Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Internasional pada jurusan Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Disusun Oleh:
Kelompok 2
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Maha Esa karena berkat, rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Mini Riset ini dengan baik dan tepat pada
waktunya dalam memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional.
Kelompk kami berterima kasih kepada ibu Dewi Pika Lumban Batu S.H., M.H selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Hukum Lingkungan yang senantiasa mampu membimbing
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah ini. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada Orangtua yang telah mendukung baik secara pinansial maupun secara moral yang
telah mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu
penulis membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga akan lebih baik
dalam penulisan makalah berikutnya.
Kami sangat berharap Mini Riset ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua
secara khusus mahasiswa sebagai referensi sumber bacaan.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 3
B. Tujuan.......................................................................................................................... 3
C. Manfaat........................................................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................ 4
A. Negara Sebagai Subjek Hukum Internsional.............................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................... 6
A. Hakekat Negara Menurut Hukum Internasional......................................................... 6
B. Hak dan Kewajiban Dasar Negara-Negara................................................................. 7
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Subjek hukum adalah pemegang hak dan kewajiban, menurut hukum pemegang hak dan
kewajiban itu memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan-hubungan hukum dengan
sesama pemegang hak dan kewajiban hukum lainnya. Dalam hukum internasional subyek-
subyek tersebut termasuk negara, organisasi internasional dan entitas-entitas lainnya.
Organisasi internasional diperhitungkan sebagai salah satu subjek dari hukum internasional
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dengan diterimanya organisasi internasional
sebagai subjek hukum internasional, berarti organisasi itu mempunyai hak dan kewajiban
menurut hukum internasional. Setiap subjek hukum internasional memiliki tingkat hak dan
kewajiban yang berbeda. Misalnya, negara dan individu, negara merupakan subjek hukum
internasional yang pertama dan karena itu memiliki hak dan kewajiban penuh di hadapan
hukum internasional, sedangkan individu tidak. Untuk menentukan derajat hak dan kewajiban
suatu subjek hukum internasional dapat dilihat dari tiga indikator yaitu :
1. Subjek yang bersangkutan memiliki hak untuk membuat perjanjian internasional.
2. Subjek yang bersangkutan memiliki hak untuk mengirim dan menerima perwakilan.
3. Subjek yang bersangkutan dapat mengajukan dan menerima tuntutan internasional.
Apabila salah satu indikator itu terpenuhi, maka subjek hukum internasional tersebut dapat
dianggap sebagai subjek hukum internasional. Subjek hukum negara memenuhi ketiga
indikator ini, sementara subjek lainnya tidak memenuhi atau memenuhi secara terbatas
B. Tujuan
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Mata Hukum Internasional,dan
bertujuan untuk mengetahui mengenai Negara sebagai subjek hukum internasional penelitian
ini juga diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca terkait dengan Negara sebagai
subjek hukum internasional.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan laporan mini riset ini adalah menambah wawasan penulis terkait
dengan materi Negara sebagai subjek hukum internasional dam sekaligus dapat melatih
penulis dalam berpikir lebih kritis dan agar lebih kreatif lagi.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Pendapat lain juga dikemukakan oleh F. Sugeng Istanto yang mengatakan bahwa yang
dianggap sebagai subjek hukum bagi hukum internasional adalah negara, organisasi
internasional dan individu. Subjek hukum tersebut masing-masing mempunyai hak dan
kewajiban sendiri yang berbeda satu sama lain. Subjek Hukum Internasional adalah pihak-
4
pihak pembawa hak dan kewajiban hukum dalam pergaulan internasional. Adapun subjek
hukum internasional adalah sebagai berikut.
1. Negara;
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Kelebihan negara sebagai subjek hukum internasional dibandingkan dengan subjek
hukum internasional lainnya adalah, negara memiliki apa yang disebut "kedaulatan" atau
sovereignity. Kedaulatan yang artinya “kekuasaan tertinggi", pada awalnya diartikan sebagai
suatu kedaulatan dan keutuhan yang tidak dapat dipecah-pecah dan dibagi-bagi serta tidak
dapat ditempatkan di bawah kekuasaan lain. Akan tetapi kini arti dan makna dari kedaulatan
itu telah mengalami perubahan. Kedaulatan tidak lagi dipandang sebagai seatu yang bulat dan
utuh melainkan dalam batas-batas tertentu sudah tuntuk pada pembatasan-pembatasan.
Pembatasan-pembatasan itu sendiri tidak lain adalah hukum internasional dan kedaulatan dari
sesama negara lainnya. Suatu negara yang berdaulat, tetap tunduk pada hukum internasional
serta tidak boleh melanggar atau merugikan kedaulatan negara lainnya.
Manifestasi dari kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi mengandung dua sisi yaitu
sisi intern dan sisi ekstern. Sisi intern berupa kekuasaan tertinggi yang dimiliki suatu negara
itu sendiri. Sedangkan sisi ekstem, berupa kekuasaan tertinggi untuk mengadakan hubungan-
hubungan dengan negara lain atau dengan subjek-subjek hukum internasional lainnya. Wujud
nyata dari sisi intern kedaulatan tersebut dapat kita lihat pada bentuk negara maupun bentuk
pemerintahannya, di mana antara negara yang satu dengan negara yang lain bisa saja
berbeda-beda, ada negara yang berbentuk kesatuan, federasi atau bentuk lainnya.
7
Menurut Henry C. Black, negara adalah sekumpulan orang yang secara permanen
menempati suatu wilayah yang tetap, diikat oleh ketentuan-ketentuan hukum (binding by
law), yang melalui pemerintahannya, mampu menjalankan kedaulatannya yang merdeka dan
mengawasi masyarakat dan harta bendanya dalam wilayah perbatasannya, mampu
menyatakan perang dan damai, serta mampu mengadakan hubungan internasional dengan
masyarakat internasional lainnya. Subjek hukum internasional harus memiliki syarat-syarat
atau unsure-unsur konstitutif sebagai berikut:
c. Pemerintahan
Negara memerlukan sejumlah organ untuk mewakili dan menyalurkan kehendaknya.
Bagi hukum internasional, suatu wilayah yang tidak memiliki pemerintahan dianggap bukan
negara dalam arti kata yang sebenarnya. Pemerintah adalah badan eksekutif dalam negara
yang dibentuk melalui prosedur konstitusional untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
yang ditugaskan rakyat kepadanya. Pemerintahan adalah syarat utama dan terpenting untuk
eksistensi suatu negara. Tatanan organisasi dalam suatu negara diperlukan, yang nantinya
akan mengatur dan menjaga eksistensi negara tersebut, maka pemerintahan mutlak harus ada
dalam suatu negara. Pemerintahan yang harus ada dalam suatu negara adalah pemerintahan
yang stabil, memerintah menurut hukum nasional negaranya, dan pemerintah tersebut
haruslah terorganisir dengan baik (well organized government)
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak dan
kewajiban yang diatur oleh hukum internasional, baik ditinjau secara faktual maupun secara
historis, dan hukum internasional itu sendiri adalah sebagaian besar terdiri atas hubungan
hukum antara negara dengan negara. Negara dalam sejarah perkembangan hukum
internasional dipandang sebagai subyek hukum terpenting dibandingkan dengan subyek
hukum internasional lainnya. Negara dinyatakan sebagai subjek hukum internasional yang
pertama karena kenyataan menunjukkan bahwa yang pertama melakukan hubungan
internasional adalah negara. Adapun negara yang menjadi subjek hukum internasional adalah
negara yang merdeka, berdaulat, dan tidak merupakan bagian dari suatu negara, artinya
negara yang mempunyai pemerintahan sendiri secara penuh yaitu kekuasaan penuh terhadap
warga negara dalam lingkungan kewenangan negara itu.
B. Saran
Adapun saran dari kelompok kami yaitu sebagai mana yang telah di jelaskan bahwa
Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak dan kewajiban yang
diatur oleh hukum internasional. Oleh karena itu, memberikan perlindungan terhadap
individu yang ada wilayah negaranya baik secara umum maupun secara khusus merupakan
tanggung jawab setiap negara.
10
DAFTAR PUSTAKA
11