Anda di halaman 1dari 128

HUBUNGAN POLA MAKAN DIET RENDAH GARAM

DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI


DESA BALUNG KECAMATAN KENDIT
KABUPATEN SITUBONDO

SKRIPSI

Oleh :
Putri Nurul Dwi Zuliani
NIM. 14201.08.16036

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2020

i
HUBUNGAN POLA MAKAN DIET RENDAH GARAM
DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI
DESA BALUNG KECAMATAN KENDIT
KABUPATEN SITUBONDO

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan

Oleh :
Putri Nurul Dwi Zuliani
NIM. 14201.08.16036

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DIET RENDAH GARAM


DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI
DESA BALUNG KECAMATAN KENDITKABUPATEN
SITUBONDO

Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan

Oleh :

Putri Nurul Dwi Zuliani

NIM. 14201.08.16036

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ro’isah,S.KM, S.Kep.,M.Kes Rizka Yunita,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0703087501 NIDN. 0710069004

ii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DIET RENDAH GARAM


DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI
DESA BALUNG KECAMATAN KENDIT
KABUPATEN SITUBONDO

Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan
Oleh :
Putri Nurul Dwi Zuliani
NIM. 14201.08.16036

Telah diuji pada

Hari : Minggu
Tanggal : 6 September 2020

Ketua Penguji : Iin Aini Isnawati.S.Kep Ns., M.Kes ( )


NIDN :0726097802

Pembimbing I : Ro’isah,S.KM, S.Kep.,M.Kes ( )


NIDN : 0703087501

Pembimbing II : Rizka Yunita,S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )


NIDN : 0710069004
Mengetahui
Ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong

Dr. H. Nur Hamim, S.KM.,S.Kep.Ns.,M.Kes


NIDN.0706037103

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putri Nurul Dwi Zuliani

Nim :14201.08.16036

Jurusan : Ilmu Keperawatan

Prodi :Sarjana Keperawatan STIKES Hafshawaty

Pesantren Zainul Hasan.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan

atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa hasil

Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut

Probolinggo, 02 September2020

Yang membuat pernyataan

(Putri Nurul Dwi Zuliani)

iv
ABSTRAK

Zuliani, Putri NurulDwi. 2020.Hubunngan pola makan diet rendah garam


dengan tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Pembimbing : (1)
Ro’isah, SKM., M.Kes, (2) Rizka Yunita, S.Kep.,Ns.M.Kep.

Hipertensi atau tekan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis


saat seorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Pola
makan yang salah dapat mengakibatkan faktor resiko hipertensi
dikarnakan faktor makan modern yang kelebihan asupan lemak dan
tinggi natrium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan pola makan diet rendah garam dengan tingkat hipertensi
pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional
desain,adapun desain penelitian adalah cross sectional.Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total
samplingdengan jumlah populasi 62 lansia hipertensi, sampel yang
diteliti sebanyak 62 responden dan diambil dengan cara total sampling.
Pengumpulan data meliputi editing,coding,scoring, dan tabulating,
kemudian data dianalisis secara computer dengan spearman rank.
Hasil dari penelitian di dapatkan rata-rata pola makan diet rendah
garam responden memiliki kategori cukup sebanyak 45 responden
(73%). Sementara itu hipertensi resonden berkategori tingkat ringan
sebanyak 44 responden (71%). Pada penelitian ini menggunakan uji
spearman rank diperoleh ρ value = 0,010< α=0,05 maka H1 diterima,
yang artinya ada hubungan antara pola makan diet rendah garam
dengan tingkat hipertensi
Diharapkan responden mengubah pola makan tidak sehat
menjadi pola makan sehat untuk meminimalisir terjadinya hipertensi

Kata kunci :Pola makan diet rendah garam, hipertensi, lansia

v
ABSTRACT

Zuliani, Putri NurulDwi. 2020. The relationship between low salt diet and
hypertension level on elderly in Balung, Kendit, Situbondo.Thesis,
Hafshawaty Institute of Health Science Zainul Hasan Genggong Islamic
Boarding School, Probolinggo. Advisors (1) Ro’isah, SKM., M.Kes, (2)
Rizka Yunita, S.Kep.,Ns.M.Kep.

Hypertension or high blood pressure is a medical condition when a


person has an increase in blood pressure above normal. The purpose of
this study was to determine the relationship between low salt diet and
hypertension levels on elderly in Balung, Kendit, Situbondo.
This research is a correlational analytic study design. The
research design is cross sectional. The datas were taken from the
medical records of elderly hypertension who visited Balung sub health
center, with a population of 62 hypertensive elderly, the samples studied
was 62 respondents and taken by total sampling. Data collection
includes editing, coding, scoring, and tabulating, then the datas were
analyzed manually and computer with Spearman rank.
The results of the study found that the average low salt diet was
sufficient for 45 respondents (73%). Mild hypertension 44 respondents
(71%). In this study used the Spearman rank test obtained ρ value =
0.010<α = 0.05 then H1 is accepted, which means there is a relationship
between a low-salt diet and hypertension levels.
It is expected that respondents will change their unhealthy diet into
a healthy diet to minimize hypertension.

Key words: Low salt diet, hypertension, elderly

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT atas Rahmat Taufik

serta hidayah-Nya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Hubungan Pola

Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia Di Desa

Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

Program Sarjana Keperawatan di STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan

Probolinggo.

Pada penyusunan penelitian ini, tidak lepas dari kesulitan dan hambatan

namun berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu dengan segala hormat penulisan

sampaikan terimakasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku ketua yayasan STIKES

Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.

2. Dr.H.Nur Hamim, SKM.,M.Kes selaku ketua STIKES Hafshawaty Zainul

Hasan Genggong Probolinggo.

3. Shinta Wahyu Sari.,S.Kep.,M,kep.,Sp.Kep.Mat. selaku ketua prodi S1

keperawatan STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong.

4. Ro’isah,S.KM.S.Kep.,M.Kes. Selaku pembimbing I yang banyak meluangkan

waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan dalam pembuatan skripsi ini

5. Rizka Yunita,S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku pembimbing II yang banyak

meluangkan waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan dalam pembuatan

skripsi ini

6. Kepala Desa Balung yang telah banyak meluangkan waktu, demi

terselesainya skripsi ini.

vii
7. Keluarga terutama kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan

modal dan motivasi yang tiada henti demi terselesainya skripsi ini.

8. Semua rekan-rekan seperjuangan Sarjana Keperawatan angkatan 08 tahun

2020 STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo

yang telah menemani dalam suka maupun duka serta telah banyak membantu

yang membantu demi terselesainya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang

diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik peneliti maupun pihak lain yang

memanfaatkan

Probolinggo, 12 Juli 2020

Peneliti

Putri Nurul Dwi Z

14201.08.16036

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
ABSTRACT............................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN, DAN ISTILAH ......................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umun................................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan ............................................................................... 5
1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan ............................................................................ 6
1.4.3 Bagi Lahan Penelitian................................................................................... 6
1.4.4 Bagi Responden ............................................................................................. 6

1.4.5 Bagi Peneliti ......................................................................................................... 6

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsephipertensi ............................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Hipertensi .......................................................................................... 7
2.1.2 Patofisiologi Hipertensi .................................................................................. 8
2.1.3 Tanda Gejala Hipertensi ............................................................................... 9
2.1.4 Klasifikasi Hipertensi ...................................................................................... 10
2.1.5 Penatalaksanaan Hipertensi......................................................................... 11

ix
2.1.6 Komplikasi Hipertensi ........................................................................................ 13
2.1.7 Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi ........................................................... 14
2.2 Konsep Pola Makan .......................................................................................... 19
2.2.1 Definisi Pola Makan ....................................................................................... 19
2.2.2 Macam-Macam Pola Makan ......................................................................... 19
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan ................................................... 20
2.3 Konsep Diet Hipetensi ..................................................................................... 20
2.3.1 Definisi Diet Hipetensi .................................................................................. 20
2.3.2 Tujuan Diet Hipetensi ................................................................................... 21
2.3.3 Prinsip Diet Hipetensi ................................................................................... 22
2.3.4 Jenis Diet Hipetensi ....................................................................................... 23
2.3.5 Jenis Makanan Yang Diperoleh Dan Tidak Diperoleh Untuk Diet
Hipetensi ................................................................................................................... 24
2.4 Konsep Diet Rendah Garam ................................................................................. 26
2.4.1 Definisi Diet Rendah Garam .............................................................................. 26
2.4.2 Penerapan Diet Rendah Garam ........................................................................ 26
2.4.3 Tujuan Diet Rendah Garam ............................................................................... 27
2.4.4 Macam-Macam Diet Rendah Garam ................................................................ 27
2.4.5 Tingkat Hipertensi dengan Diet rendah garam ............................................ 27
2.5 Konsep Lansia ......................................................................................................... 28
2.5.1 Definisi Lansia ...................................................................................................... 28
2.5.2 Batasan Lansia .................................................................................................... 28
2.5.3 Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ......................................... 28
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 33
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 36
4.2 Kerangka Kerja Penelitian...................................................................... 36
4.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 38
4.3.1 Populasi Sampel ................................................................................. 38
4.3.2 Teknik Pengambilan Sampling ............................................................. 39
4.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 39
4.4.1 Variabel Independen ............................................................................ 40
4.4.2 Variabel Dependen .............................................................................. 40

x
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 40
4.5 Definisi Operasional ............................................................................... 40
4.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 42
4.7.1 Prosedur Administratif ......................................................................... 42
4.7.2 Alur Penelitian...................................................................................... 42
4.7 Pengumpulan Data ................................................................................ 43
4.8.1 Instrumen Penelitian ........................................................................... 43
4.8.2 Validitas ............................................................................................... 44
4.8.3 Reliabilitas ........................................................................................... 45
4.8.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 45
4..9 Analisa Data .......................................................................................... 46
4.10 Etika Penelitian ................................................................................... 49
4.10.1 Nilai Sosial ......................................................................................... 49
4.10.2 Nilai Ilmiah ......................................................................................... 49
4.10.3 Pemerataan beban dan Manfaat ........................................................ 49
4.10.4 Potensi Manfaat dan Risiko ............................................................... 49
4.10.5 Kerahasiaan (Confidentiality)............................................................. 50
4.10.6 Lembar Persetujuan (Informed consent)............................................ 50
4.10.7 Bujukan ............................................................................................. 50
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
5.1Data Umum ............................................................................................. 51
5.2 Data Khusus ........................................................................................... 54
5.4 Analisa Data ........................................................................................... 54
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pola Makan Diet Rendah Garam Pada Lansia Di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo ........................................................................ 56
6.2 Hipertensi Pada Lansia Di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten
Situbondo ..................................................................................................... 57
6.3 Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat Hipertensi
Pada Lansia Di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo ....... 59
6.4 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 61
BAB 7 PENUTUP
7.1Kesimpulan .............................................................................................. 62
7.2Saran ....................................................................................................... 62

xi
7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan ............................................................... 62
7.2.2Bagi Profesi Keperawatan .............................................................. 62
7.2.3Bagi Lahan Penelitian .................................................................... 63
7.2.4Bagi Responden ............................................................................ 63
7.2.5Bagi Peneliti ................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ..................................................................... 11


Tabel 2.2 Jenis – Jenis Makanan Hipertensi ................................................. 25
Tabel 2.3 Makanan Yang Dianjurkan Untuk Hipertensi ................................. 26
Tabel 4.1 Definisi Operasional ...................................................................... 40
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada Responden Hipertensi di Desa Balung Kecamatan Kendit
Kabupaten Situbondo ................................................................... 52
Tabel 5.2: Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Pada Responden Hipertensi di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo ........................................................ 52
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan Pada Responden Hipertensi di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo ........................................................ 53
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Responden Hipertensi di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo ........................................................ 53
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan
Diet Rendah Garam Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia di Desa
Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.......................... 54
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hipertensi Pada
Lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo . 54
Tabel 5.7 Analisa Data Berdasarkan Hipertensi Pada Lansia di Desa
Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.......................... 55

xiii
DAFTAR BAGAN

Tabel 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 33


Tabel 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................................... 36

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Melaksanakan Studi Pendahuluan Untuk

Penyusunan Skripsi

Lampiran 2 Surat Balasan Ijin Penelitian Dari Bankesbanpol

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Penelitian Dari Dinas Kesehatan

Lampiran 4 Surat Balasan Ijin Penelitian dari Kepala Desa Balung

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 6 Pengantar Kuesioner

Lampiran 7 Lembar Pernyataan Telah Melakukan Inform Consent

Lampiran 8 Lembar Pernyataan Bersedia Menjadi Responden

Lampiran 9 Kisi-Kuesioner

Lampiran 10 Kuesioner Pola Makan Diet Rendah Garam

Lampiran 11 Lembar Standart Oprasional Prosedur Hipertensi

Lampiran 12 Lembar Hasil Uji Validitas

Lampiran 13 Lembar Uji Etik

Lampiran 14 Lembar Hasil Tensi

Lampiran 15 Lembar Master Tabel

Lampiran 16 Lembar Hasil SPSS

Lampiran 17 Artikel

Lampiran 18 Lembar Konsultasi

Lampiran 19 Lembar Dokumentasi

xv
DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN, DAN ISTILAH

α : Alpha

H1 : Hipotesa di terima

H0 : Hipotesa di tolak

WHO : Word Health Organization

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

ACEI : Angiotensin II Converting Enzim Inhibitor

ARB : Angiotensin II Receptor Blocer AT

HDL : High Density Lipoprotein

IMT : Indeks Masa Tubuh

RDA : Recommended Dietary Allowance

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi suatu kondisi medis saat

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Hipertensi

suatu keadaan tekanan darah tinggi dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg pada populasi lanjut usia,

hipertensi diartikan sistolik 160 mmHg dan diastolic 90 mmHg. Penyakit

hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau pembunuh diam-

diam karena penyakit ini terjadi tanpa gejala dan penderita tidak mengetahui

dirinya menyandang hipertensi sebelum memeriksa tekanan darah, dalam

jangka waktu lama dan terus-menerus maka pembuluh darah dan jantung

akan mengalami kerusakan. Selain itu dapat mengakibatkan terjadinya

resiko stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab

utama gagal ginjal kronik (Mapagerang, 2018).

Diperkirakan sekitar 29% atau sekitar 1,6 miliyar orang mengalami

hipertensi (WHO, 2018). Sedangkan di Indonesia prevalensi hipertensi

didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk berusia

lebih dari 18 tahun yaitu sebesar 25,8% atau terdapat 65.048.110 orang

(Kemenkes RI, 2013). Prevalensi hipertensi 13,2% secara Nasional. Masih

terdapat provinsi yang dalam keadaan stagnant dan cenderung meningkat,

yaitu Sulawesi Utara, DIY, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, DKI,

Gorontalo. Prevalensi hipertensi di Jawa Timur menempati posisi urutan

ketiga di Indonesia yang memiliki penduduk usia 15-64 tahun dengan jumlah

1
2

yang besar sebanyak 27.140.295 orang (Riskesdes, 2018). Di Kabupaten

Situbondo menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo dalam

laporan cakupan hipertensi menempati urutan sebelas dengan jumlah

sebesar 9,6% dengan 10.223 orang kasus hipertensi, yang terdiridari 13.135

orang lansia menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo pada

tahun 2019 (Dinkes Situbondo, 2019).

Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 19 Desember 2019 di

Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo dengan metode

wawancara pada 10 respondenlansia, didapatkan yang mengalami

hipertensi sebanyak 6 orang (60%) diderita perempuan dan 4 orang (40%)

lainnya diderita laki-laki, didapatkan hasil tensi pada perempuan sekitar

(150/90 mmHg, 160/90 mmHg, 170/90 mmHg) dan laki-laki sekitar (140/80

mmHg, 140/90 mmHg, 150/90 mmHg, 160/90 mmHg) dan dari 10 resonden

peneliti juga mendapatkan data dari responden sekitar 7 orang (70%)

diantaranya dengan pola makan tidak sehat, 2 orang (20%) diantaranya

perokok, 1 orang (10%) diantaranya obesitas.

Penyebab terjadinya hipertensi sangat perlahan, penderita hipertensi

tak menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini menutupi

perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna.

Bila terdapat gejala maka biasanya bersifat non-spesifik, misalnya sakit

kepala atau pusing. Apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak

dirawat, mengakibatkan kematian karena payah jantung, infrak miokardium,

stroke, atau gagal ginjal. Kondisi pola makan yang identik dengan kejadian

hipertensi salah satunya makanan asin, manis, dan berlemak prilaku pola

makan ini sangat beresiko dikalangan komunitas lansia. Diet rendah


3

garamdisebabkan asupan natrium yang berlebihan dan dapat menyebabkan

gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan odema atau

asites dan hipertensi. Dengan demikian, pemeriksaan tekanan darah secara

teratur mempunyai arti penting dalam perawatan hipertensi. Mengobati

hipertensi sulit dan kompleks oleh karena itu, untuk mengurangi resiko

pengembangan hipertennsi terkait penyakit, penting untuk membuat

perubahan gaya hidup seperti diet rendah garam, mempertahankan berat

badan yang tepat, berolahraga secara teratur, tidak merokok dan terapi diet

(Price. A, 2012).

Pola makan yang salah dapat mengakibatkan faktor resiko yang

meningkatkan penyakit hipertensi dikarenakan faktor makanan modern yang

kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh

meningkat, terutama kolestrol yang menyebabkan kenaikan berat badan

sehingga volume darah mengalami peningkatan yang lebih besar.

Mengubah pola makan merupakan faktor penting dalam menentukan

tekanan darah pada lansia. Pada umumnya orang menyukai jenis makanan

asin dan gurih yang mengandung kolestrol tinggi, mengandung lemak jenuh

dan garam dengan kadar tinggi. Beberapa pola makan yang harus diperbaiki

adalah:makanan yang sehat dan rendah lemak jenuh, kolesterol, dan total

lemak, serta mengkonsumsi buah, sayuran, susu rendah lemak (Ardhi,

2011).

Kondisi pola makan yang identik dengan kejadian hipertensi salah

satunya makanan asin, manis, dan berlemak prilaku pola makan ini sangat

beresiko dikalangan komunitas lansia. Diet rendah garam salah satu terapi

diet yang dilakukan untuk mengendalikan tekanan darah dan membatasi


4

konsumsi garam dapur atau natrium (Na). Oleh karena itu yang sangat

penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah garam adalah

komposisi makanan yag harus mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori,

protein, mineral, maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium.

menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan

menurunkan tekanan darah pada hipertensi (Delfi, 2018).

Berdasarkan penelitian (Muliani, 2018) menilai perubahan yang

terjadi pada lansia maka perlu membatasi pola makan dan gaya hidup yang

menyertai proses penuaan maka diperlukan penyusunan menu khusus bagi

lansia agar keperluan gizi pada lansia tercukupi secara optimal. Asupan zat

gizi sangat tepat untuk kesehatan lanjut usia dan memperhatikan pola

makan untuk mendapatkan kebutuhan gizi yang seimbang disamping itu

malnutrisi yang lama pada tubuh lansia akan mengakibatkan kelemahan

otot.

Penatalaksanaan hipertensi perlu diberikan pengobatan

farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis relatif mahal

dan penggunaannya seumur hidup serta pasien lebih cenderung sibuk dan

sering melupakan penggunaan obat anti hipertensi ini, padahal sangatlah

penting untuk menggunakan secara teratur (Alexander , 2016). Sedangkan

untuk terapi non farmakologis di berikan kepada semua pasien hipertensi

primer dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor

resiko serta penyakit penyerta lainnya. Terapi non farmakologis merupakan

terapi tanpa menggunakan agen obat dalam proses terapinya. Dalam

algoritme penanganan hipertensi terapi non farmakologis diantaranya

modifikasi gaya hidup merupakan langkah awal yang harus dilakukan (Tori,
5

2017).

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang muncul peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat

Hipertensi Pada Lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit

KabupatenSitubondo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut :Adakah hubungan pola makan diet rendah garam

dengan tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 TujuanUmum

Menganalisis hubungan pola makan diet rendah garam dengan

tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo.

1.3.2 TujuanKhusus

1. Mengidentifikasi pola makan diet rendah garam pada lansia di Desa

Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.

2. Mengidentifikasi tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung

Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.

3. Menganalisis hubungan pola makan diet rendah garam dengan

tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo.
6

1.3 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan bahan refrensi di perpustakaan Stikes

Hafshawaty Zainul Hasan Genggong serta sebagai sumber dan referensi

untuk peneliti selanjutnya.

1.4.2 BagiProfesiKeperawatan

Dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi keperawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dalam

memberikan konseling tentang pola makan diet rendah garam dalam

perubahan tekanan darah, terutama menurunkan tekanan darah pada

lansia.

1.4.3 Bagi TempatPeneliti

Sebagai salah satu masukan dalam menentukan kebijakan yang

berkaitan dengan pola makan diet rendah garam dalam perubahan

tekanan darah, terutama menurunkan tekanan darah pada lansia.

1.4.4 Bagi Responden

Diharapkan dari penelitian ini nantinya responden dapat

menerapkan pola makan diet rendah garam pada saat terjadi peningkatan

tekanan darah atau hipertensi. Dan dapat menambah pengetahuan dan

informasi tentang polamakan diet rendah garam dalam perubahan

tekanan darah, terutama menurunkan tekanan darah.

1.4.5 Manfaat bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan pengetahuan

dan pengalaman serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

mengenaipolamakan diet rendah garam dalam perubahan tekanan darah,


7

terutama menurukan tekanan darah pada lansia.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-

menerus lebih dari suatu priode. Hal ini terjadi bila arteriola-arteriola

konstriksi. Konstriksi arteri membuat darah sulit mengalir dan

meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah

beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan

kerusakan jantung dan pembuluh darah (Syahri, 2012).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dimana tekanan sistoliknya di

atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg, yang

merupakan penyebab gagal jantung, stroke, infark miokardium, gagal ginjal

kronis, dan enselofati atau kerusakan otak (Misda, 2017).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90

mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistoliknya 160 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg (Fahrun, 2011).

Dari semua pendapat diatas disimpulkan bahwa hipertensi tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90

mmHg. Tetapi akan berbeda pada lansia karena penurunan dari fungsi

sistem kardiovaskuler. Penyebab dari hiprtensi belum diketahui secara

pasti

8
9

namun banyak faktor resiko diantaranya, merokok, stres, jenis kelamin,

umur, dll. Hipertensi yang berkelanjutan akan menyebabkan stroke, gagal

ginjal dll.

2.1.2 Patofisiologi Hipertensi

Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan

curah jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang

meningkatkan frekuensi jantung, volume sekuncup atau keduanya.

Hipertensi juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin

mempercepat proses arterosslerosis serta kerusakan organ seperti

cedera retina, gangguan pada otak, pembuluh darah dan ginjal. Renin

merangsang pembentukan angiostin I yang kemudian diubah menjadi

angiostin II, suatu vasokontriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang

sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi

natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume

intravaskuler. Keadaan tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi diantaranya adalah gaya

hidup (merokok), diet (konsumsi tinggi garam), dan faktor getik. Rokok

dapat memicu terjadinya hipertensi dikarenakan dalam rokok

mengandung nikotin, dan nikotin tersebut merangsang pelepasan

katekolamin sehingga terjadi peningkatan katekolamin yang

menyebabkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung dan

menyebabkan vasokontrikisi yang manapada akhirnya meningkatkan

tekanan darah. Diet tinggi garam juga dapat menyebabkan terjadinya

hipertensi karena garam mempunyai kandungan mineral natrium

(sodium). Natrium bersifat mengikat air. Pada saat garam dikonsumsi,


10

maka garam tersebut akan meningkat air sehingga akan terserap masuk

kedalam intravaskuler yang menyebabkan meningkatnya voleme darah.

Peningkatan intake sodium dapat menyebabkan terjadinya retensi sodium

ke ginjal yang akan menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga

terjadi hippertensi. Peningkatan penebalan dinding arteriola akibat faktor

genetik yang menyebabkan peningkatan retensi vaskuler perifer

(Kowalak, 2011).

2.1.3 Tanda Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala pada pasien hipertensi menurutAsnia (2017)adalah :

a. Meningkatnya tekanan sistolik di atas 140 mmHg atau distolik di atas

90 mmHg

b. Sakit kepala bagian belakang

c. Epiktaksis atau mimisan

d. Rasa berat ditekuk

e. Sukar tidur

f. Mata berkunang-kunang

g. Lemah dan lelah

Namun dari tanda dan gejala di atas tidak semuanya muncul, yang

utama adalah adanya peningkatan tekanan darah yang abnormal.

Orang dewasa dengan keadaan tubuh yang sehat pada umumnya

memiliki tekanan darah diastolik antara 90 sampai 120 mmHg atau

tekanan diastolik normal antara 60 sampai 80 mmHg

2.1.4 Klasifikasi Hipertensi

Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banayak di derita orang

tanpa mereka sadari mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat

mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan


11

jiwa. Untunglah dewasa ini berbagai akibat yang di timbulkannya dapat di

cegah dengan perawatan dini oleh para ahli di bidang kedokteran. Pada

dasarnya dalam kedokteran di kenal dua jenis hipertensi :

1. Hipertensi Primer. Hipertensi primer adalah penyakit hipertensi yang

tidak langsung di sebabkan oleh penyebab yang telah di ketahui di

dalam bahasa sederhana atau menurut istilah orang awam adalah

hipertensi yang penyebabnya tidak atau belum di ketahui. Mereka yang

menderita hipertensi primer, tidak menunjukkan gejala apapun. Pada

umumnya penyakit hipertensi baru di ketahui pada waktu pemeriksaan

kesehatan ke dokter.

2. Hipertensi Sekunder. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah

di ketahui penyebabnya. Timbulnya penyakit hipertensi sekunder

sebagai akibat dari suatu penyakit, kondisi, dan kebiasaan seseorang.

Contoh kelainan yang menyebabkan hipertensi sekunder adalah

sebagai hasil dari salah satu atau kombinasi hal-hal berikut :

a. Akibat stres yang parah

b. Penyakit atau gangguan ginjal

c. Kehamilan atau pemakaian pil pencegahan kehamilan

d. Pemakaian obat terlarang seperti : kokain, heroin atau jenis narkoba

lainnya.

e. Cidera di kepala atau perdarahan di otak yang berat

f. Tumor di otak atau sebagai reaksi dari pembedahan

Ada kalanya penderita hipertensi dapat mengambil tindakan

sendiri dalam mengobati penyakitnya. Tindakan ini tidak sepenuhnya

benar, meskipun juga tidak salah. Sebaiknya penderia meminta bantuan


12

seseorang ahli (Haryanto, 2015).

Klasifikasi hipertensi adalah tekanan darah untuk orang dewasa

berumur 18 th atau lebih, tekanan darah yang di maksudkan adalah

rata-rata dari dua atau lebih pengukuran dan dilakukan dua kali atau

lebih pada waktu yang berbeda, tekanan darah di nyatakan dalam

satuan millimeter air raksa mmHg.

2.1 Tabel klasifikasi hipertensi

No Nilai Tekanan mmHg Klasifikasi


1. Diastolik <85 Tekanan darah normal

85-99 Tekanan darah ringan

100-109 Tekanan darah sedang

>110 Tekanan darah berat

2. Sistolik <140 Tekanan darah normal

140-159 Tekanan darah ringan

160-179 Tekanan darah sedang

>180 Tekanan darah berat

(sumber: Jane Elsada Makaremas, 2018).

2.1.5 Penatalaksanaan Hipertensi

1. Penatalaksanaan Farmakologi menurut Misda (2017) adalah

Jenis-jenis obat antihi pertensi yang dianjurkan untuk terapi hipertensi

adalah:

a. Diuretika, terutama jenis obat Thiazide atau Aldosterone antagonist.

Thizide merupakan obat utama dalam terapi hipertensi dimana

terbukti paling efektif dalam menurunkan resiko kardiovaskuler.

Thizide dapat digunakan sebagai obat tunggal pada penderita


13

hipertensi ringan sampai sedang dan dapat juga dikombinasi dengan

obat anti hipertensi lain untuk meningkatkan efektivitas anti hipertensi

lain dan mencegah retensi cairan oleh anti hipertensi lain.

b. Betia Blocker. Merupakan obat anti hipertensi setelah diuretik. Beta

blocker digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi

ringan sampai sedang terutama pada pasien dengan penyakit

jantung koroner (khususnya infark miokard akut), pasien dengan

aritmia supraventrikel dan ventrikel tanpa kelainan konduksi.

c. Alcium Chanel Blocker atau Calcium Antagonis. Adalah obat anti

hipertensi yang memiliki fungsi merendahkan kadar renin seperti

pada usia lanjut.

d. Angiotensin Converting Enzim Inhibitor (ACEI). Obat golongan ini

bermanfaat terutama pada pasien hipertensi yang kronik atau

menetap akibat penyakit parenkim ginjal. Hiperkalemia mungkin

terjadi pada penggunaan ACE inhibitor akibat hambatan pada renin.

e. Angiotensin II Receptor Blocer AT, receptor antagonist/blocker

(ARB).

Angiotensin II Receptor Blocer sangat efektif untuk menurunkan

tekanan darah pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi

seperti hipertensi renovaskuler lain dan hipertensi genetik, tetapi

kurang efektif pada hipertensi dengan kadar renin yang rendah.

2. Penatalaksanaan Non Farmakologis

a. Modivikasi gaya hidup, seperti pengontrolan berat badan,

pembatasan konsumsi alcohol, latihan fisik yang teratur, dan berhenti

merokok.
14

b. Diet rendah lemak jenuh dan rendah natrium.

c. Diet kalsium, magnesium, dan kalium yang adekuat

2.1.6 Komplikasi Hipertensi

Berikut merupakan beberapa komplikasi dari hipertensi yang dapat

terjadi menurut Kemenkes (2016) yaitu

1. Stroke. Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi

diotak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak.

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri

memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran

darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi berkurang.

2. Infrak miokardium. Dapat juga terjadi infrak miokardium apabila arteri

koroner yang mengalami arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup

oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang dapat

menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi

hipertensi kronik dan hipertrovi ventrikel, maka kebutuhan oksigen

miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung

yang menyebabkan infrak.

3. Gagal ginjal. Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler-kapiler glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,

darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal neoron akan

terganggu, dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.

Dengan rusaknya membrane glomerolus, protein akan keluar melalui

urine, sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang. Hal ini

menyebabkan edema yang sering di jumpai pada hipertensi kronik.

4. Ensefalopati. Enselofati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama


15

pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat).

Tekanan yang sangat tinggi akibat kelainan ini menyebabkan

peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang

intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya, neoron-

neoron disekitarnya menjadi kolaps dan terjadi koma serta

kematian.

2.1.7 Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi

Menurut Arum (2019), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang

dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain :

1. Faktor Internal Yang Tidak Dapat Dikontrol

a. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler seebelum

menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi

oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High

Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi

merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses

aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai

penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada

premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon

estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.

Proses ini terus berlanjut dimana homon estrogen tersebut berubah

kualitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya

mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian

didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis


16

kelamin wanita sekitar 56,5% (Anggraini dkk, 2019).

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia

dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55

tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering

dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani,

2007).

b. Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi

orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi

dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus

ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal

dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus

benar-benar tepat. Tetapi kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi

pada usia lanjut. Pada wanita hipertensi sering terjadi pada usia diatas

50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormone sesudah

menopause. Dikemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia

ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-

arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan.

Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri

dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri (Hans peter, 2008).

c. Keturunan

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

kelurga itu mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini

berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan

rendahnya rasio antara potassium terdapat sodium individu dengan


17

orang tua dengan hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar

untuk penderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80%

kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga

(Angraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah

penderita hipertensi (Kartika, 2020).

2. Faktor Eksternal Yang Dapat Dikontrol

a. Obesitas

Pada usia >50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi

penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya

berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.

Kelompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti

artritis, jantung dan pembuluh darah (Herdiani, 2019).

Indeks Masa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,

terutama tekanan darah sistolik. Resiko relative untuk menderita

seseorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi

ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.

b. Kurang Olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak

menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan

tehanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah untuk hipertensi

dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung

harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi

tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi


18

karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang

tidak aktif cenderung mempunyai jetak jantung lebih cepat dan otot

jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,

semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar

pula kekuatan yang mendesak arteri (Sriani, 2016).

c. Kebiasaan

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat

dapat dihubungkan dengan peningkatan inseden hipertensi maligna

dan resiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S

Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts

terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi,

51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5%

subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang

merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam

median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu

kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan

kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Sriani, 2016).

d. Mengkonsumsi Garam Berlebih

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi

resiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan

tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam)

perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi

natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk


19

menormalkannya cairan intraseluller ditarik ke lluar, sehingga

berdampak kepada timbulnya hipertensi (Hans Petter, 2008).

e. Minum Alkohol

Banayak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak

jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan

minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi

(Sundari, 2015).

f. Minum Kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi

mengandung 75-200 mg kafein,dimana dalam satu cangkir tersebut

berpotensi meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.

g. Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara

intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan dapat

meningkatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum

terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi

dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan

pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota

(Arminda, 2020).

Menurut Anggraini (2009). Mengatakan stres akan meningkatkan

resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan

menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres dapat berhubungan

dengan pekerjaan, ekonomi, dan karakteristik personal


20

2.2 Kosep Pola Makan

2.2.1 Definisi Pola Makan

Pola makan di artikan sebagai cara individu atau sekelompok

orang untuk memilih makanan yang sehat dan mengonsumsinya, juga

ikut menentukan kegiatan makan yang sehat. Pola makan salah satu

faktor resiko yang dapat dikendalikan dan juga bisa menyebabkan

terjadinya hipertensi. Adanya kecenderungan tinggi prilaku makan

penduduk di wilayah negara maju maupun negara berkembang

mengkonsumsi makanan siap saji yang mengandung pengawet, kadar

garam yang terlalu tinggi dalam makanan, dan kelebihan lemak

(Rijaluddin, 2017).

2.2.2 Macam-macam pola makan

Menurut Patricia (2016) ada beberapa macam pola makan yaitu :

a. Pola makan sehat

Pola makan sehat suatu pengaturan makanan dengan

mempertimbangkan asupan kandungan zat gizi di dalamnya. Gizi

adalah sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan, dan zat gizi

terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan

tumbuhan (nabati). Tiga zat gizi yang utama dan diperlukan tubuh yaitu

karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiganya disebut sebagai zat gizi

makro. Sementra zat gizi lainnya yang tidak kalah penting yaitu vitamin,

dan mineral, yang disebut juga dengan zat gizi mikro, selain itu tubuh

kita juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar proses

metabolisme. Oleh karena itu pola makan yang sehat mensyaratkan

untuk mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk mendapatkan zat


21

gizi yang diperlukan tubuh.

Pola makan sehat merupakan pilihan yang sangat tepat untuk

menjaga diri terbebas dari hipertensi dan komplikasi (Mulyani, 2018).

b. pola makan tidak sehat

pola makan tidak sehat suatu pengaturan makanan yang tidak

mempertimbangkan asupan zat gizi didalamnya. Kebiasaan makan-

makanan yang siap saji seperti : fast food dan junk food, makanan tinggi

natrium seperti: ikan asin, telur asi, udang asin, abon, makanan tinggi

lemak seperti : daging sapi, daging kambing, kulit daging ayam, santan

kental.

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi pola makan

Menurut Jatu (2018) pemilihan makanan dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti :

1. Jenis kelamin

Pria membutuhkan energi yang lebih banyak dari pada

perempuan sehingga kebutuhan akan protein dan karbohidrat juga

akan bebeda. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada

usia dewasa muda. Akan tetapi kemungkinan lenih beresiko hipertensi

dibandingkan perempuan saat usia < 45 tahun, tetapi saat usia > 60

tahun

2. Pengetahuan

Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang gizi akan lebih

tertata pola makannya dan dapat memilih makanan yang baik untuk

kesehatan tubuhnya.
22

2.3 Konsep Diet Hipertensi

2.3.1 Definisi Diet Hipertensi

Diet merupakan salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa

efek samping yang serius karena metode pengendaliannya yang secara

alami. Hanya saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai

sesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan. Banyak makanan

kesukaan bisa masuk daftar makanan yang harus dihindari, misalnya

garam penyedap rasa popcorn asin, keju dan keripik kentang (Novian,

2013)

Tujuan dari penatalaksanaan diet yaitu membantu menurunkan

tekanan darah dan mempertahankan darah menuju normal. Disamping itu,

diet juga ditunjukan untuk menurunkan faktor resiko lain seperti berat

badan yang berlebihan, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat

dalam darah (Tantri, 2019).

2.3.2 Tujuan Diet Hipertensi

Tujuan dari diet hipertensi (Tantri, 2019) yaitu :

a. Mengurangi asupan garam

Mengurangi garam sering juga diimbangin dengan banyak

mengkonsumsi kalsium, magnesium, dan kalium. Diet garam untuk

kasus tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata.

Idealnya cukup menggunakan sekitar satu sendok teh atau sekitar 5

gram perhari.

b. Memperbanyak serat

Mengkonsumsi banyak sayur yang mengandung banyak serat akan

memperlancar buang air besar dan menahan sebagai asupan


23

natrium. Sebaiknya penderita hipertensi menghindari makanan

kalengan dan makanan siap saji dari restoran yang dikhawatirkan

mengandung banyak pengawet dan kurang serat.

c. Menghentikan kebiasaan buruk

Menghentikan rokok, kopi, dan alkohol dapat mengurangi beban

jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat

meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah jantung koroner,

sehingga jantung bekerja lebih keras. Sedangkan alkohol dapat

memacu tekanan darah. Selain itu, kopi dapat memacu detak

jantung.

d. Perbanyak asupan kalium

Penelitian menunjukkan dengan mengkonsumsi 3500 mg kalium

dapat membantu mengatasi kelebihan natrium. Makanan yang

banyak mengandung kalium misalnya : pisang, sari jeruk, jagung, dan

brokoli.

e. Penuhi kebutuhan magnesium

Penelitian menunjukkan bahwa asupan magnesium yang tinggi yaitu

menurut RDA (recommended dietary allowance) adalah sekitar 3500

mg dapat menguragi tekanan darah pada seseorang yang mengalami

hipertensi. Sumber makanan yang banyak mengandung magnesium

misalnya : kacang tanah, bayam, kacang polong dan makanan laut.

f. Lengkapi kebutuhan kalsium

Kandungan kalsium yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

800 ml yang setara dengan 3 susu dapat mencegah terjadinya

komplikasi pada penyakit hipertensi. Makanan yang banyak


24

mengandung kalsium yaitu: keju rendah lemak, dan ikan salmon.

g. Manfaat sayuran dan bumbu dapur

Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk mengontrol

tekanan darah seperti tomat, wortel, seledri, bawang putih, dan

kunyit.

2.3.4 Prinsip diet hipertensi

Prinsip diet pada penderita hipertensi menurut Sri (2019) yaitu

a) Makanan beraneka ragam

b) Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita

c) Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis

makanan dalam daftar diet.

2.3.5 Jenis Diet Hipertensi

Secara garis besar menurut Waenly (2019) ada 4 macam diet untuk

menanggulangi atau mempertahankan keadaan tekanan darah yaitu

a. Diet rendah garam

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta

hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan

tekanan darah, mencegah edem dan penyakit jantung (lemah jantung).

Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi

garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau

natrium (Na). Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan

dalam melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yag

harus mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral,

maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium. Sumber sodium

anatara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,


25

MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium

benzonat (biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai, dan jelly),

makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung

natrium (obat ssakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan

penggunaan obat dikonsulkan dengan dokter terlebih dahulu.

b. Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas

Di dalam tubuh terdapat tiga bagiian lemak yaitu: kolesterol, trigeserida,

dan prospolipit. Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari

dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolesterol dapat berbahaya jika

dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan tubuh, peningkatan

kolesterol dapat terjadi karena telalu banyak mengkonsumsi makanan

yang mengandung kolesterol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi

sekitar 25-50% dari setiap makanan.

c. Diet tinggi serat

Diet tinggi serat sangat penting bagi penderita hipertensi, serat terdiri

dari dua jenis yaitu serat kasar dimana banyak terdapat pada sayuran

dan buah-buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan

karbohidrat, seperti kentang, beras merah, singkong, dan kacang hijau.

Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi

karena serat kasar mampu mengikat kolesterol maupun asam empedu

dan selajutnya akan dibuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat

dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang

cukup tinggi.

d. Diet rendah kaori

Diet ini dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan. Kelebihan
26

berat badan atau obesitas akan beresiko tinggi terkena hipertensi.

Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun keatas akan

mudah terkena hipertensi.

2.3.6 Jenis makanan yang diperoleh dan yang tidak diperoleh untuk

penderita hipertensi

Ada beberapa macam makanan menurut Merdianti (2019) yang

diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk penderita hipertensi

yaitu

Tabel 2.2 jenis jenis makanan hipertensi

Sumber bahan Makakanan yang


Makakanan yang diperboleh
makanan tidak diperboleh

Proteiin nabati Tahu, tempe, kacang hijau, Keju, kacang asin,

kacang kedelai, kacang polo, tauco, tahu asin

kacang tanah, kacang kapri, dan

kacang lain yang segar

Lemak Santan ecer, minyak mentega Mentega, margarine,

tanpa garam lemak hewan

Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang

diawetkan dan

sayuran dalam

kaleng

Ada beberapa makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak

dianjurkan untuk hipertensi menurut DASH:

Tabel 2.3 makanan yang dianjurkan untuk hipertensi


27

Zat gizi Bahan makanan

Kalium Kentang, bayam, kol, brokoli, tomat, wortel, pisang, jeruk,

anggur, mangga, melon, stroberry, semangka, nanas, susu, dan

yogurt.

Kalsium Tempe, tahu, sarden, bandenng presto, ikan teri, kacang-

kacangan, susu, yogurt, dan keju rendah lemak.

Magnesium Beras (terutama beras merah) kentang, tomat, wortel, sayuran

berwarna hijau tua, jeruk, lemon, ikan, seafood, dan daging

ayam tanpa kulit.

Serat Beras merah, roti, whole, wheat, oats, kacang-kacangan,

sayuran, kentang, tomat, apel, jeruk, dan belimbing.

Protein Tempe, tahu, kacang-kacangan, susu, yogurt, dan keju rendah

lemak.

Lainnya Bawang putih, seladri, lalapan hijau

2.4 Kosep Diet Rendah Garam

2.4.1 Definisi Diet Rendah Garam

Diet rendah garam atau rendah natrium diartikan sebagai diet

yang mengandung dari bahan rendah natrium seperti yang terdapat

dalam garam dapur, soda kue, baking powder, natrium benzoate, dan

vitsin. Hal ini terjadi karena makanan sehari-hari biasanya cukup

mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan

kebutuhan natrium sehari. Asupan natrium yang berlebihan, terutama

dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan

keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan odema atau asites


28

dan hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu

dibatasi atau dikurangi (Palimbong, 2018).

Tujuan dari penatalaksanaan diet rendah garam yaitu membantu

menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan

menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Disamping itu,

menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram

sehari atau 2400 mg natrium (Palimbong, 2018).

2.4.2 Penerapan Diet Renda Garam

Penerapan terapi diet rendah garam menurut Hariyanto (2017) adalah

a. Menggunakan makanan yang segar

b. Menjauhi makanan yang diproses terlebih dahulu seperti :

makanan kaleng, telor asin, sosis.

c. Mengurangi penggunaan garam, bumbu penyedap, trasi dan kecap asin

saat memasak.

d. Mengganti rasa asin dalam memasak dengan cuka, tomat segar pada

masakan.

e. Memakan sajian selagi hangat agar aroma masakan masih segar

sehingga menutupi rasa asin yang kurang terasa.

2.4.3 Tujuan Diet Rendah Garam

Tujuan dari diet rendah garam Palimbong (2018) yaitu :

a. Mengatur tentang makanan sehat, dapat membantu menurunkan

tekanan darah tinggi menuju normal.

b. Mengurangi penderita penyakit kardiovaskuler dan komplikasi.

c. Menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh.


29

2.4.4 Macam-macam Diet Rendah Garam

Macam diet rendah garam Palimbong (2018) yaitu :

1. Diet Garam Rendah I (200-400 mg)

Diet ini diberikan pada penderita dengan odema, asitesis dan

hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan

garam dapur, hindari makanan tinggi natrium.

2. Diet Garam Rendah II (600-800 mg)

Diet ini berlaku kepada penderita odema, asitesis, dan hipertensi

tidak terlalu berat. Dalam pengolahan makanannya boleh

menggunakan ½sendok teh garam dapur (2gr)

3. Diet Garam Rendah III

Diet ini diberikan pada penderita odema atau hipertensi ringan.

Dalam pengolahan makanannya boleh menggunakan garam 1 sendok

tehh (6 gr) garam dapur.

2.4.5Tingkat Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam

1. Penderita hipertensi berat diet rendah garam yang disarankan 200-400

mg Na/hari

2. Penderita hipertensi sedang diet rendah garam yang disarankan 600-

800 mg Na/hari

3. Penderita hipertensi ringan diet rendah garam yang disarankan 1000-

1200 mg Na/hari (Palimbong, 2018)

2.5 Konsep Lansia

2.5.1 Pengertian

Menua (menjadi tua) merupakan salah satu proses yang terus

berkembang secara alamiah serta merupakan bagian normal dari masa


30

pertumbuhan dan perkembangan dimana kemampuan jaringan untuk

memperbaiki dirinya menurun. Usia lanjut harus diterima sebagai suatu

kenyataan dan fenomena biologis. Proses penuaan seseorang

dipengaruhi oleh banyak aspek. Beberapa aspek yang dapat

mempengaruhi proses penuaan seseorang diantaranya yaitu, hereditas

atau genetik, nutrisi, status, kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan

dan tingkat setres. Dalam proses penuaan suatu individu terdapat banyak

pada sistem tubuh, mayoritas sistem tubuh lansia mengalami perubahan.

Salah satunya perubahan pada sistem kardiovaskuler yang erat

hubungannya dengan hipertensi pada lansia (Patricia, 2016).

2.5.2 Batasan Lansia

Menurut WHO (2007), batasan lansia meliputi:

1. Usia pertengahan (Midle Age), adalah usia antara 45-59tahun

2. Usia lanjut (Enderley), adalah usia antara 60-74 tahun

3. Usia lanjut tua (Old) adalah usia antara 75-90 tahun

4. Usia sangat tua (Very Old) adalah usia 90 tahun keatas

2.5.3 Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia menurut Agrina

(2011) yaitu :

1. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh

terjadinya proses degeneratif yang meliputi :

a. Sel terjadi perubahan menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar

ukurannya, serta berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya

intraseluler.

b. Sistem persyarafan terjadi perubahan berat otak 10-20, lambat dalam


31

respon dan waktu bereaksi dan mengecilnya saraf panca indera yang

menyebabkan berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,

menurunnya sensasi perasa dan penciuman sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya masalah keseshatan misalnya glukoma dan

sebagainya.

c. Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran

dalam teingga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada

yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi

pada usia diatas umur 65 tahun dan pendengaran bertambah menurun

pada lanjut usia yang mengalami ketegangan atau stress. Hilangnya

kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan proses penuaan

dan hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat

disemmbuhkan dan berkaitan dengan efek-efek kolateral seperti

komunikasi yang buruk dengan pemberi perawatan, isolasi, paranoia

dan penyimpanan fungsional.

d. Sistem penglihtan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar,

kornea lebih terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga menjadi

katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan, hilangnya daya

akomodasi, meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi

terhadap kegagalan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya

gelap, menurunya lapang pandang sehingga luas pandangnya

berkurang luas.

e. Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta

menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan

jantung mengompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur


32

20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume

kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke

duduk, duduk keberdiri bisa mengakibatkan tekanan darah menurun

yang mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi

diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.

2. Perubahan mental

Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala

memori cocok dengan keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir

ini lebih cenderung disebut kerusakan memori berkenaan dengan

usia atau penurunan kognitif berkenaan dengan proses menua.

Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh manula,

keluhan ini dianggap lumrah dan biasa oleh lansia.

3. Perubahan-perubahan psikososial

Meliputi pensiun, nilai seseorang sering di ukur oleh

produktivitasnya dan identitas di kaitkan dengan peranan dalam

pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purma tugas) ia akan mengalami

kehilangan financial, status, teman dan pekerjaan. Merakan sadar

akan kematian, semakin lanjut usia biasanya mereka menjadi

semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akhirat dan lebih

mementingkan kematian itu sendiri serta kematian dirinya, kondisi

seperti ini benar khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan

mentalnya semakin memburuk, pada waktu kesehatannya memburuk

mereka cenderung untuk berkonsentrasi pada masalah kematian dan

mulai dipengaruhi oleh perasaan seperti itu, hal ini secara langsung
33

bertentangan dengan pendapat orang lebih muda, dimana kematian

mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang

memikirkan kematian.

4. Perubahan psikologis

Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali

mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang meraka

hadapi, antara lain penurunan badaniah atau dalam kebingungan

untuk memikirkannya. Dalam hal ini di kenal apa yang disebut

disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari

masyarakat dan diri pribadinya satu sama lain. Pemisahan diri hanya

dilakukan baru dilaksanakan hanya pada masa-masa akhir

kehidupan lansia saja. Pada lansia yang realistik dapat

menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru. Karena telah lanjut usia

mereka sering dianggap terlalu lamban, dengan gaya reaksi yang

lamban dan kesiapan dan kecepatan bertindak dan berpikir yang

menurun. Datya ingat mereka memang banyak yang menurun dari

lupa sampai pikun dan demensia, biasanya mereka masih ingat betul

peristiwa-peristiwa yang telah lama terjadi, malahan lupa mengenal

hal-hal yang baru terjadi.


BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan gambaran dan arahan asumsi mengenai

variabel – variabel yang akan diteliti, atau memiliki arti hasil sebuah sintesis

dari proses berfikir deduktif maupun induktif, kemudian dengan kemampuan

kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru. Dalam kerangka konseptual

telah disusun untuk menentukan pertanyaan yang akan dijawab dan

bagaimana prosedure penelitian akan dilakukan untuk menentukan jawaban

pertanyaan tersebut (Hidayat, 2018).

34
3.1 KERANGKA KONSEP

Pola makan diet rendah garam


 Makanan siap saji
 Makanan tinggi lemak
 Makanan tinggi natrium
Faktor yang mempengaruhi Penatalaksanaan
kekambuhan hipertensi 1. Perubahan pola
1. Keturunan makanpenurunan berat badan
2. Usia Hipertensi 2. Berhenti merokok
3. Jenis Kelamin 3. Latihan fisik secara teratur
4. Kebiasaan merokok,
mengkonsumsi garam berlebih 4. Pembatasan garam
5. Obesitas

Nilai tekanan darah


Ringan 140-159 mmHg
Sedang 160-179 mmHg
Berat > 180 mmHg
Keterangan :

: : Tidak di Teliti

: Di Teliti

: Menghubungkan / Kejadian

Bagian 3.1 : Kerangka konseptual penelitian Hubungan pola makan diet rendah garam dengan tingkat hipertensi pada
lansia Di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo

35
36

Berdasarkan Bagan 3.1 dapat dijelaskan bahwa hipertensi dapat di

pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya yaitu: pola makan, keturunan,

usia dan life style yang tidak sehat BB berlebihan, konsumsi garam

berlebihan, merokok dan mengkonsumsi alkohol. Faktor penyembuhan

hipertensi salah satunya dapat di pengaruhi oleh perubahan pola makan

yang baik diantaranya: penurunan BB berlebih, mengurangi konsumsi garam

berlebih, olahraga, menghilangkan kebiasaan merokok, alkohol.

3.2 Hipotesis penelitian

Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan

tesis (pernyataan), yaitu suatu pernyataan yang masih lemah dan

membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut

dapat diterima atau harus di tolak. Berdasarkan fakta atau data empiris yang

telah di kumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2017).

H1 : ada Hubungan pola makan diet rendah garam dengan tingkat

hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten

Situbondo
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Design Penelitian

Desain penelitian merupakan suatus strategi untuk mencapai

tujuanpenelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman

atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2016).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Analitik korelasional”

dengan pendekatan Cross sectional yaitu adalah jenis penelitian variabel

sebab akibat atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek

penelitian di ukuratau di kumpulkan dalam waktu bersamaan, atau jenis

penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data

variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali pada satu

saat.

Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang

Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat Hipertensi Pada

Lansia Di Desa Balung Kecematan Kendit Kabupaten Situbondo.

4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja penelitian adalah tahapan dalam suatu penelitian

yang menyalurkan alur penelitian terutama variabel yang di gunakan dalam

penelitian (Nursalam, 2016).

37
38

4.2 Kerangka Kerja

HubunganPola Makan Diet Rendah Garam Dengan


tingkat Hipertensi Pada Lansia Di Desa Balung

Populasi
Seluruh penderita hipertensi usia lansia > 45 tahun di Desa
Balung kecamatan Kendit kabupaten Situbondo sebanyak 62
orang

Teknik sampling
Total Sampling

Sampel
Seluruh penderita yang terkena hipertensi usia lansia > 45 tahun yang
diakibatkan oleh pola makan diet rendah garam di Desa Balung kecamatan
Kendit kabupaten Situbondo sebanyak 62 orang

Desain Penelitian
Analitik korelasional dengan pendekatan cross
sectional

Pengumpulan Data
Kuesioner dan Observasi

Pengolahan Data
(editing,coding, scoring,tabulating)

Analisa Data
Spearman Rank

Kesimpulan
H1 diterima jika Pvalue ≤α dengan α=0.05
H0 diterima jika Pvalue >α dengan α=0.05

Bagan 4.1 : Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Pola Makan Diet Rendah
Garam Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia di Desa Balung
Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo
39

4.3 Populasi, Sampel Dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan

oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Hidayat,

2018). Populasi dalam penelitian ini seluruh jumlah pasien usia lansia >

45 tahun hipertensi di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten

Situbondo sebanyak 62 orang.

4.3.2 Sampel

Merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2018).

Populasi adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Soekidjo, 2010). Dalam penelitian dibidang kesehatan terdapat

istilah kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, yakni

kriteria tersebut digunakan untuk menentukan dapat tidaknya dijadikan

sampel sekaligus untuk membatasi hal yang akan diteliti (Hidayat, 2018).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik Total Sampling.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

penderita hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo dengan sejumlah 62 responden (Hidayat, 2018). .

1. Kriteria Inklusi

Kriteriainklusi adalah subjek penelitian dapat mewakili dalam

sampel penelitian yang memnuhi syarat sebagai sampel (Nursalam,

2018). Kriteria inklusi pada sampel ini adalah :

a. Bersedia menjadi responden


40

b. Lansia yang mengalami hipertensi usia 60 tahun

c. Lansia yang sudah memeriksakan kesehatannya

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dengan subjek penelitian yang

tidak dapat mewakili sample kartena tidak memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian (Nursalam, 2018).

Pada penelitian ini kriteria eksklusi meliputi:

a. Responden tidak berada ditempat saat peneliti

b. Responden tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat

c. Responden yang tidak bisa menulis

4.3.3 Tekhnik Sampling

Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk mewakilli populasi (Nursalam, 2018).

Pada penelitian ini sampelyang diambil dengan menggunakan

total samplingyang artinya strata atau kedudukan subjek (seseorang) di

masyarakat. Jenis sampling ini di gunakan peneliti untuk mengetahui

beberapa variabel pada populasi yang merupakan hal yang penting untuk

mencapai sampel yang representatif. Pada jenis sampling ini harus

diyakinkan bahwa semua variabel yang diidentifikasi akan mewakili

populasi (Nursalam, 2018).

4.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah

dari satu subjek ke subjek lainnya, sebuah konsep yang dapat dibedakan

menjadi dua yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif (Hidayat, 2018).
41

4.4.1 Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen ( terikat ) (Hidayat, 2018).

Variabel dalam penelitian ini adalah pola makan diet rendah garam.

4.4.2 Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas ( Hidayat, 2018). Variabel dalam

penelitian ini adalah tingkathipertensi pada lansia.

4.5 Lokasi dan waktu

4.5.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo.

4.5.2 Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 12-30 Juli 2020

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara sermat terhadap suatu objek

atau fenomena. (Hidayat, 2018).


42

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam
Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia

Devinisi Alat Skala


Variabel Indikator Skor
Oprasional Ukur
Independen: Pola makan Pola Kuesioner Ordinal Skor
Pola makan merupakan makandiet (Nubatoni Selalu:4
diet rendah cara kerja rendah s, 2015). Sering: 3
garam atau usaha garam Kadang:
untuk meliputi: 2
melakukan  Pemba Tidak
kegiatan tasasan pernah:
makanan garam 1
secara  Makan
sehat an tinggi Dengan
dengan lemak kriteria
melakukan  Makan Sangat
pengurang an siap saji baik
an (Sulistyoni (1-14)
konsumsi ngsih, Baik
garam 2016). (15-28)
dengan Cukup
cara (29-42)
mengurang Kurang
i takaran (43-56)
konsumsi (Azizah,
garam. 2016).

Dependen: Hipertensi TD Observasi Oridinal Nilai diastol


Tingkat adalah Systolik: > TD 1.<85
Hipertensi peningkata 140 mmHg menggunak normal
pada lansia n tekanan TD an Tensi 2.85-89
darah Diastolik > meter ringan
diastolik 90 mmHg merek one 3.90-104
atau sistolik (Wajan, med sedang
yang tidak 2013) 4.>115
teratur atau berat
terus Nilai sistol
menerus 1.<140
normal
2.140-159
ringan
3.160-179
43

sedang
4.>180
berat (Bel,
dkk, dalam
Abdul,
2018).
(i)

4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Prosedur Administrasi

Mendapatkan surat izin penelitian dari Ketua STIKES Hafshawaty

Zainul Hasan Program Study S1 Keperawatan Genggong Probolinggo,

kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala

Puskesmas dan Kepala Desa Balung untuk memperoleh izin melakukan

penelitian.

4.7.2 Prosedur Teknis

1. Peneliti melakukan pengajuan judul berdasarkan beberapa jurnal

yang mendukung terhadap judul

2. Peneliti membuat surat perijinan dari kampus STIKES Hafshawaty

Zainul Hasan Genggong.

3. Peneliti mengurus perizinan kepada Badan Persatuan Partai dan

Politik (Bakesbangpol)

4. Peneliti mengurus perizinan penelitian ke Dinas Kesehatan untuk

meminta tebusan ke Puskesmas Kendit

5. Peneliti meminta izin dan mendapatkan izin dari Puskesmas Kendit

melalui surat dari dinas kesehatan terlebih dahulu


44

6. Peneliti meminta izin Kepala Desa Balunguntuk mengadakan

penelitian dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian di wilayah

tersebut

7. Peneliti melakukan studi pendahuluan di Desa Balung Kecamatan

Kendit

8. Peneliti Datang Door to Door kerumah masing – masing lansia

penderita hipertensi

9. Peneliti memberikan Informed Consent pada pasien yang setuju

menjadi responden untuk menanda-tangani

10. Peneliti menjelaskan kepada pasien tentang pola makan diet rendah

garam dengan kejadian hipertensi

11. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk mengisi

sesuai pertanyaan.teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden

untuk di jawabnya. Selain itu, kuesioner dapat berupa pertanyaan

terbuka.

12. Peneliti mengumpulkan data (kuisioner) yang sudah diisi oleh

responden

13. Peneliti mengumpulkan data untuk di uji menggunakan SPSS

4.8 Pengumpulan Data

4.8.1 Instrument pengumpulan data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Kuesioner merupakan cara pengumpulan


45

data melalui pemberian kusioner dengan beberapa pertanyaan kepada

responden (Hidayat, 2018). Dalam penelitian ini mengguanakan

instrumen penelitian kusioner dengan checklist dan observasi tekanan

darah menggunakan tensi merk one med.

4.8.2 Uji Validitas dan Reahabilitas

1. Uji Validitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data

(Nursalam, 2016).

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Untuk

mengetahui validitas suatu instrument (dalam hal ini kuesioner)

dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing

variabel dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan korelasi

pearson product moment. Suatu variabel (pertanyaan) dinyatakan valid

bila skor variabel tersebut berkorelasi segara signifikan dengan skor

totalnya dengan cara membandingkan nilai r tabel dengan nilai r

hitung, bila r hasil (hitung) >r tabel, pertanyaan tersebut valid. maka

pertanyaan tersebut valid. Bila responden uji validitas sejumlah 10

orang, r tabel yang digunakan adalah 0,632 dengan tingkat signifikan

0,05. Maka hasil r hitung dari 10 responden harus lebih besar dari r

tabel (0,632) dengan tingkat signifikan 0,05(Nubatonis,2015).

Hasil uji validitas pada quosioner perilaku hidupyang dilakukan

pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2020 di Desa Balungdari 14 pertan


46

yaan di dapatkan hasil 14 valid dengan nilai berkisar antara

0,707 sampai 0,966 lebih tinggi dari r table pada nilai signifikan 5%

yaitu (0,632).

2. Uji Reliabilitas

Reliabitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataanhidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam

waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-

sama memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan.

Perlu diperhatikan bahwa reabilitas belum tentu akurat (Nursalam, 2016).

Dinyatakan reliabel bila skor variabel berkorelasi secara signifikan

dengan skor totalnya. Dengan cara membandingkan nilai r hitung (Alpha)

dengan r tabel. Apabila r hitung (Alpha) > r tabel maka pertanyaan

`tersebut reliabel. Bila responden uji reliabilitas sejumlah 10 orang, r tabel

yang digunakan adalah 0,632 dengan tingkat signifikan 0,05. Maka hasil r

hitung dari 10 responden harus lebih besar dari r tabel (0,632) dengan

tingkat signifikan 0,05.

Hasil uji reliabilitas kuesioner pola makam diet rendah garam

dibuat dengan mengadop dari kuesiner peneliti sebelumnya, dari 14 item

pertanyaan yang dibuat oleh peneliti diperoleh r Alpha 0,967 karena r

Alpha lebih besar dari r tabel 0,632 maka pertanyaan tersebut reliabel

4.8.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada suatu

subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan

dalam suatu penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data

bergantung pada rancangan penelitian dan teknik instrumen yang


47

digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti memfokuskan pada

penyedian subjek, melatih tenaga pengumpul data, memperhatikan prinsip-

prinsip validitas dan reabilitas (Nursalam, 2016).

Pada pelaksanaan penelitian ini peneliti mengajukan pemohonan

izin kepada Kepala Puskesmas di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo untuk mendapatkan persetujuan. Setelah disetujui

maka cara yang dipakai dalam pengumpulan data ini menggunakan lembar

kuesioner.

4.9 Analisa Data

4.9.1 Editing

Editing merupakan kegiatan memeriksa kembali kuesioner yang telah

diisi pada saat pengumpulan data, apakah semua jawaban terbaca,

semua pertanyaan terjawab, hasil isian sesuai tujuan yang diinginkan

peneliti, kesehatan lain.

4.9.2 Coding

Yang dimaksud dengan coding adalah mengklasifikasi

jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori.

Data khusus

a. Pada penelitian ini variabel pola makan diet rendah garam

1. TP : Tidak Pernah

2. KD : Kadang-Kadang

3. S : Sering

4. Sl : Selalu

b. Sedangkan variabel dependen terjadinya hipertensi dengan tekanan

darah normal : <140/,85 mmHg=1, Tekanan darah ringan : 140-159/85-99


48

mmHg= 2, Tekanan darah sedang : 160-179/100-109 mmHg= 3, Tekanan

darah berat : 180/110 mmHg=4

4.9.3 Scoring

Scoring merupakan memberikan penilaian terhadap item-item yang

perlu diberikan penilaian atau skor. Hasil dari pengukuran langsung pada

responden di interpretasikan. Untuk variabel independen yaitu pola

makan diet rendah garam dengan menggunakan lembar kuesioner pada

pertanyaan nilai skornya adalah

Pada penelitian ini untuk variabel

a. Variabel Independen : Pola makan diet rendah garam

1. Tidak Pernah : 1

2. Kadang-Kadang : 2

3. Sering : 3

4. Selalu :4

b. Varibel Dependen : Hipertensi

1. Tekanan darah normal: <140/,85 mmHg= 1

2. Tekanan darah ringan : 140-159/85-99 mmHg= 2

3. Tekanan darah sedang : 160-179/100-109 mmHg=3

4. Tekanan darah berat : 180/110 mmHg=4

4.9.4 Tabulating

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penilaian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang

hendak di analisis (Hidayat, 2018).

a. Variabel independen pola makan diet rendah garam jawaban

sangat baik: 1-14, baik: 15-28, cukup: 29-42 kurang: 43-56.


49

b. Variabel dependen hipertensi dengan hasil tensi dan skor jawaban

Tekanan darah normal: <140/,85 mmHg, Tekanan darah ringan :

140-159/85-99 mmHg,Tekanan darah sedang : 160-179/100-109

mmHg, Tekanan darah berat : 180/110 mmHg.

4.9 Cara Analisa Data

Analisa data merupakan cara mengelolah data agar dapat disimpulkan

atau diinterpretasikan menjadi informasi. Dalam melakukan analisis data

terlebih dahulu data harus di olah dengan tujuan mengubah data menjadi

informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk

proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis.

Dalam penelitian ini perhitungan datanya menggunakan perrangkat

lunak SPSS versi 17 menggunakan Spearman Rankuntuk menguji hipotesa.

Sehingga apabila p >0,05: H0 diterima artinya tidak ada hubunganpola

makandiet rendah garamdengan kejadian hipertensi pada lansiadan tidak

ada hubungan pola makan diet rendah garam dengan kejadian hipertensi

pada lansia, dan sebaliknya apabila p<0,05: h1 diterima artinya ada

hubungan pola makan diet rendah garam dengan tingkat hipertensi pada

lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.

4.10 Etika Penelitian

Pada penelitian ini peneliti mengajukan permohonan ijin pada pihak

terkait setelah mendapat persetujuan berulah kuesioner disebarkan pada

responden yang akan diteliti dengan menekankan masalah etika yang

meliputi:
50

4.10.1.Nilai Sosial atau Nilai Klinis

Penelitian memiliki nilai keterbaruan karena informasi yang

didapatkan valid dari jurnal dan buku terbaru, relevansi dengan masalah

yang sedang menjadi fenomena kesehatan.

4.10.2Nilai Ilmiah

Penelitian ini dilengkapi dengan desain penelitian yang jelas,

memberikan informasi yang valid dan dapat berkontribusi dalam

penciptaan penelitian-penelitian terbaru sebelumnya.

4.10.3Pemerataan Beban dan Manfaat

Dalam penentuan subjek penenlitian harus di dasarkan oleh

pertimbangan ilmiah, kekhususan subjek dengan menggunakan kriteria

inklusi dan eksklusi.

4.10.4Potensi Risiko dan Manfaat

Sebuah penelitian harus memberikan manfaat yang maksimal

bagimasyarakat terutama bagi responden penelitian, maka peneliti

hendaknya mengurangi risiko atau dampak negatif yang merugikan

responden seperti cedera, stres dan lain sebagainya.

4.10.5Kerahasiaan (Confidentiality) atau Privasi

Kerahasiaan adalah hak responden untuk tetap terjaga privasi

terkait informasi dirinya yang didapat selama penelitian berlangsung

(Notoatmodjo, 2012).Hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan

dalam laporan penelitian. Peneliti tidak dibenarkan untuk menyampaikan

informasi kepada pihak lain diluar kepentingan pencapaian tujuan

penelitian.
51

4.10.6 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) atau Informed Consent

Informed concent merupakan lembar keputusan responden untuk

mengikuti atau menolak rangkain prosedur atau tindakan yang akan

dilakukan pada dirinya. Keputusan responden terhadap tindakan yang akan

dilakukan didasari dengan informasi yang telah diberikan terlebih dahulu

mengenai risiko potensial, keuntungna dan alternatif lain yang dapat terjadi

selama tindakan berlangsung (Notoatmodjo, 2012).

4.10.7Bujukan (Inducements)

Penelitian harus dihindari dari kecurigaan atas klaim adanya

“eksploitatif” terhadap subjek yang berkaitan dengan aspek manfaat dan

bahaya (benefit and harm) kerentanan (vulnerability) dan persetujuan

(consent).Secara etis penelitian dapat diterima apabila peneliti mengganti

biaya apapun untuk individu yang berhubungan dengan keikutsertaan

dalam penelitian, termasuk biaya transport, pengasuhan anak (child care).


BAB 5

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menyajikan hasil penelitian dengan judul hubungan pola

makan diet rendah garam dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa

Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 12 - 30 Juli 2020 dengan menggunakan Spearman Rank dengan

jumlah populasi 62 responden dan menggunakan sampel 62 responden pada

lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo dengan

menggunakan tehnik sampling Total sampling.

Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan lembar persetujuan

menjadi responden kepada lansia yang menderita hipertensi dan peneliti

menyebarkan kuesioner dan untuk mengetahui skala hipertensi dilakukan

observasi setiap responden dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah

menggunakan tensi meter pada lansia untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara pola makan diet rendah garam dengan tinngkat hipertensi pada lansia di

Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Data yang terkumpul

ditabulasikan dan selanjutnya di presentasikan sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan.

5.1.1 Data Umum

Data umum dari penelitian ini meliputi karakkteristik responden

lansia yang menderita hipertensi yang terdiri dari data umum yakni

penampilan krakteristik responden yang terdiri dari: usia lansia, pendidikan

lansia, pekerjaan lansia, jenis kelamin lansia, yaitu sebagai berikut:

52
53

1. Krakteristik responden hipertensi berdasarkan kelompok usia

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan


Usia Pada Responden Hipertensi di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo Pada Bulan Juli 2020.

No Usia Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 60-62 tahun 25 40
2 63-65 tahun 37 60
Jumlah 62 100
Sumber data primer, observasi 2020
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan kelompok usia pada responden
hipertensi terbanyak adalah usia 63-65 tahun yaitu sejumlah 37
responden (60%), dan kelompok usia pada responden hipertensi
paling sedikit 60-62 tahun sejumlah 25 responden (40%)

2. Krakteristik responden hipertensi berdasarkan pendidikan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan Pada Responden Hipertensi di Desa Balung
Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo Pada Bulan Juli
2020.

No Pendidikan Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 Tidak Tamat 17 27
2 SD 24 39
3 SMP 18 29
4 SMA 3 5
Jumlah 62 100
Sumber data primer, observasi 2020
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan pendidikan pada responden
hipertensi terbanyak adalah SD yaitu sejumlah 24 responden (39%),
dan didapatkan pendidikan pada responden hipertensi paling sedikit
tingkat SMA sejumlah 3 responden (5%).
54

3. Krakteristik responden hipertensi berdasarkan pekerjaan


Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan Pada Responden Hipertensi di Desa Balung
Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo Pada Bulan Juli
2020.

No Pekerjaan Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 Ibu Rumah 25 40
Tangga
2 Tani 17 27
3 Swasta 8 13
4 Wiraswasta 12 20
Jumlah 62 100
Sumber data primer, observasi 2020
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan pekerjaan pada responden
hipertensi terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sejumlah 25
responden (40%), dan didapatkan pekerjaan pada responden
hipertensi paling sedikit yaitu swasta sejumlah 8 responden (13%).

4. Krakteristik responden hipertensi berdasarkan jenis kelamin


Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Responden Hipertensi di Desa
Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo Pada
Bulan Juli 2020.

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 Perempuan 57 92
2 Laki-laki 5 8
Jumlah 62 100
Sumber data primer, observasi 2020
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan jenis kelamin pada
responden hipertensi terbanyak adalah perempuan yaitu sejumlah
57 responden (92%), dan didapatkan jenis kelamin pada
responden hipertensi paling sedikit yaitu laki-laki dengan jumlah 5
responden (8%).
55

5.1.2 Data Khusus

1. Krakteristik responden berdasarkan hasil pola makan diet rendah

garam

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola


Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat
Hipertensi Pada Lansia Di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo Pada Bulan Juli 2020.

No Pola makan Frekuensi (F) Prosentase (%)


diet rendah
garam
1 Sangat baik 0 0
2 Baik 17 27
3 Cukup 45 73
4 Kurang 0 0
Jumlah 62 100
Sumber data primer, observasi 2020
Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan data pola makan diet
rendah garam pada responden hipertensi terbanyak adalah
cukup sebanyak 45 responden (73%), dan didapatkan data
paling sedikit yaitu sangat baik dan kurang dengan jumlah
responden 0 (0%).

2. Krakteristik responden berdasarkan hasil pengukuran tekanan

darah pada pasien hipertensi

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Hipertensi Pada Lansia Di Desa Balung Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo Pada Bulan Juli 2020.
No Hipertensi Frekuensi (F) Prosentase (%)
1 Normal 0 0
2 Ringan 44 71
3 Sedang 18 29
4 Berat 0 0
Jumlah 62 100
Sumber data primer, observasi 2020
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan data observasi pada

responden terbanyak adalah hipertensi ringan 44 responden


56

(71%), dan didapatkan hasil observasi paling sedikit yaitu

normal 0 dan hipertensi berat 0 responden (0%).

5.2 Analisa Data

Dari hasil penelitian didapatkan analisa data berdasarkan hubungan

pola makan diet rendah garam di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo.

Tabel 5.7 Analisa Data Berdasarkan Hubungan Pola Makan Dengan


Tingkat Hipertensi Di Desa Balung Kecamatan Kendit
Kabupaten Situbondo Juli 2020

Polamakan diet rendah garam* tingkathipertensi Crosstabulation

Count
Tingkathipertensi Total
normal Ringan Sedang berat
sangat baik 0 0 0 0 0
Polamakan
diet rendah
garam baik 0 8 9 0 17
cukup 0 36 9 0 45
kurang 0 0 0 0 0
Total 44 18 62
p value = 0,010 ; α = 0,05

Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan pola makan diet rendah garam

sangat baik dengan tingkat hipertensi normal 0, ringan 0, sedang 0, berat 0

pola makan diet rendah garam baik dengan tingkat hipertensi normal 0,

ringan 8, sedang 9, berat 0 pola makan diet rendah garam normal 0, ringan

36, sedang 9, berat 0 pola makan diet rendah garam cukup normal 0,

ringan 0, sedang 0, berat 0 pola makan diet rendah garam kurang normal

0, ringan 0, sedang 0, berat 0. Untuk mengetahui Hubungan pola makan

diet rendah garam dengan tingkat hipertensi menggunakan uji statistik

spearman rank dengan bantuansoftware program SPSS for windows dari

hasil uji korelasi tersebut didapatkan data r (koefisian korelasi)=0,324


57

artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara pola makan diet

rendah garam dengan tingkat hipertensi pada lansia adalah nilai koefisien

korelasi bernilai positif. Sedangkan nilai p=0,010 dengan tingkat siqnifikan

α :0,05 (p <α = 0,05), dengan n (sampel) = 62 responden, sehingga dapat

dinyatakan bahwa H1 diterima, yang artinya ada hubungan antara pola

makan diet rendah garam dengan tingkat hipetensi pada lansia di Desa

Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.


BAB 6

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan mengenai hasil

penelitian tentang Hubungan pola makan diet rendah garam dengan tingkat

hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten

Situbondo. Hal-hal yang akan dibahas meliputi pola makan diet rendah

garam, hipertensi pada lansia, Hubungan pola makan diet rendah garam

dengan tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo.

6.1 Pola Makan Diet Rendah Garam Pada Lansia di Desa Balung

Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 didapatkan bahwa

Hubungan pola makan diet rendah garam pada lansia di Desa Balung

Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo didapatkan pola makan diet

rendah garam terbanyak yaitu cukup dengan jumlah sebanyak 45

responden (73%) pola makan diet rendah garam baik sebanyak 17

responden (27%).

Pola makan sehat merupakan pilihan yang sangat tepat untuk

menjaga diri terbebas dari hipertensi dan komplikasi (Mulyani, 2018).

Adanya kecenderungan tinggi prilaku makan penduduk di wilayah maju

maupun berkembang diantaranya pola makan yang tidak sehat seperti,

mengkonsumsi makanan siap saji yang mengandung pengawet,

mengkonsumsi makanan tinggi garam, dan kelebihan lemak (Retno,

2019).

58
59

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pola makan responden

di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo sebagian besar

sudah cukup baik sebanyak 45 responden (73%) yang beranggapan

bahwa kadang – kadang responden mengkonsumsi 1 sachet penyedap

rasa, mengkonsumsi udang asin, ikan asin, memilih makanan siap saji

karena memiliki banyak variasi dan pilihan, menyukai makanan cepat saji

karena rasanya enak, penemuan ini searah dengan penelitian Sunarto

(2019) yang menjelaskan bahwa gambaran pola makan dan kejkadian

hipertensi banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjangkitnya penyakit

hipertensi misalnya: pola makan seperti makan makanan siap saji, dan

asin.

6.2 Tingkat Hipertensi Pada Lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit

Kabupaten Situbondo

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 didapatkan bahwa ada

hubungan pola makan diet rendah garam dengan tingkat hipertensi pada

lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo

didapatkan bahwa Hipertensi terbanyak adalah hipertensi ringan dengan

jumlah 44 responden (71%)

Menurut Robert dalam Kowalski, 2017 yang didapat penyakit

tekanan darah tinggi atau hipertensi di sebut juga sebagai pembunuh

diam-diam, karena pada sebagian kasus tidak menunjukkan gejala

apapun. Dari teori ini kita bisa melakukan upaya untuk meminimalisir

terjadinya hipertensi dengan menjauhi yang menyebabkan terjadinya

hipertensi tersebut.
60

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi

diantaranya, gaya hidup (merokok), diet (konsumsi tinggi garam), dan

faktor genetik (Kowalak, 2011). Banyaknya natrium yang dimakan

menyebabkan jantung harus memompa lebih keras untuk mengalirkan

darah yang volumenya meningkat. Akhirnya tekanan darah arteri

meningkat, dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi

atau dikurangi (Almatsier, 2015).

Faktor usia juga dapat mempengaruhi resiko seseorang karena

penyakit darah tinggi. Hipertensi ini lebih banyak ditemukan pada usia

lanjut. Semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita

hipertensi juga semakin besar. Beberapa aspek yang dapat

mempengaruhi proses penuaan seseorang diantaranya yaitu,

kemunculan tingkat stres, nutrisi, hereditas atau genetik, kesehatan,

pengalaman hidup, dan lingkungan (Arifin, 2016). Hal ini di tunjukkan

bahwa sebagian besar responden berusia 63 tahun yaitu sejumlah 37

responden (60%).Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi

pada usia dewasa muda. Akan tetapi kemungkinan lenih beresiko

hipertensi dibandingkan perempuan saat usia < 45 tahun, tetapi saat usia

> 60 tahun

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebagian besar lansia

di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo mayoritas

hipertensi ringan 44 responden (71%) yang beranggapan bahwa

hipertensinya dikarenakan pola makan yang belum baik, usia yang sudah

mulai menua membuat pola makan dengan seadanya tanpa membatasi

makanan. Pengetahuan responden dalam menyiapkan makanan agar


61

terhindar dari hipertensi masih kurang, terbukti bahwa pendidikan yang

dominan yaitu SD sebanyak 24 responden (39%) Penemuan ini searah

dengan penelitian Abdul (2014) yang menjelaskan pengetahuan sangat

berpengaruh terhadap hipertensi karena pengetahuan dalam menangani

atau menghindar terjadinya hipertensi perlu diketahui.

6.3 Hubungan pola makan diet rendah garam dengan tingkat hipertensi

pada lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada hubungan pola

makan diet rendah garam dengan tingkat hipertensi pada lansia di Desa

Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo p = 0,010, dengan

tingkat siqnifikan 0.010 (p ≤α 0.05) sehingga dapat dinyatakan bahwa H1

diterima, yang artinya ada hubungan antara pola makan diet rendah

daram dengan tingkat hipertensi.

Pola makan diet rendah garam merupakan cara yang tepat untuk

mengatasi tekanan darah pada individu. Beberapa langkah-langkah pola

makan sehat yang telah direkomendasikan terbukti mampu mengurangi

tekanan darah diantaranya: membatasi takaran garam, menghindari

kebiasaan mengkonsumsi makan siap saji yang mengandung pengawet,

dan mengkonsumsi makanan berlemak (Ramadhini, 2018). Pola makan

yang tidak sehat seperti fast food dan junk food, makanan tinggi natrium,

makanan tinggi lemak. Perubahan pola yang dapat menjerumus pola

makan yang tidak sehat akan mengakibatkan salah satu faktor

berkembangnya penyakit hipertensi (Syahri, 2012).

Faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu Jenis kelamin. Pria

membutuhkan energi yang lebih banyak dari pada perempuan sehingga


62

kebutuhan akan protein dan karbohidrat juga akan bebeda. Hipertensi

lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Akan

tetapi kemungkinan lenih beresiko hipertensi dibandingkan perempuan

saat usia < 45 tahun, tetapi saat usia > 60 tahun dan pengetahuan

Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang gizi akan lebih tertata pola

makannya dan dapat memilih makanan yang baik untuk kesehatan

tubuhnya.

Dari hasil penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa pola makan

kurang seseorang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dalam hal

ini pola makan tidak dapat terlepas dari terjadinya hipertensi, yaitu dimana

individu menerapkan pola makan sehat dalam kesehariaannya ia akan

meminimalisir terjadinya hipertensi atau bahkan sebaliknya jika seseorang

menerapkan pola makan tidak sehat cenderung individu tersebut akan

memicu terjadinya hipertensi.

Menurut Robert dalam Kowalski, 2017 yang didapat penyakit

tekanan darah tinggi atau hipertensi di sebut juga sebagai pembunuh

diam-diam, karena pada sebagian kasus tidak menunjukkan gejala

apapun. Dari teori ini kita bisa melakukan upaya untuk meminimalisir

terjadinya hipertensi dengan menjauhi yang menyebabkan terjadinya

hipertensi tersebut.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi

diantaranya, gaya hidup (merokok), diet (konsumsi tinggi garam), dan

faktor genetik (Kowalak, 2011). Banyaknya natrium yang dimakan

menyebabkan jantung harus memompa lebih keras untuk mengalirkan

darah yang volumenya meningkat. Akhirnya tekanan darah arteri


63

meningkat, dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi

atau dikurangi (Almatsier, 2015).

Faktor Resiko Terjadinya HipertensiMenurut Arum (2019), faktor

resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat

dikontrol, antara lain :Faktor Internal Yang Tidak Dapat Dikontrol Jenis

kelamin Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia

dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55

tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering

dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani,

2007).. Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk

mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi

(Kartika, 2020).Faktor Eksternal Yang Dapat Dikontrol yaitu Obesitas,

Kurang Olahraga, Kebiasaan, Mengkonsumsi Garam Berlebih, Minum

Alkohol, Minum Kopi, Stres.

Berdasarkan paparan diatas ada kesesuaian antara hasil

penelitian dan teori yang menyatakan ada hubungan pola makan diet

rendah garam dengan tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung

Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Jadi dapat disimpulkan bahwa

apabila individu merubah pola makan tidak sehat menjadi pola makan

sehat maka dapat meminimalisir angka terjadinya hipertensi dan cara

merubah pola makan menjadi sehat bisa dimulai dan didasarkan pada

keinginan yang kuat dengan pembatasan garam, makan rendah lemak,

mengurangi makan siap saji.


64

6.4 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan Penelitian yaitu peneliti memiliki keterbatasan dalam

membujuk responden untuk dilakukan penelitian saat pandemi ini.


BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian Hubungan pola makan diet

rendah garam dengan tingkat hipertensi pada lansia di Desa Balung

Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo, di dapatkan:

7.1.1 Pola makan diet rendah garam cukup sebanyak 45 responden (73%)

dan pola makan diet rendah garam baik sebanyak 17 responden (27%).

7.1.2 Hipertensi terbanyak adalah hipertensi ringan dengan jumlah 44

responden (71%).

7.1.3 Ada hubungan yang segnifikan antara pola makan diet rendah garam

dengan tinggkat hipertensi pada lansia di Desa Balung Kecamatan

Kendit Kabupaten Situbondo dengan nilai (p=0.010≤α0,05).

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebaiknya perlu meningkatkan promosi kesehatan sehingga

mahasiswa paham dan mengerti terhadap pentingnya pola makan

baik.

7.2.2 Bagi Profesi Keperawatan

Bagi profesi keperawatan diharapkan memberikan penyeluhan

secara kontinyu terhadap semua masyarakat tentang pentingnya pola

makan yang baik karena masyarakat masih banyak yang

pengetahuannya minim tentang dampak pola makan buruk.

65
66

7.2.3 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan membuat program seperti memberikan makanan diet

rendah garam seperti buah-buahan setiap pertemuan posyandu lansia

sehingga mengurangi tingkat hipertensi.

7.2.4 Bagi Responden

Diharapkan responden mempunyai kesadaran diri untuk

menerapkan pola makan sehat dan merubah pola makan tidak sehat

menjadi pola makan sehat.

7.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui adanya

faktor-faktor lansia pada tingkat hipertensi terhadap responden dan

meneliti lebih lanjut bagaimana hubungan pola makan diet rendah

garam dengantingkat hipertensi.


DAFTAR PUSTAKA

Agoes Azwar, Agoes Achdiat, Agoes Arizal. 2010. Penyakit di Usia Tua. Jakarta:
EGC Andala Sari. Hermansyah. Mudatsi. 2018. Tugas Kesehatan
Keluarga Mengenal Diet Hipertensi Pada Lansia Jurnal Ilmu
Keperawatan.

Agrina, Sunarti Swastika Rini, Riyan Hairitama. 2018. Kepatuhan Lansia


Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan Diit Hipertensi. Universitas
Riau.

Alexander E, A Selwyn, and D Yach The Vitality Institute, New York, NY, USA.C
Calitz, The Amarican Heart Association, Dallas, TX, USA. YC Wang,
Columbia Univercsity Mailman School of Public Health, New York, NY,
USA. Hypertension and Diet. 2016 Elsevier Ltd.http //dk.

Anggraini Nur, Dkk. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejedian


Hipertensi

Ardhi, Sony Wijaya. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan tingkat Kejadian
Hipertensi Pada Lansia Di Dusun 14 Sungapan Tirtorahayu Galur Kulon
Progo. Yogyakarta.

Arminda Fakhira, 2020. Potensi Terapi Tertawa Sebagai Terapi Hipertensi


Kelurahan Alaskandang Bandung

Arum Yuniar, T. 2019 Hipertensi Pada Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun)

Asnia Zainuddin, Irma Yunawati. 2017. Asupan Natrium Dan Lemak


Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah
Poasia Kota Kendari

Delfi Ramadhini, Suryati. 2018. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Asin


Dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Labuhan Labo Kota
Padangsidimpuan.

Delfi, Ramadhini. 2018. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Asin


DenganKejadian Hipertensi Pada Lansia. Padangsidimpuan.

Fahrun Rosid, RA Putri, HM Abi Muhlisin. 2011. Hubungan Antara Tingkat


Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian Kekambuhan
Hipertensi Lansia Di Desa Mancasan Baki Sukoharjo

HariyantoTanto. 2017. Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Setelah


Penerapan Pola Nutrisi Diet Rendah Natrium. Malang.

Herdiani Novera. 2019. Hubungan IMT Dengan Hipertensi Pada Lansia Di


Kelurahan Gayungan Surabaya

Hidayat, A Aziz. 2018. Metodologi Penelitian Keperawatan dan

67
68

Kesehatan.Jakarta : Salemba Medika.

Jane Elsada Makaremas, Grace Debbie Kandou, Jeini Ester Nelwan. 2018.
Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki
Usia 35-59 Tahun. Bitung. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam Ratulangi.

Jane Elsada Makaremas, Grace Debbie Kandou, Jeini Ester Nelwan. 2018.
Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki
Usia 35-59 Tahun Di Kota Bitung

Jatu Safitri Cahyati, Aponia Kartini. 2018. Hubungan Asupan Makanan (Lemak,
Natrium, Magnesium) Dan Gaya Hidup Dengan Tekanan Darah Pda
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Barat

Jeini Ester Nelwan. 2019. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap


Perubahan Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi Di Kota
Manado

Kartika Juwita. 2020. Hubungan Obesitas Pada Pra Lansia Dengan Kejadian
Hipertensi Di Kecamatan Senen Jakarta Pusat

Kowalak, Jennifer, P., Welsh., Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
EGC

Mamahit Leidi, M. 2017. Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Garam Dengan


Tekanan Darah Pada Lansia. Manado.

Mapagerang, Rostini, 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada Penderita


Hipertensi Dengan Kontrol Diet Rendah Garam.

Merdiyanti Retty. 2019. Hubungan Status Nutrisi Dan Gaya Hidup Terhadap
Tekanan Darah Pada Remaja Di Kelurahan Lidah Kulon Kota Surabaya
.
Misda, Tanto Hariyanto, Vita Maryah Ardiyani. 2017. Penurunan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Setelah Penerapan Pola Nutrisi Diet Rendah
Natrium III Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Muliani, Bertalina. 2018. Hubungan Pola Makan Asupan Makanan Dan Obesitas
Sentral Dengan Hipertensi Di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar
Lampung.

Notoadmojo, Soekijo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Novian Arista. 2013. Kepatuhan DiIt Pasien Hipertensi. Semarang. Jurnal


Kesehatan Masyarakat.

Nursalam.2016.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
69

Palimbong Sarlina. 2018. Keefektifan Diet RendahGaram I Pada Makanan Biasa


Dan LunakTerhadap Lama Kesembuhan Pasien Hipertensi. Sidorejo.

Patricia N, Julia Rottie, Jill Lolong. 2016. Hubungan Konsumsi Makanan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Nomuut Kota Manado
Patricia N. Adriaansz, Julia Rottie, Jill Lolong. 2016. Hubungan Konsumsi
Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas
ranomuut. Manado.
Retno Cahyani, Lintang Dian S, Praba Ginanjar. 2019. Hubungan Konsumsi
Makanan Laut Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Pesisir Di Wilayah KerjaPuskesmas Mangkang
Semarang

Rijalludin, Muhammad, Prasetya Hadi Chandra. 2017. Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Hipertensi Pada Penderita Hipertensi di Kelurahan
Poderejo RW 6 Ngaliyan Semarang.

Sarlina Palimbong, Maria Dyah Kurniasari, Rani Refilda Kiha. 2018. Keefektifan
Diet Rendah Garam I Pada Makanan Biasa DanLunak Terhadap Lama
Kesembuhan Pasien Hipertensi. Universitas Kristen Satya Wacana

Sriani Kusuma Indah. 2016. Hubungan Antar Prilaku Merokok Dan Kebiasaan
Olahraga Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-laki Usia 18-44 Tahun

Sundari, Lilies. 2015. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi. Jurnal Keperawatan.

Syahri. 2012. Hubungan Gaya Hidup Kejadian Hipertensi.

Tantri Puspita, Ernawati, Dadang Rismawan. 2019. Hubungan Efikasi Diri


Dengan Kepatuhan DietPada Penderita Hipertensi. Stikes Karsa
Husada Garut. Jurnal Kesehatan. Vol. 7, No.1

Tori Rihiantoro, Muji Widod. 2017. Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik
Dengan Kejadian Hipertensi Di Kabupaten Tulang Bawang. STIKES
Mitra Lampung. Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2

Wolff, Hans Peter. 2008. Hipertensi. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer
Lampiran 1
Lampiran2
Lampiran 3
Lampiran 4

73
Lampiran 5:Riwayat Hidup

Nama : Putri Nurul Dwi Zuliani

Tempat, Tanggal lahir : Situbondo, 07 Juli 1997

Agama : Islam

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : Jl. Argopuro gg. VII RT 03 RW 20

Pendidikan :

1. SDN 4 MIMBAAN

2. MTSN SITUBONDO

3. MAN 2 SITUBONDO
Lampiran 6
PENGANTAR KUESIONER

Judul penelitian : Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan


Tingkat Hipertensi Pada Lansia Di Desa Balung
Peneliti : Putri Nurul Dwi Zuliani
Pembimbing : 1) Ro’isah,S.KM.S.Kep.,M.Kes
2) Rizka Yunita, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Responden yang terhormat,


Saya adalah mahasiswa semester akhir pada jurusan ilmu
keperawatan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Probolinggo.Dalam rangka menyelesaikan tugas skripsi saya
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pola
Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia Di
Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo”.
Saya berkeyakinan bahwa penelitian ini memberi manfaat yang
luas, baik bagi institusi, mahasiswa maupun masyarakat pada
umumnya.
Apabila saudara bersedia untuk menjadi responden delam
penelitian saya, silahkan menandatangani persetujuan untuk menjdai
objek penelitian.
Atas kesediaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Probolinggo, 12 Juli 2020


Mengetahui
Pembimbing l/ll Peneliti

Ro’isah,S.KM.S.Kep.,M.Kes Putri Nurul Dwi Zuliani


NIDN.0703087501 NIM 14201.08.16036
Lampiran 9

Kisi kisi kuisioner


Kisi- kisi Kuesioner pola makan diet rendah garam

Variabel Indikator Indikator Jumlah No. Soal


pertanyaan

1. Konsumsi 1. Pembatasan 4 1
tinggi garam penggunaan 2
garam
3

2. Pola 2. Tinggi 6 5
makan lemak 6

10

3. Siap saji 3.Makanan siap 4 11


saji 12

13

14
Lampiran 10

KuesionerPola Makan Diet Rendah Garam

Baca dan jawablah setiap pertanyaan dibawah ini dan kemudian


nyatakan secara jujur apakah isinya sesuai dengan keadaan diri anda
sekarang.Pilihlah jawaban yang sesuai pertanyaan dibawah ini, dengan
ketentuan:
1. Pilih lah salah satu jawaban sesuai dengan apa yang saudara anggapbenar, dengan

ketentuan : Berilah tanda Checklist ( ) di kolom yang sudah di sediakan.

2. Keterangan:
a. Tp : tidak pernah c. S : sering
b. Kd : kadang-kadang d. Sl : selalu

Nama : Pekerjaan :
Umur : Jenis kelamin :
Pendidikan :

No Pertanyaan TP KD S SS

1 Apakah dalam sehari anda mengkonsumsi 1


sachetpenyedap rasa

2 Apakah anda suka mengkonsumsi makananan


ringan yang mengandung garam seperti;
rengginang, cangkarok
3 Apakah anda mengganti rasa asin dalam
memasak dengan cuka, tomat segar
4 Apakah anda sering mengkonsumsi udang asin,
ikan asin
5 Apakah anda suka makanan yang berlemak
seperti; kulit ayam
6 Apakah anda mengkonsumsi jeroan sapi

7 Apakah anda mengkonsumsi jeroan kambing

8 Apakah anda mengkonsumsi beras jagung

9 Apakah anda mengkonsumsi banyak sayuran


berserat seperti; bayam, kacang-
kacangan,kemangi, slada, kubis, tomat
10 Apakah anda mengkonsumsi makanan kaya
kalium seperti: tempe,tahu
11 Apakah anda merasa makanan siap saji memiliki
kandungan gizi yang lengkap serta bermanfaat
bagi tubuh
12 Apakah anda memilih makanan siap saji karena
memiliki banyak variasi dan pilihan
13 Apakah anda menyukai makanan cepat saji
karena rasanya enak
14 Apakah anda menyukai makanan cepat saji
karena terlihat menarik dan bersih

Total
Lampiran 11

Standart Oprasional Prosedur


Pengukuran Tekanan Darah responden

a. Pengertian
Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensi meter
untuk mengetahui ukuran tekanan darah responden
b. Tujuan
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengukuran tekanan darah
c. Kebijakan
Sebagai acuan pengukuran tekanan darah
d. Prosedur
Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Tensi meter lengkap
3. Buku catatan
4. Alat tilis
Penatalaksanaan
1. Memberi tahu responden
2. Lengan baju dibuka atau digulung
3. Manset tensi meter dipasang pada lengan atas dengan pipa karet berada
disisi luar tangan
4. Pompa tensi meter dipasang
5. Denyut nadi arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada daerah
tersebut
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam
pipa jelas naik
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air
raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir
8. Hasil dicatat.
a. Tekanan darah normal: <140/,85 mmHg=1

b. Tekanan darah ringan : 140-159/85-99 mmHg=2

c. Tekanan darah sedang : 160-179/100-109 mmHg=3

d. Tekanan darah berat : 180/110 mmHg=4


Lampiran 12

Hasil uji validitas dan realibilitas

1. Pola makan diet rendah garam


a. Uji validitas

Scale Mean if Item


Scale Variance if Item
Corrected Item-Total
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

soal1 17.50 38.944 .777 .946


soal2 17.70 38.456 .963 .936
soal3 17.50 43.389 .734 .947
soal4 17.40 42.711 .728 .947
soal5 17.60 41.378 .880 .941
soal6 17.40 38.933 .834 .943
soal7 17.50 38.944 .777 .946
soal8 17.70 43.122 .813 .945
soal9 17.60 44.933 .660 .950
soal10 17.60 38.711 .855 .942

b. Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.950 10
Lampiran 13

Lembar Uji Etik


Lampiran 14

Lembar Hasil Tensi

Jenis kelamin Hipertensi


Inisial
No Umur Keterangan
responden
Laki-
Perempuan
laki Sistolik Diastolik
1 Ny. S 60 P 150 90 2
2 Ny. L 65 P 160 90 3
3 Ny. H 61 P 150 90 2
4 Ny. A 63 P 140 90 2
5 Ny. T 65 P 150 90 2
6 Ny. N 62 P 160 100 3
7 Tn. B 65 L 140 80 2
8 Ny. D 63 P 140 80 2
9 Ny. W 65 P 160 90 3
10 Ny. E 60 P 150 90 2
11 Ny. J 64 P 150 90 2
12 Ny. R 61 P 170 110 3
13 Ny. B 65 P 150 90 2
14 Ny. H 63 P 160 90 3
15 Ny. A 61 P 140 90 2
16 Tn. I 64 L 150 90 2
17 Ny. T 62 P 160 90 3
18 Ny. I 65 P 150 100 2
19 Ny. U 63 P 130 80 1
20 Ny. Z 60 P 140 80 2
21 Ny. P 61 P 140 90 2
22 Ny. Y 65 P 130 110 1
23 Ny. R 64 P 140 90 2
24 Ny. S 65 P 140 80 2
25 Ny. M 63 P 150 100 2
26 Ny. L 64 P 150 90 2
27 Ny. K 60 P 150 100 2
28 Ny. B 64 P 150 110 2
29 Ny. D 65 P 150 100 2
30 Ny. E 65 P 150 90 2
31 Ny. F 65 P 130 100 1
32 Ny. R 64 P 150 90 2
33 Tn. S 60 L 160 90 3
34 Tn. J 61 L 140 110 2
35 Ny. N 63 P 150 100 2
36 Ny. H 60 P 140 90 2
37 Ny. T 64 P 140 90 2
38 Ny. U 65 P 160 100 3
39 Ny. M 61 P 160 90 3
40 Ny. D 61 P 150 100 2
41 Ny. O 65 P 160 100 3
42 Ny. P 60 P 160 100 3
43 Ny. Y 64 P 140 90 2
44 Ny. I 64 P 150 100 2
45 Ny. A 60 P 150 110 2
46 Ny. F 62 P 150 90 2
47 Ny. K 64 P 150 100 2
48 Ny. U 65 P 160 100 3
49 Ny. R 65 P 160 100 3
50 Ny. H 60 P 160 90 3
51 Ny. S 62 P 150 100 2
52 Tn. K 64 L 150 90 2
53 Ny. Y 64 P 130 100 1
54 Ny. Z 65 P 160 110 3
55 Ny. M 60 P 160 90 3
56 Ny. L 65 P 170 90 3
57 Ny. N 60 P 140 100 2
58 Ny. I 64 P 150 110 2
59 Ny. A 62 P 150 100 2
60 Ny. R 63 P 150 110 2
61 Ny. U 62 P 150 110 2
62 Ny. N 62 P 150 100 2
Keterangan :

 Hipertensi Normal <140/85 mmHg :1


 Hipertensi Ringan 140-159/85-99 mmHg :2
 Hipertensi Sedang 160-179/100-109 mmHg :3
 Hipertensi Berat 180/110 mmHg :4
Lampiran 15

Master Tabel Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia

Pola makan diet rendah garam hasil tensi


No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Jk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 total Ket Sis Ket Dias
1 Ny. S 1 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 34 3 150 2 90
2 Ny. L 2 1 1 1 2 3 1 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 28 2 160 3 90
3 Ny. H 1 2 1 1 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 34 3 150 2 90
4 Ny. A 2 2 1 1 1 3 1 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 36 3 140 2 90
5 Ny. T 2 2 1 1 3 2 2 3 3 3 2 4 4 2 1 3 1 1 34 3 150 2 90
6 Ny. N 1 2 4 1 2 2 3 1 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 33 3 160 3 100
7 Tn. B 2 3 4 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 3 4 2 2 2 33 3 140 2 80
8 Ny. D 2 3 4 1 2 3 1 3 2 3 2 1 2 2 3 1 2 1 28 2 140 2 80
9 Ny. W 2 3 1 1 2 3 3 3 1 3 2 3 1 2 2 1 1 1 28 2 160 3 90
10 Ny. E 1 2 2 1 1 3 2 4 1 3 2 2 2 2 2 1 3 2 30 3 150 2 90
11 Ny. J 2 2 2 1 1 3 2 3 4 3 2 2 4 2 1 1 1 1 28 2 150 2 90
12 Ny. R 1 2 3 1 2 2 3 2 3 4 4 3 2 3 1 2 3 2 36 3 170 3 110
13 Ny. B 2 1 2 1 1 1 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 1 30 3 150 2 90
14 Ny. H 2 1 2 1 2 2 4 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 25 2 160 3 90
15 Ny. A 1 1 1 1 2 3 1 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 28 2 140 2 90
16 Tn. I 2 1 4 2 2 3 3 3 2 1 4 2 1 2 2 3 3 2 33 3 150 2 90
17 Ny. T 1 1 4 1 2 3 1 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 28 2 160 3 90
18 Ny. I 2 1 2 1 2 2 1 4 2 3 1 2 2 2 2 3 3 1 30 3 150 2 100
Pola makan diet rendah garam hasil tensi
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Jk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 total Ket Sis Ket Dias
19 Ny. U 2 3 2 1 3 2 2 3 3 1 1 2 2 1 3 3 2 3 31 3 140 2 80
20 Ny. Z 1 3 2 1 3 2 2 3 2 1 3 3 1 3 2 2 2 2 31 3 140 2 80
21 Ny. P 1 4 2 1 2 3 1 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 3 32 3 140 2 90
22 Ny. Y 2 2 1 1 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 30 3 150 2 100
23 Ny. R 2 3 1 1 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 31 3 140 2 90
24 Ny. S 2 3 2 1 3 3 2 2 3 1 1 3 3 2 1 2 2 3 31 3 140 2 80
25 Ny. M 2 3 4 1 2 1 2 3 2 3 3 1 3 2 2 3 1 1 29 3 150 2 100
26 Ny. L 2 3 4 1 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 3 1 2 1 25 2 150 2 90
27 Ny. K 1 2 3 1 3 3 3 3 2 1 1 2 2 3 1 2 3 2 31 3 150 2 100
28 Ny. B 2 2 2 1 1 2 2 4 2 3 2 2 3 2 1 2 1 3 30 3 150 2 110
29 Ny. D 2 1 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 32 3 150 2 100
30 Ny. E 2 4 1 1 3 2 3 3 4 3 4 2 2 1 1 1 2 1 32 3 150 2 90
31 Ny. F 2 2 3 1 1 1 3 1 3 2 3 2 3 2 2 1 4 2 30 3 160 3 100
32 Ny. R 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 4 2 2 1 2 3 3 2 31 3 150 2 90
33 Tn. S 1 1 2 2 3 2 4 2 1 1 4 2 2 2 1 1 1 2 28 2 160 3 90
34 Tn. J 1 1 4 2 3 2 1 4 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 28 2 140 2 110
35 Ny. N 2 1 4 1 2 3 3 1 3 1 2 2 2 4 1 1 1 2 28 3 150 2 100
36 Ny. H 1 3 2 1 3 2 2 1 1 3 3 2 3 3 2 2 1 3 31 3 140 2 90
37 Ny. T 2 2 2 1 3 2 2 3 1 2 4 1 4 2 3 3 2 1 33 3 140 2 90
38 Ny. U 2 2 3 1 3 2 2 3 1 2 4 1 4 2 3 3 2 1 33 3 160 3 100
39 Ny. M 1 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 34 3 160 3 90
Pola makan diet rendah garam hasil tensi
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Jk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 total Ket Sis Ket Dias
40 Ny. D 1 1 1 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 32 3 150 2 100
41 Ny. O 2 3 1 1 3 2 1 1 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 29 3 160 3 100
42 Ny. P 1 3 1 1 2 3 4 3 2 3 1 2 3 2 1 1 1 1 29 3 160 3 100
43 Ny. Y 2 4 2 1 3 2 2 3 1 2 4 1 4 2 3 3 2 1 33 3 140 2 90
44 Ny. I 2 3 3 1 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 30 3 150 2 100
45 Ny. A 1 3 3 1 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 2 1 4 28 2 150 2 110
46 Ny. F 1 3 3 1 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 1 30 3 150 2 90
47 Ny. K 2 2 2 1 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 1 1 1 2 30 3 150 2 100
48 Ny. U 2 2 1 1 2 3 1 2 2 4 2 2 2 1 2 2 1 2 28 2 160 3 100
49 Ny. R 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 28 2 160 3 100
50 Ny. H 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 1 1 3 1 2 1 4 28 2 160 3 90
51 Ny. S 1 1 1 1 2 2 3 1 2 1 4 2 2 2 2 1 2 2 28 2 150 2 100
52 Tn. K 2 1 2 2 4 3 4 4 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 36 3 150 2 90
53 Ny. Y 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 1 1 1 30 3 140 2 100
54 Ny. Z 2 3 1 1 3 1 1 2 3 2 4 1 2 1 2 2 2 2 28 2 160 3 110
55 Ny. M 1 3 1 1 2 2 2 2 3 4 3 3 1 3 1 1 2 2 31 3 160 3 90
56 Ny. L 2 3 1 1 2 2 1 2 4 3 1 2 3 2 2 3 2 1 30 3 170 3 90
57 Ny. N 1 2 4 1 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 1 1 1 1 31 3 140 2 100
58 Ny. I 2 1 4 1 2 2 3 2 3 1 3 2 2 3 2 1 3 2 31 3 150 2 110
59 Ny. A 1 2 4 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 30 3 150 2 100
60 Ny. R 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 31 3 150 2 110
Pola makan diet rendah garam hasil tensi
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Jk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 total Ket Sis Ket Dias
61 Ny. U 1 2 1 1 4 2 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 28 2 150 2 110
62 Ny. N 1 2 1 1 2 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 1 29 3 150 2 100

Keterangan :

Umur Pendidikan Pekerjaan


1. 60 tahun-62 tahun 1. Tidak tamat 1. Ibu rumah tangga
2. 63 tahun-65 tahun 2. SD 2. Tani
3. SMP 3. Swasta
SMA 4. Wiraswasta

Jenis Kelamin Pola Makan Diet Rendah Garam Tekanan Darah


1. Perempuan 1. Sangat Baik 1-14 1. Tekanan Darah Normal <140/85 mmHg
2. Laki-laki 2. Baik 15-28 2. Tekanan Darah Ringan 140-159/85-99 mmHg
3. Cukup 29-42 3. Tekanan Darah Sedang 160-179/100-109 mmHg
4. Kurang 43-56 4. Tekanan Darah Berat 180/110 mmHg
Lampiran 16

Hasil Normalitas Data

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Polamakandietrendahgaram ,455 62 ,000 ,558 62 ,000


Hipertensi ,375 62 ,000 ,717 62 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Statistik SPSS

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

60-62 25 40,3 40,3 40,3

Valid 63-65 37 59,7 59,7 100,0

Total 62 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Tamat 17 27,4 27,4 27,4


SD 24 38,7 38,7 66,1

Valid SMP 18 29,0 29,0 95,2

SMA 3 4,8 4,8 100,0

Total 62 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

IRT 25 40,3 40,3 40,3

Petani 17 27,4 27,4 67,7

Valid Swasta 8 12,9 12,9 80,6

Wiraswasta 12 19,4 19,4 100,0

Total 62 100,0 100,0


Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Perempuan 57 91,9 91,9 91,9

Valid laki-laki 5 8,1 8,1 100,0

Total 62 100,0 100,0

Polamakandiethipertensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 17 27,4 27,4 27,4

Valid Cukup 45 72,6 72,6 100,0

Total 62 100,0 100,0

Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

ringan 140-159/85-99 44 71,0 71,0 71,0

Valid sedang 160-179/100-109 18 29,0 29,0 100,0

Total 62 100,0 100,0

Correlations
Hipertensi Polamakandietren
dahgaram
Correlation *
1,000 -,324
Coefficient
Hipertensi
Sig. (2-tailed) . ,010
Spearman's N 62 62
rho Correlation *
-,324 1,000
Polamakandietrenda Coefficient
hgaram Sig. (2-tailed) ,010 .
N 62 62
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Statistics

Usia pendidikan Pekerjaan Jeniskelamin

Valid 62 62 62 62
N
Missing 0 0 0 0
Lampiran 17 Lampiran Artikel (Manuscript)
ABSTRAK

Hubunngan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkathipertensi Pada


Lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.
Putri Nurul Dwi Zuliani *Ro’isah,S.KM, S.Kep.,M.Kes**Rizka Yunita,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Hypertension or high blood pressure is a medical condition when a person has an


increase in blood pressure above normal. The purpose of this study was to determine the
relationship between low salt diet and hypertension levels on elderly in Balung, Kendit,
Situbondo.
This research is a correlational analytic study design. The research design is cross
sectional. The datas were taken from the medical records of elderly hypertension who
visited Balung sub health center, with a population of 62 hypertensive elderly, the samples
studied was 62 respondents and taken by total sampling. Data collection includes editing,
coding, scoring, and tabulating, then the datas were analyzed manually and computer with
Spearman rank.
The results of the study found that the average low salt diet was sufficient for 45
respondents (73%). Mild hypertension 44 respondents (71%). In this study used the
Spearman rank test obtained ρ value = 0.010<α = 0.05 then H1 is accepted, which means
there is a relationship between a low-salt diet and hypertension levels.
It is expected that respondents will change their unhealthy diet into a healthy diet to
minimize hypertension.

Key words: Low salt diet, hypertension, elderly

1. Pendahuluan (WHO, 2018). Sementara itu,


Hipertensi atau tekanan darah
prevalensi hipertensi di Indonesia
tinggi suatu kondisi medis saat
didapatkan dari hasil pengukuran
seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah pada penduduk berusia
tekanan darah diatas normal. Saat ini
lebih dari 18 tahun telah mencapai
hipertensi dikategorikan sebagaithe
25,8% atau terdapat 65.048.110 orang
silent atau pembunuhdiam-diam karena
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan
penyakit ini terjadi tanpa gejala dan
prevelensi hipertensi 13,2% secara
penderita tidak mengetahui dirinya
Nasional masih terdapat provinsi yang
menyandang hipertensi sebelum
dalam keadaan stagnant atau
memeriksakan tekanan darahnya.
cenderung meningkat yaitu Sulawesi
Hipertensi suatu keadaan tekanan
Utara, DIY, Kalimantan Timur,
darah tinggi dimana tekanan sistoliknya
Kalimantan Utara, DKI, Gorontalo.
diatas 140 mmHg dan tekanan
Prevelensi hipertensi di jawa timur
diastoliknya di atas 90 mmHg pada
menempati posisi urutan ketiga di
populasi lanjut usia, hipertensi diartikan
Indonesia yang memiliki penduduk usia
sistollik 160 mmHg dan diastolik 90
15-64 tahun dengan jumlah yang besar
mmHg.
sebanyak 27.140.295 orang
Menurut data World Health
(Riskesdes, 2018). Di kabupaten
Organization tahun 2018, terdapat
Situbondo menurut data Dinas
sekitar 29% atau sekitar 1,6
Kabuoaten Situbondo dalam laporan
miliyarorang mengalami hipertensi
cakupan hipertensi menempati urutan
sebelas dengan jumlah sebesar 9,6% Balung Kecamatan Kendit Kabupaten
atau 10.223 orang kasus hipertensi, Situbondo digunakan uji statistik
yang terdiri dari 13.135 orang lansia dengan menggunakan uji Spearman
(Dinkes Situbondo, 2019). Rank dengan tingkat signifikan ≤0,05.
Penyebab terjadinya hipertensi
sangat perlahan, penderita hipertensi 3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
tak menunjukkan gejala selama
Penelitian ini dilakukan diDesa
bertahun-tahun. Masa laten ini
Balung Kecamatan Kendit Kabupaten
menutupi perkembangan penyakit
Situbondo, Provinsi Jawa Timur,
sampai terjadinya kerusakan organ
Indonesia. Kendit merupakan
yang bermakna. Bila terdapat gejala
kecamatan yang terletak di bawah kaki
hipertensi maka biasanya bersifat non-
gunung. Kecamatan Kenditterdiri dari 7
spesifik, misalnya sakit kepala atau
Desa.
pusing. Apabila hipertensi tidak di
ketahui dan tidak dirawat,
3.2 Gambaran Karakteristik Responden
mengakibatkan kematian karena payah 3.2.1 Gambaran Karakteristik Responden
jantung, infrak miokardium, stroke, atau Berdasarkan usia
gagal jantung. Kondisi pola makan Tabel 3.1:Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
yang identik dengan kejadian hipertensi
Usia Pada Responden di
salah satunya makan asin, manis, dan Desa Balung Kecamatan
Kendit Pada Bulan Juli
berlemak prilaku pola makan ini sangat
2020
beresiko di kalangankomunitas lansia.
Usia Frekuensi Presenta
Diet rendah garam disebabkan asupan
(F) se (%)
natrium yang berlebihan dan dapat 60-62 tahun 25 40
menyebabkan gangguan 63-65 tahun 37 60
Total 62 100
keseimbangan cairan tubuh, sehingga
menyebabkan odema atau asites Berdasarkan tabel 3.1

hipertensi. didapatkan usia responden mayoritas


adalah usia 63 tahun yaitu sejumlah

2. Metode Penelitian 37 responden (60%) dan minoritas


Penelitian ini menggunakan usia 60 tahun ke atas yaitu sejumlah
analitik korelasional dengan rancangan 25 responden (40%).
penelitian cross sectional. Populasi
pada penelitian ini adalah 62 orang dan 3.2.2 Gambaran Karakteristik Responden
sampel penelitian sebanyak 62 orang, BerdasarkanPendidikan
dengan tekhnik sampling simple total Tabel 3.2: Distribusi Frekuensi
Responden
sampling. Berdasarkan
Pengumpulandata Pendidikan Pada
Responden di Desa
menggunakan kuisioner dan observasi. Balung Kecamatan
Untuk mengetahui hubungan pola Kendit Pada Bulan Juni
2020
makan diet rendah garam dengan
tingkat hipertensi pada lansia di Desa Pendidik Frekuensi Presenta
an (F) se (%) Kendit Pada Bulan Juli
Tidak 17 27 2020
Tamat
SD 24 39 Jenis Frekuensi Presenta
SMP 18 29 Kelamin (F) se (%)
SMA 3 5 Perempuan 57 92
Total 62 100 Laki-laki 5 8
Berdasarkan tabel 3.2 Total 62 100
Berdasarkan tabel 3.4
didapatkan mayoritas pendidikan
didapatkan mayoritas jenis kelamin
responden adalah SD yaitu sejumlah
responden adalah perempuan yaitu
24 responden (39%) dan minoritas
sejumlah 57 responden (92%) dan
pendidikan responden adalahSMA
minoritas jenis kelamin responden
yaitu 3 responden (5%).
adalah laki-laki yaitu sejumlah 5
responden (8%).
3.2.3 Gambaran Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
3.2.5 Gambaran Karakteristik Responden
Tabel 3.3: Distribusi frekuensi Berdasarkan Pola Makan Diet
Rendah Garam
responden berdasarkan
Tabel 3.5: Distribusi Frekuensi
pekerjaan pada Responden
Berdasarkan Pola
responden diDesa
Makan Diet Rendah
Balung Kecamatan GaramPada Responden
di Desa Balung
Kendit Pada Bulan Juli
Kecamatan Kendit Pada
2020 Bulan Juli 2020
Pekerjaan Frekuensi Presenta
Pola Frekuensi Presenta
(F) se (%)
makan diet (F) se (%)
Ibu rumah 25 40
rendah
tangga
garam
Tani 17 27
Sangat 0 0
Swasta 8 13
baik
Wiraswasta 12 20
Baik 17 27
Total 62 100
Cukup 45 73
Berdasarkan tabel 3.3 Kurang 0 0
didapatkan mayoritas pekerjaan Total 62 100
Berdasarkan tabel 3.5
responden adalah ibu rumah tangga
didapatkan mayoritas pola makan diet
yaitu sejumlah 25 responden (40%)
rendah garam responden terbanyak
dan minoritas pendidikan responden
adalah cukup yaitu sejumlah 45
adalah swasta yaitu sejumlah 8
responden (73%) dan minoritas pola
responden (13%).
makan diet rendah garam responden
adalah sangat baik dan kurang yaitu
3.2.4 Gambaran Karakteristik Responden
sejumlah 0 responden (0%).
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.4: Distribusi Frekuensi
3.3 Gambaran Tingkat Hipertensi
Responden
Tabel 5.6: Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Jenis
Responden Berdasarkan
Kelamin Pada
Tingkat Hipertensi
Responden di Desa
Pasien Lansia di Desa
Balung Kecamatan
Balung Kecamatan
Kendit Pada Bulan Juli dapat dinyatakan bahwa H1 diterima
2020
dan H0 di tolak, yang artinya ada
Hipertensi Frekuensi Presenta
(F) se (%) hubungan antara pola makan diet
Normal 0 0 rendah garam dengan tingkat hipertensi
Ringan 44 71
Sedang 18 29 pada lansia di Desa Balung Kecamatan
Berat 0 0 Kendit Kabupaten Situbondo.
Total 62 100

3.5 Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.6 3.5.1 Pola Makan Diet Rendah Garam
didapatkan tingkat hipertensi pada Dengan Tingkat Hipertensi Pada
Lansia di Desa Balung Kecamatan
lansia terbanyak adalah hipertensi Kendit Kabupaten Situbondo
ringan yaitu 44 reponden (66%) dan Dari hasil penelitian ini didapatkan
minoritas tingkat hipertensi responden data tentang pola makan diet rendah
adalah normal dan berat yaitu garam dengan tingkat hipertensi pada
sejumlah 0 responden (0%). lansia di Desa Balung Kecamatan
Kendit mayoritas responden kategori
3.4 Hasil Analisa Data pola makan diet rendah garam
Tabel 5.8: Hasil Analisis Korelasi terbanyak yaitu cukup sebanyak 45
Spearman Rank Hubungan
Pola Makan Diet Rendah responen (73%). Pola makan sehat
Garam Dengan Tingkat merupakan pilihan yang tepat untuk
Hipertensi Pada Lansia di
Desa Balung Kecamatan menjaga diri terbebas dari hipertensi
Kendit dan komplikasi. Adanya kecenderungan

Skor kualitas hidup tinggi prilaku makan penduduk di

Skor Pola r=0,324 wilayah maju maupun berkembang

Makan Diet p=0,010 diantaranya pola makan pola makan

Rendah n=62 tidak sehat seperti mengkonsumsi

Garam makanan siap saji yang mengandung

Berdasarkan tabel 3.4 di atas pengawet, mengkonsumsi makanan

didapatkan data hasil analisis statistik tinggi garam, dan kelebihan lemak

Spearman Rank dengan bantuan (Sulistyoningsih, 2016). Pola makan

software program SPSS for windows responden di Desa Balung Kecamatan

dari hasil uji korelasi tersebut didapatkan Kendit sebagian besar sudah cukup baik

data r (koefisian korelasi)=0,324 artinya sebanyak 45 responden (73%) yang

tingkat kekuatan hubungan (korelasi) beranggapan bahwa kadang-kadang

antara pola makan diet rendah garam responden mengkonsumsi 1 sachet

adalah nilai koefisien korelasi bernilai penyedap rasa, mengkonsumsi udang

positif dengan demikian dapat diartikan asin, ikan asin, memilih makanan siap

bahwa semakin rendah pola makan diet saji karena memiliki banyak variasi dan

rendah garam akan semakin meningkat. pilihan,menyukai makanan siap saji

Sedangkan nilai p=0,003 dengan tingkat karena rasanya enak.

signifikan 0,05 (p≤0,05), dengan n


(sampel) = 62 responden, sehingga
3.5.2 Hipertensi Pada Lansia di Desa Faktor usia juga dapat
Balung Kecamatan Kendit.
Dari hasil penelitian ini didapatkan mempengaruhi resiko seseorang

data tentang adanya hubungan pola karena penyakit darah tinggi. Hipertensi

makan diet rendah garam dengan ini lebih banyak ditemukan pada usia

tingkat hipertensi pada lansia di Desa lanjut. Semakin bertambahnya usia,

Balung Kecamatan Kendit Kabupaten kemungkinan seseorang menderita

Situbondo. Menurut Robert dalam hipertensi juga semakin besar.

Kowalski, 2017 yangdidapat penyakit Beberapa aspek yang dapat

tekanan darah tinggi atau hipertensi di mempengaruhi proses penuaan

sebut juga sebagai pembunuh diam- seseorang diantaranya yaitu,

diam, karena pada sebagian kasus kemunculan tingkat stres, nutrisi,

tidak menunjukkan gejala apapun. Dari hereditas atau genetik, kesehatan,

teori ini kita bisa melakukan upaya pengalaman hidup, dan lingkungan

untuk meminimalisir terjadinya (Ratnawati, 2017). Hal ini di tunjukkan

hipertensi dengan menjauhi yang bahwa sebagian besar responden

menyebabkan terjadinya hipertensi berusia >45 tahun yaitu sejumlah 62

tersebut. responden.

Ada beberapa faktor yang dapat Dari hasil penelitian ini


menunjukkan bahwa Sebagian besar
menyebabkan terjadinya hipertensi
lansia di Desa Balung Kecamatan
diantaranya, gaya hidup (merokok), diet
Kendit Kabupaten Situbondo mayoritas
(konsumsi tinggi garam), dan faktor hipertensi ringan 44 responden (71%)
yang beranggapan bahwa
genetik (Kowalak, 2011). Banyaknya
hipertensinya dikarenakan pola makan
natrium yang dimakan menyebabkan
yang belum baik, usia yang sudah
jantung harus memompa lebih keras mulai menua membuat pola makan
dengan seadanya tanpa membatasi
untuk mengalirkan darah yang
makanan. Pengetahuan responden
volumenya meningkat. Akhirnya
dalam menyiapkan makanan agar
tekanan darah arteri meningkat, dalam terhindar dari hipertensi masih kurang,
terbukti bahwa pendidikan yang
keadaan demikian asupan garam
dominan yaitu SD sebanyak 24
natrium perlu dibatasi atau dikurangi
responden (39%) Penemuan ini searah
(Almatsier, 2015). dengan penelitian Astika (2016) yang
menjelaskan gaya hidup sangat
berpengaruh terhadap hipertensi
karena semakin bertambahnya usia, hipertensi, yaitu dimana individu
kemungkinan seseorang menderita menerapkan pola makan sehat
hipertensi juga semakin besar. dalam kesehariaannya ia akan
3.5.3 Hubungan Pola Makan Diet Rendah meminimalisir terjadinya hipertensi
Garam Dengan Tingkat Hipertensi Pada atau bahkan sebaliknya jika
Lansia Di Desa Balung seseorang menerapkan pola makan
Dari hasil analisis statistik tidak sehat cenderung individu
hubungan Pola Makan Diet Rendah tersebut akan memicu terjadinya
Garam Dengan Tingkat Hipertensi hipertensi.
Pada Lansia Di Desa Balungdengan Berdasarkan paparan
menggunakan SPSS didapatkan nilai diatas ada kesesuaian antara hasil
p=0,010 dengan tingkat signifikan 0,05 penelitian dan teori yang menyatakan
(p≤0,05) sehingga dapat dinyatakan ada hubungan pola makan diet rendah
bahwa H1 diterima, yang artinya ada garam dengan tingkat hipertensi pada
hubungan antara Pola Makan Diet lansia di Desa Balung Kecamatan
Rendah Garam Dengan Tingkat Kendit Kabupaten Situbondo. Jadi
Hipertensi Pada Lansia. dapat disimpulkan bahwa apabila
Pola makan diet rendah garam individu merubah pola makan tidak
merupakan cara yang tepat untuk sehat menjadi pola makan sehat maka
mengatasi tekanan darah pada dapat meminimalisir angka terjadinya
individu. Beberapa langkah-langkah hipertensi dan cara merubah pola
pola makan sehat yang telah makan menjadi sehat bisa dimulai dan
direkomendasikan terbukti mampu didasarkan pada keinginan yang kuat
mengurangi tekanan darah dengan pembatasan garam, makan
diantaranya: membatasi takaran garam, rendah lemak, mengurangi makan siap
menghindari kebiasaan mengkonsumsi saji.
makan siap saji yang mengandung
pengawet, dan mengkonsumsi 3.6 Kesimpulan dan Saran
3.6.1 Kesimpulan
makanan berlemak (Ramadhini, 2018).
Dari hasil penelitian dan
Tinggi natrium, makanan tinggi lemak.
pembahasan penelitian di atas dapat
Perubahan pola yang dapat
disimpulkan sebagai berikut:
menjerumus pola makan yang tidak
1) Pola makan diet rendah garam
sehat akan mengakibatkan salah satu
cukup sebanyak 45 responden
faktor berkembangnya penyakit (73%) dan pola makan diet
rendah garam baik sebanyak 17
hipertensi (Syahri, 2012).
responden (27%).
Dari hasil penelitian ini, 2) Hipertensi terbanyak adalah
hipertensi ringan dengan jumlah
peneliti berpendapat bahwa pola
44 responden (71%).
makan kurang seseorang dapat 3) Ada hubungan yang segnifikan
antara pola makan diet rendah
mempengaruhi terjadinya
garam dengan tinggkat
hipertensi. Dalam hal ini pola makan hipertensi pada lansia di Desa
Balung Kecamatan Kendit
tidak dapat terlepas dari terjadinya
Kabupaten Situbondo dengan pengetahuan dan wawasan baru
nilai (p=0.010≤α 0,05).
serta perlu dilakukan penelitian
3.6.2 Saran
lanjutan dengan observasi
1) Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya perlu meningkatkan langsung terhadap responden
promosi kesehatan sehingga dan meneliti lebih lanjut
mahasiswa paham dan mengerti bagaimana hubungan pola
terhadap pentingnya pola makan makan diet rendah garam
baik. dengan terjadinya hipertensi.

2) Bagi Profesi Keperawatan 3.7 Daftar Pustaka


Bagi profesi keperawatan Ardhi, Sony Wijaya. 2011. Hubungan
diharapkan memberikan Pola Makan Dengan tingkat
penyeluhan secara kontinyu Kejadian Hipertensi Pada Lansia
terhadap semua masyarakat Di Dusun 14 Sungapan
tentang pentingnya pola makan Tirtorahayu Galur Kulon Progo.
yang baik karena masyarakat masih Yogyakarta.
banyak yang pengetahuannya Delfi Ramadhini, Suryati. 2018.
minim tentang dampak pola makan Hubungan Kebiasaan Konsumsi
buruk. Makanan Asin Dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia di Desa
3) Bagi Lahan Penelitian Labuhan Labo Kota
Hasil dari penelitian ini dapat
Padangsidimpuan.
dijadikan sebagai data baru bagi
Fahrun Rosid, RA Putri, HM Abi
tempat lahan penelitian diharapkan
Muhlisin. 2011. Hubungan Antara
lingkungan masyarakat merubah
Tingkat Pengetahuan Tentang
pola makan tidak sehat menjadi
Diet Hipertensi Dengan Kejadian
sehat sehingga mengurangi
Kekambuhan Hipertensi Lansia Di
terjadinya hipertensi.
Desa Mancasan Baki Sukoharjo.
.
MapagerangRostini, 2018. Hubungan
4) Bagi Responden
Pengetahuan Dan Sikap Pada
Hasil dari penelitia ini
Penderita Hipertensi Dengan
dapat dijadikan sebagai informasi
Kontrol Diet Rendah Garam Di
ataupun pengetahuan baru bagi
Kota Bandung.
responden mempunyai kesadaran
Misda, Tanto Hariyanto, Vita Maryah
diri untuk menerapkan pola makan
Ardiyani. 2017. Penurunan
sehat dan merubah pola makan
Tekanan Darah Penderita
tidak sehat menjadi pola makan
Hipertensi Setelah Penerapan
sehat walaupun zaman sekarang
Pola Nutrisi Diet Rendah Natrium
moderen.
III Di Kelurahan Tlogomas Kota
Malang.
5) Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitia ini
dapat dijadikan sebagai ilmu
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Putri Nurul Dwi. Z

NIM : 14201.08.16036

Judul : Hubungan Pola Makan Diet Rendah GaramDengan Tingkat

Hipertensi Pada Lansia.

Pembimbing I : Roisah, S.KM, S.Kep., M.Kes

No Hari/ BAB Saran Ttd


Tanggal Konsul
1 Senin Judul - Tetapkan masalah
25/11/19 penelitiandan
fenomena
- Maping jurnal
2 Sabtu Judul - Maping
07/12/19 difokuskan
kepada masalah
- Acc judul
3 Minggu BAB I - Perbaiki tulisan
22/12/19 - Datajustifikasi
diperjelas
- Tujuan kasus
diperbaiki
4 Senin BAB I - Data terbaru
23/12/19 - Untuk IJKS
5 Sabtu BAB I - Konologis
11/02/20 ditambahkan
- Studi pendahuluan
- Lanjut BAB 2
6 Rabu BAB I - Perbaiki
11/03/20 BAB II kronologis
- Tambahkan solusi
- Jelaskan
pengertian diet
- Kerangka konsep
perbaiki
7 Sabtu BAB II - Peneliti
14/03/20 sebelumnya
- Tambahkan
konsep hubungan
8 Kamis BAB II - Perbaiki konsep
26/03/20 hipertensi dan
tambahkan
- Lanjut BAB 3
9 Kamis BAB II - Perbaiki penulisan
02/04/20 BAB III spasi,krangka
konsep
- Lanjut BAB 4
10 Sabtu BAB - Perbaiki penulisan
11/04/20 IV - Revisi BAB 4
11 Kamis BAB III - Pahami variabel
16/04/20 - Tambahkan
keterangan
12 Kamis BAB IV - Tambahkan kriteria
23/04/20 insklusi dan eksklusi
- Uji validitas jelaskan
adop atau buat
sendiri
- Uji reliabilitas
jelaskan tentang
penelitian
- Codong: tambahkan
kedua varibel
- Tabulasi: jelaskan
seperti definisi
oprasional, kategori
apa saja? Jelaskan
ke 2 variabel
13 Senin BAB IV - Kriteria insklusi:
04/04/ pahami mungkin
20 yang berat bisa
menjadi responden
- Kriteria eksklusi :
hipertensi
komplikasi tidak
memungkinkan
menjadi responden
- Uji reliabilitas:
jelaskan tentang
instrumen penelitian

14 Senin BAB IV - Jelaskan pada


09/05/ penelitianmu
20 mengapa di uji
validitas, jika
kuesioner adop atau
buat sendiri jelaskan!
- Jelaskan mengapa di
uji reliabilitas
- ACC
LEMBAR KONSULTASI

Nama : PUTRI NURUL DWI. Z


NIM : 14201.08.16036
Judul : Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam
Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia.
Pembimbing I : Roisah, S.KM, S.Kep., M.Kes

No Hari/ BAB Saran Ttd


Tanggal Konsul
1 Kamis BAB V- - Pembahasan hasil
06/08/20 VII pendahuluan
sesuai tujuan
peneliti
- Hasil uji SPSS
- Normalitas data
- Lampiran-lampiran
di urut
2 Kamis BAB V- - Lampiran tabulasi
13/08/20 VII - Opini pada
pembahasan
- Hasil penelitian di
sesuaikan tujuan
3 Sabtu BAB - ACC
15/08/20 V-VII
LEMBAR KONSULTASI

Nama : PUTRI NURUL DWI. Z


NIM : 14201.08.16036
Judul : Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam
Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lansia.
Pembimbing II : Rizka Yunita, S.Kep.,Ns.M.Kep

No Hari/ BAB Saran Ttd


Tanggal Konsul
1 Selasa BAB I - Perbaiki susunan
03/03/20 IJKS
- Pendalam
pembahasan HT:
Pola makan diet
rendah garam
- Susunan SPOK
2 Senin BAB I - Perdalam dan
09/03/20 perjelas kronologis
3 Sabtu BAB I - Paragraf ke 8
21/03/20 tambahkan
tentang pola
makan diet rendah
garam
- Lanjut BAB 2
4 Senin BAB I - Data terbaru
23/12/19 - Untuk IJKS
5 Sabtu BAB I - Tulis nama
04/04/20 BAB II belakang
dicatatan kaki
- Tambahkan
catatan kaki
- Lanjut BAB 3
6 Selasa BAB I - Buat secara
07/04/20 BAB II landcape
BAB III - BAB 1,2 ACC
- Lanjut BAB 4
7 Sabtu BAB III - BAB III ACC
11/04/20 BAB IV - Tulis nama paling
belakang catatan
kaki
- Krangka kerja:
teknik sampling
terdahulu baru
sampel
- Perbaiki uji
statistiknya
- Sebutkan nama
kuesioner
8 Kamis BAB IV - Bahasa populasi
16/04/20 dan sampel sama
maknanya
- Skala data ordinal
vs ordinal apa uji
statistiknya
9 Selasa BAB IV ACC
21/04/20
BERITA ACARA PERBAIKAN

Nama : Putri Nurul Dwi Zuliani


NIM : 14201.08.16036
Judul : Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan
Tingkat Hipertensi Pada Lansia di Desa Balung
Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo
Ketua Penguji : Iin Aini Isnawati. S.Kep Ns., M.Kes

Keterangan
No Saran/Masukan BAB/Halaman
perbaikan
1 Perbaiki tulisan BAB 5-6 Sudah
Halaman 51-60 diperbaiki
Halaman 51-60
2 Tambahkan kata kunci Halaman 6 Sudah
lansia diabstrak diperbaiki
Halaman 6
3 Tambahkan cros tabel BAB 5 Sudah diperbaki
Halaman 55 Halaman 55

4 Tambahkan BAB 6 Sudah


pembahasan pola makan Halaman 33 diperbaiki
Halaman 38,40
5 Perbaiki judul penelitian Sudah
menggantikan kejadian diperbaiki
menjadi tingkat

Genggong, 06September 2020


Ketua penguj
BERITA ACARA PERBAIKAN

Nama : Putri Nurul Dwi Zuliani


NIM : 14201.08.16036
Judul : Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan
Tingkat Hipertensi Pada Lansia di Desa Balung
Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo
Pembimbing I : Ro’isah,S.KM, S.Kep.,M.Kes

Keterangan
No Saran/Masukan BAB/Halaman
perbaikan
1 Perbaiki tulisan kuesioner Lampiran 10 Sudah
diperbaiki

2 Tambahkan opini pada konsep BAB 6 Sudah


Halaman 58 diperbaiki
lansia
Halaman 58
3 Tambahkan pola makan Halaman 6 Sudah
diperbaiki
diabstrak
Halaman 6
4 Perbaiki judul penelitian Sudah
menggantikan kejadian diperbaiki
menjadi tingkat

Genggong, 06September 2020


Pembimbing I

Ro’isah,S.KM, S.Kep.,M.Kes
NIDN:0703087501
BERITA ACARA PERBAIKAN

Nama :Putri Nurul Dwi Zuliani


NIM : 14201.08.16036
Judul : Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat
Hipertensi Pada Lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit
Kabupaten Situbondo
Pembimbing I : Ro’isah,S.KM, S.Kep.,M.Kes

Keterangan
No Saran/Masukan BAB/Halaman
perbaikan
1 Tambahkan pola makan Halaman 6 Sudah
diperbaiki
diabstrak
Halaman 6
2 Tambahkan kata kunci lansia Halaman 6 Sudah
diabstrak diperbaiki
Halaman 6
3 Perbaiki penulisan manuscript Lampiran 17 Sudah
diartikel diperbaiki
4 Perbaiki judul penelitian Sudah
menggantikan kejadian diperbaiki
menjadi tingkat

Genggong, 06September 2020


Pembimbing II

Rizka Yunita, S.Kep.,Ns.M.Kep


NIDN:0710069004
BUKTI PERBAIKAN

SKRIPSI

Nama :Putri Nurul Dwi Zuliani


NIM : 14201.08.16036
Judul : Hubungan Pola Makan Diet Rendah Garam Dengan Tingkat
Hipertensi Pada Lansia di Desa Balung Kecamatan Kendit
Kabupaten Situbondo

NO SARAN / MASUKAN TANDA TANGAN

1 Ketua Penguji:

Iin Aini Isnawati. S.Kep Ns., M.Kes


2 Penguji 1 :

Ro’isah S.KM,S,Kep.,M.Kes
3 Penguji 2 :

Rizka Yunita S,Kep Ns., M.Kep


Lampiran 19

Lembar Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai