Salt Diffusion
Salt Diffusion
PERCOBAAN
LIQUID DIFFUSION COEFFICIENT
(LDC)
Hari : Selasa
Kelompok :5
Praktikan : 1. Aulia Defriana (5008201101)
2. Gilang Chrisandy (5008201105)
Tanggal Percobaan : 23 Maret 2021
i
DAFTAR ISI
INTISARI………………………………………………...…………….................................... i
DAFTAR ISI…………………………………………...……………….................................. ii
DAFTAR TABEL……………………………………………...…...……….......................... iii
DAFTAR GAMBAR…………………...………………………..……................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan………………………………………………....................... I-1
I.2 Dasar Teori …………………………………………......................................... I-1
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN
II.1 Variabel Percobaan…………………...…………........................................... II-1
II.2 Metodologi Percobaan…………...…………….....………….......................... II-1
II.3 Alat dan Bahan Percobaan……………………................................................ II-1
II.4 Gambar Alat .................................................................................................... II-2
II.5 Hasil Percobaan ………………………………………………....................... II-2
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Perhitungan….....................…………….............................................. III-1
III.2 Pembahasan…….....……………………………………….......................... III-1
III.3 Problem Statement......................................................................................... III-3
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR NOTASI
APPENDIKS
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah menentukan koefisien difusivitas liquid dari larutan garam
(NaCl) dalam aquadest untuk menyelesaikan masalah intrusi air laut di Jakarta.
Molekul tertentu berdifusi sebagai molekul, sementara yang lain berdifusi sebagai ion.
Misalnya natrium klorida, NaCl, berdifusi dalam air sebagai ion Na+ dan Cl-. Meskipun setiap
ion memiliki mobilitas yang berbeda, netralitas listrik dari larutan tersebut mengindikasikan
bahwa ion harus berdifusi pada tingkat yang sama. Oleh karena itu, koefisien difusi berlaku
untuk elektrolit molekul seperti NaCl. Namun, jika terdapat beberapa ion lain, tingkat difusi
masing-masing kation dan anion harus dipertimbangkan, dan koefisien difusi molekul tidak ada
artinya. Tak perlu dikatakan, korelasi terpisah untuk memprediksi hubungan antara difusivitas
massa cair dan sifat larutan cair akan dibutuhkan untuk elektrolit dan nonelektrolit.
(Welty, 2007)
Secara garis besar terdapat dua jenis difusi; yaitu difusi molekular dan difusi konvektif.
Difusi molekular adalah perpindahan massa yang paling dasar dimana suatu molekul – molekul
A berpindah dalam molekul – molekul B (biasanya pelarut) karena perbedaan gradien
konsentrasi. Pada gambar I.2.1 (b) dapat dilihat bahwa molekul A berjalan acak berdifusi
melewati molekul B dari titik (1) ke titik (2). Apabila jumlah molekul A pada titik (1) lebih
banyak daripada yang berada pada titik (2), dan molekul berdifusi secara acak pada dua arah
yang berlawanan, maka molekul A akan lebih banyak berdifusi dengan arah titik (1) ke titik (2)
daripada dengan arah sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa A bergerak dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Karena pergerakan melekul berlangsung dalam
gerakan acak, maka pergerakan molekul sering disebut sebagai Random-Walk Process.
massa yang terjadi pada difusi molekul A diantara molekul B tersebut dengan campuran
molekul A dan B.
∗ 𝑑𝑑𝑑𝑑𝐴𝐴
𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = −𝑐𝑐𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 (1)
𝑑𝑑𝑑𝑑
dimana :
∗
𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = fluks molar komponen A pada arah molekular sumbu z (𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑠𝑠. 𝑚𝑚2 )
𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 = difusi molekular molekul A melalui molekul – molekul B (𝑚𝑚2 /𝑠𝑠)
𝑧𝑧 = jarak difusi (𝑚𝑚)
𝑐𝑐 = konsentrasi A dan B (𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑚𝑚3 )
𝑥𝑥𝐴𝐴 = fraksi mol dari A dalam campuran A dan B (𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏)
Jika 𝑐𝑐 tetap maka dengan mengingat 𝑐𝑐𝐴𝐴 = 𝑐𝑐𝑥𝑥𝐴𝐴 ;
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑥𝑥𝐴𝐴 = 𝑑𝑑(𝑐𝑐𝑥𝑥𝐴𝐴 ) = 𝑑𝑑𝑐𝑐𝐴𝐴 (2)
Dengan mensubstitusi persamaan Hukum Fick tadi dengan persamaan diatas, akan didapatkan
persamaan difusi untuk konsentrasi konstan :
∗
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐴𝐴 (3)
𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = −𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑑𝑑𝑑𝑑
Persamaan diatas digunakan sangat luas dalam proses – proses skala mikroskopik, laboratorium
maupun skala pabrik yang melibatkan difusi molekular dengan memanfaatkan gradien
konsentrasi. Di lain sisi, jika difusi yang terjadi melibatkan perpindahan molekular seperti yang
telah dijelaskan diatas ditambah pergolakan, maka difusi ini menjadi difusi pada aliran massa
yang turbulen. Untuk difusi semacam itu dengan konsentrasi konstan berlaku persamaan berikut
ini :
∗
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐴𝐴 (4)
𝐽𝐽𝐴𝐴𝐴𝐴 = −(𝐷𝐷𝐴𝐴𝐴𝐴 + 𝜀𝜀𝑀𝑀 )
𝑑𝑑𝑑𝑑
(Geankoplis, 2003)
Difusi yang terjadi pada suatu larutan sangat penting dalam proses industri, khususnya
pada proses separasi misalnya ekstraksi cair-cair, absorpsi gas dan distilasi. Difusi cairan juga
terjadi di alam misalnya berdifusinya garam pada air laut.
(Geankoplis, 2003)
Jarak molekul dalam cairan lebih rapat daripada dalam fasa gas, maka densitas dan
hambatan difusi pada cairan akan lebih besar. Hal ini juga menyebabkan gaya interaksi antar
molekul sangat penting dalam difusi cairan. Perbedaan antara difusi cairan dan difusi gas adalah
bahwa pada difusi cairan difusifitas sering bergantung pada konsentrasi daripada komponen
yang berdifusi.
(Geankoplis, 2003)
(7)
Jumlah mol yang telah berdifusi selama selang waktu dt melalui N pipa kapiler adalah:
(8)
dc A − π .d 2 c A1 − c A 2
𝑉𝑉𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
dt
=
4 L N (9)
BAB II
PERCOBAAN
II.3.2 Bahan
1. Aquadest
2. NaCl
BAB III
PEMBAHASAN
III.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan adalah liquid diffusivity coefficient (LDC) yang memiliki
tujuan untuk menentukan koefisien diffusivitas liquid dari larutan NaCl dalam
distilled/deionized water. Pembahasan ini dibuat berdasarkan data dari praktikan yang sudah
melaksanakan praktikum dimana data ini merupakan sebuah data untuk kita menganalisa
secara teori praktikum. Variabel yang digunakan dalam larutan ini merupakan larutan NaCl
dengan konsentrasi 0,5, 1, dan 2 M. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini
meliputi garam NaCl dan aquadest. Sementara alat-alat yang digunakan dalam percobaan
yaitu diffusion cell, diffusion vessel, konduktometer, magnetic stirrer, beaker glass,
pengaduk kaca, dan stopwatch.
Dalam percobaan, terdapat dua data yang harus dicatat yaitu suhu dan konduktivitas
larutan. Pengukuran dilakukan setiap 2 menit selama waktu total 20 menit untuk tiap-tiap
variabel konsentrasi. Sebelum percobaan dimulai, langkah pertama yaitu mengisi aquadest
dalam diffusion vessel hingga menutupi kepala dari diffusion cell yaitu pada percobaan
sebanyak 2,5 L. Kemudian, membuat larutan NaCl 1 M dan 0,5 M dengan cara
mengencerkan larutan NaCl 2 M yang telah disediakan sebelumnya dengan menambahkan
100 mL aquadest ke dalam 100 mL larutan NaCl 2 M untuk pengenceran menjadi 1M, dan
menambahkan 100 mL larutan NaCl 1M dengan 100 mL aquadest kemudian larutan diaduk
menggunakan pengaduk kaca agar larutan menjadi homogen. Langkah selanjutnya yaitu
menyalakan konduktometer serta magnetic stirrer hingga skala 7 atau setara dengan 1008
rpm. Magnetic stirrer pada diffusion vessel berfungsi untuk menjaga larutan dalam vessel
nantinya tetap homogen sehingga difusi hanya terjadi pada bagian diffusion cell saja.
Kemudian, melakukan kalibrasi dengan menggunakan aquadest berupa pencatatan suhu air
awal dan konduktivitas aquadest awal, ketika belum terjadi diffusi. Dari pengamatan,
memperoleh konduktivitas aquadest awal sebesar 25,2 x 10-6 S dan suhu awal sebesar 30˚C.
Nilai konduktivitas yang sangat kecil ini menunjukkan bahwa aquadest mengandung sedikit
ion-ion dan impurities sehingga daya hantar listrik rendah. Selanjutnya adalah memasukkan
larutan NaCl ke dalam diffusion cell, hingga penuh namun larutan tidak boleh keluar atau
tumpah ke dalam diffusion vessel melalui pipa kapilernya. Berdasarkan percobaan diketahui
volume larutan dalam diffusion cell sebesar 75 mL. Langkah terakhir adalah melakukan
pencatatan suhu dan konduktivitas larutan pada diffusion vessel setiap 2 menit selama 20
menit. Langkah – langkah ini kemudian diulang untuk variabel lain yaitu 1 M dan 2 M.
Pencatatan konduktivitas larutan dilakukan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan larutan dalam menghantarkan arus listrik yang kemudian digunakan dalam
perhitungan eksperimen dari percobaan. Cara yang digunakan dalam perhitungan
eksperimen yaitu dengan membuat grafik konduktivitas (dalam mS/cm) vs. waktu.
Kemudian dengan menggunakan slope grafik tersebut serta rumus yang telah dijabarkan
pada BAB I serta pada appendiks, maka diperoleh koefisien diffusivitas larutan NaCl dalam
cm2/s secara eksperimen.
Konduktivitas vs Waktu (NaCl 0,5 M)
0.000046
Konduktiivitas
0.000046 R² = 0.9565
0.000044
0.000042
0 5 10 15 20 25
Waktu
Konduktivitas
0.0002 R² = 0.5139
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 5 10 15 20 25
Waktu
Daerah ini biasanya mendukung populasi yang luas dimana akuifer air tanah menuntut
daerah ini untuk menyerap melebihi tingkat resapan. Hal ini dapat menyebabkan intrusi
lateral dan vertikal dari air asin di sekitarnya. Bukti intrusi air asin ini telah diamati di
wilayah kota Jakarta
Air laut yang melanggar batas akan bertemu sebuah area yang disebut zona dispersi,
dimana air tawar dan air garam akan bercampur dan membentuk sebuah permukaan.
Permukaan ini bergerak maju mundur secara alami karena adanya fluktuasi pada tingkat
pengisian ulang dari air tawar yang kembali ke akuifer pantai. Akuifer secara alami diisi
kembali oleh peristiwa presipitasi dan air permukaan yang jenuh kembali ke tanah dan
kembali mengalir melalui tanah dan material geologis ke water table.
Peristiwa dispersi dari garam laut dari akuifer air garam ke akuifer air tawar dapat
direpresentasikan dengan model difusi unsteady state berikut:
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
= (𝐷𝐷 )
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
Untuk nilai konstanta D (koefisien difusivitas cairan) persamaan tersebut dapat diselesaikan
untuk memberikan konsentrasi garam pada jarak x pada tiap waktu
𝐶𝐶𝑥𝑥 − 𝐶𝐶0 𝑥𝑥
= 1 − erf
𝐶𝐶𝑠𝑠 − 𝐶𝐶0 2√𝐷𝐷𝐷𝐷
Dimana C0,Cs, dan Cx secara berturut-turut adalah konsentrasi garam yang ada di air
tawar, dan air laut, dan pada jarak x tertentu dari interfasa akuifer air laut.
• Dengan menggunakan alat yang tersedia di laboratorium, cari prosedur operasi untuk
mencapai target.
• Evaluasi apakah prosedur operasi yang dilakukan dapat menghasilkan data yang
dibutuhkan?
• Carilah kecepatan pergerakan zona dispersi tersebut ( km2/tahun ). Pada jarak 1 km
dari akuifer air laut, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan
konsentrasi garam dari nol ( air tawar ) ke 250 ppm ?
• Jelaskan pekerjaan Anda dalam rincian :
- Prinsip dasar yang digunakan
- Data atau parameter yang digunakan
- Dimensi yang disesuaikan
- dll
III.3.3 Rekomendasi
Dalam literatur, diffusivitas air laut adalah 1,4 x 10-7 m/s (1,4 x 10-5 cm/s). Perbedaan
ini dikarenakan air laut tidak hanya mengandung air dan NaCl melainkan juga mengandung
NaCl 77,75%; K2SO4 2,46%; MgCl2 10,78%; MgBr2 0,21%; MgSO4 4,73%; CaSO4 3,69%;
CaCO3 dan garam garam lain 0,38%. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat, lebih baik jika percobaan menggunakan larutan menyerupai air laut (campuran
larutan NaCl dan MgCl2 yang merupakan presentasi terbesar dalam air laut).
(Curry, 2005)
Permasalahan laju intrusi air laut di Jakarta lebih kompleks daripada difusi biasa, hal
ini dikarenakan masyarakat Jakarta mengambil air tanah Jakarta sehingga mempercepat
intrusi ke dalam tanah. Kondisi struktur tanah yang menurun mempermudah air laut untuk
mengisi ruang-ruang kosong di dalam tanah.
Dari hasil penelitian ini, maka untuk mengurangi dampak intrusi laut yaitu dengan
cara menurunkan atau mengurangi laju diffusivitas air laut. Terdapat setidaknya 5 cara untuk
mengurangi laju diffusivitas, yaitu dengan mengubah :
1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya
Intrusi air laut di jakarta dapat menyebabkan air tanah tidak dapat digunakan
langsung dan tanah menjadi rapuh yang menyebabkan pondasi menjadi lemah bagi
bangunan diatasnya. Terdapat beberapa cara mengatasi intrusi air laut di jakarta, diantaranya
membuat dinding di tepi pantai (sea wall), reklamasi pantai, dan membuat penghalang
(barrier) Intrusi air laut juga dapat diatasi dengan menanam tumbuhan mangrove (bakau).
Hutan mangrove memiliki sistem perakaran yang dapat menstabilkan lumpur pantai,
menyerap berbagai polutan dan menahan penyusupan air laut.
(Hadi, 2010)
BAB IV
KESIMPULAN
Dari data dan hasil perhitungan dalam percobaan ini diketahui koefisien difusivitas
untuk larutan konsentrasi 0,5, 1, dan 2 M adalah 0,016 cm2/s, 0,023 cm2/s, dan 0,111 cm2/s.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi NaCl dalam aquadest maka
nilai koefisien difusivitas akan semakin besar.
Kesimpulan dari problem statement yang diberikan adalah alat laboratorium
sebagian besar telah memenuhi untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
menggunakan prosedur percobaan yang dijelaskan pada Bab II. Hal ini dikarenakan,
permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan mengetahui diffusivitas dari larutan garam
NaCl, namun data yang diperoleh masih belum akurat, dikarenakan komposisi air laut tidak
murni NaCl.
Curry, Judith A., Peter J. Webster. 2005. Thermodynamics of Atmospheres & Ocean. London:
Academic Press
Geankoplis, C. J. (2003). Transport Processes and Searation Process Principles. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
McCabe, W. L. (1993). Unit Operations of Chemical Engineering. Singapore: McGraw-Hill
Book Co.
Salsabilla, A. N. (2020). Transpor Pasif Melintasi Membran Tanpa Mengeluarkan Energi. 6.
Welty, J. R. (2007). Fundamentals of Momentum, Mass, and Heat Transfer. Oregon, United
State of America: John Wiley & Sons, Inc.
v
DAFTAR NOTASI
k konduktivitas µS/cm
h Ketinggian air cm
t Waktu s
V Volume cm3
T Suhu C
d Diameter cm
ρ Densitas kg/m3
J Fluks Mol/cm2s
Ax Luas cm2
C Konsentrasi Molar
APPENDIKS
Diketahui
• Volume Aquadest, V = 2500 mL
• Panjang Kapiler, L = 3 cm
• Diameter Kapiler, d= 0.33 cm
• Jumlah Kapiler, N= 27
• Molaritas 1 M1= 2 M = 0.002 mol/cm3
• Molaritas 2 M2= 1 M = 0.001 mol/cm3
• Molaritas 3 M3= 0.5M = 0.0005 mol/cm3
• M1
Perhitungan CM 1
CM = k1/M1 = 0.0001986/0.002 = 0.0993
Perhitungan D1, dari grafik 1 didapat kan slope (dk/dt) = 6,82 x 10-6
4𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝐷𝐷 = .
𝜋𝜋𝑑𝑑 2 𝑁𝑁𝑁𝑁𝐶𝐶𝑀𝑀 𝑑𝑑𝑑𝑑
4.2500.3 −6
𝐷𝐷 = − . 6,82 x 10
𝜋𝜋0.332 . 27. (2)0.0993
𝑐𝑐𝑐𝑐2
𝐷𝐷 = 0,111
𝑠𝑠
• M2
Perhitungan CM 2
CM = k2/M2 = 0.0000473/0.001 = 0.0473
Perhitungan D2, dari grafik 2 didapatkan slope (dk/dt) = 2,358 x 10-7
4𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝐷𝐷 = .
𝜋𝜋𝑑𝑑 2 𝑁𝑁𝑁𝑁𝐶𝐶𝑀𝑀
𝑑𝑑𝑑𝑑
4.2500.3 −7
𝐷𝐷 = − . 2,358 x 10
2
𝜋𝜋0.33 . 27. (1)0.0473
𝑐𝑐𝑐𝑐2
𝐷𝐷 = 0.023
𝑠𝑠
• M3
Perhitungan CM 3
CM = k3/M3 = 0.0000455/ 0.0005 = 0.091
Perhitungan D3, didapat kan slope (dk/dt) = 3,245 x 10-7
4𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝐷𝐷 = .
𝜋𝜋𝑑𝑑 2 𝑁𝑁𝑁𝑁𝐶𝐶𝑀𝑀
𝑑𝑑𝑑𝑑
4.2500.3 −7
𝐷𝐷 = − . 3,245 x 10
𝜋𝜋. 0.332 . 27. (0.5)0.091
𝑐𝑐𝑐𝑐2 𝐾𝐾𝐾𝐾2
𝐷𝐷 = 0.016 = 1,6 𝑥𝑥 10−12
𝑠𝑠 𝑠𝑠
1 𝑘𝑘𝑘𝑘
𝑡𝑡 =
0,000233 𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑡𝑡𝑡𝑡ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢
𝑡𝑡 = 4287,719 𝑡𝑡𝑡𝑡ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢
Jadi waktu yang diperlukan untuk mengubah konsentrasi air garam menjadi 250 ppm
pada akuifier air tawar yang berjarak 1 kilometer dari akuifier air laut adalah 4287,719 tahun