Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DAN APLIKASI INTEGRATIVE MODEL


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga yang
diampu oleh :
Dewi Dolifah, M.Kep., Ners.

Delli Yuliana, M.Kep., Ners.

Disusun Kelompok 6
Tingkat 3B
Winia Tri Hasanah (1902458)
Nina Widiyani (1902470)
Fuji Fauziah Hidayat (1902500)
Nunuy Shaumul Fitria (1902438)
Merri Septiyani (1902452)
Syarah Annisa Hidayat (1902457)
Ayu Lestari (1902478)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Konsep dan Aplikasi
Integrative Model ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Ibu Dewi Dolifah, M.Kep., Ners. pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Motivasi
Dalam Praktek Keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih Ibu Dewi Dolifah, M.Kep., Ners. selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Keluarga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sumedang, 4 September 2021

Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

2.1 Konsep Teori Integrative Model ..................................................................... 2


A. Perawatan Secara Holistik ........................................................................ 2
B. Model Dua Dimensi .................................................................................. 3
C. Model Asuhan Keperawatan ..................................................................... 3
D. Fokus Keperawatan .................................................................................. 4
E. Promosi Kesehatan ................................................................................... 4
2.2 Aplikasi Teori Integratif Model Terhadap Keperawatan Komunitas .............. 5
A. Pendekatan Ekologis Untuk Promosi Kesehatan Masyarakat................... 5
B. Perspektif Ekologis Tentang Kesehatan Penduduk .................................. 7
C. Penentu Sosial Kesehatan ......................................................................... 8
D. Model Integratif Untuk Promosi Kesehatan Masyarakat .......................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 11


3.2 Saran ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi keperawatan ditantang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan


kualitas perawat dan mengidentifikasi model perawat yang konsisten untuk meningkatkan
kesehatan dan kualitas hidup pasien. Pengetahuan mengenai keperawatan tentang sifat
kesehatan dan pengalaman masyarakat sehat sakit menjadikan profesi keperawatan
memiliki posisi yang baik untuk mengembangkan dan menerapkan teori dan model
perawat yang dapat memenuhi kualitas dan keselamatan masyarakat.
Tujuan utama dari teori keperawatan adalah untuk memperbaiki dan sebagai
panduan dalam melaksanakan praktik keperawatan untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat (Nies and McEwen, 2014).
Sebuah Model Integrative untuk promosi kesehatan masyarakat Laffrey dan Kulbok
(1999) mengembangkan model promosi kesehatan masyarakat untuk membimbing
perawat dan perawatan kesehatan. Model ini dibangun di atas perspektif kesehatan dan
penyakit pelengkap. Sudut pandang kesehatan berfokus pada meningkatan kesehatan
sebagai kualitas hidup yang dinamis dan positif, serta mencakup peningkatan
kesejahteraan fisik, mental, emosi, fungsional, rohani dan social.
Model ini mencerminkan kepercayaan dan nilai-nilai dasar dari praktik perawatan
dan perawat kesehatan holistik. Model ini juga menggambarkan kontinitas dan perluasan
sistem klien dan fokus perawatan mencakup promosi kesehatan, pencegahan penyakit
(penyakit atau cacat), dan perawatan penyakit.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah, yaitu :
1. Untuk Mengetahui Teori Model Konsep Integrative Model
2. Untuk Mengetahui Aplikasi Teori Model Integrative Model Terhadap Keperawatan
Komunitas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP TEORI INTEGRATIVE MODEL


Teori Integrasi dalam keperawatan merupakan kerangka acuan konseptual yang
mengarahkan perawatan kesehatan masyarakat secara terintegrasi. (Laffrey & Kulbok,
1999)
Pelayanan kesehatan terintegrasi didefinisikan sebagai pendekatan untuk
memperkuat sistem kesehatan yang berpusat pada masyarakat melalui promosi
kesehatan yang komprehensif dan diransang sesuai dengan kebutuhan multidimensi dari
populasi dan individu yang disampaikan oleh tim multidisiplin secara terkoordinasi dari
penyedia layanan yang bekerja di seluruh rangkaian dan tingkat perawatan. (Flexhaug
2012; WHO, 2016)

A. Perawatan Secara Holistik

Sebuah model integratif untuk promosi kesehatan masyarakat Laffrey dan


Kulbock (1999) mengembangkan model promosi kesehatan masyarakat untuk
membimbing perawatan dan perawatan kesehatan.

Model ini memiliki 3 kegunaan, yaitu :

a. Pertama, model ini membantu para perawat untuk melihat kelanjutan perawatan di
berbagai tingkat.
b. Kedua, model ini membantu para perawat menjelaskan bidang keahlian mereka
sendiri dalam sistem perawatan kesehatan yang kompleks.
c. Ketiga, model ini menjadi dasar untuk kolaborasi dan kemitraan antara perawat,
penyedia layanan kesehatan lainnya, dan penduduk. Setiap kolaborator ini
membawa keahlian dalam sistem klien. Asumsi-asumsi penting yang melandasi
model ini mencakup kebutuhan untuk integrasi perawatan kesehatan dalam sistem
perawatan kesehatan yang kompleks; sifat tak terpisahkan dari individu, keluarga,
kelompok unsur kehidupan, dan sistem masyarakat. Dan memaksimalkan potensi
kesehatan melalui intervensi promosi kesehatan. Selain itu, model tersebut
dibangun di atas perspektif kesehatan dan penyakit pelengkap yang diuraikan
sebelumnya.

2
Sudut pandang kesehatan berfokus pada peningkatan kesehatan sebagai kualitas
hidup yang dinamis dan positif serta mencakup peningkatan kesejahteraan fisik, mental,
emosi, fungsional, rohani dan sosial. Perspektif penyakit mencakup perawatan dan
pencegahan penyakit (Penyakit dan Kelumpuhan) serta berfokus pada mengurangi
resiko dan ancaman terhadap kesehatan. Meskipun beberapa strategi klinis mungkin
sama dalam dua perspektif, tujuan utama mereka secara fundamental berbeda.

B. Model Dua Dimensi


Model integratif (Laffrey dan kulbok, 1999) mencakup dua dimensi utama:
1. Sistem klien adalah multi dimensi dengan perawat dan perawatan kesehatan
menargetkan beberapa tingkat klien. Tingkat paling sederhana dari sistem klien
adalah target yang paling jelas, individu.
2. Fokus Keperawatan adalah ketika individu adalah klien, lingkungan mencakup
keluarga, kelompok masyarakat yang lebih luas, dan masyarakat dimana individu
merupakan bagian darinya. Para perawat dan penyedia layanan kesehatan prihatin
bagaimana dengan lingkungan ini mempengaruhi individu serta kesehatan nya.

C. Model Asuhan Keperawatan


Model asuhan keperawatan untuk fokus pada individu, keluarga, agregat, dan
komunitas. Setiap tingkat keberhasilan sistem klien lebih rumit, karena klien juga dapat
menjadi keluarga, suatu kelompok atau masyarakat. Kelompok unsur kehidupan dan
masyarakat membentuk lingkungan bagi keluarga, dan masyarakat adalah lingkungan
untuk kelompok unsur kehidupan. Contoh dari berbagai jenis penelitian dan intervensi
yang sesuai pada tingkat klien, adalah penting mengingat bahwa perawatan yang
berorientasi pada masyarakat adalah holistik di alam dan bahwa masyarakat
memusatkan perhatian pada beberapa tingkat klien dan berbagai tingkat perawatan
dalam sistem total. Model integritas promosi kesehatan masyarakat konsisten dengan
pendekatan ekologis yang diuraikan sebelumnya, yang membahas SDOH melalui
jaringan sosial, organisasi, lingkungan, dan masyarakat (Navarro et al, 2007).
a. Karakteristik Individu yaitu keputusan remaja untuk tidak merokok dikaitkan
dengan atribut individu mereka (misalnya, citra diri positif).
b. Karakteristik Keluarga (misalnya, keterhubungan orang tua dan anak).
c. Karakteristik Agregat (misalnya, pengaruh teman sebaya).

3
d. Karakteristik Komunitas (misalnya, tinggal di wilayah hasil tembakau).
(Kulbock et al 2008)
Akibatnya, intervensi untuk memulai atau mempertahankan perilaku sehat memiliki
potensi sukses yang lebih besar jika diarahkan secara sistematis ke berbagai target
individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat, yaitu mereka menggunakan
pendekatan ekologis untuk promosi kesehatan komunitas.

D. Fokus Perawatan
Fokus perhatian dalam model integratif mencakup promosi kesehatan,
pencegahan penyakit (penyakit atau cacat), dan perawatan penyakit. Setiap fokus cocok
untuk beberapa aspek perawatan dan perawatan kesehatan. Lebih penting lagi diingat
bahwa tujuan perawatan kesehatan adalah masyarakat yang lebih sehat, yang dicapai
melalui intervensi promosi kesehatan. Tidak peduli dimana perawatan dimulai, itu
akhirnya mengarah pada promosi kesehatan masyarakat.
Hal ini melandaskan perlunya perawat dan penyedia jasa perawatan kesehatan
untuk memiliki pemahaman yang baik tentang persyaratan perawatan di semua tingkat
klien. Individu, keluarga, kelompok agregat, dan masyarakat masing-masing memiliki
karakteristik, kekuatan, dan kebutuhan kesehatan yang unik dan yang berbeda dengan
yang ada di tingkat lainnya.

E. Promosi Kesehatan
Fokus utama dari model utama dari model yang mengindikasikan bahwa semua
ntervensi ditujukan untuk mengoptimalkan kesehatan. Model promosi kesehatan
masyarakat integritas mencerminkan kepercayaan dan nilai-nilai dasar dari praktek
perawatan dan perawatan kesehatan holistik. Model ini menggambarkan kontinuitas dari
perluasan sistem klien dan fokus perawatan. Promosi kesehatan adalah sumbu pusat
atau inti dari model. Pada fokusnya yang sempit, orang-orang menerima perawatan
penyakit. Menurut model tersebut, pada tingkat perawatan yang paling luas, para
perawat bekerja sama dengan para pemimpin masyarakat, penduduk komunitas lainnya,
dan para profesional di bidang kesehatan untuk merencanakan program-program guna
tingkat klien dari individu ke masyarakat, adalah untuk mengidentifikasi potensi
kesehatan dan mencapai kesehatan maksimal.
Untuk mencapai tujuan-tujuan ini sangatlah penting untuk memiliki kemitraan
aktif antara perawat, penyedia jasa kesehatan, dan sistem klien. Dengan memfasilitasi

4
kemitraan aktif dengan sistem klien. Fokus perawatan adalah promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, atau perawatan penyakit. Perawat melibatkan klien dalam setiap
langkah proses mengelola perawatan dari penilaian kebutuhan kesehatan dan sumber
daya mereka untuk melaksanakan dan mengevaluasi hasil.

2.2 APLIKASI TEORI INTEGRATIVE MODEL TERHADAP KEPERAWATAN


KOMUNITAS

Dengan Aplikasi pendekatan ekologis untuk promosi kesehatan masyarakat,


yang mengintegrasikan intervensi multilevel untuk mempromosikan kesehatan
masyarakat. Model integratif promosi kesehatan masyarakat (Laffrey dan Kulbok,
1999) dapat membantu perawat merencanakan perawatan untuk klien termasuk
komunitas dan populasi. Model tersebut mensintesis pengetahuan dari kesehatan
masyarakat, keperawatan, dan ilmu sosial. Dalam aplikasi ini mendefinisikan beberapa
konsep dasar vang menyangkut perawat dan mitra perawatan kesehatan interprofesional
mereka, kami menjelaskan dasar-dasar sejarah dari konsep ini, termasuk definisi
kesehatan dan promosi kesehatan untuk komunitas dan populasi termasuk SDOH.
Konsep pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit dan komunitas juga dibahas.
Konsep ini dan keterkaitannya menentukan arah dan metode praktik keperawatan
dengan komunitas dan populasi. Dalam hal ini menjelaskan studi yang menggambarkan
penelitian partisipatif berbasis komunitas (CBPR) dan intervensi multilevel. Penerapan
model integratif dari promosi kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa cara perawat
memandang konsep-konsep ini penting dalam pendekatan mereka terhadap praktik.

A. Pendekatan Ekologis Untuk Promosi Kesehatan Masyarakat


Perawat telah lama menyadari pentingnya penekanan pada kesehatan dan
promosi kesehatan dalam perawatan kesehatan. Dalam praktik keperawatan kesehatan
masyarakat (PHN), terlihat jelas bahwa banyak faktor selain penyakit yang
mempengaruhi kesehatan individu, masyarakat, dan populasi. Model biomedis, di mana
kesehatan didefinisikan sebagai tidak adanya penyakit, tidak menjelaskan mengapa
beberapa populasi yang terpapar stres yang menyebabkan penyakit tetap sehat,
sedangkan yang lain, yang tampaknya berada dalam situasi yang meningkatkan
kesehatan, menjadi sakit. Melihat klien dari perspektif model biomedis saja membuat
sulit untuk mengidentifikasi potensi kesehatan selain tidak adanya penyakit. Misalnya,
sebagian besar populasi berisiko seperti lansia yang lemah memiliki setidaknya satu

5
penyakit kronis yang di diagnosis, dengan membatasi definisi potensi kesehatan pada
tidak adanya penyakit, perawat tidak akan pernah menganggap populasi ini sehat.
Mendefinisikan kesehatan sebagai tidak adanya penyakit adalah definisi yang
pesimistis. Tindakan keperawatan dapat membantu lansia dan orang sakit kronis
menjadi lebih sehat jika definisi kesehatan yang lebih luas digunakan. Perawat dapat
membantu klien dalam mengidentifikasi potensi kesehatan mereka dan dalam tindakan
perencanaan yang meningkatkan kesehatan mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada cara yang lebih baik untuk
mempromosikan kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup individu selain melalui
kebiasaan dasar yang sehat seperti berolahraga secara teratur, menjaga pola makan yang
seimbang dan sehat, mengembangkan pandangan yang positif dan optimis, dan
menahan diri dari merokok (Chowdhury, 2010).
Mengarahkan perawatan kesehatan untuk membantu komunitas dan populasi
mengidentifikasi potensi kesehatan mereka, dan menyediakan perawatan dan sumber
daya yang menggerakkan komunitas dan populasi menuju potensi kesehatan mereka,
adalah tujuan penting, Tindakan ini dapat meningkatkan kesehatan populasi secara
keseluruhan dan dengan demikian mengurangi beban penyakit pada populasi rentan di
pinggiran perawatan kesehatan.
Laffrey, Loveland-Cherry, dan Winkler (1986) menjelaskan dua perspektif dari
mana konsep kunci ilmu keperawatan (misalnya, orang, kesehatan, lingkungan) dan
keperawatan dapat dilihat. Perspektif berorientasi penyakit memandang kesehatan
secara obyektif dan mendefinisikannya sebagai tidak adanya penyakit. Perspektif ini
mengasumsikan bahwa manusia terdiri dari sistem organ dan sel perawatan kesehatan
berfokus pada mengidentifikasi apa yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya dengan
sistem yang diberikan dan memperbaikinya. Dalam konteks ini, bagaimana klien
mematuhi rekomendasi tenaga kesehatan menjadi dasar perilaku kesehatan. Perspektif
kedua mendefinisikan kesehatan secara subjektif sebagai sebuah proses. Manusia itu
kompleks dan saling berhubungan dengan lingkungan. Mereka berbeda dari dan lebih
besar dari jumlah bagiannya. Perilaku kesehatan dalam perspektif berorientasi kesehatan
melibatkan pandangan holistik tentang gaya hidup dan interaksi dengan lingkungan dan
tidak hanya sesuai dengan rejimen yang ditentukan. Kedua perspektif tersebut
mendukung tujuan dan proses keperawatan yang berfokus pada populasi.
Pendekatan berorientasi penyakit mengarahkan keperawatan ke arah
pencegahan penyakit, penilaian risiko, pengurangan risiko, pengobatan yang tepat, dan

6
manajemen penyakit, sedangkan pendekatan berorientasi kesehatan mengarahkan
praktik keperawatan ke arah promosi tingkat kesehatan positif yang lebih tinggi.
Mendefinisikan kesehatan secara luas sebagai proses kehidupan, dengan
mempertimbangkan interaksi timbal balik dan simultan antara manusia dan
lingkungannya, memandang penyakit sebagai manifestasi potensial dari interaksi itu.
Karena kesehatan positif tidak mengecualikan bagian mana pun dari proses kehidupan
(itu termasuk pencegahan penyakit dan perawatan penyakit) itu melampaui perspektif
penyakit untuk memasukkan kesehatan positif dan holistik (Laffrey dan Kulbok, 1999).

B. Perspektif Ekologis Tentang Kesehatan Penduduk


Karena individu pada akhirnya membuat keputusan untuk terlibat dalam
perilaku sehat atau berisiko, upaya perbaikan gaya hidup biasanya berfokus pada
individu sebagai target perawatan. Mengikuti model kepercayaan kesehatan
(Rosenstock, 1974), individu umumnya berkonsentrasi pada penghargaan atau ancaman
pribadi langsung ketika memutuskan apakah akan terlibat dalam perilaku tertentu dalam
konteks ini, mereka dapat meyakinkan diri sendiri bahwa risiko pribadi langsung
mereka dari perilaku tertentu seperti merokok rendah, atau bahwa imbalan langsung
lebih besar daripada risikonya. Namun, dari perspektif kesehatan masyarakat, merokok
di Amerika Serikat telah mengakibatkan lebih dari 443.000 kematian setiap tahun
selama tahun 2000 hingga 2004, dan kerugian ekonomi yang berhubungan dengan
kesehatan tahunan adalah sekitar 5.1 juta tahun dari potensi hilangnya nyawa dan $ 96,8
miliar hilangnya produktivitas (CDC, 2008). Oleh karena itu, jelas bahwa perilaku
kesehatan melampaui tingkat individu atau intrapersonal dan interpersonal, memiliki
banyak determinan baik internal maupun eksternal individu dan komunitas, serta
determinan di dalam masyarakat.
Misalnya, keputusan remaja untuk tidak merokok dikaitkan dengan atribut
individu mereka (misalnya, citra diri positif), karakteristik keluarga (misalnya,
keterhubungan orang tua dan anak), karakteristik agregat (misalnya, pengaruh teman
sebaya), dan faktor komunitas (misalnya, tinggal di wilayah penghasil tembakau)
(Kulbok, 2008). Akibatnya, intervensi untuk memulai atau mempertahankan perilaku
sehat memiliki potensi sukses yang lebih besar jika diarahkan secara sistematis ke
berbagai target individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat yaitu, ketika
mereka menggunakan pendekatan ekologis untuk promosi kesehatan komunitas.

7
C. Penentu Sosial Kesehatan
Tren saat ini dalam kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan menekankan
perspektif ekologi dengan interaksi antara individu dan lingkungan. Pendekatan ekologi
juga membahas SDOH (McQueen, 2009) melalui jaringan sosial, organisasi,
lingkungan, dan komunitas (Navarro, Voetsch, dan Liburd, 2007).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), SDOH "adalah kondisi di mana
seseorang dilahirkan, tumbuh, hidup, bekerja dan berusia, termasuk kesehatannya.
Keadaan ini pada gilirannya dibentuk oleh serangkaian kekuatan yang lebih luas,
ekonomi, kebijakan sosial, dan politik.
WHO adalah kontributor penting untuk menentukan dan mengembangkan
strategi untuk menangani SDOH. Mereka menguraikan sepuluh komponen SDOH.
(Kotak 17-1 mencantumkan 10 komponen.)
Ada peningkatan kesadaran bahwa untuk mencapai hasil yang bertahan lama
dalam kesehatan populasi penilaian dan intervensi harus diarahkan ke berbagai tingkat
sistem klien seperti yang diuraikan dalam SDOH. Sebagai contoh, analisis multilevel
gejala depresi dalam sampel nasional dari 18.473 remaja di Amerika Serikat (Wight,
2005) menunjukkan bahwa karakteristik individu, keluarga, agregat, dan komunitas
menyumbang perbedaan yang signifikan dalam depresi remaja. The American Academy
of Pediatrics (2005) mengeluarkan pernyataan mendesak dokter anak untuk
meningkatkan kemitraan mereka dengan masyarakat dalam mengembangkan program-
program untuk meningkatkan kesehatan anak.

D. Model Integratif Untuk Promosi Kesehatan Masyarakat


Laffrey dan Kulbok (1999) mengembangkan model untuk promosi kesehatan
komunitas untuk memandu perawatan dan perawatan kesehatan. Maksud asli dari model
itu tiga kali lipat. Pertama, model membantu perawat untuk melihat kesinambungan
perawatan di berbagai tingkatan. Kedua, membantu perawat menjelaskan bidang
keahlian mereka sendiri dalam sistem perawatan kesehatan yang kompleks. Ketiga,
model tersebut memberikan dasar untuk kolaborasi dan kemitraan di antara perawat,
penyedia layanan kesehatan lain, dan populasi. Masing-masing kolaborator ini
membawa keahliannya ke sistem klien. Asumsi penting vang mendasari model tersebut
mencakup kebutuhan integrasi perawatan dalam sistem perawatan kesehatan yang
kompleks: sifat tak terpisahkan dari individu, keluarga, kelompok agregasi, dan sistem

8
komunitas; dan memaksimalkan potensi kesehatan melalui intervensi promosi
kesehatan.
Tambahan model ini dibangun di atas perspektif kesehatan dan penyakit yang
saling melengkapi yang dijelaskan sebelumnya. Perspektif kesehatan berfokus pada
peningkatan kesehatan sebagai kualitas hidup yang dinamis dan positif dan mencakup
peningkatan kesejahteraan fisik, mental, emosional, fungsional, spiritual, dan sosial.
Perspektif penyakit mencakup perawatan dan pencegahan penyakit (penyakit dan
kecacatan) dan berfokus pada pengurangan risiko dan ancaman terhadap kesehatan.
Meskipun beberapa strategi klinis mungkin serupa dalam dua perspektif, tujuan akhir
mereka berbeda secara fundamental. Perbedaan dalam kedua perspektif ini terlihat pada
tujuan khusus keperawatan dan perawatan kesehatan, seperti yang diterapkan pada
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, atau perawatan penyakit.
Model integratif (Laffrey dan Kulbok, 1999) mencakup dua dimensi utama:
sistem klien dan fokus perawatan. Sistem klien multidimensi dengan keperawatan dan
perawatan kesehatan yang menargetkan berbagai tingkatan klien. Tingkat paling
sederhana dari sistem klien adalah targetnya yang paling dibatasi, individu. Ketika
individu adalah klien, lingkungan mencakup keluarga, kelompok agregasi yang lebih
luas, dan komunitas di mana individu tersebut menjadi bagiannya. Perawat dan
penyedia perawatan kesehatan prihatin dengan bagaimana lingkungan ini
mempengaruhi individu serta kesehatannya.
Setiap tingkat sistem klien yang berhasil lebih kompleks, karena klien juga bisa
berupa keluarga, agregat atau komunitas. Kelompok agregasi dan komunitas
membentuk lingkungan untuk keluarga, dan komunitas adalah lingkungan untuk
kelompok agregasi. Contoh berbagai jenis asesmen dan intervensi yang sesuai di setiap
tingkat klien dalam sistem akan dibahas nanti dalam bab ini. Penting untuk diingat
bahwa perawatan berorientasi komunitas bersifat holistik dan berfokus pada populasi
karena menangani berbagai tingkat klien dan berbagai tingkat perawatan dalam sistem
total. Model integratif dari promosi kesehatan masyarakat konsisten dengan pendekatan
ekologi yang dijelaskan sebelumnya yang membahas SDOH melalui jejaring sosial,
organisasi, lingkungan, dan komunitas (Navarro et al, 2007).
Fokus perawatan dalam model integratif meliputi promosi kesehatan,
pencegahan penyakit (penyakit atau kecacatan), dan perawatan penyakit. Setiap fokus
sesuai untuk beberapa aspek keperawatan dan perawatan kesehatan. Lebih penting lagi
untuk diingat bahwa tujuan pelayanan kesehatan adalah masyarakat yang lebih sehat,

9
dicapai melalui intervensi promosi kesehatan. Tidak peduli di mana perawatan dimulai,
itu pada akhirnya mengarah pada promosi kesehatan komunitas. Ini menggaris bawahi
perlunya perawat dan penyedia layanan kesehatan untuk memiliki pemahaman yang
baik tentang persyaratan perawatan di semua tingkat klien. Individu, keluarga,
kelompok agregasi, dan komunitas masing-masing memiliki karakteristik, kekuatan,
dan kebutuhan kesehatan yang unik dan berbeda dengan yang ada di tingkatan lainnya.
Model promosi kesehatan masyarakat integratif mencerminkan keyakinan
dasar dan nilai-nilai keperawatan holistik dan praktik perawatan kesehatan. Model
tersebut menggambarkan kontinuitas dan perluasan sistem klien dan fokus perawatan.
Promosi kesehatan adalah poros pusat, atau inti, model. Pada fokus tersempitnya,
individu menerima perawatan penyakit. Menurut model tersebut, pada tingkat
perawatan yang paling luas, perawat bekerja dengan tokoh masyarakat, warga
masyarakat lainnya, dan tenaga kesehatan untuk merencanakan program yang
mempromosikan kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan masyarakatnya. Tujuan
tindakan keperawatan dan perawatan kesehatan dalam model integratif, pada setiap
tingkat klien dari individu hingga masyarakat, adalah untuk mengidentifikasi potensi
kesehatan dan mencapai kesehatan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan ini, penting
untuk memiliki kemitraan aktif antara perawat, penyedia layanan kesehatan, dan sistem
klien.
Dengan memfasilitasi kemitraan aktif dengan sistem klien, baik fokus
perawatannya adalah promosi kesehatan, pencegahan penyakit, atau perawatan
penyakit, perawat melibatkan klien dalam setiap langkah proses pengelolaan asuhan
mulai dari penilaian kebutuhan kesehatan dan sumber daya hingga implementasi dan
evaluasi hasil.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan
ilmu keperawatan, ilmu sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada
tindakan promotif dan pencegahan penyakit pada yang sehat. Aplikasi dan model dari
integrative model diatas disimpulkan keperawatan komunitas interaksi yang saling
menguntungkan antara manusia dan lingkungan berdampak pada perencanaan asuhan
keperawatan untuk klien baik langsung maupun tidak langsung, dengan
mengintervensi satu atau lebih aspek lingkungan. Adapun upaya pelayanan
keperawatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kesehatan dan cara
mempertahankan perilaku adaptif.
3.2 Saran
Diharapkan dapat meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalah hal masalah kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pakpahan, M., Hutapea, A. D., Siregar, D., Frisca, S., Sitanggang, Y. F., indah Manurung, E,
& Hardika, B. D. (2020). Keperawatan Komunitas. Yayasan Kita Menulis.

Laffrey, S.C., & Kulbok, P.A. (1999). Integrative model for holistic community health
nursing. Journal of Holistic Nursing.

Flexhaug, M., Noyes, S., Philips, R. (2012). Integrative models of primary care and mental
health & substanse use care in the community. Brithis Colombia.

World Health Organization. (2016). Integrasi models: an overview. UN City: WHO Regional
Office for Europa.

Rippke, M., Briske, L., Keller, L.O., & Strohschein, S (2001). Public Health: Interventions,
applications for public helath, nursing practice. Minnesota Departement of Health
Devision of Community Health Services, Public Health Nursing Section.

12

Anda mungkin juga menyukai