Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Bagaimana konsep dan implementasi kurikulum tahun 50-an,1968 dan 1975

Di Susun Oleh :

Kelompok I

1. Khaerul Nisa A35119005


2. Salsabilla A35119013
3. Carolina A35119014
4. Galih Lintang A35119016
5. Moh. Giat A35119024
6. Zaenudin Ali A35119026
7. Juan krismon A35119030

KELAS: A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya yang dilimpahkan, akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Bagaimana konsep dan implementasi kurikulum tahun 50-an,1968 dan
1975” ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat secara terstruktur
dengan tujuan agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari sempurna, hal
ini tidak lepas dari kurangnya pengetahuan serta pengalaman sebagai penyusun.
Untuk itu, penyusun dengan terbuka menerima segala kritik dan saran. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita
semua khususnya bagi teman-teman mahasiswa

Palu 3 Maret 2021

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
2.1 konsep dan implementasi kurikulum tahun 50-an ......................... 4
2.2 konsep dan implementasi kurikulum tahun 1968 .......................... 5
2.3 konsep dan implementasi kurikulum tahun 1975 ........................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8
3.1 Simpulan......................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. …9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Implementasi merupakan suatu proses aktualisasi ide, konsep, kebijakan
atau inovasi ke dalam bentuk tindakan praktis sehingga berimplikasi pada
pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku seseorang. Menurut Mulyasa
implementasi adalah “proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi
dalam suatu tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap”. Penjelasan tersebut
menggiring pemahaman bahwa implementasi kurikulum merupakan hasil
terjemahan dari guru terhadap kurikulum sebagai rancangan tertulis.
Implementasi kurikulum merupakan penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Implementasi kurikulum
juga merupakan aktualisasi suatu rencana atau program kurikulum dalam bentuk
pembelajaran.
Miller dan Seller mengemukakan bahwa “implementasi kurikulum
merupakan suatu penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke
dalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga terjadi
perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan berubah”. Penjelasan tersebut
dipahami bahwa implementasi kurikulum dimaksudkan untuk mengupayakan dan
mewujudkan kurikulum yang masih bersifat rencana dan tertulis dalam dokumen
menjadi aktual atau terealisasikan dengan melakukan serangkaian kegiatan
pelaksanaan dalam bentuk proses pembelajaran di kelas atau di sekolah. Sumantri
mengemukakan bahwa implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran
bukan berarti mengikuti secara teratur melainkan mengembangkan kegiatan-

1
kegiatan belajar berdasarkan pengetahuan yang berasal dari hubungan guru
dengan peserta didik.
Beauchamp menegaskan bahwa tugas pertama guru dalam implementasi
kurikulum adalah “mempersiapkan lingkungan pembelajaran dengan berbagai
cara sehingga kurikulum yang bersangkutan dapat diimplementasikan melalui
pengembangan strategi-strategi pembelajaran”. Hal ini berarti bahwa guru
merupakan pengembang kurikulum melalui fungsi-fungsi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengembang kurikulum di kelasnya. Selanjutnya Setyosari juga
mengemukakan ada tiga tugas pokok guru yang amat penting dalam implementasi
kurikulum yaitu sebagai perancang (designer), pelaksana (executor), dan penilai
(evaluator).
Mengenai prosedur pengajaran, sesuai dengan komponen kurikulum, guru
dituntut untuk melakukan kegiatan perumusan tujuan, organisasi materi,
menetapkan metode dan alat dan merencanakan penilaian. Perencanaan ini
kemudian diwujudkan guru dalam proses pembelajaran peserta didik atau siswa di
kelas.
Dunkin dan Biddle menyatakan bahwa proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama yaitu:
“kompetensi subtansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran, dan
kompetensi metodologi pembelajaran.”Artinya bahwa guru tidak hanya dituntut
untuk menguasai materi pelajaran, tetapi diharuskan juga menguasai metode
pembelajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik,
yaitu memahami karakteristik peserta didik. Metode pembelajaran yang
digunakan sebagai cara yang dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai
ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan implementasi kurikulum tahun 50-an
2. Bagaimana konsep dan implementasi kurikulum tahun 1968
3. Bagaimana konsep dan implementasi kurikulum tahun 1975

2
1.3 Tujuan
Kurikulum 1950 Terdapat silabus mata pelajaran yang lengkap dengan satu
pelajaran diajarkan oleh seorang guru.
Kurikulum 1968 ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Sedangkan isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat . Kelahiran kurikulum 1968 bersifat
politis, mengganti rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan produk Orde Lama.
Pada tujuan pembentukan manusia pancasila sejati, kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur-
unsur berikut:
Tujuan institusional yang dimulai dari SD,SMP, maupun SMA adalah tujuan
yang hendak di capai lembaga dalam melaksanakan program pendidikan.
Struktur program kurikuler adalah kerangka umum program pengajaran yang
akan diberikan kepada tiap-tiap sekolah.
Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP),dengan namanya, meliputi:
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai setelah mengikuti program
pengajaran yang bersangkutan selama masa pendidikan.
Tujuan intruksional umum adalah yang akan dicapai dalam setiap satuan
pelajaran baik dalam satu semester maupun satu tahun.
Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk dijadikan bahan pelajaran bagi
para siswa agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Urutan penyampaian bahan pelajaran satu tahun ketahun berikutnya dan dari
semester kesemester berikutnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 konsep dan implementasi kurikulum tahun 50-an

Kurikulum 1952 merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar


hokum operasional. Landasan operasional kurikulum 1952 adalah UU No. 4
Tahun 1950. Undang-undang itu telah dirancang sebelum tahun 1950. Rancangan
undang-undang itu yang awalnya dibahas oleh BPKNIP tahun 1948 tidak dapat
dilakukan karena terjadinya perselisihan. Baru pada tanggal 29 Oktober 1949,
RUU itu diterima oleh BPKNIP dan disahkan oleh pemerintah RI pada tanggal 2
April 1950.
Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya,
yaitu :
kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran. Oleh
karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai Rencana Pelajaran Terurai
1952. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan kurikulum 1952 adalah
membentuk manusia yang susila dan cakap dan warga negara yang Demokratis
serta bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Peran guru pada kurikulum 1952 :

1. Guru berperan sebagai model yang menerapkan etika, moral, nilai-nilai, dan
aturan-aturan yang berlaku.

2. Guru harus menanamkan kedisiplinan, kerajinan, sopan-santun, dan jiwa


nasionalisme.

Sayangnya proses belajar mengajar berpusat pada guru (teacher oriented).


Siswa hanya ditempatkan sebagai objek yang harus menerima informasi
sebanyak-banyaknya dari guru. Siswa bersifat pasif menerima informasi. Hal itu

4
sebagai dampak dari proses belajar yang mengutamakan materi dan penguasaan
materi.

2.2 konsep dan implementasi kurikulum tahun 1968


Kurikulum 1968 merupakan perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, yaitu mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Kurikulum 1968 ditandai dengan pendekatan peng-organisasian materi pelajaran
dengan pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda, yaitu mata pelajaran yang
satu dikorelasikan dengan mata pelajaran yang lain, walaupun batas pemisah
antar mata pelajaran masih terlihat jelas. Muatan materi masing-masing mata
pelajaran masih bersifat teoritis dan belum terikat erat dengan keadaan nyata
dalam lingkungan sekitar.
a. Berikut ciri-ciri kurikulum 1968
1) Sifat kurikulum sebagai penghubung.
2) Jumlah mata pelajaran SD-10 bidang studi, SMP-18 bidang studi (Bahasa
Indonesia dibedakan atas Bahasa Indonesia I dan II), SMA jurusan A-18
bidang studi.
3) Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II, dan disederhanakan menjadi dua
jurusan, yaitu Sastra Sosial Budaya dan Ilmu Pasti Pengetahuan Alam
(PASPAL).
4) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, SH (1968 – 1973).
b. Karakteristik kurikulum 1968
1) Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari

5
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.
2) Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
3) Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok.
2.3 konsep dan implementasi kurikulum tahun 1975
Dalam pelaksanaan kurikulum 1975 digunakan cara penyampaian
pengajaran dalam bentuk satuan pelajaran. Sebagaimana halnya modul, satuan
pelajaran ini juga berbentuk satuan-satuan program pengajaran yang lebih kecil.
Bedanya dari modul adalah bahwa satuan pelajaran disusun dan digunakan oleh
guru dalam memberikan pengajaran, sedangkan modul sebagian besar langsung
digunakan oleh murid atau siswa. Oleh karena itu program satuan pelajaran tidak
lengkap program modul, sekalipun pokok-pokok bahannya sama.
Di samping itu, mengingat satuan pelajaran digunakan oleh guru
sedangkan modul sebagian besar langsung digunakan oleh murid atau siswa,
sistem satuan pelajaran masih menggunakan sistem kelas dan guru seperti biasa,
sedangkan sebaliknya sistem modul sudah mengarah kepada sistem pengajaran
secara individual, dimana peranan guru dalam banyak hal berbeda dari sistem
yang biasa.
Kurikulum 1975 memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut :
1. Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan.
2. Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti setiap pelajaran dan bidang
pelajaran Memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan yang
lebih akhir.
3. Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulu 1975 bukan hanya dibebankan
kepada bidang Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila di dalam pencapaiannya,
melainkan juga kepada bidang Pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan
pendidikan agama.

6
4. Kurikulum1975 menekankan pada efisiensi dan efektivitas pengguna dana,
daya dan waktu yang Tersedia.
5. Organisasi pelajaran meliputi bidang-bidang studi: agama, bahasa,
matematika, ilmu Pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan,
keterampilan, disamping Pendidikan Moral Pancasila dan integrasi pelajaran-
pelajaran yang sekelompok

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata


pelajaran. Oleh karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan kurikulum 1952
adalah membentuk manusia yang susila dan cakap dan warga negara yang
Demokratis serta bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat dan tanah
air. Kurikulum 1968 ditandai dengan pendekatan peng-organisasian materi
pelajaran dengan pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda, yaitu mata
pelajaran yang satu dikorelasikan dengan mata pelajaran yang lain, walaupun
batas pemisah antar mata pelajaran masih terlihat jelas. Muatan materi masing-
masing mata pelajaran masih bersifat teoritis dan belum terikat erat dengan
keadaan nyata dalam lingkungan sekitar. Dalam pelaksanaan kurikulum 1975
digunakan cara penyampaian pengajaran dalam bentuk satuan pelajaran.
Sebagaimana halnya modul, satuan pelajaran ini juga berbentuk satuan-satuan
program pengajaran yang lebih kecil. Bedanya dari modul adalah bahwa satuan
pelajaran disusun dan digunakan oleh guru dalam memberikan pengajaran,
sedangkan modul sebagian besar langsung digunakan oleh murid atau siswa.
Oleh karena itu program satuan pelajaran tidak lengkap program modul,
sekalipun pokok-pokok bahannya sama.
3.2 Saran
Kita sadari bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks
dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, diperlukan berbagai kompetensi kurikulum yang baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Humalik Oemar ,pembina dan pengemvangan kurikulum,Bandung;Pustaka Martina


1981
Nasution S Kurikulum dan pengajaran,Bandung,Bina aksara,1989
Sabandijah, pengembangan kurikulum dan inovasi kurikulum ,jkt ;PT Raja Grafindo
Persada .1996
Peraturan pendidikan Nasional no 23 tahun 2006 tentang stnadar Isi dan peraturan
mentri

Anda mungkin juga menyukai