1. Hanafi Kasar Ibu orang kampong dan perasaan ibu kampong semua. (Halaman 29)
Tidak ubah dengan kerbau bangsa kita, Bu. (Halaman 29)
Kemanakah si Buyung? Apakah ia disuruh tidur dahulu? Rapiah!
Ambil anak itu! (Halaman 81)
Kau mengeluarkan kata-kata tajam pada istrimu dengan tidak ada fasal
atau karena, sedang aku, istrimu yang seolah-olah digencet oleh kedua
belah pihaknya, yaitu kawan dan suaminya sendiri. (Halaman 151)
Suami yang kejam itu hanya menuduh sesuka hati saja. (Halaman 160)
Sombong Segala hal ihwal yang berhubungan dengan orang melayu, dicatat dan
dicemoohkannya, sampai kepada adat lembaga orang melayu dan
agama islam tidak mendapat perindahan serambut juga. (Halaman 29)
Saya tidak berhubungan kepentingan dengan mereka. (Halaman 31)
Mana rupanya anaka negeri ini yang sepadan dengan aku? (Halaman
34)
Akulah yang mengatur segala permainan, aku yang mendamaikan
segala perselisihan, aku yang menetukan segala jalan, dan belum ada
seorang jua pun di antara kawan-kawan yang memusuhi aku, bahkan
mereka mencari aku menjadi kawannya, jika berselisih dengan yang
lain. (Halaman 150)
Egois Dengan kekerasan ia menolak pakaian destar saluki, yaitu pakaian
orang minangkabau. (Halaman 71)
Hanafi makin lalu-lalang kepada Rapiah, yang akhirnya dipandangnya
bukan lagi istri. (Halaman 78)
Ibu pula yang mencampur mulut bila aku sedang mengajar istri yang
tidak tahu ketertiban itu. (Halaman 84)
Keras kepala Sebenarnya Hanafi amat keras kepala, jika kehendaknya dibantah atau
katanya disolang, kadang-kadang perangainya berupa kanak-kanak
yang suka berguling-guling di tanah, sebab pintanya tidak berlaku.
(Halaman 147)
Hanafi → Corrie Kuatkah engkau menunggang karena angina, atau perlukah aku
mencarikan mobil? (Halaman 98)
Engkau naik kereta angina aku menuntun, dengan tidak usah
engkau berdayung. Kalau digerak-gerakkan lutut itu, boleh jadi
ia bertambah sakit. (Halaman 98)
Oh sebeitu sudah cukup buat menahan keyakinanku, sampai
beginilah keyakinan kita! Inilah kiranya istri yang kubeli
dengan berbagai korban. (Halaman 163)
Hanafi → Buyuang Diam! Bawa anak itu ke belakang, angkat teh ke kebun!
(Halaman 81)
Hanafi → Piet Terimakasih Piet, engkau benar-benar seorang sahabat.
(Halaman 190)
Piet engkau sudah berlaku sebagai seorang sahabat kepadaku,
baiklah aku akui hal itu berulang-ulang di mukamu. Benar
engkau netral, artinya engkau tak mau campur dalam perkaraku
dengan istriku. (Halaman 192)
5. Corrie Corrie → Hanafi Sebenarnya yang sangat kuhendaki ialah jika kita berjalan
sama-sama ke Salemba. (Halaman 98)
Meskipun taka da cintamu kepada istri itu, tapi sebab menjadi
istrimu, haruslah engkau memeliharanya dan menghormatinya
sebagai istrimu juga. (Halaman 104)
Mulai dari saat itu Corrie sudah berasa sendiri, bahwa
perasaannya pada Hanafi memang sudah perasaan kepada
saudara lagi. (Halaman 110)
Han, mudah-mudahan Tuhan yang mahakuasa akan
meneguhkan tali percintaan kita, hanya aku tahu aku ber fiil
buruk. (Halaman 145)
Corrie → Simin Simin tolong ambilkan saya es sama sirop asam, oh tidak sirop
vanili saja (Halaman 19)
7. Rapiah Rapiah → Hanafi Hanafi, perjodohan dua orang manusia itu bukanlah dalam
genggaman kita, melainkan dalam kekuasaan Tuhan juga. Jika
cintamu kepadaku sungguh-sungguh besar dan suci,maka cinta
itu tidaklah akan memaksa meminta sesuatunya dari padaku
yang tidak atau belum dapat kuberikan. (Halaman 97)
Rapiah → Ibu Hanafi Ibu pun tidak bersuami, lebih kurang sudah lima belas tahun
hidup meranda, oh alangkah patutnya jika ibu saja yang
menerimanya. (Halaman 178)
9. Ayah Corrie Ayah Corrie → Corrie Corrie, anakku, dengarlah baik-baik. Tadi sudah aku katakana
perasaan papa, tapi di dalam hal yang sangat penting ini buat
kehidupan, wajiblah pula kita kemukakan pikiran yang sehat.
(Halaman 24)
Minumlah aspirin sebuah Corrie, rupanya engkau masuk
angina. (Halaman 27)
10.Ibu Hanafi Ibu Hanafi → Hanafi Hanafi sudah lama aku hendak berandai-andai denganmu,
anakku hanya engkau seorang saja, ayahmu sudah sampai
ajalnya, tidak lain hidupku hanya lah buat kau sendiri saja.
(Halaman 30)
Kesayangan Hanafi kepada ibunya, belum berapa berlipat-lipat
ganda kasih ibu kepada anak tunggal yang sudah tak berayah
lagi. (Halaman 54)
Coba-cobalah barang sekali menggantikan p2ekerjaan
perempuan atau bujang, supaya tahu menghargakan peluh orang
yang keluar dalam berhambakan diri itu. (Halaman 81)
Ibu Hanafi → Rapiah Sebab engkau berpuasa, Rapiah, tidak puas hati ibu jika
makanmu kurang sepertinya. Meskipun akan kau makan atau
tidak, asal makanan cukup sedia, hati ibu pun cukup senang.
(Halaman 111)
Engkau kehilangan suami, Rapiah! Ibu kehilangan anak!
Sudikah engkau menggantikan tempat Hanafi dirumah tangga
ibu di kota Anau, marilah kita ke kampong. (Halaman 124)
12.Nyonya Asissten Residen Nyonya Asissten Residen→ Tahukah engkau Hanafi kewajiban sebenar-benarnya terhadap
Hanafi kepada seorang perempuan. Engkau berkata tahu benar pada
adat Belanda. Secara perangaimu kepada istrimu itu, seolah-
olah menjadi penghinaan akan adat Belanda itu. (Halaman 76)
Aku berkata kepadamu bukanlah sebagai seorang nyonya
sepmu, melainkan sebagai seorang perempuan, yang merasa
hati benar atas perbuatan seorang laki-laki yang mengaku
terpelajar, terhadap kepada sesamanya perempuan. (Halaman
77)
13.Nyonya Pasion Nyonya Pasion → Corrie Ya nyonya, pendapat manusia tak usah kita pikirkan, bahwa
sesungguhnyalah dunia ini buruk- hanya Tuhan sudah
menurunkan rahmat bagimu, karena ia sudah mengembalikan
suamimu. (Halaman 173)