YANMED/PAN/010 0
KERJA
dr.Yogi Triatmakusuma
Direktur
BAB I
DEFINISI
1. Identifikasi pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi
data pasien baik subyektif maupun obyektif untuk membuat keputusan terkait :
a. Status kesehatan pasien
b. Kebutuhan perawatan
c. Intervensi
d. Evaluasi
2. Identifikasi diartikan juga sebagai tanda kenal diri, bukti diri, penentu atau penetapan
identitas seseorang, benda dan sebagainya untuk secara luas Mengidentifikasi adalah
menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda, dan sebagainya).Dalam
memperoleh data identitas pasien harus diperoleh data selengkap mungkin sehingga
dalam proses pelayanan kesehatan selanjutnya akan berjalan dengan baik.
3. Identifikasi Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana dokter, perawat, ahli
gizi mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap atau bisa
lebih cepat tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam rekam medis
4. Identifikasi Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses dimana petugas
kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan) mengevaluasi data pasien baru rawat jalan. Asesmen awal
rawat jalan diberikan pada pasien baru, pasien dengan diagnosis baru, pasien dengan diagnosis
yang sama pada kunjungan kedua yang jaraknya waktunya lama, sesuai regulasi rumah sakit
lebih dari satu bulan pada diagnosis akut, atau misalnya tiga bulan pada penyakit yang kronis.
5. Asesmen Ulang Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi ulang data pasien setiap terjadi perubahan yang signifikan atas kondisi klinisnya.
6. Asesemen Individual adalah isi minimal dari asesmen yang ditentukan oleh departemen /
KSM terkait.
7. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
8. DPJP adalah seorang dokter / dokter gigi yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan
medis seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan, kejelasan dan
kebenaran serta ketepatan waktu .pengembalian dari rekam medis pasien tersebut
9. Case Manager adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan atas
setiap pasien. Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien tersebut.
10. Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan & kebidanan yang
diberikan kepada pasien yang berkesinambungan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal
11. Ahli Gizi adalah seorang profesional medis yang mengkhususkan diri dalam dietetika, studi
tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk mencegah dan mengobati penyakit.
12. Tenaga Medis adalah sebutan lain untuk dokter yang memiliki kemampuan menangani pasien
secara medis dan telah menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran baik Kedokteran
Umum maupun Kedokteran Gigi
13. Paramedis adalah seorang profesional dalam bidang kesehatan yang bertugas dan bekerja
sama dengan dokter dalam menangani dan merawat pasien. Paramedis termasuk perawat,
bidan.
14. Pasien non akut adalah pasien yang termasuk kriteria sebagai berikut :
a. Pasien dengan medical check up.
b. Pasien dengan persiapan pulang yang memerlukan perawatan di rumah, contoh :
pasien yang mendapat terapi insulin, pasien stroke.
c. Pasien yang sudah dinyatakan dapat dirawat jalan, tapi masih membutuhkan
keterapian fisik (rehabilitasi medik).
d. Pasien pulang lebih lama karena keinginan keluarga, terdapat kendala geografi dan
sosial untuk dirawat jalan.
e. Pasien dengan kasus kebidanan, ibu boleh pulang namun anak masih dalam
perawatan.
f. Pasien dengan kasus orthopedi dengan terapi konservatif pada fraktur tertutup.
15. Pasien dengan kebutuhan atau populasi khusus adalah sebagai berikut :
a. Anak-anak (usia 0 sampai 12 tahun).
b. Remaja (usia di atas 12 sampai 14 tahun).
c. Orang tua yang lemah (usia di atas 65 tahun).
d. Pasien dengan sakit terminal atau stadium akhir.
e. Pasien dengan nyeri hebat atau kronis.
f. Wanita bersalin.
g. Wanita yang mengalami terminasi kehamilan.
h. Pasien dengan gangguan emosi atau kejiwaan.
i. Pasien yang dicurigai memiliki ketergantungan obat dan atau alcohol.
j. Korban penganiayaan dan penelantaran.
k. Pasien dengan penyakit menular atau yang dapat berjangkit.
l. Pasien yang menjalani kemoterapi atau terapi radiasi.
m. Pasien yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.
16. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) adalah mereka yang secara langsung memberi asuhan
kepada pasien, antara lain dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis, penata
anastesi, terafis fisik dsb
BAB II
RUANG LINGKUP
9. ASESMEN TAMBAHAN
a. Asesmen Neonatus
b. Asesmen anak
c. Asesmen remaja
d. Asesmen obsetri/maternitas
Hasil pengkajian tersebut ditulis dalam form asesment kebidanan gawat darurat
nomor : YANMED/KABER/FORM/001
e. Geriatri
f. Pasien dengan kebutuhan untuk P3( Perencanaan Pemulangan Pasien)
g. Sakit terminal/ menghadapi kematian
h. Pasien dengan rasa sakit kronik atau nyeri(Intense)
i. Pasien kecanduan obat terlarangatau alcohol
j. Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
4.2 PENENTUAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)
Komite medik RS Surya Medika PKU Muhammadiyah Sumbawa harus sesuai dengan
kebijakan menunjuk salah satu dokter untuk menjadi DPJP. Penentuan DPJP harus dilakukan
sejak pasien masuk rumah sakit (baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan
menggunakan stempel pada berkas rekam medis. DPJP wajib membuat rencana pelayanan
sesuai dengan kondisi pasien. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar
kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau
prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.
Prosedur menentukan untuk melakukan asuhan medis pada pasien yang diusesuaikan
dengan kondisi pasien :
a. Pasien dapat menentukan DPJP (sesuai dengan panduan pemberian informasi tentang
hak dan kewajiban pasien nomor : YANMED/PAN/005)
b. Hak dan Kewajiban DPJP
1) Mengelola asuhan medis perawatan pasien secara mandiri yang mengacu pada
standar pelayanan medis rumah sakit secara komprehensif mulai dari diagnose,
terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi
2) Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang dianggap perlu untuk meminta
pendapat atau perawatan bersama.
3) Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang membuat
segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi,
dan lain-lain
4) Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya terhadap
dokter dan rumah sakit yang dicatat dalam berkas rekam medis
5) Memberi kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya hal yang belum
dimengerti
6) Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan
7) Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila perannya
tidak dibutuhkan lagi
c. Klarifikasi DPJP diruang rawat
Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas
ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP.
d. Pola Operasional DPJP
1) Setiap pasien yang berobat di RS Surya Medika PKU Muhammadiyah Sumbawa
harus memiliki DPJP
2) Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP adalah dokter klinik tersebut
atau sesuai poli yang dituju
3) Apabila pasien berobat di IGD dan tidak di rawat, maka DPJP adalah dokter jaga
pada IGD
4) Apabila pasien dirawat inap maka DPJP adalah dokter spesialis disiplin yang sesuai
kebutuhan kondisi pasien
5) Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis, maka harus
ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan
6) Apabila DPJP yang bersangkutan sudah ditentukan tetapi berhalangan hadir saat
visite pasien diantaranya karena sakit, cuti dan lain sebagainya, maka DPJP utama
bisa mengalihkan tanggung jawab ke dokter jaga IGD saat pertama pasien diterima
di IGD dengan tetap mengkomunikasikan kondisi pasien ke DPJP utama.
e. Rawat Bersama
1) Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang disiplin dan
kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan multi
disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama
2) DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai
kebutuhan
3) Segera ditentukan siapa menjadi DPJP utama dengan beberapa cara antara lain :
Penyakit yang terberat atau penyakit yang memerlukan tindakan segera atau
dokter yang pertama mengelola pasien
Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan antara DPJP yang mengelola
pasien dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis
f. Perubahan DPJP Utama
Untuk mencapai efektifitas pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih dengan
pertimbangan seperti diatas atau atas keinginan pasien / keluarga atau keputusan
komite medis. Perubahan DPJP utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan
ditentukan sejak kapan berlakunya
g. DPJP pasien rawat ICU
Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP utama yang
berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap terkoordinasi dengan
DPJP awal pasien atau DPJP utama
h. DPJP di ruang OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP tambahan. Dalam
melaksanakan tugas mengikuti SOP masing-masing, akan tetapi semua harus mengikuti
Save Surgery Check List
i. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD dalam memenuhi respons time yang cepat dan demi
keselamatan pasien, maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi dapat
dilakukan pengalihan DPJP atau jika berhalangan hadir karena beberapa hal
diantaranya yaitu sakit, cuti dan lain-lain dengan tetap mengkomunikasikan kondisi
pasien serta terapy ke DPJP utama. Sehingga DPJP untuk pasien tersebut adalah dokter
jaga IGD saat bertugas.
j. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
1) Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus dilaksanakan
secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu berpedoman pada standar
keselamatan pasien
2) Koordinasi dan transfer dilaksanakan tertulis
3) Apabila secara tertulis dirasa belum optimal, maka harus dilakukan koordinasi
langsung dengan komunikasi pribadi
4) Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen / SMF yang sama
dapat ditulis dalam bahasa rekam medis.
5) Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul bisa
menyusul.
6) Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelponan yang
kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
Pada saat petugas menyerahkan informasi pasien sesuai dengan permintaan pasien,
petugas (perawat/bidan) yang bertugas akan terlebih dahulu melakukan Prosedur dan
asesmen gizi sesuai dengan form asesmen gizi nomor : YANMED/IG/FORM/001. Pasien
akan diarahkan ke ruang konsultasi gizi, maka petugas akan melakukan prosedur dan
asesmen gizi sebagai berikut:
a Identitas pasien (rawat jalan/rawat inap) harus selalu dikonfirmasi pada awall
pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan informasi yang tertera dalam RM
pasien meliputi nama lengkap, tanggal lahir dan alamat.
b Petugas melakukan tindakan aseptik (cuci tangan) sesuai SOP nomor
YANMED/SOP/009
c Petugas gizi melakukan skreening Pasien, kemudian melakukan serta mengisii
anamnesis subyektif dan obyektif dalam form asesment gizi pasien
nomor :YANMED/FORM/027 (blok I-IV)
d Petugas gizi menulis dan menarik diagnosis gizi sesuai dengan advice dokter dalam
form gizi nomor : YANMED/IG/FORM/002 (blok V)
a Petugas gizi melakukan penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan rencana terapi
diet yang akan diberikan ke pasien serta prinsipnya. Jika terdapat perubahan diet
khusus untuk pasien di instalasi rawat inap, petugas menuliskan perubahan diet
tersebut dan harus dilakukan asesmen ulang gizi kembali. Petugas menuliskan
penjelasan tersebut dalam form asesmen gizi tentang rencana intervensi (blok VI)
b Petugas melakukan rencana monitoring dan evaluasi setelah melakukan konseling ke
pasien dengan membuat jadwal ulang konseling (blok VII).
Untuk pasien IRJ dilakukan saat kontrol ulang dan dituliskan dalam form asesmen
gizi saat awal kedatangan sesuai dengan waktu konseling.
Untuk Pasien Instalasi Rawat Inap dilakukan setiap harinya dengan melihat
perkembangan pasien dan asupan makan pasien.
c Catatan perkembangan gizi pasien dapat dituliskan dalam form asesmen pasien saat
pasien dinyatakan pulang baik IRJ/IRNA (blok VIII)
Petugas menuliskan kembali hasil pemeriksaan saat awal kedatangan dalam
lembar asesmen gizi di catatan perkembangan gizi yang nantinya dapat dijadikan
indikator keberhasilan saat konseling awal pada waktu kontrol ulangan pasien
selanjutnya.
Petugas menuliskan catatan perkembangan pasien saat pasien pulang setelah di
rawat inapkan. Catatan perkembangan gizi tersebut dapat dijadikan indikator
keberhasilan pelayanan gizi selama pasien dirawat inap di Rumah sakit.
d Petugas mengisi nama lengkap dan menandatanagi lembar pendokumentasian dalam
form asesmen kebidanan gawat darurat (blok IX)