Langkah-langkah dalam kunjungan yang harus dilakukan oleh seorang TMC ketika
melakukan pekerjaannya sehari-hari, mulai dari kantor, kelapangan, sampai kembali ke
kantor, agar kunjungan tersebut menjadi efektif dan optimal.
Persiapan adalah proses kegiatan sebelum melakukan kunjungan ke outlet yang dilakukan
di kantor, yaitu meliputi proses persiapan aspek administrasi serta kelengkapan untuk
melakukan kunjungan, tanpa persiapan yang baik kegiatan kunjungan di outlet tidak akan
berjalan dengan baik.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan kuantitas rokok yang akan
dibawa dalam kunjungan adalah sebagai berikut :
o Historis Penjualan.
o Outlet Coverage TMC.
o Kegiatan promosi yang sedang dijalankan.
o Target yang diberikan.
Outlet knowledge adalah pengetahuan terhadap outlet yang diperoleh dari track record
kunjungan outlet sebelumnya.
Pengetahuan ini sangat berguna untuk seorang Salesman TMC dalam melakukan proses
selanjutnya dalam SOTC.
Informasi yang didapat dari callsheet kunjungan sebelumnya antara lain :
1. Nama Outlet ataupun nama Pemilik.
2. Alamat Outlet.
3. Posisi level Stock kunjungan sebelumnya.
4. Dominasi Pemajangan Produk Kunjungan sebelumnya.
5. Pajangan dalam pemajangan produk kunjungan sebelumnya.
6. Program Outlet/Peluang Program.
7. POSM terpasang Kunjungan sebelumnya.
1.Penampilan
2.Perkenalan
3.Bahasa Tubuh positif
4.Diterima outlet
Keberhasilan dari kesan pertama adalah pada saat seorang Salesman TMC diterima
oleh Outlet.
Tanda-tanda Outlet sudah menerima pendekatan kita :
o Tersenyum.
o Membalas sapaan kita dengan ramah.
o Menanyakan keperluan kita
9.Mampu Menjelaskan Proses Advance Communication
Proses Komunikasi lebih lanjut (advance communication) adalah proses terakhir dalam
pendekatan dimana di proses ini dibutuhkan pembangunan kesetaraan dengan outlet.
Ketika menjadi setara, penyampaian informasi proses selanjutnya menjadi lebih mengalir.
Total Stock adalah jumlah total produk rokok suatu brand yang ada di outlet, baik
yang Forward Stock maupun Reverse Stock.
Periksa Freshness Rokok adalah kegiatan pemeriksaan kesegaran rokok berdasarkan kode
produksi, masa produksi rokok, serta pemeriksaan kondisi rokok yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan. Dengan kita melakukan pemeriksaan Freshness rokok yang benar, kita
bisa menjaga rokok kita yang ada di outlet tetap segar, kondisinya baik, sekaligus menjaga
rokok dari potensi expired.
Rotasi Adalah pemindahan stock ke toko lain yang penjualannya lebih cepat, jika usia
rokok tinggal 2 minggu lagi. Tujuan dilakukan Rotasi adalah meminimalisir kemungkinan
Rokok expired.
13.Mampu Menjelaskan Mengenai Proses Tukar Guling
Tukar Guling adalah retur barang dengan mengganti barang jual outlet yang sudah
kedaluarsa (tidak layak jual) dengan barang jual kita yang baru (sama jenis).
Retur Penjualan adalah retur barang sebagai potongan atas pembayaran outlet (dengan
menampilkan nominal minus di NPR outlet yang bersangkutan).
17.Mampu Menghitung Ideal Buy Outlet Retail Pada Kondisi Ada Stok Dengan Pola Belanja
Rutin Ke TMC Saja
17.Berikut adalah rumus menghitung Ideal Buy secara matematis :Tmc Ada stok
IDEAL BUY = SELLING OUT - STOCK PADA SAAT KUNJUNGAN + POSISI STOCK
YANG DIHARAPKAN
Berapakah Ideal Buy apabila posisi stock yang diharapkan dikunjungan berikutnya adalah
4 bungkus ?
Berdasarkan Rumus, Ideal Buy adalah = selling out – stock sekarang + posisi stock
yang diharapkan = (5+10-3) – 3 + 4 = 13 bungkus.
18.Mampu Menghitung Ideal Buy Outlet Retail Pada Kondisi OOS Dengan Pola Belanja
Rutin Ke TMC Saja
.Berapakah Ideal Buy apabila stock yang diharapkan di kunjungan berikutnya adalah 3
bungkus ?.
Kunjungan Tmc Keadaaan stok dalam kosong Karena stock habis pada saat kunjungan, kita
harus mengetahui potensi selling out apabila stock tidak kosong berdasarkan selling out
per hari.
Untuk kondisi ini, dikarenakan kondisi Total stock + buy TMC hanya habis dalam 5 hari,
langkah pertama yang harus kita cari adalah selling out per hari selama 5 hari.
Selling out 5 hari = 5 + 10 – 0 - 0 = 15 bungkus.
Selling out per hari = 15 bungkus / 5 hari = 3 bungkus.
Jadi sell out untuk 7 hari adalah 3 bungkus x 7 hari = 21 bungkus.
Ideal buy = potensi sell out 1 minggu-stok sekarang=posisi stok yang diharapkan
= 21-0+3= 24 bungkus
19.Mampu Menghitung Ideal Buy Outlet Retail Pada Kondisi Ada Stok Dengan Pola
Belanja Rutin Ke TMC Dan SA Yang Dalam 1 Call Cycle Kedepan Akan Belanja Ke SA
Masih ada stock, adalah keadaan dimana pada saat kunjungan TMC mendapati masih ada sisa
stock di suatu brand.
Total Buy Ke Grosir dihitung dari sesaat setelah TMC kunjungan sebelumnya sampai sesaat
sebelum kunjungan sekarang.
Simulasi : Jika outlet berencana dalam 3 hari lagi akan belanja ke SA, berapa ideal buy apabila
SCD yang diharapkan adalah 1 hari? Selling out 1 minggu = 8 + 10 + 20 - 10 = 28 bungkus.
Selling out per hari = 28 / 7 = 4 bungkus, SCD = selling out 1 hari = 4 bungkus .
Selling out untuk 3 hari = 4 bungkus x 3 hari = 12 bungkus.
Ideal Buy = selling out untuk 3 hari – stock sekarang + posisi stock yang diharapkan (SCD 1 hari)
= 12 – 10 + 4 = 6 bungkus
20.Mampu Menghitung Ideal Buy Outlet Retail Pada Kondisi Ada Stok Dengan Pola Belanja
Rutin ke TMC Dan SA Yang Dalam 1 Call Cycle Kedepan Tidak Akan Belanja Ke SA
21.Mampu Menghitung Ideal Buy Outlet Retail Pada Kondisi OOS Dengan Pola Belanja Ke
TMC Dan SA Yang Dalam 1 Call Cycle Kedepan Akan Belanja Ke SA
Simulasi : Seorang TMC mengunjungi outlet secara weekly kemudian mendapati stock
outlet sudah kosong selama 1 hari, sehingga Total stock + buy kunjungan sebelumnya hanya
untuk 6 hari.
Jika outlet berencana dalam 3 hari lagi akan belanja ke SA, berapa minimal buy ideal
apabila SCD yang diharapkan adalah 1 hari? Karena stocknya habis pada saat kunjungan,
kita harus mengetahui potensi selling out apabila stock tidak kosong berdasarkan selling
out per hari.
Selling out dalam 6 hari = 8 + 10 + 20 – 0 = 38 bungkus. Selling out dalam 1 hari = 38
bungkus / 6 hari = 6.33 bungkus, SCD = selling out 1 hari = 6.33 bungkus.
Selling out untuk 3 hari = 6.33 bungkus x 3 hari = 19 bungkus.
Ideal Buy = selling out untuk 3 hari – stock sekarang + posisi stock yang diharapkan (SCD 1
hari) = 19 – 0 + 6.33 bungkus = 25.33 bungkus, dibulatkan menjadi 26 bungkus.
22.Mampu Menghitung Ideal Buy Outlet Retail Pada Kondisi OOS Dengan Pola Belanja Ke
TMC Dan SA Yang Dalam 1 Call Cycle Kedepan Tidak Akan Belanja Ke SA
23.Mampu Menjelaskan Tujuan Aktivitas Memastikan Harga Jual Yang Harus Dilakukan Pada
Saat Melakukan Check Stock
Pemeriksaan harga adalah aktivitas pencarian informasi harga beli (harga retail) maupun
harga jual (CBP) yang dilakukan oleh outlet.
Tujuan dari Pemeriksaan Harga adalah agar harga yang tercipta di lapangan sesuai dengan
rekomendasi dari perusahaan.
Presentasi adalah kegiatan berbicara di hadapan satu atau sejumlah audience untuk
menyampaikan pesan dan menjual ide kepada audience.
25.Mampu Menjelaskan Informasi Apa Saja Yang Disampaikan Pada Saat Persentasi Ke
Outlet
26.Mampu Menjelaskan Mengenai Bagaimana Menangani Keberatan Outlet
1.Menerima keberatan
2.Klarifikasi keberatan
3.Berikan solusi atas keberatan
4.Dukung outlet dan situasinya
1.Outlet tidak paham. Hal ini biasanya disebabkan faktor dari salesman sendiri yang
membuat outlet tidak paham, seperti : presentasi dibawakan dengan kurang jelas, terburu-
buru ataupun dikarenakan proses advance communication dalam pendekatan tidak
dibangun dengan baik yang mengakibatkan outlet tidak paham, sehingga outlet keberatan.
2..Outlet tidak percaya. Biasanya faktor ini bersumber dari diri salesman itu sendiri yang
pendekatannya kurang, sehingga outlet tidak percaya. Ataupun dari faktor luar seperti
salesman sebelumnya, ataupun lingkungan outlet yang membuat outlet trauma dengan
salesman.
3. Outlet tidak menceritakan yang sebenarnya. Sebagai akibat dari outlet tidak percaya
sehingga membuat outlet tidak menceritakan yang sebenarnya.
28.Mampu Menjelaskan Definisi Closing Dalam SOTC
Momen dimana proses transaksi terjadi melalui tercapainya kesepakatan dengan outlet
mengenai produk yang akan dibeli dan dalam jumlah berapa.
Tanda dari outlet secara non verbal (gerak tubuh), yang menunjukkan ketertarikannya
untuk melakukan closing misalnya :
1. Outlet mendekatkan tubuhnya kearah anda.
2. Duduknya cenderung miring.
3. Mengangguk-anggukkan kepala.
4. Mereka mulai sering tersenyum.
5. Mereka sering melihat-lihat dan memegang produk kita.
6. Outlet yang sebelumnya gugup dan belum menerima anda, menjadi hangat dan
bersahabat.
31.Mampu Menjelaskan Mengenai Ask it for Close
1. Ask If For Close, dimana dalam penerapannya Salesman meminta outlet untuk segera
melakukan pembelian.
Teknik ini dikenal dengan nama lain Direct Close, yaitu teknik bertanya secara langsung
dan meminta outlet mengambil sebuah keputusan, karena sebenarnya banyak pelanggan
yang menunggu untuk ditanya, misalnya :
o “Jadi berapa bungkus Pro Mild yang akan Bapak ambil ?”
Teknik ini diterapkan untuk closing jika kita memiliki beberapa alternatif pilihan yang
dapat diberikan untuk dipilih oleh outlet, misalnya :
o “Jadi Bapak mau mengambil berapa, lima atau sepuluh bungkus Pak ?”
o “Mana yang akan Bapak tambah stock nya, Gudang Garam International atau
Surya 16 Pak ?”
33.Mampu Menjelaskan Mengenai Value Added Close
*Value added close, dimana dalam penerapannya outlet diberikan tambahan benefit apabila
melakukan pembelian.
Teknik ini diterapkan dalam closing dengan memberikan outlet anda keuntungan tambahan
yang tidak biasa anda berikan, misalnya :
o “Kalau Bapak membeli lima bungkus Pro Mild, Bapak akan mendapatkan potongan harga
sebanyak 1 bungkus Pro Mild”.
*Fear Close, dimana dalam penerapannya kita memberikan ‘rasa takut’ ke outlet apabila tidak
melakukan pembelian.
Teknik ini digunakan jika seandainya oultlet tidak menyetujui penawaran anda sekarang,
maka anda tidak dapat memberikan kesempatan ini diwaktu mendatang, misalnya :
o “Program beli tiga bungkus seharga dua bungkus ini, hanya sampai minggu ini
lho Pak ?“
35.Mampu Menjelaskan Cara Pencatatan NPR
Pemajangan Produk adalah kegiatan yang dilakukan Salesman TMC pada saat melakukan
kunjungan yang bertujuan untuk membuat Rokok / produk yang kita jual di outlet terlihat
oleh konsumen di tempat dan aturan yang seharusnya.
Kondisi dimana terjadi 'unplanned purchase' atau pembelian yang tidak direncanakan
oleh konsumen.
Perilaku pembelian secara emosional ini sangat mungkin terjadi, karena sebagian besar
konsumen melakukan pembelian karena pengaruh perasaan.
38.Mampu Menjelaskan Definisi Face Up
Defenisi Face Up yaitu :
Pemajangan rokok berdasarkan susunan rokok yang berada pada tempat dan aturan seharusnya.
“Tempat seharusnya” memiliki arti bahwa pemajangan rokok harus berada pada tempat display
rokok, sedangkan “aturan seharusnya” memiliki arti tata cara pemajangan harus memenuhi
kaidah yang ditetapkan, yaitu :
o Posisi rokok berdiri : Berdiri memanjang ke atas.
o Posisi rokok tidak terbalik : Bagian tutup rokok harus berada pada posisi atas.
o Bagian muka menghadap searah display rokok : Bagian depan rokok harus menghadap depan.
Planogram ini diimplementasikan ketika suatu area mendapatkan kegiatan (re) launching
product. Oleh karena kebutuhan akan ruang tampil yang cukup bagi brand (re) launching ini
agar tujuan kegiatan (re) launching ini dapat tercapai, maka brand ini menjadi prioritas
pertama pada urutan pemajangan. Secara visual gambar tata cara pemajangan dari
Planogram ini adalah sbb :
43.Mampu Menjelaskan Standart Planogram Untuk Outlet Program
Planogram ini dijalankan di program display product sesuai dengan jenis brandnya, Pemilik
program (Jenis Brand program) mendapat row paling atas, total display minimal 3 row
44.Mampu Menjelaskan Cara Penentuan Dominasi Pemajangan Produk Dari Sisi Face Up
Adalah susunan rokok yang disusun secara horizontal (baris) yang terdiri dari minimal 5
pack FACE UP suatu corporate.
45.Mampu Menjelaskan Cara Penentuan Dominasi Pemajangan Produk Dari Sisi Grouping
Corporate
Grouping Corporate adalah Face up yang tersusun berdekatan secara horizontal minimal 5
product dalam satu corporate.
Yang dimaksud corporate adalah sesuai dengan team distribusi, misalnya : A Mild (HMS),
Malrboro (PMI), Umild (Asian Tobacco) dihitung sebagai satu corporate karena satu team
distribusi,
namun Surya 16 (GG) dan Apache (KDM) dikarenakan beda team distribusi, tidak dianggap
sebagai satu corporate.
46.Mampu Menjelaskan Cara Penentuan Dominasi Pemajangan Produk Dari Sisi Row Most
Adalah prinsip dimana apabila ada dua atau lebih corporate memiliki pajangan rokok
dengan prinsip grouping. Dominasi dipegang atau ditentukan berdasarkan jumlah
row/baris pemajangan grouping corporate paling banyak.
47.Mampu Menjelaskan Cara Penentuan Dominasi Pemajangan Produk Dari Sisi Pack Most
Adalah adalah prinsip dimana apabila dua atau lebih SKU didalam Grouping mempunyai
jumlah pack yang sama, prinsip dominasi dipegang oleh yang SKU yang berada di row paling
atas lalu di convert ke GG dev atau GG non Dev, namun apabila terdapat dua atau lebih SKU
yang sama-sama berada di row paling atas, lanjut ke prinsip berikutnya.
49.Mampu Menjelaskan Cara Penentuan Dominasi Pemajangan Produk Dari Sisi Left Most
Position.
Prinsip Left most position untuk dominasi GG adalah prinsip dimana apabila dua atau
lebih SKU yang jumlah packnya, dan sama-sama terletak di row teratas, prinsip dominasi
dipegang oleh SKU yang berada di row paling kiri lalu di convert ke GG dev atau GG non
Dev.
50.Mampu Menjelaskan Konsep Visibility Berdasarkan Status Pemajangan GG Dev
GG Dev adalah brand-brand development di sales reward yaitu semua brand yg launching
sejak 2009, seperti Pro Mild, GG mild, FSX, GGS, GG Gold, GMS, SSB (Signature Mild).
Sedangkan
GG non Dev adalah Brand GG lainnya diluar Brand GG Dev.
51.Mampu Menjelaskan Definisi Dari POSM
POSM (Point Of Sales Material) adalah materi promosi/jualan yang ditempatkan di dalam
dan sekitar outlet yang berfungsi untuk membuat konsumen tertarik, dan memilih brand
kita.
INDAH :
1 Pemasangan ‘Hot Spot’ mudah dan terlihat langsung oleh konsumen.
2 Sebelum meninggalkan toko lihat sekali lagi .
3 Berpikirlah sebagai seorang konsumen, apakah sudah indah dipandang.
54.Mampu Menjelaskan Jenis-Jenis Shopblind
55.Mampu Menjelaskan Aturan Pemasangan Shopblind
Teknis pemasangan
1 Pasang dengan menjalankan prinsip ABRI.
2 Pasang pada bagian tengah muka toko (proporsional).
3 Pastikan pemasangan kuat dan tidak kusut menggunakan paku dan guntacker.
4 Jangan menumpuk shopblind lain.
5 Jangan memasang shopblind miring (biasanya ada di samping outlet)
Adalah bungkus yang menyerupai rokok namun tidak berisi batang rokok, biasanya berisi
gabus, tampak luar sangat menyerupai rokok real namun tidak mempunyai cukai, biasanya
ada tanda yang menandakan bahwa itu adalah dummy pack.
59.Mampu Menjelaskan Aturan Pemasangan Dummy Pack
60.Mampu Menjelaskan Jenis-Jenis Pengumpulan Data Yang Umum Dilakukan Pada Saat
Kunjungan
Berikut adalah pengumpulan data-data yang diperlukan sebagai bahan untuk update data
(bentuknya tentative/tidak regular), yaitu
1.Pendataan/Update ID Outlet
2 .Sumber Belanja TMC, serta update data lainnya,
3.Survey Volume.
1.ID Barcode
2.Form ID Barcode
62.Mampu Menjelaskan Cara Pemasangan Outlet ID
63.Mampu Menjelaskan Mengenai Cara Pencatatan Form Pendataan/Update ID Outlet
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengisian Form Sumber Belanja TMC :
1.Nama dan ID Outlet : Pengisiannya harus sesuai dengan data TMS
2. Selling out : Yang diisi adalah jumlah selling out per outlet dalam satu minggu dengan
satuan pack.
Dimana brand yang disurvey adalah lima brand Gudang Garam dan tiga brand kompetitor
(yang sudah ditentukan area berdasarkankebutuhan).
3. Sumber Belanja : Diisi nama grosir atau Sub Agen yang menjadi Sumber Belanja
dari retail, dapat diisi lebih dari 1 sumber belanja.
4. Frequency Belanja : Diisi dengan berapa kali dalam seminggu outlet tersebut
belanja ke Sub Agen atau grosir.
5.Waktu Operational Outlet : Diisi dengan informasi pukul berapa outlet tersebut buka dan
pukul berapa outlet tersebut tutup.
a.Apabila buka 24 jam cukup diisi di kolom buka 24 jam.
b.Apabila waktu operasional berbeda-beda setiap hari atau ada hari libur diisikan dengan
waktu operasional buka dan tutup tersering.
65.Mampu Menjelaskan Aktivitas After Call di Outlet
Aktivitas after call adalah aktivitas yang dilakukan oleh TMC setelah proses Step Of The
Call yang meliputi aktivitas after call di outlet dan di kantor.
1 Consumer Kontak
2 Penutup
3 Observasi