Anda di halaman 1dari 10

L

TES PROYEKSI (SSCT)


Laporan Hasil TES

Nadia Riski, Spsi


Program Magister Psikologi Profesi Univ.Persada Indonesia
INTERPRETASI TES SSCT

I. IDENTITAS SUBYEK
Nama : Alenia Dwi Pangestu
Tempat, Tanggal Lahir : Tanggerang Selatan 16 Maret 1991
Anak Ke : 2 dari 3 Bersaudara
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30
Pendidikan : S2/MM
Pekerjaan : Staf BUMN
Tanggal Tes : 14 April 2021
Tester : Nadia Riski

II. HASIL PEMERIKSAAN


A. Penyesuaian Terhadap Keluarga
Aspek Yang di Ungkap Rating Keterangan

0 Hubungan subjek dengan ibu subjek sangat


Sikap terhadap ibu (Tidak ada baik, tidak ada masalah
gangguan)
Sikap testee terhadap ayah juga tidak
mengalami masalah, testee menyatakan bahwa
0 ayah jarang bericara kepada testee, namun hal
Sikap terhadap ayah (Tidak ada itu ternyata dikarenakan sang ayah lebih
gangguan) percaya kepada yang dilakukan oleh testee
sebagai anak yang sudah beranjak dewasa.
Testee hidup dalam keluarga yang besar dan
saling menyayangi, tidak ada masalah dalam
0
Sikap terhadap kehidupan kekeluargaan testee, dia
(Tidak ada
keluarga diperlakukan dengan sangat baik bahkah
gangguan)
Spesial
B. Penyesuaian Dalam Bidang Seks
Aspek yang di Ungkap Rating Keterangan
Fakta bahwa testee bersekolah di sekolah
Umum merupakan faktor kuat tidak adanya
0 gangguan pada diri testee terhadap
Sikap terhadap wanita (tidak ada wanita,karena kebanyakan wanita adalah
gangguan) istimewa
hal yang normal ketika melihat dua orang
berjalan beriringan menganggap hanya
0 sebagia teman, itulah yang dirasakan oleh
Sikap terhadap (Tidak ada testee, namun testee menganggap hal itu
hubungan gangguan) adalah hal yang wajar, begitu pula dengan
heteroseksual seksualitas, pernyataan testee sangat jelas
dan wajar, seksualitas adalah kebutuhan
setiap manusia.

C. Penyesuaian Dalam Hubungan Interpersonal


Aspek yang di Ungkap Rating Keterangan
Hubungan dengan teman juga sangat baik,
tidak ada gangguan berarti dalam hubungan
pertemanan testee, dia suka tipe teman yang
0
searah dan satu pemikiran, testee
Sikap terhadap teman (Tidak ada
beranggapan bahwa teman sejati adalah
gangguan)
teman yang jujur dan empati
testee merupakan sosok yang menghormati
dan menghargai orang-orang yang ia
0
anggap mampu memposisikan dirinya
Sikap terhadap atasan (Tidak ada
dengan baik, juga orang yang bertanggung
Gangguan)
jawab
Testee akan berusaha menjaga amanat
Sikap terhadap dengan baik dari tanggung jawab yang telah
0
bawahan diberikan, testee merupakan sosok yang
(Tidak ada akan bersikap mengayomi pada
gangguan) bawahannya. testee juga merasa bersyukur
jika ada orang yang mau bekerja di bawah
testee dan ia akan memperlakukan
bawahannya dengan baik.
Testee senang bekerja sama dengan orang-
orang yang dekat dengannya (sahabat), ia
juga menyatakan kalau orang yang bekerja
0
Sikap terhadap teman sama dengan testee akan merasa nyaman,ia
(Tidak ada
sejawat lebih senang bila bekerja dengan orang-
gangguan)
orang yang giat, menyenangkan, serta satu
ide dengan testee.

D. Penyesuaian Dalam Konsep Diri


Aspek yang di Ungkap Rating Keterangan
Testee merasa takut akan lingkungan sekitar
1 yang bisa mempengaruhi testee dalam hal
(Ada yang negatif, hal itu pula yang membuat ia
Sikap terhadap sedikit cenderung bersikap Overthingking terhadap
ketakutan gangguan) apa yang dia pikir bisa membawa pengaruh
jelek kepadanya.
testee sangat merasa sangat berdosa dengan
1
ketika melalaikan perintah Tuhan. Testee
(Ada
juga merasa bersalah terhadap masa
Sikap terhadap rasa sedikit
kecilnya yang menurutnya dia adalah anak
bersalah gangguan)
yang nakal dulu nya.
Ketika testee dihadapkan pada suatu
0
masalah testee akan mengambil tindakan
Sikap terhadap (Tidak ada
dengan cara menghadapi dan mencari solusi
kemampuan diri gangguan)
.
Testee mengenang masa lalu dengan
bahagia, meskipun menurut testee di masa
0 kecilnya ia termasuk bocah yang bandel,
Sikap terhadap masa (Tidak ada namun hal itu menurut testee adalah
lalu gangguan) kenakalan yang wajar.
Testee merasa optimis dengan masa
depannya, Testee beranggapan bahwa masa
depan testee seperti matahari yang terbit,
0 testee memiliki rencana untuk menggapai
Sikap terhadap masa
(Tidak ada apa yang di impikan, optimis akan
yang akan datang
masalah) mencapai keberhasilan, serta manjadi orang
yang lebih bertanggung jawab dan baik.
Testee memiliki cita-cita di masa depannya
0 nanti ia bisa menjadi Penyanyi dan tinggal
Sikap terhadap tujuan
(Tidak ada di luar negri, ia juga berkeinginan menjadi
hidup
gangguan) orang yang berguna dan orang yang baik

III. INTERPRETASI
A. General Summary

a. Penyesuaian terhadap Keluarga

Tidak ada masalah dalam hubungan testee dengan ayah, ibu, maupun saudara
serta kerabat, testee merasa sangat bangga dengan ayahnya yang sudah
menganggapnya sebagai orang dewasa sehingga ayahnya jarang sekali berbicara
kepada testee perihal teguran ataupun peraturan verbal, begitu pula dengan ibundanya,
testee menganggap bahwa ibunya sosok yang sempurna, yang berarti ibundanya
adalah perempuan paling baik yang ia kenal selama ini, dalam berhubungan dengan
sanak famili, testee juga diperlakukan dengan sangat baik.

b. Penyesuaian dalam bidang seks

Sikap testee terhadap wanita itu cantik dan unik tidak bisa dibandingkan , dan
berpendapat kalau wanita itu bisa mendatangkan banyak hal positive.

c. Penyesuaian dalam hubungan interpersonal


Testee sangat menghormati atasannya, dan ia juga akan menghormati orang
yang dianggapnya lebih unggul, dalam berhubungan dengan teman, testee lebih suka
orang yang satu pemikiran dengannya dan menyenangkan, begitu pula dengan
bawahan, testee akan sangat menghargai orang yang bekerja padanya, ketakutan testee
adalah jika ia bergaul dengan orang yang bermuka dua menurutnya bisa membawa
pengaruh buruk terhadap diri testee.

d. Penyesuaian dalam konsep diri

Testee merupakan individu yang menyenangkan, optimis dalam menatap masa


depan, dan ia juga sangat antusias menyambutnya, ia mempunyai tujuan hidup dapat
menjadia ibu yang baik bagi anak-anaknya suatu saat nanti, testee juga senang
mengenang masa kecil testee yang menurutnya agak sedikit nakal, namun kenakalan
testee pada waktu kecil menurut testee adalah kenakalan yang wajar, ia juga merasa
yakin dengan kemampuan dirinya dengan jalan menghadapi permasalahan dan
mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, testee takut ketika dia melanggar
perintah Tuhan, dia juga merasa sedikit menyesali kenakalan yang dia lakukan pada
waktu kecil dulu .

IV. KESIMPULAN

Dari hasil interpretasi aspek di atas dapat diketahu bahwa testee adalah anak yang
menjalani kehidupan yang normal, ia memperoleh kasih sayang yang cukup dari kedua orang
tuanya serta sanak famili baik dari pihak ibu maupun pihak bapak, dan itu dinilainya sangat
penting baginya, namun masih ada beberapa masalah yang mengganggu testee diantaranya
adalah memiliki momongan kekhawatiran akan pandangan keluarga, teman dan lingkungan
sekitar

Kekhawatiran lain adalah bahwa testee merasa takut akan gelap


Berbuat dosa juga merupakan hal yang membuat testee takut, hal cukup ini menggambarkan
jika testee adalah orang yang taat pada aturan keagamaan.
Dan konflik batin terakhir dari testee adalah rasa penyesalannya atas tingkah kenakalannya
pada waktu masa kanak-kanak dulu, meskipun dia menilai bahwa kenakalan tersebut adalah
kenakalan yang wajar dilakukan oleh anak-anak pada masanya, namun tetap saja ketika teringat
akan hal tersebut, akan ada sedikit rasa menyesal dalam diri teste Rasa takut akan gelap dan
kecemasan belum memiliki keturunan, Testee mengaku bahwa testee juga merasa tidak mudah
terbuka atau cerita dengan orang lain. Namun testee bukan termasuk orang yang introvert
berlebihan.Testee berkata bahwa testee merupakan orang yang cerewet terhadap orang lain
yang testee anggap dekat atau akrab dengannya. Akan tetapi, terhadap orang yang belum atau
baru dikenalnya testee cenderung diam, pendiam dan menjaga jarak serta membutuhkan
adaptasi yang cukup lama terlebih dahulu. Testee juga mengaku bahwa testee terkadang merasa
kurang yakin dengan kemampuan yang testee miliki. Testee merupakan seorang yang tidak
mudah beradaptasi namun testee memiliki teman yang lumayan banyak.
A. Alloanamnesa
Dimata kakaknya dan adiknya , testee merupakan seorang adik dan kaka yang
feminim,manja pintar dan aktif mudah bergaul Testee masih bersifat kekanak-kanakan dan
terkadang penakut. Hubungan sosial testee terbilang cukup baik. namun dengan orang
yang baru saja dikenal, testee terbilang cuek dan membutuhkan adaptasi terlebih dahulu
dengan waktu yang cukup lama terlebih dengan lawan jenis.

V. OBSERVASI
Testee terlihat santai dan menunjukkan sikap tenang. Testee tidak banyak berkomentar
mengenai situasi, kondisi dll dalam ruangan. Selanjutnya ketika tester memulai untuk
menunjukkan soal testee terlihat senang dan sesekali tertawa dengan pertanyaan yang testee
kerjakan.

VI. INTERPRETASI
Kesimpulan :
Testee memiliki produktivitas tinggi yang didukung oleh kecepatan dalam
merespon jawaban testee yang cukup cepat, namun aspirasi testee terlalu tinggi.
Selain itu testee juga memiliki cara berpikir yang common sense (lebih
menggunakan akal sehat) dan tidak memiliki kecenderungan dalam mengkritik
sesuatu hal.

1. Aspek Afektif
a. Perasaan atau penerimaan terhadap diri

Indikasi : Testee diidentifikasikan memiliki fungsi ego dimana testee mampu


menerima dirinya dan taraf intelektual yang cukup baik.
b. Responsivitas terhadap orang lain.
Kesimpulan :
Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali dan mampu
melakukan respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan
lingkungan. Tingginya responsivitas testee terhadap stimulus dari luar dapat
menjadikan testee terhambat, jika berada dalam tekanan lingkungan yang kuat.
Karena testee merasa terganggu oleh stimulus dari lingkungan yang menyentuh
kebutuhan afeksinya.
c. Reaksi terhadap tekanan emosi
Indikasi : memiliki kemampuan merespon dampak emosional secara terkendali,
mampu melakukan respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan
lingkungan.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil interpretasi tes SCCT yang telah dilakukan dapat disimpukan bahwa :

Aspek Afektif. Testee diidentifikasikan memiliki fungsi dan taraf intelektual yang cukup
baik. Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali dan mampu melakukan
respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Kebutuhan afeksi testee yang terorganisir dengan baik, sehingga tidak mengakibatkan
gangguan penyesuaian yang serius. Hal tersebut membuat testee berinteraksi dengan optimal
pada lingkungan sosial testee.
Adanya kebutuhan untuk pemuasan tidak segera ditunda oleh nilai-nilai individual. Ini
memperlihatkan tanda-tanda ketidakmatangan, dimana testee tidak mampu mencari pemuasan
lain yang menyebabkan inner-conflict (konflik dalam diri). Adanya ketegangan yang terlalu
kuat sehingga membuat testee tidak dapat memanfaatkan inner-resourcesnya secara
konstruktif.
Aspek Ego.
Testee sedang berusaha untuk memahami dan mentolelir kecemasannya, walaupun
kekuatan dari dalam diri atau luar diri yang tidak tepat dikendalikan oleh testee sehingga dapat
mengancam ego testee, hal tersebut membuat testee memiliki mekanisme pertahanan diri yang
tidak baik dalam diri testee.
Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali, karena itu testee memiliki
kecenderungan untuk mengadakan perubahan kearah ekstraversive atau introversive supaya
testee mampu melakukan respon-respon secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Testee sedang berusaha untuk memahami dan mentolelir kecemasannya, walaupun


kekuatan dari dalam diri atau luar diri yang tidak tepat dikendalikan oleh testee dan Testeepun
juga mampu merespon dampak emosional secara terkendali.

Anda mungkin juga menyukai