Anda di halaman 1dari 107

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG COVID-19

DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER DALAM


UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19
DI RUANG ISOLASI MILTONIA
RS EMC TANGERANG

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan

Oleh:
Irma Rodiyana
NIM: 11192075

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian dengan judul :

Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Covid-19 Dengan Kepatuhan Penggunaan


Masker Dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19
Di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang

Telah mendapatkan persetujuan untuk dilaksanakan

Jakarta, 20 Februari 2021

Menyetujui,

Pembimbing Skripsi,

(Ns. Diana Rhismawati Djupri M. Kep, Sp.KMB)

Mengetahui,

Ka. Prodi S1 Keperawatan

(Wasijati, SKp, M.Si, M.Kep)


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan pasien tentang


Covid-19 dengan kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan
penularan Covid-19 Di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang’’, ini telah
diujikan dan dinyatakan Lulus dalam ujian sidang dihadapan Tim Penguji pada
tanggal 20 Februari 2021.

Penguji I,

(Ns. Diana Rhismawati Djupri M. Kep, Sp.KMB)

Penguji II,

(Ns. Ratna Sari D, M. Kep, Sp.KMB)

Penguji III,

(Ns. Maryati, S.Sos., MARS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGRAM
S1 KEPERAWATAN

Riset, Februari 2021


IRMA RODIYANA
Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Covid-19 Dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di
Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang
VII + 66 Halaman + 8 tabel + 2 skema + 7 lampiran
ABSTRAK
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh corona virus. Pengetahuan
tentang Covid-19 sangat penting untuk mematuhi protokol kesehatan salah
satunya kepatuhan penggunaan masker dalam rangka memutus rantai penularan
Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
Pasien Tentang Covid-19 Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya
Pencegahan Penularan Covid-19 di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang.
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif correlation dengan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 responden dan
menggunakan teknik total sampling. Alat instrument yang digunakan adalah
kuesioner. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian antara
pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan masker sebesar 0,026 (p<0,05)
maka dinyatakan ada hubungan antara pengetahuan pasien tentang Covid-19
dengan kepatuhan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan penularan
Covid-19 di ruang isolasi Miltonia RS EMC Tangerang. Berdasarkan hasil
penelitian, diharapkan semakin meningkatnya pengetahuan pasien tentang covid-
19 terhadap kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan
Covid-19.
Kata Kunci : Pengetahuan, Kepatuhan, Covid-19

Kepustakaan : 49 (1967-2020)

iii
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE PERTAMEDIKA NURSING
PROGRAM
Research, January 2021
IRMA RODIYANA
Patient Knowledge Relationship About Covid-19 With Compliance with The
Use of Masks as An Effort to Prevent Covid-19 Transmission in the Isolation
Room of Miltonia Hospital EMC Tangerang

VII + 66 Pages + 8 tables + 2 schemes + 7 attachments

ABSTRACT

Covid-19 is an infectious disease caused by coronavirus. Knowledge about Covid-


19 it is very important to comply with health protocols, one of which is
compliance with the use of masks in order to break the chain of transmission of
Covid-19. The purpose of this study was to determine the Relationship between
Patient Knowledge About Covid-19 and Compliance with The Use of Masks as
An Effort to Prevent Covid-19 Transmission in the Isolation Room of the Miltonia
Hospital EMC Tangerang. This type of research uses descriptive correlation with
a cross sectional approach. The number of samples in this study were 30
respondents and used total sampling technique. The instrument used was a
questionnaire. Data analyze using chi square test. The results of the study between
patient knowledge and compliance with masks use were 0.026 (p<0.05) it was
stated that there was a relationship between patient knowledge about Covid-19
and compliance with the use of masks as an effort to prevent Covid-19
transmission in the Miltonia isolation room EMC Hospital Tangerang. Based on
the results of the study, it is hoped that patient knowledge about Covid-19 will
increase in compliance with the us of masks in an effort to prevent Covid-19
transmission.

Keywords: Knowledge, Compliance, Covid-19


Literature: 49 (1967-2020)

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:


Nama : Irma Rodiyana
NIM : 11192075
Mahasiswa S1 Keperawatan/Angkatan : Non Reguler / AngaktanXIII
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
Laporan Penelitian Mata Ajar Riset Keperawatan saya yang berjudul:

“Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Covid-19 Dengan Kepatuhan


Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di Ruang
Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sangsi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Februari 2021

Yang Membuat Pernyataan

(Irma Rodiyana)

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA


(STIKes PERTAMEDIKA), saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irma Rodiyana


NIM : 11192075
Program Studi : S1 Keperawatan
Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikam kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA. Hak Bebas Royalti
Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:

“Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Covid-19 Dengan Kepatuhan


Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di Ruang
Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), Dengan Hak Bebas Royalty
Noneklusif ini STIKes PERTAMEDIKA berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (Database), merawat
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : Februari 2021

Yang Menyatakan

(Irma Rodiyana)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Covid-19 Dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 Di Ruang
Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang’’.

Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Skripsi pada Program
Studi S1 Keperawatan – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
Peneliti menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan
sampai selesainya skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada.

1. Dr. dr. Fathemah Djan Rachmat, SpB, Sp.BTKV(K), MPH selaku Direktur
Utama PERTAMEDIKA/ IHC dan Pembina Yayasan Pendidikan
PERTAMEDIKA
2. Asep Saefullah, SH, MM,CHRP, CHRA selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA
3. Ns. Maryati, S.Sos., MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA serta selaku Dosen Penguji III dalam ujian sidang skripsi ini.
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
5. Sri Sumartini, SE, MM , selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
6. Ns. Achirman, S.Kep.,SKM,M.Kep, selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
7. Wasijati, SKp, M.Si,M.Kep selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
8. Ns. Diana Rhismawati Djupri M.Kep, Sp.KMB, selaku Pembimbing Skripsi
yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis selama

vii
skripsi ini.
9. Ns. Ratna Sari D, M. Kep, Sp.KMB, selaku Dosen Penguji II dalam ujian
sidang skripsi ini.
10. Keluarga saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam melakukan
skripsi ini, sehingga proposal penelitian ini dapat selesai sesuai dengan
waktunya.
11. Teman-
teman satu kelompok, Istianty Gunaesty, Linda Herlina, Maemunah yang
sama-sama berjuang, mensupport dan memberikan bantuannya dalam
menyusun skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai dengan
waktunya.
12. Teman
teman S1 NR angkatan XIII Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
13. Semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut berpartisipasi
sehingga selesainya skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini banyak sekali
kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan dan penyusunan hasil skripsi dimasa mendatang

Tangerang, 18 Januari 2021

Peneliti

Irma Rodiyana

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................iii
ABSTRACT......................................................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIAT.............................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ..................................................................vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA ..........................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ..............................................................................1
B. Perumusan masalah ....................................................................................4
C. Tujuan penelitian.........................................................................................5
D. Manfaat penelitian ......................................................................................6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori dan konsep terkait .............................................................................7
B. Konsep Dasar Pengetahuan........................................................................12
C. Konsep Dasar Covid-19.............................................................................18
D. Penelitian Terkait.......................................................................................28
E. Kerangka Teori..........................................................................................32

BAB III : KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI


OPERASIONAL
A. Kerangka konsep .......................................................................................33
B. Hipotesa.....................................................................................................35
C. Definisi operasional...................................................................................37

BAB IV : METODE PENELITIAN


A. Desain penelitian .........................................................................................39
B. Populasi dan sampel dan teknik pengambilan sampel ................................39
C. Tempat penelitian ........................................................................................41

ix
D. Waktu penelitian .........................................................................................41
E. Etika penelitian ............................................................................................41
F. Alat pengumpulan data
1. Instrument penelitian..............................................................................42
2. Hasil uji coba instrument........................................................................43
G. Prosedur pengumpulan data ........................................................................46
1. Prosedur administrasi.............................................................................46
2. Prosedur teknis.......................................................................................46
H. Pengolahan data............................................................................................47
I. Analisis data.................................................................................................48

BAB V : HASIL PENELITIAN


A. Hasil Univariat............................................................................................52
B. Hasil Bivariat..............................................................................................55

BAB VI : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


A. Membahas Hasil Penelitian dan Gabungan dari Hasil Univariat
dengan Bivariat..............................................................................................58
B. Keterbatasan Penelitian.................................................................................64

BAB VII : PENUTUP


A. Saran..............................................................................................................65
B. Penutup..........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ......................................................................37

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Kepatuhan......…....…..........................49

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden.............................................52

Table 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden.............................53

Table 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden..................................54

Table 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pasien.......................................54

Table 5.5 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien..........................................55

Table 5.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Covid-19


dengan Kepatuhan Penggunaan Masker.........................................................56

xi
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori.............................................................................32


Skema 3.1 Kerangka Konsep..........................................................................35

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Izin Penelitian

Lampiran 3 Penjelasan Penelitian

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Lembar Kuesioner

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 7 Hasil output Software Statistik

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan dunia saat ini menjadi sorotan dan sangat penting
untuk mendapatkan perhatian dari ilmuan kesehatan dan masyarakat
umum adalah penyakit akibat virus corona. Corona Virus Disease-19 atau
yang lebih populer dengan istilah COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO
(World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD)
pada tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai Pandemi
pada tanggal 11 Maret 2020 (Keliat dkk, 2020). Pandemi sebagai pandemi
Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit coronavirus 2019 di
seluruh dunia dan sampai bulan April 2020 telah menginfeksi lebih dari
210 negara (WHO, 2020). Di Indonesia, kasus covid-19 pertama kali
dikonfirmasi pada tanggal 02 Maret sejumlah dua kasus (Nurani, 2020).
Pada bulan September 2020, angka kematian juga masih terus terjadi
walaupun diimbangi dengan jumlah kesembuhan pasien. Secara global
kasus covid-19 sebanyak 52.389.469 kasus dengan 1.288.480 kasus
kematian, 36.648.618 kasus sembuh (WHO Report, 2020). Di Indonesia
penambahan jumlah kasus terkonfirmasi terus meningkat, dimana pada
bulan September masih berada pada angka 287.008 kasus dengan 10.740
orang meninggal dunia, 214.947 orang sembuh (Kompas.com).

Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis


baru yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov
2 (Severe Acute Respratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berukuran
sangat kecil (120-160 nm) yang utamanya menginfeksi hewan termasuk
diantaranya adalah kelelawar dan unta. Saat ini penyebaran dari manusia
ke manusia sudah menjadi sumber penularan utama sehingga penyebaran

1
2

virus ini terjadi sangat agresif. Penularan penyakit ini terjadi dari pasien
positif covid-19 melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y,
2020). Akan tetapi diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang
yang tidak bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-
19. Selain itu, telah diteliti bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol
(yang dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo dkk,
2020).

Proses perjalanan penyakit ini masih belum banyak diketahui, namun


diduga tidak berbeda jauh dengan perjalanan penyakit dari virus
pernafasan lainnya yang sudah diketahui (Li X dalam Susilo, 2020). Pada
manusia apabila virus ini masuk ke dalam saluran pernafasan dapat
mengakibatkan kerusakan alveoli paru dan menyebabkan gagal nafas.
Akan tetapi banyak orang yang terinfeksi Sars-Cov 2 ini mengalami gejala
ringan sampai sedang pada saluran pernafasan yang dapat sembuh dengan
sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Bagi kelompok
orang dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskuler,
penyakit pernafasan kronis, diabetes dan kanker, jika mengalami infeksi
covid 19 ini dapat mengalami masalah yang lebih serius (WHO, 2020).

Penetapan kasus atau istilah medisnya adalah pemeriksaan diagnosis


covid-19 dilakukan dengan pemeriksaan PCR (Poymerase Chain
Reaction) yng dikenal luas dengan sebutan swab. Adapun penatalaksanaan
pasien dengan Covid-19 meliputi pemberian terapi definitif (etiologi),
pemberian obat-obatan simtomatik sesuai gejala yang muncul dan terapi
suportif untuk mendukung pengobatan lain serta meningkatkan daya tahan
tubuh (Susilo dkk,2020). Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah
dengan memutus mata rantai penyebaran covid-19 melalui isolasi, deteksi
dini dan melakukan proteksi dasar yaitu melindungi diri dan orang lain
dengan sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau
menggunakan hand sanitizer, menggunakan masker dan tidak menyentuh
area muka sebelum mencuci tangan, serta menerapkan etika batuk dan
3

bersin dengan baik (Dirjen P2P Kemkes RI, 2020). Sampai dengan saat ini
belum ada vaksin spesifik untuk penanganan covid 19 dan masih dalam
tahap pengembangan penelitian (WHO, 2020).

Upaya pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 memerlukan


pemahaman dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk
masyarakat. Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui
proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan juga merupakan domain terpenting dalam terbentuknya
perilaku (Donsu, 2017). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain tingkat Pendidikan, pekerjaan, umur, faktor lingkungan
dan fsktor sosial budaya (Notoatmodjo 2014). Kepatuhan adalah perilaku
sesuia aturan dan berdisiplin (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pranoto,
2007). Kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan pasien
menggunakan masker. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
tergantung pada banyak faktor, Pendidikan, akomodasi, modifikasi faktor
lingkungan dan sosial, pengetahuan dan usia (Niven, 2008).

Menurut Maretta Outri A. S. Farm. Apt (2020) masker merupakan alat


kesehatan yang digunakan untuk menutup area mulut dan hdung. Fungsi
masker secara keseluruhan adalah meminimalkan interaksi antara dunia
luar dengan dunia dalam terutama pada hidung dan mulut serta
menghindari penyebaran virus.

Pada kasus pandemi covid-19 di Indonesia, pengetahuan masyarakat


tentang covid-19 sangat diperlukan sebagai dasar masyarakat dalam
menunjukkan perilaku pencegahan penularan covid-19. Di RS EMC
Tangerang data pasien yang di rawat di ruang isolasi Miltonia dari bulan
Agustus-Oktober 2020 rata-rata perbulan berjumlah 40 orang. Dari hasil
wawancara ke pasien langsung tentang pengetahuan, peneliti menganggap
pengetahuan pasien yang kurang berdasarkan pengertian,penyebab tanda
dan gejala serta tentang protocol Kesehatan, karena saat ditanya tentang
4

penularan covid -19, mereka merasa dirinya tidak ada gejala serius dan
covid menular bila jarak berdekatan saja. Dari hasil observasi peneliti pada
15 orang pasien di rawat diruang isolasi RS EMC Tangerang dengan
covid, 2 orang yang selalu menggunakan masker setiap saat, 5 orang yang
kadang di pakai kadang tidak, dan 8 orang yang tidak pernah pakai masker
bila tidak di perintahkan oleh perawat. Melihat kebanyakan pasien tidak
patuh menggunakan masker, maka efek negatif bila tidak menggunakan
masker, dapat menularkan ke orang lain dan memperlambat proses
penyembuhan karena terkontaminasi dengan lingkungan sekitar. Alasan
mereka tidak mau menggunakan masker karena tidak terbiasa atau tidak
nyaman dan nafas terasa sesak.

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang hubungan
pengetahuan pasien dengan kepatuham penggunaan masker sebagai upaya
pencegahan penularan COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi RS EMC
Tangerang.

B. Rumusan Masalah
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis
baru yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov
2 (Severe Acute Respratory Syndrome Coronavirus 2)

Saat ini penyebaran dari manusia ke manusia sudah menjadi sumber


penularan utama sehingga penyebaran virus ini terjadi sangat agresif.
Penularan penyakit ini terjadi dari pasien positif covid-19 melalui droplet
yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y, 2020).

Akan tetapi diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang yang
tidak bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-19.
Selain itu, telah diteliti bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol
(yang dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo dkk,
2020).
5

Corona Virus Disease-19 atau yang lebih populer dengan istilah COVID-
19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) atau Badan
Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KMMD) pada tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya
ditetapkan sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (Keliat dkk,
2020). Pandemi merupakan wabah yang berjangkit serempak di mana-
mana, meliputi daerah geografi yang luas (KBBI, 2020) sedangkan
pandemi sebagai pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya
penyakit coronavirus 2019 di seluruh dunia dan sampai bulan April 2020
telah menginfeksi lebih dari 210 negara (WHO, 2020).

Melihat kebanyakan psien covid 19 yang di rawat di ruang isolasi tidak


paham tentang covid-19 dan tidak patuh menggunakan masker. Alasannya
karena mereka tidak ada gejala serius dan covid menular bila jarak
berdekatan saja, serta tidak nyaman selalu menggunakan masker,nafas
terasa sesak. Hal ini berdampak terhadap resiko penularan ke tenaga
kesehatan dan memperlambat proses penyembuhan pasien. Maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut “apakah ada hubungan
pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan masker dalam uapaya
pencegahan penularan covid-19 yang di rawat di RS EMC Tangerang”?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan
penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 di
ruang isolasi RS EMC Tangerang.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik responden pasien (umur, jenis
kelamin dan pendidikan)
6

b. Mengetahui gambaran kepatuhan pasien dalam menggunakan


masker sebagai upaya pencegahan penularan covid-19 di RS EMC
Tangerang.
c. Mengetahui gambaran pengetahuan pasien tentang covid-19 yang di
rawat di RS EMC Tangerang.
d. Manganalisis hubungan pengetahuan pasien tentang covid-19
dengan kepatuhan penggunaan masker dalam uapaya pencegahan
penularan covid-19 yang di rawat di RS EMC Tangerang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan dengan penelitian ini perawat dapat menambah
pengetahuan tentang manfaat penggunaan masker serta bisa menjadi
edukator maupun penyuluh kesehatan kepada pasien guna terhindar
dari penularan penyakit.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai referensi atau bahan tambahan ilmu baru tentang hubungan
pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan masker yang baik
dan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kepatuhan

1. Pengertian Kepatuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pranoto, 2007), patuh adalah


suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah
perilaku sesuia aturan dan berdisiplin. Kepatuhan ini dapat dibedakan
menjadi dua perintah yaitu patuh penuh (total compliance) dan tidak
patuh (non compliance) (Sarafino, 2003). Kepatuhan (compliance)
juga dikenal sebagai ketaatan (adherence), adalah derajat dimana
seseorang mengikuti anjuran peraturan yang ada (Kaplan and Shadock,
2005). Slamet (2007) mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai
tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan juga dapat
didefinisikan sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan
terapi (Degresi, 2005). Menurut Notoatmodjo (2014) kepatuhan adalah
salah satu perilaku pemeliharaan kesehatan yaitu usaha seseorang
untuk memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan usaha penyembuhan apabila sakit. Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa kepatuhan adalah derajat dimana seseorang
mengikuti anjuran peraturan yang telah ada dan ditetapkan sebagai
aturan yang harus dilaksanakan.

Pengukuran kepatuhan dilakukan menggunakan kuesioner yaitu


mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengukur indikator
yang telah ditentukan. Indikator ini sangat diperlukan karena sifatnya
dari pengukuran secara tidak langsung mengenai standar dan
penyimpangan yang akan diukur melalui sejumlah ambang batas yang
biasa digunakan oleh organisasi sebagai petunjuk derajat kepatuhan

7
8

terhadap standar tersebut, jadi sesuai indikator merupakan variabel


(karakteristik) terukur yang akan digunakan untuk menentukan derajat
kapatuhan terhadap pencapaian tujuan dan mutu yang dijalankan.
Disamping itu, indikator juga memiliki karakteristik yang sama dengan
standar, misalnya karakteristik harus bersifat reliable, jelas, mudah
diterapkan sesuai dengan kenyataan yang ada dan harus dapat diukur
(Al-assaf, 2009).

2. Faktor-faktor yang memepengaruhi kepatuhan


Menurut Niven (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
adalah:
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu dasar terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan
kepatuhan, sepanjang bahwa Pendidikan tersebut merupakan
Pendidikan aktif.
2) Akomodasi
Suatu usaha yang harus dilakukan untuk memahami ciri
kepribadian klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan.
3) Modifikasi faktor lingkungan dan social
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan
teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk
untuk membantu kepatuhan terhadap sesuatu.
4) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya
sehingga menghasilkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2014).

Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk


ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan
9

pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak


konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun,
ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai
suatu konsisitensi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin
baik pula tingkat kepatuhannya (Azwar, 2007).

5) Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya. Semakin dewasas seseorang, maka cara
berifikir semakin matang dan sikap makin positif (Notoatmodjo,
2014).

3. Sedangkan menurut Neil (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi


ketidak patuhan dapat digolongkan menjadi empat bagian:
1) Pemahaman tentang instruksi
Tak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika ia salah paham
tentang instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Spelman (dalam
Neil, 2000) menemukan bahwa lebih dari 60% yang diwawancarai
setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang instruksi
yang diberikan pada mereka. Kadang-kadang hal ini disebabkan
oleh kegagalan professional kesehatan dalam memberikan
informasi yang lengkap, penggunaan istilah-istilah media dan
memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh pasien.
2) Kualitas interaksi
Kualitas interaksi antara professional kesehatan dan pasien
merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat
kepatuhan. Korsch & Negrete (dalam Neil 2000) telah mengamati
800 kunjungan orang tua dan anak-anaknya ke rumah sakit di Los
10

Angeles. Selama 14 hari mereka mewawancarai ibu-ibu tersebut


untuk memastikan apakah ibu-ibu tersebut melaksanakan nasihat-
nasihat yang diberikan dokter, mereka menemukan bahwa ada
kaitan yang erat antara kepuasan ibu terhadap konsultasi dengan
seberapa jauh mereka mematuhi nasihat dokter, tidak ada kaitan
antara lamanya konsultasi dengan kepuasan ibu. Jadi konsultasi
yang pendek tidak akan menjadi tidak produktif jika diberikan
perhatian untuk meningkatkan kualitas interaksi.
3) Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat
juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka
terima. Pratt (dalam Neil, 2012) telah memperhatikan bahwa peran
yang dimainkan keluarga dalam pengembangan kebiasaan
kesehatan dan pengajaran terhadap anak-anak mereka. Keluarga
juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai
perawatan dari anggota keluarga yang sakit.
4) Keyakinan, sikap dan keluarga
Becker (dalam Neil, 2012) telah membantu suatu usulan bahwa
model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya
ketidakpatuhan. Mereka menggambarkan kegunaan model tersebut
dalam suatu penelitian bersama Hartman dan Becker (1978) yang
memperkirakan ketidakpatuhan terhadap ketentuan untuk pasien
hemodialisa kronis, 50 orang pasien dengan gagal ginjal kronis
tahap akhir yang harus mematuhi program pengobatan yang
kompleks, meliputi diet, pembatasan cairan, pengobatan, dialisa.
Pasien-pasien tersebut diwawancarai tentang keyakinan kesehatan
mereka dengan menggunkan suatu model. Hartman dan Becker
menemukan bahwa pengukuran dari tiap-tiap dimensi yang utama
dari model tersebut sangat berguna sebagai peramal dari kepatuhan
terhadap pengobatan.
11

4. Cara-cara mengurangi ketidakpatuhan

Dinicola dan Dimatteo (dalam Neil, 2000) mengusulkan rencana untuk


mengatasi katidakpatuhan pasien antara lain:

a. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri, banyak dari


pasien yang tidak patuh yang memiliki tujuan untuk mematuhi
nasihat-nasihat pada awalnya. Pemicu ketidakpatuhan dikarenakan
jangka waktu yang cukup lamaserta paksaan dari tenaga kesehatan
yang menghasilkan efek negative pada penderita sehingga awal
mula pasien mempunyai sikap patuh bisa berubah menjadi tidak
patuh. Kesadaran diri sangat dibutuhkan dari diri pasien.
b. Perilaku sehat, hal ini sangat dipengaruhi oleh kabiasaan, sehingga
perlu dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya untuk
mengubah perilaku, tetapi juga mempertahankan perubahan
tersebut. Kontrol diri, evaluasi diri dan penghargaan terhadap diri
sendiri harus dilakukan dengan kesadaran diri. Modifikasi perilaku
harus dilakukan antara pasien dengan pemberi pelayanan kesehatan
agar terciptanya perilaku sehat.
c. Dukungan sosial, dukungan sosial dari anggota keluarga dan
sahabat dalam bentuk waktu, motivasi dan uang merupakan faktor-
faktor penting dalam kepatuhan pasien. Contoh yang sederhana,
tidak memiliki pengasuh, transportasi tidak ada, anggota keluarga
sakit, dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh
penyakit tertentu, mereka dapat menghilangkan godaan pada
ketidaktaatan dan mereka seringkali dapat menjadi kelompok
pendukung untuk mencapai kepatuhan.

5. Cara mengukur kepatuhan


Pada penelitian ini peneliti melakukan pengukuran kepatuhan
menggunakan skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan
didapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah,
12

pernah atau tidak, positif atau negatif, dan lain-lain. Bila jawaban
benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.
Pengkategorian variabel penelitian dengan menggunakan nilai cut of
point nilai mean atau median disebut dengan pengkatagorian variabel
dengan metode statistik normatif. Variabel independen tersebut dapat
diubah atau disederhanakan menjadi dua kategori dengan tehnik
statistik normatif, untuk memudahkan menggunakan uji chi square.
(Mirzal Tawi, 2013).
Sehingga nantinya perhitungan skor akan dibagi menjadi 2 kategori
kepatuhan berdasarkan cut of point by mean antara lain dikatakan
patuh bila skor total ≥ 5.6, dan dikatakan tidak patuh jika skor total <
5,6.

B. Konsep Dasar Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya
sehingga menghasilkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2014).
Notoatomodjo (2014) menjelaskan bahwa, pengetahuan adalah hal
yang diketahui oleh orang lain atau responden terkait dengan sehat dan
sakit atau kesehatan, misal: tentang penyakit (penyebab, cara
penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan,
kesehatan lingkungan, keluarga berencana, dan sebagainya.

Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti


segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Berdasasrkan dari definisi dari pengetahuan tersebut dapat disimpulkan


bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang
diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap obyek tertentu.
Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,
mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan
13

bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus besar Bahasa


Indonesia (2001), pengetahuan dikaitakan dengan segala sesuatu yang
diketahui berkaitan dengan proses belajar.

2. Tujuan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), tujuan dari pengetahuan terdiri dari


dua, yaitu:

1) Untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka


terhadap ketidakpastian.

2) Untuk lebih mengetahui dan memahami sesuatu.

3. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan Kognitif atau pengetahuan merupakan domain


yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut
Notoatmodjo (2014) Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif ada 6
yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat Tahu diartikan sebagai


mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah dipelajari dan
diterima dari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang telah dipelajari antara lain mampu menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan suatu materi secara benar

2) Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan dan


menginterpretasikan materi yang diketahui secara benar. Orang
yang telah paham terhadap suatu materi atau objek harus dapat
menyebutkan, menjelaskan, menyimpulkan, dan sebagainya.

3) Penerapan (Application)
14

Aplikasi merupakan kemampuan seseorang yang telah memahami


suatu materi atau objek dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk


menjabarkan materi atau objek tertentu ke dalam komponen yang
terdapat dalam suatu masalah dan berkaitan satu sama lain.
Pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis, apabila
orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tertentu.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk


meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian suatu objek
tertentu ke dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk


melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu.
Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan sepanjang sejarah dapat


dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara yang telah digunakan
untuk memperoleh kebenaran, yaitu:
15

1) Cara untuk memperoleh pengetahuan.

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan


mungkin sebelum peradaban. Cara coba salah ini dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan
maslaah dan apa bila kemungkinan itu tidak berhasil maka
dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa pimpinan


masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan dan berbagai prinsip orang lain yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik
berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya


memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pelajaran atau pengalaman yang pernah diperoleh dalam
memecahkan suatu masalah dimasa lalu.

d. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan.

Cara ini disebut metode ilmiah atau lebih popular atau disebut
dengan metodologi penelitian. Akhirnya, lahir suatu cara
untuk melakukan penelitian yang dewasa ini dikenal dengan
penelitian ilmiah.
16

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada


orang lain terhadap suatu hal agar dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi Pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada kahirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliknya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan
nilai-nilai baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak


merupakan cara mancari nafkah yang membosankan, berulang dan
banyak tantangan. Dengan banyaknya tantangan tersebut, akan
menambah pengetahuan seseorang mengenai suatu masalah yang
telah dihadapi. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun tidak langsung.

3) Umur

Umur yang dimaksud disini adalah umur individu yang terhitung


mulai saaat dilahirkan sampai berulang tahun. Dengan bertambahnya
umur, maka bertambaha pula pengalaman yang dimiliki oleh
seseorang. Sehingga pengetahuan seseorang juga ikut bertambah.
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis
besar ada empat ketegori perubahan, yaitu perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi
17

akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental


taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Minat merupakan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang


tinggi terhadap sesuatu. Minat dijadikan seseorang untuk mencoba
dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan
yang lebih dalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang


dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
pengalaman yang baik seseorang akan berusaha utntuk melupakan,
namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan
maka secara psikologis akan timbul kesan membekas dalam emosi
sehingga menimbulkan sikap positif.

6) Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah


mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan.

7) Informasi

Kemudahan memperolah informasi dapat membantu mempercepat


seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

6. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam
18

pengetahuan yang ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya.


Adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran
pengetahuan secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Pertanyaan subjektif
Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan essay
digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari
penilai, sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari
waktu ke waktu.
2. Pertanyaan objektif
Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise),
betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti
oleh penilai.
Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat
dikatagorikan menjadi tiga yaitu:

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100%


dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75%


dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab < 56% dari


total jawaban pertanyaan.

Disini peneliti melakukan pengukuran pengetahuan menggunakan


kuesioner dengan skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini,
akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah,
pernah atau tidak, positif atau negatif, dan lain-lain. Bila jawaban
benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.

C. Konsep Dasar Covid-19


1. Pengertian Covid-19
19

Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus


jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut
Sars-Cov 2 (Severe Acute Respratory Syndrome Coronavirus 2).

Virus ini berukuran sangat kecil (120-160 nm) yang utamanya


menginfeksi hewan termasuk diantaranya adalah kelelawar dan unta.
Saat ini penyebaran dari manusi ke manusia sudah menjadi sumber
penularan utama sehingga penyebaran virus ini terjadi sangat agresif.
Penularan penyakit ini terjadi dari pasien positif covid-19 melalui
droplet yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y, 2020). Akan tetapi
diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang yang tidak
bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-19.
Selain itu, telah diteliti bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol
(yang dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo
dkk, 2020).

Proses perjalanan penyakit ini masih belum banyak diketahui, namun


diduga tidak berbeda jauh dengan perjalanan penyakit dari virus
pernafasan lainnya yang sudah diketahui (Li X dalam Susilo, 2020).
Pada manusia apabila virus ini masuk ke dalam saluran pernafasan
dapat mengakibatkan kerusakan alveoli paru dan menyebabkan gagal
nafas. Akan tetapi banyak orang yang terinfeksi Sars-Cov 2 ini
mengalami

gejala ringan sampai sedang pada saluran pernafasan yang dapat


sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus.
Bagi kelompok orang dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit
kardiovaskuler, penyakit pernafasan kronis, diabetes dan kanker, jika
mengalami infeksi covid 19 ini dapat mengalami masalah yang lebih
serius (WHO, 2020).

2. Gejala Virus Corona (COVID-19) menurut (WHO, 2020)

Gejala klinis umum diantaranya yaitu:

a. Demam
20

b. Batuk kering
c. Rasa Lelah

Gejala lain yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien:

a. Rasa nyeri dan sakit


b. Hidung tersumbat
c. Sakit kepala
d. Konjungtivitis
e. Sakit tenggorokan
f. Diare
g. Kehilangan indera rasa atau penciuman
h. Ruam pada kulit
i. Perubahan warna jari tangan atau kaki
Gejala serius virus corona:
a. Kesulitan bernapas/sesak napas
b. Nyeri/tekanan dada
c. Kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak
Gejala-gejala yang dialami biassanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki
gejala ringan. Pada umumnya gejala mulai muncul sekita lima hingga
enam hari setelah pajanan. Tetapi, waktu kemunculan gejala ini dapat
berkisar 1 hingga 14 hari.
3. Penyebab Virus Corona (COVID-19)
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui beberapa cara, yaitu:
a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 batuk atau bersin.
b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih
dahulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah
penderita COVID-19.
c. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19.
4. Komplikasi Virus Corona (COVID-19)
21

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan


beberapa komplikasi berikut ini:
a. Pneumonia (infeksi paru-paru)
b. Infeksi sekunder pada organ lain
c. Gagal ginjal
d. Acute cardiac injury
e. Acute respiratory distress syndrome
f. Kematian
5. Diagnosis Virus Corona (COVID-19)
a. Rapid test sebagai penunjang
b. Tes usap (swab) tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes
PCR)
c. CT Scan atau Rotgen dada untuk mendeteksi infiltrate atau cairan
di paru-paru
6. Pengobatan Virus Corona (COVID-19)
Pengobatan atas virus corona dapat dilakukan dengan jalan yaitu:
a. Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani
perawatan dan karantina rumah sakit rujukan
b. Memberikan obat Pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai
kondisi penderita
c. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi
mandiri dan istirahat yang cukup
d. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih
untuk menjaga kadar cairan tubuh
7. Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik
adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan anda
terinfeksi virus ini, yaitu:
a. Terapkan physical distancing yaitu menjaga jarak minimal 1meter
dari orang lain, dan jangan dulu keluar rumah kecuali ada
keperluan mendesak.
22

b. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.


c. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer
yang mengandung alcohol minimal 60%, terutama setelah
beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
d. Jangan menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci
tangan.
e. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
f. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai
positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit
demam, batuk, pilek.
g. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batu atau bersin,
kemudian buang tisu ke tempat sampah.
h. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan
lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori


ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam
pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus
Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

a. Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang


lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan
kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
b. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
c. Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya
hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
d. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk
anda sampai anda benar-benar sembuh.
e. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang
sedang sakit.
f. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi,
serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
23

g. Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat


umum atau sedang Bersama orang lain.
h. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau
bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

8. Konsep masker
Masker merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakan untuk melindungi mulut, hidung, dan wajah dari pathogen
yang ditularkan melalui udara (airbone), droplet maupun percikan
cairan tubuh yang ternfeksi (Trossman, 2016).
Menurut Maretta Outri A. S. Farm. Apt (2020) masker merupakan alat
kesehatan yang digunakan untuk menutup area mulut dan hidung.
Fungsi masker secara keseluruhan adalah meminimalkan interaksi
antara dunia luar dengan dunia dalam terutama pada hidung dan mulut
serta menghindari penyebaran virus.
Sebelum banyak yang meragukan efektivitas masker dalam mencegah
penularan virus. Namun, penelitian menunjukkan bahwa jika masker
digunakan dengan tepat, maka efektif untuk mencegah penyebaran
infeksi virus.
Jenis-jenis masker yang perlu diketahui (Maretta Outri A. S. Farm. Apt
2020). Saat ini banyak jenis masker yang digunakan untuk mengatasi
virus, terutama pada saat ini yaitu penyebaran virus Covid-19.
Berbagai macam jenis masker yang harus kita ketahui Bersama, agar
sobat sehat dapat menggunakan masker secara bijak dan benar, karena
setiap jenis masker memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Berbagai jenis masker yang dapat sobat sehat pilih sesuai dengan
kebutuhannya.
1. Masker kain
Hingga kini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa
masker kain efektif melindungi seseorang dari virus Corona. Meski
begitu, the Center for Disease Control and Prevention (CDC)
menganjurkan penggunaan masker kain kepada masyarakat luas
24

untuk menekan penyebaran virus Corona, terutama oleh orang


yang sudah terinfeksi virus Corona namun tidak mengalami gejala
apa pun dan tampak sehat-sehat saja.
Meski bisa dicuci dan dipakai kembali, masker kain sebaiknya
tidak dipakai lebih dari 4 jam. Ada beberapa alasan mengapa
masker kain memang tidak seefektif masker N95 atau masker
bedah dalam menyaring partikel kecil dari virus penyebab
penyakit. Kemudian, dari segi bahan yang digunakan, masker kain
biasanya terbuat dari bahan yang dapat menyerap air, berbeda
dengan masker bedah dan masker N95 yang lapisan luarnya kedap
air. Hal ini membuat percikan droplets (air liur) dari pengidap
corona bisa terserap dan bertahan lebih lama pada kain masker.
Sesuai anjuran Kementrian Kesehatan RI, semua orang disarankan
untuk memakai masker ketika hrus berpergian keluar rumah,
misalnya saat harus bekerja atau membeli kebutuhan bulanan.
Masker kain tetap dapat menghalau sebagian percikan air liur yang
keluar saat berbicara, mengehela napas, ataupun batuk dan bersin.
2. Masker bedah
Umumnya masker ini berwarna hijau atau berwarna biru yang
digunakan oleh petugas medis seperti dokter saat menangani
pasien. Masker mampu mencegah tetesan cairan tubuh seperti
keringat, liur, ingus, dan dahak dari daerah streil saat operasi
dilakukan. Karena memiliki harga yang terjangkau dan mudah
didapat, masker ini sering digunakan untuk mengurangi paparan
polusi, kotoran dan debu saat berkendara. Selain itu masker ini juga
sering digunakan sebagai penghalang agar liur dan dahak tidak
memancar saat batuk dan bersin. Namun, masker jenis ini memiliki
kekurangan yakni hanya sekali pakai dan tidak dapat melindungi
dari kuman atau virus yang ada pada udara. Jika sudah lembab dan
basah masker sebaiknya dibuang karena sudah tidak efektif lagi.
Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki
fungsi berbeda, yaitu:
25

a. Lapisan luar, yang anti air


b. Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman
c. Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan keluar dari
mulut

Jika sedang sakit, anda lebih disarankan menggunakan masker


dengan ketiga fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah
penyebaran penyakit menular, seperti virus Corona.

Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena stoknya


yang makin menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan untuk
melindungi tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan atau
orang yang sedang sakit guna mencegah penularan virus ke orang
lain.

3. Masker N95
Masker ini umumnya digunakan untuk melindungi diri dari bahan
atau zat beracun. Agar dapat memberikan perlindungan maksimal,
masker ini harus dipasang dengan tepat sehingga tidak ada celah
untuk virus di udara masuk. Kelebihan dari masker ini adalah
mampu melindungi penggunanya dari partikelkecil di udara yang
myngkin mengandung kuman dan virus penyebab panyakit. Selain
itu, masker ini juga dapat digunakan berulang, meski penyaring
N95 perlu diganti dalam jangka waktu tertentu. Namun, masker ini
memiliki harga lebih mahal dibandingkan masker bedah. Masker
ini diutamakan untuk digunakan petugas medis yang memang
kontak secara langsung dengan penderita COVID-19, misalnya dok
ter dan perawat yang bekerja di ruang isolasi khusus COVID-19
atau IGD.
4. Facepiece Respiratory
Respirator merupakan suatu alat pelindung diri yang dipakai
diwajah, setidaknya meliputi hidung dan mulut. Pelindung diri ini
berfungsi untuk mengurangi resiko bahaya partikel udara, gas dan
uap. Respirator atau yang dikenal dengan masker alat yang
26

digunakan untuk perlindungan pernapasan terhadap udara yang


terkontaminasi. Sebenarnya istilah masker kurang tepat digunakan
untuk respirator. Masker umumnya digunakan untuk melindungi
lingkungan dari kontaminan dari pengguna masker, misalnya para
pekerja di industri makanan menggunakan masker untuk
melindungi makanan dari kontaminasi air ludah pekerja, atau suster
di rumah sakit menggunakan masker untuk melindungi pasien dari
kontaminasi suster atau dokter. Karena masker tidak fit kewajah
sehingga tidak bisa digunakan untuk melindungi sipemakai.
Sementara respirator harus fit ke wajah sehingga bisa melindungi
sipengguna bis melindungi sipengguna dari kontaminan
lingkungan.
Meski tidak melindungi kamu sepenuhnya dari penyakit, namun
penggunaan masker dapat menurunkan resiko penularan panyakit.
Perlu diingat, masker dapat memberikan manfaat maksimal jika
digunakan dengan tepat.
Berikut adalah panduan menggunakan masker yang benar:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air atau pembersih tangan
antiseptic, sebelum menyentuh kemasker.
2. Buka masker dari kemasan. Pastikan tidak ada lubang atau
robekan pasa tiap sisi masker. Permukaan masker yang
berwarna umumnya menandakan bagian depan masker,
sedangkan bagian putihnya adalah yang menempel pada wajah.
Bagian yang berwarna memiliki tekstur yang lebih kasar
sehingga dapat mengiritasi kulit jika digunakan pada bagian
dalam. Jika kedua sisi berwarna putih, maka gunakan bagian
yang kasar untuk sisi luar.
3. Perhatikan lipatan pada masker, gunakan masker dengan lipatan
ke bawah dan tekuk bagian kawat sesuai lekuk hidung agar tidak
ada celah partikel dan virus untuk masuk.
4. Pastikan tali pengait terpasang kencang dan menutup bagian
hidung, mulut dan dagu.
27

5. Kenakan masker dalam jarak sekitar 2meter sebelum mendekati


orang yang sedang sakit.
6. Coba untuk tidak lagi memegang masker hingga saat kamu akan
melepasnya.
7. Buang masker ke tempat sampah dan cuci tangan anda hingga
bersih setelah menggunakan masker.

Menggunakan masker untuk virus Corona efektif untuk mencegah


penularan. Apa pun jenis maskernya, anda harus mengerti cara
pemakaian yang tepat. Selain itu, cuci tangan, juga sama pentingnya
dengan memakai masker. Pastikan selalu mencuci tangan setiap usai
melakukan atau menyentuh sesuatu, terutama di tempat umum.

Disamping itu semua, menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh juga
tidak kalah pentingnya. Jika anda baru saja berpergian ke negara
Tiongkok atau negara lainnya yang sudah terjangkit infeksi virus
Corona, sebaiknya temui dokter untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan, terutama jika anda mengalami gejala batuk, pilek,
demam, dan sesak napas.

D. Hasil Penelitian Terkait


1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi Pramita Sari, Nabila
Sholihah, Atiqoh tahun 2020 yang berjudul “Hubungan Antara
Pengetahuan Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit COVID-19 Di Ngronggah’’.
Penelitian ini menggunakan survey deskriptif metode kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel
penelitian diambil secara total sampling yaitu seluruh masyarakat RT
03/RW 08 Ngronggah sebanyak 62 responden. Instrument penelitian
ini menggunakan kuesioner dan pedoman observasi. Analisis data
kuantitatif menggunakan uji hubungan chi-square. hasil penelitian ini
dari 62 responden berdasarkan hasil uji Chi-square signifikan p antara
variabel bebas yaitu pengetahuan masyarakat dengan variabel terkait
28

kepatuhan penggunaan masker sebesar 0,004 (p<0,05) maka Ho


ditolak dan dinyatakan ada hubungan anatara pengetahuan masyarakat
dengan kepatuhan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan
penyakit COVID-19 di Ngronggah.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Purnamasari, Anisa Ell
Raharyani tahun 2020 yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan
Perilaku Masyarakat Kabupaten Wonosobo Tentang COVID-19’’.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik
korelasi. Sampel berjumlah 144 responden yang diambil dengan cara
random melalui aplikasi google form yang disebar melalui whatsap
kepada masyarakat Kabupaten Wonosobo. Data dianalisis
menggunakan analisis korelasi spearman. Hasil penlitian menunjukkan
pengetahuan masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang COVID-19
berada pada kategori Baik (90%) dan hanya 10% berada pada kategori
cukup. Untuk perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo terkait
COVID-19 seperti menggunakan masker, kebiasaan cuci tangan dan
physical/social distancing menunjukkan perilaku yang baik sebanyak
95,8% dan hanya 4,2% masyarakat berperilaku cukup baik. Terdapat
hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat
tentang COVID-19 dengan p-value 0,047.
3. Hasil penelitian Lira Mufti Azzahari, Khairul Ikhwan tahun 2019 yang
berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada Perawat Di
Puskesmas KUOK’’. Desain penelitian ini adalah analitik dengan
rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
Kuok pada tanggal 18-25 Agustus 2019, dengan sampel dalam
penelitian ini adalah perawat yang ada di Puskesmas Kuok yang
berjumlah 49 orang. Dari hasil penelitian dari 23 responden yang
berpengetahuan kurang, terdapat 8 responden (34,8%) yang patuh
menggunakan APD. Sedangkan dari 26 responden yang pengetahuan
baik, terdapat 5 responden (19,2%) yang tidak patuh menggunakan
APD. Dari uji statistic dapat diketahui bahwa nilai P value = 0,003 (p
29

≤ 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan


dengan kepatuhan penggunaan APD.
4. Hasil penelitian Zulhafandi, Ririn Ariyanti tahun 2020 yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan Tentang COVID-19 Dengan Kepatuhan
Physical Distancing Di Tarakan’’. Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelatif dengan desain cross sectional. Tempat
penelitian ini berlokasi di Kota Tarakan. Penelitian ini dimulai sejak
April-Mei 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat yang tinggal di kota Tarakan. Dalam penelitian ini
menggunakan nonrandom sampling (nonprobability), metode
pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling
yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu responden yang
secara kebetulan mengisi google formulir yang disebarkan oleh
peneliti, yaitu bisa membaca, memiliki handpone serta bersedia
menjadi responden serta kriteria eksludi nya yaitu tidak bersedia
menjadi responden serta tidak bisa membaca. Hasil uji statistic chi
square diperoleh nilai p-value sebesar 0,00 niali p-value lebih kecil
dari α 0,005 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang COVID-19 dengan kepatuhan melakukan
physical distancing di kota Tarakan.
5. Hasil penelitian Fransisca Yenny P, Ngesti W, Utami, Susmini tahun
2016 dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien
Tentang Tuberculosis Dengan Kepatuhan Menggunakan Alat
Pelindung Diri di Ruang Rawat Inap RS Panti Waluya Malang’’.
Desain penelitian ini menggunakan korelasi. Teknik pengambilan
sampel adalah Accidental Sampling. Data dianalisis dengan
menggunakan Korelasi Pearson dengan α = 0,05. Hasil penlitian ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
yang baik sebanyak 19 orang (95%) dan responden yang patuh
menggunakan alat pelindung diri sebanyak 12 orang (60%) sehingga
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan kepatuhan
untuk menggunakan alat pelindung diri dengan 0,024 p <0,05 dan r =
30

0,501. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang TBC


mempengaruhi keluarga kepatuhan menggunakan alat pelindung diri.
6. Hasil penelitian Nur Wachida Novita, Christina Yuliastuti, Siti Narsih
tahun 2014 denga judul “tingkat pengetahuan tentang TB Paru
mempengaruhi penggunaan masker di ruang paru Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya’’. Jenis penelitian ini menggunakan desain analitik
korelasi dengan pendekatan bersekat-sekat marah. Variabel bebas di
studi adalah tingkat pengetahuan tentang Tuberculosis dan variabel
yang bergantung adalah penggunaan masker. Sampel sudah diambil
dengan menggunakan Teknik penyampelan bertujuan diperoleh 28
responden pengunjung di Pulmonary Wards, Dr. Ramelan Angkatan
Laut Hospital, Surabaya, berkencan 11-20 jun 2013. Pengumpulan
data dilakukan menggunakan kuesioner tentang Pulmonary
Tuberculosis dan lembar pengamatan dengan penggunaan masker.
Data dianalisis dengan tes Rho Spearman dengan satu taraf signifikan
Corellation <0,05. Keputusan menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan tidak memakai sebuah masker. Tes Rho Spearman
menunjukkan bahwa ada suatu hubungan antara tingkat pengetahuan
Pulmonary Tuberculosis dengan penggunaan masker di Pulmonary
Ward.
31

E. Kerangka Teori

Definisi COVID-19 : Covid-


19 adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh Tingkat pengetahuan:
coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada tahun 2019 1. Tahu (know)
yang selanjutnya disebut 2. Memahami
(comprehesion)
Sars-Cov 2 (Severe Acute 3. Aplikasi (application) Kepatuhan
Respratory Syndrome 4. Analisis (Analysis) Pasien
Coronavirus 2) (WHO, 5. Sintesis (syntesis)
2020) 6. Evaluasi (Evaluation)
(Notoatmodjo, 2012)

Etiologi COVID-19 :
1. Tidak sengaja menhirup
percikan ludah (droplet) Faktor yang mempengaruhi
yang keluar saat penderita pengetahuan:
a. Patuh
COVID-19 batuk dan 1. Pendidikan
bersin 2. Pekerjaan b. Tidak
2. Memegang mulut atau 3. Umur
hidung tanpa mencuci patuh.
4. Minat
tangan terlebih dahulu 5. Pengalaman
setelah menyentuh benda 6. Kebudayaan
yang terkena cipratan ludah 7. Informasi
penderita COVID-19
Kontak jarak dekat (Mubarak, 2007)
dengan penderita
COVID-19 (WHO,
2020)
32

Gejala Virus Corona (COVID-


19):

a. Demam
b. Batuk kering
c. Rasa Lelah
(WHO, 2020)

Pencegahan COVID-19:
Sumber (Mubarak, (2007),Notoatmodjo
1. Terapkan physical distancing
yaitu menjaga jarak 1 meter (2012), WHO (2020))
2. Gunakan masker saat
beraktivitas di tempat umum
atau keramaian
3. Rutin mencuci tangan
dengan air dan sabun atau
hand sanitizer
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah kaitan atau hubungan antara


konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.
Kerangka konsep didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian (Setiadi, 2013).

Kerangka konsep merupakan uraian tentang hubungan atau kaitan antara


konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
telah dilakukan. Kerangka konsep terdiri dari variabel-variabel serta
hubungan variabel yang satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2012).
Kerangka konsep merupakan abstarksi dari suatu realitas sehingga dapat
dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan
antara variabel yang diteliti (Nursalam, 2017).

Menurut Sugiyono (2016) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang


berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Suatu


konsep yang mewakili nilai variasi (Notoatmodjo, 2012). Macam-macam
tipe variabel independent, dependen, moderator (intervening), perancu
atau pengganggu (counfounding), kendali/kontrol, dan random (Nursalam,
2017).

Kerangkan konsep penelitian ini disusun berdasarkan landasan teori terkait


konsep pengetahuan dengan kepatuhan dan dihubungkan dengan
fenomena, serta dalam kerangka konsep ini akan menjelaskan variabel-
variabel yang diukur dalam penelitian ini. Variabel tersebut antara lain :

33
34

1. Variabel Independen (Bebas)


Variabel Independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel
lain. Suatu kegiatan yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu
dampak pada variabel dependen. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,
diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya dengan variabel lain
(Nursalam, 2017). Variabel dalam penelitian ini adalah Pengetahuan
Pasien Tentang COVID-19.

2. Variabel Dependen (Terikat)


Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan
ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,
2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan
Menggunakan Masker Dalam Upaya Pencegahan Penularan COVID-19.
Dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan informasi tentang
hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan masker
dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Kerangka konsep ini
dalam bentuk variabel independent (bebas) dengan variabel dependen
(terikat).

3. Karakteristik Responden
Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari
responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan Pendidikan. Hal tersebut
diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai
kondisi dari responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan
penelitian tersebut.
35

Kerangka konsep dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :


Bagan 3.1

Variabel Bebas Variabel Terikat

Perilaku Penggunaan
Pengetahuan Pasien
Masker Dalam Upaya
Tentang COVID-19
Pencegahan COVID-19

Karakteristk responden
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan

Keterangan:

: variabel

: Dihubungkan

: Tidak diteliti

B. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih yang diharapkan bisa menjawab suatu pernyataan
dalam penelitian (Nursalam, 2017). Menurut Notoatmodjo (2012)
hipotesis merupakan suatu rumusan yang bertujuan untuk membuat
gambaran atau ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala
muncul. Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah
atau pertanyaan penelitian.

Hipotesis pada umunya terdiri dua tipe yaitu hipotesis nol (Ho) dan
alternatif (Ha). Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak
36

ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan
hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan variabel satu dengan variabel yang lain (Luknis dan Sutanto,
2018).
1. Hipotesis nol (Ho)
“Tidak ada hubungan antara pengetahuan pasien tentang Covid-19
dengan kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan
penularan COVID-19’’.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
“Ada hubungan antara pengetahuan pasien tentang Covid-19 dengan
kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan
COVID-19’’.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional merupakan uraian tentang Batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
Definisi operasional ini diperlukan agar pengukuran variabel atau
pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden)
yang satu dengan responden yang lain disamping variabel harus didefinisi
operasionalkan juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil
ukur, atau kategorinya, serta skala pengukuran yang digunakan
(Notoatmodjo, 2012).
37

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Pengaruh Hubungan Pengetahuan Pasien dengan Tingkat Kepatuhan
Penggunaan Masker dalam Upaya Pencegahan Penularan COVID-19

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Penelitian Operasioanal
Variabel Independen
Pengetahuan Pengetahuan Responden Diukur Hasil ukur Nominal
pasien Pasien mengisi dengan dikategorik
tentang tentang quesioner kuesioner an:
COVID-19 pengertian skala 1.Baik dengan
Covid-19, Guttman skor 76-100%
tanda dan dengan 12 2.Cukup bila
gejala serta pertanyaan jawaban benar
protokol 1= Ya 56-75%
kesehatan 0=Tidak

Variabel Dependen
Kepatuhan Tindakan Responden Diukur Hasil ukur Nominal
penggunaan yang mengisi dengan dikategorikan
masker dalam dilakukan quesioner kuesioner berdasarkan Cut
upaya pasien dalam skala of point by
pencegahan menggunaka Guttman mean
penularan n masker dengan 10 1. Patuh : bila
COVID-19 secara baik pertanyaan skor total ≥
dan benar 1= Ya 5.6
0=Tidak 2. Tidak Patuh :
bila skor
total < 5.6
38

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasioanal
Karakteristik Responden
Usia Lama waktu Responden Diukur Usia dalam Ordinal
seseorang sejak mengisi dengan tahun
lahir sampai questioner menggunak 1. 26-35
dilakukan identitas an 2. 36-45
penelitian, responden kuesioner 3. 46-55
dihitung dalam Identitas
tahu responden

Jenis Ciri fisik Responden Diukur 1. Laki-laki Nominal


Kelamin seseorang yang mengisi dengan 2. Perempuan
dibagi menjadi questioner menggunak
dua jenis laki- identitas an
laki dan responden kuesioner
perempuan Identitas
responden

Pendidikan Tingkat Responden Diukur dengan 1. Pendidikan Ordinal


Pendidikan mengisi menggunakan dasar (SD-
formal yang questioner kuesioner SMP)
diselesaikan identitas Identitas 2. Pendidikan
sampai responden responden menengah
dengan lulus (SMA)
3. Pendidikan
tinggi (PT)
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif


correlation dengan pendekatan Cross Sectional dan tujuan penelitian ini
guna menjelaskan penelitian dengan bermacam-macam hubungan
(Sugiyono, 2016). Penelitian ini fokus antar variabel dan anlisa untuk
menguji hipotesa. Karakteristik dari penelitian ini adalah penggambaran
dengan mengumpulkan data dari pengetahuan pasien yang dirawat di
ruang isolasi, dengan kepatuhan penggunaan masker dalam upaya
pencegahan penularan COVID-19. Dan dari hasil analisanya untuk
mengetahui hubungan dari mereka.

Cross Sectional adalah suatu penelitian yang menghubungkan antara


variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada obyek
penelitian dan diukur atau dikumpulkan secara stimulant (dalam waktu
bersamaan) (Hidayat, 2014).
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan Cross Sectional Approach
sebagai ukurannya (Sugiyono 2016).

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristk tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil
kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien yang di rawat di ruang isolasi
Miltonia RS EMC dari bulan Agustus sampai Oktober 2020 rata-rata
perbulan berjumlah 40 orang.

39
40

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2016).
Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat diruang
isolasi berjumlah 30 orang

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling adalah merupakan Teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai Teknik sampling yan digunakan (Sugiyono, 2016).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Total sampling adalah Teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total
sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

Untuk mendapatkan sampel, maka ditentukan kriteria sampel yang


terdiri dari kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria sampel adalah kriteria
yang menentukan dapat atau tidaknya sampel yang digunakan
(Hidayat, 2014). Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang
harus dipenuhi setiap masing-masing anggota populasi yang akan
dijadikan sampel, sedangkan kriteria ekslusi adalah kriteria atau ciri-
ciri anggota populasi yang tidak bisa diajikan sebagai sampel
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Adapun kriteria inklusi dan ekslusi
dalam penelitian ini:
Kriteria responden dalam penelitian:
a. Kriteria inklusi
1) Pasien yang dirawat dengan terkonfirmasi Covid-19
2) Usia 25-55 Th
41

3) Pasien yang bersedia menjadi responden


b. Kriteria ekslusi
1) Pasien yang mendapatkan therapi oksigen nasal kanul

C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang isolasi Miltonia RS EMC Tangerang.
Lokasi ini dipilih karena terdapat fenomena tentang pengetahuan pasien
yang kurang tentang covid-19 dan tidak patuh menggunakan masker saat di
rawat. Dari hasil menanyakan ke pasien langsung tentang pengetahuan,
peneliti menganggap pengetahuan pasien yang kurang karena saat ditanya
tentang penularan covid -19, mereka merasa dirinya tidak ada gejala serius
dan covid menular bila jarak berdekatan saja. Dari hasil observasi peneliti
pada 15 orang pasien di rawat diruang isolasi RS EMC Tangerang dengan
covid, 2 orang yang selalu menggunakan masker setiap saat, 5 orang yang
kadang di pakai kadang tidak, dan 8 orang yang tidak pernah pakai masker
bila tidak di perintahkan oleh perawat. Melihat kebanyakan pasien tidak
patuh menggunakan masker, maka efek negatif bila tidak menggunakan
masker, dapat menularkan ke orang lain dan memperlambat proses
penyembuhan karena terkontaminasi dengan lingkungan sekitar

D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Februari 2021. Penelitian ini
dilakukan dengan cara mengisi google form yang disebar melalui wahtsapp
kapada pasien yang dirawat di ruang isolasi yang mau menjadi responden
dengan mendatangi langsung ke responden yang sedang dirawat di ruang
isolasi. Miltonia RS EMC Tangerang.

E. Etika Penelitian
42

Etika penelitian merupakan perilaku peneliti yang harus dipegang secara


teguh pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian yang kita
lakukan tidak merugikan responden tetapi etika penelitian harus tetap
dilakukan. Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti
yaitu sebagai berikut (Hidayat, 2014).
1. Inform consent
a. Pada awal pertemuan peneliti menjelaskan tentang penelitian yang
dilakukan berikut dengan tujuan, manfaat kepada responden.
b. Setelah responden di berikan pejelasan, peneliti meminta no
whatsapp kepada responden dan memberikan online form melalui
whatsaap
2. Anonymyti (Tanpa nama)
Pada data yang diinput kedalam perhitungan statistik peneliti tidak
mencantumkan nama responden, tetapi data tersebut peneliti berikan
kode.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti menjaga kerahasiaan data responden dan peneliti tidak
memasukan data apapun yang bersifat rahasia pada laporan akhir.
4. Justice and inclusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)
Peneliti menghindari perbedaan perlakuan karena alasan jenis kelamin,
ras, suku, dan faktor-faktor lain, dan peneliti mengkondisikan lingkungan
agar peneliti dapat menjelaskan prosedur penelitian secara terbuka,

F. Alat Pengumpulan Data


1. Instrument penelitian
Instrument penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau
mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data
secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis (Arikunto, 2010). Alat ukur
yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner. Menurut
Sugiyono (2017) mengatakan bahwa kuesioner merupakan Teknik
43

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat


pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner yang digunakan peneliti dibagi beberapa yaitu:


A. Kuesioner A berisi karakteristik responden (usia, jenis kelamin
pendidikan).
B. Kuesioner B berisi tingkat pengetahuan yang terdiri atas 12
pertanyaan, kuesioner menggunakan skala Guttman dalam
pengukuran.
C. Kuesioner C berisi mengenai kepatuhan yang terdiri atas 12
pertanyaan, kuesioner menggunakan skala Guttman.

2. Uji coba instrument


Uji coba instrument sangat diperlukan dalam suatu penelitian untuk
mengetahui apakah instrument tersebut layak untuk digunakan.
Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur yang baik apabila
terbukti valid dan reabel.
Dengan demikian akan digunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan dan kesahan suatu instrument. Suatu instrument yang
valid atau sah, mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,
2002). Uji validitas ini dilakukan dengan menyebar kuesioner
kepada 30 responden pasien yang kontrol di ruang isolasi IGD RS
EMC Tangerang pada bulan Desember 2020.

Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment yaitu:

N ( ∑ XY ) ˗ ( ∑ X ) (∑Y )
r= 2 2
√ {N ( ∑ X 2 ) ˗ ( ∑ X ) (N ( ∑ Y 2 ) ˗ ( ∑Y ) ) }
44

Keterangan :
r : Koefisien korelasi/indeks korelasi
N : Jumlah responden
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total item
XY : Skor item dikali skor total

Keputusan Uji:
Pertanyaan dalam kuesioner dianggap valid jika r hitung (r
pearson) ≥ dari r tabel, jika r hitung (r pearson) < dari r tabel
artinya tidak valid (Riyanto, 2011).

Hasil uji validitas instrument penelitian sebagai berikut:


1. Pertanyaan variabel tingkat pengetahuan terdiri dari 19
pertanyaan, 12 pertanyaan dikatakan valid karena memiliki
nilai corrected item-total correlation lebih besar dari R tabel
yaitu 0,361 (p-value), sedangkan 7 pertanyaan dikatakan tidak
valid yaitu pada pertanyaan no 5,6,8,10,12,14,15, sehingga
pertanyaan itu dikeluarkan.
2. Pertanyaan variabeldan kepatuhan terdiri dari 15 pertanyaan, 10
pertanyaan dikatakan valid karena memiliki nilai corrected
item-total correctional lebih besar dari R table yaitu 0,361 (p-
value), sedangkan 5 pertanyaan dikatakan tidak valid yaitu pada
pertanyaan no 7,8,9,10,12 sehingga pertanyaan itu dikeluarkan.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan kestabilan dalam pengukuran dan jika
digunakan berulang-ulang nilainya akan tetap sama (Riyanto,
45

2011). Bila nilai Cronbah’s Alpha ≥ 0,6 maka pertanyaan reliabel


(Riyanto, 2011).
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah
rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach, yaitu :
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha cronbach yaitu :

k 1− Ʃơ b2
[
r 11 =
( k−1) ][ơ t2 ]
Keterangan :
r11 = Reabilitas instrumen
k = Banyaknya pertanyaan
∑ơb2 = Jumlah Varians Butir
Ơt2 = Varians total

Teknik uji reabilitas yang digunakan dengan koefisien reabilitas


alpha cronbach dengan nilai reliabilitas sebagai berikut,
Interprestasi harga r menurut Sugiyono (2010) :
a. 0,80 – 1,00 Sangat Reliable
b. 0,60 – 0,80 Reliable
c. 0,40 - 0,60 Cukup Reliable
d. 0,20 – 0,40 Agak Reliable
e. 0,00 – 0,20 Kurang Reliable

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable


menggunakan teknik ini, bila koefisien reabilitas (r11) > 0,6.

Hasil uji reliabilitas didapatkan pada variabel tingkat


pengetahuan memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,848 dan
pada variabel kepatuhan memiliki nilai cronbach alpha sebesar
0,778. Hasil uji reliabilitas semua variabel yang memiliki
cronbach alpha>0,6, dapat disimpulkan bahwa item pernyataan
46

pada penelitian ini memiliki kehandalan atau sangat reliabel,


sehingga layak digunakan sebagai alat analisis penelitian.

G. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini dibagi
menjadi dua Teknik yaitu secara administrasi dan secara teknis yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosedur Administrasi
a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin survey pendahuluan ke
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
b. Setelah surat permohonan izin penelitian didapatkan atau
dikeluarkan oleh ketua STIKes PERTAMEDIKA, peneliti
mengajukan surat permohonan izin penelitian beserta melampirkan
proposal dan persyaratan lainnya ke RS EMC Tangerang.
c. Setelah izin penelitian dikeluarkan oleh RS EMC Tangerang,
peneliti menyerahkan surat permohonan izin melakukan survey
pendahuluan kepada Kepala Divisi Keperawatan.

2. Prosedur Teknis
a. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakan penelitian
kepada responden.
b. Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteri inklusi dan
ekslusi yang sudah ditetapkan.
c. Meminta persetujuan responden untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian setelah diberikan lembar persetujuan
menjadi subjek penelitian dalam bentuk online form
d. Meminta responden yang bersedia untuk ikut serta dalam
pelaksanaan penelitian.
e. Meminta responden mengisi kuesioner dalam bentuk online form
47

f. Kuesioner wajib diisi, kemudian bila sudah di jawab dan diisi lalu
submit dan kemudian dilakukan Analisis menggunakan program
perhitungan statistik.

H. Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengolahan data dilakukan untuk
mencegah GIGO (Garbage In Garbage Out), bila yang masuk sampah
maka yang keluarnya juga sampah. Oleh karena itu proses pengolahan
data terdiri dari beberapa tahap yaitu:
a. Editing
Peneliti melakukan pengecekan pada kuesioner agar data yang
telah dikumpulkan dapat diolah sehingga dapat menghasilkan
informasi yang benar. Pemasukan data dengan memeriksa
kelengkapan jawaban pada kuesioner secara keseluruhan.
b. Coding
Peneliti memberi tanda (kode) pada masing-masing jawaban
dengan angka untuk lebih mudah dan menganalisa, memasukan
data. Kode untuk usia kode 1 (26-35 tahun dewasa awal), kode 2
(36-45 tahun dewasa akhir), dan kode 3 (46-55 tahun lansia awal).
Untuk kode jenis kelamin kode 1 (laki-laki), kode 2 (perempuan),
kode Pendidikan kode 1 pendidikan dasar (SD-SMP), kode 2
pendidikan menengah (SMA), kode 3 pendidikan tinggi (PT), kode
untuk pengetahuan kode 1 (baik), kode 2 (cukup), dan kode untuk
kepatuhan kode 1 (patuh), dan kode 2 (tidak patuh).
c. Data Entry atau Processing
Peneliti memasukan data ke dalam komputer dan mengolahnya
dengan menggunakan statistik. Sebelumn entri data terlebih dahulu
penelitian melakukan pembuatan template berisi variabel penelitian
yang dibutuhkan.
d. Cleaning
48

Peniliti melakukan koreksi atau pengecekan kembali data-data


yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak.
e. Tabulating
Peneliti melakukan tabulasi data menggunakan program
perhitungan statistik.

I. Analisa Data
Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yng
diperoleh dianalisa dengan menggunakan Teknik statistik kuantitatif dengan
menggunakan Analisa univariat dan bivariat. Pada penelitian ini
menggunakan sistem komputer dalam penghitungan data. Adapun Analisa
yang digunakan sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Normalitas merupakan suatu distribusi yang menunjukkan sebaran
data yang seimbang dan sebagian besar data berada pada nilai di
tengah. Tujuannya untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu memiliki distribusi normal (Jiwantoro, 2017). Uji
normalitas yang digunakan penelitian ini adalah uji statistik dengan
Skewness.
Dalam mengetahui suatu data berdistrubusi normal atau tidak, peneliti
menggunakan nilai Skewness dan standar errornya, bila nilai Skewness
dibagi standart erornya menghasilkan nilai -2 (-1,96) sampai +2 (1,96)
maka data dinyatakan berdistribusi normal (Hastono, 2016).

Rumus Skewness :

X− Mo
Sk=
S

Keterangan :
Sk : Koefisien Skewness
X : Rata-rata
49

Mo : Modus
S : Simpangan baku

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Kepatuhan

Variabel Skewness SE Z Skewness Keterangan


Distribusi data
Kepatuhan -0.788 0.427 -1.84 Data berdistribusi
normal

Hasil uji normalitas data terhadap kuisioner kepatuhan penggunaan


masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 didapatkan hasil
-1,84 berdasarkan hasil tersebut data untuk kuisioner kepatuhan
penggunaan masker sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19
berdistribusi normal, sehingga menggunakan cut off point dari nilai
mean.

2. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristk setiap variabel penelitian. Bentuk analisis ini tergantung
dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai rata-rata,
median, dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2012).

Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi


frekuensi dan presentasi masin-masing variabel yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Variabel univariat dalam penelitian ini adalah
usia, jenis kelamin, pandidikan, pengetahuan, dan kepatuhan
Adapun cara perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus
menurut Arikunto (2016) sebagai berikut:
50

Keterangan :
P : Presentase
F : Jumlah pernyataan yang benar
N : Jumlah seluruh pertanyaan ( fo−fe )2

2
x =∑
❑ fe
a. Distribusi frekuensi adalah susunan data angka menurut besarnya
(kuantitas) atau menurut kategorinya (kualitas). Susunan data angka
menurut besarnya disebut distribusi frekuensi kuantitatif, sedangkan
F
P= xdisebut
yang disusun menurut kategorinya 10 0 % frekuensi kualitatif (Luknis
N
dan Sutanto, 2018).
3. Analisa Bivariat
Untuk menguji hubungan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
uji statistik yaitu uji Chi Square yang bertujuan untuk mengetahui
arah hubungan variabel independent berupa kategorik dan dependent
berupa kategorik (Dahlan, 2011). Adapun rumus yang digunakan
dalam uji chi square adalah sebagai berikut :

Keterangan:
x2 = Nilai chi square
fo = Nilai hasil pengamatan untuk tiap kategori
(frekuensi empiris)
fe = Nilai hasil yang diharapkan untuk tiap kategori
(frekuensi teoritis)

Kesimpulan uji statistik sebagai berikut:


51

1) Jika didapatkan nilai p value ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha


diterima, artinya menunjukkan kedua variabel tersebut ada
hubungan pengetahuan pasien tentang Covid-19 dengan
kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan
penularan Covid-19.
2) Jika didapatkan nilai p value > 0,05, maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya menunjukkan kedua variabel tersebut tidak ada
hubungan pengetahuan pasien tentang Covid-19 dengan
kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan
penularan Covid-19.
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif analitik dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien
tentang Covid-19 dengan kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan
di ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang yang dianalisis dalam dua bagian
yaitu analisis univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi dan analisis
bivariat untuk melihat hubungan antara variabel bebas (independent) dan variabel
terikat (dependent)

A. Analisis Univariat
Analisis univariat dihasilkan distribusi frekuensi (jumlah dan presentase) dari
karakteristik responden (jenis kelamin, usia, pendidikan), variabel independent
(tingkat pengetahuan), dan variabel dependent (kepatuhan)
1. Karakteristik responden
a. Karakteristik responden berdasarkan usia
Karakteristik responden berdasarkan usia yang dibedakan menjadi 3
kategori dapat dilihat pada table 5.1 sebagai berikut:

Table 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang Tahun 2021 (n=30)

Usia Jumlah Presentase


Dewasa 8 26,7
Dewasa Akhir 12 40,0
Lansia Awal 10 33,3
Total 30 100,0

52
53

Berdasarkan data pada table 5.1 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi
usia dari 30 pasien yang menjadi responden pada penelitian ini terdapat 12
(40,0%) adalah dewasa akhir, 10 (33,3%) adalah lansia awal dan 8 (26,7%)
adalah dewasa.

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang dibedakan
menjadi 2 kategori dapat dilihat pada table 5.2sebagai berikut :

Table 5.2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang Tahun 2021 (n=30)

Jenis Kelamin Jumlah Presentase


Laki-laki 14 46,7
Perempuan 16 53,3
Total 30 100,0

Berdasarkan data pada table 5.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi
jenis kelamin dari 30 pasien yang menjadi responden pada penelitian ini
terdapat 16 (53,3%) adalah perempuan dan 14 (46,7%) adalah laki-laki.

c. Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang dibedakan


menjadi 4 kategori dapat dilihat pada table 5.3 sebagai berikut:
54

Table 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Ruang Miltonia RS EMC Tangerang Tahun 2021 (n=30)

Pendidikan Jumlah Presentase


Pendidikan dasar 1 3,3
Pendidikan menengah 15 50,0
Pendidikan tinggi 14 46,7
Total 30 100,0

Berdasarkan data pada table 5.3 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi
Pendidikan dari 30 pasien yang menjadi responden pada penelitian ini
terdapat 15 (50,0%) adalah Pendidikan SMA 14 (46,7%) adalah Pendidikan
PT dan 1 (3,3%) adalah pendidikan SD.

2. Variabel Independent

Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan pasien yang dibedakan


menjadi 3 kategori dapat dilihat pada table 5.4 sebagai berikut:

Table 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasien
di ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang Tahun 2021 (n=30)

Pengetahuan Pasien Jumlah Presentase


Baik 23 76,7
Cukup 7 23,3
Kurang 0 0
55

Total 30 100,0

Berdasarkan data pada table 5.4 menunjukkan hasil distribusi frekuensi dari
30 pasien yang menjadi responden pada penelitian ini terdapat 23 (76,7%)
pasien mempunyai tingkat pengetahuan baik, sedangkan 7 (23,3%) pasien
mempunyai tingkat pengetahuan cukup

3. Variabel Dependent

Karakteristik responden berdasarkan kepatuhan pasien yang dibedakan


menjadi 2 kategori dapat dilihat pada table 5.5 sebagai berikut:

Table 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan
Penggunaan Masker di ruang Isolasi Miltonia
RS EMC Tangerang Tahun 2021 (n=30)

Kepatuhan Jumlah Presentase


Patuh 20 66,7
Tidak Patuh 10 23,3
Total 30 100,0

Berdasarkan data pada table 5.5 menunjukkan hasil distribusi frekuensi dari
30 pasien yang menjadi responden dalam penelitian ini didapatkan hasil 20
(66,7%) pasien yang patuh dan 10 (23,3%) yang tidak patuh.

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan secara antara variabel


independent dan variabel dependent. Metode analisis bivariat yang
digunakan adalah uji Chi Square.
56

Hasil identifkiasi hubungan pengetahuan pasien tentang Covid-19 dengan


kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-
19 didapatkan data sebagaimana diterangkan pada tabel 5.6:

Table 5.6
Hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan masker
dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 di ruang Isolasi
Miltonia RS EMC Tangerang Tahun 2021 (n=30)

Kepatuhan Penggunaan Masker dalam Pencegahan Penularan


Covid-19
Patuh Tidak Total P OR
Patuh Value
Tigkat N % N % N %
Pengetahuan
Baik 18 78,3 5 21,7 23 100,00 9,000
Cukup 2 28,6 5 71,4 7 100,00 0,026 1,325-61,138
Jumlah 20 66,7 10 33,3 30 100,00

Berdasarkan table 5.6 didapatkan hasil analisis hubungan tingkat


pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan masker diperoleh
bahwa dari 23 pasien, mempunyai tingkat pengetahuan baik dengan yang
patuh sebanyak 18 (78,3%), dan tidak patuh sebanyak 5 (21,7%)
Sedangkan dari 7 pasien, mempunyai tingkat pengetahuan cukup dengan
yang patuh sebanyak 2 (28,6%), dan tidak patuh sebanyak 5 (71,4%).

Hasil uji statistik diperoleh (p value = 0,026< α = 0,05) artinya


menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
terhadap pencegahan penularan Covid 19 di Ruang Isolasi Miltonia RS
EMC Tangerang
57

Hasil analisis didapatkan nilai OR = 9,000, artinya pasien yang


berpengetahuan tinggi berpeluang akan patuh menggunakan masker 9,000
kali lebih tinggi dibandingkan pasien yang pengetahuannya cukup.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Hasil Penelitian


Pada kesempatan ini peneliti akan mengidentifikasi dan menganalisis
gambaran hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan pasien tentang Covid-19 dengan kepatuhan
penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-19.
Penelitian ini dilakukan pada pasien yang di rawat di ruang isolasi
Miltonia RS EMC Tangerang pada tanggal 28 Desember 2020
menggunakan kuesioner sebanyak 22 pertanyaan.

1. Analisa Univariat

a. Karakteristik responden
1) Usia
Hasil penelitian distribusi frekuensi dari 30 responden
menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden yang di
rawat di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang
sebanyak 12 (40,0%) adalah dewasa akhir.

Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian


yang dilakukan oleh Fransisca Yenny P, dkk (2016) Yng
Berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien
Tentang Tuberculosis Dengan Kepatuhan Menggunakan
Alat Pelindung Diri di Ruang Rawat Inap RS Panti Waluya
Malang”, dengan menggunakan 20 reponden sebagian besar
responden beruasi 31-40 tahun (40%) dan sebagian kecil
berusia < 20 tahun, usia 51-60 tahun usia 61-70 tahun dan
usia 71-80 tahun masing-masing 1 orang (5%).

58
59

Menurut Mubarak (2007) usia adalah umur individu yang


terhitung mulai saat dilahirkan samapai berulang tahun.
Dengan bertambahnya umur, maka bertamabha pula
pengalaman yang dimiliki seseorang. Sehingga pengetahuan
seseorang juga ikut bertambah. Dengan bertambahnya umur
seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan
psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar
ada empat kategori perubahan, yaitu peruabahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini
terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin
matang dan dewasa.

Menurut Analisa peneliti mayoritas usia responden pada


pasien yang di rawat di ruang isolasi adalah usia dewasa
akhir. Pada usia ini fungsi organ menurun, dan pada saat di
rawat tidak murni Covid, ada komorbid sehingga mudah
terjangkit Covid.

2) Jenis Kelamin
Hasil penelitian distribusi frekuensi dari 30 responden
menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin
responden yang di rawat di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC
Tangerang sebanyak 16 (53,3%) adalah perempuan.

Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan hasil penelitan


yang dilakukan oleh Zulhafandi, dkk (2020) yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 dengan
Kepatuhan Physical Distancing di Tarakan” diperoleh hasil
jenis kelamin perempuan 191 (80,0%) dan laki-laki 26
(12,0%).
60

Menurut Rogers (1947, dalam Notoatmodjo, 2003) tentang


teori adaptasi perilaku laki-laki lebih cepat melewati tahap
awerness, internest, evaluation, trial, dan adaption
dibandingkan dengan perempuan lebih lama sehingga
perempuan lebih lama mengadopsi suatu perilaku baru.

Menurut Analisa peneliti mayoritas yang menjadi


responden adalah perempuan karena mereka adalah pekerja
sehingga setiap hari keluar rumah dan beresiko terkena
Covid-19 dan kasus laki-laki dengan komorbid berat lebih
banyak dan mendapatkan therapi oksigen, sehingga tidak
masuk kriteria inklusi.

3) Pendidikan
Hasil penelitian distribusi frekuensi dari 30 responden
menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden
yang di rawat di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC
Tangerang, 15 (50,0%) adalah Pendidikan SMA.

Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian


yang dilakukan oleh Fransisca Yenny P, dkk (2016) Yng
Berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien
Tentang Tuberculosis Dengan Kepatuhan Menggunakan
Alat Pelindung Diri di Ruang Rawat Inap RS Panti Waluya
Malang”, dengan menggunakan 20 reponden sebagian besar
responden berpendidikan SMA/SMK (30%) dan sebagian
kecil berpendidikan SR dan S2 masing-masing 1 orang
(5%).

Menurut Mubarak (2007), Pendidikan berarti bimbingan


yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu
61

hal agar dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa


semakin tinggi Pendidikan seseorang semakin mudah pula
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan
informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.

Menurut Ihsan (2003), Pendidikan adalah usaha manusia


untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Jenjang Pendidikan itu dapat diadakan Pendidikan pra
sekolah, yang tidak merupakan prasyarat untuk memasuki
Pendidikan dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan
Tinggi (Fuas, 2003).

Dalam penelitian ini responden yang di rawat di ruang


isolasi rata-rata tingkat Pendidikannya SMA, karena mereka
kebanyakan pekerja di suatu perusahaan/pabrik.

b. Variabel Independen

a. Tingkat pengetahuan pasien tentang Covid-19


Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi
menunjukkan dari 30 responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik tentang Covid-19 sebanyak 23 responden
(76,7%).

Hasil ini sesuai dengan penelitian Devi Pramita Sari, dkk


(2020) yang berjudul “Hubungan Anatara Pengetahuan
Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
62

Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 di Ngronggah” dari 62


responden dapat diketahui yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 43 responden (69,35%) disbanding dengan yang
memiliki pengetahuan tidak baik sebanyak 19 orang
(30,65%).

Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan adalah hasil


penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
suatu objek melalui indera yang dimilikinya sehingga
menghasilkan pengetahuan. Tingkat pengetahuan dibagi
menjadi tiga yaitu baik, cukup dan kurang (Arikunto, 2010).

Menurut Analisa peneliti informasi tentang Covid-19


diberitakan pada media cetak, elektronik maupun media
sosial sehingga memudahkan pasien mengkases informasi
mengenai Covid-19 sehingga responden mayoritas memiliki
tingkat pengetahuan yang baik.

c. Variabel Dependen
a. Kepatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan
penularann Covid-19
Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi
menunjukkan dari 30 responden yang patuh menggunakan
masker sebanyak 20 responden (66,7%).

Hasil ini sesuai dengan penelitian Devi Pramita Sari, dkk


(2020) yang berjudul “Hubungan Anatara Pengetahuan
Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 di Ngronggah” dari 62
responden yang patuh menggunakan masker sebanyak 46
responden (74,19%), dan sebagian kecil masyarakat yang
tidak patuh yaitu sebanyak 16 responden (25,81%).
63

Menurut Notoatmodjo (2014) kepatuhan adalah salah satu


perilaku pemeliharaan kesehatan yaitu usaha seseorang untuk
memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar tidak
sakit dan usaha penyembuhan apabila sakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan antara lain:


Pendidikan, akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan
sosial, pengetahuan dan usia. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidak patuhan antara lain: pemahaman
tentang instruksi, kualitas interaksi, isolasi sosial dan
keluarga dan keyakinan, sikap dan keluarga.

Menurut Analisa peneliti responden banyak yang patuh


menggunakan masker karena mereka mempunyai
pengetahuan yang baik sehingga mereka tahu dampak bila
tidak menggunakan masker.

2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19
Hasil uji statistik diperoleh (p value = 0,026< α = 0,05) artinya
menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan
kepatuhan terhadap pencegahan penularan Covid 19 di Ruang
Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Devi Pramita Sari, dkk


(2020) yang berjudul “Hubungan Anatara Pengetahuan
Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 di Ngronggah”, dengan
62 responden menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat
64

pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan penggunaan masker


sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19 (p=0,004).

Menurut Notoatmodjo (2014), menjelaskan bahwa pengetahuan


adalah hal yang diketahui oleh orang lain atau responden terkait
dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal: tentang penyakit
(penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi sanitasi,
pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga berencana,
dan sebagainya. Sedangkan kepatuhan adalah salah satu perilaku
pemeliharaan kesehatan yaitu usaha seseorang untuk
memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan usaha penyembuhan apabila sakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan salah satunya


adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui
indra yang dimilikinya sehingga menghasilkan pengetahuan
(Notoatmodjo, 2014).

Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar


untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk
mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman
yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh
individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian
rupa, sehingga tercapai suatu konsisitensi. Semakin tinggi
tingkat pengetahuan, semakin baik pula tingkat kepatuhannya
(Azwar, 2007).

Menurut Analisa peneliti adanya hubungan antara tingkat


pengetahuan pasien tentang Covid-19 dengan kepatuhan
penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-
19 di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang, karena
65

responden banyak yang menjawab tahu tentang pengetahuan


coid-19 dan tahu tentang protokol Kesehatan, karena
pengetahuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku kepatuhan.

B. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti tidak menemukan kendala karena kuesioner
diberikan dalam bentuk google form.
BAB VII

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan
tingkat pengetahuan pasien tentang Covid-19 dengan kepatuhan
penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-19
di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 16


(53,5%), usia dewasa akhir 36-45 sebanyak 12 (40,0%), dan
mayoritas berdasarkan tingkat Pendidikan SMA sebanyak 15
(50,0%).
2. Mayoritas tingkat pengetahuan pasien tentang Covid-19 yang
di rawat di ruang isolasi Miltonia, sebagian besar terdapat pada
tingkat pengetahuan baik yang sebanyak 23 (76,7%).
3. Mayoritas kepatuhan penggunaan masker dalam upaya
pencegahan penularan Covid-19 di ruang Isolasi Miltonia, yang
patuh sebanyak 20 (66,7%).
4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien tentang
Covid-19 dengan kepatuhan penggunaan masker dalam upaya
pencegahan penularan Covid-19 yang dinyatakan dari P-Value
0,026 (p-value <0,05).

66
67

B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran-
saran yang bermanfaat bagi pihak terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi STIKes sebagai referensi atau bahan tambahan informasi
untuk lebih meningkatkan tentang hubungan pengetahuan
dengan kepatuhan.

2. Bagi Peneliti
Diharapkan semakin meningkatnya tingkat pengetahuan pasien
terhadap kepatuhan penggunaan masker dalam upaya
pencegahan penularan Covid-19 dan mengembangkan kembali
kualitas pertanyaan pada kuesioner sehingga hasil yang
diperoleh lebih akurat dan dapat dilakukan upaya pencegahan
penularan Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Riyanto, (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.


Nuha. Medika. Yogyakarta.

Al-assaf. (2009). Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC.

Al,Burry, M Dahlan dan Pius Partanto. (2001). Kamus Ilmiah Populer.


Surabaya: Arkola

Arikunto, S. (2002). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.


Jakarta : PT Rineka Cipta

. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : PT Rineka Cipta

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jakarta :


Pustaka

Becker. M.H., (1979). Psychosocial aspect of health related behaviour,


dalam H.E., Freeman dan S.levine (eds.,) Handbook of medical
sociology. pretinceHall Engle wood Cliffs, New Jersey.

Dahlan, M. Sopiyudin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan


Kesehatan : Deskriptif Bivariat, Multivariat,. Jakarta : Salemba
Medika

Degresi. (2005). Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Depkes. (2019). Kategori Umur Menurut Depkes

Devi, P.S., Nabila, S., Atiqoh. (2020). Hubungan Antara Pengetahuan


Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
Upaya Pencegahan Penyakit COVID-19 Di Ngronggah.

DiNicola, D. D., dan DiMatteo, M.R., (1982). Communication,


interpersonal influence, and resistance to medical treatment. In
Willis, T.A., (ed) Basic processes in helping relationships. New York:
Academic Press.

Direktoral Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian


Kesehatan RI (2020), Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
Corona Virus Disease (COVID-19) , Jakarta.

Donsu, J, D, T. (2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka


Baru Press. Cetakan I.

Fransiska, Y.P. Ngesti, W., Utami, Susmini. (2016). Hubungan Tingkat


Pengetahuan Keluarga Pasien Tentang Tuberculosis Dengan
Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri di Ruang Rawat
Inap RS Panti Waluya Malang.

Gilligan, C. (1982). In a different voice: psychological theory and


womens’s. development Cambridge, MA: Harvad University
Press.

Han Y, Yang H. (2020), The Transmission and Diagnosis Of 2019


novel coronavirus infection disease (COVID-19). Chinese
perspectif. J Med Virol. Diakses 8 Oktober 2020 jam 20.00

Hastono, S, P. (2016). Analisa Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta :


PT Raja Grafindo Persada.

.(2020). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Depok:


Rajawali Pers.

Hidayat. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis


Data. Jakarta : Salemba Medika.

Ihsan, Fuad. (2003). Dasar-dasar Kependidika. Jakarta : Rinieka Cipta.

Ika, P., Anisa, E.R. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Perilaku


Masyarakat Kabupaten Wonosobo Tentang COVID-19.

Jiwantoro, A., Yudha. (2017) Riset Keperawatan, Analisis data


statistik. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017).
Keliat BA, dkk (2020), Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial
(Mental Health and Psychososial Support) Covid-19 18 Juni
2020, Infeksi Emerging : Media Informasi Resmi Terkini
Penyakit Infeksi Emerging, http://covid19.kemkes.go.id

Kompas.com (2020), Update Virus Corona Dunia September: 52 juta


Orang Terinfeksi, 1,2 juta orang meninggal dunia, 36 juta orang
sembuh, diakses pada tanggal 12 September 2020 jam 11.00

Korch, B. M., dan Negrete, V. F., (1972). Doctor-patient


communication. Scientific American, 227:66-74.

Ley, P., dan Spelman, M. S., (1967). Communicating with the patient.
London: Staples Press.

Lira, M.A., Khairul, I. (2019). Hubungan Pengetahuan Tentang


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Kepatuhan
Penggunaan APD Pada Perawat Di Puskesmas KUOK.

Luknis Sabri Hastono, Sutanto P. (2018), Statistik Kesehatan. Rajawali


Pers. Depok

Maretta Outri A. S. Farm. Apt, (2020), Cara Menggunakan Masker


Untuk Mencegah COVID-19. www.k24klik.com diakses 10
Oktober 2020 jam 20.00.

Mirzal Tawi. (2013). Pengkategorian Variabel Penelitian.


https://syehaceh.wordpress.com/2013/09/02/pengkategorian-
variabel-penelitian/

Mubarak, WI. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba


Medika

Niven, Neil. (2000). Psikologi Kesehatan . Jakarta : EGC

. (2008). Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk


Perawat Dan Profesional. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka


cipta
. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
cipta

Nur, W.N., Christina, Y., Siti Narsih. (2014). tingkat pengetahuan


tentang TB Paru mempengaruhi penggunaan masker di ruang
paru Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Nuraini Ratna (2020), Kasus Covid-19 Pertama, Masyarakat Jangan


Panik, http://Indonesia.go.id/narasi, diakses pada tanggal 13
September 2020 pukul 10.00.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika.

Plakas, S., Mastrogiannis, D., Mantzorous M., Adamakidou, T., Fouka,


G., Bouziou, A, et al, (2016), Validation of the 8-item Morisky
Medication Adherence Scale in Chronically III Ambulatory
Patient in Rural Greece, Open journal of nursing, (6), 158-169.

Pranoto (2007), Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Gramedia.

Sarafino. (2003). Dukungan Keluarga. Jakarta : Salemba Medika

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Slamet B. (2007). Psikologi Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Susilo Adityo, Rumende CM, dkk (2020), Corona Virus Disease 2019 :
Tinjauan Litelatur Terkini, Jurnal Penyakit dalam Indonesia,
vol 7, No.1, Maret 2020.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: PT Alfabet.

Trossma, S. (2016). Respirator or procedure mask? Resource available


to help nurses, patients stay safe. Retrieved November 10, 2020,
from
http://www.theamericannurse.org/index.php/2016/03/16/respirato
r-or-procedure-mask/
WHO (2020) Coronavirus disease (covid-19) Situation Report-114,
September 12, 2020

Zulhafandi, Ririn, A. (2020). Hubungan Pengetahuan Tentang COVID-


19 Dengan Kepatuhan Physical Distancing Di Tarakan
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Irma Rodiyana

NIM : 11192075

Adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Pertamedika, yang


akan melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Pasien Dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker Dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19
Di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang.
Dengan ini saya mohon kepada saudara untuk bersedia menandatangani lembar
persetujuan untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan penelitian
sesuai dengan petunjuk yang ada. Jawaban responden akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Atas bantuan dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih

Hormat Saya,

(Irma Rodiyana)
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama responden :

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta jawaban terhadap


pertanyaan yang saya ajukan mengenai penelitian ini, saya memahami
tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Pasien
Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Dalam Upaya Pencegahan
Penularan Covid-19 Di Ruang Isolasi Miltonia RS EMC Tangerang. Saya
mengerti bahwa peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak
saya sebagai responden dan saya menyadari penelitian ini tidak berdampak
negatif bagi saya.

Dengan ditandatangani surat persetujuan ini, maka saya menyatakan untuk


berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jakarta, Desember 2020

Peneliti, Yang Menyatakan,

(Irma Rodiyana) (…………………..)


KUESIONER PENELITIAN

I. IDENTITAS RESPONDEN (KUESIONER A)


1. Nama :
2. Usia :
a. 26-35 tahun
b. 36-45 tahun
c. 46-55 tahun
3. Jenis Kelamin:
1. Laki-laki
2. Perempuan
4. Pendidikan
1. Pendidikan dasar (SD-SMP)
2. Pendidikan menengah (SMA)
3. Pendidikan tinggi (PT)

II. PERTANYAAN MENGENAI PENGETAHUAN (KUESIONER B)


1. Apakah bapak/ibu tahu tentang Virus Corona?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah bapak/ibu tahu tentang penyebab Virus Corona?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Covid-19 ditandai dengan gejala batuk dan demam?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah bapak/ibu tahu tentang tanda-tanda orang yang terkena Virus
Corona?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah Covid-19 menular melalui udara?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah bapak/ibu tahu Virus Corona dapat meyerang apa saja?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah bapak/ibu tahu cara penularan Virus Corona?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah bapak/ibu tahu cara pencegahan Virus Corona?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah meminum antibiotik dapat mencegah Covid-19?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah masa karantina Covid-19 14 hari?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah yang lebih rentan terkena Covid-19 orang yang sudah lanjut
usia?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah bapak/ibu tahu pemerintah mengadakan program pencegahan,
pengendalian Virus Corona?
a. Ya
b. Tidak

III. PERTANYAAN MENGENAI KEPATUHAN (KUESIONER C)


1. Apakah bapak/ibu tahu apa itu masker?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah bapak/ibu tahu manfaat penggunaan masker?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah bapak/ibu tahu jenis-jenis masker?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah bapak/ibu tahu jenis masker yang baik digunakan untuk
orang yang sedang sakit?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah bapak/ibu tahu masker digunakan maksimal 4 jam setelah itu
ganti dengan masker yang baru?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah bapak/ibu selalu menggunakan masker setiap saat?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah bapak/ibu tahu akibat bila tidak menggunakan masker saat
terinfeksi Virus Corona?
a. Ya
b. Tidak
8. Ketika bapak/ibu merasa sudah tidak ada keluhan, apakah anda
berhenti menggunakan masker?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah bapak/ibu merasa menggunakan masker ini adalah sesuatu
yang rumit?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah bapak/ibu kesulitan menggunakan masker?
a. Ya
b. Tidak
UJI VAREL

A. Uji varel pengetahuan

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.848 19

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
P1 .77 .430 30
P2 .73 .450 30
P3 .83 .379 30
P4 .83 .379 30
P5 .07 .254 30
P6 .80 .407 30
P7 .80 .407 30
P8 .20 .407 30
P9 .83 .379 30
P10 .83 .379 30
P11 .73 .450 30
P12 .90 .305 30
P13 .80 .407 30
P14 .80 .407 30
P15 .90 .305 30
P16 .77 .430 30
P17 .80 .407 30
P18 .87 .346 30
P19 .80 .407 30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
P1 13.30 12.010 .812 .821
P2 13.33 12.023 .766 .823
P3 13.23 12.392 .780 .825
P4 13.23 12.323 .808 .824
P5 14.00 14.828 -.141 .858
P6 13.27 14.685 -.075 .863
P7 13.27 12.340 .738 .826
P8 13.87 14.602 -.049 .862
P9 13.23 13.151 .481 .839
P10 13.23 14.737 -.091 .862
P11 13.33 12.092 .742 .825
P12 13.17 15.040 -.219 .863
P13 13.27 12.409 .712 .827
P14 13.27 14.685 -.075 .863
P15 13.17 14.282 .105 .852
P16 13.30 12.010 .812 .821
P17 13.27 12.409 .712 .827
P18 13.20 12.993 .603 .834
P19 13.27 12.340 .738 .826

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
14.07 14.616 3.823 19
B. Uji varel kepatuhan

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.778 15

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
P1 .87 .346 30
P2 .73 .450 30
P3 .70 .466 30
P4 .83 .379 30
P5 .83 .379 30
P6 .70 .466 30
P7 .70 .466 30
P8 .43 .504 30
P9 .77 .430 30
P10 .97 .183 30
P11 .70 .466 30
P12 .40 .498 30
P13 .87 .346 30
P14 .73 .450 30
P15 .47 .507 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
P1 9.83 8.557 .727 .742
P2 9.97 8.033 .750 .732
P3 10.00 8.138 .674 .738
P4 9.87 8.602 .631 .747
P5 9.87 8.809 .531 .755
P6 10.00 8.552 .506 .754
P7 10.00 9.172 .269 .776
P8 10.27 10.340 -.138 .814
P9 9.93 10.064 -.037 .799
P10 9.73 9.926 .164 .779
P11 10.00 8.552 .506 .754
P12 10.30 10.631 -.225 .821
P13 9.83 8.764 .618 .750
P14 9.97 8.033 .750 .732
P15 10.23 8.530 .459 .759

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
10.70 10.148 3.186 15
C. Hasil Univariat karakteristik

Frequencies
Statistics
UMUR JENISKELA PENDIDIK
MIN AN
Valid 30 30 30
N
Missing 0 0 0

Frequency Table

UMUR
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
DEWASA 26-35 8 26.7 26.7 26.7
DEWASA AKHIR
12 40.0 40.0 66.7
36-45
Valid
LANSIA AWAL
10 33.3 33.3 100.0
46-55
Total 30 100.0 100.0

JENISKELAMIN
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
LAKI-LAKI 14 46.7 46.7 46.7
PEREMPUA
Valid 16 53.3 53.3 100.0
N
Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
SD 1 3.3 3.3 3.3
SMA 15 50.0 50.0 53.3
Valid
PT 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
D. Uji normalitas kepatuhan

Frequencies

Statistics
SKORPATUH
Valid 30
N
Missing 0
Mean 5.67
Std. Error of
.246
Mean
Median 6.00
Mode 6a
Std. Deviation 1.348
Minimum 3
Maximum 7
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown

SKORPATUH
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 3 10.0 10.0 10.0
4 4 13.3 13.3 23.3
5 3 10.0 10.0 33.3
Valid
6 10 33.3 33.3 66.7
7 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SKORPATU
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
H
Descriptives
Statistic Std.
Error
Mean 5.67 .246
Lower
5.16
95% Confidence Bound
Interval for Mean Upper
6.17
Bound
5% Trimmed Mean 5.74
Median 6.00
SKORPATU Variance 1.816
H
Std. Deviation 1.348
Minimum 3
Maximum 7
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -.788 .427
Kurtosis -.574 .833

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SKORPATU
.264 30 .000 .836 30 .000
H
a. Lilliefors Significance Correction
SKORPATUH

SKORPATUH Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

3,00 3 . 000
,00 3.
4,00 4 . 0000
,00 4.
3,00 5 . 000
,00 5.
10,00 6 . 0000000000
,00 6.
10,00 7 . 0000000000

Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)
E. Hasil univariat dependent dan independent

Frequencies

Statistics
KODEPEN KODEPAT
G UH
Valid 30 30
N
Missing 0 0

Frequency Table

KODEPENG
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
BAIK 76-
23 76.7 76.7 76.7
100%
Valid CUKUP 56-
7 23.3 23.3 100.0
75%
Total 30 100.0 100.0

KODEPATUH
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
PATUH >5,6 20 66.7 66.7 66.7
TIDAK
Valid 10 33.3 33.3 100.0
PATUH<5.6
Total 30 100.0 100.0
F. Hasil bivariat

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KODET *
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
KODEP

KODET * KODEP Crosstabulation


KODEP Total
PATUH TIDAK
>5,6 PATUH<5.6
Count 18 5 23
BAIK 76-
% within
100% 78.3% 21.7% 100.0%
KODE KODET
T Count 2 5 7
CUKUP 56-
% within
75% 28.6% 71.4% 100.0%
KODET
Count 20 10 30
Total % within
66.7% 33.3% 100.0%
KODET

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.963 1 .015
Continuity Correctionb 3.936 1 .047
Likelihood Ratio 5.730 1 .017
Fisher's Exact Test .026 .026
Linear-by-Linear
5.764 1 .016
Association
N of Valid Cases 30
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KODET
(BAIK 76-100% / 9.000 1.325 61.138
CUKUP 56-75%)
For cohort KODEP =
2.739 .833 9.012
PATUH >5,6
For cohort KODEP =
.304 .123 .753
TIDAK PATUH<5.6
N of Valid Cases 30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama : IRMA RODIYANA

Tempat/ Tgl. Lahir : Tangerang/ 23 Juli 1989

Tempat Tugas : RS EMC Tangerang

Alamat : Kp. Buaran RT 005/ RW 002 Desa Jati Mulya


Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang

Riwayat Pendidikan : SD Lulus Tahun 2001

SMP Lulus Tahun 2004

SMA Lulus Tahun 2007

Akademi Keperawatan Lulus Tahun 2010

Riwayat Pekerjaan : 1. RS EMC Tangerang (Tahun 2010 s/d sekarang)

Anda mungkin juga menyukai