Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


“MORFOLOGI SERANGGA SECARA UMUM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman

Disusun oleh
Nama : Reza Maulana Muhammad
NIM : 444216006
Kelas : IIA
Kelompok : 2(Dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kitaingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum Biologi Umum ini.
Laporan yang berjudul “MORFOLOGI SERANGGA SECARA UMUM”
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas Laporan praktikum
Biologi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan
praktikum saya ini bermanfaat.

Serang, September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Morfologi Serangga 3
2.2 PengertianSerangga 3
2.3 Macam-Macam Ordo Serangga 6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat 9
3.2 Alat dan Bahan 9
3.3 Cara Kerja 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 10
4.2 Pembahasan 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 15
5.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serangga adalah binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai nama lain
insekta dan hexapoda. Kata insekta atau insect berasal dari kata insecare. Kata
tersebut mengandung dua arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti
“memotong” atau “membagi”. Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai
tubuh terbagi-bagi atau bersegmen-segmen. Sedangkan hexapoda terdiri dari dua
kata hexa dan poda. Hexa mempunyai arti “enam” dan poda mempunyai arti
“kaki” sehingga hexapoda berarti binatang berkaki enam. Golongan binatang
secara berurutan akan terdiri atas beberapa phyila, satu phyila terdiri atas
beberapa klas, demikian seterusnya yang berarti jumlahnya akan terus
meningkat dalam setiap kelompok. Kelompok spesies/ jenis terdiri atas
sekitar satu juta nama. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut
entomologi Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang
dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera
(misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan
Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat).
Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya
tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota
karena memiliki sayap. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai
hama. Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami.
Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000
spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di
temukan hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
kapasitas reproduksi yang tinggi, kemempuan memakan jenis makanan yang
berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya (Pracaya, 2004).
Sesungguhnya tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. Enam ruas
terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk toraks dan 11 ruas
membentuk abdomen. Tidak seperti halnya vertebrata, serangga tidak memiliki

1
kerangka dalam, oleh karena itu tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding
tubuh yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskleton). Proses pengerasan
dinding tubuh tersebut dinamakan sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga
disebut integument. Integument terdiri atas satu lapis epidermis (yang dapat
menghasilkan lapisan luar yang keras), selput (membran) dasar dan kutikula
(Jumar, 2000).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Agar mahasiswa mengetahui morfologi serangga secara umum
2. Agar mahasiswa mampu menggunakan alat penangkap serangga

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah
1. Mengetahui lebih dalam dan mendetail Mengenai morfologi serangga
2. Mengetahui lebih dalam Macam-Macam Ordo Serangga
3. Mengetahui Peralatn penangkap serangga

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Serangga


Kelas insecta dikenal sebagai hama tanaman, namun ada beberapa yang
bertindak, sebagai musuh alami hama (parasitoid dan predator). Serta sebagai
seraangga penyerbukan secara umum morfologi anggota kelas insecta ini adalah :
a. Tubuh terdiri dari ruas-ruas (segmen) dan terbagi ke dalam tiga daerah
yaitu caput, thoraks, dan abdomen.
b. Kaki berjumlah 3 pasang pada thoraks.
c. Antenna satu pasang
d. Berdasarkan sayap insecta dibedakan menjadi dua sub-klas :
e. Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5
cm dan memiliki antenna panjang. Umumnya berkembang secara
ametabola. Contoh hewan ini adalah kutu buku.
f. Peterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal
dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.
g. Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo berdasrkan tipe sayap,
mulut, dan metamorfosisnya :
h. Orthroptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.
Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.
i. Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya
walang sangit (Leptocorisa acuta), dan kutu busuk (Cymex rontunudus).
j. Homoptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya
wereng coklat (Nilaprata lugens).
k. Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya adalh capung
(Pantala) (Levin,1990).

2.2 Pengertian Serangga


Serangga (Insekta) digolongkan dalam phylum Arthropoda. Serangga sebagai
salah satu golongan hewan penghuni terbesar dimuka bumi. Diperkirakan bahwa
jumlah seluruh serangga menduduki tiga perempat bagian dari semua hewan yang

3
ada, dan dari jumlah tersebut 750.000 spesies telah berhasil diketahui dan diberi
nama. Jumlah tersebut merupakan lebih kurang 80% dari phylumnya sendiri
(Falahudin, 2015).
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali
dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas
segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh :
laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu,
udang, lalat / laler, kecoa. Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa
diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran
kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam . Hewan arthropoda
memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya
bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies
hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan
lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan
mengalami pengelupasan (Radiopoetro, 1996)
Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas,
tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh
zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-
bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem
saraf berupa sistem saraf tangga tali, coelom pada hewan dewasa adalah kecil dan
merupakan satu rongga berisi darah dan disebut haemocoel. Klasifikasi antropoda
terdiri dari klas crustae, contoh: udang ; klas onychophora, contoh : preparatus ;
klas chilopoda, contoh : kelabang ; klas diplopoda, contoh : kelemayar ; klas
insecta, contoh : belalang ; klas arachnoidae, contoh : laba-laba ; klas pauropoda,
contoh : pauropus dan klas symphyla, contoh : scutigerella (Radiopoetro, 1996)
Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling
dominan di antara spesies hewan lainnya dalam Filum Arthropoda. Ekosistem
alami memiliki keseimbangan alami yang tetap terjaga, yaitu spesies berinteraksi
satu sama lain dan juga dengan lingkungan fisiknya. Masing masing spesies
dalam suatu komunitas mencapai status tertentu yang tetap untuk periode waktu
tertentu dan resisten terhadap perubahan (Rahadian dkk., 2009).

4
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan
beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang) karena itulah mereka
disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”).
Serangga termasuk kedalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi
lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya
kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah dan tabuhan) dan memiliki
sayap. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang
sangat tinggi. ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses
berkolonisasi di bumi (Pracaya, 2004).
Bentuk dan ukuran antena pada setiap jenis serangga berbeda beda. Beberapa
bentuk antena tersebut adalah : filiform yaitu bentuknya menyerupai benang dan
pada setiap ruas mempunyai ukuran bentuk silindris yang sama. Adapun fungsi
antena pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada umumnya fungsi
utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium. pada bagian-
bagian mulut serangga diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu : Mandibulata
(pengunyah) dan haustelata (penghisap), tipe alat mulut pengunyah dan Mandibel
bergerak secara transversal dari sisi ke sisi. Serangga tersebut biasanya mampu
menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki bagian-
bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh dan melalui
alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit yaitu Mulut tipe penggigit
dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya mulut
belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-
penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing . Contohnya nyamuk.
Mulut penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat
seperti belalai panjang yang dapat digulung, contohnya mulut kupu kupu. Dan
Mulut penjilat yaitu Mulut tipe penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat.
(Jumar, 2000).
Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak
tempat dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang
beragam. Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebut
hama, tetapi tidak semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga
serangga berguna seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator

5
dan parasitoid. setiap serangga mempunyai sebaran khas yang
dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan populasi(Siregar,
2014)

2.3 Macam-Macam Ordo Serangga


Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting,
karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi
yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau
menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga
menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga
muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam
identifikasi. (Rioardi, 2009).
Serangga (insekta) dibagi menjadi 2 subkelas:
1. Apterygota ( Tidak bersayap)
2. Pterygota ( Bersayap)
Untuk penggolongan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama ordo-ordo
ini terbagi menjadi enam golongan yaitu:
1. Ordo Orthoptera
Artinya, kata orthos yang berarti”lurus” dan pteron artinya “sayap”.
Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan,
namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Alat mulut
nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum,
sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus
maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya.Tipe metamorfosis ordo ini
adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Beberapa
contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.),
belalang pedang (Sexavaspp.), jangkrik (Gryllus mitratusBurn dan Gryllus
bimaculatus De G.), anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.) (Sembel, 2012).
2. Ordo Hemiptera
Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga
dari ordo ini pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap
tubuh serangga lain. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong

6
(rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Tipe
perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu (telur - nimfa –
imago). Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman.
Contoh serangga ordo Hemiptera ini adalah : kepik buah jeruk (Rynchocoris
poseidon Kirk), hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis
antonii), walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada (Dasynus
viridula) (Borror, 1992).
3. Ordo Homoptera
Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini
mempunyai sayap depan bertekstur homogen.Tipe perkembangan hidup serangga
ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga iniantara lain::
wereng coklat (Nilaparvta lugens), wereng hijau (Nephotettix apicalis), kutu
loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae) (Prabowo, 2002).
4. Ordo Lepidoptera
Artinya lepidos berarti “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut
dari ordolepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut
menghisap.Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-
imago).Larva sangat berpotensi sebagai hama tanaman, sedangkan
imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis
bunga-bungaan yang termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain : ulat daun
kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu pastur (Papilio memnon L), ulat
penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls), penggerek padi
putih (Tryporyza innotata Walker) (Sembel, 2012).
5. Ordo Coleoptera
Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”, tipe serangga ini memiliki sayap
depan yang mengeras dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap
belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang
tipis.Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis
sempurna yang perkembangannya melalui stadia : (telur - larva-
kepompong(pupa) - dewasa (imago) ). Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan
imago (menggigit-mengunyah) dan jenis serangga yang termasuk ke dalam tipe

7
ordo ini adalah antara lain: kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.) (Prabowo,
2002).
6. Ordo Diptera
Di artinya “dua”dan pteron artinya“sayap”merupakan bangsa lalat, nyamuk
meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong -imago).
Jenis serangga dalam golongan ini, antara lain : lalat buah (Bactrocera sp.), lalat
bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia philippina),
hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason) (Borror, 1992).
7. Ordo Odonata
Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah dikenal,
Metamorfosisnya bersifat Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai adanya alat
tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Salah satu jenis serangga yang
masuk pada ordo ini adalah Contohnya Capung (Ischnura ceruvula) (Borror,
1992).

8
BAB III
METOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pengenalan Morfologi Serangga Secara Umum dilaksanakan pada
hari Selasa, 19 September 2017, pukul 07.00 – 09.00 WIB. Bertempat di Komplek
Bumi Mutiara Serang(BMS).

3.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Insect Box, Insect Net, Gelas
Jam, Insect Aspirator, Kapas, Kaca Pembesar, HVS dan Alat Tulis
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Belalang, Capung dan
Kupu-kupu

3.3 Cara Kerja


1. Disiapkan peralatan untuk menangkap serangga
2. Digunakan alat Insect Net untuk menangkap serangga
3. Setelah serangga ditangkap lalu masukan ke Insect Box
4. Setelah dimasukan ke Insect Box, dibiarkan serangga beberapa saat
5. Lalu serangga dimasukan ke gelas jam yang sudah di semprot oleh Insect
Aspirator
6. Dibiarkan beberapa saat sampai serangga pingsan
7. Setelah itu amati bentuk tubuh serangga yang sudah ditangkap
8. Di gambar bentuk dan bagian-bagian serangga di HVS

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Serangga
No Gambar Keterangan

1. Kepala
2. Thorax
3. Abdomen
4. Kaki Depan
5. Kaki Belakang
1.
6. Antenna
7. Sayap
8. Tympanum
9. Mata
10. Mulut

Belalang(Valanga nigricornis)

1. Kepala
2. Thorax
3. Abdomen
4. Mulut
2. 5. Sayap Depan
6. Sayap Belakang
7. Antenna
8. Kaki
9. Mata

Kupu-Kupu (Rhopalocera)

10
1. Kepala
2. Thorax
3. Abdomen
4. Mata
3. 5. Kepala
6. Mulut
7. Tungkai
8. Sayap

Capung (Anisoptera)

4.2 Pembahasan
Seperti yang dikemukakan oleh (Levin,1990) Kelas insecta dikenal sebagai
hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak, sebagai musuh alami hama
(parasitoid dan predator). Serta sebagai seraangga penyerbukan secara umum
morfologi anggota kelas insecta ini adalah :
a. Tubuh terdiri dari ruas-ruas (segmen) dan terbagi ke dalam tiga daerah
yaitu caput, thoraks, dan abdomen.
b. Kaki berjumlah 3 pasang pada thoraks.
c. Antenna satu pasang
d. Berdasarkan sayap insecta dibedakan menjadi dua sub-klas :
e. Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5
cm dan memiliki antenna panjang. Umumnya berkembang secara
ametabola. Contoh hewan ini adalah kutu buku.
f. Peterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal
dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.
g. Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo berdasrkan tipe sayap,
mulut, dan metamorfosisnya :
h. Orthroptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.
Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.

11
i. Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya
walang sangit (Leptocorisa acuta), dan kutu busuk (Cymex rontunudus).
j. Homoptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya
wereng coklat (Nilaprata lugens).
k. Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya adalh capung
(Pantala).
Sesuai yang dikemukakan oleh (Falahudin, 2015) Serangga (Insekta)
digolongkan dalam phylum Arthropoda. Serangga sebagai salah satu golongan
hewan penghuni terbesar dimuka bumi. Diperkirakan bahwa jumlah seluruh
serangga menduduki tiga perempat bagian dari semua hewan yang ada, dan dari
jumlah tersebut 750.000 spesies telah berhasil diketahui dan diberi nama. Jumlah
tersebut merupakan lebih kurang 80% dari phylumnya sendiri .
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan
kemampuan melompat. Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat.
Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam
kelompok serangga Orthoptera.
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap,
dan 2 antena. Belalang kayu ini memiliki tipe mulut penguyah-penggigit, Belalang
kayu ini bernafas dengan trakea, Kaki belakang yang panjang digunakan untuk
melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan.
Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada
belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap.
Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa
prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara
fungsional mirip dengan gendang telinga manusia, Belalang bernafas dengan
trakea. Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk
dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton).
Kupu-kupu memiliki cirri-ciri badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput
(kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki),
Kepala kupu-kupu berbentuk bulat kecil yang menganban alat makan dan
memiliki sensorik. Alat makan pada kupu-kupu dinamakan proboscis, dan dua

12
pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung
ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar)
dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh
membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut)
tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
Kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon,
probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem
pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di kepala. antena adalah alat sensor
yang terdapat di kepala serangga dewasa. Antena ini digunakan untuk mencium
dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit
membulat yang disebut sebagai antennal club. mata kompon kupu-kupu terdiri
dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya.
Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. kupu-kupu
dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan
probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak
digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air. palp labial
membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan
atau bukan.
Dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana kaki
dan sayap terpasang. kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di
depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama
sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat
kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap
Abdomen merupakn bagian yang lunak daripada kepala dan dada. Perut pada
kupu-kupu memiliki tujuh (tujuh) atau 8 (delapan ) segmen yang mudah terlihat.
Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri
dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi
ovipositor (alat untuk meletakan telur).
Adapun morfologi dari capung yaitu, Capung memiliki mata yang mampu
melihat ke segala arah dengan dilengkapi mata majemuk, tiga oseli dan bulu
pendek menyerupai antena serta tipe mulut mandibulata. Toraks relatif kecil dan
kompak (protoraks dan dua ruas toraks lainnya berukuran kecil) dan pada

13
permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di antara pronotum dan dasar
sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura.
Capung memiliki tungkai relatif pendek yang merupakan bentuk adaptasi
untuk hinggap, menangkap dan menahan mangsa. Tungkai terdiri dari trokanter
dan femur kuat; tibia yang ramping tanpa taji dan tiga ruas tarsi. Pada tibia capung
famili Corduliidae dan Cordulegastridae terdapat beberapa duri.
Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran
panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa
mencapai 17 cm. Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari
beberapa ruas, meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas
yang bersifat fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai
alat bantu pernafasan bagi capung. Ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua,
kedelapan, dan kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Simpulan dari praktikum yang sudah dilakukan praktikan mengetahui
berbagai macam serangga dengan berbeda ordo. Serangga adalah hewan yang
teramsuk kedalam kelompok utama hewan beruas.
Keberadaan serangga ada yang menguntungkan dan ada juga yang tidak
menguntungkan. Kebedaraan spesies serangga hampir 80% lebih banyak
dibandingkan jenis hewan lain, sehingga hewan jenis serangga ini dapat mudah
berkebang biak. Struktur tubuh serangga terbagi menjadi tiga, yaitu kepala,
thorax, dan abdomen.
Serangga dibagi menjadi beberapa ordo, antara lain: Ordo Orthoptera (bangsa
belalang), Ordo Hemiptera (bangsa kepik), Ordo Homoptera (wereng, dan kutu),
Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat), Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk),
Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut), dan Ordo Odonata (bangsa
Capung)
Ciri khas Serangga Secara umum yaitu bagian tubuh serangga berbagi menjadi
3 (tiga), yaitu kepala (head), dada (thorax), dan perut (abdomen). Ciri-ciri umum
serrangga adalah memiliki 2 pasang sayap, 3 pasang kaki di bagian dada (thorax),
dan memiliki antenna di kepala (head).

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum mikrobiologi adalah sebagai berikut:
Sebaiknya dalam praktikum kali ini agar lebih detail menjelaskan tentang
morfologi serangga, karena saya rasa terlalu singkat penjelasannya sehingga
praktikan kurang dapat memahami materi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Borror, dkk. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta

Falahudin Irham,dkk.2015. Identifikasi Serangga Ordo Coleoptera Pada Tanaman


Mentimun(Cucumis sativus L) Di Desa Tirta Mulya Kecamatan Makarti
Jaya Kabupaten Banyuasin II. Jurnal Biota Vol. 1 No. 1

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Prabowo T. 2002. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.

Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta

Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Rahadian dkk., 2009. Keanekaragaman Arthropoda Di Gudang Beras. Jurnal HPT


Vol. 03 No.02.

Riordi, 2009. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Tri ganda karya, Bandung.

Sembel Dantje. 2012. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Penerbit Andi,


Yogyakarta.

Siregar Anna Sari,dkk.2014. Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe


Lahan Sawah. Jurnal Online Agroekoteknologi .vol 2 no 4

16

Anda mungkin juga menyukai