Toaz - Info Kebijakan Perawatan Paliatif Di Indonesia PR
Toaz - Info Kebijakan Perawatan Paliatif Di Indonesia PR
DISUSUN OLEH
NIM: P07220218036
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
i
KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF DI INDONESIA
Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai tugas VILEP (Virtual Learning Center)
mata kuliah Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal
DISUSUN OLEH
NIM: P07220218036
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Kebijakan Perawatan Paliatif” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal.
Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas
kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
G. Pendanaan Perawatan Paliatif ……………………………….. 19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………….……………………….. 20
B. Saran-saran ……………………….………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pasien dengan stadium lanjut dari penyakit tertentu pada umumnya tidak
hanya mengalami masalah/gangguan dari sisi fisik melainkan juga adanya gangguan
pada psikologi, sosial, kultural, dan spiritual pasien. Diperlukannya perawatan yang
bersifat holistik dalam menyiapkan pasien maupun keluarga menghadapi
kemungkinan terburuk serta dilakukannya pendekatan interdisiplin seperti perawatan
paliatif.
6
Keadaan sraana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih belum
merata dikarenakan jumlah tenaga kesehatan yang dapat melakukan upaya perawatan
paliatif juga masih terbatas sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan yang bermutu, komprehensif, dan holistik maka diperlukannya beberapa
kebijakan dalam perawatan paliatif di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
“Bagaimana konsep perawatan paliatif dan asuhan keperawatannya?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan paliatif (Paliatif Care).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi perawatan paliatif (Paliatif Care).
b. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan paliatif (Paliatif Care).
c. Untuk mengetahui prinsip perawatan paliatif (Paliatif Care).
d. Untuk mengetahui model/tempat dilaksanakannya perawatan paliatif
(Paliatif Care).
e. Untuk mengetahui ruang lingkup perawtaan paliatif (Paliatif Care).
f. Untuk mengetahui kebijakan perawatan paliatif di Indonesia (Paliatif
Care).
7
D. Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan untuk menulis dan menyusun makalah
ini adalah metode studi pustaka yaitu sebuah metode penulisan karya tulis dengan
mencari informasi dari berbagai jenis referensi, mulai dari literatur buku, internet,
televisi, dan jenis referensi lainnya.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Makalah ini diawali dengan halaman judul, kata pengantar, dan daftar
isi.
2. BAB I yang merupakan pendahuluan dibagai menjadi beberapa sub-bab
seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
3. BAB II yang merupakan tinjauan pustaka dibagi menjadi beberapa sub-
bab seperti Pengertian Perawatan Paliatif, Tujuan Perawatan Paliatif, Prinsip
Perawatan Paliatif, Model/tempat Perawatan Paliatif, Ruang Lingkup
Perawatan Paliatif, Aspek Medikolegal Perawatan Paliatif, Sumber Daya
Manusia Perawatan Paliatif.
4. BAB III yang merupakan pembahasan dibagi menjadi beberapa sub-bab
seperti Tujuan Program Perawatan Paliatif, Sasaran Program Perawatan
Paliatif, Landasan Hukum Perawatan Paliatif, Kebijakan Perawatan Paliatif,
Pembinaan dan Pengawasan Perawatan Paliatif, Pengembangan dan
Peningkatan Mutu Perawatan Paliatif, dan Pendanaan Perawatan Paliatif.
5. yang merupakan penutup dibagi menjadi beberapa sub-bab yaitu kesimpulan
dan saran-saran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
B. Tujuan Perawatan Paliatif (Paliatif Care)
Tujuan utama perawatan paliatif adalh untum membantu klien dan keluarga
mencapai kualitas hidup terbaik (Potter & Perry, 2009). Perawtaan paliatif tidak
menekankan pada penyembuhan melainkan memberikan bantuan terhadap
penderitaan yang dialami dengan mengelola gejala yang muncul dan memaksimalkan
kualitas hidup (Black & Hawks, 2005).
Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga
pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang competent
dan compassionet, Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric
10
palliative care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui
penelitian dan pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52)
11
E. Ruang Lingkup Perawatan Paliatif (Paliatif Care)
a. Jenis kegiatan perawatan paliatif (Kepmenkes No. 812/2007) meliputi:
o Penatalaksanaan nyeri
o Penatalaksanaan keluhan fisik lain
o Asuhan keperawatan
o Dukungan psikologis
o Dukungan sosial
o Dukungan kultural dan spiritual
o Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).
b. Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan
kunjugan/rawat rumah.
12
sendiri apabila ia masih kompeten, dengan saksi anggota keluarga
terdekatnya. Waktu yang cukup agar diberikan kepada pasien untuk
berkomunikasi dengan keluarga terdekatnya. Dalam hal pasien telah tidak
kompeten, maka keluarga terdekatnya melakukannya atas nama pasien.
e. Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh
pesan atau pernyataan pasien pada saat ia sedang kompeten tentang apa
yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya apabila
kompetensinya kemudian menurun (advanced directive). Pesan dapat
memuat secara eksplisit tindakan apa yang boleh atau tidak boleh
dilakukan, atau dapat pula hanya menunjuk seseorang yang nantinya akan
mewakilinya dalam membuat keputusan pada saat ia tidak kompeten.
Pernyataan tersebut dibuat tertulis dan akan dijadikan panduan utama
bagi tim perawatan paliatif.
f. Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, tim perawatan
paliatif dapat melakukan tindakan kedokteran yang diperlukan, dan
informasi dapat diberikan pada kesempatan pertama.
13
tertulis. Namun demikian, dalam keadaan tertentu dan atas
pertimbangan tertentu yang layak dan patut, permintaan tertulis oleh
seluruh anggota keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan
pengadilan untuk pengesahannya.
e. Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak
melakukan resusitasi sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini, yaitu
apabila pasien berada dalam tahap terminal dan tindakan resusitasi
diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah pada saat tersebut.
14
G. Sumber Daya Manusia Perawatan Paliatif (Paliatif Care)
1. Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan, pekerja sosial,
rohaniawan, keluarga, relawan.
2. Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikan/pelatihan perawatan paliatif dan telah mendapat sertifikat.
3. Pelatihan
a. Modul pelatihan : Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan
kerjasama antara para pakar perawatan paliatif dengan Departemen
Kesehatan (Badan Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik). Modul-modul
tersebut terdiri dari modul untuk dokter, modul untuk perawat, modul
untuk tenaga kesehatan lainnya, modul untuk tenaga non medis.
b. Pelatih : Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas
Kedokteran.
c. Sertifikasi : dari Departemen Kesehatan c.q Pusat Pelatihan dan
Pendidikan Badan PPSDM. Pada tahap pertama dilakukan sertifikasi
pemutihan untuk pelaksana perawatan paliatif di 5 (lima) propinsi yaitu
: Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makasar. Pada tahap
selanjutnya sertifikasi diberikan setelah mengikuti pelatihan.
4. Pendidikan
Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif, ilmu
keperawatan paliatif).
15
BAB III
PEMBAHASAN
Tujuan umum:
Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan
paliatif.di Indonesia
Tujuan khusus:
1. Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di
seluruh Indonesia
2. Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif.
3. Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih.
4. Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.
16
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan/hospis
e. Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain.
17
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1144/ Menkes/Per/ VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kese-hatan;
1. Kebijakan
Program Paliatif yang efektif akan tercapai jika didukung komitmen pemangku
kebijakan dengan pendekatan kesehatan masyarakat, melalui:
a. Integrasi layanan paliatif dalam sistem kesehatan nasional.
b. Ketersediaan layanan professional serta pemberdayaan masyarakat.
2. Strategi
a. Mendorong sistem pembiayaan kesehatan bagi program paliatif.
b. Menjamin pelayanan paliatif pada institusi fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Menyiapkan tenaga profesional pada program paliatif.
d. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program paliatif.
18
f. Menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap program paliatif yang
berkualitas melalui peningkatan sumber daya manusia dan penguatan
institusi serta standarisasi pelayanan.
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan utama perawatan paliatif adalh untum membantu klien dan keluarga
mencapai kualitas hidup terbaik (Potter & Perry, 2009). Perawtaan paliatif tidak
menekankan pada penyembuhan melainkan memberikan bantuan terhadap
penderitaan yang dialami dengan mengelola gejala yang muncul dan
memaksimalkan kualitas hidup (Black & Hawks, 2005).
20
DAFTAR PUSTAKA
21