Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sumianti

NIM : SNR 20215024

1. Konsep Keperawatan Kritis


Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara
khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam kehidupan.Secara
keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil.
Untuk pasien yang kritis, pernyataan penting yang harus dipahami perawat ialah “waktu
adalah vital”.Sedangkan Istilah kritis memiliki arti yang luas penilaian dan evaluasi secara
cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan
keluar.
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang dihadapkan secara
rinci dengan manusia (pasien) dan bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa.
Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk
memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga pasien mendapatkan kepedulian optimal
(AACN, 2006)
American Association of Critical Care Nurses (AACN, 2012) : asuhan keperawatan kritis
mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit aktual atau
potensial yang mengancam kehidupan. Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis
didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan
yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.
Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat
menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari:
Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif
(ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih
memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang
disebut unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU).UGD, ICU,
maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat
terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian.
 Triagea :
a. Exigent,pasien yang tergolong dalam keadaan gawat darurat 1 dan memerlukan
pertolongan segera. Yang termasuk dalam kelompok ini dalah pasien dengan obstruksi
jalan nafas, fibrilasi ventrikel, ventrikel takikardi dan cardiac arest.
b. Emergent,yang disebut juga dengan gawat darurat 2 yang memerlukan pertolongan
secepat mungkin dalam beberapa menit. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
miocard infark, aritmia yang tidak stabil dan pneumothoraks.
c. Urgent,yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu pertolongan yang
dilakukan lebih panjang dari gawat darurat 2 akantetapi tetap memerlukan pertolongan
yang cepat oleh karena dapat mengancam kehidupan, yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah ekstraserbasi asma, perdarahan gastrointestinal dan keracunan.
d. Minor atau non urgent, yang termasuk ke dalam gawat darurat 4, semua penyakit yang
tergolong kedalam yang tidak mengancam kehidupan.

2. Peran dan Fungsi Perawat Kritis


a. Fungsi advokasi Peran Formal
1) Bedsite Nurse (pemberian asuhan keperawatan)
2) Pendidik Critical Care (pemberian penkes)
3) Case Manager (mengelola kasus)
4) Manager Unit atau departemen (kepala bagian)
5) Perawat klinis spesialis (membantu memberikan asuhan keperawatan)
6) Perawat Praktisi (untuk memenuhi kebutuhan pasien)

b. Sepuluh Tanggung Jawab peran perawat kritis oleh AACN


1) Mendukung dan menghormati otonomi pasien serta pengambilan keputusan yang
diinformasikan
2) Menjadi penengah apabila ada keraguan kepentingan siapa yang dilayani
3) Membantu pasien untuk memperoleh perawatan yang diperlukan
4) Menghormati nilai, keyakinan dan hak pasien
5) Memberikan edukasi kepada pasien /yang mewakilkan dalam pengambilan
keputusan
6) Menerangkan hak pasien untuk memilih
7) Mendukung keputusan pasien/ yang mewakilkan atau memindahtangankan
perawatan kepada perawat keperawatan kritis dengan kualifikasi yang setara
8) Menjadi perantara bagi pasien yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri dan
juga pasien yang memerlukan intervensi darurat
9) Memonitor dan menjamin kualitas pelayanan
10) Berlaku sebagai penghubung antara pasien/keluarga pasien dan anggota tim
kesehatan lain.

c. Delapan Kompetensi Keperawatan Kritis


1) Pengkajian klinis
2) Memikirkan system
3) Pembuatan keputusan klinis
4) Fasilitator pembelajaran
5) Perawatan
6) Berespons terhadap keberagaman
7) Advokasi
8) Kolaborasi

3. Fungsi Advokasi pada kasus terkait berbagai sistem


Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang
dilakukan oleh siapa pun.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber
dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien.
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien dan
keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat
perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi
pasien
a. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan
derajat kesehatannya.
b. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
c. Memiliki saran untuk alternative pilihan
d. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya
e. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.

4. Efek kondisi kritis terhadap pasien dan keluarga


Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi
pasien dan keluarga yang mengancam ekuilibrium internal yang biasanya terpelihara dalam
unit keluarga tersebut. Kejadian tersebut dapat berupa sakit akut atau trauma dan perburukan
akut penyakit kronis. Keadaan ini mengancam kesejahteraan keluarga dan dapat memicu
respon stress pada pasien maupun keluarga.
Efek kondisi kritis terhadap pasien :
a. Psikologis
1) Stress akibat kondisi penyakit
2) Rasa cemas dan takut bahwa hidup terancam (kematian)
3) Perasaan isolasi
4) Depresi
5) Perasaan rapuh karena ketergantungan fisik dan emosional
b. Non psikologis
1) Ketidakberdayaan
2) Pukulan (perubahan) konsep diri
3) Perubahan citra diri
4) Perubahan pola hidup
5) Perubahan pada aspek social ekonomi (pekerjaan, finansial pasien, kesejahteraan
pasien dan keluarga)
6) Keterbatasan komunikasi (tidak mampu berkomunikasi)

Efek kondisi kritis terhadap keluarga :

a. Psikologis
1) Stress akibat kondisi penyakit pasien (anggota keluarga), prosedur penanganan
2) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian pada pasien (anggota keluarga)
3) Pengingkaran terhadap kondisi kritis pasien (anggota keluarga)

b. Non psikologis
1) Perubahan struktur peran dalam keluarga
2) Perubahan pelaksanaan fungsi peran dalam keluarga
3) Terbatasnya komunikasi dan waktu Bersama
4) Masalah finansial keluarga
5) Perubahan pola hidup keluarga

Anda mungkin juga menyukai