Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIK
“MIKROMERITIK”

KELOMPOK 6 :
NOVERA NURDIANA ( 165070507111007 )
FRANSISKA DEWI ARJASA ( 165070507111009 )
MEISI RATNA ATALYA LOI ( 165070507111011 )
LAILI RACHMAWATI SUHARTO PUTRI ( 165070507111015 )
DEWINTA INTAN RACHMAWATI ( 165070507111017 )

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum mikromeritik yaitu agar mahasiswa mampu
melakukan pengukuran distribusi ukuran partikel dengan menggunakan
metode ayakan, dan melakukan analisa data distribusi ukuran partikel.

II. Teori Dasar


Mikromeritik merupakan ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan
dan pengendalian ukuran serta rentangan ukuran partikel sangat penting dalam
bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempegaruhi
pelepasannya dari bentuk-bentuk sedian yang diberikan secara oral, parenteral,
rectal, dan tropical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi, dan tablet,
dari segi kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga berlangsung pada
ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet
dan kapsul, pengedalian ukuran partikel sangat penting dalam mencapai sifat
aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk
(Martin, 1993).
Ukuran suatu sfer (partikel berbentuk bulat atau sfer) dinyatakan dengan
mudah dalam diameternya. Jika derajat ketaksimetrisan partikel meningkat,
kesulitan untuk menyatakan ukuran dalam diameter yang berarti juga akan
meningkat. Dalam kedaan seperti ini, tidak ada diameter khusus untuk suatu
partikel. Jalan lain harus dibuat terhadap penggunaan istilah diameter sferis
ekuivalen, yang mengaitkan ukuran partikel dengan diameter sfer yang
mempunyai luas permukaan, volume diameter yang sama (Moechtar, 1990).
Ilmu dan teknologi tentang partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh
Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mikroskop biasa, sedangkan partikel emulsi dan suspensi
farmasetis serta fie dari serbuk ( serbuk yang mempunyai ukuran serbuk lebih
kasar, granulat tablet, dan garam berbentuk granular bereda dalam kisaran
ukuran ayakan. Kisaran ukura hampiran partikel dalam dispersi farmasetis
terdapat. Satuan ukuran partikel yang paling sering digunakan dalam
mikromeritik adalah mikrmeter, µm, juga disebut mikron, µ, yang sama
dengan 10-6 m, 10-4 cm, dan 10-3 mm (Voight, 1994).
Metode ini menggunakan suatu rangkaian ayakan standar yang dikalibrasi
oleh The National Bureau of Standarts. Ayakan pada umumya digunakan
untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar, tetapi jika diguakan dengan
sangat hati-hati, ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk menapis bahan-
bahan sampai sehalus 44 µm. Ayakan yang dibuat dengan teknik pengetsaan
gambar dan pembetukan listrik tersedia dengan lubang mulai dari 90 µm
sampai 5 µm. Menurut metode U.S.Pharmacopeia untuk menguji tingkat
kehalusan serbuk, suatu massa sampel tertentu diletakkan pada suatu ayakan
yang sesuai dalam suatu penggoyang mekanisme. Serbuk tersebut digoyang-
goyangkan selama waktu tertetu, dan serbuk yang melewati satu ayakan dan
tertahan pada ayakan berikutnya yang lebih halus dikumpulkan dan kemudian
ditimbang (Sinko, 2006).
Metode pengayakan merupakan metode yang paling sederhana. Secara
garis besar, metode pengayakan terdiri dari agitasi sampel melalui serangkaian
ayakan yang ditumpuk dengan ukuran mesh paling besar berada diatas dan
semakin kebawah ukuran mesh semakin kecil. Ukuran mesh tersedia dari 125
mm sampai 20 µm. Spesimen yang diukur dengan metode pengayakan
biasanya adalah spesimen kering atau bubuk bebas mengalir. Kelebihan dari
metode pengayakan adalah dapat diaplikasikan pada rentang ukuran yang luas,
prinsip pengoperasiannya sederhana, investasi modal rendah, dan minimal
hanya membutuhkan preparasi sampel. Kekurangan dari metode pengayakan
adalah memerlukan waktu yang panjang untuk analisis, luas otomasi dan
komputerisasi relatif terbatas, gerakan mekanis selama pengayakan
mempengaruhi pengulangan dan reproduktivitas hasil. Sumber kesalahan dan
variasi akibat metode pengayakan dapat timbul karena kurang memadainya
ayakan karena perawatan yang kurang tepat, tidak bersih sempurna setelah
ayakan digunakan, selama transfer dari ayakan satu ke ayakan lainnya, serta
karakteristik bubuk yang dapat menyebabkan partikel mengumpul atau fraktur
selama analisis (Jillavenkatesa dkk, 2001).

III. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum mikromeritik adalah sieve and
shaker sebagai pengayak sampel, ayakannya dengan nomor mesh 35, 45, 60,
80, 100 dan 120, kuas sebagai pembersih ayakan, 1 timbangan analitik sebagai
penimbang massa sampel. Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah
talk sejumlah 25 gram, dan granul sejumlah 25 gram

IV. Prosedur Kerja


IV.1 Metode pengayakan

Talk dan Granul

Ditimbang sebanyak 25 gram

Ayakan dibersihkan dengan kuas


Ayakan disusun pada automatic sieve apparatus dengan ayakan bernomor mesh terkecil terletak paling atas

Dilletakkan sampel pada ayakan paling atas, mesin fibrator ditutup dan dijalankan dengan kecepatan sebesar 5 rpm selama 20

Ditimbang serbuk uji yang tertinggal pada masing-masing pengayak dan penampung terbawah

Dilakukan tiga kali

Dibuat kurva histogram

Hasil

V. Perhitungan

bobot tertahan pada nomor mesh


 % berat tertahan = x 100 %
Jumlah seluruh massatertahan

a+b+ c
 x́ = 3

 a=% T 1
 b=% T 2

 c=% T 3

 ( x 1− x́) = M =√ ¿ ¿ ¿
2

 y 1 = (a− x́)2
2

 y 2 = (b− x́)2
2

 y 3 = ( c− x́ )2
2

VI. Tabel Pengamatan


VI.1 Talk

No.
%T1 %T2 %T3 x́ X1 - x́ (X1 - x́ )2 SD = x́ ± M
Mesh

Y12 = 0,017
0,17 0,192 0,556 0,309 SD = 0,309
35 0,175
5% % % % 2
Y2 = 0,014 ± 0,0175

Y32= 0,061
Y12= 1,963
2,93 1,130 0,535 1,533 SD = 1,533
45 Y22 = 0,162 1,019
4% % % % ± 1,019
Y32 = 0,996
Y12 = 3,882
0,27 2,949 3,469 2,227 SD = 2,227
60 Y22 = 0,521 1,398
2% % % % ± 1,398
Y32 = 1,520
Y12 =
119,815
18,0 1,966 1,202 7,056 Y22 = SD = 7,056
80 7,746
02% % % % 25,908 ± 7,746

Y32 =
34,269
Y12 =
40,5 14,383 32,39 29,1 130,508 SD = 29,1 ±
100 10,923
24% % 4% % 2
Y2 = 10,932
216,59
Y32 = 10,85

Y12 = 0,052
SD =
27,8 22,505 32,47 27,60 Y22 =
120 4,071 27,601 ±
29% % 0% 1% 25,969 4,071
Y32 =
23,707
Y12 =
519,658
Wada 3,20 51,246 23,55 SD = 26 ±
26% Y22 = 19,689
h 4% % 1% 19,689
637,361
Y32 = 5,998

VI.2 Granul
No. %T
%T2 %T3 x́ X1 - x́ (X1 - x́ )2 SD = x́ ± M
Mash 1
Y12 =
30,2 26,46 24,38 27,04 10,497 SD = 27,04
35 2,443
8% % % % Y22 = 0,336 ± 2,443
Y32= 7,075
Y12= 0,220
9,75 10,28 9,28 SD = 9,28 ±
45 7,81% Y22 = 1 1,061
% % % 1,061
Y32 = 2,160
Y12 = 0,435
6,87 7,53 SD = 7,53 ±
60 9,07% 6.67% Y22 = 2,371 2,745
% % 2,745
Y32 = 0,739
Y12 = 2,190
5,89 7,37 SD = 7,37 ±
80 9,92% 6,30% Y22 = 6,502 2,714
% % 2,714
Y32 = 1,144
Y12 = 2,958
Y22 =
15,1 27,36 16,91 SD = 16,91
100 7,60% 109,202 8,141
9% % % ± 8,141
Y32 =
86,676
Y12 = 1,416
13,6 14,26 12,42 SD = 12,42
120 9,39% Y22 = 9,180 3,524
1% % % ± 3,542
Y32 = 3,385
Y12 = 0,096
Wada 16,9 29,91 17,24 Y22 = SD = 17,24
4,89% 4,152
h 3% % % 152,522 ± 4,152
Y32 = 7,128

VII. Grafik
VII.1 Grafik Talk

Talk
60.00%

% Kumulatif Berat Tertahan


50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
20 40 60 80 100 120 140
Wadah 160
No Mesh

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

VII.2 Grafik Granul

VIII. Pembahasan
Mikromeritik merupakan ilmu dan teknologi partikel kecil.
Pengetahuan dan pengendalian ukuran serta rentangan ukuran partikel
sangat penting dalam bidang farmasi. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam mikromeritik adalah metode pengayakan. Pada
praktikum farmasi fisik ini dilakukan metode pengayakan dengan
menggunakan 6 jenis ayakan dengan nomor mesh 35, 45, 60, 80, 100 dan
120. Ayakan nomor mesh 35 memiliki ukuran mesh 500 µm, nomor mesh
45 memiliki ukuran mesh 355 µm, nomor mesh 60 memiliki ukuran mesh
250 µm, nomor mesh 80 memiliki ukuran mesh 180 µm, nomor mesh 100
memiliki ukuran 150 µm dan nomor mesh 120 memiliki ukuran 125 µm.
Bahan yang diayak adalah talk dan granul. Talk memiliki ukuran partikel
yang lebih kecil dan lebih halus daripada granul yang memiliki ukuran
partikel yang relatif lebih besar daripada talk. Dalam praktikum ini,
pengayakan dilakukan dengan menggunakan shieve-shake serta teknik
pemindahkan hasil ayakan, praktikan melakukan secara manual
menggunakan wadah dan kuas.
Pengayakan talk dan granul dilakukan 3 kali percobaan. Pada
percobaan pertama pengayakan talk. Talk yang diambil sebanyak 25,002
gram ditimbang dengan timbangan analitik, kemudian diletakkan diayakan
paling atas yaitu ayakan dengan nomor mesh terkecil kemudian diayak
menggunakan shaker selama 20 menit. Setelah 20 menit, talk yang
tertahan di tiap ayakan ditimbang dan dihitung persen bobot tertahannya.
Talk memiliki ukuran partikel yang sangat kecil, sehingga persen bobot
tertahan seharusnya semakin besar nomor mesh semakin besar persen
bobot tertahannya. Namun pada praktikum ini didapatkan hasil yang
kurang sesuai karena persen bobot tertahannya tidak mengikuti prinsip
tersebut. Total persen bobot tertahan seluruhnya hanya 92,94 % dari
25,002 gram. Pada percobaan kedua, talk yang diambil sebanyak 25,006
gram. Seperti pada percobaan pertama, hasil yang didapatkan tiap ayakan
tidak sesuai dengan prinsip dan total bobot persen tertahan seluruhnya
sebesar 94,371% dari 25,006 gram. Pada percobaan ketiga, talk yang
diambil sebanyak 25,003 gram dan total bobot persen tertahan seluruhnya
sebesarnya 94,177% dari 25,003 gram. Persen bobot tertahan seharusnya
didapatkan 100%. Hal ini terjadi karena ukuran talk yang sangat kecil dan
halus, sehingga pada saat pemindahan talk dari tiap ayakan ke wadah
untuk ditimbang banyak talk yang tertinggal diayakan dan talk
berterbangan sehingga banyak massa yang menghilang.
Pada pengayakan granul juga dilakukan 3 kali percobaan. Pada
percobaan pertama pengayakan granul. Granul didapat dari gerusan tablet
yang diambil sebanyak 25,003 gram ditimbang dengan timbangan analitik,
kemudian diletakkan diayakan paling atas yaitu ayakan dengan nomor
mesh terkecil kemudian diayak menggunakan shaker selama 20 menit.
Setelah 20 menit, granul yang tertahan di tiap ayakan ditimbang dan
dihitung persen bobot tertahannya. Granul memiliki ukuran partikel yang
relatif lebih besar daripada talk, sehingga persen bobot tertahan seharusnya
semakin besar nomor mesh semakin kecil persen bobot tertahannya.
Namun pada praktikum ini didapatkan hasil yang kurang sesuai karena
persen bobot tertahannya tidak mengikuti prinsip tersebut. Total persen
bobot tertahan seluruhnya pada percobaan pertama adalah 98,52% dari
25,003 gram. Pada percobaan kedua, granul yang diambil sebanyak 25,004
gram. Seperti pada percobaan pertama, hasil yang didapatkan tiap ayakan
tidak sesuai dengan prinsip dan total bobot persen tertahan seluruhnya
sebesar 97,37% dari 25,004 gram. Pada percobaan ketiga, granul yang
diambil sebanyak 25,002 gram dan total bobot persen tertahan seluruhnya
sebesarnya 96,93% dari 25,002 gram. Persen bobot tertahan kumulatif
seharusnya 100%. Pada praktikum ini tidak didapatkan persen kumulatif
100%. Seperti halnya pada pengayakan talk, hal ini dapat terjadi karena
saat pemindahan granul dari tiap ayakan ke wadah untuk ditimbang
banyak granul yang tertinggal diayakan dan granul yang jatuh tidak pada
wadah untuk ditimbang. Serta, sampel yang diambil terdapat banyak tablet
utuh yang tidak tergerus sempurna menyebabkan tidak optimalnya hasil
persen kumulatif akhir dan grafik yang tidak stabil.

IX. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan praktikum
mikromeritik yaitu mikromeritik merupakan ilmu dan teknologi untuk
mengukur ukuran partikel yang sangat kecil dan dapat dilakukan dengan
metode pengayakan. Metode pengayakan dapat memisahkan sampel
berdasarkan ukuran partikelnya sesuai dengan ukuran ayakan yang
digunakan sehingga dapat memudahkan analisa data distribusi ukuran
partikel.

X. Daftar Pustaka
Jillavenkatesa, Ajit, Stanley J. Dapkunas, Lin-Sien H. Lum. 2001. Particle
Size Characterization. Washington DC: National Institute of
Standards and Technology.
Martin, A. 1994. Farmasi Fisika Edisi III Jilid II. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta. UGM peress.
Sinko, J. Patrick. 2006. Farmasi Fisik dan Ilmu Farmasetika. Jakarta:
EGC
Voight, R. 1994. Teknologi Farmasi Edisi V Cetakan I. Yogyakarta:
UGM press.

Anda mungkin juga menyukai