Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI DASAR

OTOMOTIF

KLASIFIKASI API DAN PENGGUNAAN


BAB
ALAT PEMADAM API II
BAB II KLASIFIKASI API DAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah kita mempelajari materi tentang Klasifikasi Api dan Penggunaan Alat
Pemadam Api, peserta didik mampu memahami klasifikasi api sehingga dapat
menggunakan alat pemadam api dengan tepat dan benar.

PETA KONSEP

KLASIFIKASI API

Jenis-jenis Api Alat Pemadam Api

Identifikasi Alat Menggunakan Alat


Pemadam Api Pemadam Api

KATA KUNCI

Pemadam Api

25
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti memerlukan yang namanya api,


baik untuk kebutuhan rumah tangga ataupun kebutuhan bisnis. Ada pepatah yang
mengatakan bahwa “api kecil sebagai teman api besar sebagai lawan“ kita tidak
membahas betul atau tidaknya pepatah tersebut, yang harus diperhatikan adalah
pelajaran apa yang dapat kita ambil dari pepatah tersebut untuk keberlangsungan
kehidupan kita. dilingkungan kita tinggal ataupun tempat kita bekerja, kita pernah
menyaksikan bahkan sering menyaksikan terjadinya kebakaran yang mengakibatkan
kerusakan, baik kerusakan matriil ataupun kerusakan moril, dengan penyebab
kebakaran yang berbeda-beda serta tempat yang terbakar juga berbeda-beda, Oleh
karena itu, pengetahuan tentang penanggulangan bahaya kebakaran menjadi sangat
penting kita pelajari sebagai bekal bermasyarakat agar kita dapat melaksanakan
tindakan-tindakan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, ataupun melakukan
tindakan-tindakan penanggulangan kebakaran, baik kebakaran skala kecil ataupun
sekala besar.

Gambar 2. 1: Kebakaran Rumah Tinggal di Dhaka


Sumber: https:/ / minews. id/ kebakaran-besar-sekitar-50-ribu-orang-kehilangan-rumah-di-dhaka/

MATERI PEMBELAJARAN

A. Api
Pada saat terjadi kebakaran dengan situasi yang panik dan kondisi yang
tidak tentu, sangat penting untuk bertindak tenang, cepat dan tepat untuk
memadamkan api. Jika kita salah dalam memilih alat pemadam apidapat berakibat
fatal, yang dapat mengakibatkan api menjadi semakin besar dan tidak dapat
dikendalikan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pemilihan alat pemadam api
yang tepat sangat penting sehingga proses pemadaman api dapat berjalan cepat
dan lancar sehingga dapat mengurangi dampak yang disebabkan oleh kebakaran
tersebut. Informasi berikut ini akan membantu kita untuk memilih jenis alat
pemadam api yang tepat untuk setiap jenis api yang terjadi sesuai dengan
sumber apinya.

26
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Sifat Dasar Api

Gambar 2. 2: Sifat Api


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Beberapa unsur yang menjadi sumber terjadinya nyala api antara lain: Bahan
bakar, panas dan oksigen. Ketiga unsur tersebut akan selalu ada jika nyala api
itu ada, dan nyala api tidak akan terjadi jika salah satu atau sebagian dari unsur
tersebut tidak ada.
Bahan bakar adalah bahan apa saja yang mudah terbakar, material padat,
gas atau cairan yang dapat terbakar. Bahan yang mudah terbakar adalah segala
sesuatu yang mudah menayala dan terbakar dengan cepat. Panas dapat berasal
dari nyala api, percikan, puntung rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan
peralatan lainnya. Oksigen utamanya berasal dari udara dan juga berasal dari
beberapa reaksi kimia. Reaksi kimia berantai terjadi apabila ketiga komponen
tersebut bertemu.

Mencegah Terjadinya Api

Kiri, Kanan & Tengah = TIDAK ADA API


Gambar 2. 3: Tidak ada nyala api
Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

27
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Jika tidak ada bahan bakar, tidak akan terjadi nyala api. Oleh karena
itu, untuk membantu mencegah nyala api yang tidak diinginkan dengan cara
menghilangkan unsur bahan bakar ada, bahan bakar bisa dalam bentuk kotoran,
sampah danlain sebagainya., maka dari itu, dalam kita menyimpan bahan bakar
dan bahan yang mudah terbakar dengan hati–hati dan pada tempat yang sesuai.
Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan merupakan bagian dari
cara memadamkan nyala api. Memadamkan nyala api yang tidak diinginkan yaitu
dengan mendinginkan bahan bakar yang terbakar untuk menghilangkan panas
yang ada.
Menghilangkan unsur oksigen juga merupakan bagian dari cara
memadamkan nyala api yang tidak kita inginkan. Tanpa oksigen tidak akan terjadi
nyala api., maka dari itu, untuk mencegah nyala api yang tidak diinginkan dengan
cara menjauhkan bahan bakar atau bahanyang mudah menyala yang panas dari
kontak dengan oksigen. Misalnya memadamkan nyala api yang tidak diinginkan
dengan cara menutupinya adalah usaha untuk menghilangkan oksigen.

Gambar 2. 4: Menutup Sumber Api


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Nyala api tidak dapat terjadi apabila tidak ada panas. Mengendalikan semua
sumber panas yang mungkin ada merupakan usaha untuk mencegah nyala api yang
tidak kita inginkan., maka waspadalahterhadap sumber-sumber panas, baik yang
bersumber dari alam maupun dari kelistrikan. Oleh karena itu, kita harus menjaga
peralatan kelistrikan dalam kondisi yang baik.

Gambar 2. 5: Perlindungan Kabel listrik


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

28
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Menggunakan peralatan listrik yang tepat sesuai standar yang telah di tentukan,
Janganlah kita berimprovisasi yang membahayakan, yang mungkin dengan tujuan untuk
efisiensi dapat berakibat fatal. Jangan memberikan beban berlebihan pada rangkaian
listrik. Jangan menginjak kabel listrik yang lunak, isolasi yang rusak dapat menghasilkan
percikan antar konduktor.
Jangan menggunakan lampu tanpa pelindung yang mencukupi, untuk
menjauhkan panas lampu dari bahan yang mudah terbakar. Hati–hati saat memanaskan
atau pekerjaan pengelasan. Menjauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar ketika
menggunakan lampu pijar, gas torch dan peralatan oxy-cutting. Periksa percikan dari arc
cutting dan pengelasan agar tidak mengenai bahan yang mudah terbakar.
Gunakan pemanas yang standar sesuai dengan peruntukanya. Tempatkan
pemanas sehingga panasnya tidak berlebihan. Jauhkan pemanas dari dinding
kayu, kain terpal dan bahan yang mudah terbakar lainnya. Jauhkan semua bahan
yang mudah terbakar dari peralatan yang menghasilkan panas, pipa asap yang
panas, engine exhaust, pipa butiran kapal, dan perlengkapan panas lainnya.

Gambar 2. 6: Patuhi tanda “Dilarang Merokok”


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Patuhi tanda “Dilarang Merokok”. Jangan merokok di tempat yang berisiko


terjadinya api. Buanglah puntung rokok pada tempatnya.

Gambar 2. 7: Bersihkan Sampah


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Pada beberapa bahan seperti kain yang beroli atau majun bekas yang
beroli, panas dapat terjadi karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran

29
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

yang cepat dapat menghasilkan nyala api pada tumpukan kain beroli. Kosongkan
tempat sampah setiap hari. Jangan menyimpan tumpukan kain yang beroli
atau pakaian yang kotor dalam loker. Nyala api tidak akan terjadi tanpa panas.
Buanglah bahan yang mudah terbakar yang tidak terpakai lagi sesegera mungkin
pada tempat yang ditentukan. Bersihkan tempat kerja kita secara rutin dan
teratur. Tempatkan sampah pada tempat sampah yang telah tersedia. Tempatkan
kain yang mengandung oli, ““gemuk”” atau yang kotor pada tempat sampah yang
tertutup.

Gambar 2. 8: Buang sampah pada tempatnya


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Beri penanganan khusus pada gas yang mudah terbakar (seperti acetylene
dan LPG, dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti bensin, minyak tanah,
cairan pembersih, bahan pelarut, pernis, thinner, dll.). Gas dan cairan yang mudah
terbakar sebaiknya disimpan di tempat yang tertutup dan jauh dari panas.
Jaga kondisi pipa gas, valve dan peralatan dalam kondisi yang bagus.
Gunakan hanya peralatan keselamatan yang tidak menghasilkan percikan ketika
membuka wadah dari cairan yang mudah terbakar. Ketika membutuhkan cairan
yang mudah terbakar, sebaiknya gunakan secukupnya saja. Simpan cairan
tersebut dalam wadah logam yang tertutup. Jangan merokok ketika mengambil
atau menggunakan cairan yang mudah terbakar. Bersihkan cairan mudah terbakar
yang terpercik di pakaian anda, jauhkan dari sumber panas dan laporkan segera
ke atasan Anda. Jangan menggunakan bensin, minyak tanah atau methylated
spirit untuk menyalakan api. Hindari potensi bahaya dari debu. Beberapa jenis
debu sangat mudah terbakar sehingga dapat meledak ketika bercampur dengan
udara. Bersihkan daerah yang berdebu sebelum melakukan pengelasan atau
menggunakan peralatan listrik.
Hati–hati saat bekerja di dekat peralatan penyaring debu. Jaga penutup kotak
debu tertutup dengan baik. Bersihkan segera lampu yang berdebu. Kesemuanya
itu dapat berjalan dengan baik jika kita dapat menjalankan 5K, yaitu: Ketelitian,
Kerapihan, Kebersihan, Kesegaran, Kedisiplinan.

30
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

1. Ketelitian (Pemilihan)
Yaitu pemilahan antara barang yang masih dipakai dan yang tidak dipakai,
Memisahkan barang menurut frekuensi penggunaan.
a. Sering digunakan → Letakkan di tempat yang dekat, mudah dilihat dan
dicapai.
b. Kadang2 digunakan → Letakkan/ simpan ditempat lain (boleh agak jauh).
c. Sama sekali tidak digunakan → Dibuang
2. Kerapihan (Penataan)
Barang harus dalam kondisi aman, mudah dan cepat dapat diambil ketika
diperlukan.
Prinsipnya, “ 3 Jelas “ yaitu: → Jelas lokasi, Jelas jumlah, Jelas identitas.
3. Kebersihan (Pembersihan)
Menjaga kondisi lingkungan kerja, alat kerja, parts/ components, alat2
keselamatan kerja serta fasilitas kerja yang lain bebas dari kotoran.
lakukan sendiri → Anda akan menemukan barang yang tidak diperlukan.
4. Kesegaran (Pemantapan)
Mempertahankan kondisi “3 K“ yang pertama secara konsisten
5. Kedisiplinan (Pembiasaan)
Menanamkan kebiasaan mematuhi aturan, Atasan harus menjadi contoh
terhadap konsistensi mematuhi aturan yang ada.

Gambar 2. 9: Gambar 5 K
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

B. Klasifikasi Api
Api Kelas A

Gambar 2. 10: Bahan sumber nyala api


Sumber: PPPP-BMTI Bandung

31
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Api kelas A adalah Api yang sumbernya adalah bahan yang mudah terbakar
seperti kayu, kain, kertas dan material pembungkus.

Gambar 2. 11: Penyemprotan dengan air


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Mendinginkan bahan yang terbakar adalah cara yang paling efektif untuk
memadamkan api kelas A. Air dari ember, atau selang air, adalah cara terbaik
untuk memadamkannya. Air paling cocok untuk mendinginkan material sampai
ke titik dimana material tersebut tidak dapat terbakar lagi dan untuk menembus
api yang ada di dasar.
Alat pemadam api jenis air adalah yang paling tepat untuk memadamkan
api kelas A.

Gambar 2. 12: Penyemprotan dengan busa


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Alat pemadam api jenis busa bisa juga digunakan. Jenis pemadam api yang
lain akan memadamkan api kelas A yang kecil tetapi tidak seefektif air.

32
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Api Kelas B

Gambar 2. 13: Sumber Nyala API


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Api kelas B adalah api yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar
seperti bensin, minyak tanah, oli, grease, “gemuk”, lilin, cat, thinner, pernis, dan
cairan pelarut.
Menyelimuti atau menutupi api untuk menghilangkan unsur oksigen adalah
cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 2. 14: Pemadaman Nyala API


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Alat pemadam api jenis busa paling tepat digunakan untuk memadamkan
cairan yang terbakar di dalam wadah ketika cairan tersebut cukup panas untuk
terbakar kembali jika bersentuhan tersebut dengan oksigen.

Api Kelas C
Api kelas C dihasilkan dari gas yang mudah terbakar seperti LPG dan gas lain
yang mudah terbakar.
Api Kelas D
Api kelas D dihasilkan dari bahan logam yang mudah terbakar, seperti:
magnesium, aluminium, sodium dan potassium.
Api Kelas F
Api kelas F dihasilkan dari oil dan “gemuk” yang mendidih.

33
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Api Akibat Kelistrikan

Gambar 2. 15: Sumber Kelistrikan


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Api akibat kelistrikan dapat dihasilkan dari peralatan lisrik seperti: lampu,
motor, generator, kabel, kawat, saklar, panel listrik dan peralatan elektronik.

Gambar 2. 16: Pemadaman Nyala API


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Menyelimuti atau menutupi api untuk menghilangkan oksigen adalah cara


paling efektif untuk memadamkan api kelas F.
Bahan pemadam api untuk kelas F harus berupa bahan yang tidak
menghantarkan listrik untuk menghindari kejut listrik dan kerusakan lebih
lanjut pada peralatan. Jangan pernah menggunakan air atau busa sebagai bahan
pemadam api kelas F. Jika bisa dilakukan dengan aman, matikan sumber listrik ke
peralatan yang sedang terbakar.

34
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

C. Alat Pemadam Kebakaran


Alat pemadam api ditempatkan di tempat yang strategis di seluruh tempat
kerja dan sesuai dengan jenis kebakaran yang dapat terjadi di tempat itu. Label
identifikasi menunjukkan lokasi alat pemadam.
Alat pemadam api yang mudah dibawa biasanya ditempatkan pada tempat
yang mudah terjadi kebakaran. Ada empat macam jenis dasar alat pemadam api
yang digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kesemuanya diberi
kode warna sesuai dengan jenis api.
1. Alat Pemadam Api Berisi Air

Untuk nyala api kelas A


Gambar 2. 17: Alat Pemadam Api Ringan
Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Ada tiga jenis alat pemadam api yang berisi air yang hanya digunakan untuk
memadamkan api kelas A. Ketiganya dicat dengan warna MERAH. Memiliki
jangkauan sekitar 10 meter. Gunakan sesuai dengan petunjuk.
Jenis yang berisi air yang bertekanan dioperasikan dengan trigger dan
dapat dihentikan kapan saja dengan melepas trigger.

2. Alat Pemadam Api Dengan Karbon Dioksida (CO2)

Api kelas “B” dan “C”


Gambar 2. 18: Alat Pemadam Api Ringan
Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

35
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Jenis ini diisi dengan carbon dioksida, dicairkan dengan tekanan yang tinggi. Paling
cocok digunakan untuk memadamkan api kelas B dan kelas C. Diberi warna MERAH
dengan garis HITAM. Ukuran yang kecil memiliki jangkauan sampai 1, 2 m dan untuk
ukuran besar sampai 3 meter.
Alat pemadam ini harus memiliki discharge horn untuk penggunaan yang yang
aman dan efektif. Initial dischargenya adalah carbon dioksida cair, yang cepat berubah
bentuk menjadi gas. Main discharge dapat menghasilkan suhu dingin yang kuat.
Mekanisme penggunaannya harus terbuka penuh untuk menghindari pembekuan jalur
keluarnya. Jenis ini biasanya dilengkapi dengan plunger, lever, trigger atau valve. Gunakan
sesuai dengan petunjuknya.
Alat pemadam kebakaran jenis CO2 digunakan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi akibat endapan dan membutuhkan pentingnya
penetrtasi ke daerah yang tidak dapat dijangkau. Sebagai contoh:
a. Memadamkan kebakaran pada yang berhubungan dengan listrik dan
peralatan laboratorium yang lembut.
b. Memadamkan api kecil pada cairan yang mudah terbakar, yang lepas ke
permukaan vertikal dan horizontal.
c. Ketika memegang alat pemadam api jenis CO2, pegang pada nozzle
plastik. Jika dipegang pada hose akan dapat menghasilkan listrik statis.
d. Baik digunakan di tempat peralatan kantor karena tidak merusak
peralatan di sekitar.

Petunjuk Penggunaan

Gambar 2. 19: Pemadaman Api


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api. Arahkan discharge pertama


kali ke sisi belakang api. Semprot ke semua sisi api. Teruskan ke arah api sampai
padam.

Peringatan:
Menggunakan atau menghirup carbon dioksida selama beberapa waktu di
tempat yang terbatas dapat mengakibatkan kekurangan napas. Keluar secepatnya
dari tempat tersebut setelah penggunaan. Keluarkan gas yang ada dalam ruang
tersebut sesegera mungkin.

36
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

3. Alat Pemadam Api Jenis Busa

Api kelas “B”(dan beberapa kelas “A”)


Gambar 2. 20: Alat Pemadam Api Ringan
Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Alat pemadam api jenis busa bahan kimia dan mekanikal cocok untuk
memadamkan api kelas B dan api kelas A tertentu. Dicat MERAH dengan garis
biru. Memiliki jangkauan lebih dari 6 meter. Gunakan sesuai dengan petunjuk.
Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan
memadamkan api. Alat pemadam api jenis busa sangat efektif digunakan untuk
memadamkan api di dalam wadah suatu cairan yang mudah terbakar yang
cukup panas untuk dapat terbakar kembali jika terpapar dengan oksigen. Alat
pemadam api bentuk trigger hanya digunakan dalam industri. Selimut busa akan
pada posisinya cukup lama untuk mendinginkan cairan sampai di bawah titik
nyalanya. Busa kurang efektif pada tumpahan yang bebas mengalir dan bisa
tidak efektif pada cairan yang terbakar seperti alkohol. Untuk memadamkan
cairan yang terbakar dalam wadah, arahkan semprotan di sisi tangki di atas
permukaan cairan. Hal ini menyebabkan busa turun dan meneyebar ke seluruh
permukaan cairan. Pilihan lainnya, busa dapat dibentuk seperti salju di atas
api atau disemprotkan ke depan api atau tumpahan oli sehingga busa akan
mengalir kembali ke atas api.
4. Alat Pemadam Api Jenis Bubuk Kering

Gambar 2. 21: Alat Pemadam Api Ringan


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

37
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Jenis ini diisi dengan bubuk kimia kering, diberi gas bertekanan, atau
air bertekanan. Cocok untuk api kelas A, B, C, F dan api akibat kelistrikan.
Dicat MERAH dengan garis PUTIH. Memiliki nozzle berbentuk kipas. Yang
berukuran kecil memiliki jangkauan hingga 3 meter dan ukuran yang lebih
besar sampai 6 meter. Gunakan sesuai petunjuk.

Gambar 2. 22: Tumpahan oli yang terbakar


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Alat pemadam api jenis bubuk kimia kering sangat cepat untuk
memadamkan api. Kabut yang dihasilkan dari bubuk kimia kering cenderung
melindungi pemakai dari panas. Bubuk kimia kering adalah pemadam api
yang paling efektif untuk memadamkan cairan terbakar dalam area luas,
terutama tumpahan yang tidak mengalir. Semprotkan bubuk kimia kering ke
dasar api dan lindungi dengan cara menyapu dari sisi ke sisi. Alat pemadam
api jenis bubuk yang kecil dengan pegangan trigger berbentuk pistol dapat
digunakan dengan cepat. Hal ini membuatnya lebih efektif memadamkan
api kelas apapun yang tiba–tiba terjadi dan api kecil di posisi yang tidak
mudah dijangkau. Jenis ini jangan dibuang pada tempat pembakaran.

D. Persiapan Untuk Memadamkan Api


Anda harus mengetahui apa yang harus dilakukan jika kebakaran terjadi. Hal ini
membutuhkan:
1. Pemahaman tindakan pencegahan kebakaran di mana Anda bekerja;
2. Mengetahui letak peralatan pemadam kebakaran;
3. Mengetahui letak alarm kebakaran;
4. Mengetahui penggunaan semua peralatan pemadam kebakaran;
5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti latihan pemadam kebakaran;
6. Menjaga peralatan pemadam kebakaran bebas dari hambatan;
7. Mengetahui tempat pintu gawat darurat;
8. Menjaga jalur keluar darurat bebas dari gangguan;
9. Menjaga jalur ke tangga darurat bebas dari hambatan sebelum tangga selesai
dibuat; dan
10. Menjaga pintu darurat sebagai jalur ke tangga darurat tetap tertutup tapi
tidak terkunci.

38
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Tempatkan alat pemadam kebakaran yang sesuai dan mudah dijangkau


kapanpun menggunakan peralatan, yang dapat menimbulkan potensi kebakaran.
Jauhkan alat pemadam api panas atau dingin yang berlebihan. Jangan
mengembalikan alat pemadam yang telah terpakai. Berikan label dan dan
kembalikan untuk pengisian. Pastikan penggantinya segera ditempatkan pada
tempatnya setelah digunakan.

Memadamkan Api
Jika kebakaran terjadi, tindakan yang tepat adalah menentukan cara terbaik
untuk memadamkan api dengan cepat, mengurangi risiko terhadap kematian dan
meminimalkan kerusakan. Jika Anda menemukan kebakaran, ingat enam langkah
keselamatan berikut:
1. Segera nyalakan alarm dan laporkan ke atasan Anda.

Gambar 2. 23: Bunyikan alarm


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

2. Beritahukan petugas pemadam kebakaran.

Gambar 2. 24: Beritahukan petugas pemadam kebakaran


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

39
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

3. Beritahu orang lain untuk menyingkir.

Gambar 2. 25: Beritahu yang lain


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

Gambar 2. 26: Padamkan api


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

5. Evakuasi jika perlu.

Gambar 2. 27: Evakuasi


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

40
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

6. Anda jangan masuk kembali ke bangunan yang terbakar.

Gambar 2. 28: Menyingkir ketempat yang aman


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

Keenam langkah keselamatan ini sangat penting karena:


a. Lima menit pertama setelah api mulai terjadi sangat vital untuk dikendalikan.
b. Akan lebih baik bagi petugas pemadam kebakaran datang pada saat kebakaran
masih kecil dan masih bisa di atasi dibandingkan datang pada saat kebakaran
sudah membesar dan tidak terkendali.
c. Seseorang yang mengetahui kedatangan petugas pemadam kebakaran dapat
mengarahkan mereka ke tempat kebakaran dengan cepat.
d. Api kecil dapat segera di atasi dengan peralatan pemadam kebakaran jenis
portabel yang tepat.
e. Saat kebakaran menjadi terlalu besar, akan susah untuk dikendalikan,
terlambat mengevakuasi bangunan dapat mengakibatkan korban jiwa. Asap
dan gas di dalam bangunan yang terbakar sangat berbahaya, walaupun api dan
panas letaknya jauh. Jika gas bocor terbakar, dan Anda tidak bisa mematikan
suplai gas, jangan mencoba untuk memadamkan nyala api tersebut. Jika
perlu, atau memungkinkann cobalah mendinginkan peralatan yang ada di
dekat api. Serahkan sisanya kepada ahlinya.

E. Prosedur Evakuasi
Jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat pada sebuah tempat kerja atau
bangunan gedung kemungkinan membutuhkan evakuasi dari bangunan tersebut.
Oleh karena itu, informasi tentang keberadaan gedung dan lokasi keberadaan
setiap orang yang berada diarea tertentu baik jalur darurat ataupun assembly
point sangatlah penting disampaikan kepada semua orang yang berada di lokasi
tersebut. Jika evakuasi tersebut diperlukan, makamatikan semua mesin, peralatan
atau suplai gas yang merupakan tanggung jawab Anda ketika evakuasi, Beritahu
orang lain di dalam bangunan dan tinggalkan secepatnya tanpa menciptakan
kepanikan yang berlebihan, Ikuti petunjuk darurat yang ada atau ikuti petugas yang
mengarahkan, Jauhi tempat yang berbahaya sampai petugas mengamankannya.
Dalam menangani korban pada kondisi darurat dikenal dengan istilah DRABC

41
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

(Danger, Response, Airway, Breathing, Circulation)


1. Danger (bahaya)
Ketika kondisi darurat terjadiperiksa dari Danger atau bahaya untuk memastikan
keselamatan, baik itu keselamatan kita, orang yang berada di tempat kejadian
ataupun korban. Periksa sekeliling untuk mencari sumber bahayayang dapat
mencederai kita ataupun orang yang berada di tempat kejadian atau sekitarnya
baik itu bahaya dari lantai licin, ledakan, kejatuhan, gas, listrik dan sebagainya.
Aturan umumnya adalah jangan memindahkan korban kecuali terdapat potensi
bahaya yang tidak bisa kita pindahkah.
2. Response (Respon)
Periksa respon korban dengan cara menyentuh pundak korban dan bertanya
dengan suara yang keras “ apakah Anda baik-baik saja ? ini yang di kenal
dengan teknik sentuh dan bicara. Kita tidak diperbolehkan melakukan
tindakaan berlebihan untuk mendapatkan respon dari korban misalnya dengan
menggoyang-goyangkan korban dan sebgainya. Jika korban tidak memberikan
reaksi, maka kita bias simpulkan bahwa korban tidak sadar.
3. Airway (Aliran Udara)
Pastikan aliran udara tidak terhalang sehingga korban mudah bernapas dan
dalam kondisi bebas tidak tertutup.
4. Breathing (Pernapasan)
Jaga aliran udara terbukan dan periksa pernapasan normal.
5. Circulation (Peredaran)
Pada pemeriksaan ini untuk menemukan denyut nadi bisa sangat sulit, Oleh
karena itu, cara tanda-tanda peredaran darah yang lain seperti pernapasan
normal, batuk, menelan, pergerakan dan lainnya

Menyelamatkan Diri dari Kebakaran

Gambar 2. 29: Memberitahukan jalur keluar darurat dan Assembly Point


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Kita harus memahami dampak atau akibat dari terjadinya kebakaran dan
dengan sepenuhnya menjalankan petunjuk-petunjuk yang ada pada area kerja

42
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

apabila terjadi kebakaran. Pahami lokasi yang dapat menimbulkan kebakaran,


alarm kebakaran, letak alat pemadam, telepon dan pintu darurat, assembly point
(titik kumpul) dimana kita bekerja. Sangat penting bagi pekerja maintenance,
operator dan lainnya, yang sering berganti tempat kerja untuk mengetahui
bagaimana cara menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran di tempat kerjanya.
Pengambilan keputusan atau tindaakan yang tepat pada saat terjadi
kebakaran untuk memustuskan apakah kita mampu untuk memadamkan api atau
tidak. Jika kita tidak mampu untuk memadamkan nyala api, segera keluar secepat
mungkin. Jika kita memutuskan untuk memadamkan api, pertama kali periksa
apakah terdapat jalur menyelamatkan diri yang aman dan jelas, sehingga kita
mengetahui jalur evakuasinya atau jalur darurat. Tetap berada di antara api dan
pintu keluar. Tinggalkan daerah kebakaran secepat mungkin jika:
a. Api menjadi tidak terkendali.
b. Api mulai menutupi pintu darurat.
c. Asap menghalangi pandangan, atau mulai menutupi jalan keluar.
d. Pada saat Anda meninggalkan tempat, buka semua pintu dengan hati-hati
untuk mencegah pergerakan asap atau nyala api.
e. Tutup pintu di belakang Anda untuk menghindari aliran udara memperbesar
api.
f. Waspada terhadap gas dan asap yang dihasilkan oleh api.

43
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

CAKRAWALA

Jika kita perhatikan perkembangan pusat kota-kota besar yang semakin cepat,
pertumbuhan penduduk yang semakin padat, jarak antara rumah yang satu dengan
yang lainnya tidak ada, gedung-gedung bertingkat yang sangat padat dengan
aktivitasnya, rumah susun atau apartemen yang sangat komplek penghuninya,
semuanya itu merupakan potensi yang sangat besar untuk terjadinya kebakaran
dengan potensi kerugian yang sangat besar, Oleh karena itu, pemahaman atau
pelatihan penanggulangan bencana kebkaran menjadi sangat penting.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah pengetahuan tentang materi


klasifikasi api dan penggunaan alat pemadaman nyala api
yang tepat, kita bisa menggunakan smartphone kita untuk
memperkaya referensi dengan internet, salah satunya di:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemadam_api
Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi
silahkan gunakan smartphone kalian untuk memperbanyak
referensi dengan jelajah internet pada web-web yang lain.

RANGKUMAN

1. Unsur nyala api: Fuel, Heat, oksigen


2. Lima (5) K
a. Ketelitian (Pemilihan): Yaitu pemilahan antara barang yang masih dipakai
dan yang tidak dipakai
b. Kerapihan (Penataan): Barang harus dalam kondisi aman, mudah dan
cepat dapat diambil ketika diperlukan.
- Prinsipnya“ 3 Jelas “ yaitu: → Jelas lokasi, Jelas jumlah, Jelas identitas.
c. Kebersihan (Pembersihan): Menjaga kondisi lingkungan kerja, alat kerja,
parts/ components, alat2 keselamatan kerja serta fasilitas kerja yang lain
bebas dari kotoran.
d. Kesegaran (Pemantapan): Mempertahankan kondisi “3 K“ yang pertama
secara konsisten
e. Kedisiplinan (Pembiasaan): Menanamkan kebiasaan mematuhi aturan,
Atasan harus menjadi contoh terhadap konsistensi mematuhi aturan yang
ada.

45
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

RANGKUMAN

3. Klasifikasi Api:
a. Api kelas A adalah Api yang sumbernya adalah bahan yang mudah terbakar
seperti kayu, kain, kertas dan material pembungkus
b. Api kelas B adalah api yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar
seperti bensin, minyak tanah, oli, grease, “gemuk”, lilin, cat, thinner, pernis,
dan cairan pelarut.
c. Api kelas C dihasilkan dari gas yang mudah terbakar seperti LPG dan gas
lain yang mudah terbakar
d. Api kelas D dihasilkan dari bahan logam yang mudah terbakar, seperti:
magnesium, aluminium, sodium dan potassium
e. Api kelas F dihasilkan dari oil dan “gemuk” yang mendidih.
4. Alat Pemadam Kebakaran
a. Alat pemadam api berisi air;
b. Alat pemadam api dengan carbon dioksida CO2;
c. Alat pemadam api jenis busa; dan
d. Alat pemadam api jenis bubuk kering.
5. Langkah-langkah jika terjadi kebakaran
a. Segera nyalakan alarm dan laporkan ke atasan Anda;
b. Beritahukan petugas pemadam kebakaran;
c. Beritahu orang lain untuk menyingkir;
d. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia;
e. Evakuasi jika perlu; dan
f. Jangan masuk kembali ke bangunan yang terbakar.

TUGAS MANDIRI

Amatilah pada rumah masing-masing, atau tempat bermain, ataupun tempat


lainnya, tuliskanlah tentang adanya potensi kebakaran pada tempat-tempat
tersebut dan tuliskan juga tentang adanya alat pemadam yang tersedia, untuk
memperjelas laporan yang dibuat boleh menambahkan foto-foto lokasi yang
diamati. Kerjakan pada buku tugas dan kumpulkan kepada guru/ instruktur yang
mengampu.

46
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab klasifikasi api dan penggunaan alat pemadam api
tentu kita harus lebih memahami serta dapat mengaplikasikan pada kehidupan
kita sehari hari, jika masih ada pada bab ini yang sulit dipahami, pada bagian
mana yang sulit dipahami? Diskusikan kembali dengan teman atau dengan guru
pada bagian yang belum paham

47

Anda mungkin juga menyukai