Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA II

PERCOBAAN
LIQUID DIFFUSION COEFFICIENT
(LDC)

Hari : Selasa
Kelompok :5
Praktikan : 1. Aulia Defriana (5008201101)
2. Gilang Chrisandy (5008201105)
Tanggal Percobaan : 23 Maret 2021

Cuaca Suhu Udara Suhu Air Tekanan Udara


- 30°C - 760 mmHg

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2021
INTISARI

Percobaan Liquid Diffusion Coefficient ini bertujuan untuk menentukan


koefisien difusivitas liquid dari larutan NaCl dalam aquadest menggunakan variabel
konsentrasi NaCl yaitu 0,5, 1, dan 2 M serta waktu difusi tiap 2 menit selama 20 menit.
Percobaan diawali dengan mengisi diffusion vessel dengan aquadest hingga menutupi pipa
kapiler dari diffusion cell diperlukan sekitar 2,5 L aquadest. Kemudian membuat larutan NaCl
dengan konsentrasi 0,5, 1, dan 2 M dalam 100 mL aquadest. Larutan tersebut dimasukkan
dalam diffusion cell hingga memenuhi pipa kapiler, lalu dimasukkan ke dalam diffusion vessel,
magnetic stirrer juga dimasukkan untuk mengaduk larutan tersebut. Langkah selanjutnya
adalah melakukan pengukuran konduktivitas dan suhu dari larutan tersebut setiap 2 menit sekali
selama 20 menit dimulai dari diffusion cell dimasukkan dalam diffusion vessel. Percobaan ini
dilakukan dengan ketiga larutan NaCl yang sebelumnya dibuat.
Dari hasil percobaan didapatkan data konduktivitas dan suhu masing-masing larutan
NaCl setiap 2 menit selama 20 menit. Dari data tersebut dapat dibuat grafik antara konduktivitas
dengan waktu masing-masing konsentrasi, kemudian dapat ditentukan slope dari setiap grafik
sehingga koefisien difusivitas masing-masing konsentrasi dapat ditentukan. Dari hasil
perhitungan didapat koefisien difusivitas untuk larutan konsentrasi 0,5, 1, dan 2 M adalah
0,016 cm2/s, 0,023 cm2/s, dan 0,111 cm2/s. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi NaCl dalam aquadest maka nilai koefisien difusivitas akan semakin besar.

i
DAFTAR ISI

INTISARI………………………………………………...…………….................................... i
DAFTAR ISI…………………………………………...……………….................................. ii
DAFTAR TABEL……………………………………………...…...……….......................... iii
DAFTAR GAMBAR…………………...………………………..……................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan………………………………………………....................... I-1
I.2 Dasar Teori …………………………………………......................................... I-1
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN
II.1 Variabel Percobaan…………………...…………........................................... II-1
II.2 Metodologi Percobaan…………...…………….....………….......................... II-1
II.3 Alat dan Bahan Percobaan……………………................................................ II-1
II.4 Gambar Alat .................................................................................................... II-2
II.5 Hasil Percobaan ………………………………………………....................... II-2
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Perhitungan….....................…………….............................................. III-1
III.2 Pembahasan…….....……………………………………….......................... III-1
III.3 Problem Statement......................................................................................... III-3
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR NOTASI
APPENDIKS

ii
DAFTAR TABEL

Tabel II.5.1 Hasil Pengamatan Difusivitas Larutan NaCl .................................................. II-3


Tabel III.1.1 Hasil Perhitungan Koefisien Diffusivitas NaCl............................................. III-1

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.2.1a (Kiri) Peristiwa sederhana merepresentasikan difusi……………………….I-2


Gambar I.2.1b (Kanan) Randon-walk process pada difusi................................................... I-2
Gambar I.2.2 Percobaan Difusi Cairan.................................................................................. I-2
Gambar II.4.1 Skema Alat Percobaan Liquid Diffusivity Coefficient.................................. II-2
Gambar III.2.1 Grafik Konduktivitas vs waktu untuk konsentrasi NaCl 0,5 M................ III-2
Gambar III.2.2 Grafik Konduktivitas vs waktu untuk konsentrasi NaCl 1 M................... III-2
Gambar III.2.3 Grafik Konduktivitas vs waktu untuk konsentrasi NaCl 2 M................... III-3

iv
BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah menentukan koefisien difusivitas liquid dari larutan garam
(NaCl) dalam aquadest untuk menyelesaikan masalah intrusi air laut di Jakarta.

I.2 Dasar Teori


Difusi merupakan peristiwa perpindahan massa yang berpindah dari suatu keadaan yang
memiliki konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perpindahan massa yang terjadi dapat
berlangsung dalam fasa gas maupun dalam fasa cair. Peristiwa difusi akan terus berlangsung
hingga tercapainya kondisi kesetimbangan antara dua keadaan dimana sebelumnya terdapat
perbedaan besarnya konsentrasi suatu komponen pada masing-masing keadaan.
(McCabe, 1993)
Difusi suatu zat terlarut melalui zat cair banyak diaplikasikan dalam berbagai proses
industri, terutama pada proses pemisahan, ekstraksi liquid – liquid, absorpsi gas ke dalam
liquid, dan distilasi. Peristiwa difusi melalui zat cair dapat terjadi di lingkungan sekitar kita,
seprerti proses oksigenasi air sungai maupun danau, serta proses difusi garam – garam terlarut
pada sel darah.
(Geankoplis, 2003)
Laju difusi molekular untuk cairan lebih kecil apabila dibandingkan teradap laju difusi
molekul gas. Hal ini disebabkan jarak antara molekul dalam fasa liquid lebih rapat apabila
dibandingakan dalam fasa gas. Umumnya koefisien difusi untuk gas lebih besar hingga 105 kali
koefisien difusi cairan. Namun flux pada gas tidak berbeda jauh dengan flux dalam liquid yaitu
100 kali lebih cepat, hal itu disebabkan karena konsentrasi liquid lebih besar daripada
konsentrasi dalam fasa gas.
(Geankoplis, 2003)
Berbeda dengan kasus untuk gas, di mana kita telah menyediakan teori kinetik maju
untuk menjelaskan gerak molekul, teori tentang struktur cairan dan karakteristik transportnya
masih belum memadai untuk dilakukan treatment yang ketat. Dari nilai eksperimental untuk
koefisien difusi gas menunjukkan bahwa nilainya beberapa kali lipat lebih kecil daripada
koefisien difusi gas dan bergantung pada pada konsentrasi karena perubahan viskositas dengan
konsentrasi dan perubahan tingkat identitas dari larutan.
(Welty, 2007)

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-2

Molekul tertentu berdifusi sebagai molekul, sementara yang lain berdifusi sebagai ion.
Misalnya natrium klorida, NaCl, berdifusi dalam air sebagai ion Na+ dan Cl-. Meskipun setiap
ion memiliki mobilitas yang berbeda, netralitas listrik dari larutan tersebut mengindikasikan
bahwa ion harus berdifusi pada tingkat yang sama. Oleh karena itu, koefisien difusi berlaku
untuk elektrolit molekul seperti NaCl. Namun, jika terdapat beberapa ion lain, tingkat difusi
masing-masing kation dan anion harus dipertimbangkan, dan koefisien difusi molekul tidak ada
artinya. Tak perlu dikatakan, korelasi terpisah untuk memprediksi hubungan antara difusivitas
massa cair dan sifat larutan cair akan dibutuhkan untuk elektrolit dan nonelektrolit.
(Welty, 2007)
Secara garis besar terdapat dua jenis difusi; yaitu difusi molekular dan difusi konvektif.
Difusi molekular adalah perpindahan massa yang paling dasar dimana suatu molekul – molekul
A berpindah dalam molekul – molekul B (biasanya pelarut) karena perbedaan gradien
konsentrasi. Pada gambar I.2.1 (b) dapat dilihat bahwa molekul A berjalan acak berdifusi
melewati molekul B dari titik (1) ke titik (2). Apabila jumlah molekul A pada titik (1) lebih
banyak daripada yang berada pada titik (2), dan molekul berdifusi secara acak pada dua arah
yang berlawanan, maka molekul A akan lebih banyak berdifusi dengan arah titik (1) ke titik (2)
daripada dengan arah sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa A bergerak dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Karena pergerakan melekul berlangsung dalam
gerakan acak, maka pergerakan molekul sering disebut sebagai Random-Walk Process.

Gambar I.2.1. a. (Kiri) Peristiwa sederhana merepresentasikan difusi. b. (Kanan) Randon-


walk process pada difusi.
Pada gambar I.2.1 (a) dan (b) merupakan peristiwa yang terjadi saat tidak ada
pengadukan atau pergolakan dalam badan larutan. Ini artinya molekul – molekul B yang dilalui
oleh molekul – molekul A berada dalam keadaan stagnan atau cenderung diam satu sama lain.
Pada saat difusi terjadi pada lapisan – lapisan cairan stagnan, difusi ini dinamakan difusi
molekular. Untuk difusi semacam ini, Hukum Fick berlaku untuk meregulasi perpindahan

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-3

massa yang terjadi pada difusi molekul A diantara molekul B tersebut dengan campuran
molekul A dan B.
∗ 𝑑𝑑𝑑𝑑𝐴𝐴
𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = −𝑐𝑐𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 (1)
𝑑𝑑𝑑𝑑

dimana :

𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = fluks molar komponen A pada arah molekular sumbu z (𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑠𝑠. 𝑚𝑚2 )
𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 = difusi molekular molekul A melalui molekul – molekul B (𝑚𝑚2 /𝑠𝑠)
𝑧𝑧 = jarak difusi (𝑚𝑚)
𝑐𝑐 = konsentrasi A dan B (𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑚𝑚3 )
𝑥𝑥𝐴𝐴 = fraksi mol dari A dalam campuran A dan B (𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏)
Jika 𝑐𝑐 tetap maka dengan mengingat 𝑐𝑐𝐴𝐴 = 𝑐𝑐𝑥𝑥𝐴𝐴 ;
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑥𝑥𝐴𝐴 = 𝑑𝑑(𝑐𝑐𝑥𝑥𝐴𝐴 ) = 𝑑𝑑𝑐𝑐𝐴𝐴 (2)
Dengan mensubstitusi persamaan Hukum Fick tadi dengan persamaan diatas, akan didapatkan
persamaan difusi untuk konsentrasi konstan :


𝑑𝑑𝑑𝑑𝐴𝐴 (3)
𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = −𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑑𝑑𝑑𝑑
Persamaan diatas digunakan sangat luas dalam proses – proses skala mikroskopik, laboratorium
maupun skala pabrik yang melibatkan difusi molekular dengan memanfaatkan gradien
konsentrasi. Di lain sisi, jika difusi yang terjadi melibatkan perpindahan molekular seperti yang
telah dijelaskan diatas ditambah pergolakan, maka difusi ini menjadi difusi pada aliran massa
yang turbulen. Untuk difusi semacam itu dengan konsentrasi konstan berlaku persamaan berikut
ini :


𝑑𝑑𝑑𝑑𝐴𝐴 (4)
𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = −(𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 + 𝜀𝜀𝑀𝑀 )
𝑑𝑑𝑑𝑑
(Geankoplis, 2003)
Difusi yang terjadi pada suatu larutan sangat penting dalam proses industri, khususnya
pada proses separasi misalnya ekstraksi cair-cair, absorpsi gas dan distilasi. Difusi cairan juga
terjadi di alam misalnya berdifusinya garam pada air laut.
(Geankoplis, 2003)
Jarak molekul dalam cairan lebih rapat daripada dalam fasa gas, maka densitas dan
hambatan difusi pada cairan akan lebih besar. Hal ini juga menyebabkan gaya interaksi antar
molekul sangat penting dalam difusi cairan. Perbedaan antara difusi cairan dan difusi gas adalah
bahwa pada difusi cairan difusifitas sering bergantung pada konsentrasi daripada komponen
yang berdifusi.
(Geankoplis, 2003)

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-4

Equimolar counterdiffusion, dimulai dengan persamaan umum fick kita dapat


mensubstitusi untuk NA = NB pada keadaan steady state,
𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 (𝑐𝑐𝐴𝐴1 − 𝑐𝑐𝐴𝐴2 ) 𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑐𝑐𝑎𝑎𝑎𝑎 (𝑥𝑥1 − 𝑥𝑥2 )
𝑁𝑁𝐴𝐴 = =
(𝑧𝑧2 − 𝑧𝑧1 ) (𝑧𝑧2 − 𝑧𝑧1 ) (5)
dimana:
NA = flux komponen A (kgmol.A/s.m2)
DAB = difusifitas A melalui B (m2/s)
CA1 = konsentrasi komponen A (kgmol/m3)
xA1 = fraksi mol komponen A, dan Cav disefinisikan sebagai :
𝜌𝜌 𝜌𝜌1 𝜌𝜌2
𝐶𝐶𝐴𝐴𝐴𝐴 = ( )𝑎𝑎𝑎𝑎 = ( + )/2 (6)
𝑀𝑀 𝑀𝑀1 𝑀𝑀2
dimana Cav merupakan konsentrasi rata-rata total dari A+B dalam kgmol/m3, M1 merupakan
berat molekul rata-rata larutan pada keadaan 1 dalam kg masssa/ kgmol, dan ρ1 merupakan
densitas rata-rata pada keadaan 1.
(Geankoplis, 2003)
Pada penentuan koefisien difusi cairan digunakan sel difusi. Sel difusi tersebut terdiri
atas N pipa kapiler yang panjangnya 5 mm dan diameternya 1 mm. Untuk satu pipa kapiler
proses difusi dapat digambarkan pada alat :

Gambar I.2.2 Percobaan Difusi Cairan


Transfer nilai difusi :

(7)

Jumlah mol yang telah berdifusi selama selang waktu dt melalui N pipa kapiler adalah:

(8)

dc A − π .d 2  c A1 − c A 2 
𝑉𝑉𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
dt
=
4  L N (9)

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-5

Jika 𝑘𝑘 = 𝑐𝑐𝑀𝑀 𝑐𝑐𝐴𝐴 dan dianggap 𝑐𝑐𝐴𝐴2 ≪ 𝑐𝑐𝐴𝐴1 maka:


4.Vtan gki L dk (10)
𝐷𝐷 =
π .d 2 .C M .C A dt
Keterangan :
a. 𝑉𝑉𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = volume tangki
b. 𝐿𝐿 = panjang pipa kapiler
c. 𝑁𝑁 = jumlah pipa kapiler
d. 𝐷𝐷 =diameter pipa kapiler
e. 𝐶𝐶𝐴𝐴 = konsentrasi/molaritas A
f. 𝐶𝐶𝑀𝑀 = perubahan konduktifitas per mol
g. k = konduktivitas

Faktor yang mempengaruhi difusivitas


1. Temperatur, semakin tinggi temperatur (T) maka semakin tinggi juga difusivitas
2. Tekanan, semakin tinggi tekanan (P), molekul semakin berdekatan dan mean free path
menjadi pendek, maka difusivitas semakin rendah.
3. Konsentrasi, semakin besar perbedaan konsentrasi antara 2 substansi maka semakin
cepat kecepatan difusinya, apabila konsentrasi semakin tinggi maka tekanan akan
menjadi lebih besar dan hal ini yang menyebabkan molekul berpindah dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah.
4. Ukuran dan sifat dari Molekul, apabila semakin kecil ukuran dari molekul amka akan
semakin cepat proses difusinya. Apabila non-polar maka semakin cepat proses difusinya
dibanginkan dengan menggunakna polar dan air.
(Salsabilla, 2020)

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB II PERCOBAAN II-1

BAB II
PERCOBAAN

II. 1. Variabel Percobaan


Pada percobaan Liquid Diffusivity Coefficient ini variabel yang digunakan adalah
larutan NaCl 0,5 M, 1 M, dan 2 M serta waktu difusi tiap 2 menit selama 20 menit.

II.2. Metodologi Percobaan


1. Menyiapkan larutan NaCl dengan konsentrasi 0,5 M, 1 M, dan 2 M sebanyak 100
mL.
2. Menyalakan konduktometer dan mengisi diffusion vessel hingga menutupi pipa
kapiler pada diffusion cell.
3. Mengkalibrasi konduktometer dengan mengisi diffusion cell berisi aquadest
kemudian hitung konduktivitas awal dan temperatur awal.
4. Mengisi diffusion cell dengan larutan NaCl 0,5 M dan membersihkan diffusion cell
dari tumpahan larutan NaCl.
5. Menyalakan magnetic stirrer kemudian atur kecepatan stirrer pada skala 7 (1.008
rpm).
6. Meletakkan diffusion cell berisi larutan NaCl dengan hati-hati dan memposisikan
pipa kapiler tepat berada 0,5 cm dari permukaan air.
7. Mengamati konduktivitas dan temperatur tiap 2 menit selama 20 menit.
8. Mengulang langkah 3 hingga langkah 6 untuk larutan NaCl 1 M dan 2 M.

II.3. Alat dan Bahan Percobaan


II.3.1 Alat
1. Konduktometer
2. Diffusion vessel
3. Diffusion cell
4. Magnetic stirrer
5. Beaker glass 1 L
6. Stopwatch
7. Pengaduk kaca

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB II PERCOBAAN II-2

II.3.2 Bahan
1. Aquadest
2. NaCl

II.4. Gambar Skema Alat

Gambar II.4.1. Skema Alat Percobaan Liquid Diffusivity Coefficient

II.5. Hasil Percobaan


Volume distilled water = 2,5 liter
Panjang pipa kapiler, L = 3 cm
Diameter pipa kapiler, d = 3,3 mm
Jumlah pipa kapiler, N = 27
Konduktivitas aquadest = 25,2 x 10-6 S

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB II PERCOBAAN II-3

Tabel II.5.1 Tabel Hasil Pengamatan Difusivitas Larutan NaCl


0,5 M NaCl solution 1 M NaCl solution 2 M NaCl solution
Waktu
(menit) Suhu Suhu Suhu
k (S) k (S) k (S)
(oC) (oC) (oC)
2 39,4 x 10-6 29,8 43,2 x 10-6 29,8 50,3 x 10-6 29,8
-6 -6 -6
4 40 x 10 29,8 43,6 x 10 29,8 75 x 10 29,8
-6 -6 -6
6 40,8 x 10 29,8 44,3 x 10 29,8 190,5 x 10 29,8
-6 -6 -6
8 40,9 x 10 29,8 44,4 x 10 29,8 199,8 x 10 29,8
10 41,3 x 10-6 29,8 44,5 x 10-6 29,8 199,7 x 10-6 29,8
12 42 x 10-6 29,8 45,1 x 10 -6
29,8 199,9 x 10 -6
29,8
-6 -6 -6
14 42,9 x 10 29,8 45,5 x 10 29,8 199,7 x 10 29,8
-6 -6 -6
16 43,6 x 10 29,8 46,8 x 10 29,8 199,8 x 10 29,8
-6 -6 -6
18 44,5 x 10 29,8 47,1 x 10 29,8 199,2 x 10 29,8
-6 -6 -6
20 45,5 x 10 29,8 47,3 x 10 29,8 198,6 x 10 29,8

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB III PEMBAHASAN III-1

BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Hasil Perhitungan


Tabel III.1.1 Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Diffusivitas NaCl
Konsentrasi Larutan NaCl dk/dt Koefisien Diffusivitas
No
(mol/liter) (S/s) (cm2/s)
1 0,5 3,245 x 10-7 0,016
2 1 2,358 x 10-7 0,023
3 2 6,820 x 10-6 0,111

III.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan adalah liquid diffusivity coefficient (LDC) yang memiliki
tujuan untuk menentukan koefisien diffusivitas liquid dari larutan NaCl dalam
distilled/deionized water. Pembahasan ini dibuat berdasarkan data dari praktikan yang sudah
melaksanakan praktikum dimana data ini merupakan sebuah data untuk kita menganalisa
secara teori praktikum. Variabel yang digunakan dalam larutan ini merupakan larutan NaCl
dengan konsentrasi 0,5, 1, dan 2 M. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini
meliputi garam NaCl dan aquadest. Sementara alat-alat yang digunakan dalam percobaan
yaitu diffusion cell, diffusion vessel, konduktometer, magnetic stirrer, beaker glass,
pengaduk kaca, dan stopwatch.
Dalam percobaan, terdapat dua data yang harus dicatat yaitu suhu dan konduktivitas
larutan. Pengukuran dilakukan setiap 2 menit selama waktu total 20 menit untuk tiap-tiap
variabel konsentrasi. Sebelum percobaan dimulai, langkah pertama yaitu mengisi aquadest
dalam diffusion vessel hingga menutupi kepala dari diffusion cell yaitu pada percobaan
sebanyak 2,5 L. Kemudian, membuat larutan NaCl 1 M dan 0,5 M dengan cara
mengencerkan larutan NaCl 2 M yang telah disediakan sebelumnya dengan menambahkan
100 mL aquadest ke dalam 100 mL larutan NaCl 2 M untuk pengenceran menjadi 1M, dan
menambahkan 100 mL larutan NaCl 1M dengan 100 mL aquadest kemudian larutan diaduk
menggunakan pengaduk kaca agar larutan menjadi homogen. Langkah selanjutnya yaitu
menyalakan konduktometer serta magnetic stirrer hingga skala 7 atau setara dengan 1008
rpm. Magnetic stirrer pada diffusion vessel berfungsi untuk menjaga larutan dalam vessel
nantinya tetap homogen sehingga difusi hanya terjadi pada bagian diffusion cell saja.

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB III PEMBAHASAN III-2

Kemudian, melakukan kalibrasi dengan menggunakan aquadest berupa pencatatan suhu air
awal dan konduktivitas aquadest awal, ketika belum terjadi diffusi. Dari pengamatan,
memperoleh konduktivitas aquadest awal sebesar 25,2 x 10-6 S dan suhu awal sebesar 30˚C.
Nilai konduktivitas yang sangat kecil ini menunjukkan bahwa aquadest mengandung sedikit
ion-ion dan impurities sehingga daya hantar listrik rendah. Selanjutnya adalah memasukkan
larutan NaCl ke dalam diffusion cell, hingga penuh namun larutan tidak boleh keluar atau
tumpah ke dalam diffusion vessel melalui pipa kapilernya. Berdasarkan percobaan diketahui
volume larutan dalam diffusion cell sebesar 75 mL. Langkah terakhir adalah melakukan
pencatatan suhu dan konduktivitas larutan pada diffusion vessel setiap 2 menit selama 20
menit. Langkah – langkah ini kemudian diulang untuk variabel lain yaitu 1 M dan 2 M.
Pencatatan konduktivitas larutan dilakukan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan larutan dalam menghantarkan arus listrik yang kemudian digunakan dalam
perhitungan eksperimen dari percobaan. Cara yang digunakan dalam perhitungan
eksperimen yaitu dengan membuat grafik konduktivitas (dalam mS/cm) vs. waktu.
Kemudian dengan menggunakan slope grafik tersebut serta rumus yang telah dijabarkan
pada BAB I serta pada appendiks, maka diperoleh koefisien diffusivitas larutan NaCl dalam
cm2/s secara eksperimen.
Konduktivitas vs Waktu (NaCl 0,5 M)
0.000046
Konduktiivitas

0.000044 y = 3E-07x + 4E-05


R² = 0.9739
0.000042
0.00004
0.000038
0 5 10 15 20 25
Waktu

Gambar III.2.1 Grafik konduktivitas vs waktu untuk konsentrasi 0,5 M

Konduktivitas vs Waktu (NaCl 1 M)


0.000048
y = 2E-07x + 4E-05
Konduktivitas

0.000046 R² = 0.9565

0.000044

0.000042
0 5 10 15 20 25
Waktu

Gambar III.2.2 Grafik konduktivitas vs waktu untuk konsentrasi 1 M

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB III PEMBAHASAN III-3

Konduktivitas vs Waktu (NaCl 2 M)


0.00025
y = 7E-06x + 1E-04

Konduktivitas
0.0002 R² = 0.5139
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 5 10 15 20 25
Waktu

Gambar III.2.3 Grafik konduktivitas vs waktu untuk konsentrasi 2M


Dari data diatas didapatkan sebuah grafik dengan slope untuk larutan NaCl 0,5 M, 1
M, dan 2 M yaitu 3,245 x 10-7 S/s, 22,358 x 10-7 S/s, dan 6,820 x 10-6 S/s. Nilai dari slope
tersebut merupakan dk/dt. Sehingga didapatkan nilai DAB masing-masing konsentrasi NaCl
yaitu 0,016 cm2/s untuk larutan dengan konsentrasi 0,5 M, 0,023 cm2/s untuk larutan NaCl
dengan konsentrasi 1 M, dan 0,111 cm2/s untuk larutan NaCl dengan konsentrasi 2 M. Dari
data diatas didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi NaCl dalam aquadest diperoleh
nilai koefisien difusivitas yang semakin naik. Hal tersebut sesuai dengan persamaan
koefisien difusi dimana konsentrasi NaCl (CA) berbanding lurus dengan koefisien difusi
(DAB). Namun persamaan koefisien difusi (DAB) dipengaruhi juga oleh slope dari
konduksivitas vs waktu. Dari data yang diperoleh dari percobaan dapat dilihat bahwa terjadi
kenaikan dan penurunan nilai konduktivitas yang diukur pada aquadest seiring berjalannya
waktu, hal ini terjadi karena semakin banyak NaCl, yang merupakan garam dari asam dan
basa kuat sehingga mudah terionisasi menjadi ion logam (Na+) dan halogen (Cl-) yang
kemudian terdifusi ke dalam aquadest yang tidak mempunyai ion-ion tersebut melalui
kapiler tube. Hal tersebut dapat terjadi karena difusi terjadi dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang rendah. Terjadinya ketidakstabilan hasil percobaan juga disebabkan oleh
ukuran magnetic stirrer yang terlalu kecil jika dibandingkan dengan volume aquadest yang
mengisi diffusion vessel sejumlah 2,5L, sehingga pengadukan dari magnetic stirrer tidak
memiliki pengaruh yang berarti, sehingga memungkinkan untuk larutan di dalam diffusion
vessel kurang homogen yang menyebabkan terjadinya penyimpangan data percobaan.

III.3 Problem Statement


III.3.1 Problem
Intrusi air garam di akuifer air tawar di pantai terjadi ketika masa jenis yang berbeda
dari kedua air asin dan air tawar memungkinkan air laut untuk menyusup ke akuifer air tawar.

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB III PEMBAHASAN III-4

Daerah ini biasanya mendukung populasi yang luas dimana akuifer air tanah menuntut
daerah ini untuk menyerap melebihi tingkat resapan. Hal ini dapat menyebabkan intrusi
lateral dan vertikal dari air asin di sekitarnya. Bukti intrusi air asin ini telah diamati di
wilayah kota Jakarta
Air laut yang melanggar batas akan bertemu sebuah area yang disebut zona dispersi,
dimana air tawar dan air garam akan bercampur dan membentuk sebuah permukaan.
Permukaan ini bergerak maju mundur secara alami karena adanya fluktuasi pada tingkat
pengisian ulang dari air tawar yang kembali ke akuifer pantai. Akuifer secara alami diisi
kembali oleh peristiwa presipitasi dan air permukaan yang jenuh kembali ke tanah dan
kembali mengalir melalui tanah dan material geologis ke water table.
Peristiwa dispersi dari garam laut dari akuifer air garam ke akuifer air tawar dapat
direpresentasikan dengan model difusi unsteady state berikut:
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
= (𝐷𝐷 )
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
Untuk nilai konstanta D (koefisien difusivitas cairan) persamaan tersebut dapat diselesaikan
untuk memberikan konsentrasi garam pada jarak x pada tiap waktu
𝐶𝐶𝑥𝑥 − 𝐶𝐶0 𝑥𝑥
= 1 − erf
𝐶𝐶𝑠𝑠 − 𝐶𝐶0 2√𝐷𝐷𝐷𝐷
Dimana C0,Cs, dan Cx secara berturut-turut adalah konsentrasi garam yang ada di air
tawar, dan air laut, dan pada jarak x tertentu dari interfasa akuifer air laut.
• Dengan menggunakan alat yang tersedia di laboratorium, cari prosedur operasi untuk
mencapai target.
• Evaluasi apakah prosedur operasi yang dilakukan dapat menghasilkan data yang
dibutuhkan?
• Carilah kecepatan pergerakan zona dispersi tersebut ( km2/tahun ). Pada jarak 1 km
dari akuifer air laut, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan
konsentrasi garam dari nol ( air tawar ) ke 250 ppm ?
• Jelaskan pekerjaan Anda dalam rincian :
- Prinsip dasar yang digunakan
- Data atau parameter yang digunakan
- Dimensi yang disesuaikan
- dll

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB III PEMBAHASAN III-5

III.3.2 Hasil Analisa


Sebagai problem solving dari permasalahan yang diberikan dalam problem
statement, maka berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa alat
laboratorium sebagian besar telah memenuhi untuk memperoleh data yang diperlukan
dengan menggunakan prosedur percobaan yang dijelaskan pada Bab II. Hal ini dikarenakan,
permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan mengetahui diffusivitas dari larutan garam
NaCl, namun data yang diperoleh akan lebih akurat jika alat magnetic stirrer yang digunakan
saat percobaan memiliki ukuran yang sebanding dengan volume larutan yang diaduk.
Diffusivitas larutan garam NaCl untuk 0,5; 1; dan 2 M berturut-turut sebesar 0,016 cm2/s,
0,023 cm2/s, dan 0,111 cm2/s. Setelah memperoleh diffusivitas larutan garam NaCl tersebut,
kemudian dapat diketahui laju intrusi air laut yaitu sebesar 0,000233 km/tahun. Waktu yang
diperlukan untuk mengubah konsentrasi air garam menjadi 250 ppm pada akuifier air tawar
yang berjarak 1 kilometer dari akuifier air laut adalah 4287,719 tahun.

III.3.3 Rekomendasi
Dalam literatur, diffusivitas air laut adalah 1,4 x 10-7 m/s (1,4 x 10-5 cm/s). Perbedaan
ini dikarenakan air laut tidak hanya mengandung air dan NaCl melainkan juga mengandung
NaCl 77,75%; K2SO4 2,46%; MgCl2 10,78%; MgBr2 0,21%; MgSO4 4,73%; CaSO4 3,69%;
CaCO3 dan garam garam lain 0,38%. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat, lebih baik jika percobaan menggunakan larutan menyerupai air laut (campuran
larutan NaCl dan MgCl2 yang merupakan presentasi terbesar dalam air laut).
(Curry, 2005)
Permasalahan laju intrusi air laut di Jakarta lebih kompleks daripada difusi biasa, hal
ini dikarenakan masyarakat Jakarta mengambil air tanah Jakarta sehingga mempercepat
intrusi ke dalam tanah. Kondisi struktur tanah yang menurun mempermudah air laut untuk
mengisi ruang-ruang kosong di dalam tanah.
Dari hasil penelitian ini, maka untuk mengurangi dampak intrusi laut yaitu dengan
cara menurunkan atau mengurangi laju diffusivitas air laut. Terdapat setidaknya 5 cara untuk
mengurangi laju diffusivitas, yaitu dengan mengubah :
1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB III PEMBAHASAN III-6

4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya
Intrusi air laut di jakarta dapat menyebabkan air tanah tidak dapat digunakan
langsung dan tanah menjadi rapuh yang menyebabkan pondasi menjadi lemah bagi
bangunan diatasnya. Terdapat beberapa cara mengatasi intrusi air laut di jakarta, diantaranya
membuat dinding di tepi pantai (sea wall), reklamasi pantai, dan membuat penghalang
(barrier) Intrusi air laut juga dapat diatasi dengan menanam tumbuhan mangrove (bakau).
Hutan mangrove memiliki sistem perakaran yang dapat menstabilkan lumpur pantai,
menyerap berbagai polutan dan menahan penyusupan air laut.
(Hadi, 2010)

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


BAB IV KESIMPULAN IV-1

BAB IV
KESIMPULAN

Dari data dan hasil perhitungan dalam percobaan ini diketahui koefisien difusivitas
untuk larutan konsentrasi 0,5, 1, dan 2 M adalah 0,016 cm2/s, 0,023 cm2/s, dan 0,111 cm2/s.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi NaCl dalam aquadest maka
nilai koefisien difusivitas akan semakin besar.
Kesimpulan dari problem statement yang diberikan adalah alat laboratorium
sebagian besar telah memenuhi untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
menggunakan prosedur percobaan yang dijelaskan pada Bab II. Hal ini dikarenakan,
permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan mengetahui diffusivitas dari larutan garam
NaCl, namun data yang diperoleh masih belum akurat, dikarenakan komposisi air laut tidak
murni NaCl.

Laboratorium Teknik Kimia FTIRS-ITS


DAFTAR PUSTAKA

Curry, Judith A., Peter J. Webster. 2005. Thermodynamics of Atmospheres & Ocean. London:
Academic Press
Geankoplis, C. J. (2003). Transport Processes and Searation Process Principles. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
McCabe, W. L. (1993). Unit Operations of Chemical Engineering. Singapore: McGraw-Hill
Book Co.
Salsabilla, A. N. (2020). Transpor Pasif Melintasi Membran Tanpa Mengeluarkan Energi. 6.
Welty, J. R. (2007). Fundamentals of Momentum, Mass, and Heat Transfer. Oregon, United
State of America: John Wiley & Sons, Inc.

v
DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan

k konduktivitas µS/cm

h Ketinggian air cm

t Waktu s

V Volume cm3

T Suhu C

d Diameter cm

ρ Densitas kg/m3

D Koefisien diffusivitas cm2/s

J Fluks Mol/cm2s

Ax Luas cm2

N Jumlah pipa kapiler

Panjang pipa kapiler


x cm

C Konsentrasi Molar
APPENDIKS
Diketahui
• Volume Aquadest, V = 2500 mL
• Panjang Kapiler, L = 3 cm
• Diameter Kapiler, d= 0.33 cm
• Jumlah Kapiler, N= 27
• Molaritas 1 M1= 2 M = 0.002 mol/cm3
• Molaritas 2 M2= 1 M = 0.001 mol/cm3
• Molaritas 3 M3= 0.5M = 0.0005 mol/cm3

Tabel II.5.1 Tabel Hasil Percobaan


0,5 M NaCl Solution 1 M NaCl solution 2 M NaCl Solution
Waktu
(menit) Suhu Suhu Suhu
k (S) k (S) k (S)
(oC) (oC) (oC)
-6 -6 -6
2 39,4 x 10 29,8 43,2 x 10 29,8 50,3 x 10 29,8
-6 -6 -6
4 40 x 10 29,8 43,6 x 10 29,8 75 x 10 29,8
-6 -6 -6
6 40,8 x 10 29,8 44,3 x 10 29,8 190,5 x 10 29,8
-6 -6 -6
8 40,9 x 10 29,8 44,4 x 10 29,8 199,8 x 10 29,8
-6 -6 -6
10 41,3 x 10 29,8 44,5 x 10 29,8 199,7 x 10 29,8
-6 -6 -6
12 42 x 10 29,8 45,1 x 10 29,8 199,9 x 10 29,8
14 42,9 x 10-6 29,8 45,5 x 10-6 29,8 199,7 x 10-6 29,8
16 43,6 x 10-6 29,8 46,8 x 10 -6
29,8 199,8 x 10 -6
29,8
-6 -6 -6
18 44,5 x 10 29,8 47,1 x 10 29,8 199,2 x 10 29,8
-6 -6 -6
20 45,5 x 10 29,8 47,3 x 10 29,8 198,6 x 10 29,8

• M1
Perhitungan CM 1
CM = k1/M1 = 0.0001986/0.002 = 0.0993
Perhitungan D1, dari grafik 1 didapat kan slope (dk/dt) = 6,82 x 10-6
4𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝐷𝐷 = .
𝜋𝜋𝑑𝑑 2 𝑁𝑁𝑁𝑁𝐶𝐶𝑀𝑀 𝑑𝑑𝑑𝑑
4.2500.3 −6
𝐷𝐷 = − . 6,82 x 10
𝜋𝜋0.332 . 27. (2)0.0993
𝑐𝑐𝑐𝑐2
𝐷𝐷 = 0,111
𝑠𝑠

• M2
Perhitungan CM 2
CM = k2/M2 = 0.0000473/0.001 = 0.0473
Perhitungan D2, dari grafik 2 didapatkan slope (dk/dt) = 2,358 x 10-7
4𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝐷𝐷 = .
𝜋𝜋𝑑𝑑 2 𝑁𝑁𝑁𝑁𝐶𝐶𝑀𝑀
𝑑𝑑𝑑𝑑
4.2500.3 −7
𝐷𝐷 = − . 2,358 x 10
2
𝜋𝜋0.33 . 27. (1)0.0473
𝑐𝑐𝑐𝑐2
𝐷𝐷 = 0.023
𝑠𝑠

• M3
Perhitungan CM 3
CM = k3/M3 = 0.0000455/ 0.0005 = 0.091
Perhitungan D3, didapat kan slope (dk/dt) = 3,245 x 10-7
4𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝐷𝐷 = .
𝜋𝜋𝑑𝑑 2 𝑁𝑁𝑁𝑁𝐶𝐶𝑀𝑀
𝑑𝑑𝑑𝑑
4.2500.3 −7
𝐷𝐷 = − . 3,245 x 10
𝜋𝜋. 0.332 . 27. (0.5)0.091
𝑐𝑐𝑐𝑐2 𝐾𝐾𝐾𝐾2
𝐷𝐷 = 0.016 = 1,6 𝑥𝑥 10−12
𝑠𝑠 𝑠𝑠

Perhitungan laju intrusi sampai konsentrasi air 250 ppm


𝐶𝐶𝐶𝐶 = 250 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
Co = 0 M = 0 ppm
Cs = 0,5 M = 17.750 ppm
Basis : t = 1 tahun = 31.536.000s
𝐶𝐶𝐶𝐶 − 𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑥𝑥
= 1 − erf � �
𝐶𝐶𝐶𝐶 − 𝐶𝐶𝐶𝐶 2√𝐷𝐷𝐷𝐷
𝐶𝐶𝐶𝐶 − 𝐶𝐶𝐶𝐶
𝑥𝑥 = 2√𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 (1 − )
𝐶𝐶𝐶𝐶 − 𝐶𝐶𝐶𝐶
250 − 0
𝑥𝑥 = 2�1,6𝑥𝑥10−12 𝑥𝑥31.536.000 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 (1 − )
17.750 − 0
𝑥𝑥 = 0,000233 𝑘𝑘𝑘𝑘
Laju intrusi air laut = 0.000233 km/tahun
Waktu yang dibutuhkan untuk meningktkan konsentrasi air tawar menjadi 250 ppm dengan jarak
1 km dari air laut :

1 𝑘𝑘𝑘𝑘
𝑡𝑡 =
0,000233 𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑡𝑡𝑡𝑡ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢

𝑡𝑡 = 4287,719 𝑡𝑡𝑡𝑡ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢
Jadi waktu yang diperlukan untuk mengubah konsentrasi air garam menjadi 250 ppm
pada akuifier air tawar yang berjarak 1 kilometer dari akuifier air laut adalah 4287,719 tahun

Anda mungkin juga menyukai