FIX 04 - Prak - Fisio - Sensasi Dan Persepsi DLM RM-2021
FIX 04 - Prak - Fisio - Sensasi Dan Persepsi DLM RM-2021
Disusun oleh :
1
4 SENSASI DAN PERSEPSI RONGGA MULUT
4. TEORI DASAR
4.1 Dasar Teori Sensasi di Rongga Mulut
Sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan)
melalui penginderaan, yang diterjemahkan menjadi sinyal neural yang bermakna. Sensasi pada dasarnya
merupakan tahap awal penerimaan informasi dari lingkungan luar. Sensasi sebagai proses atau
pengalaman elementer timbul apabila satu jenis rangsangan merangsang satu reseptor.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera (proses sensoris). Proses berikutnya
merupakan proses persepsi. Persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran pola stimulus dari
lingkungan. Persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian
stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi
perilaku dan pembentukan sikap.
Ambang pengecapan terdiri atas ambang pengenalan (ambang identifikasi) dan ambang
pendeteksian (ambang persepsi). Ambang identifikasi yaitu ambang (nilai terkecil) yang dapat diperoleh
ketika seseorang dapat dengan tepat menyebutkan rasa dari suatu larutan. Sedang, ambang persepsi yaitu
ambang (nilai terkecil) yang diperoleh seseorang ketika dapat mendeteksi larutan yang diminum, tetapi
tidak dapat menyebutkan rasanya dengan tepat.
Sensasi rongga mulut tergantung pada beberapa faktor, yaitu penyebaran reseptor pada berbagai
daerah, tingkat kepekaan reseptor, waktu adaptasi reseptor, dan jarak stimulus terhadap reseptor. Semakin
banyak jumlah reseptor pada suatu area akan menentukan kepekaan seseorang. Adaptasi reseptor terhadap
rangsangan, semakin cepat kemampuan adaptasinya maka kepekaan reseptor akan berkurang. Jumlah dan
sebaran reseptor, seperti panas, dingin, dan sentuhan berbeda pada setiap bagian tubuh manusia.
(4) Letakkan pula pada palatum bagian ujung depan, tengah, dan posterior lidah
(5) Ulangi perlakuan tersebut pada bibir dan pipi (setiap pergantian perlakuan ujung jangka
direndam dulu dalam air es)
0
(5) Ulangi percobaan butir 1 – 3 dengan menggunakan air panas ± 80 c
(6) perendaman alat dengan air dingin dan hangat dilakukan secara acak, catat hasil praktikum
pada tabel di bawah ini (lembar kerja)
A. Rangsangan Tekanan
(1) Ambil sonde besar (Pakai handle.nya kaca mulut), tekankan pada bagian-bagian yang telah
tersebut di bawah (lihat tabel) secara bergantian pada setiap kedalaman (mulai dari 1 mm),
(2) Tingkatkan kedalaman penekanan sonde, hingga kedalaman tertentu yang menimbulkan rasa
nyeri
(3) Catat kedalaman yang menimbulkan rasa nyeri.
(5) Ulangi percobaan 1- 3 pada bagian-bagian lidah yang lain dan area wajah.
(6) Catat area mana yang lebih sensitif terhadap tekanan.
PUSTAKA.
1. Hamzah Z., Indriana T., Endahyani DE., (2020). Barid Izzata. Fungsi Stomatognati (Pengunyahan,
Penelanan dan Bicara). Edisi 1, Deepublish, Yogyakarta, Indonesia, 235 hal.
2. Engelen L. and Bilt AV. Oral physiology and texture perceptionof semisolids. Journal of Texture
Studies39(2008) 83–113.
PERTANYAAN :
(1) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap pengenalan bentuk benda?
(2) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive mengenali jarak antar dua titik?
Jelaskan mengapa?
(3) Bagian RM mana yang lebih sensitive terhadap suhu? jelaskan mengapa?
(4) Bagian RM mana yang lebih sensitive terhadap nyeri? Jelaskan mengapa?
CATATAN