Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

BHSP

(Bina Hubungan Saling Percaya)

Hari/Tanggal : Selasa, 26 Desember 2017

Waktu : Pukul 13.00 wita

Pertemuan : Jl. Raya Sesetan Gg. Lumba-lumba

TUK : Ekspresi wajah bersahabat menunjukan rasa senang, ada kontak


mata, mau berjabat tangan, mau menjawab salam, klien mau duduk
berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi.

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien :
Keluarga pasien mengatakan ketika pasien diajak berbicara pasien hanya
senyum dan menggerakan kepalanya saja (mengganguk/menggelengkan
kepala).
b. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
c. Tujuan Khusus :
Ekspresi wajah bersahabat menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
d. Tindakan Keperawatan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan megungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik.
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukan sifat empati dari menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Selamat siang bu, ibu dengan ibu siapa bu?”
“Ibu biasa dipanggil ibu siapa bu?”
“Bagaimana keadaan ibu hari ini bu?”
“Apakah ibu sudah makan bu?”
“Apakah yang ibu lakukan diwaktu senggang ini bu?”
2) Evaluasi
Pasien dengan ragu menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Ketika
disapa dan ditanyakan namanya pasien hanya tersenyum dan
menggerakkan kepalanya saja (menggeleng dan menggangukan
kepalanya). Pasien hanya mau menjawab sekali saja saat ditanyakan
“Apakah ibu sudah makan bu?” pasien hanya menjawab “sudah”.

3) Kontrak waktu, tempat dan topic pembicaraan


(a) Topik
“Ibu apakah ibu masih ingat dengan saya?, ibu disini kita akan
mengobrol-ngobrol lagi ya bu”
(b) Waktu
“Ibu kita akan mengobrol kurang lebih 60 menit bu ya”
(c) Tempat
“Ibu tempatnya disini ya bu, dirumah ibu”
b. Fase Kerja
1. Apakah keluarga mengetahui akibat dari isolasi sosial yng dialami Ny.M
2. Kalau keluarga tahu itu merugikan dan membahayakan apakah keluarga
ingin mencoba cara lain untuk mengatasi masalah pasien.
3. Baiklah untuk keluarga apabila pasien tidak mau berinteraksi dengan
orang lain dan mengasingkan diri keluarga bisa mendekati pasien dan
memulai menanyakan apa masalah pasien dan ajak pasien untuk bercakap-
cakap agar pasien tidak terus-menerus mengurung diri dan takut
berinterkasi dengan orang lain.
4. Kalau begitu nanti kita bisa memperaktekannya ya.
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subyektif :
Keluarga pasien mengatakan pasien lebih banyak terdiam, senyum dan
jika ditanyakan pasien hanya menggerakkan kepalanya saja
(menggeleng dan menggangukkan kepalanya). Keluarga pasien
mengatakan pasien masih ragu atau bingung untuk menjawab jika
diajak mengobrol.
b) Obyektif :
Pasien tampak terdiam, kadang pandangan pasien terlihat kosong,
pasien tampak tersenyum dan menggerakkan kepalanya saja jika
ditanyakan, pasien tampak ragu jika menjawab atau diajak mengobrol.
2) Tindak Lanjut
Melatih kembali bina hubungan saling percaya pasien dan keluarga agar
mudah untuk berinteraksi dengan orang lain.
3) Kontrak yang akan datang :
(a) Topik
“Ibu, untuk selanjutnya jika ada waktu senggang kita bisa mengobrol
lagi bu”
(b) Waktu
“Ibu kita akan mengobrol lagi kurang lebih 60 menit bu ya”
(c) Tempat
“Untuk tempatnya kita akan bertemu disini lagi ya bu, dirumah ibu”

Anda mungkin juga menyukai