Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“DIMENSI TATA NILAI ”

DIMENSI KEPEMIMPINAN : MERIT SYSTEM PRINCIPLES,INTEGRITAS,PRINSIP


GOOD GOVERNANCE DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

DISUSUN OLEH :
YANCE TOYANG
M012019062

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN NEGARA

FAKULTAS ADMINISTRASI PELAYANAN KESEHATAN

STIA - LAN MAKASSAR

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas PerkenaanNya
sehingga makalah Dimensi Tata Nilai “ Dimensi Kepemimpinan Merit System
Principles,Integritas, Prinsip Good Governance dan Good Corporate Governance” dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Berbagai upayah telah dilakukan untuk menyajikan makalah ini dengan baik
sehingga dapat pula dipergunakan dengan baik. Oleh karena itu apabila dalam makalah
ini terdapat kalimat atau penulisan yang yang tidak tepat, dengan kerendahan hati
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk
pemyempurnaan makalah ini.

Makassar, 5 September 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia sebagai pemimpin, karena itu manusia
harus menjalankan peran sebagai seorang pemimpin.Dimensi kepemimpinan
merupakan tugas dan tanggung jawab yang fokus pada kegiatan pembinaan. Dalam
berbagai hal telah terbukti pergerakan setiap organisasi atau kelompok bahwa
keberhasilan yang dicapai organisasi atau kelompok tersebut tidak terlepas dari
peran seorang pemimpin.
Dalam suatu organisasi atau kelompok, kepemimpinan merupakan hal yang sangat
utama didalam proses pencapaian suatu tujuan. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi
atau kelompok tergantung pada kemampuan pemimpin tersebut untuk mejalankan fungi
kepemipinan dan mengelola sumberdaya yang ada serta kemampuan untuk berkerjasama
dengan orang lain. Oleh Karena pentingnya peranan kepemimpinan dalam suatu
organisasi atau kelompok maka dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu
dikaji secara spesifik lagi dalam makalah ini

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dimensi kepemimpinan, integritas,merit system
principle,good governance dan good corporate governance.
2. Bagaimana dimensi kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan hubungan
antar individu atau personal?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari dimensi kepemimpinan, integritas,merit system
principle,good governance dan good corporate governance.
2. Mendeskripsikan dimensi kepemimpinan, integritas,merit system principle,good
governance dan good corporate governance yang berorientasi pada tugas dan
berorientasi hubungan antar individu atau personal.
1.4. Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan tetang apa yang dimaksud dengan dimensi
kepemimpinan, integritas,merit system principle,good governance dan good corporate
governance.
BAB II
3
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dimensi Kepemimpinan,Itegritas, Merit Sistem Principle,Good


Govenance dan Good Corporate Governance

1. Pengertian dimensi
Dimensi dapat diartikan ukuran.
2. Pengertian Kepemimpinan
a. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian
khusus yang tepat bagi situasi yang khusus

b. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian


Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok.

c. Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya


sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung
memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh
secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok
sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
d. Katz & Kahn (1978) Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit
demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap
pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
e. Wahjosumidjo (1987:11) Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu
yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu
seperti : kepribadian (personality),kemampuan(ability) dan kesanggupan
(capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity)
pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta

4
gaya atau prilaku pemimpin itu sendiri.Kepemimpinan adalah proses
antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,pengikut, dan situasi.
f. James M.Black (1961) Kepemimpinan adalah kemampuan yang mampu
meyakinkan orang lain yang bersedia bekerja dibawah arahannya dalam
kesatuan tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
g. Davis (1977) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang
lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat.
3. Pengertian Itegritas
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan defenisi dari
integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara
tindakan dengan  nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan
sebagai kejujuran dan  kebenaran dari tindakan seseorang.
4. Merit Sistem Principle
Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 5 tahun 2014, adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.
5. Pengertian Good Governance
a. Dwi Payana (2003:45) merupakan sesuatu yang sulit didefinisikan karena
didalamnya terkandung makna etis. Dalam artian bahwa sesuatu yang
dipandang baik dalam suatu masyarakat, namun bagi masyarakat lainnya
belum tentu mendapat penilaian yang sama.
b. Riswanda Imawan (2002:32) "good governance" diartikan sebagai cara
kekuasaan Negara digunakan dalam mengatur sumber-sumber ekonomi
dan sosial bagi pembangunan masyarakat (the way state power is used in
managing economic and social resources for development of society).
c. Sedarmayati (2003:76) good governance adalah suatu bentuk manajemen
pembangunan, yang juga disebut administrasi pembangunan. Dengan
demikian ia berpendapat bahwa pemerintah berada pada posisi sentral
(agent of chance) dari suatu masyarakat dalam suatu masyarakat
berkembang
5
d. Zulkarnain (2002:21) good governance merupakan sesuatu yang baru
bagi masyarakat Indonesia, dimana aplikasi daripada konsep ini
seringkali tergantung pada kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk
mencapai dua tujuan yaitu pemerintah yang bersih dan demokratis.
6 Pengertian Good Corporate Governance.
a. Fery Indrawanto,SE, SH, M.H . Good corporate governance adalah praktek
yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan
kaidah-kaidah manajemen yang baik, dalam rangka pemberian layanan
yang bermutu dan berkesinambungan.
b. Menurut Cadbury Commitee of United Kingdom (1922) :” Seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan”.
c. Muh. Effendi (2009) dalam bukunya The Power of Good Corporate
Governance, pengertian GCG adalah suatu sistem pengendalian internal
perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan
guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan
dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang.

2.2. Dimensi Kepemimpinan


Ada banyak dimensi yang melekat dalam sebuah kepemimpinan. Diantara dari
banyak dimensi itu misal diantaranya ialah kepemimpinan sebagai rahmat, amanah,
panggilan, aktualisasi, ibadah, seni, kehormatan, pelayanan, dan lain-lain. Untuk lebih
mem Ada banyak dimensi yang melekat dalam sebuah kepemimpinan. Diantara dari
banyak dimensi itu misal diantaranya ialah kepemimpinan sebagai rahmat, amanah,
panggilan, aktualisasi, ibadah, seni, kehormatan, pelayanan, dan lain-lain. Untuk lebih
memperkaya pandangan kita tentang masing-masing dimensi tersebut ada baiknya
penulis mencoba menguraikannya selintas.
1 Kepemimpinan Sebagai Rahmat
Mengindikasikan bahwa seorang pemimin harus bisa memberi manfaat buat
orang yang ada disekitarnya.

6
2 Kepemimpinan Sebagai Amanah
Mengindikasikan bahwa tugas kepemimpinan ialah tugas yang membutuhkan
adanya kejujuran dari diri seorang pemimpin. Namun amanah bukan hanya
terdiri dari komponen kejujuran dan dapat dipercaya saja, melainkan juga
termasuk komponen keterampilan, kemampuan, skill, dan lainnya yang akan
menunjang kompetensi seorang pemimpin
3 Kepemimpinan Sebagai Panggilan
Memiliki pengertian bahwa menjadi pemimpin ialah pilihan hidup. Seseorang
yang berupaya untuk membangun nilai-nilai kepemimpinan di dalam dirinya
ialah mereka yang telah memilih untuk menjadi pemimpin. Mereka menjawab
panggilan hati nuraninya bahwa tugas memimpin ialah fitrah yang ada dalam
diri setiap orang. Namun begitu tidak setiap orang menjawab fitrah tersebut
dan memenuhi panggilannya. Hanya pribadi-pribadi tertentu saja yang mau
dan terpanggil untuk menjadi pemimpin.
Jadi seharusnya setiap individu menyadari bahwa kepemimpinan itu adalah
kewajiban yang dibebankan pada dirinya setidaknya bagi dirinya pribadi.
4 Kepemimpinan sebagai aktualisasi diri
Aktualisasi diri ialah upaya memenuhi keinginan kita untuk
mengimplementasikan bakat-bakat diri kita yang terpendam dan belum
terasah. Setiap orang pasti memerlukan adanya aktualisasi diri untuk
mendayagunakan bakat yang Tuhan anugerahkan dalam dirinya. Dengan
demikian menjadi pemimpin sebagai bentuk aktualisasi diri sama halnya
dengan memenuhi panggilannya sebagai pemimpin.
5 Kepemimpinan sebagai ibadah.
Maksudnya ialah bahwa tugas kepemimpinan tidak terlepas dari persoalan
tanggung jawab dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.Pemimpin adalah
orang yang bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan orang lain yang
dipimpinnya, Sebab itu kepeminpinan sangat berhubungan dengan hajat
hidup orang banyak. Kalau tugas kepemimpinan tidak ada keterkaitan dengan
persoalan ibadah maka kepemimpinan hanya menjadi instrumen yang ebih
digunakan untuk kepentingan pribadi saya ketimbang orang banyak.
6 Pemimpin sebagai seni

7
Berkaitan dengan pengetahuan mengenai kepemimpinan itu sendiri.
Bagaimana cara-cara memimpin dan mengajak orang lain agar bersinergi,
bagaimana mengelola perbedaan, mengelola konflik, membangkitkan harapan
dan keyakinan untuk menghadapi hal-hal yang tidak mungkin, dan lain
sebagainya adalah sebagian tugas-tugas pemimpin yang membutuhkan seni
dalam memimpin. Oleh karena itu kepemimpinan adalah ilmu pengetahuan
yang terus berkembang setiap saat.
7 Pemimpin sebagai kehormatan
Mengindikasikan bahwa seorang pemimpin harus memiliki jiwa ksatria,
selalu berpihak pada kebenaran dan nurani, jujur, dan hal-hal luhur lainnya.
Dengan begitu pemimpin ialah mereka yang memiliki integritas diri sebagai
kehormatannya. Dalam kepemimpinan ada yang menyatakan bahwa seorang
pemimpin besar ialah mereka yang tidak perlu dipertanyakan lagi
integritasnya.
Seorang pemimpin harus memiliki integritas, integritas adalah
kemampuan atau sifat yang menunjukkan sebagai kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan
dan kejujuran.
8 Kepemimpinan sebagai pelayanan
Merupakan salah satu bentukdimensi kepemimpinan yang tertinggi.
Pemimpin sebagai pelayan ialah bentuk universal dari tugas peran seseorang
pemimpin memang dituntut untuk melakukan tugas pelayanan atau
melayanai. Melayani disini bukan berarti sempit saja seperti
membantu,menolong, dan mendengarkan pikiran orang banyak. Namaun yang
paling utama dari tugas melayani ini ialah bagaimana pemimpin bisa
membimbing orang lain agar trcerahkan dan tergugah dirinya untuk mau
meningkatkan kualitas kemanusiaannya dan kehidupannya. Inilah tugas
pelayanan yang paling utama dari seorang pemimpin.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa seorang pemimpin harus
menjadikan kepemimpinannya sebagai pelayanan kepada masyarakat bukan
sebaliknya.
2.3 Merit System Principles.

8
Sistem merit telah diamanatkan penerapannya dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Penerapan sistem merit bertujuan untuk
memastikan jabatan yang ada di birokrasi pemerintah diduduki pegawai yang
memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi. Dengan demikian maka tujuan
pembangunan bidang SDM Aparatur untuk mewujudkan pegawai ASN yang
profesional, berintegritas, netral dan berkinerja tinggi dapat diwujudkan.
Sistem tersebut tidak hanya menimbulkan rasa keadilan di kalangan pegawai, juga
dapat mendorong peningkatan kompetensi dan kinerja. Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 membawa perubahan mendasar dalam manajemen ASN, antara lain (Prasojo
dan Rudita, 2014):
a. Perubahan dari pendekatan personal administration yang hanya berupa
pencatatan administrasi kepegawaian menjadi manajemen sumber daya
manusia yang nganggap
aparatur negara adalah SDM sebagai aset negara yang harus dikelola, dihargai
dan dikembangkan dengan baik;
b. Perubahan dari pendekatan close-career system yang sangat berorientasi kepada
senioritas dan kepangkatan, menjadi open-career system yang mengedepankan
kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan;
c. Menghadirkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk
menciptakan atmosfir baru dalam pemerintahan;
d. Reward and punishment berbasis kinerja yang lebih tegas;
e. Meningkatkan perlindungan ASN dari intervensi politik.
Untuk menjamin sistem merit dilaksanakan sesuai ketentuan, maka Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN) yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap pelaksanaan norma dasar ASN, kode etik dan kode perilaku pegawai ASN serta
penerapan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN. KASN diberikan
kewenangan untuk mengawasi setiap tahap proses seleksi terbuka bagi pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT). Disamping itu, KASN juga berwenang untuk menetapkan
apakah suatu instansi sudah menerapkan sistem merit dalam manajemen ASN di
instansinya sehingga dapat dikecualikan dari pelaksanaan seleksi terbuka.
2.4.Integritas
Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan defenisi lain dari integritas adalah
9
suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan  nilai dan prinsip.
Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan  kebenaran dari tindakan
seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).  Seorang
dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai,
keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia). Mudahnya, ciri seorang yang
berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-
katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe
manusia  dengan banyak wajah dan penampilan yang  disesuaikan dengan motif dan
kepentingan pribadinya.Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang mempunyai intergritas akan mendapatkan kepercayaan
(trust) dari pegawainya. Pimpinan yang berintegritas  dipercayai karena apa yang
menjadi ucapannya juga menjadi  tindakannya.
2.5 Prinsip Good Governance dan Good Corporate Governance

1.Prinsip Good Governance


Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-
prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur
kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance.
Partisipasi Masyarakat (Participation) Semua warga masyarakat mempunyai
suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui
lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara
konstruktif. Partisipasi bermaksud untuk menjamin agar setiap kebijakan yang
diambil mencerminkan aspirasi masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi
berbagai isu yang ada, pemerintah daerah menyediakan saluran komunikasi agar
masyarakat dapat mengutarakan pendapatnya. Jalur komunikasi ini meliputi
pertemuan umum, temu wicara, konsultasi dan penyampaian pendapat secara
tertulis. Bentuk lain untuk merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui
perencanaan partisipatif untuk menyiapkan agenda pembangunan, pemantauan,
evaluasi dan pengawasan secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk
menyelesaikan isu sektoral.

10
Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law) Partisipasi masyarakat dalam
proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan publik memerlukan sistem
dan aturan-aturan hukum. Sehubungan dengan itu, dalam proses mewujudkan cita
good governance, harus diimbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule of
law dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut: Supremasi hukum (the
supremacy of law), Kepastian hukum (legal certainty), Hukum yang responsip,
Penegakkan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif, Indepedensi peradilan.
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di
dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
2.Prinsip Good Corporate Governance.
Dalam dunia usaha saat ini merupakan suatu tuntutan merupakan suatu tuntutan
agar perusaan-perusahaan tersebut dapat tetap eksis dalam persaingan global.
Penerapan good corporate governance dalam suatu perusahaan sendiri
mempunyai tujuan strategis. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut ;

a. Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai perusahaan.


b. Untuk dapat mengelola sumber daya dan resiko secara lebih efektif dan
efisien.

c. Untuk dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dari organ


perusahaan demi menjaga kepentingan para share holder dan
stakeholder perusahaan.

d. Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan (khususnya perusahaan-


perusahaan pemerintah) terhadap perekonomian nasional.

e. Meningkatkan investasi nasional; dan

f. Mensukseskan program privat-isasi perusahaan-perusahaan pemerintah.

Adapun Prinsip-prinsip good corporate governance meliputi :

a. Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan


proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

11
b. Kemandiriaan (Independency), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh
atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.

c. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan


pertanggung jawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksanan secara efektif.

d. Pertanggung jawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian didalam


pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

e. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi


hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB III

12
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1 Kepemimpinan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, atau mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2. Dimensi Kepemimpinan
Berdasarkan pengertian dimensi dan kepemimpinan di atas dapat
disimpulkan bahwa dimensi kepemimpinan adalah ukuran sejauh mana
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka
mencapai tujuan dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu.
3. Merit System Principle
Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN di instansi pemerintah
merupakan sesuatu yang “urgent”, sebagai upaya untuk mewujudkan ASN
yang profesional, guna mendukung tercapainya tujuan reformasi birokrasi,
yaitu birokrasi yang efisien, efektif, dan melayani. Perubahan yang cepat
secara global harus diantisipasi oleh pemerintah dengan membangun human
capital di sektor pemerintahan agar Indonesia mampu bersaing di tingkat
global dan Indonesia dapat masuk dalam kelompok middle-upper countries.
Hasil pemetaan penerapan Manajemen ASN yang telah dilakukan KASN di
seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi menunjukkan bahwa
belum banyak instansi yang siap untuk menerapkan sistem merit. Berbagai
prasyarat masih perlu disiapkan, namun instansi dihadapkan pada
keterbatasan dana dan pengalaman dalam mengembangkan sistem merit.
Komitmen yang tinggi dari pimpinan instansi sangat diperlukan dalam
mewujudkan manajemen ASN yang berbasis merit.

4. Integritas

13
Integritas adalah persyaratan pertama dalam memilih pimpinan, baru
berikutnya menyusul syarat kapabilitas intelektual dan manajerial. Semakin
banyak tipe manusia dengan integritas yang tinggi akan menentukan maju
mundurnya suatu lembaga dan lebih luas lagi akan menentukan masa depan
suatu Negara. Jika demikian halnya, di antara begitu banyaknya pemimpin
Negara di kelembagaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang menunjukkan
seorang pemimpin yang berkarakter dan berintegritas tinggi sehingga mampu
menumbuhkankan trust di hati banyak warga bangsa Indonesia.  Kalau
mencari pemimpin yang berpendidikan tinggi, yang ahli atau pakar di
bidangnya tentunya kita tidak akan kesulitan menemukannya. Indonesia
berlimpah dengan sarjana. Magister, doctor, dan professor setiap tahun juga
semakin bertambah jumlahnya. Namun, siapa pemimpin yang betul-betul
berintegritas tentunya tidaklah sebanyak jumlah para pakar.
5 Prinsip Good Governance
Suatu pemerintahan yang baik ketika sistem pemerintahan tersebut dapat
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung
maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi bermaksud untuk menjamin agar
setiap kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi masyarakat
6 Prinsip Good Corporate Governance
Prinsip good corporate governance adalah bagaiman seorang pemimpin pada
suatu bidang usaha untuk mengatur, mengelola dan mengawasi hubungan
antara para pengelola perusahaan dengan stakeholders disuatu bidang usaha
untuk meningkatan pendapatan atau hasil untuk kemajuan usaha tersebut.
3.2 Saran
Setelah mengetahui dimensi kepemimpinan,integritas, merit system dan prinsip
good governance dan good corporate governance seorang dapat pemimpin lebih
mudah untuk mencapai suatu tujuan.

Daftar Pustaka.

14
1 Dwipayana, AAGN. Ari. 2003. Membangun Good Governance. Raja Grafindo
Pustaka, Jakarta Grana, Judistira K. 2009. Metode penelitian kualitatif. Edisi
ketiga. Bandung: Primaco Akademika Garna Foundation. Komite Anti Korupsi
(KoKAK), 2002, "Panduan Rakyat Memberantas Korupsi ; Cetakan Pertama,
Penerbit Komite Anti Korupsi (KoAk), Bandar Lampung.
2 Widodo, Joko, Good Governance; Telaah Dari Dimensi Akuntabilitas, Kontrol
Birokrasi Pada Era Desentralisasi Dan Otonomi Daerah, Surabaya: Insan
Cendekia, 2001.
3 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/2581

4 https://humassetda.bulelengkab.go.id/artikel/pengertian-prinsip-dan-
penerapan-good-governance-di-indonesia-99

5 https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-
gcg/

6 https://arsasi.wordpress.com/2013/04/12/definisi-good-corporate-
governance/

7 https://antikorupsi.org/id/news/sistem-merit-dalam-pemerintahan

8 https://definisimu.blogspot.com/2012/09/definisi-integritas.html

9 https://www.kanal.web.id/pengertian-integritas

10 https://media.neliti.com/media/publications/167005-ID-integritas-personal-
dan-kepemimpinan-eti.pdf

11 https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kepemimpinan-menurut-
para-ahli/

15

Anda mungkin juga menyukai