Anda di halaman 1dari 14

Konsep dasar manajemen tabligh

Oleh:

Faruq Shofihara Jazuli (B91219100)

Khulud Fahrudin (B912191)

Nur Muhammad Rois (B912191)

Dosen pengampu:

Fadultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konsep dasar manajemen
tabligh ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada bidang
studi manajemen tabligh. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang konsep dasar manajemen tabligh bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Daftar Isi

Cover................................................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahulian......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
Bab 2................................................................................................................................................2
Pembahasan.....................................................................................................................................2
A. Pengertian manajemen dan manajemen tabligh...................................................................2
B. planing (perencanaan) Tabligh.............................................................................................2
C. Pelaksanaan (Acuanting)......................................................................................................6
D. PERORGANISASIAN TABLIGH......................................................................................6
E. EVALUASI DAN PENILAIAN TABLIGH........................................................................8
BAB 3............................................................................................................................................10
Penutup..........................................................................................................................................10
Daftar pustaka................................................................................................................................11

iii
BAB I

Pendahulian
A. Latar Belakang
Tabligh secara umumnya adalah menyampaikan perintah dan larangan Allah
SWT. Sebagai ajaran agama agar manusia beriman kepada-Nya. Tabligh lebih dikenali
sebagai sifat pengenalan mengenai dasar-dasar mengenai islam. Pelaku yang melakukan
tabligh disebut mubaligh. Tabligh adalah bagian dari sistem dakwah islam yang
melakukan usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan islam yang dilakukan baik secara
individu maupun kelompok secara lisan maupun tulisan.1 Tabligh dijadikan sebagai
tahapan awal dalam berdakwah. Berhasilnya tabligh itu maka berhasilnya juga dakwah,
andai berlaku kegagalan pada tabligh maka kegagalan juga berlaku pada dakwah.
Dalam prosesnya, tabligh terlaksana dengan adanya unsur-unsur tabligh yaitu
pesan tabligh. Pesan tabligh yaitu ajaran Islam. Pesan tabligh juga berlandaskan Al-
Quran dan As Sunnah. Unsur yang kedua adalah mubaligh, yang dimaksud mubaligh
adalah pelaku tabligh. Orang yang melakukan penyampaian pesan tabligh kepada
masyarakat. Masyarakat adalah penerima pesan tabligh, mereka disebut mustami’,
jamaah atau khalayak. Metode merupakan unsur yang keempat dalam proses tabligh.
Metode adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang mubaligh kepada masyarakat untuk
mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah. Unsur yang terakhir adalah media, yaitu alat
yang menjadi saluran, yang menghubungkan mubaligh kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1
Bab 2

Pembahasan
A. Pengertian manajemen dan manajemen tabligh
Tabligh berasal dari kata balagha, yuballighu, tablighan, yang artinya
menyampaikan. Maksudnya adalah menyampaikan risalah berupa Al-Qur’an dan Al-
Hadits. tabligh juga berarti menyampaikan dengan terang dan jelas. Dijelaskan pada surat
QS.An-Nahl:82 yang Artinya: “Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya
kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang.”

Dalam koteks ajaran Islam, tabligh adalah penyampaian dan pemberitaaan tentang
ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia, yang dengan penyampaian dan pemberitaan
tersebut, pemberita menjadi terlepas dari beban kewajiban memberitakan dan phak
penerima berita menjadi terikat dengannya.
Tujuan tabligh adalah Suatu tindakan yang dimaksudkan untuk “Sampainya pesan
Tuhan kepada umat manusia, agar mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta
mendapat ridho Allah. Baik para pelaku atau penyelenggara da’wah haruslah
memberikan inspirasi dan motivasi guna mencapai tujuan tersebut, dan mereka pun harus
tekun dan sabar dalam menyampaikan pesan Tuhan tersebut. Sebagaimana di zaman
Rasululullah, para sahabat rela menymbangkan hartanya demi terciptanya tujuan
tabligh/da’wah. Seperti Siti Khadijah, Abu bakar, Utsman, dll.
Sedangkan pengertian manajemen tabligh adalah sebuah aturan atau tata cara
bagaimana seseorang pemimpin bisa mengelola, menyajikan informasi, dan menjual
informasi yang berkaitan dengan penyampaian syari’at islam kepada khalayak (how to
manage, how to serve, how to sell). Bisa juga diartikan sebagai sebuah tata cara
bagaimana mengelola atau mengatur dan menjalankan sesuai aturan untuk sebiah
kegiatan tabligh
B. planing (perencanaan) Tabligh
Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari
pernecanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan dalam mencapai tujuan. Secara alami, perencanaan itu merupakan bagian dari
sunnatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah SWT, menciptakan alam semesta
dengan tujuan yang jelas. Karena perencanaan merupakan langkah awal bagi sebuah
kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar memperoleh hasil yang
optimal. Dalam organisasi merencanakan disin menyangkut merumuskan sasaran dan
tujujan dan menyusun hirerarki lengkap rencana-rencana untuk mengintregasikan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.

Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. 
Secara alami, perencanaan itu merupakan bagian dari sunatulloh, yaitu dengan melihat
bagaimana Allah SWT. Menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang
matang dan disertai dengan tujuan yang jelas. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Sad:27

۟ ۟ ٰ َ ْ‫َو َما خَ لَ ْقنَا ٱل َّس َمٓا َء َوٱأْل َر‬


ِ َّ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما ٰبَ ِطاًل ۚ َذلِكَ ظَ ُّن ٱلَّ ِذينَ َكفَرُوا ۚ فَ َو ْي ٌل لِّلَّ ِذينَ َكفَرُوا ِمنَ ٱلن‬
‫ار‬

Artinya:“ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (sad:27).

Secara garis besar perencanaan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
perencanaan besar (grand planning) dan rencana biasa. Planning,sebagai formulasi
tindakan untuk maa depan diarahkan pada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi.
Perencanaan juga merupakan sebuah proses untuk mengkaji apa yang hendak
dikerjakan di masa yang akan datang. Komponen perencanaan adalah: ide, penentuan
aksi, dan waktu. Selanjutnya tugas dari perencanaan lainnya adalah mengkaji kondisi
yang berkembang, mengetahui segala potensi yang dimiliki, dan potensi apa saja yang
tehal dipenuhi maupun belum terpenuhi. Adapun langkah-langkah dari perencanaan :

3
1) Perkiraan perhitungan masa depan, perencanaan tabligh dengan demikian
berhubungan dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belum dikenal dan penuh
berisikan ketidakpastian. Fungsi perencanaan tabligh, pimpinan terlebih dahulu
mencari dasar yang tetap dan kokoh, atas dasar mana perencanaan tabligh akan
dilaksanakan. Dijalannkannya dengan cara memperkirakan dan memperhitungkan
segala kemungkinan kejadian yang bakal timbul dan terjadi dimasa depan.
2) Perumusan dan penentuan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan Tabligh, Terdiri
dari serangkaian kegiatan yang meliputi berbagai bidang, dilakukan secara tahap demi
tahap dan periode demi periode yang dimana dialkukan atau jangka waktu tertentu,
perlu ditentukan hasil apa yang diharapkan dapt dicapai atau diperoleh. Menentukan
sasaran yang ingin dicapai serta pembagiannya menjadi sasaran-sasaran yang bersifat
temporal dan sektorat serta menentukan skala prioritas pelaksanaannya. Untuk itu ada
beberapa factor yang perlu diperhatikan :
a. Tujuan Tabligh, baik para pelaku atau penyelenggara da’wah haruslah 
memberikan inspirasi dan motivasi guna mencapai tujuan tersebut,dan mereka
pun harus tekun sabar dalam menyampaikan pesan Tuhan tersebut.
b. Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, sasaran yang hendak dicapai oleh
penyelenggara tabligh hendaknya menjadi jawaban terhadap persoalan-persoalan 
yang tengah dihadapi oleh masyrakat. Atas dasar ini sebelum sasaran tabligh
ditentukan, haruslah dapat didefinisikan masalah-masalah apa yang tengah
dihadapi masyarakat itu.
c. Hasil perkiraan dan perhitungan masa depan, meskipun masih berupa sesuatu
yang diharapkan, tetapi haruslah ditetapkan dalam tara realistis. Ini berarti bahwa
sasaran harus berada dalam batas kemungkinan langkah0langkah yang dicapai
lewat langkah-langkah dan usaha yang dapat dikerjakan.
3) Penetapan tindakan tabligh dan prioritas pelaksanaannya, tindakan-tindakan tabligh
adalah merupakan penjabaran dari sasaran tabligh yang telah ditentukan, dalam bentuk
aktivitas nyata, maka langkah-langkah yang harus ditempuh dalam hendak
menetapkan tindakan-tindakan tabligh itu adalah sebagai berikut:
a. Meninjau kembali sasaran tabligh serta menentukan luasnya skope aktivitas
tabligh, setiap tindakan dan kegiatan haruslah dapat menghasilkan sasaran yang
ditetapkan. Oleh karena itu sebelum penentuan tindakan tabligh, haruslah terlebih
dahulu diketahui dan dipahami sasarang tabligh yang harus dicapai. Dengan
demikian memahami sasaran itu dpatlah dipikirkan tindakan apa yang harus
dilaksanakan serta seberapa spoke kegiatn yang akan dilakukan.
b. Menetukan tindakan-tindakan tindakan penting, apabila sudah diperkirakan
seberapa spoke luas dan macam kegiatannya harus dilakukan langkah berikutnya
merumuskan kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Melalui tabligh, masyrakat dapat meningkatkan dan memeperdalam kesadaran
dan pengertian tentang ajaran-ajaran islam
2. Pesan tabligh berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
3. Melalui kegiatan tabligh, seorang mubaligh mampu meningkatkan kemampuan
masyrakat dalam berbagai bidang ekonomi, social, dan budaya
4. Menanamkan kesadaran kepada masyrakat tentang pentingnya pendidikan bagi
kehidupan
5. Mengingatkan masyrakat agar mempunyai filter untuk mengandung arus
pengaruh kebudayaan asing yang merusak keyakinan moral umat 
4) Penetapan metode tabligh dapat dibagi menjadi dua, yaitu melalui lisan(khitabah) dan
tulisan(kitabah)
a. Khitabah, ceramah atau pidato yang mengandung penjelasan-penjelasan tentang
sesuatu atau beberapa masalah yang disampaikan dihadapan sekelompok orang
atau khalayak.
b. Kitabah, proses penyampaian ajaran islam melalui tulisan bisa berupa buku,
majalah, jurnal, surat kabar, brosur, dan lain sebagainya.
5) Penempatan lokasi atau tempat tabligh
Dalam hendak menentukan lokasi,harus dipilih tempat mana yang ditinjau dari
berbagai  segi mengentungkan. factor-faktor yang perlu dipertimbangka dalam
rankgka pemilihan lokasi ituadalah: macam kegiatan tabligh, sumber tenaga pelaksana,
fasilitas atau alat pelengkap yang diperlukan serta keadaan lingkungan tempat
bertabligh. Oleh Karen itu, masalah lokasi dan tempat dimana kegiatan tabligh yang
akan dilakukan haruslah mendapatkan perhatian dalam rangka perencanaan tabligh.

5
C. Pelaksanaan (Acuanting)
Acuanting adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manjerial
dan usaha-usaha organisasi. Jadi acuanting artinya menggerakan orang-orang agar mau
menggerakan orang-orang yang mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran
secara bersama untuk mencapai tujuan. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari
aktivitas tersebut mengambi tindakan-tindakan kearah seperti : leadership (pimpinan),
perintah komunikasi dan conseling (nasihat).  Pelaksaanaan fungsi acuanting merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Fungsi perencanaan dan perorganisasiaan lebih
banyak dengan hubungan dengan abstrak dan proses manajemen sedangkan fungsi
acuanting justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Adapaun fungsi dari pelaksanaan, yaitu:
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan,pembibingan,dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efesien dan efektif dalam mencapai
suatu tujuan
2) Memeberikan tugas dan penjelasan ruyin
3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4) Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggung jawab dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

D. PERORGANISASIAN TABLIGH
Perorganisasian adalah suatu proses pengelompokkan orang-orang,alay-alat,
tugas-tugas,tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu keasatuan dalam rangka mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan.
Definisi tersebut menunjukan, bahwa perorganisasian nerupakan langkah pertama
kearah pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah
suatu hal yabg logis pula apabila perorganisasian dalam sebuah kegiatan akan
menghasilkan sebuah organisasi yang dapat digerakkan berbagai suatu kesatuan yang
kuat.
Perorganisasian atau al-thanzzim dalam pandangan islam bukan semata-mata
merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan
secara rapi, teratur, dan sistematis. Pada proses perorganisasian ini akan menghasilkan
sebuah rumusan stuktur organisasi dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
Jadi, yang ditonjolkan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan
tanggung jawab yang mengikuti wewenang.
Tugas bagi para da’i adalah merancang sebuah stuktur organisasi yang
memungkinkan mereka untuk mengerjakan program dakwah secara efektif dan efesien
untuk mencapai sasaran Dan tujuan organisasi. Stuktur organisasi (organizational
structure) adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka itu tugas-tugas
jabatan dibagi-bago dikelompokan dan dikoordinasikan. Ketika para manajer menyusun
atau mengubah stuktur sebuah organisasi,maka mereka terlibat mereka terlibat dalam
desain organisasi yaitu proses yang melibatkan keputusan-keputusan mengenai
spesialisasi kerja, departemenlasasi, rantai komando, retang komando,sentralisasi dan
desentralisasi, serta formalisasi.
Dalam konteks ini hadis Nabi Muhammad SAW. Dapat diajdikan sandaran
sebuah perorganisasian, yaitu : “Dua orang itu lebih baik satu, tiga orang lebih baik dari
dua orang dan empat orang itu lebih baik dari pada dua orang, maka berjamaahlah kamu
sekalian,sesungguhnya Allah mengumpulkan umat kami, melainkan kepadanya
petunjuk” (HR.Bukhari).
Adapun tujuan dari pengorganiasian ialah:
1) Membagi kegiatan menjadi dakwah menjadi departemen-departemen atau divisis-
divisi dan tugas-tugas yang teerperinci dan spesifik
2) Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-
masing jabatan atau tugas dakwah.
3) Mengkoordinasi berbagai tugs organisasi dakwah
4) Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah dalam unit-unit
5) Membangun hubungan dikalangan da’i, baik secara individual, kelompok dan
departemen

7
6) Menetapkan garis-garis wewenang formal
7) Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah
8) Dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara sistematis dan logis.

E. EVALUASI DAN PENILAIAN TABLIGH


Evaluasi atau penilaian diterapkan untuk memastikan kemajuan yang telah dicapai
sesuai dengan sarana dan penggunanaan sumber daya manusia secara efekti dan efesien.
Evaluasi juga dapat diartikan  sebagai proses pemeriksaan dan usaha agar aktivitas
tabligh dapat berjalan sesuai dengan rencana yang yang telah ditetapkan. Berdasarkan
pengertian tersebut maka proses evaluasi itu berdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut :

1) Menepatkan standar
Langkah dalam rangka proses pengendalian dan penilaian tabligh adalah
menetapkan standart atau alat pengukur. Dengan alat pengukur itu barulah dapat
dikatakan apakah tugas tabligh yang telah ditentukan dapat berjalan tetapi kurang
berhasil, atau sama sekali mendapatkan kegagalan total, dan sebagainya.
2) Pemeriksaan dan peenelitian
Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap pengaruh tabligh yang
telah dilaksanakan. Langkah kedua dari proses evaluasi tabligh adalah mengadakan
pemeriksaan dan penelitian terhadap pengaruh tabligh yang telah dilaksanakan.
Dalam fase ini diadakan pemerikasaan dan penelitian bagaimana dan sampai sejauh
mana rencana yang telah ditetapkan itu berhasil dilaksanakan. Hal ini dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah peninjauan pribadi. Peninjauan pribadi
dilakukan dengan jalan, Mubaligh secara langsung melihat hasil dari tabligh.
3) Memandingkan antara pelaksanaan tabligh dan hasilnya
Setelah Mubaligh memeperoleh informasi selengkap-lengkapnya mengenai
pelaksanaan tablighdan hasilnya maka langkah berikutnya adalah membandingkan
antara pelakasaannya tabligh dan senyatanya dengan standar yang telah ditetapkan.
Dari hasil perbandingan antara hasil senyatanya dengan hasil yang seharusnya
dicapai, dapatlah diadakan penilaian, apakah proses tabligh berjalan baik atau tidak?
4) Mengadakan tindakan perbaikan dan pembetulan terhadap penyimpangan yang telah
terjadi.
Dijalankan bilamana mubaligh mengetahui dengan pasti sebabnya sampai
terjadi kegagalan dalam Tabligh. Penyimpangan itu dapat disebabkan karena
kemampuan dari pihak mubaligh sendiri. Atau juga disebabkan karna tersedianya
waktu dan biaya yang cukup untuk menyelesaikan tugas tabligh. Atau juga dapat
disebabkan karena tidak tercipyanya kondisi dan situasi yang kondusif.

9
BAB 3

Penutup
A. Kesimpulan

B. Saran
Daftar pustaka
http://noviatrywidyaningrum.blogspot.com/2012/04/manajemen-tabligh.html
https://tafsirweb.com/8513-quran-surat-shad-ayat-27.html
http://yeyenmardiyyah.blogspot.com/2012/05/manajemen-tabligh.html

11

Anda mungkin juga menyukai