Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

‘’KAJIAN ISSUE DI AREA KEPERAWATAN DAN GAWAT


DARURAT’’

OLEH :

KELOMPOK II
1. ANDRE SYAHPUTRA (18301002)
2. ANISA FEBRIAN (18301004)
3. DEVA ARITA (18301008)
4. DIANI (18301009)
5. ENDANG (18301011)
6. FITRIA ULFA (18301013)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kajian Issue Di Area
Keperawatan Dan Gawat Darurat”. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini terutama
kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat. Makalah ini
belum sempurna. Penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 13 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1
1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………..…...…..1
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………………..….1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Konsep HIV/AIDS......................................................................................3
1. Pengertian HIV/AIDS...........................................................................3
2. Etiologi HIV/AIDS...............................................................................3
3. Manifestasi Klinik HIV/AIDS..............................................................4
4. Klasifikasi HIV/AIDS.........................................................................4
5. Perawatan HIV/AIDS Dalam End Of Life...........................................5
2.2 Konsep End Of Life....................................................................................5
1. Pengertian End Of Life.........................................................................5
2. Etika Dalam End Of Life......................................................................6
3. Prinsip-Prinsip End Of Life..................................................................6
4. Teori End Of Life.................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
3.1 Simpulan.....................................................................................................10
3.2 Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan keperawatan
komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
mengancam kehidupan. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit
di rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada
masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan sesuai
dengan standar.
Kejadian gawat darurat bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dan
dimana saja, kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk
mengantisipasi kejadian itu.Manajemen pertolongan keadaan gawat darurat
pada area tersebut sampai saat ini masih sangat mengkhawatirkan. Banyak
kematian-kematian di masyarakat yang mestinya bisa di cegah bila kita punya
kepedulian terhadap masalah tersebut (Rissamdani, 2014).
Dengan proses keperawatan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat
bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan
tindakan yang merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua
tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi
keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembahasan diatas didapat rumusan masalah sebagai berikut :
‘’Kajian Issue Di Area Keperawatan Dan Gawat Darurat’’.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami secara lebih rinci tentang hal-
hal yang berhubungan dengan Kajian Issue Di Area Keperawatan
Dan Gawat Darurat.

1
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep HIV/AIDS
2 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep End Of Life Care

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep HIV/ AIDS
1. Pengertian HIV/ AIDS
Virus Human immunodeficiency virus (HIV) adalah retrovirus yang
termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan
menggunakan RNA dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan
dikenali selama periode inkubasi yang panjang, utamanya menyebabkan
munculnya tanda dan gejala AIDS. (Nursalam & Kurniati, 2009).
Menurut Depkes RI (2003), definisi HIV yaitu virus yang menyebabkan
AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala-gejala
timbul tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertainya. Infeksi
oportunistik terjadi oleh karena menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan)
yang disebabkan rusaknya sistem imun tubuh akibat infeksi HIV tersebut.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV
Menurut Depkes RI (2003), AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immune Deficiency Syndrom yang merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Sindrom
AIDS timbul akibat melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh
karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV.
2. Etiologi HIV/AIDS
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang
disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal dengan retrovirus.
Retrovirus ditularkan oleh darah melalui kontak intim dan mempunyai
afinitas yang kuat terhadap limfosit T (Desmawati, 2013). Virus HIV
menyerang sel CD4 menjadikannya tempat berkembang biak virus HIV
baru dan menyebabkan kerusakan pada sel darah putih sehingga tidak
dapat digunakan lagi. Ketika seseorang terkena HIV, virus ini tidak

3
langsung menyebabkan penyakit AIDS tapi memerlukan waktu yang
cukup lama (Rimbi, 2014).
Menurut Arif (2000), cara penularan yang dapat menyebabkan
terinfeksi HIV/AIDS yaitu diantaranya:
a. Hubungan seksual, yaitu melakukan penetrasi seks yang tidak
aman dengan seseorang yang telah terinfeksi
b. Melalui darah:
a) Transfusi darah yang mengandung HIV
b) Tertusuk jarum yang mengandung HIV, yang telah digunakan
oleh orang yang telah terinfeksi
c) Terpapar mukosa yang mengandung HIV
d) Transmisi dari ibu ke anak:
1. Selama kehamilan
2. Melalui persalinan
3. Melalui air susu ibu (ASI)

3. Manifestasi Klinik HIV/AIDS


Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya
1–2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Fase supresi imun
simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam
hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit,
limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral. Fase infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5
tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi
opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC),
Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain
termasuk meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial,
atipikal.
4. Klasifikasi HIV/ AIDS
a) Stadium I: infeksi HIV asimptomatik dan tidak dikategorikan sebagai
AIDS
b) Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang
saluran pernafasan atas yang berulang

4
c) Stadium III : termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama
lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah,dan tuberkulosis.
d) Stadium IV : termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus,
trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit
ini adalah indikator AIDS.
5. Perawatan HIV/ AIDS dalam End Of Life
Perawatan end of life yang sifatnya paliatif bisa dilakukan di rumah sakit
atau klinik. Perawat harus menghargai hak-hak pasien dalam menentukan
pilihan, memberikan kenyamanan pasien dan pasien merasa bermartabat
yang sudah tercermin didalam rencana asuhan keperawatan. perawat
memiliki tanggung jawab mendasar untuk mengontrol gejala dengan
mengurangi penderitaan dan support yang efektif sesuai kebutuhan pasien.
Peran perawat sebagai pemberi layanan palliative care harus didasarkan
pada kompetensi perawat yang sesuai kode etik keperawatan (combs, et
al.,2014). hal-hal yang berkaitan dengan pasien harus dikomunikasikan
oleh perawat kepada pasien dan keluarga menurut american nurse
associatiuon scope and standart practice dalam (margaret, 2013).
Perawat yang terintegrasi harus mampu berkomunikasi dengan pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya mengenai perawatan pasien dan
ikut berperan serta dalam penyediaan perawatan tersebut dengan
berkolaborasi dalam membuat rencana yang berfokus pada hasil dan
keputusan yang berhubungan dengan perawatan dan pelayanan,
mengindikasikan komunikasi dengan pasien, keluarga dan yang lainnya.
2.2 Konsep End Of Life
1. Pengertian End Of Life
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End
of life care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang
berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice,
2015). End of life akan membantu pasien meninggal dengan bermartabat.
Pasien yang berada dalam fase tersebut biasanya menginginkan perawatan

5
yang maksimal dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien tersebut. End
of life merupakan bagian penting dari keperawatan paliatif yang
diperuntukkan bagi pasien yang mendekati akhir kehidupan.
End of life bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik-
baiknya dan meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life care
adalah salah satu kegiatan membantu memberikan dukungan psikososial
dan spiritual (Putranto, 2015).
Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care merupaka salah satu
tindakan keperawatan yang difokuskan pada orang yang telah berada di
akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang hidup dengan
sebaik-baiknya selama sisa hidupnya dan meninggal dengan bermartabat.
2. Etika Dalam Perawatan End Of Life
Dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan masalah end
of life, terdapat beberapa prinsip etika yang harus ditekankan:
 pertama Nonmaleficience yaitu memastikan pasien terhindar dari
bahaya baik itu fisik maupun emosional,
 kedua beneficience yaitu melakukakn sesuatu yang baik terhadap pasien
dan menguntungkan seperti mendengarkan keluhan pasien dengan
penuh perhatian, memperlakukan pasien seperti manusia seutuhnya, dan
terus berusaha meringankan beban pasien baik itu fisik, psikologis,
sosial dan spiritual.
 Ketiga autonomy yaitu pasien memiliki hak tentang pengambilan
keputusan terkait perawatan dengan menggunakan inform konsen yang
menekankan terhadap hak katas kerahasian, privasi, dan hak untuk
menolak pengobatan (Qualls and Kasl-Godley, 2011; Zerwekh, 2006).
3. Prinsip-Prinsip End Of Life
Menurut NSW Health (2005) Prinsip End Of Life antara lain :
a. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematian
Tujuan utama dari perawatan adalah menpertahankan kehidupan,
namun ketika hidup tidak dapat dipertahankan, tugas perawatan adalah

6
untuk memberikan kenyamanan dan martabat kepada pasien yang
sekarat, dan untuk mendukung orang lain dalam melakukannya.
b. Hak untuk mengetahui dan memilih
Semua orang yang menerima perawatan kesehatan memiliki hak untuk
diberitahu tentang kondisi mereka dan pilihan pengobatan
mereka.Mereka memiliki hak untuk menerima atau menolak
pengobatan dalam memperpanjang hidup.Pemberi perawatan memiliki
kewajiban etika dan hukum untuk mengakui dan menghormati pilihan-
pilihan sesuai dengan pedoman.
c. Menahan dan menghentikan pengobatan dalam mempertahankan hidup
Perawatan end of life yang tepat harus bertujuan untuk memberikan
pengobatan yang terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama
perawatan untuk mengakomodasi kenyamanan dan martabat, maka
menahan atau menarik intervensi untuk mempertahankan hidup
mungkin diperbolehkan dalam kepentingan terbaik dari pasien yang
sekarat.
d. Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan
Keluarga dan tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk bekerja
sama untuk membuat keputusan bagi pasien yang kurang bisa dalam
pengambilan keputusan, dengan mempertimbangkan keinginan pasien.
e. Transparansi dan akuntabilitas
Dalam rangka menjaga kepercayaan dari penerima perawatan, dan
untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat dibuat, maka proses
pengambilan keputusan dan hasilnya harus dijelaskan kepada para
pasien dan akurat didokumentasikan.
f. Perawatan non diskriminatif
Keputusan pengobatan pada akhir hidup harus non-diskriminatif dan
harus bergantung hanya pada faktor-faktor yang relevan dengan kondisi
medis, nilai-nilai dan keinginan pasien.
g. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan

7
Tenaga kesehatan tidak berkewajiban untuk memberikan perawatan
yang tidak rasional, khususnya, pengobatan yang tidak bermanfaat bagi
pasien.Pasien memiliki hak untuk menerima perawatan yang sesuai, dan
tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan
pengobatan yang sesuai dengan norma-norma profesional dan standar
hukum.
h. Perbaikan terus-menerus
Tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk berusaha dalam
memperbaiki intervensi yang diberikan pada standar perawatan end of
life baik kepada pasien maupun kepada keluarga.
4. Teori End Of Life
Teori Peacefull EOL ini berfokus kepada 5 Kriteria utama dalam
perawatan end of life pasien yaitu :
1. Terbebas dari Nyeri
Bebas dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama
diinginkan pasien dalam pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life).
Nyeri merupakan ketidaknyamanan sensori atau pengalaman emosi
yang dihubungkan dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan
(Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995; Pain terms, 1979).
2. Pengalaman Menyenangkan
Nyaman atau perasaan menyenangkan didefinisikan secara inclusive
oleh Kolcaba (1991) sebagai kebebasan dari ketidaknyamanan, keadaan
tenteram dan damai, dan apapaun yang membuat hidup terasa
menyenangkan ” (Ruland and Moore, 1998).
3. Pengalaman martabat (harga diri) dan kehormatan
Setiap akhir penyakit pasien adalah “ ingin dihormati dan dinilai
sebagai manusia” (Ruland & Moore, 1998). Di konsep ini memasukkan
ide personal tentang nilai, sebagai ekspresi dari prinsip etik otonomi
atau rasa hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini individu
diperlakukan sebagai orang yang menerima hak otonomi, dan

8
mengurangi hak otonomi orang sebagai awal untuk proteksi (United
states, 1978).
4. Merasakan Damai
Damai adalah “perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas,
(bebas) dari kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan” (Ruland
& Moore, 1998). Tenang meliputi fisik, psikologis, dan dimensi
spiritual.
5. Kedekatan untuk kepentingan lainnya
Kedekatan adalah “perasaan menghubungkan antara antara manusia
dengan orang yang menerima pelayanan” (Ruland & Moore, 1998). Ini
melibatkan kedekatan fisik dan emosi yang diekspresikan dengan
kehangatan, dan hubungan yang dekat (intim).

9
BAB III
PENUTUP

1.1 Simpulan
Virus Human immunodeficiency virus (HIV) adalah retrovirus yang
termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan
menggunakan RNA dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan
dikenali selama periode inkubasi yang panjang, utamanya menyebabkan
munculnya tanda dan gejala AIDS. (Nursalam & Kurniati, 2009).
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of
life care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang berada di
bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice, 2015).
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan
masyarakat pada umumnya dan mahasiswa keperawatan khususnya akan
lebih mengetahui kajian issue di area keperawatan dan gawat darurat tentang
ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

NSW Health. (2005). Guidelines for end-of-life care. Sidney: NSW Department
of Health.

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi & Imunologi. Jakarta: In Media

Nursalam & Kurniati, N. D. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai