LP Dan LK SERVICITIS - Sucita Alifadindah - B2019001
LP Dan LK SERVICITIS - Sucita Alifadindah - B2019001
Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasa Manusia :
Kebersihan Diri Pada Pasien Cedera Medula Spinalis Di Desa Plosokerep
Oleh :
Sucita Alifadindah
(B2019001)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Serviks adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genetalia
internal, dalam hubungan ini seorang nulipara dalam keadaan normal kanalis servikalis
bebas kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sehingga lebih rentang
terjadinya infeksi oleh berbagai kuman-kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman
endogen itu sendiri. Jika seviks sudah infeksi maka akan mempermudah pula terjadinya
infeksi pada alat genetalia yang lebih tinggi lagi seperti uterus, tuba atau bahkan sampai
ke ovarium dan karena itu fungsi genetalia sebagai alat reproduksi bisa terganggu/bahkan
tidak bisa difungsikan. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
mengetahui bagian dari alat genetalia wanita, dan pada makalah ini penulis membahas
mengenai servisitis.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan servisitis.
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui definisi dan klasifikasi servisitis.
b. Dapat mengetahui etiologi servisitis.
c. Dapat menjelaskan tanda dan gejala servisitis.
d. Dapat menjelaskan patofisiologi servisitis.
e. Dapat menjelaskan penalalaksanaan servisitis.
f. Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan servisitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Servisitis adalah infeksi pada serviks uteri. Servisitis yang akut sering dijumpai
pada infeksi hubungan seksual sedangkan yang bersifat menahun dijumpai pada
sebagian besar wanita yang pernah melahirkan. Servisitis adalah infeksi pada mulut
rahim (Manuaba, 2009).
Servisitis (peradangan serviks) pada wanita sering sekali disertai gatal atau rasa
seperti terbakar sewaktu berkemih (Corwin, 2009).
Servisitis/ Endoservisitis adalah inflamasi mukosa dan kelenjar serviks yang
dapat terjadi ketika organisme mencapai akses ke kelenjar servikal setelah hubungan
seksual, aborsi, manipulasi intrauterin, atau persalinan (Smeltzer, 2008).
Servisitis adalah radang dari selaput lendir canalis servicalis (Bagian Obstetri
& Ginekologi, 1980).
2. KLASIFIKASI
a. Servisitis Akut
Servisitis akut dalam pengertian yang lazim ialah infeksi yang diawali di
endocerviks dan ditemukan pada gonorrhoe, dan pada infeksi post-abortum atau
post-partum yang disebabkan oleh Streptoccocus, Stafilococcus, dan lain-lain.
Dalam hal ini, serviks memerah dan bengkak dengan mengeluarkan cairan
mukopurulent. Akan tetapi, gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa
tampak di tengah gejala-gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut.
Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi cervicitis kronis.
Servisitis akut sering terjadi dan dicirikan dengan eritema, pembengkakan.
Endocerviks lebih sering terserang dibandingkan ektocerviks.
Servisitis akut biasanya merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual,
umumnya oleh Gonoccocus, Chlamydia trachomatis, Candida albicans,
Trichomonas vaginalis, dan Herpes simpleks. Agen yang ditularkan secara non-
seksual, seperti E. Coli dan Stafilococcus dapat pula diisolasi dari cerviks yang
meradang akut, tetapi perannya tidak jelas. Servisitis akut juga terjadi setelah
melahirkan dan pembedahan.
3
Secara klinis, terdapat secret vagina purulen dan rasa nyeri. Beratnya gejala
tidak terkait erat dengan derajat
peradangan.
b. Servisitis Kronik
Penyakit ini dijumpai pada wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka
kecil atau besar pada serviks karena partus abortus memudahkan masuknya
kuman-kuman ke dalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan
infeksi menahun. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
1) Serviks kelihatan normal; hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servisitis ini tidak menimbulkan
gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.
2) Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah
kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel portio
disekitarnya, secret yang ditularkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
3) Sobekan pada serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endosekviks lebih
kelihatan dari luar. Mukosa dalam keadaan demikian mudah kena infeksi dari
vagina. Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertrofis dan mengeras
; secret mukopurulen bertambah pendek. Pada proses penyembuhan, epitel
tatah dari bagian vaginal portio uteri dengan tanda-tanda metaplasia mendesak
epitel torak, tumbuh kedalam stroma dibawah epitel dan menutup saluran
kelenjar-kelenjar, sehingga terjadi kista kecil berisi cairan yang kadang-kadang
keruh. Limfosit, sel plasma, dan histiosit terdapat dalam jumlah sedang
didalam serviks semua wanita. Oleh karena itu, cervisitis kronis sulit
ditentukan secara patologis keberadaan kelainan serviks yang dapat dideteksi
seperti granularitas dan penebalan seiring dengan meningkatnya jumlah sel
radang kronis didalam specimen biopsy dianggap penting untuk memastikan
diagnosis servisitis kronis.
4
Servisitis kronis paling sering terlihat pada ostium eksternal dan canalis
endoserviks. Hal tersebut dapat terkait dengan stenosis fibrosa saluran kelenjar,
yang menyebabkan kista retensi (nabothian). Bila terdapat folikel limfoid pada
pemeriksaan mikroskopik, istilah servisitis folikular terkadang digunakan.
Secara klinis, servisitis kronis sering kali merupakan temuan kebetulan.
Namun, servisitis tersebut dapat menimbulkan secret vaginal, dan beberapa
kasus fibrosis yang terdapat pada canalis endoserviks dapat menyebabkan
stenosis, yang menimbulkan inferilitas. (Prawirahardjo, 2008)
3. ETIOLOGI
a. Menurut Ida Ayu Manuaba, 2010 :
Sering terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi
karena hubungan seksual.
b. Menurut Price, 2005 :
Disebabkan oleh kuman C. Trachomatis dan N. Gonorrhoeae, T. Vaginalis, C.
Albicans.
c. Menurut Bagian Obstetri & Ginekologi, 1980 :
1) Gonorroe : sediaan hapus dari fluor cerviks terutama purulen.
2) Sekunder terhadap kolpitis.
3) Tindakan intra dilatasi dll.
4) Alat-alat atau obat kontrasepsi.
5) Robekan serviks terutama yang
menyebabkan ectroption/ extropin
5. PATOFISIOLOGI
Peradangan terjadi pada serviks akibat kuman pathogen aerob dan anaerob,
peradangan ini terjadi Karena luka bekas persalinan yang tidak di rawat serta infeksi
karena hubungan seksual. Proses peradangan melibatkan epitel serviks dan stoma yang
mendasarinya. Inflamasi serviks ini bisa menjadi akut atau kronik (Manuaba, 2010).
6
Masuknya infeksi dapat terjadi melalui perlukaan yang menjadi pintu masuk
saluran genetalia, yang terjadi pada waktu persalinan atau tindakan medis yang
menimbulkan perlukaan, atau terjadi karena hubungan seksual (Manuaba, 2009).
Luka bekas persalinan tidak dirawat infeksi luka kerusakan jaringan kuman
aeron dan anaerob masuk ke serviks inflamasi serviks servistis
6. PHATWAY
Kerusakan jaringan
Kerusakan jaringan
Kesehatan menurun
Penurunan proteksi
terhadap bakteri
Penurunan aktivitas
seksual
Inflamasi serviks
Pasien sering
bertanya SERVISITIS
7
Kurang Merusak epitel serviks & stoma
informasi
Pelepasan histamin
Defisit
Pengetahuan Rasa gatal Gangguan rasa nyaman
Respons garukan
Ruam/lesi nyeri
7. KOMPLIKASI
a. Menurut Smeltzer, 2008 : Jika tidak diobati, infeksi tersebut dapat meluas ke
dalam uterus, tuba fallopi dan rongga pelvis. Jika wanita hamil terinfeksi, maka
dapat terjadi lahir mati, kematian neonatal, dan persalinan prematur.
b. Menurut Prawirahardjo, 2008: Infertilitas.
c. Menurut Supriyadi, 1994: pembentukan kista Nabothi.
8. PENATALAKSANAAN
a. Menurut Smeltzer, 2008 :
Pengobatan harus mencakup upaya preventif dan kuratif. Mencegah infeksi
gonorea dan klamidia dengan menggunakan kondom dan spermisida dan
menghindari hubungan seksual dengan pasangan non-monogami, atau seseorang
yang mempunyai rabas penis, mengurangi angka kejadian endoservisitis dan
penyakit hubungan seksual.
Pengobatan ditujukan untuk menghilangkan kedua organisme, biasanya dengan
amoksilin yang diikuti dengan terapi tetrasiklin. Jika klamidia saja yang diobati,
terapi biasanya mencakup tetrasiklin, doksisiklin, atau azitromisin.
8
b. Menurut Wiknjosastro, 2005:
Pengobatan yang baik ialah dengan jalan kauterisasi-radial dengan termokauter
atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi atau krioterapi terjadi nekrosis
jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti lambat
laun oleh jaringan sehat. Jika radang menahun mencapai endoserviks jauh ke
dalam kanalis servikalis, perlu dilakukan konisasi dengan mengangkat sebagian
besar mukosa endo serviks. Pada laserasi serviks yang agak luas perlu dilakukan
trakhelorafia. Dan apabila terjadi sobekan dan infeksi yang sangat luas perlu
dilakukan amputasi serviks. Akan tetapi pemendekan serviks dapat
mengakibatkan abortus. Jika terjadi kehamilan, sehingga pembedahan yang akhir
ini sebaiknya dilakukan pada wanita yang tidak ingin hamil lagi.
9. PENCEGAHAN
Menurut Reeder, 2011 :
a. Jagalah kebersihan pribadi (personal hygine)
b. Setelah BAK keringkan genetalia eksternal dan perineum secara menyeluruh.
Bersihkan dari arah depan ke belakang setelah berkemih dan defekasi.
c. Ganti pembalut setiap 1-4 jam setiap hari.
d. Kenali pasangan seksual (riwayat menderita PMS/ infeksi genetalia).
9
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Data Subjektif
a. Biodata
Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup
b. Identitas (Nama, umur, Agama, Alamat, pendidikan) : Penyakit servisitis ini
umumnya sering terjadi pada usia muda dan seseorang yang aktif dalam
berhubungan seksual (Smeltzer, 2008).
c. Keluhan utama
Perempuan dengan servisitis pergi berobat dengan keluhan gatal yang disebabkan
oleh infeksi C. albicans (Price, 2005). Keputihan banyak, kental dan berbau,
perdarahan, serviks kemerahan, nyeri kencing, sakit pinggang.
d. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau.
Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya
keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit
dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga. Apakah pasien sedang
hamil, atau dalam masa menopause.
e. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah dan keluarga, apakah pasien pernah
mengalami hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah
menderita penyakit infeksi. Serta tanyakan gaya hidup seperti merokok, alkohol,
10
gizi buruk, stres, keletihan serta penggunaan obat-obatan, kateterisasi yang sering
dan adanya cedera lahir pada vagina dapat menyebabkan servisitis
f. Riwayat Obstetri
Tanyakan dan periksa apakah pasien sedang hamil.
g. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini
atau penyakit menular lain.
h. Riwayat KB
Tanyakan apakah pasien pernah menggunakan KB AKDR seperti IUD
(Prawirahardjo, 2008).
i. Riwayat psikososial
Biasanya pasien servisitis ini akan merasa cemas akan keadaan dirinya dan
keadaan kesehatannya. Dan Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang
pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana pengetahuan keluarga tentang
penyakit radang serviks. Oleh karenanya perlu dukungan dari keluarga.
j. Data Sosial Ekonomi
Servisitis menyerang wanita dari kalangan sosial ekonomi manapun.
A. Analisa Data
NO TANGGAL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
11
DO
- tampak keputihan yg kerusakan
banyak berwarna putih jaringan
kekuningan dan berbau.
- Pada portio tampak kuman aerob
adanya erosi dan anaerob
- Tampak kemerahan pada masuk ke
serviks serviks
- TTV :
- Tekanan Darah 120/70 inflamasi
mmHg, serviks
- Nadi 84 x/menit,
- Suhu 38,5’ C, servistis
Frekuensi Pernafasan 18
x/menit,
12
2 Sabtu, 5 DS Servitis Gangguan
June 2021 - Pasien mengeluh gatal rasa nyaman
berbau Pelepasan
- tampak keputihan yg
banyak berwarna putih
kekuningan dan berbau.
- Pada portio tampak
adanya erosi
- TTV :
- Tekanan Darah 120/70
mmHg,
- Nadi 84 x/menit,
- Suhu 38,5’ C,
- Frekuensi Pernafasan 18
x/menit,
2 Sabtu, 5 DS Servistis Defisit
June 2021 - Pasien mengatakan masih pengetahuan
bingung dengan penyakit pasien sering
yang dialaminya bertanya
DO
- Pasien tampak bingung kurang informasi
dan terus bertanya
tentang penyakitnya
B. Diagnosa keperawatan
13
Risiko infeksi berhubungan dengan luka bekas persalinan
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gatal pada area kewanitaan
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
C. Rencana keperawatan
NO Tanggal Diagnose Tujuan Intervensi Rasional Nama
dan
kriteria
hasil
1 Sabtu, 5 - Risiko Setelah - Kaji - Menentu Sucita
Juni infeksi dilakukan terhadap/ge kan
jala infeksi
2021 berhubung tindakan intervens
(mis.,
an dengan keperawata peningkata i
luka bekas n selama n suhu, selanjutn
nadi,
persalinan 3x24 jam ya
jumlah sel
diharapkan darah putih, - Peningk
gangguan bau atan
rasa - Pantau tanda
nyaman suhu, nadi, vital
pernapasan.
pasien Perhatikan menyert
teratasi adanya ai
dengan menggigil/ infeksi,
laporkan
kriteria perubaha
anoreksia/
hasil : malaise n gejala
Rasa gatal - Pertahanka menunjk
hilang n kebijakan kan
mencuci
Keputihan perubaha
tangan
sudah tidak dengan n
berbau dan baik. kondisi
bewarna - Demonstras pasien.
kekuning ikan - Menurun
/anjurkan
kuningan kan
pembersiha
n area risiko
14
genetalia kontami
yag benar nasi
setelah
silang.
berkemih
dan - Pembers
defekasi, ihan
dan sering
melepas
mengganti
pembalut kan
(bila kontami
menstruasi)
nan
.
Kolaborasi urinarius
kan /fekal.
pemberian Penggan
obat
antibiotik tian
pembalu
t
menghil
angkan
media
lembab
yang
mengunt
ungkan
pertumb
uhan
bakteri.
- Memini
malkan
pertumb
uhan
cepat
kuman/
antigen.
2 Sabtu, 5 Gangguan gangguan - Identifikasi .
15
Juni rasa rasa sumber, -
2021 nyaman nyaman lokasi, dan Menentukan
tingkat
berhubung pasien bagian dari
ketidaknya
an dengan teratasi manan tindakan
gatal pada dengan (Observasi dan
intensitas
area kriteria intervensi.
gatal dan
kewanitaa hasil : perluasan -
n Rasa gatal kulit). Merileksaka
hilang - Jaga n daeraah
kebersihan
Keputihan yang
kulit dan
sudah tidak gunakan air terganggu
berbau dan hangat -
bewarna untuk Membantu
mandi
kekuning mencegah
- Anjurkan
kuningan statis;
peningkata
serviks n cairan kehangatan
kembali dan merilekskan
berkemih
normal, perinium
dengan
mengurangi menggunak dan meatus
menggaruk an rendam urinarius
alat duduk untuk
hangat
genitalia, memudahka
- Berikan
tidak n berkemih.
informasi
terlihat tentang -
gelisah. tindakan Supaya lebh
higiene
kering dan
seperti
sering mencegah
mandi, dan kerusakan
Sering
kulit
mengganti
pakaian -
dalam. Membantu
- Kolaborasi menjaga
pemberian area genital
16
obat anti tetap kering
histamin. atau bersih;
Dan
meminimalk
an
pertumbuha
n organisme
secara cepat.
-
Mengatasi
rasa gatal
dan
merupakan
obat yang
efektif untuk
menghasilka
n tidur yang
nyenyak
3 Sabtu, 5 Defisit Tujuan : Kaji Membantu
Juni pengetahu setelah pengetahuan dalam
2021 an dilakukan pasien dan kebutuhan-
berhubuun tindakan pemahaman kebutuhan
gan keperawata tentang proses khusus dan
dengan n pasien penyakit. mengklarifi
kurangnya mengerti/ Berikan kasi
informasi memahami informasi dan informasi
perbaikan sebelumnya
kesalahan -
konsep pemberian
kebutuhan. informasi
- dapat
Berikan membantu
informasi pasien
17
tentang tanda memahami
dan gejala hal-hal
yang yang tidak
mengindikasik diketahui
an kondisi -
yang semakin Memberika
buruk dan n informasi
intruksikan untuk
kapan klien membantu
memberi tahu klien
perawat. membuat
- keputusan
Diskusikan relatif
bentuk terhadap
transmisi perubahan
infeksi khusus, gaya hidup
bila atau
dibutuhkan. perilaku.
19
mengindikasikan kondisi yang
semakin buruk dan intruksikan
kapan klien memberi tahu
perawat.
15.00 WIB - Screening perlu ditingkat untuk
menghindari faktor pencetus.
D. Evaluasi
No Tanggal Diagnosa Evaluasi Nama
1 Sabtu, 5 Risiko
Juni 2021 infeksi S:
09.00 WIB berhubungan - pasien mengatakan sudah tidak
dengan luka merasakan nyeri pada abdomen
bekas bagian bawah
persalinan - pasien mengatakan sudah tidak
O:
- sudah tidak ada erosi pada portio
- tidak tampak eritermia dan edema
- TTV :
- Tekanan Darah 120/70 mmHg, sucita
- Nadi 84 x/menit,
- Suhu 36,5’ C,
- Frekuensi Pernafasan 18 x/menit,
A:
- masalah teratsai
P:
- ntervensi dihentikan
21
- Intervensi dihentikan
22