Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGIDENTIFIKASI KONSERVASI PADA TINGKAT SPESIES DAN POPULAS

(Digunakan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Konservasi)

Dosen Pengampu :

Adi Nestiadi, M.Pd

Dr. Suroso Mukti Leksono, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Endang Purnama 2281190014


2. Nurul Kholisoh 2281190017
3. Ayuni 2281190020
4. Indri Yuliani 2281190021
5. Yohanna Margaretha 2281190039
6. Rosminah 2281190041
7. Imam Fachrizal Rais 2281190065
8. Maulida Nikris 2281190067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Pendidikan
Konservasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Adi Nestiadi, M.Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Konservasi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni dan
juga terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Serang, 08 April
2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................,.,.............................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
2.1 Konsep Dasar Populasi Berukuran Kecil ……………………………………………… 2
2.2 Analisis Kelangsungan Hidup populasi / PVA (Population Viability Analysis) ……… 3
2.3 Metapopulasi …………………………………………………………………………… 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan ….…………………………………………………………………………… 7
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Segala kehidupan makhluk hidup baik mikroorganisme maupun makro
organisme tidak lepas dari sebuah asosiasi atau interaksi baik antara spesies maupun
antar populasi tertentu tanpa adanya asosiasi maka dapat dipastikan keeksistensian
suatu makhluk hidup tersebut akan rendah titik di dalam asosiasi atau interaksi tersebut
akan muncul suatu pola baik antar spesies maupun populasi yang khas dan beragam.
Melalui pola tersebut kita dapat mengetahui apakah suatu spesies atau populasi tersebut
mengalami permasalahan atau tidak Dan apakah keeksistensian suatu populasi maupun
spesies tersebut mampu mempengaruhi ke keeksistensian spesies maupun populasi
organisme yang lain
saat ini banyak sekali permasalahan dalam ruang lingkup konservasi biologi
salah satunya adalah permasalahan persebaran pola spesies dan populasi. lahan hutan
yang semakin sedikit dan aktivitas manusia menjadi salah satu penyebab terbesar yang
mempengaruhi persebaran pola spesies dan populasi suatu makhluk hidup detik adapun
pihak yang harus membantu dalam pelestarian flora dan fauna bukan hanya pihak
lembaga lembaga konservasi saja namun kita sebagai mahasiswa dan masyarakat
umum juga harus turut serta dalam mencapai tujuan pelestarian flora dan fauna.oleh
sebab itu kami mencoba untuk menyusun makalah ini sebagai salah satu pengetahuan
konservasi mengenai konservasi pada tingkat populasi dan spesies.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar dari populasi berukuran kecil ?
2. Apa itu analisis kelangsungan hidup populasi ?
3. Apa itu Metapopulasi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar dari populasi berukuran kecil.
2. Untuk mengetahui Apa itu analisis kelangsungan hidup populasi
3. Untuk mengetahui Apa itu Metapopulasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Populasi Berukuran Kecil


Secara umum, suatu rencana konservasi yang baik untuk spesies terancam punah
bertujuan agar sebanyak mungkin individu spesies tersebut dapat dilestarikan dalam habitat
yang berkualitas, dan agar seluas mungkin habitat tersebut dapat terlindungi. Griffiths and
Schaick (1993) mengemukakan istilah Minimum Valiable Population (MVP) untuk
mendefinisikan jumlah individu minimal yang diperlukan untuk menjaga keberlangsungan
hidup suatu spesies. MVP merupakan ukuran terkecil dari suatu populasi yang terisolir
dalam suatu habitat tertentu, yang memiliki peluang 99% untuk bertahan hidup selama
1000 tahun, di tengah berbagai resiko bencana yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tertentu,
termasuk demografi, peluang acak perubahan lingkungan, peluang acak genetik, dan
bencana alam. Ringkasnya MVP merupakan ukuran populasi terkecil yang diperkirakan
memiliki peluang yang sangat tinggi untuk bertahan hidup di masa mendatang. Griffith
menekankan bahwa definisi MVP dalam konteks ini tidak mutlak, karena ditentukan
berdasarkan tingkat peluang bertahan hidup, serta kerangka waktu yang akan diperkirakan
(atau diperhitungkan) oleh sang peneliti. Sebagai contoh, peluang bertahan hidup dapat
ditetapkan (dan diperkirakan) pada berbagai nilai, misalnya 95% atau 99%. Demikian pula
kerangka waktu, yang dapat disesuaikan dengan rencana perkiraan yang akan dilakukan,
misalnya 100 tahun atau 500 tahun. Dengan demikian, MVP merupakan pendekatan yang
memungkinkan dilakukannya perkiraan secara kuantitatif mengenai banyaknya jumlah
individu yang diperlukan untuk melestarikan suatu spesies.
Untuk mendapatkan ukuran MVP yang tepat bagi spesies terancam punah terkait
dibutuhkan penelitian terinci tentang demogarafi populasi dan disertai analisis lingkungan.
Setelah menetukan MVP, langkah berikut dalam penelitian konservasi spesies adalah
memperkirakan Minimum Dynamic Area (MDA). MDA merupakan luasan atau jumlah
habitat yang cocok dihuni agar MVP dapat dicapai atau dipertahankan. MDA dapat
dihitung dengan mempelajari luasan daerah jelajah individu maupun kelompok atau koloni
spesies terancam punah tersebut.
Contoh penetuan MVP yang berasal dari pemantauan terhadap 120 populasi “Kambing
bertanduk besar” Ovis canadensis di padang pasir barat laut AS. Sebagian dari 120 populasi
tersebut telah ddiikuti selama 70 tahun. Yang menarik adalah populasi yang berjumlah

2
kurang dari 50 individu punah dalam waktu 50 tahun, sementara pada saat bersamaan,
populasi yang memiliki jumlah lebih dari 100 individu hampir seluruhnya dapat bertahan.

Gambar Hubungan antara ukuran populasi pada kambing bertanduk besar “ Ovis canadensi
pada saat awal (N) dengan presentase populasi yang bertahan dari wakru ke waktu.

Hampir seluruh populasi yang memiliki lebih dari 100individu ternyata bertahan lebih
dari 50 tahun. Populasi yang memiliki ukuran atau jumlah kurang dari 50 individu akhirnya
punah dalam 50 tahun. Dalam perhitungan ini tidak dimasukkan data populasi-populasi
berukuran kecil yang dikelola aktif dan sering menerima tambahan satwa yang dilepas ke
dalam Habitat tersebut.

2.2 Analisis Kelangsungan Hidup populasi / PVA (Population Viability Analysis)


PVA meupakan tahap lanjut analisis demografik. Tujuan PVA adalah mempelajari
apakah suatu spesies mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup di suatu
lingkungan.PVA merupakan sautu analisis resiko untuk memperkirakan kemungkinan
kepunahan populasi di masa depan. Sebagai alat bantu yang penting bagi PVA diterapkan
berbagai metode statistika dan matematika. Dengan mengetahui kebutuhan spesies
terkait,serta sumber-sumber yang tersedia dalam lingkunganya,PVA mampu
mengidentifikasi resiko kepunahan bagi suatu spesies. PVA berguna untuk mengetahui
akibat yang ditimbulkan oleh fragmentasi dan hilangnya habitat,serta pengaruh degradasi
habitat bagi spesies langka.
Sebagai bagian penting dari PVA .seringkali diperkirakan dampak upaya pengelolaan
seperti perubahan perburuan,maupun perubahan perburuan,maupun perubahan habitat
yang dilindungi. PVA dapat memberikan model atau simulasi dampak,misalnya : ketika
ukuran suatu populasi diperbesar melalui proses penambahan individu dari lokasi lain

3
maupun penangkaran. Lebih lanjut,PVA bermanfaat memantau fluktuasi ukuran populasi
dari suatu spesies, Contoh PVA yang dilakukan bagi spesies lain di luar indonesia adalah
sebagai berikut :

Gambar Probabilitas Kumulatif Terhadap Kepunahan Gajah


Upaya pelestarian gajah Africa Loxodonta africana telah diangkat menjadi masalah
internasional,karena selain jumlahnya yang menurun pesat ,spesies ini merupakan lambang
kehidupan liar dunia. Suatu PVA yng dilakukan di Taman Nasional Tsavo di
Kenya,menunjukkan bahwa untuk mencapai probabilitas sebesar 99% dari populasi yang
dapat bertahan selama 1000 tahun ,maka diperlukan areal perlindungan 2.500 km2 .
Dengan kepadatan sebesar 12 individu per 10 km2 ,berarti diperlukan populasi awal sebesar
3000 satwa. Dengan ukuran tersebut,populais yang ada dapat bertahan terhadap perburuan
skala kecil.

2.3 Metapopulasi
Seiring dengan berjalanya waktu,suatu spesies dapat punah dari suatu lokasi,sementara
populasi baru dapat terbentuk di lokasi lain yang sesuai dan berdekatan dengan lokasi
semula. Berbagai spesies yang hidup dalam habitat sementara dapat digolongkan menjadi
metapopulasi. Metapopulasi atau sering disebut sebagai populasi dari populasi adalah
sejumlah populasi yang membentuk suatu mosaik yang dinamis dan saling berhubungan
melalui peristiwa-peristiwa migrasi maupun penyebab pasif (Hines, 2005). Pada spesies
tertentu ,setiap populasi atau anggota metapopulasi dapat disusun oleh suatu atau lebih
populasi inti (core/source) dengan jumlah yang mapan,serta dikelilingi beberapa populasi
satelit (sink) yang berfluktuasi,akibat peristiwa migrasi. Populasi satelit tersebut dapat
menghilang bila keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Namun,populasi satelit juga
dapat terbentuk kembali saat lingkungan berubah menguntungkan dan ketika kolonisasi
terjadi kembali oleh individu-individu yang bermigrasi dari populasi inti.

4
Metapopulasi juga dapat dijadikan suatu permodelan (Stastical modelling) yang baik.
Contohnya :

Gambar Pola Metapopulasi


Berbagai pola metapopulasi yang dapat ditemukan di alam . Ukuran suatu populasi
setara dengan ukuran lingkaran yang mewakilinya. Panah-panah menunjukkan arah dan
intensitas migrasi antar populasi tersebut.Tiga
a. populasi yang tidak saling terkait
b. Metapopulasi sederhana yang terdiri atas tiga populasi yang saling berinteraksi
c. Metapopulasi dengan satu populasi inti yang besar dan tiga Populasi satelit
d. Metapopulasi dengan interaksi yang rumit
Model metapopulasi ini memiliki kelebihan, karena pada kenyataanya populasi lokal
bersifat dinamis dan terdapat kemungkinan pertukaran maupun perpindahan
individu.Berikut ini adalah 2 contoh yang menunjukkan bahwa pendekatan metapopulasi
dapat berguna untuk mengelola spesies :
1. Pada” California mountai sheep” Ovis canadensis yang hidup pada gurun di barat
daya Kalifornia terjadi perubahan mosaik populasi. Hewan tersebut terlihat
berpindah antarjajaran pegunungan meninggalkan daerah yang telah dihuni dan
menghuni wilayah baru yang belum dihuni. Upaya pelestariaan spesies ini dapat
dilakukan dengan melindungi jalur perpindahan dan wilayah yang berpotensi
dihuni olehnya.
2. “Furbish’s lousewort” (Pedicularis furbishiae) merupaka tumbuhan endemik yang
hidup sepanjang sungai St.John di Maine dan New Brunswick,yang mengalami
banjir berkala (Gamauf, 2005). Banjir seringkali menghancurkan populasi
tumbuhan yang ada,namun banjir juga dapat mengakibatkan terbentuknya rataan di
tepi sungai,habitat yang sesuai untuk membentuk populasi baru spesies ini. Studi
yang berkenaan dengan satu populasi saja akan menghasilkan gambaran yang tidak

5
utuh terhadap spesies ini,karena populasi yang ada berumur pendek dan
menghasilkan biji yang disebarkan melalui air ke lokasi yang baru.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rencana konservasi yang baik untuk spesies terancam punah bertujuan agar
sebanyak mungkin individu spesies tersebut dapat dilestarikan dalam habitat yang
berkualitas dan agar seluas mungkin habitat tersebut dapat terlindungi. PVA merupakan
sautu analisis resiko untuk memperkirakan kemungkinan kepunahan populasi di masa
depan. Tujuan PVA adalah mempelajari apakah suatu spesies mempunyai kemampuan
untuk bertahan hidup di suatu lingkungan. Seiring dengan berjalanya waktu,suatu
spesies dapat punah dari suatu lokasi,sementara populasi baru dapat terbentuk di lokasi
lain yang sesuai dan berdekatan dengan lokasi semula. Berbagai spesies yang hidup
dalam habitat sementara dapat digolongkan menjadi metapopulasi. Metapopulasi atau
sering disebut sebagai populasi dari populasi adalah sejumlah populasi yang
membentuk suatu mosaik yang dinamis dan saling berhubungan melalui peristiwa-
peristiwa migrasi maupun penyebab pasif.

3.2 Saran

Pembaca diharapkan untuk memperhatikan pengambilan sumber yang


dijadikan sebagai rujukan, karena hal tersebut dapat membuat konsep yangdisampaikan
tidak tepat atau salah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Griffiths M. & C. P. v. Schaick 1993. The Impact of Human Traffic on the Abundance and
Activity Periods of Sumatran Rain Forest Wildlife Conservation Biology

Hines, T. 2005. Past and Present Bobwhite Management in South Central Florida.
Proceedings of the 1st Quail Management Shortcourse. In. Giuliano, B., E. Willcox dan A.
Willcox. 2005. Past and Present Bobwhite Management in South Central Florida.
Proceedings of the 1st Quail Management Shortcourse. Department of Wildlife Ecology
and Conservation Institute of Food and Agricultural Sciences. Florida Cooperative
Extension Service. University of Florida. Florida.

Gamauf A, Gjershaug J-O, Røv N, Kvaløy K, Haring E. 2005. Species or Subspecies? The
Dilemma of Taxonomic Ranking of Some South-East Asian Hawk-Eagles (genus
Spizaetus). Bird Conservation International.

Anda mungkin juga menyukai