BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Fajar Haris Fauzi NIM. 19508334004 Angkatan 2019
(NAMA) (NAMA)
NIP/NIK. NIDN
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan proposal ini :
1. Mengetahui parameter parameter yang berpengaruh terhadap pengujian perbaikan
pengelasan berulang pada baja AISI 316L
2. Mengetahui efek dari pengelasan berulang terhadap sifat mekanis dari bahan baja
tahan karat AISI 316L
1.4 Manfaat penelitian
Dari penelitian ini nantinya diharapkan pembaca dapat mengetahui data perbedaan dari
struktur hasil lasan yang telah dilakukan pengelasan perbaikan berulang sampai maksimal.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program ini :
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu laporan kemajuan, laporan akhir, artikel
ilmiah, dan data efek yang mencakupmencakup struktur mikro, pengujian kekuatan,
pengujian tarik pada beberapa sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baja Tahan Karat AISI 316L
2.1.1 Pengertian
AISI 316L stainless steel merupakan baja yang tahan terhadap korosi,
jumlahnya berlimpah, relatif murah dan mudah untuk dibuat. Penggunaannya
terbentang dari perangkat sederhana seperti osteosynthesis plates sampai yang
lebih canggih seperti hip prosthesis. Bentuk hip prostheses kompleks yang terdiri
dari kepala femoral dan batang yang mengkopensasi beban bantalan, keausan dan
ketahanan lelah .
Biomaterial seperti stainless steel 316L adalah material yang dilindungi
oleh lapisan oksida tipis yang bisa mencegah reaksi logam tersebut dengan
lingkungannya. Lapisan yang biasa disebut lapisan passive tersebut mempunyai
ikatan kimia dalam bentuk kromium oksida Cr2O3 oksida. Meskipun ketebalan
passive film biasanya hanya beberapa nanometer, tapi mereka bertindak sebagai
penghalang yang sangat protektif antara permukaan logam dan lingkungan biologis
yang agresif. Tingkat perlindungan dari passive film ditentukan oleh laju
perpindahan ion dari film. Pengangkutan ion melalui film dipengaruhi oleh
komposisi kimia dari passive film, struktur, ketebalan dan adanya cacat.
2.1.2 Komposisi
• Posisi (2G)
• Posisi (4G)
Dimana:
Cr (Corrosion rate) = Laju korosi dalam satuan mpy (mils per
year)(mm/y)
w = Massa yang hilang (mg)
Lp = Luas sampel yang terendam (𝑖𝑛2 )
t = Waktu perendaman (jam)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Pengerjaan dalam pembuatan tugas akhir ini sesuai dengan digram alir , bisa dilihat pada
gambar 3.1 dan 3.2 pada diagram di bawah ini
MULAI
STUDI
LITERATUR
Persiapan
Material Baja AISI
316L
PEMANASAN
TEMPERATUR 700-900 C
Pelepasan
Sambungan Las
Analisa dan
Pembuatan Laporan
Selesaii
3.4.3 Pengelasan
Pengelasan dilakukan menggunakan SMAW (DC+, DC-) posisi 1G. Pengelasan pada plat
menggunakan jenis elektroda, yaitu E316L-16 dengan diameter filler 3.25 mm untuk
penetrasi yang baik. Arus yang digunakan pada saat pengelasan SMAW adalah 120 A dengan
4 layer.
Tabel 3.1 logam induk dan pengisi
NAMA KETERANGAN
Jejak penekanan yang relatif besar pada uji kekerasan brinell memberikan keuntungan
dalam membagikan secara pukul rata ketidak seragaman lokal. Selain itu, uji brinell tidak
begitu dipengaruhi oleh goresan dan kekasaran permukaan dibandingkan uji kekerasan yang
lain. Di sisi lain, jejak penekanan yang besar ukurannya, dapat menghalangi pemakaian uji
ini untuk benda uji yang kecil atau tipis, atau pada bagian yang kritis terhadap tegangan
sehingga lekukan yang terjadi dapat menyebabkan kegagalan (failure).
Printer internal
Antarmuka RS-232
Kondisi pengoperasian
yang disarankan Suhu udara: 0 – 40 ° С
Langkah Pengujian :
1. Persiapkan permukaan benda uji (spesimen) dengan menggosoknya memakai kertas
ampelas. Permukaan spesimen ini harus bersih dari cat, kerak minyak dan kotoran
lainnya. Apabila permukaan spesimen belum rata maka perlu proses penggerindaan.
2. Pilih dan pasang indentor pada mesin Brinell dengan diameter bola yang sesuai,
misalnya digunakan indentor dengan diameter standar 10 mm.
3. Pasang spesimen di atas meja uji (anvil) pada mesin Brinell. Kemudian putar roda
tangan untuk menaikkan meja uji sehingga spesimen mendekati indetor.
4. Buka keran untuk menyalurkan udara kempaan (udara kompresi) dari kompresor ke
mesin Brinell.
5. Atur besar beban, misalnya memakai beban standar untuk logam ferro sebesar 3000
kgf, dengan cara memutar knop pengatur beban sehingga jarum penunjuk piringan skala
(dial gage) berada tepat pada posisi beban 3000 kgf.
6. Terapkan beban dengan cara menarik tuas pembebanan, sehingga indentor mulai
menekan permukaan specimen.
7. Hitung lamanya waktu penerapan beban, misalnya 10 atau 15 detik, dengan
menggunakan stop watch.
8. Setelah waktu penerapan beban tercapai, tekan kembali tuas pembebanan untuk
melepaskan beban.
9. Putar kembali roda tangan untuk menurunkan meja uji.
10. Ambil spesimen dari meja uji.
11. Ukur dua diameter yang saling tegak lurus dari jejak atau lekukan hasil penekan
indentor dengan menggunakan mikroskop.
12. Hitung kekerasan spesimen dengan menggunakan rumus di atas.
3.5 Pengujian Mikro dan Makro ETZA
Pengamatan mikro struktur dilakukan dengan mengetahui titik pasti hasil dari pengujian
kekerasan. Untuk proses Metalography test dibagi menjadi 2 yaitu pengamatan Makro test
dan Mikro test.
A. Makro test
Bertujuan melihat secara visual hasil dari proses pengelasan setelah dilakukan
pengetsaan, proses pengetsaan yaitu cairan alkohol 95% 95ml dan HCl 5ml, maka bagian
Weld Metal, HAZ, dan Base metal akan terlihat.
B. Mikro test Bertujuan untuk melihat struktur kristal logam
1) Jadwal Penelitian
b) Pengajuan proposal V V V
c) Perijinan penelitian V
2 Tahap pelaksanaan
a) Proses pengelasan dan V V V
Pengumpulan data
b) Pengujian Las dan V V V
Analisis data
3 Tahap penyusunan laporan V V V V
2) Anggaran Biaya
1 Bahan penelitian
Rp 920.000
1. Silva CC, de Miranda HC, de Sant’Ana HB, Farias JP. Microstructure, hardness and
petroleum corrosion evaluation of 316L/AWS E309MoL-16 weld metal. Mater
Charact 2009;60:346–52
2. Zareie Rajani HR, Torkamani H, Sharbati M, Raygan Sh. Corrosion resistance
improvement in gas tungsten arc welded 316L stainless steel joints through controlled
preheat treatment. Mater Des 2012;34:51–7.
3. Katherasan D, Sathiya P, Raja A. Shielding gas effects on flux cored arc welding of
AISI 316L (N) austenitic stainless steel joints. Mater Des 2013;45:43–51.
4. Yılmaz R, Tümer M. Microstructural studies and impact toughness of dissimilar
weldments between AISI 316 L and AH36 steels by FCAW. Int J Adv Manuf Technol
2012;29:262–8.