10 Negara di Dunia yang bebas dari korupsi menurut Lembaga Transparansi Internasional,
2018
1.) Denmark
Salah satu cara Denmark bebas dari Korupsi :
Keterbukaan Politik
TI melihat, ada upaya yang kuat dari pemerintahan Denmark yang bersistem
parlementer ini untuk meningkatkan tranparansi. Tahun 2009, parlemen mengenalkan
Skema Keterbukaan yang bertujuan meningkatkan transparansi pengeluaran dan aktivitas
anggota parlemen. Setiap anggota parlemen harus mengumumkan pengeluaran bulanan,
aktivitas hiburan, biaya perjalanan, hadiah yang diperoleh, dan pertemuan resmi mereka
setiap bulan.
Pemerintah Denmark juga berperan dalam Kemitraan Pemerintah Terbuka atau
Open Government yang bertujuan membentuk tata kelola pemerintah yang baik dan
memperkuat demokrasi. Pemerintah berkomitmen memodernisasi sektor publik dan
manajemen sumber daya publik melalui peningkatan transparansi dalam pengambilan
kebijakan, mekanisme akuntabel dan antikorupsi, partisipasi warga dan dialog dengan
civil society.
Negeri yang memiliki gross domestic product US$309 miliar di tahun 2010 ini
mengenalkan sistem pasar tenaga kerja yang disebut "flexicurity" atau kombinasi dari
flexibility (fleksibilitas) dan security (keamanan). Fleksibilitas dan keamanan ini
kemudian membentuk "segitiga" dengan kebijakan pasar tenaga kerja aktif yang
belakangan diadopsi Uni Eropa. Sisi pertama dari segitiga ini adalah aturan untuk
merekrut dan memecat yang memudahkan pengusaha untuk memberhentikan pegawai
saat ekonomi turun dan memudahkan merekrut saat ekonomi tumbuh. Sekitar 25 persen
pekerja sektor swasta Denmark berubah setiap tahun.
Nyaris seluruh pendidikan tinggi juga diatur dan dibiayai negara kerajaan ini.
Sistem pendidikan pun disiapkan untuk berhubungan langsung dengan dunia kerja.
(Sumber: Transparency International dan Denmark.dk | umi).
Pada 1788, Paul Erdmann Isert (seorang dokter dan penulis) menerbitkan sebuah
buku yang mengutuk perdagangan budak. Buku tersebut sampai di tangan penguasa
Denmark, Christian VII. Dia pun terinspirasi dan mengeluarkan aturan pelarangan jual-
beli budak.
2.) New Zealand
Ketua delegasi misi dagang Selandia Baru, Izak Human, berbagi rahasia bahwa
salah satu aspek yang sangat berperan menekan praktik korupsi adalah sistem
pendidikan di negara penghasil kiwi tersebut. Negara kepulauan di tenggara Australia
ini memang berada pada peringkat pertama Indeks Persepsi Korupsi 2012 menurut
Transparency International. "Ya, pendidikan memang salah satu aspek yang berperan
dalam menekan angka korupsi di Selandia Baru, meskipun selain itu kami juga
memiliki beberapa aspek lain," kata Izak, yang juga Direktur Education New Zealand
(ENZ) untuk Wilayah Asia Tenggara di Jakarta, Selasa.
Menurut Izak, selain pendidikan, ada beberapa aspek lain dalam kehidupan
bernegara di Selandia Baru yang menunjang pencegahan praktik korupsi. "Kami juga
menjunjung tinggi sikap menghormati hukum selain juga menerapkan transparansi
hukum serta pengadilan yang imparsial," ujarnya. "Kepolisian di negeri kami juga
merupakan aspek pendukung lain. Di Selandia Baru, warga dapat datang kepada
petugas kepolisian untuk permasalahan apa pun," tambahnya kemudian. Izak juga
menyebutkan bahwa di Selandia Baru petugas pelayan publik seperti dirinya
diwajibkan untuk melaporkan selain seluruh kegiatannya, juga setiap kekayaan yang
dimilikinya. "Transparansi dan keterbukaan di Selandia Baru sangat tegas
diberlakukan, rakyat dapat mengakses setiap data atau laporan yang dibutuhkan.
3.) Finlandia
Angka korupsi rendah Tingkat korupsi pejabat di Finlandia disebut sangat rendah.
Bahkan, kepolisian di Finlandia disebut sebagai polisi paling dapat dipercaya di
dunia. Dari hasil survei, hampir tak ada tindakan korupsi dan kebrutalan yang
dilakukan lembaga kepolisian Finlandia. Kasus suap, penggelapan, penipuan, dan
penyalahgunaan jabatan juga sangat jarang terjadi di Finlandia. Faktor inilah yang
menjadi nilai tambah hingga Finlandia ditetapkan sebagai negara terbahagia selama
dua tahun berturut-turut.
4.) Singapura
KPK di Singapura sebetulnya tidak memiliki program pencegahan korupsi. Yang
mereka lakukan hanyalah menangkap koruptor, memberi hukuman seumur hidup,
memiskinkan mereka hingga membuatnya jera. Tapi yang paling penting, KPK di
Singapura mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya. Singapura menunjukkan
usaha melawan korupsi dipolopori oleh Corruption Practices Investigation Bureau.
5.) Swedia
Program pendidikan gratis adalah wacana yang sering kali digunakan oleh banyak
Negara, namun berbeda dengan Swedia, mereka benar-benar mendukung anak-anak
untuk tetap manempuh pendidikan. Bentuk dukungan tersebut adalah tunjangan uang
tiap bulan. Untuk setiap anak yang bersekolah ditingkat high school atau sekelas
SMA, pemerintah akan memberikan dana sebesar S 187 perbulannya, atau sekitar Rp.
2,5 juta. Dukungan pro aktif ini pun membuat Negara tersebut sangat melek
pendidikan dan jadi salah satu Negara terpelajar didunia.
Di Swedia merupakan Negara tempat banyaknya kaum Atheis meski mereka tidak
menyakini tentang ketuhanan, mereka sangat menghargai perbedaan. Seperti yang
dilihat pada pemerintahan parlemennya terdapat satu-satunya kaum muslim yang ikut
berpartipasi pada pemerintahan negaranya.
Korupsi di Swedia dimonitor oleh badan Nasional Negara tersebut bernama
National Anti-Corruption Unit. Di Swedia, tindakan korupsi digolongkan sebagai
penyalahgunaan kekuasaan bagi para penduduknya.
6.) Swiss
Di Swiss, perusahaan dapat didakwai dengan tindakan korupsi apabila salah satu
pegawainya melakukan KKN yang merugikan Negara.
7.) Norwegia
Norwegia termasuk 10 Negara bebas korupsi factor yang dinilai paling berhasil
dalam mempengaruhi pencapaian tersebut yakni keterbukaan pemerintahan. Namun
demikian, Negara ini masih menghadapi tantangan misalnya undang-undang
perlindungan bagi pelapor, risiko korupsi dalam pengadaan publik dan regulasi
keuangan yang efektif.
8.) Belanda
Belanda sudah sejak lama melawan tindakan korupsi seperti pada tahun 2000,
mengawali masuknya era millennium dibentuk sebuah organisasi bernama National
Public Prosecutor for Corruption (NPPC) yang bertanggung jawab untuk
memberantas dan mengoordinasikan para penegak hokum terkait kasus korupsi.
Setelah enam tahun kemudian pemerintahan belanda mengusulkan kepada parlemen
sebuah dokumen disebut “ White Paper” yang berjudul ‘Corruption Prevention’.
“White Paper” merupakan wujud nyata perhatian besar pemerintah Belanda dalam
rangka pemberantas korupsi. Dalam dokumen tersebut berisi lima hal yang dapat
mendukug peroses pencegahan dan pemberantasan korupsi, yaitu:
1. Membangun kebijakan integritas dalam penyusunan peraturan, peningkatan
kesadaran, dan kepatuhan.
2. Melakukan perbaikan inestigasi internal terkait pelanggaran integritas, termasuk
korupsi.
3. Meningkatkan perhatian pada terjadinya pelanggaran integritas, termasuk korupsi.
4. Meningkatkan penegakan peraturan terkait kepatuhan
5. Meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, pegawai publik (public pfficers), dan
organisasi masyarakat.
9.) Kanada
Amerika Serikat dan Kanada menempati peringkat tinggi hampir di seluruh
indeks. Namun Kanada meraup skor lebih tinggi dalam stabilitas politik dan ancaman
terorisme yang rendah. Faktanya, Kanada berselisih tipis dengan mayoritas negara
Skandinavia yang mendapatkan skor sempurna, termasuk akses terhadap gizi dan
jaminan kesehatan serta pendidikan dan hak asasi.
"Kanada lebih progresif soal nilai-nilai tersebut dibandingkan tetangga kami di
selatan AS. Contohnya, sangat jarang penentangan terhadap hak perempuan untuk
memilih atau penghapusan hak-hak kelompok LGBTQ menjadi topik perdebatan
serius di Kanada," ujar Alia Bickson, pemandu wisata di Intrepid Travel yang tinggal
di Kanada. Ia memiliki kewarganegaraan ganda, Kanada dan AS.
"Tentu setiap penduduk Kanada memiliki perbedaan pandangan, namun
masyarakat secara keseluruhan mendukung kebijakan yang bersimpatik pada
kelompok minoritas dan perbedaan pilihan hidup," kata Bickson
10.) Luxembourg
Luksemburg negara anggota Uni Eropa dan merupakan salah satu negara
terkecil di Eropa. Empat bahasa yang paling sering digunakan adalah bahasa
Luxemburg, Jerman, Prancis dan Inggris. Luxemburg memiliki kota-kota besar
serta lahan yang luas yang merupakan ladang anggur. Bahkan setiap desa
memiliki setidaknya satu ladang anggur.
Pendapatan rata – rata pekerja di Luxemburg adalah USD60,3 ribu atau setara
dengan Rp801,8 juta per tahunnya. Dengan demikian pendapatan per bulan
pekerja Luxemburg adalah Rp66,8 juta per bulan. Pekerja Luxemburg bekerja
rata-rata selama 30 jam per minggu. Mereka juga mendapatkan jatah libur selama
25 hari per tahun.
Meskipun media The Guardian pernah menyatakan bahwa mantan Perdana
Menteri Jean-Claude Juncker diam-diam memblokir upaya Uni Eropa untuk
mengatasi penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional di Luxemburg,
namun negara ini mendapat skor tertinggi dalam aspek pengentasan korupsi oleh
WEF.