Makalah Tayamum 6
Makalah Tayamum 6
Nama Kelompok 6 :
3. Megawati (SR172110037)
S1 REGULAR KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2017/2018
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata
kuliah BTQ dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai, apa sebenarnya yang dimaksud dengan tayammum dan
bahkan sampai dengan tata cara bertayammum itu sendiri.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Tayammum 3
B. Dalil Pensyariatannya 3
C. Kekhususan Tayammum bagi Umat Islam 3
D. Syarat-syarat Tayammum 4
E. Sunnah Tayammum 4
F. Rukun Tayammum 4
G. Batasan tayammum 6
H. Hal-hal yang membatalkan tayammum 6
I. Cara Bertayammum 7
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian tayammum
2. Dalil pensyariatannya
3. Kekhususan tayammum bagi ummat Islam
4. Syarat-syarat tayammum
5. Sunah tayammum
6. Rukun Tayammum
1
7. Batasan penggunaan tayammum
8. Hal-hal yang membatalkan tayammum
9. Cara bertayammum
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tayammum
Menurut arti bahasa, tayammum berarti menyengaja. Sedangkan
menurut terminologi syara’, ia berarti menyengajakan diri menyentuh
debu yang suci untuk mengusap wajah dan kedua tangan dengan sekali
atau dua kali sentuhan, dengan niat agar memperoleh kebolehan
melakukan sesuatu yang sebelumnya terhalang oleh adanya hadats, bagi
orang yang tidak menemukan air atau takut adanya bahaya apabila
menggunakannya.
B. Dalil pensyariatannya
Tayammum di tetapkan berdasarkan Alquran, sunnah, dan ijma’.
Dalil dari Alquran adalah firman Allah SWT.
تيممو اKKدواماء فKKاء فلم تجKKتم ا لنسKKا ءط لمسKKوان كنتم مر ضى أوعلى سفر أوجاء أحد منكم من الغ
صعيد ا طيبا فامسح وابوجو هكم وأيد يكم إن هللا كا ن عفواغفور
Artinya : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu
tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah maha pemaaf
lagi maha pengampun”. (Q.S An-Nisa’ (4): 43)
Sedangkan dari sunnah adalah hadis narasi Jabir di bawah nanti.
Sementara dari ijma’ para ulama telah sepakat secara bulat bahwa
tayammum disyariatkan sebagai pengganti wudhu dan mandi dalam
kondisi-kondisi tertentu.
C. Kekhususan Tayammum bagi Ummat Islam
Tayammum merupakan keistimewaan yang diberikan pada umat ini,
merujuk narasi hadis Jabir, bahwasanya Nabi SAW bersabda :
“Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku :
3
Aku dimenangkan dalam teror ketakutan yang sudah menyergap musuh
dalam jarak satu bulan perjalanan, bumi dijadikan sebagai masjid dan
media bersuci untukku, siapapun dari umatku yang medapati shalat maka
shalatlah, dihalalkan untukku harta-harta rampasan perang sementara ia
tidak halal bagi seorang pun sebelumku, dan aku diberi hak syafaat ; dan
jika Nabi (lainnya) diutus ditengah kaumnya saja, maka aku diutus untuk
segenap manusia.
D. Syarat-syarat Tayammum
Tayammum itu diperbolehkan dengan syarat-syarat dibawah ini :
1. Tidak ada air, dan telah berusaha mencarinya kesana kemari
namun tidak dijumpainya.
2. Berbahaya sekali bila menggunakan air, misalnya sakit yang
apabila menggunakan air dapat kambuh sakitnya dan sebagainya.
3. Telah memasuki waktu shalat
E. Sunah Tayammum
Sunah dalam tayammum ada 3 perkara, yaitu :
1. Membaca basmalah
2. Mengucapkan dua kalimat syahadat
3. Mengusap muka dari bagian atas
4. Mendahulukan anggota kanan dari yang kiri
5. Menipiskan tanah ditangan dengan cara meniup
6. Berurutan (tidak diselingi apapun)
7. Menghadap kiblat
F. Rukun Tayammum
Rukun tayammum ada 4 perkara yaitu :
1. Niat
2. Mengusap muka
3. Mengusap kedua tangan sampai siku
4. Tertib
4
Keharusan niat dengan adanya hadis :
إنمااألعمابا نية
5
Tertib, yaitu dengan mendahulukan muka kemudian tangan, baik tayammum
untuk wudhu maupun untuk janabah. Kalau tayammum, sedang ditangan ada
najisnya, maka najis itu dihilangkan terlebih dulu setelah bersih (suci) baru
tayammum.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut arti bahasa, tayammum berarti menyengaja. Sedangkan menurut
terminologi syara’, ia berarti menyengajakan diri menyentuh debu yang
suci untuk mengusap wajah dan kedua tangan dengan sekali atau dua kali
sentuhan, dengan niat agar memperoleh kebolehan melakukan sesuatu
yang sebelumnya terhalang oleh adanya hadats, bagi orang yang tidak
menemukan air atau takut adanya bahaya apabila menggunakannya.
Rukun tayammum ada empat perkara yaitu : niat, mengusap muka,
mengusap kedua tangan sampai siku, dan tertib.
Sekali bertayammum hanya dapat dipakai untuk satu shalat fardu saja,
meskipun belum batal. Akan tetapi kalau belum digunakan untuk shalat
sunnah beberapa kali, cukup dengan tayammum sekali saja. Bagi
seseorang yang salah satu anggota wudhunya itu diperban (dibebat), maka
cukuplah bebat atau perbannya itu saja yang diusap dengan air atau dengan
debu tayammum, kemudian itu barulah ia mengerjakan shalat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ibadah dan Qira’ah, Tim Praktikum. 2012. Praktikum Ibadah dan Qira’ah.
Makassar.
[2] Ibid.
[3] Ibid.hlm.100.
iv