Anda di halaman 1dari 5

ANALISA KASUS FORD PINTO

Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat

Dosen : Dra. Lea Buntaran, CPA, Ak.

Oleh:

Tika Tety Pratiwi 15.17.0207


Heni Oktavianti 15.17.0216

Program Pendidikan Profesi Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmuj Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

2015

Page | 0
Pembahasan Kasus

Kasus Ford Pinto bermula dari keinginan untuk bersaing dengan VW dengan cara
kesengajaan untuk mendesain mobil dengan biaya seminimal mungkin dan profit
yang maksimal dengan harga jual $2000. Ford Pinto dengan sengaja menutup
mata akan laporan bahwa mobil akan terbakar pada bagian belakang jika
tertabrak. Akibatnya banyak terjadi kecelakaan yang mengakibatkan beberapa
orang meninggal.

Pertanyaan

1. Apakah keputusan untuk tidak memasang rubber bladder sudah tepat?


Gunakan 5 kerangka pertanyaan untuk mendukung analisamu!
Keputusan Ford Pinto untuk memasang rubber bladder tidak tepat. Hal ini
dapat dianalisis menggunakan pendekatan Traditional 5 Question yaitu
sebagai berikut:
a. Profitable (menguntungkan)
Pendekatan ini bersifat sementara hanya menunjukkan keuntungan yang
diterima dalam jangka pendek. Pada awalnya Ford Pinto memperoleh
keuntungan atas penjualan mobil yang diproduksi dengan mengabaikan
pemasangan rubber bladder. Hal ini betujuan untuk efisiensi biaya,
namun di sisi lain kebijakan Ford ini sama dengan mengabaikan
keselamatan dan merugikan konsumen.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukkan bahwa
etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam kencari
keuntungan. Jika perusahaan Ford memperhatikan keselamatan
pengendara dalam produksi Ford Pinto, perusahaan Ford tidak akan
mengeluarkan biaya tambahan untuk memberikan ganti rugi pada korban
kecelakaan.

Page | 1
b. Legal (hukum)
Dari sisi legalitas, sudah jelas bahwa Ford melanggar hukum yang
ditunjukkan pada paragraf keempat bahwa Ford melakukan lobi ke
pemerintah untuk menunda tes wajib kecelakaan sampai dengan 8 tahun.
Dimana harusnya tes wajib kecelakaan baru selesai pada tahun 1977,
namun sebelum tes kecelakaan tersebut berakhir produk Ford Pinto sudah
mulai diproduksi pada tahun 1970. Hal ini sudah menunjukkan bahwa
Ford telah melanggar hukum.
c. Fair (adil)
Dari segi keadilan, beberapa poin ditunjukkan oleh Ford Pinto bahwa
tindakan yang diambil tidak menunjukkan sikap adil yaitu sebagai
berikut:
- Melewatkan rantai komando selama desain dan proses persetujuan,
termasuk beberapa uraian hasil tes kecelakaan
- Mengabaikan pemasangan rubber bladder karena biayanya yang
sangat tinggi
- Ford sudah mengetahui bahwa produknya cacat dan mengajukan lobi
ke pemerintah untuk mendunda uji kecelakaan selama 8 tahun
Hal ini tidak fair terutama bagi keselamatan konsumen karena Ford
menutupi kenyataan tersebut dan tetap menjual produk ke pasaran.
d. Right (hak)
Dari segi hak, tentu saja yang paling dirugikan adalah pihak konsumen.
Ford Pinto dianggap tidak mementingkan hak dan keselamatan pengguna
Ford Pinto. Dengan menutupi kenyataan bahwa Ford Pinto tidak layak
digunakan, akan tetapi tetap dijual ke pasaran sama saja Ford telah
melakukan penipuan terhadap pihak konsumen.
e. Going to Further Sustainable Development
Sudah terlihat jelas bahwa Ford Pinto adalah produk yang tidak layak
digunakan karena memiliki resiko kecelakaan yang tinggi, namun di sisi
lain pihak Ford juga tidak mau melakukan pemasangan rubber bladder
dikarenakan biaya yang sangat tinggi.

Page | 2
Sikap Ford yang secara sengaja memilih untuk tidak memasang rubber
bladder ini tentu saja memiliki dampak yang buruk bagi keselamatan
konsumen yang dibuktikan dengan adanya insiden mobil terbakar. Hal ini
tentu saja mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap produk tersebut.
Dan tidak menutup kemungkinan hal ini akan berimbas ke produk Ford
yang lainnya yang menjadikan reputasi Ford menjadi buruk. Dari kasus
tersebut, konsumen pasti lebih berhati-hati dalam memilih mobil terutama
dari produk Ford karena tidak ingin kejadian Ford Pinto terulang kembali.

2. Kesalahan apakah yang dapat kamu identifikasi pada analisis biaya manfaat
Ford?
Dalam kasus Ford Pinto dinilai terlalu memaksakan diri untuk menekan biaya
produksi sebesar $2000 untuk memperoleh profit yang maksimal. Hal ini
diilustrasikan dengan perhitungan biaya manfaat sebagai berikut:
a. Perkiraaan biaya produksi Pinto dengan modifikasi tangki bahan bakar
diperlukan total biaya sebesar $137.500.000
b. Perkiraan biaya produksi Pinto tanpa modifikasi tangki bahan bakar
(asumsi telah terjadi kecelakaan) total biaya sebesar $49.530.000
c. Dari analisis diatas, tindakan Ford Pinto yang tidak memasang rubber
bladder menunjukkan perusahaan mampu memperoleh manfaat sebesar
$87.970.000.
Hal ini menunjukkan bahwa Ford hanya berorientasi pada hasil tanpa
memperhatikan dampak buruk bagi keselamatan penumpang.

3. Haruskah Ford memberikan pilihan pada pelanggan pinto untuk membayar


biaya pemasangan rubber bladder, misalnya $20?
Seharusnya pihak Ford sudah membebankan harga jual dengan memasukkan
unsur pemasangan biaya rubber bladder di dalamnya tanpa perlu
memaksakan diri menjual produk dengan harga $2000. Hal ini sudah menjadi
kewajiban pihak Ford dengan memperhatikan aspek keselamatan penumpang.
Apabila Ford meminta pelanggan Pinto untuk menambah biaya pemasangan

Page | 3
rubber bladder sebesar $20 sama saja memberitahu kepada calon konsumen
bahwa pihak Ford Pinto mengomersilkan keselamatan penumpang. Dengan
kata lain “keselamatan dijual terpisah”. Hal ini secara tidak langsung sama
dengan memperburuk citra Ford itu sendiri.

Kesimpulan

Hasil pengamatan kami bahwa setiap kegiatan produksi haruslah mengikuti etika
profesi karena jika tidak dilakukan dengan baik maka bisa menimbulkan kerugian
yang membahayakan bagi konsumen dari hasil produksi mobil Ford Pinto. Maka
perancangan seluruh rangkaian proses sampai menjadi produk, para Insinyur
harus tidak lepas dari penilaian etika.

Kasus Ford Pinto tidak akan terjadi jika kebijakan bisnis untuk mendapatkan laba
yang lebih besar dengan mengorbankan keamanan tidak diambil oleh Ford.
Kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk bisnis sangatlah penting, karena
menjadi poin dasar dalam penentuan pemasaran produk dan keberlangsungan
sebuah perusahaan. Konsumen pasti akan memilih biaya yang lebih mahal namun
keselamatan lebih terjamin dibandingkan dengan harga yang murah namun
membahayakan keselamatan konsumen.

Page | 4

Anda mungkin juga menyukai