Anda di halaman 1dari 31

MATA KULIAH

Sistem Informasi Kesehatan


Disusun untuk memenuhi Tugas Individu II
“Sistem Informasi Kesehatan: SOP PNC”
Dosen Pengampu : Sri Dinengsih S.Si.T,M.Kes

DISUSUN OLEH:

Nama : Vahlufi Eka Putri

NPM : 183112540120561

KELAS : B5 KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya

Makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu II “Sistem

Informasi Kesehatan:SOP PNC.” dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini,

begitupun makalah yang telah saya buat, baik dalam hal isi maupun

penulisannya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan

untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah

ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu

pengetahuan, baik di Universitas Nasional maupun lingkungan masyarakat.

Jakarta, Desember 2019

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

JUDUL .....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian SOP PNC........................................................................3

B. Tujaun SOP PNC.............................................................................3

C. Fungsi SOP PNC..............................................................................4

D. Prinsip Prinsip SOP PNC.................................................................4

E. Jenis dan Ruang Lingkup.................................................................5

F. Tahap-tahap Penyusunan SOP PNC................................................5

G. Penyusunan SOP PNC.....................................................................6

H. Format SOP PNC.............................................................................6

I Petunjuk Pengisian SOP PNC..........................................................7

J. Contoh Format SOP.........................................................................9

K. Prosedur Pengendalian Dokumen di FKTP...................................15

L. Tata Cara Penyimpanan Dokumen.................................................19


iv

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................25
............................................................................................................

B. Saran...............................................................................................26
............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia kesehatan merupakan aset penting dan

terbesar dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan, untuk mendukung

dan mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, maka kapasitas

tenaga kesehatan perlu terus ditingkatkan. Langkah-langkah strategi, taktis,

dan aplikatif diperlukan agar tenaga kesehatan yang berkonstribusi dalam

memberikan pelayanan di Rumah Sakit dapat berperan dan siap bersaing di

tatanan dunia kesehatan regional, nasional, dan global.

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama

di seluruh dunia. Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan

kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus

menampilkan akontabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan

yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme,

sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai

konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang

diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.

Dalam pelayanan kebidanan, standar sangat membantu bidan untuk

mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga bidan harus berpikir realistis

tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang

berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplemetasikan standar

sangat tergantung pada individu perawat atau bidan itu sendiri, usaha
2

bersama dari semua staf dalam suatu organisasi , disamping partisipasi dari

seluruh anggota profesi.

Berdasarkan hasil riset tahap I bulan Oktober 2000-Maret 2001

yang dilaksanakan oleh Tim Konsultan WHO Temuan permasalahan

diperoleh melalui penelitian di DKI Jakarta, Sumut, Sulut dan Kaltim tahun

2001 oleh WHO dan Direktorat Keperawatan Depkes salah satu hasilnya

adalah belum dikembangkannya secara optimal kelengkapan standar dan

SOP untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.

B. Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian SOP PNC ?


2.      Apakah tujuan SOP PNC ?
3.      Apakah fungsi SOP PNC ?
4.      Apakah prinsip-prinsip SOP PNC ?
5.      Apa saja jenis dan ruang lingkup SOP PNC ?
6.      Apa saja tahap-tahap SOP PNC ?
7.      Jelaskan penyusunan SOP PNC ?
8.      Jelaskan  macam-macam format SOP PNC ?
9.      Jelaskan standart pelayanan dalam SOP PNC ?

C. Tujuan

Untuk memahami lebih dalam serta mengaplikasikan materi tentang

Sistem Informasi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan Berdasarkan

SOP PNC.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian SOP PNC

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman

atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan

alat penilaian kinerja instansi pemerintah maupun non-pemerintah, usaha

maupun non-usaha, berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif,

dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit

kerja yang bersangkutan. (Tjipto Atmoko 2011)

Konsep SOP PNC adalah Suatu standar/pedoman/tahapan yang

harus dilalui dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada ibu nifas

secara efektif dan efisien sesuai dengan Standart Pelayanan Kebidanan.

B. Tujuan SOP PNC

1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim

dalam unit pelayanan kebidanan

2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam

melaksanakan pelayanan kebidanan

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas

terkait pelayanan kebidanan pada ibu nifas

4. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, dan keraguan dalam

memberikan pelayanan padea ibu nifas


4

C. Fungsi SOP PNC

1. Memperlancar tugas dari pelaksana pelayanan kebidanan

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan dalam pelayanan

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan dalam pelayanan

agar mudah dilakukan interverensi

4. Mengarahkan tenaga kesehatan untuk bersama-sama disiplin dalam

memberikan pelayanan pada ibu nifas

5. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kebidanan pada

ibu nifas

D. Prinsip Prinsip SOP PNC

1. Harus terdapat pada setiap kegiatan pelayanan kebidanan masa nifas

2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau

perkembangan iptek serta peraturan yang berlaku.

3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada

setiap upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap

kegiatan pelayanan ibu nifas

4. Harus didokumentasikan.
5

E. Jenis dan ruang lingkup SOP PNC

Berdasarkan SOP yang telah kelompok dapatkan, kelompok


menyimpulkan bahwa SOP pelayanan kebidanan pada ibu nifas termasuk
dalam jenis SOP pelayanan profesi yang didalamnya terdapat dua
kelompok, yaitu :
1. SOP untuk aspek keilmuan à adalah SOP mengenai proses kerja untuk
diagnostik dan terapi.
2. SOP untuk aspek manajerial à adalah SOP mengenai proses kerja yang
menunjang SOP keilmuan dan pelayanan pasien non-keilmuan.
SOP profesi mencakup:
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan penunjang
c. Pelayanan keperawatan
Hal ini, didasarkan pada komponen dalam SOP pelayanan nifas yang
memuat standart pelayanan medis, pemberian terapi, dan penentuan
diagnose sederhana.

F. Tahap tahap Penyusunan SOP PNC

1. Merumuskan tujuan SOP nifas


2. Menentukan judul sesuai dengan pelayanan atau asuhan
3. Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan SOP nifas
4. Membuat aliran proses
a. Bentuk bagan-bagan yang menggambarkan proses atau
urutan jalannya suatu produk/tatacara asuhan yang mencatat
segala tindakan;
1) Memberi gambaran lengkap tentang apa yang
dilaksanakan
2) Membantu setiap pelaksanaan untuk memahami peran
dan fungsinya dengan pihak lain.
6

b. Syarat suatu bagan harus dibuat atas dasar pengamatan


langsung, tidak boleh dibuat atas dasar apa yang diingat serta
disusun
5. Menyusun prosedur atau pelaksanaan layanan kebidanan nifas

G. Penyusunan SOP PNC

1. Mengidentifikasi permasalahan sistem dalam pelayanan kebidanan

niafas dan pemecahannya.

2. Mengorganisasikan dan mendokumentasikan asuhan dalam

pelayanan nifas.

3. Mengorganisasikan dan mendokumentasikan struktur dan data yang

ada pada seluruh proses atau asuhan, kebijakan prosedur, dan spk

yang akan diimplementasikan dalam suatu pelayanan kebidanan

nifas

H. Format SOP PNC

1. Format SOP di bakukan agar tidak terjadi banyak format yang

digunakan contoh pada lampiran dan diberlakukan sesuai dengan

akreditasi Puskes mas ini diberlakukan,

2. Format merupakan format minimal,oleh karena itu format ini dapat

diberi tambahan materi/kolom misalnya,nama penyusun SOP, unit

yang memeri ksa SOP.Untuk SOP tindakan agar memudahkan

didalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan alir,persiapan

alat dan bahan,namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada di


7

SOP.

Format SOP sebagai berikut:

Logo Judul SOP

Nama SOP No.Dokumen: Ditetapkan Oleh


Organisasi No. Revisi : Kepala Puskesmas
Tanggal Terbit:
Halaman : Nama.NIP

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Referensi
Prosedur/Langkah-langkah
Unit terkait

Penjelasan:

Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah nama

Puskesmas dan logo, judul SOP,nomor dokumen,tanggal terbit dan tanda

tangan Kepala Puskesmas,sedangkan untuk pengertian,tujuan,kebijakan,

prosedur/langkah-langkah,dan unit terkait boleh tidak diberi kotak/ tabel.

I. Petunjuk Pengisian SOP

1. Logo yang di pakai adalah logo pemerintah kabupaten/kota, nama

organisasi adalah nama Puskesmas atau logo dan nama dari fasilitas

kesehatan Tingkat Pertama

2. Kotak heading : masing-masing kotak (puskesmas, judul SOP, No.


8

Dokumen, No Revisi, halaman,SOP,tanggal terbit,ditetapkan Kepala

Puskesmas)diisi sebagai berikut:

a. Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman.Pada halaman

pertama kotak Heading harus lengkap,untuk halaman-halaman

berikutnya kota Heading dapat hanya memuat: Kotak nama

Puskesmas,judul SOP,No Dokumen,No Revisi dan halaman.

b. Kotak Puskesmas/Klinik diberi nama Puskesmas dan Logo

pemerintah daerah,atau logo dan nama Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama

c. Judul SOP : diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya.

d. No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang

berlaku di Puskesmas/FKTP yang bersangkutan,dibuat sistematis

agar ada keseragaman.

e. No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.

Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama

diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka,

misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan

dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.

f. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total

halaman untuk SOP tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5,

halaman kedua: 2/5, halaman terakhir :5/5.

g. SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan

Puskesmas/FKTP, misalnya : SOP ,Prosedur, prosedur tetap,


9

petunjuk pelaksanaan,prosedur kerja dan sebagainya, namun

didalam akreditasi Puskesmas dan FKTP memakai istilah SOP

h. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau

tanggal diberlakukannya SOP tersebut

i. Ditetapkan Kepala Puskesmas/FKTP : diberi tandatangan Kepala

Puskesmas/FKTP dan nama jelasnya.

J. Contoh Format SOP sebagai berikut:

1. Kop/heading SOP

a. Puskesmas:

Judul
No. Dokumen :
Logo pemda No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Nama Puskesmas Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas

NIP

Jika SOP disusun lebih dari satu halaman,pada halaman kedua dan

seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading.

2. Komponen SOP
10

1. Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Prosedur/ Langkah-langkah

6. Diagram Alir ( jika dibutuhkan)

7. Unit terkait

Penjelasan:

Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/ kotak adalah:

Nama Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal

terbit dan tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk

pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit

terkait boleh tidak diberi tabel/kotak

3. Petunjuk Pengisian SOP

a. Logo

1) Bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah logo

Pemerintah kota,dan lambang puskesmas.Bagi

klinik Pratama dan Tempat Praktik Mandiri

Dokter/Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, logo

yang dicantuman adalah logo klinik Pratama dan

Tempat Praktik Mandiri Dokter/ Tempat Praktik

Mandiri Dokter/ Tempat Praktik Mandiri Dokter

Gigi.
11

b. Kotak Kop/ Heading diisi sebagai berikut:

1) Heading hanya dicetak halaman pertama

2) Kontak FKTP diberi logo pemerintah daerah, dan

nama puskesmas atau logo dan nama klinik pratama

dan tempt praktik mandiri dokter/tempat praktik

mandiri Dokter Gigi.

3) Kotak diberi judul/nama SOP sesuai proses

kerjanya.

4) Nomor dokumen : di isi sesuai dengan ketentuan

penomoran yang berlaku di puskesmas/FKTP yang

bersangkutan, dibuat sistematis agar ada

keseragaman.

5) No. Revisi : diisi dengan status revisi,dapat

menggunakan huruf A,dokumen refisi pertama di

beri huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga

dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat

di beri nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama

di beri nomor 1,dan seterusnya.

6) Tanggal terbit: di beri tanggal sesuai tanggal

terbitnya atau tanggal di berlakukannya SOP

tersebut.

7) Halaman : diidi nomor halaman dengan

mencamtumkan juga total halaman untuk SOP


12

tersebut (misal 1/5). Namun, ditiap halaman

selanjutnya di buat footer misalnya pada halaman

kedua :2/5, halaman terakhir:5/5.

8) Ditetapkan kepalaFKTP: diberi tandatangan kepala

FKTP dan nama jelasnya.

c. Isi SOP

Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut :

1) Pengertian : diisi definisi judul SPO, dan berisi

penjelasan dan atau devfinisi tentang istilah yang

munkin sulit di pahami atau menyebabkan salah

pengertian/menimbulkan multi persepsi

2) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara

spesifik. Kata kunci: ‘sebagai acuan penerapan

langkah-langkah untuk...”

3) Kebijakan : brisi kebijakan kepala FKTP yang

menjadi dasar di buatnya SOP tersebut, misalnya

untuk SOP iminisasi pada bayi, pada kebijakan

dituliskan: keputusan kepala puskesmas No

005/2014 tentang pelayanan kesehatan Ibu dan

anak.

4) Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan

penyusunan SOP, biasa berbentuk buku ,peraturan

perundang-undangan, ataupun bentuk lain


13

5) Langkah-langkah Prosedur : bagian ini

merupakan bentuk utama yang menguraikan

langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan

proses kerja tertentu.

6) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau

prosedur terkait dalam proses kerja tersebut.Dari

keenam isi SOP sebagai mana di uraikan di atas,

dapat di tambahkan atara lain: Bagian alir,dokumen

terkait

7) Diagram alir/ bagian alir (Flow Chart): didalam

penyusunan prosedur maupun instruksi kerja

sebaiknaya dalam langkah-langkah kegiatan di

lengkapi dengan diagram alir/ bagian alir untuk

memudahkan dalam pemahaman langkah-

langkahnya. Adpun bagian alir secara garis besar di

bagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro

dan diagram alir mikro.

8) Diagram alir mikro, menunjukan kegiatan-kegiatan

secara garis besar dari proses yang di ingin kita

tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu

simbol balok:
14

Diagram alir mikro, menunjukan rincian kegiatan-

kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk

simbol sebagai berikut:

a) Awal kegiatan

b) Akhir kegiatan

c) Simbol keputusan

Ya

Tidak

d) Penghubung :

e) Dokumen :

f) Arsip :

K. Prosedur Pengendalian Dokumen di FKTP

Prosedur Pengendalian Dokumen di FKTP harus ditetapkan oleh Kepala

FKTP yang dijadikan acuan oleh seluruh unut di FKTP.Tujuan dan


15

pengendalian Dokumen adalah terkendalinya kerahasiaan dokumen,proses

perubahan, penerbitan,distribusi dan sirkulasi dokumen.

1. Identifikasi Penyusunan/ Perubahan Dokumen

Identifikasi kebutuhan,dilakukan pada tahap self-assesment dalam

pendampingan Akreditasi. Hasil self-assesmentdigunakan sebagai

acuan untuk mengidentifikasi dokumensesuai Standar Akreditasi yang

sudah ada di FKTP. Bila dokumen sudah ada, dapat diidentifikasi

dokumen tersebut masih efektif atau tidak.

2. Penyusunan Dokumen

Kepala Subag Tata Usaha Puskesmas, penanggung jawab Admen di

Klinik Pratama dan Tempat Praktik Mandiri Dokter/Tempat Praktik

Mandiri Dokter Gigi, dan penanggung jawab UKM dan UKP

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan identifikasi/ perubahan serta

penyusunan dokumen.Penyusunan dokumen secara keseluruhan

dikoordinir oleh tim mutu/tim akreditasI FKTP dengan mekanisme

sebagai berikut:

a. SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja

disampaikan ke tim mutu/ tim akreditasi,

b. Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas didalam

penyusunan dokumen adalah

1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan

memperbaiki dokumen yang telah disusun oleh


16

pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa

maupun penulisan,

2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen

sehingga tidak terjadi duplikasi/ tumpang tindih

dokumen antar unit,

3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan

di tandatangani oleh Kepala FKTP.

3. Pengesahan Dokume

Dokumen disahkan oleh Kepala FKTP

4. Sosialisasi Dokume

Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu

dilakukan sosialisasi dokumen tersebut,khisus bagi SOP, bila rumit

maka untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.

5. Pencatatan Dokumen, Distribusi dan penarikan Dokume

Kepala FKTP menunjuk salah satu anggota Tim Mutu/ Tim

Akreditasi sebagai petugas pengendali Dokumen.Petugas tersebut

bertanggung jawab atas:

a. Penomoran Dokumen

1) Tata cara penomoran Dokumen

Penomoran diatur pada kebijakan pengendalian

dokumen,dengan ketentuan:

a) Semua dokumen harus diberi nomor,


17

b) Puskesmas/FKTP agar membuat

kebijakan tentang pemberian nomor

sesuai dengan tata naskah yang dijadikan

pedoman,

c) Pemberian nomor mengikuti tata naskah

FKTP, atau ketentuan penomoran (bisa

menggunakan garis miring atau dengan

sistem digit).

d) Pemberian nomor sebaiknya dilakukan

secara terpusat.

b. Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal atau Internal

c. Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk

menggandakan

d. Mendistribusikan dokumen yang sudah diberi stempel

terkendali

1) Tata Cara Pendistribusian dokumen

a) Distribusi adalah kegiatan atau usaha

menyampaikan dokumen kepada unit upaya

atau pelaksana yang memerlukan dokumen

tersebut agar dapat digunakan sebagai panduan

dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini

dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata


18

Usaha Puskesmas/ FKTP sesuai pedoman tata

naskah.

b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau

formulir tanda terima.

c) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit

kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh

unit kerja lainnya.

d) Bagi Puskesmas/ Klinik yang sudah

menggunakan e-file maka distribusi dokumen

bisa melalui jejaring area lokal, dan diatur

kewenangan otorisasi disetiap unit kerja,

sehingga unit kerja dapat mengetahui batas

kewenangan dalam membuka dokumen.

e) Menarik dokumen lama apabila dokumen ini

adalah dokumen pengganti serta mengisi

format usulan penambahan/ penarikan

dokumen.

f) Mengarsipkan dokumen induk yang sudah

tidak berlaku dengan membubuhkan stempel

“kadaluwarsa” dan kemudian menyimpan

dokumen tersebut selama 2 tahun.

g) Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan


19

L. Tata Cara Penyimpanan dokumen

Dokumen asli (master dokumen yang sudah dinomori dan sudah

ditandatangani) agar disimpan disekretariat Tim Akreditasi

Puskesmas/FKTP atau Bagian Tata Usaha Puskesmas/FKTP,sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di organisasi tersebut tentang tata cara pengarsipan

dokumen yang diatur dalam pedoman/ tata naskah.Penyimpanan dokumen

yang asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan sehingga mudah di cari

kembali bila diperlukan.

1. Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya

puskesmas/FKTP,dimana dokumen tersebut dipergunakan. Bila tidak

berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib

mengembalikan yang sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim

mutu atau Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja hanya ada

dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau bagian

Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy dokumen yang

tidak brlaku tersebut,namun untuk dokumen yang asli agar tetap

disimpan,dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan

retensi dokumen yang berlaku di Puskesmas/FKTP.

2. Penataan Dokumen

Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi

Puskesmas/FKTP dikelompokkan masing-masing bab/kelompok


20

pelayanan/ UKM dengan diurutkan setiap urutan kriteria dalam

elemen penilaian, dan diberi daftar secara berurutan.

3. Revisi atau perubahan dokumen

a. Dilakukan setelah proses pengkajian serta harus mendapat

pengesahan sesuai pejabat yang berwenang

b. Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan

c. Isi revisi atau perubahan harus tercatat pada Riwayat Perubahan

Dokumen

d. Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal

terbit dokumen terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)


21
22
23
24
25

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Standart Operasional Prosedur pada masa nifas (PNC) adalah

Suatu pedoman/tahapan yang harus dilalui dalam memberikan

pelayanan kebidanan pada ibu nifas secara efektif dan efisien yang

disusun sesuai dengan Standart Pelayanan Kebidanan. SOP PNC

berfungsi untuk menghindari kegagalan/kesalahan, dan keraguan dalam

memberikan pelayanan pada ibu nifas

SOP pelayanan kebidanan pada ibu nifas termasuk dalam jenis

SOP pelayanan profesi yang didalamnya terdapat dua kelompok, yaitu

SOP untuk aspek keilmuan dan untuk aspek manajerial karena

komponen dalam SOP pelayanan nifas memuat standart pelayanan

medis, pemberian terapi, dan penentuan diagnose sederhana sesuai

dengan apa yang termuat dalam SOP aspek keilmuan.

Cara penyusunan SOP PNC sebagian besar sama dengan metode

penyusunan pada SOP pada umumnya, begitu juga dengan formatnya.

Hanya saja untuk format lebih mengarah pada apa yang telah

dipaparkan dalam materi Pelatihan Keterampilan Manajerial SEA –

NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2, 2002.


26

B. SARAN

Diselenggarakannya kegiatan monitoring dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan terutama kebidanan agar SOP benar benar dilaksanakan serta

dijadikan pedoman utama atau pemenuhan Standart Pelayanan

Kebidanan (SPK) yang ada


27

DAFTAR PUSTAKA

Ardianti. 2017. Pembuatan dan Manfaat SOP. Diakses dari

https://www.jurnal.id/id/blog/2017/mengenal-manfaat-cara-pembuatan-dan

contoh-sop. pada Desember 2019

Universitas Hasanudin Makassar. 2011. Diakses dari .

http://htl.unhas.ac.id/form_peraturan/photo/085659permenpan%20No.

%2015%20thn%202014%20ttg%20Standar%20pelayanan.pdf. Pada Desember

2019

Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan

Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan

Klien, Edisi II, EGC, Jakarta.

Materi kuliah Pelatihan Keterampilan Manajerial SEA – NURS – 429, 1N

O OSD 001/1.2, 2002

Nur Aini. 2016. Standart Operasional Prosedur. Diakses dari

https://www.academia.edu/8634744/A._PENGERTIAN_STANDAR_OPERASI

ONAL_PROSEDUR?auto=download. Pada Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai