Anda di halaman 1dari 3

ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : Iskandar Satria Permana


NIM : 30402000175
Kelas : MJ2C
Mata Kuliah : Fiqih Ibadah
Dosen penguji : Dr. Sugeng Hariyadi, Lc. MA
Soal : Shalat ada dua macam: wajib dan sunnah. Sebutkan dan jelaskan hikmah
pembagian shalat tersebut? Jawablah dengan format artikel ilmiah!
Jawaban :
Shalat Wajib dan Sholat Sunnah
Oleh : Iskandar Satria Permana

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Shalat merupakan tiang agama yang sangat penting bagi seorang muslim. Shalatlah yang
membedakan antara orang muslim dengan orang kafir. “Sungguh yang memisahkan antara
seorang muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. Baik shalat
fardhu ataupun shalat sunnah keduanya mempunyai manfaat dan hikmah masing-masing.
Maka dari itu hendaknya kita kerjakan dengan sepenuh hati supaya mendapatkan ridho Allah
SWT, apalagi shalat fardhu tidak boleh kita sekali-kali dengan sengaja meninggalkannya.
Hukum meninggalkan shalat menurut jumhur ulama adalah termasuk dosa besar dan dosanya
lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum
minuman keras. Apabila orang itu mengingkari wajibnya shalat, maka dia telah kafir.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja macam-macam dari shalat ?
2. Apa hikmah dari pembagian shalat wajib dan sunnah ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui macam-macam shalat
2. Mengetahui hikmah dari shalat wajib dan sunnah

BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian shalat


Shalat dalam arti bahasa adalah berdoa sedangkan menurut istilah berarti bentuk peribadatan
kepada Allah SWT., berupa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratulihram
dan diakhiri dengan salam, sesuai syarat dan rukun yang telah ditentukan. Shalat secara
etimologis adalah do’a. Orang yang melakukan shalat tidak lepas dari do’a ibadah, pujian dan
permintaan. Itulah sebabnya dinamakan shalat.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 103,yang artinya berbunyi, ” Maka apabila
kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di
waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman”.
2.2 Macam-macam shalat
Dilihat dari hukum melaksanakannya, pada garis besarnya shalat dibagi menjadi dua, yaitu
shalat wajib dan shalat sunnah. Masing-masing dari keduanya, yaitu shalat wajib dan shalat
sunnah juga dibagi lagi menjadi dua macam.
A. Shalat wajib
Shalat wajib disebut juga dengan shalat fardhu, yaitu shalat yang harus dikerjakan dan tidak
boleh ditinggalkan. Artinya jika dikerjakan mendapat pahala jika ditinggalkan mendapat
dosa. Selanjutnya shalat wajib dibagi menjadi dua, yaitu Fardhu Kifayah dan Fardhu ‘Ain.
Shalat Fardhu ‘Ain, yaitu sholat yang harus dikerjakan setiap orang. Shalat ini sebanyak lima
dalam satu hari satu malam, yaitu shalat Dhuhur, shalat ‘Ashar, shalat Magrib, shalat ‘Isya’
dan shalat Subuh. Termasuk kedalam shalat lima kali yaitu shalat Jum’at, yang menurut
jumhur ulama, diwajibkan kepada setiap orang laki-laki muslim, yang bukan budak, tidak
bepergian atau sakit.
Shalat Fardhu Kifayah, yaitu shalat yang diajibkan kepada sekelompok kaum muslimin, yang
apabila ada salah sorang atau sebagian dari mereka yang mengerjakan, maka berarti telah
lepas kewajiban tersebut dari mereka semua. Dan jika tak ada seorangpun dari mereka yang
mengerjakan, maka berdosalah mereka semua. Dalam hal ini para ulama sepakat bahwa
shalat Janazah, hukumnya fardhu kifayah.
B. Shalat sunnah
Shalat sunnah yaitu shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan. Artinya diberi pahala kepada
yang mengerjakan dan tidak berdosa bagi yang meniggalkan. Semua shalat selain shalat-
shalat yang diwajibkan di atas, termasuk dalam kategori shalat sunnah. Telah disebutkan
juga, bahwa shalat sunah dibagi menjadi dua, yaitu shalat Sunah Muakkad dan shalat Sunah
Ghairu Muakkadah. Shalat Sunah Muakkad, yaitu shalat sunah yang selalu dikerjakan atau
jarang sekali tidak dikerjakan oleh Rasulullah SAW, seperti shalat witir, shalat hari raya, dan
lain sebagainya. Sedangkan Shalat Sunnah Ghairu Muakkadah,yaitu shalat sunnah yang tidak
selalu dikerjakan oleh Rasulullah saw, seperti shalat-shalat rawatib yang tidak muakkadah.

BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, begitu pun juga dengan perintah
shalat. Allah menurunkan perintah shalat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat bagi
manusia. Untuk dapat memahaminya, maka harus dipahami secara utuh perintah tersebut.
Ketika manusia memahami perintah shalat secara utuh, maka manusia akan memahami
sebuah manfaat atau hikmah shalat tersebut.
Shalat dibagi menjadi dua, dan jika kita mengerjakannya maka kita mendapat hikmahnya
masing-masing. Hikmah dari shalat wajib yang kita kerjakan adalah supaya kita bisa dekat
dan mendekatkan diri kepada Allah. Apakah dengan dekat kepada Allah saja kita sudah
merasa puas? Jika kita merasa belum puas dan ingin mendapatkan serta meraih cinta dan
kasih sayang yang lebih dari Allah, maka laksanakanlah shalat sunnah sesuai yang
diperintahkan oleh Allah SWT supaya kita bisa mendapatkan hikmah dari-Nya berupa cinta
dan kasih sayang Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai