Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus

Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam


Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit Paru Obstruktif
Kronis

Daya1, Nury Sukraeny2


1,2 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) ditandai dengan sesak nafas dan
• Submit 12 Mei 2020 produksi sputum berlebih. Produksi sputum berlebih akan mengganggu
• Diterima 20 Agustus 2020 kepatenan jalan nafas. Fisioterapi dada dan steem inhaler dapat mengurangi
dahak dan sesak pada pasien dengan sekret berlebih. Studi kasus ini
Kata kunci: bertujuan untuk mengetahui efektivitas fisioterapi dada dan steem inhaler
Fisioterapi dada; Steem dalam mempertahankan jalan napas. Metode studi kasus terhadap 2
inhaler; Secret; Jalan napas responden dengan pendekatan asuhan keperawatan pasien penyakit paru
obstruktif kronis yang diberikan intervensi fisioterapi dada dan steem
inhaler aroma therapy selama tiga hari berturut-turut sebelum pasien
makan. Pengukuran kepatenan jalan nafas dinilai dari jumlah sputum yang
keluar serta mengobservasi adanya suara nafas tambahan. Adanya
penurunan jumlah sputum pada kasus I hari pertama yang ditampung dalam
penampung adalah 3 cc, kemudian dihari kedua adalah 2 cc dan dihari ke 3
adalah 2 cc serta suara paru ronchi berkurang. Sementara pada kasus II
dihari pertama didapatkan 2 cc, hari kedua adalah 2 cc dan hari ketiga 1 cc
serta suara paru normal (vesicular). Kombinasi fisioterapi dada dan steem
inhaler aromatheraphy terbukti efektif dalam mempertahankan kepatenan
jalan nafas.

PENDAHULUAN definisi PPOK, karena bronkitis kronik


merupakan diagnosis klinis, sedangkan
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) emfisema merupakan diagnosis patologi
merupakan gangguan paru yang akan (Andani & Lhutvia, 2016; PPDI, 2010).
menyebabkan kelainan ventilasi berupa
obstruksi saluran pernapasan yang bersifat Gejala yang sering muncul pada pasien
progresif dan tidak sepenuhnya reversible. PPOK adalah sesak nafas dan produksi
Obstruksi ini berkaitan dengan respon sputum berlebih. Hal tersebut akan
inflamasi abnormal paru terhadap partikel berdampak terhadap difusi distribusi
asing atau gas yang berbahaya. Pada PPOK, oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke
bronkitis kronik dan emfisema sering seluruh tubuh (GOLD, 2015). Adanya sesak
ditemukan bersama, meskipun keduanya nafas dan produksi sputum berlebih harus
memiliki proses yang berbeda. Akan tetapi diatasi karena kepatenan jalan nafas adalah
menurut Perhimpunan Dokter Paru hal utama agar sirkulasi oksigen
Indonesia (PDPI) tahun 2010, bronkitis terdistribusi dengan optimal.
kronik dan emfisema tidak dimasukkan

Corresponding author:
Daya
daya.icu@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020
e-ISSN: 2723-8067
DOI: 10.26714/nm.v1i2.5770
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 101

Fenomena yang terjadi di rumah sakit, Menurut Dornish dkk dalam Zulnely,
pasien selalu diberi obat untuk mengatasi Gusmailina dan Kusmiati (2015)
sesak napas dan mengencerkan dahak, menyebutkan bahwa minyak atsiri
tanpa mempertimbangkan terapi non eucalyptus dapat dimanfaatkan sebagai
farmakologi. Medikamentosa (obat) yang obat herbal diantaranya untuk mengurangi
diberikan banyak memberikan efek sesak nafas karena flu atau asma dengan
samping, misalnya menimbulkan takikardi, cara mengoleskan pada dada, mengobati
tidak bisa tidur ataupun respon alergi. sinus dengan cara menghirup uap air
Fisioterapi dada dan batuk efektif adalah hangat yang telah diteteskan minyak
tindakan mandiri perawat yang bisa eucalyptus serta melegakan hidung
dilakukan mudah dan murah yang dapat tersumbat dengan cara menghirup aroma
dilakukan di rumah sakit. Kedua tindakan minyak eucalyptus (Zulnely et al., 2015).
tersebut tidak memiliki efek samping (Nur,
2015). RSUP dr. Kariadi Semarang rajawali 3B
merupakan bangsal infeksi dimana pasien-
Penelitian Ariasti (2014) menunjukan pasien infeksi pernafasan banyak ditemui
adanya pengaruh pemberian fisioterapi disana. Sebagian besar pasien infeksi
dada terhadap kebersihan jalan napas pada saluran pernafasaan ataupun penyakit paru
pasien ISPA di Desa Pucung Eromoko obstruktif kronis mengalami hipersekresi
Wonogiri. Penelitian lain juga menunjukan secret, dimana reflek batuk meningkat dan
hasil bahwa pemberian fisiterapi dada terjadi sesak nafas. Efek dari batuk sendiri
dapat meningkatkan pengeluaran sputum adalah mengeluarkan droplet dimana
dan bersihan paru. Didapatkan bahwa pada kemungkinan menjadi sumber infeksi.
kelompok intervensi pagi hari 63,6% Penggunaan terapi steem inhalation aroma
responden mengalami keluaran sputum therapic yang dikombinasi dengan
sebanyak 4 – 6 ml sedangkan 36,4% nya fisioterapi dada diharapkan meningkatkan
mengalami keluaran sputum sebanyak 2 – 3 pengeluaran sputum dan mengatasi
ml. Sedangkan pada kelompok intervensi masalah kebersihan jalan nafas.
siang hari keluaran sputum dari 11
responden seluruhnya sebanyak 1 < 2 ml (D METODE
Ariasti et al., 2014; Nur, 2015).
Karya ilmiah ini adalah studi kasus dengan
Beberapa penelitian juga menyatakan asuhan keperawatan yang menerapkan
penggunaan steem inhaler berdampak pada fisioterapi dada dan steem inhaler
dilatasi bronkus dan mengencerkan dahak. aromatherapy. Studi kasus ini dilakukan
Putri (2017) menyatakan dalam studi kasus terhadap 2 pasien dengan penyakit paru
keperawatan bahwa pemberian inhalasi obstruktif kronis dengan kriteria inkusi; (1)
uap mengencerkan dahak dan membantu Terjadi masalah kebersihan jalan nafas
dahak keluar dengan mudah (Putri, 2016). (terdapat sekret); (2) Terjadi kenaikan
Penggunaan inhalasi akan lebih nyaman respiratory rate; (3) Teradapat bunyi paru
digunakan jika digunakan aromaterapi dari tambahan; (4) bersedia menjadi responden.
minyak astiri, dimana minyak astiri juga Penulis melakukan terapi inhalasi dengan
memiliki banyak kelebihan. Penelitian memanaskan air sampai keluar uap,
menyatakan bahwa upaya untuk kemudian ditaruh di sebuah baskom dan
menghambat penyebaran kuman dicampur dengan minyak kayu putih
tuberculosis (TB) dengan metode terapi sampai mengeluarkan bau segar. Setelah itu
inhalasi pada pasien menggunakan ekstrak pasien menghirup uap yang sudah dibuat
minyak eucalyptus citriodora (Soyingbe et tersebut selama 15 menit kemudian pasien
al., 2017). Hasil yang diperoleh adalah dilakukan fisioterapi dada selama 10 menit
Eucalyptus citriodora terbukti menghambat dan diajarkan batuk efektif. Kemajuan
penyebaran TB Paru lebih dari 90%. kondisi pasien diukur menggunakan jumlah

Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 102

sekret yang dikeluarkan sekali shift saat itu penyakit penyerta yang dialami kasus I.
juga selama tiga hari berturut-turut dan Pemilihan diagnosa prioritas adalah
dinilai dengan auskultasi suara paru. Terapi ketidakbersihan jalan nafas berhubungan
dilakukan 1 jam sebelum diberikan terapi dengan produksi mucus berlebih pada
bronkodilator. Indikator keberhasilan dari kasus I,II; nyeri kronis berhubungan dengan
terapi adalah berkurangnya jumlah sekret agen cedera biologis pada kasus II, ansietas
yang dikeluarkan serta tidak ada bunyi berhubungan dengan perubahan status
nafas tambahan yang disertai penurunan kesehatan pada kasus I dan gangguan pola
respiratory rate dan kenaikan SpO2. tidur berhubungan dengan ketidakpuasan
tidur pada kasus II.
HASIL
Intervensi untuk mengatasi
Kasus I adalah Tn. D 59 tahun dengan PPOK. ketidakbersihan jalan nafas berupa
Klien mengatakan sesak selama 3 hari dan fisioterapi dada dan steem inhaler with
tidak bisa melakukan aktifitas. Klien aromatheraphy. Intervensi tersebut
mengatakan sesak berkurang jika berbaring diberikan pada pasien kasus I dan kasus II
di tempat tidur menggunakan 3 bantal. dilakukan 1 jam sebelum diberikan
Klien juga mengeluh tangannya sering bronkodilator. Pertama adalah pemberian
bergetar. Klien memiliki riwayat penyakit steem inhaler yaitu uap air panas yang
DM tipe II. Hasil pemeriksaan menunjukan diberikan aroma terapi minyak kayu putih
bunyi nafas ronchi basal halus, hantaran selama 15 menit kemudian dilanjutkan
positif, bunyi jantung S1 dan S2 dan retraksi dengan fisioterapi dada selama 10 menit.
dada positif . Vital sign menunjukan HR : 80 Kedua pasien memiliki kekuatan batuk
bpm; RR : 25 rpm; S : 36,80C; TD : 110/70 efektif yang baik, dapat melakukannya
mmHg; SpO2 98% on O2 nasal canul 3 sendiri dan dianjurkan untuk menampung
L/min. Hasil rontgen menunjukan dahak ditempat yang disediakan. Jumlah
vaskularisasi meningkat, corak meningkat, dahak akan dikumulatifkan per hari.
gambaran PPOK. Pasien menjadi cemas Intervensi dilakukan sehari satu kali,
dengan keadaannya dan mudah panik. selama tiga hari berturut-turut. Intervensi
diberikan 25 menit/24jam 1 jam sebelum
Kasus II Tn. R 56 tahun mengatakan sesak pemberian obat bronkodilator pada pasien.
sudah 5 hari kemudian dibawa ke IGD RSDK
tidak mempunyai penyakit penyerta seperti Evaluasi terhadap kepatenan jalan nafas
diabetes, asthma, ataupun penyakit dilakukan setiap hari dengan mengukur
keturunan yang lainnya. Pasien mengatakan jumlah sputum serta auskultasi paru pasien.
tidak bisa tidur karena sesak terus menerus. Pengeluaran sputum pasien I dan II selama
Hasil pemeriksaan didapatkan bunyi nafas tiga hari berturut-turut digambarkan pada
ronchi basal halus, hantaran positif, bunyi grafik 1 dibawah ini.
jantung S1 dan S2, retraksi negatif. Vital sign
menunjukkan HR : 78 bpm; RR : 24 rpm; S : Grafik 1 menunjukan penurunan jumlah
36,70C; TD : 120/80 mmHg; SpO2 99% dan sputum. Pada kasus I hari pertama jumlah
mendapatkan O2 nasal canul 3lpm. Pasien sputum yang ditampung dalam penampung
juga mengatakan nyeri dengan P: Nyeri adalah 3 cc, kemudian dihari kedua adalah 2
datang saat sesak; Q: Seperti tertimpa cc dan dihari ke 3 adalah 2 cc. Sementara
benda berat; R: Nyeri dada; S: Skala 4; T: kasus ke II dihari pertama didapatkan 2 cc,
Nyeri terus menerus selama sesak. hari kedua adalah 2 cc dan hari ketiga 1 cc.
Pengeluaran sputum rata-rata dalam tiga
Hasil laboratorium darah rutin kedua hari adalah 1cc. Pemberian fisioterapi dada
pasien adalah normal, hanya saja gula darah dan steem inhaler with aromatheraphy
sewaktu pasien kasus I cenderung tinggi dapat mengatasi masalah bersihan jalan
yaitu 190mg/dl. Hal tersebut dikarenakan nafas pada kedua pasien.

Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 103

Evaluasi kepatenan jalan nafas juga dilihat hari ke 3 pada ke 2 kasus. Hemodinamik
dari hemodinamik dan suara nafas bersih yang stabil meski sudah dilakukan tapering
(vesicular)/terjadinya pengurangan bunyi oksigen menjadi 1 liter/menit. Saturasi
suara nafas tambahan. Evaluasi suara nafas oksigen juga diatas 94% selama 3 hari
dan hemodinamik selama tiga hari perawatan. Pemberian fisioterapi dada dan
berturut-turut. Tabel 1 menunjukan bahwa steem inhaler with aromatheraphy dapat
selama tiga hari terdapat perbaikan yang mengatasi masalah bersihan jalan nafas
dinilai dari bunyi suara nafas vesicular di pada kedua pasien.

Tabel 1
Bunyi Suara Nafas dan Hemodinamik Kasus I dan II dengan PPOK yang diberikan Terapi Fisioterapi Dada dan
Steem Inhaler
Kasus Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kasus I Ronchi Basal : Nyaring Ronchi Basal : berkurang Nafas Vesicular
HR : 80 bpm HR : 83 bpm HR : 78 bpm
RR : 25 rpm RR : 23 rpm RR : 22 rpm
SpO2 : 98% SpO2 : 98% SpO2 : 98 %
O2 : 3 Liter/Menit O2 : 2 Liter/Menit O2 : 1 Liter/Menit
Kasus II Ronchi Basal : Nyaring Ronchi Basal : berkurang Nafas Vesicular
HR : 78 bpm HR : 72 bpm HR : 80 bpm
RR : 24 rpm RR : 24 rpm RR : 21 rpm
SpO2 : 99% SpO2 : 96 % SpO2 : 97 %
O2 : 3 Liter/Menit O2 : 2 Liter/Menit O2 : 1 Liter/Menit

Jumlah Sputum (ml)


3,5

3 3

2,5

2 2 2 2

1,5

1 1

0,5

0
Hari ke 1 Hari Ke 2 Hari ke 3

Kasus I Kasus II

Grafik 1
Produksi Sputum Pasien Kasus I dan II dengan PPOK yang diberikan Terapi Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler

Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 104

PEMBAHASAN akan menambah gangguan perfusi dimana


pasien sudah mengalami ketidakbersihan
Karakteristik kedua pasien pada studi kasus jalan nafas karena secret karena penyakit
ini secara umum adalah sama yaitu laki-laki, PPOKnya. Kasus ke II pasien menyangkal
lansia akhir. Hal ini sesuai dengan teori yang adanya penyakit penyerta ataupun penyakit
menyebutkan bahwa PPOK lebih meningkat keturunan seperti diabetes, hipertensi
pada laki-laki dibandingkan perempuan. ataupun asthsma.
Laki-laki lebih tinggi insidensinya
mengalami PPOK karena kebiasaan Sebagai langkah awal Intervensi supaya
merokok. Selain itu dilihat dari kelompok pasien merasa nyaman dengan perawat
usia pada kedua pasien adalah lansia akhir. adalah membangun hubungan saling
Struktur dan fungsi paru selama proses percaya kepada pasien. Membina hubungan
penuaan menjadi terganggu dan saling percaya adalah suatu bentuk
menyebabkan peningkatan kerentanan komunikasi terapeutik yang nanti akan
terhadap PPOK. Penuaan merupakan berdampak pada kepercayaan pasien
penurunan keadaaan homeostasis secara terhadap perawat sehingga akan
progresif setelah fase reproduktif memudahkan dalam proses perawatan
kehidupan tercapai sehingga menimbulkan (Ningrum, 2019). Setelah pasien sudah
peningkatan risiko penyakit atau kematian. nyaman dilanjutkan pada tahap menghidup
Kegagalan organ dalam memperbaiki aroma terapi selama 15 menit kemudian
kerusakan DNA yang disebabkan stres dilakukan fisioterapi dada.
soksidatif dan pemendekan telomer akibat
pembelahan sel yang berulang Hasil studi kasus ini menunjukan adanya
menyebabkan penuaan. Senescence selular pengaruh steem inhaler dan fisioterapi dada
merupakan berhentinya pembelahan sel dalam kebersihan/kepatenan jalan nafas.
ireversibel yang disebabkan oleh Pada kasus I hari pertama jumlah sputum
pemendekan telomer (senescence replikatif) yang ditampung dalam penampung adalah
atau sinyal yang tidak tergantung telomer 3 cc, kemudian dihari kedua adalah 2 cc dan
(senescence prematur). Kerusakan sel yang dihari ke 3 adalah 2 cc. Sementara kasus ke
disebabkan penuaan dan merokok II dihari pertama didapatkan 2 cc, hari
mencetuskan apoptosis dan meningkatkan kedua adalah 2 cc dan hari ketiga 1 cc yang
penggantian siklus sel sebagai mekanisme diikuti dengan penurunan respiratory rate,
kompensasi. Penuaan dan merokok juga kenaikan SpO2 dan suara nafas ronchi
menyebabkan senescence selular dan berkurang. Pengeluaran sputum rata-rata
berhentinya proliferasi sel. dalam tiga hari adalah 1cc. Eva Fitriananda
Ketidakimbangan apoptosis-proliferasi (2017), juga menyimpulkan bahwa Chest
(Kemenkes RI, 2018). phisiotherapy (fisioterapi dada) yang
merupakan terapi kombinasi yang
Dilihat dari riwayat penyakit yang dapat digunakan untuk memobilisasi sekresi yang
mempengaruhi kondisi pasien, di temukan meliputi serangkaian teknik postural
bahwa pasien kasus I memiliki riwayat DM drainase, perkusi, dan vibrasi yang
tipe 2 yang berarti ada masalah pada bertujuan membersihkan jalan nafas dari
endokrin yaitu meningkatnya kadar gula mukus untuk melancarkan jalan nafas
dalam darah yang lambat laun akan sehingga dapat mengurangi gejala bronkitis
menyebabkan darah menjadi kental. Karena salah satunya adalah batuk berdahak
konsentrasi darah lebih tinggi maka cairan (Fitrinanda, 2017).
dari ekstravaskular akan diserap menuju
vaskular. Keadaan tersebut tentu sangat Dahak atau sputum merupakan materi yang
tidak baik untuk pembuluh darah perifer dikeluarkan dari saluran nafas bawah oleh
ataupun pembuluh darah vital baik batuk. Batuk dengan dahak menunjukkan
dijantung ataupun di paru-paru dimana adanya eksudat bebas dalam saluran

Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 105

pernapasan. Keadaan abnormal produksi 11 responden seluruhnya sebanyak 1 -< 2


mukus yang berlebihan (karena gangguan ml (Nur, 2015).
fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada
membran mukosa), menyebabkan proses Penelitian yang telah dilakukan oleh Ariasti
pembersihan tidak berjalan secara adekuat, (2014) yang berjudul “Pengaruh Pemberian
sehingga mukus ini banyak tertimbun dan Fisioterapi Dada Terhadap Kebersihan Jalan
terjadi bersihan jalan napas tidak efektif Nafas Pada Pasien ISPA Di Desa Pucung
(Nugroho & Kristiani, 2011; Nur, 2015). Eromoko Wonogiri” juga menunjukkan 26
Keluar atau tidaknya sputum pada pasien responden yang sebelumnya dilakukan
asma bronkial setelah diberi intervensi saat fisioterapi dada sebanyak 3 (11,53%)
pagi dan siang hari dapat dipengaruhi oleh menunjukkan kebersihan jalan nafas bersih
kekuatan responden saat membatukkan, dan sebanyak 23 (88,47%) menunjukkan
karena terdorongnya sputum keluar harus kebersihan jalan nafas tidak bersih
ada ekspirasi yang adekuat, kemudian kemudian dilakukan fisioterapi dada dan
kekuatan batuk yang kuat dari dinding otot sesudah dilakukan fisioterapi dada,
dada bukan dari belakang mulut atau responden untuk katagori kebersihan jalan
tenggorokan, karena sputum sangat kental nafas bersih sebanyak 18 (69,23%),
dan lengket (Andani & Lhutvia, 2016). sedangkan untuk katagori kebersihan jalan
nafas tidak bersih berjumlah 8 (30,70%)
Bunyi ronchi disebabkan karena aliran dari hasil tersebut disimpulkan bahwa
udara melalui saluran nafas yang berisi fisioterapi dada sangat berpengaruh
sputum atau eksudat. Sputum dijalan nafas terhadap kebersihan jalan nafas pada
dapat dimobilisasi keluar melalui fisioterapi pasien ISPA di Desa Pucung Eromoko
dada dan batuk efektif (D Ariasti et al., 2014; Wonigiri (D Ariasti et al., 2014).
Sitorus et al., 2018). Keluarnya sputum
membuat saluran nafas bebas dari sputum Pemanfaatan aromaterapi minyak kayu
sehingga tidak terdengar lagi ronchi. Hal ini putih juga memberikan rasa nyaman dan
ditunjang dengan teori yang menyebutkan segar sehingga dapat menjadi pusat
bahwa batuk efektif akan membantu proses perhatian yang mana otak di kelenjar
pengeluaran sekret yang menumpuk pada pituari akan mengeluarkan endorphine
jalan nafas sehingga tidak ada lagi ataupun serotonin sehingga tubuh menjadi
perlengketan pada jalan nafas sehingga rileks, tidak cemas dan terasa mengantuk.
jalan nafas paten dan sesak nafas berkurang Kondisi tubuh yang rileks juga dapat
(Tahir, 2019). mempengaruhi perubahan hemodinamik
dimana tekanan darah dan nadi akan
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian cenderung menurun. Penelitian
(Sitorus et al., 2018) yang menyebutkan sebelumnya menyebutkan bahwa
bahwa pasien yang mendapatkan intervensi sederhana mendengarkan
fisioterapi dada dapat mengeluarkan secret murrotal yang dikombinasi dengan
dengan efektif, dengan hasil level dari relaksasi napas dalam sebagai bagian dari
kemampuan untuk mengeluarkan secret, fisioterapi dada dapat mengurangi tingkat
mayoritas responden berada pada level stress dan meningkatkan relaksasi sehingga
severe deviation from normal range (43%). mengurangi mual muntah pada pasien yang
Khasanah (2015) dalam penelitiannya juga menjalani kemoterapi (Suryono et al., 2020)
menyebutkan pengeluaran sputum pada
kelompok intervensi pagi hari keluaran Studi kasus yang dilakukan kepada dua
sputum 4 -< 6 ml diperoleh dari 7 responden tersebut membuahkan hasil
responden (63,6%), sedangkan paling dimana kasus I dan ke II berkurang dalam
sedikit 2 <- 3 ml diperoleh dari 4 responden produksi sekret, sesak berkurang, dan
(36,4%). Kemudian pada kelompok pasien sudah tidak cemas, nyeri serta dapat
intervensi siang hari keluaran sputum dari tidur dengan nyenyak. Menurut Dornish

Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 106

dkk dalam Zulnely, Gusmailina dan REFERENSI


Kusmiati (2015) menyebutkan bahwa
minyak atsiri eucalyptus mengandung 1,8- Andani, & Lhutvia, R. (2016). Penatalaksanaan
sineol, α-terpineol, quinat, luteolin, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Lansia
Pekerja Konstruksi. Jurnal Medula UNILA, 4(4).
proantosianidin sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai obat herbal D Ariasti, Aminingsih, & Endrawati, S. (2014).
Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada
diantaranya untuk mengurangi sesak nafas
Terhadap Pasien ISPA Di Desa Pucung
karena flu atau asma dengan cara Eromoko Wonogiri. Jurnal Keperawatan, 2(2).
mengoleskan pada dada, mengobati sinus
Fitrinanda, E. (2017). Pengaruh Chest Phisiotherapy
dengan cara menghirup uap air hangat yang Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk Pada
telah diteteskan minyak eucalyptus serta Balita Dengan Bronkitis Akut Di Balai Besar
melegakan hidung tersumbat dengan cara Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Jurnal
menghirup aroma minyak eucalyptus Keperawatan, 7(3).
(Zulnely et al., 2015). GOLD. (2015). Global Initiative for Chronic
Obstructive Lung. A Guide for Health Care
Penggunaan minyak atsiri, salah satunya Professionals.
https://doi.org/10.2147/copd.2006.1.3.261
eucalyptus dengan metode inhalasi juga
dilakukan dalam sebuah uji klinik dengan Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia
metode randomizeddouble-blind, placebo- 2017. Data dan Informasi. Kementrian
Keseahtan RI; 2018. In Jurnal Ilmu Kesehatan.
controlled pada obat semprot (spray)
menggunakan lima minyak atsiri Ningrum, H. (2019). Penerapan Fisioterapi
(Eucalyptus citriodora, Eucalyptus globulus, Dadaterhadap Ketidakefektifan Bersihan Jalan
Nafas pada Pasien Bronkitis Usia Pra Sekolah.
Mentha piperita, Origanum syriacum, and Media Publikasi Penelitian.
Rosmarinus officinalis) dilakukan pada
Nugroho, Y. A., & Kristiani, E. E. (2011). Batuk Efektif
pasien dengan masalah infeksi saluran Dalam Pengeluaran Dahak Pada Pasien Dengan
pernafasan atas di enam klinik di Israel. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di
Aromatic spray atau placebo digunakan Instalasi 20 Rehabilitasi Medik Rumah Sakit
sebanyak lima kali sehari selama tiga hari Baptis Kediri. Jurnal Stikes RS Baptis Kediri,
dengan dosis empat semprotan setiap 4(2).
kalinya yang diarahkan pada bagian Nur, W. K. (2015). Efektifitas Batuk Efektif dan
belakang tenggorokan. Evaluasi terhadap Fisioterapi Dada Pagi dan Siang Hari terhadap
gejala menunjukkan bahwa aromaticspray Pengeluaran Sputum Pasien Asma Bronkial Di
RS Paru dr.Ario Wirawan Salatiga. Jurnal
lebih efektif mengurangi gejala Keperawatan.
dibandingkan dengan placebo (Zulfa, 2017).
PPDI. (2010). Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di
SIMPULAN Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia.
Kesimpulan dari studi kasus tersebut Putri, A. P. (2016). Pengaruh Chest Therapy
adalah terapi inhalasi uap dengan aroma Terhadap Penurunan Respiratory Rate Pada
terapi yang dikombinasikan dengan Balita Dengan Bronkitis Di RS Trihars
fisioterapi dada terbukti mengurangi sekret Surakarta. Jurnal Keperawatan, 2(1).
dan melonggarkan jalan nafas. Sitorus, Lubis, & Kristiani. (2018). Penerapan batuk
efektif dan fisioterapi dada pada pasien TB
UCAPAN TERIMAKASIH Paru yang mengalami ketidakefektifan
bersihan jalan napas di RSUD Koja Jakarta
Utara. JAKHKJ, 4(2).
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
semua pasien yang telah bersedia menjadi Soyingbe, O. S., Makhafola, T. J., Mahlobo, B. P.,
Salahdeen, H. M., Lawal, O. A., & Opoku, A. R.
subjek studi kasus. Peneliti juga (2017). Antiasthma activity of Eucalyptus
mengucapkan terimakasih kepada semua grandis essential oil and its main constituent:
pihak yang telah membantu dalam Vasorelaxant effect on aortic smooth muscle
penyelesaian artikel ini. isolated from nomotensive rats. Journal of

Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 107

Experimental and Applied Animal Sciences. Zulfa, A. (2017). emanfaatan Minyak Kayu Putih
https://doi.org/10.20454/jeaas.2017.1287 (Melaleuca leucadendra Linn) sebagai
Alternatif Pencegahan ISPA: Studi Etnografi di
Suryono, A., Nugraha, F. S., Akbar, F., & Armiyati, Y.
Pulau Buru. Jurnal Kefarmasian Indonesia.
(2020). Combination of Deep Breathing
Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2).
Relaxation and Murottal Reducing Post
Chemotherapy Nausea Intensity in Zulnely, Z., Gusmalina, & Kusmiati, E. (2015).
Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients. Media Prospek Eucaliptus citriodora sebagai minyak
Keperawatan Indonesia, 3(1), 24. atsiri potensial. Prosiding Seminar Nasional
https://doi.org/10.26714/mki.3.1.2020.24-31 Masyarakat Biodiversitas Indonesia.
Universitas Sebelas Maret, 1, 120–126.
Tahir, R. (2019). isioterapi Dada Dan Batuk Efektif
Sebagai Penatalaksanaan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien TB Paru Di
RSUD Kota Kendari. Health Information, 11(1).

Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Anda mungkin juga menyukai