Anda di halaman 1dari 2

Imam Mahroja Hakim

18101050022
Sastra Inggris A 2018

Fikih dan Usul Fikih

1. Istishab
Menurut bahasa, istishab adalah menetapi dan menuntut kebersamaan. Dengan kata lain,
istishab adalah memberlakukan ketetapan sesuatu yang sudah tetap atau meniadakan
ketetapan sesuatu yang tidak tetap. Status hukum istishab akan berubah jika kondisi yang
memunculkan hukum tersebut juga berubah.
Contoh:
a) Ketika kita berada di luar negeri yang menyulitkan kita untuk mencari minuman atau
makanan yang berlabel halal pada negara tempat kita berada maka hal tersebut menjadikan
bolehnya kita untuk mengkonsumsi apapun jenis makanan-minuman yang secara nyata tidak
mengandung sesuatu yang diharamkan karena segala bentuk makanan, minuman atau sesuatu
yang dimaksudkan untuk dikonsumsi pada dasarnya adalah boleh.
b) Ketika kita berada di luar negeri yang tidak ada pengingat waktu sahur dan ragu apakah
sewaktu
makan sahur masih tersisa waktu sahur ataukah sudah masuk waktu puasa maka puasa kita
tetap dianggap sah.

2. ‘Urf
Dilihat dari segi bahasa, kata 'urf berarti sesuatu yang dikenal. Di sisi lain, ‘urf memiliki arti
adat istiadat dan menurut kesepatakan para ulama fiqh ‘urf adalah suatu kegiatan atau adat
istiadat yang sudah biasa dilakukan secara turun temurun. Namun ada juga yang mengatakan
bahwa ‘urf dengan adat istiadat adalah sesuatu yang berbeda.
Contoh:
a) Adab menjamu tamu dengan ramah dan bersilaturahmi saat hari raya merupakan salah satu
salah satu budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia yang masih dilaksanakan hingga hari
ini. Budaya tersebut juga didukung dengan hadist memuliakan tamu dalam islam.
b) Perayaan pernikahan dengan resepsi dan menyantuni anak yatim juga merupakan budaya
yang mengakar di Indonesia. Namun ada juga kelompok yang merayakan pernikahan dengan
mabuk dan berjudi yang masih termasuk dalam ‘urf yang bertentangan dengan ajaran Islam.

3. Syar’u Man Qablana


Syar’u man Qablana adalah syariat yang diberlakukan untuk kaum-kaum terdahulu sebelum
turunnya Al-Quran sebagai syariat terakhir yang dapat digunakan hingga akhir zaman.
a) Disyariatkannya atau diwajibkannya melakukan ibadah puasa untuk umat-umat terdahulu
dan umat-umat sekarang.
b) Menunaikan haji telah dilakukan sejak umat nabi Ibrahim dan masih dilakukan hingga
sekarang.

4. Mazhab Shahabi
Sepeninggal Rasulullah Saw. banyak peristiwa dan kejadian baru yang muncul di kalangan
sahabat sehingga menuntut adanya madzhab shahabi. Yaitu pendapat para sahabat tentang
hukum suatu kasus sepeninggal Rasululah saw.
a) Sholat tarawih berjamaah di masjid hanya dilakukan oleh Rasulullah selama tiga hari.
Hukum yang melandaskan sholat tarawih di masjid muncul pada masa kekhalifahan Umar bin
Khattab dengan tujuan meningkatkan ketaqwaan dan iman masyarakat pada masa itu dan
sampai sekarang menjadi budaya dalam peribadatan di beberapa kelompok masyarakat
Indonesia.
b) Contoh lain dalam hukum mazhab shahabi adalah gugurnya kewajiban untuk sholat Jum’at
ketika bertepatan dengan hari raya seperti idul fitri dan idul adha. Hal tersebut muncul pada
kekhalifahan Usman bin Affan.
5. Sad-Dzari’ah
Menurut bahasa, Saddu Dzara’i berasal dari kata sadd dan zara’i. Sadd artinya menutup atau
menyumbat, sedangkan zara’i artinya pengantara. Arti lain dari Sad-dzari’ah
adalah menetapkan larangan atas suatu perbuatan tertentu yang pada dasarnya diperbolehkan
untuk mencegah terjadinya perbuatan lain yang dilarang.
Contoh:
a) Larangan merokok bagi anggota Muhammadiyah karena dianggap akan menimbulkan
mudharat yang akan merusak kesehatan.
b) Game online yang sempat dilarang di daerah Nangroe Aceh Darussalam merupakan salah
satu contoh dari sad-dzariah karena dianggap dapat menyia-nyiakan waktu dan melupakan
ibadah para pemainnya.

Anda mungkin juga menyukai