untuk bertingkah
laku yang baik, seperti menunjukkan rasa belas kasihan, mengungkapkan rasa terima kasih,
menunjukkan rasa malu, menunjukkan kasih sayang, dan menunjukkan rasa rela berkorban atas
nama kasih merupakan salah satu komponen dalam kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual
sangat penting bagi perawat untuk menumbuhkan perilaku prososial kepada pasien serta
membentengi diri dari sikap antisosial sebagai contoh sikap acuh tak acuh kepada pasien.

Ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual dengan
perilaku prososial pada perawat Rumah Sakit Islam Klaten. Hal ini berarti bahwa secara
bersama-sama kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual berhubungan dengan perilaku prososial
pada perawat

Anda mungkin juga menyukai