Anda di halaman 1dari 4

CRITICAL JOURNAL REPORT

PEMBELAJARAN TEMATIK
“PEMBELAJARAN TEMATIK DAN
PEMBELAJARAN FRAGMENTAL DI SEKOLAH
DASAR”

Disusun oleh :
Nama : Fatmala Yanti Simbolon
NIM : 1153111023
Kelas : E1 Reguler 2015

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
REVIEW JURNAL
Judul Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di
Sekolah Dasar
Jurnal Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember
2009
Download http://bpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-
No13-Thn8-Desember2009.pdf
Volume & Halaman No.14/Tahun ke-9/hal.44-57
Tahun Desember 2009
Penulis Hilda Karli
Reviewer Fatmala Yanti Simbolon
Tanggal 16 April 2017
Tujuan Penelitian Penelitiaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah
kesulitan guru melaksanakan pembelajaran tematis serta
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan antar
pembelajaran tematik dan pembelajaran fragmental.
Subjek Penelitian Yang menjdi subjek penelitian pada jurnal ini adalah siswa
kelas I-III di SD Guntur 04 Jakarta.
Assessment Data Berdasarkan apa yang tertulis pada jurnal, menurut reviewer
penulis memperoleh data dari hasil pengamatannya
(observasi) selama memberikan pelatihan mengenai
pembelajaran tematik hampir di seluruh Indonesia. Dengan
data yang telah penulis peroleh, data tersebut kemudian
dikaji kembali berdasarkan teori-teori yang ada berkaitan
dengan data tersebut.
Metode Peneletian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Dalam pelaksanaannya PTK dilakukan empat
tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan, observasi,
dan refleksi melalui sistem spiral.
Langkah Penelitian Langkah-langkah atau tahapan yang dilalui penulis dalam
melakukan penelitian yaitu:
1. Menentukan metode penelitian
2. Mengumpulkan data
3. Membuat pembahasan
4. Membuat kesimpulan
Hasil Penelitian Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa pembelajaran
tematik sangat cocok untuk diterapkan pada siswa kelas
rendah karena siswa kelas rendah masih berpikir secara
holistik (keseluruhan), masih senang bermain-main, rasa
ingin tahunya besar, dan masih berpikir secara konkret.
Namun sayangnya masih banyak sekali guru-guru yang
masih kesulitan dalam melaksaksanakan pembelajaran
tematik tersebut.
Tidak ada suatu pembelajaran yang dianggap paling ideal
untuk dilaksanakan di SD. Tergantung situasi dan kondisi
serta kebutuhan dari setiap sekolah. untuk itu setiap
pembelajaran pasti punya kelebihan dan kendalanya masing-
masing. Adapun kelebihan pembelajaran tematik adalah
memberikan pengalaman dan kegiatan belajar relevan
dengan tingkat perkembangan anak sehingga hasil belajar
akan lebih tahan lama selain itu mengasah keterampilan
berpikir dan skill selain penguasan konsep. Dengan
kelebihan itu masih terdapat Kendala-kendala Pembelajaran
Tematik antara lain: keluhan guru saat merencanakan
pembelajaran tematik yang memakan waktu dan tenaga yang
lebih banyak mulai dari penyusunan matriks tematik, jaring
laba-laba, program semester, silabus, RPP sekaligus dibuat
dalam 1 semester serta harus menyediakan media yang sesuai
dengan tema.
Sementara itu Kelebihan pembelajaran fragmented antara
lain: konsep dari setiap mata pelajaran dapat diajarkan pada
siswa secara mendalam dan memiliki kemurnian sendiri.
Guru dapat menyiapkan RPP sesuai dengan keahliannya,
sehingga dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan
yang diprioritaskan dalam setiap mata pembelajaran. Bahan
pelajaran yang disajikan dapat disajikan secara logis dan
sistematis serta memudahkan guru menyusun RPP. Dengan
kelebihan itu pula masih terdapat kendala-kendala dalam
pembelajaran fragmental, yaitu guru dalam menyampaikan
informasi masih cenderung ceramah sehingga masih bersifat
“teacher centered”. Guru perlu menyiapkan banyak latihan
soal dan kata tanya agar pembelajaran tidak bosan sehingga
siswa seperti “drill” soal latihan kurangnya penekanan pada
proses pembelajaran sehingga hasil belajar tidak tahan lama
karena setiap mata pelajaran mempunyai contoh yang
berbeda dan kurang di maknai dalam lingkungan sekitarnya.
Pola pikiran siswa seolah-olah dikotak-kotakkan oleh batasan
mata pelajaran.
Kekuatan Penelitian Metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan yang
terdapat pada jurnal ini sudah ditulis dan dijelaskan dengan
sangat baik dan didukung dengan pendapat para ahli.
Dimana penelitian yang terdapat pada jurnal ini merupakan
jenis penelitian kuantitaif yang dimana peneliti sudah
membuat data-data yang sudah diperolehnya secara rinci dari
hasil penelitian yang mereka lakukan.
Kelemahan Penelitian Butir soal untuk setiap aspek KPS yang dikembangkan dalam
setiap sub tema kelas I-III kurang terdistribusi dengan baik.
Ini merupakan keterbatasan peneliti untuk menyusun butir
soal yang mengukur KPS dengan jumlah soal yang
terdistribusi sama untuk setiap aspek KPS.
Simpulan Dari hasil review terhadap jurnal ini, maka reviewer dapat
menyimpulkan bahwa dalam penerapan pembelajaran
fragemtal guru hendaknya berperan sebagai fasilitator,
namun kenyataannya dalam pembelajaran fragmental guru
banyak sekali melakukan ceramah sehingga pembelajaran
menjadi berpusat kepada guru. Sedangkan dalam
pembelajaran tematik, sebenanya pembelajaran ini sangat
tepat dilaksanakan untuk siswa SD, namun kendalanya masih
banyak guru yang tidak bisa menyiapkan pembelajaran
tematik bahkan yang lebih mirisnya tidak mengetahui makna
dari pembelajaran tematik itu sendiri. Sehingga masih perlu
dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap guru-guru sekolah
dasar di seluruh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai