Anda di halaman 1dari 12

MINI RISET

NEGARA SEBAGAI SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Internasional pada jurusan Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Dosen Pengampu : Dewi Pika Lumban Batu S.H., M.H

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Nama : Yuli Ida Arta Simatupang (3193111002)

Yemima Putri Bona Simarmata (3193411003)

Helena Simangunsong (3192411005)

Kelas : PPKn Reguler IV/C 2019

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Maha Esa karena berkat, rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Mini Riset ini dengan baik dan tepat pada
waktunya dalam memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional.

Kelompk kami berterima kasih kepada ibu Dewi Pika Lumban Batu S.H., M.H selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Hukum Lingkungan yang senantiasa mampu membimbing
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah ini. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada Orangtua yang telah mendukung baik secara pinansial maupun secara moral yang
telah mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu
penulis membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga akan lebih baik
dalam penulisan makalah berikutnya.

Kami sangat berharap Mini Riset ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua
secara khusus mahasiswa sebagai referensi sumber bacaan.

Medan, April 2021

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 3
B. Tujuan.......................................................................................................................... 3
C. Manfaat........................................................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................ 4
A. Negara Sebagai Subjek Hukum Internsional.............................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................... 6
A. Hakekat Negara Menurut Hukum Internasional......................................................... 6
B. Hak dan Kewajiban Dasar Negara-Negara................................................................. 7
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Subjek hukum adalah pemegang hak dan kewajiban, menurut hukum pemegang hak dan
kewajiban itu memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan-hubungan hukum dengan
sesama pemegang hak dan kewajiban hukum lainnya. Dalam hukum internasional subyek-
subyek tersebut termasuk negara, organisasi internasional dan entitas-entitas lainnya.
Organisasi internasional diperhitungkan sebagai salah satu subjek dari hukum internasional
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dengan diterimanya organisasi internasional
sebagai subjek hukum internasional, berarti organisasi itu mempunyai hak dan kewajiban
menurut hukum internasional. Setiap subjek hukum internasional memiliki tingkat hak dan
kewajiban yang berbeda. Misalnya, negara dan individu, negara merupakan subjek hukum
internasional yang pertama dan karena itu memiliki hak dan kewajiban penuh di hadapan
hukum internasional, sedangkan individu tidak. Untuk menentukan derajat hak dan kewajiban
suatu subjek hukum internasional dapat dilihat dari tiga indikator yaitu :
1. Subjek yang bersangkutan memiliki hak untuk membuat perjanjian internasional.

2. Subjek yang bersangkutan memiliki hak untuk mengirim dan menerima perwakilan.
3. Subjek yang bersangkutan dapat mengajukan dan menerima tuntutan internasional.
Apabila salah satu indikator itu terpenuhi, maka subjek hukum internasional tersebut dapat
dianggap sebagai subjek hukum internasional. Subjek hukum negara memenuhi ketiga
indikator ini, sementara subjek lainnya tidak memenuhi atau memenuhi secara terbatas

B. Tujuan

Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Mata Hukum Internasional,dan
bertujuan untuk mengetahui mengenai Negara sebagai subjek hukum internasional penelitian
ini juga diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca terkait dengan Negara sebagai
subjek hukum internasional.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat dari pembuatan laporan mini riset ini adalah menambah wawasan penulis terkait
dengan materi Negara sebagai subjek hukum internasional dam sekaligus dapat melatih
penulis dalam berpikir lebih kritis dan agar lebih kreatif lagi.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Negara Sebagai Subjk Hukum Internasional

Negara merupakan subjek Hukum Internasional yang terpenting (par Excellence) di


banding dengan subjek-subjek hukum internasional lainnya, sebagai subjek hukum
internasional Negara memiliki hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Menurut R.
Kranenburg Negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh kelompok manusia
yang disebut bangsa sedangkan menurut Logeman Negara adalah organisasi kekuasaan yang
menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa. (Mochtar Kusumaatmadja, 1981: 89).
Hendry C Black mendefinisikan Negara sebagai sekumpulan orang yang secara permanen
menempati suatu wilayah yang tetap diikat oleh ketentuan-ketentuan hukum yang melalui
pemerintahannya mampu menjalankan kedaulatannya yang merdeka dan mengawasi
masyarakatnya dan harta bendanya dalam wilayah perbatasannya, mampu mengadakan
perang dan damai serta mampu mengadakan hubungan internasional dengan masyarakat
internasional lainnya (Huala Adolf,1991:1-2).

Menurut I Wayan Parthiana subjek hukum pada umumnya diartikan sebagai


pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dengan kemampuan sebagai pemegang hak
dan kewajiban tersebut, berarti adanya kemampuan untuk mengadakan hubungan hukum
yang melahirkan hak-hak dan kewajiban. Secara umum yang dipandang sebagai subjek
hukum adalah : (a) individu atau orang perorangan atau disebut pribadi alam dan (b) badan
atau lembaga yang sengaja didirikan untuk suatu maksud dan tujuan tertentu yang karena
sifat, ciri, dan coraknya yang sedemikian rupa dipandang mampu berkedudukan sebagai
subjek hukum. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa subjek hukum internasional adalah
pemegang atau pendukung hak dan kewajiban menurut hukum internasional; dan setiap
pemegang atau pendukung hak dan kewajiban menurut hukum internasional adalah Subjek
Hukum Internasional.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh F. Sugeng Istanto yang mengatakan bahwa yang
dianggap sebagai subjek hukum bagi hukum internasional adalah negara, organisasi
internasional dan individu. Subjek hukum tersebut masing-masing mempunyai hak dan
kewajiban sendiri yang berbeda satu sama lain. Subjek Hukum Internasional adalah pihak-

4
pihak pembawa hak dan kewajiban hukum dalam pergaulan internasional. Adapun subjek
hukum internasional adalah sebagai berikut.
1. Negara;

2. Tahta Suci (Vatikan);

3. Palang Merah Internasional;

4. Organisasi Internasional, Organisasi Internasional dibagi menjadi sebagai berikut;

• Orang Perorangan (Individu);


• Pemberontak.

Seperti pengertian yang diberikan Logeman bahwa Negara adalah organisasi


kekuasaan. Organisasi diartikan sekumpulan orang yang dalam mencapai tujuan bersama
mengadakan kerjasama dan pembagian kerja di bawah satu pemimpin. Kekuasaan diartikan
kemampuan untuk memaksakan kehendak sehingga Negara diartikan sebagai sekumpulan
orang yang dalam mencapai tujuan bersama mengadakan kerjasama dan pembagian kerja di
bawah satu pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk memaksakan kehendaknya. Selain
itu menurut Hans Kelsen Negara adalah komunitas yang diciptakan oleh suatu tatanan hukum
nasional yang membentuk komunitas ini. Oleh sebab itu, dari sudut pandang hukum
persoalan Negara tampak sebagai persoalan tatanan hukum nasional maka kita harus
menerima bahwa komunitas yang disebut Negara adalah tatanan hukumnya, Hukum Perancis
dapat dibedakan dari hukum Swiss atau Meksiko tanpa bantuan dari hipotesis bahwa Negara
Perancis, Swiss, dan Meksiko merupakan realitas sosial yang keberadaannya berdiri sendiri-
sendiri. Negara sebagai komunitas dalam hubungannya dengan hukum bukanlah suatu
realitas alami atau suatu realitas sosial yang serupa dengan realitas alami seperti manusia
dalam hubungannya dengan hukum. Jika ada suatu realitas sosial yang berhubungan dengan
fenomena yang disebut Negara dan oleh sebab itu suatu konsep sosiologis yang dibedakan
dari konsep hukum mengenai Negara maka prioritas jatuh pada konsep hukum bukan kepada
konsep sosiologis (Hans Kelsen,2010: 263).

Pengertian Negara sebagai subjek hukum internasional adalah organisasi kekuasaan


yang berdaulat, menguasai wilayah tertentu, penduduk tertentu dan kehidupan didasarkan
pada sistem hukum tertentu (Sugeng Istanto 1994: 20-21)

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hakekat Negara Menurut Hukum Internasional


Negara merupakan subjek utama dari hukum internasional, baik ditinjau secara
historis maupun secara faktual. Secara historis yang pertama-tama merupakan subjek hukum
internasional pada awal mula lahir dan pertumbuhan hukum internasional adalah negara.
Peranan negara lama-kelamaan juga semakin dominan oleh karena bagian terbesar dari
hubungan internasional yang dapat melahirkan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum
internasional dilakukan oleh negara-negara. Bahkan hukum internasional itu sendiri boleh
dikatakan bagian terbesar terdiri atas hubungan hukum antara negara dengan negara.
Hukum internasional juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hukum yang
sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
negara-negara, dan oleh karena itu juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara
mereka satu dengan lainnya, serta yang juga mencakup : organisasi internasional, hubungan
antara organisasi internasional satu dengan lainnya, hubungan peraturan-peraturan hukum
yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga atau antara organisasi internasional dengan
negara atau negara-negara dan hubungan antara organisasi internasional dengan individu atau
individu-individu, peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-
individu dan subyek-subyek hukum bukan negara (non-state entities) sepanjang hak-hak dan
kewajiban-kewajiban individu dan subyek hukum bukan negara tersebut bersangkut paut
dengan masalah masyarakat internasional” (Phartiana, 2003; 4)
Subyek Hukum Internasional dapat diartikan sebagai negara atau kesatuan-kesatuan
bukan negara yang dalam keadaan tertentu memiliki kemampuan untuk menjadi pendukung
hak dan kewajiban berdasarkan Hukum Internasional. Kemampuan untuk menjadi
pendukung hak dan kewajiban ( Legal capacity) ini antara lain meliputi:
1. Kemampuan untuk mengajukan klaim-klaim (How to make claims).
2. Kemampuan untuk mengadakan dan membuat perjanjian-perjanjian (How to
make agreements)
3. Kemampuan untuk mempertahankan hak miliknya serta memiliki kekebalan-
kekebalan (To enjoy of privileges and immunities)

6
Kelebihan negara sebagai subjek hukum internasional dibandingkan dengan subjek
hukum internasional lainnya adalah, negara memiliki apa yang disebut "kedaulatan" atau
sovereignity. Kedaulatan yang artinya “kekuasaan tertinggi", pada awalnya diartikan sebagai
suatu kedaulatan dan keutuhan yang tidak dapat dipecah-pecah dan dibagi-bagi serta tidak
dapat ditempatkan di bawah kekuasaan lain. Akan tetapi kini arti dan makna dari kedaulatan
itu telah mengalami perubahan. Kedaulatan tidak lagi dipandang sebagai seatu yang bulat dan
utuh melainkan dalam batas-batas tertentu sudah tuntuk pada pembatasan-pembatasan.
Pembatasan-pembatasan itu sendiri tidak lain adalah hukum internasional dan kedaulatan dari
sesama negara lainnya. Suatu negara yang berdaulat, tetap tunduk pada hukum internasional
serta tidak boleh melanggar atau merugikan kedaulatan negara lainnya.
Manifestasi dari kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi mengandung dua sisi yaitu
sisi intern dan sisi ekstern. Sisi intern berupa kekuasaan tertinggi yang dimiliki suatu negara
itu sendiri. Sedangkan sisi ekstem, berupa kekuasaan tertinggi untuk mengadakan hubungan-
hubungan dengan negara lain atau dengan subjek-subjek hukum internasional lainnya. Wujud
nyata dari sisi intern kedaulatan tersebut dapat kita lihat pada bentuk negara maupun bentuk
pemerintahannya, di mana antara negara yang satu dengan negara yang lain bisa saja
berbeda-beda, ada negara yang berbentuk kesatuan, federasi atau bentuk lainnya.

B. Hak-Hak Dan Kewajiban-Kewajiban Dasar Negara-Negara


Berdasarkan American Institute of International Law pada tahun 1916, Konvensi
Montevideo 1933 mengenai Hak-Hak dan Kewajiban-kewajiban Negara, dan dalam Draft
Declaration on the Right and Duties of State yang disusun oleh Komisi Hukum lnternasional
PBB tahun 1949:
a. Hak-hak dasar yang paling sering ditekankan, yaitu:
1. Hak kemerdekaan;
2. Hak persamaan negara-negara atau persamaan derajat;
3. Hak yurisdiksi teritorial;
4. Hak membela diri atau hak mempertahankan diri
b. Kewajiban-kewajiban dasar yang ditekankan, yaitu
1. Kewajiban untuk tidak mengambil jalan kekerasan atau perang
2. Kewajiban untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban traktat dengan itikad
baik
3. Tidak mencampuri urusan negara lain.

7
Menurut Henry C. Black, negara adalah sekumpulan orang yang secara permanen
menempati suatu wilayah yang tetap, diikat oleh ketentuan-ketentuan hukum (binding by
law), yang melalui pemerintahannya, mampu menjalankan kedaulatannya yang merdeka dan
mengawasi masyarakat dan harta bendanya dalam wilayah perbatasannya, mampu
menyatakan perang dan damai, serta mampu mengadakan hubungan internasional dengan
masyarakat internasional lainnya. Subjek hukum internasional harus memiliki syarat-syarat
atau unsure-unsur konstitutif sebagai berikut:

a. Penduduk yang tetap


Penduduk merupakan kumpulan individu-individu yang terdiri dari dua kelamin tanpa
memandang suku, bahasa, agama dan kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat dan
yang terikat dalam suatu Negara melalui hubungan yuridik dan politik yang diwujudkan
dalam bentuk kewarganegaraan. Penduduk merupakan unsure pokok bagi pembentukan suatu
Negara. Suatu pulau atau suatu wilayah tanpa penduduk tidak mungkin menjadi suatu
Negara. Dalam unsure kependudukan ini harus ada unsur kediaman secara tetap. Penduduk
yang tidak mendiami suatu wilayah secara tetap dan selalu berkelana (normal) tidak dapat
dinamakan penduduk sebagai unsure konstitutif pembentukan negara. Sebagaimana telah
disinggung di atas, yang mengikat seseorang dengan negaranya ialah kewarganegaraan yang
ditetapkan oleh masing-masing hukum nasional. Pada umumnya ada tiga cara penetapan
kewarganegaraan sesuai hukum nasional yaitu :
1) Jus Sanguinis
Ini adalah cara penetapan kewarganegaraan melalui keturunan. Menurut cara ini,
kewarganegaraan anak ditentukan oleh kewarganegaraan orang tua mereka.
2) Jus Soli
Menurut sistem ini kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya
dan bukan kewarganegaraan orang tuanya.
3) Naturalisasi
Suatu Negara memberikan kemungkinan bagi warga Negara asing untu memperoleh
kewarganegaraan setempat setelah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti setelah
mendiami Negara tersebut dalam waktu yang cukup lama ataupun melalui perkawinan

b. Wilayah yang tertentu


Adanya suatu wilayah tertentu mutlak bagi pembentukan suatu Negara , tidak
mungkin ada suatu Negara tanpa wilayah tempat bermukimnya penduduk Negara tersebut.
8
Hukum Internasional tidak menentukan syarat seberapa harusnya luas suatu wilayah untuk
dapat dianggap sebagai unsure konstitutuf suatu Negara. Demikian juga wilayah suatu
Negara tidak selalu harus merupakan satu kesatuan dan dapat terdiri dari bagian-bagian yang
berada di kawasan yang berbeda. Keadaan ini sering terjadi pada Negara-negara yang
mempunyai wilayah-wilayah seberang lautan.

c. Pemerintahan
Negara memerlukan sejumlah organ untuk mewakili dan menyalurkan kehendaknya.
Bagi hukum internasional, suatu wilayah yang tidak memiliki pemerintahan dianggap bukan
negara dalam arti kata yang sebenarnya. Pemerintah adalah badan eksekutif dalam negara
yang dibentuk melalui prosedur konstitusional untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
yang ditugaskan rakyat kepadanya. Pemerintahan adalah syarat utama dan terpenting untuk
eksistensi suatu negara. Tatanan organisasi dalam suatu negara diperlukan, yang nantinya
akan mengatur dan menjaga eksistensi negara tersebut, maka pemerintahan mutlak harus ada
dalam suatu negara. Pemerintahan yang harus ada dalam suatu negara adalah pemerintahan
yang stabil, memerintah menurut hukum nasional negaranya, dan pemerintah tersebut
haruslah terorganisir dengan baik (well organized government)

d. Kemampuan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain


Menurut hukum internasional dan hubungan internasional, kecakapan negara dalam
melakukan hubungan internasional adalah suatu keharusan bagi suatu negara untuk
memperoleh keanggotaan masyarakat internasional dan subjek hukum internasional. Hal
inilah yang membedakan negara berdaulat dengan negara-negara bagian, atau negara
protektorat yang hanya mampu mengurus masalah dalam negerinya, tetapi tidak dapat
melakukan hubungan-hubungan internasional dan tidak diakui oleh negara-negara lain
sebagai subjek hukum internasional yang sepenuhnya mandiri. Negara bukan pula harus
identik dengan suatu ras, rumpun, atau bangsa tertentu, meski identitas demikian mungkin
juga ada. Hans Kelsen mengemukakan bahwa negara hanyalah pemikiran teknis yang
menyatakan bahwa sekumpulan aturan-aturan hukum tertentu yang berdiam di wilayah
teritorial tertentu. Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak
dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional, baik ditinjau secara faktual maupun
secara historis, dan hukum internasional itu sendiri adalah sebagaian besar terdiri atas
hubungan hukum antara negara dengan negara.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak dan
kewajiban yang diatur oleh hukum internasional, baik ditinjau secara faktual maupun secara
historis, dan hukum internasional itu sendiri adalah sebagaian besar terdiri atas hubungan
hukum antara negara dengan negara. Negara dalam sejarah perkembangan hukum
internasional dipandang sebagai subyek hukum terpenting dibandingkan dengan subyek
hukum internasional lainnya. Negara dinyatakan sebagai subjek hukum internasional yang
pertama karena kenyataan menunjukkan bahwa yang pertama melakukan hubungan
internasional adalah negara. Adapun negara yang menjadi subjek hukum internasional adalah
negara yang merdeka, berdaulat, dan tidak merupakan bagian dari suatu negara, artinya
negara yang mempunyai pemerintahan sendiri secara penuh yaitu kekuasaan penuh terhadap
warga negara dalam lingkungan kewenangan negara itu.

B. Saran
Adapun saran dari kelompok kami yaitu sebagai mana yang telah di jelaskan bahwa
Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak dan kewajiban yang
diatur oleh hukum internasional. Oleh karena itu, memberikan perlindungan terhadap
individu yang ada wilayah negaranya baik secara umum maupun secara khusus merupakan
tanggung jawab setiap negara.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://ninyasminelisasih.com/2011/08/24/subjek_hukum_internasional/ diakses pada 18 April


2021/10.02 WIB
https://repository.unimal.ac.id/2104/1/Bab%205.pdf/ diakses pada 18 April 2021/19:10:02 WIB
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/fd0f8611f3e985d2c51369e56c3c1332.pdf/ diakses
pada 18 April 2021/10:05 WIB
http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/00000000000000081850/2016_TA_HK_01009165_B
ab-1.pdf
https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=103880/ diakses pada 18 April 2021/10:10 WIB
https://ninyasminelisasih.com/2011/08/24/subjek_hukum_internasional/ diakses pada 18 April
2021/19:57 WIB
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/15/193000169/subyek-hukum-internasional/ diakses
pada 18 April 2021/ 20:33 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai