Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMERINTAHAN DAERAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Sistem Pemerintahan Daerah
Dosen : Daliha, S.IP., M.Si.

Disusun oleh :
KELOMPOK 2

1. KIRTO KARTIWAN
2. DIAN SUSANTO
3. TAUFIK KUSDIADI
4. SITI HIKMAH
5. NIA HERLINA
6. MIRA MARLINDA
7. ATI STUTI

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP)
BINA PUTERA BANJAR
BANJAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wata’ala


yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Judul karya ilmiah yang penulis
ambil adalah “PEMERINTAHAN DAERAH”.
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan
karya ilmiah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis
apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar karya ilmiah ini
sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran budaya khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan
yang lebih baik di masa yang akan datang.

Banjar, Mei 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMA JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 3
D. Manfaat .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
A. Pengertian Sistem........................................................................... 4
B. Pengertian Pemerintahan Daerah ................................................... 5
C. Penyelenggara Pemerintahan Daerah ............................................ 6
D. Hak-hak dan Kewajiban Pemerintahan Daerah.............................. 7
E. Urusan-urusan Pemerintahan Daerah............................................. 8
F. Otonomi Daerah ............................................................................. 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15
A. Kesimpulan .................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pemerintahan daerah sangat erat kaitannya dengan otonomi
daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Bila sebelum
diperkenalkan otonomi daerah, semua sistem pemerintahan bersifat
sentralisasi atau terpusat. Dengan pelaksanaan otonomi daerah diharapkan
daerah mampu mengatur sistem pemerintahannya sendiri dengan
memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki. Walaupun demikian, ada
beberapa hal tetap dikendalikan oleh pemerintah pusat. Seperti hubungan
diplomatik, kerjasama perdagangan, dll.
Sistem pemerintahan daerah juga sebenarnya merupakan salah satu
bentuk penyelenggara pemerintahan yang efektif dan efisien. Karena pada
dasarnya tidak mungkin pemerintah pusat mengatur serta mengelola negara
dengan segala permasalahan yang kompleks. Sementara itu, pemerintah
daerah juga merupakan training ground serta pengembangan demokrasi dalam
sebuah negara. Disadari atau tidak, sistem pemerintahan daerah sebenarnya
merupakan persiapan untuk karir politik lanjutan yang biasanya terdapat pada
pemerintahan pusat.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945, Pemerintah
Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada
daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan
daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1
Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, perlu memperhatikan
hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi
dan keanekaragaman daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan
kekhususan dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara
adil dan selaras. Disamping itu, perlu diperhatikan pula peluang dan tantangan
dalam persaingan global dengan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Agar mampu menjalankan perannya tersebut,
daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian
hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyenggaraan pemerintahan negara.
Namun seiring dengan adanya perubahan undang-undang mengenai
pemerintahan daerah maka kewenangan penyelenggaraan daerah juga berbeda
dari masing-masing perubahan tersebut. Dari semenjak kemerdekaan sampai
dengan sekarang sudah terjadi sembilan kali (9x) perubahan perundang-
undangan yang mengatur tentang pemerintahan daerah. Perubahan tersebut
terjadi karena adanya berbagai perubahan di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang disesuaikan dengan perubahan zaman.

B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, ada beberapa rumusan masalah, seperti
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan system, dan pemerintahan daerah?
2. Apa yang dimaksud dengan system pemerintahan daerah dan bagaimana
bentuk pelaksanaannya di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

2
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa definisi system dan pemerintahan daerah.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan system pemerintahan
daerah dan bagaimana bentuk pelaksanaan system pemerintahan daerah di
Indonesia.

D. Manfaat
1. Dapat lebih memahami secara lebih detail pemerintahan daerah;
2. Agar menjadi pedoman dan pegangan ketika nanti menjadi aktor
pemerintahan;
3. Menjadi terapan dalam hidup bermasyarakat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Wikipedia indonesia adalah sistem berasal
dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di
mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:
1. Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia
dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung
kepada sifat sistem tersebut
2. Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem
dan objeknya.
3. Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
4. Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Syarat-syarat system :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih
penting dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
Pengertian Sistem Menurut Para Ahli
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang
artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :


1. L. James Havery

4
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari
fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu
kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara
efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang
dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling
berhubungan.
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang
saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi
dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

B. Pengertian Pemerintahan Daerah


Pemerintahan daerah menurut pasal 1 huruf d uu nomor 22 tahun 1999
diartikan sebagai penyelenggara pemerintahan daerah otonom oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi.
Menurut UU nomor 32 tahun 2004 dalam pasal 1 angka 2,
pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam system dan prinsip negara kesatuan RI.
Berdasarkan UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD

5
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan unsur penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah gubernur, bupati , walikota dan perangkat daerah.
Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat (2) adalah sebagai
berikut :
“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan
di atas, maka yang dimaksud pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
urusan-urusan yang menjadi urusan daerah (provinsi atau kabupaten) oleh
pemerintah daerah dan DPRD.

C. Penyelenggara Pemerintahan Daerah


Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan
DPRD (Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana
telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Pemerintahan Daerah). Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah
menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekosentrasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah). Sementara itu,
dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah
menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan (Pasal 19 ayat (3) Undang-
Undang No 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah).
Dengan demikian penyelenggara pemerintah daerah terdiri dari
pemerintahan daerah dan DPRD. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati,

6
atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah. Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah. Pemerintah daerah harus mampu mengelola daerahnya
sendiri dengan baik dengan penuh tanggung jawab dan jauh dari praktik-
praktik korupsi.

D. Hak-hak dan Kewajiban Pemerintahan Daerah


Dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan, terutama dalam
penyelenggaraan otonomi daerah dibekali dengan hak dan kewajiban tertentu.
Hak-hak daerah tersebut menurut Pasal 21 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah :
1. Mengatur dan mengurusi sendiri urusan pemerintahannya
2. Memilih pemimpin daerah
3. Mengelola aparatur daerah
4. Mengelola kekayan daerah
5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya yang berada di daerah
7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah dan
8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Disamping hak-hak tersebut di atas, daerah juga diberi beberapa
kewajiban, yaitu :
1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan
nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial
9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah
10. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah
11. Melestarikan lingkungan hidup

7
12. Mengelola administrasi kependudukan
13. Melestarikan nilai sosial budaya
14. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya
15. Kewajiban lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Hak dan kewajiban daerah tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana
kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja,
dan pembiayaan daerah, yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan
daerah. Sesuai dengan asas-asas yang telah dikemukakan di atas, pengelolaan
keuangan dilakukan secara efisien, efisien, transparan, bertanggungjawab,
tertib, adil, patuh, dan taat pada peraturan perundang-undangan ( Rozali
Abdullah, 2007 : 27-30).
Dengan demikian pemerintah daerah harus memenuhi kewajiban-
kewajiban yang telah diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah agar penyelenggaraan otonomi
daerah dapat dilaksanakan dengan baik.

E. Urusan-urusan Pemerintahan Daerah


Melalui sistem pemerintahan daerah, pemerintahan daerah diberi
wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan-urusan yang diserahkan
kepadanya. Dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 Tentang Pemerintahan Daerah, urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah provinsi yang merupakan urusan dalam skala provinsi
yang meliputi :
1. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
2. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
3. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
4. penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. penanganan bidang kesehatan;
6. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;
7. penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota;
8. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota;

8
9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk
lintas kabupaten/kota;
10. pengendalian lingkungan hidup;
11. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota;
12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
13. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota;
15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan
oleh kabupaten/kota; dan
16. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan.
Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan
pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah yang bersangkutan.
Dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana
telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Pemerintahan Daerah, urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah
daerah untuk kabupaten/ kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota
meliputi :
1. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
2. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
3. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
4. penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. penanganan bidang kesehatan;
6. penyelenggaraan pendidikan;
7. penanggulangan masalah sosial;
8. pelayanan bidang ketenagakerjaan;
9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
10. pengendalian lingkungan hidup;
11. pelayanan pertanahan;
12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
13. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. pelayanan administrasi penanaman modal;
15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan
16. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan.

9
Urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan dapat memenuhi
semua urusan yang menjadi urusan pemerintah daerah (provinsi atau
kabupaten) agar dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

10
F. Otonomi Daerah
Pengertian Otonomi Daerah - Dalam Undang-Undang No. 32 tahun
2004 pasal 1 ayat 5, pengertian otonomi derah adalah hak ,wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan menurut Suparmoko (2002:61) mengartikan
otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, bahwa
pemberian kewenangan otonomi daerah dan kabupaten / kota didasarkan
kepada desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung
jawab.
1. Kewenangan Otonomi Luas
Yang dimaksud dengan kewenangan otonomi luas adalah
keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup semua bidang pemerintahan kecuali bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiscal agama serta
kewenangan dibidang lainnya ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan. Disamping itu keleluasaan otonomi mencakup pula
kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan mulai dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
2. Otonomi Nyata
Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan
diperlukan serta tumbuh hidup dan berkembang di daerah.
3. Otonomi yang Bertanggung Jawab
Otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa perwujudan
pertanggung jawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan
kewenangan kepada daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi
berupa peningkatan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,

11
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta
pemeliharaan hubungan yang sehat antara pusat dan daerah serta antar
daerah dalam rangka menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 7, 8, 9 tentang
Pemerintah Daerah, ada 3 dasar sistem hubungan antara pusat dan daerah
yaitu:
Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu. Tugas perbantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
Hakekat, Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah
1. Hakekat Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah pada hakekatnya adalah upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan-
kegiatan pembangunan sesuai dengan kehendak dan kepentingan
masyarakat. Berkaiatan dengan hakekat otonomi daerah tersebut yang
berkenaan dengan pelimpahan wewenang pengambilan keputusan
kebijakan, pengelolaan dana publik dan pengaturan kegiatan dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat maka peranan data
keuangan daerah sangat dibututuhkan untuk mengidentifikasi sumber-
sumber pembiayaan daerah serta jenis dan besar belanja yang harus
dikeluarkan agar perencanaan keuangan dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Data keuangan daerah yang memberikan gambaran statistik
perkembangan anggaran dan realisasi, baik penerimaan maupun
pengeluaran dan analisa terhadapnya merupakan informasi yang penting

12
terutama untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah
untuk meliahat kemampuan/ kemandirian daerah (Yuliati, 2001:22)

2. Tujuan Otonomi Daerah


Menurut Mardiasmo (Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah)
adalah untuk meningkatkan pelayanan publik (public service) dam
memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi
utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat.
b. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah.
c. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik)
untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.
Selanjutnya tujuan otonomi daerah menurut penjelasan Undang-
undang No 32 tahun 2004 pada dasarnya adalah sama yaitu otonomi
daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan
peran serta aktif masyarakat secara nyata, dinamis, dan bertanggung jawab
sehingga memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, mengurangi beban
pemerintah pusat dan campur tangan di daerah yang akan memberikan
peluang untuk koordinasi tingkat lokal.
3. Prinsip Otonomi Daerah
Menurut penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, prinsip
penyelenggaraan otonomi daerah adalah :
a. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan aspek
demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keaneka ragaman
daerah.
b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan
bertanggung jawab.
c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada
daerah dan daerah kota, sedangkan otonomi provinsi adalah otonomi
yang terbatas.

13
d. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga
tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian
daerah kabupaten dan derah kota tidak lagi wilayah administrasi.
Demikian pula di kawasan-kawasan khusus yang dibina oleh
pemerintah.
f. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan
fungsi badan legislatif daerah baik sebagai fungsi legislatif, fungsi
pengawasan, mempunyai fungsi anggaran atas penyelenggaraan
otonomi daerah.
g. Pelaksanaan dekonsentrasi diletakkan pada daerah propinsi dalam
kedudukan sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan
kewenangan pemerintah tertentu dilimpahkan kepada gubernur sebagai
wakil pemerintah.
h. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan tidak hanya di
pemerintah daerah dan daerah kepada desa yang disertai pembiayaan,
sarana dan pra sarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung jawabkan kepada yang
menugaskan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan daerah juga sebenarnya merupakan salah satu
bentuk penyelenggara pemerintahan yang efektif dan efisien. Karena pada
dasarnya tidak mungkin pemerintah pusat mengatur serta mengelola negara
dengan segala permasalahan yang kompleks. Sementara itu, pemerintah
daerah juga merupakan training ground serta pengembangan demokrasi dalam
sebuah negara. Disadari atau tidak, sistem pemerintahan daerah sebenarnya
merupakan persiapan untuk karir politik lanjutan yang biasanya terdapat pada
pemerintahan pusat.
Sistem pemerintahan daerah juga membuka peluang bagi masyarakat
daerah untuk meningkatkan kapasitas teknik dan manajerial sehingga bisa
meningkatkan pengaruh serta pengawasan atas berbagai aktivitas yang
dilakukan oleh para elit lokal. Dalam sistem pemerintahan daerah juga bisa
memungkinkan para pemimpin daerah untuk menetapkan pelayanan dan
fasilitas secara efektif di tengah - tengah masyarakat, mengintegrasikan
daerah-daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi
implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik bila dibandingan
pengawasan yang dilakukan oleh pejabat dari pusat.
Kajian mengenai hubungan pemerintahan mencakup pembahasan
mengenai hubungan antara pemerintah dan masyarakat sebagai yang
diperintah. Bentuk hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah secara
konkret dapat dilihat dalam proses pembuatan kebijakan.

B. Saran
Menurut pendapat kelompok kami, dalam perjalanan bangsa Indonesia
banyaknya perubahan yang terjadi, salah satunya dalam Undang-undang
mengenai Pemerintahan daerah yang salah satunya mengatur dalam Otonomi
Daerah.

15
Yang dimana pemerintah pusat melimpahkan wewenang kepada
Pemerintahan daerah, dalam pelimpahan wewenang ini mengatur dalam Perda
(Peraturan daerah) dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). Akan tetapi
dalam mengimplementasikan kedaerah terjadinya banyak permasalahan
didaerah-daerah, dan masih banyaknya keraguaan atau setengah hati yang
dilakukan pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah.
salah satunya penyalahgunaan wewenang oleh kepala daerah, sehingga
munculnya raja-raja kecil didaerah sehingga menjalankan otomi daerah
terhambat dalam segi pelaksanaanya, banyaknya perdebatan dari pakar-pakar
politik yang dimana dengan adanya Otomi daerah ini banyak daerah yang
merasakan kecemburuan terhadap daerah-daerah yang memiliki Otonomi
daerah maupun khusus.

16
DAFTAR PUTAKA

Rozali Abdullah. 2007. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala


Daerah Secara Langsung. Jakarta : PT Raja Grasindo.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah

Perundang-undangan :

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok


Pemerintahan Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok


Pemerintahan Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Pemerintahan Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah

http://www.fakultashukum-universitaspanjisakti.com/informasi-akademis/bahan-
kuliah/41-sejarah-undang-undang-pemerintahan-daerah.html

17

Anda mungkin juga menyukai