Research and
E du c a t i o n
Bab I
Dasar-Dasar Perpajakan
Suharno, Head of TaxPrime Academy
Centre for Tax Research and Education
A. Pendahuluan
Secara mikro, istilah perpajakan sebenarnya telah menjadi
bagian dalam kehidupan sehari-hari, setidaknya hampir setiap
barang yang dikonsumsi terdapat unsur pajak yang telah dibayar
oleh setiap orang. Dari sabun dan kebutuhan dapur sampai
dengan perkakas di rumah/kantor, sampai dengan kendaraan,
dan bahkan jasa yang yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan
kita, terdapat pajak di dalamnya baik secara langsung maupun
tidak.
Secara makro, pajak merupakan sumber dana bagi jalannya
pemerintahan dan pembangunan. Hal ini disebabkan bahwa pajak
saat ini menjadi sumber utama penerimaan APBN hampir di
semua negara di dunia sehingga pajak disebut dengan pajak
disebut dengan istilah the lifeblood of a government. Dengan
pajak pemerintah dapat memberikan pelayanan dan perlindungan
kepada masyarakat. Dengan pajak pemerintah dapat
membangun sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan,
pelabuhan, bandara, rumah sakit, panti sosial.
Pajak yang dibayarkan oleh rakyat Indonesia,
sesungguhnya digunakan pemerintah dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
1
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
B. Sejarah Pajak
Pajak tidak hanya dikenal di dalam dunia modern saat ini
tetapi pajak telah dikenal sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Pada
prinsipnya di mana ditemukan suatu kelompok masyarakat yang
teroganisir, maka disitulah sebenarnya pajak (pungutan/iuran)
telah ada, yang tujuannya digunakan untuk kepentingan bersama
dalam masyarakat. Berikut ini disajikan perkembangan sejarah
perpajakan dari era sebelum masehi sampai dengan abad
modern dan praktik pemungutan pajak di tanah nusantara.
Catatan pertama tentang perpajakan terorganisir berasal
dari Mesir sekitar 3000 SM. Praktik pengumpulan pajak di
kerajaan Mesir, menjelaskan bahwa Firaun akan mengirim
komisaris untuk mengambil seperlima dari semua panen biji-bijian
sebagai pajak. Di samping itu, Firaun juga mengenakan pajak atas
minya goreng, yang mekanismenya adalah selama satu periode
para juru tulis menghitung besarnya pajak atas minyak goreng.
Untuk memastikan bahwa warga tidak menghindari pajak minyak
goreng, juru tulis pajak akan mengaudit rumah tangga untuk
memastikan bahwa jumlah minyak goreng yang dikonsumsi
sesuai dan bahwa warga tidak menggunakan sisa yang dihasilkan
dari proses memasak lain sebagai pengganti minyak kena pajak.
Praktik pajak terus berkembang seiring peradaban Yunani
menguasai sebagian besar Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah
selama berabad-abad menjelang Masehi. Batu Rosetta,
lempengan tanah liat yang ditemukan pada tahun 1799, adalah
dokumen undang-undang perpajakan baru yang ditetapkan oleh
Dinasti Ptolemeus pada tahun 196 SM. Dinamai setelah
2
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
3
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
C. Pengertian Pajak
Pengertian pajak telah banyak diuraian oleh para ahli dalam
bidang keuangan negara, ekonomi dan hukum, serta perpajakan,
misalnya:
1. Prof. P.J.A. Andriani
4
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
5
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
6. Dalton
A tax is a compulsory contribution imposed by a public
authority irrespective of the exact amount of service rendered
to the taxpayer in return.
7. C.F.Bastable
Tax is a compulsory contribution of the wealth of a person or
body of aperson for the service of the public powers.
8. H.C. Adams
He defines tax as a contribution from citizen to the support ot
the state.
Sekarang kita lihat bagaimana pengertian pajak secara
hukum? Pengertian pajak berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pengertian pajak tersebut ada beberapa unsur penting
yaitu:
▪ pajak adalah kontribusi wajib warga negara;
▪ pajak bersifat memaksa;
▪ tidak akan mendapat imbalan langsung;
▪ pajak berdasarkan undang-undang.
6
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
D. Fungsi Pajak
Membahas fungsi pajak, maka tidak akan terlepas dari
fungsi negara dan tujuan negara. Fungsi negara menurut Julius
Stahl dalam konsepnya negara hukum yang disebutnya dengan
istilah ‘rechtsstaat’ itu mencakup empat elemen penting, yaitu: (i)
perlindungan hak asasi manusia, (ii) pembagian kekuasaan, (iii)
pemerintahan berdasarkan undang-undang, dan (iv) peradilan
tata usaha negara. Sementara itu, tujuan negara menurut Nicolio
7
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
Fungsi
Fungsi
Redistribusi
Stabilitas
Pendapatan
8
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
10
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
12
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
15
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
16
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
G. Hukum Pajak
Menurut Rochmat Sumitro pengertian hukum pajak adalah
suatu kumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara
pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai
pembayar pajak. Sedangkan, Santoso Brotodihardjo
mendefinisikan hukum pajak sebagai keseluruhan dari peraturan-
17
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
H. Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan dapat didefiniskan sebagai mekanisme
penentuan besarnya jumlah pajak yang terutang dan bagaimana
pajak tersebut dipungut kemudian disetokan ke kas negara.
Sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia terdiri dari tiga yaitu:
19
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
Official Self-
Assessment Assessment
System System
1 2
Withholding
Tax System
20
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
J. Tarif Pajak
1. Tarif Pajak Proporsional/Sebanding
Adalah tarif pemungutan pajak yang menggunakan
persentase tetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan
dasar pengenaan pajak. Dengan demikian semakin besar
jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak, akan semakin
besar pula jumlah pajak terutang (yang harus dibayar).
Contohnya: tarif PPN (10%), tarif PPh Final PP 23/2018 (0,5%),
PPh Final Pasal 4 ayat (2), dan PBB (0,5%).
2. Tarif Pajak Progresif
Adalah tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin
besar bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak juga
semakin besar. Contohnya tarif PPh Orang Pribadi
Tarif progresif dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. tarif progresif-proporsional
22
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
b. tarif degresif-degresif
adalah tarif pajak yang presentasenya semakin kecil jika
dasar pengenaan pajaknya meningkat, dan besarnya
penurunan tarifnya semakin kecil.
c. tarif degresif-progresif
adalah tarif pajak yang prosentasenya semakin kecil, jika
dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya
penurunan tarifnya semakin besar.
5. Tarif Pajak Marginal
Adalah tarif yang segera akan berlaku apabila penghasilan
kena pajak Wajib Pajak akan melewati bracket tertentu.
Contohnya: Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai PKP
sebesar Rp 26.000.000,00. Maka untuk jumlah
Rp25.000.000,00 dikenakan tarif 5% sedangkan untuk jumlah
Rp 1.000.000,00 dikenakan tarif marginal senbesar 10%.
6. Tarif Pajak Efektif
adalah tarif yang sesungguhnya berlaku atas penghasilan
Wajib Pajak. Penghasilan di sini dapat berarti penghasilan
kotor, atau penghasilan neto atau Penghasilan kena Pajak,
tergantung pada kebutuhan atau dari segi mana seseorang
ingin melihat beban tarifnya. Contohnya: Wajib Pajak yang
bernama Pak Ahmad pada tahun 2019 mempunyai PKP
sebesar Rp150.000.000,00, maka berdasarkan Tarif Pasal 17
Jika diterapkan tarif yang diatur dalam Pasal 17 ayat (1) huruf
a UU PPh, maka jumlah pajak yang terutang adalah
Rp17.500.000,00. Sedangkan, tarif efektifnya adalah 11,67%
(Rp17.500.000,00 / Rp150.000.000,00 x 100%).
7. Tarif Pajak Advalorem
adalah suatu tarif dengan persentase tertentu yang
dikenakan/ditetapkan pada harga atau nilai suatu barang.
24
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
K. Klasifikasi Pajak
1. Berdasarkan Golongan
Pajak langsung adalah pajak-pajak yang bebannya harus
dipikul sendiri oleh Wajib Pajak (WP) dan tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan secara
berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu, misalnya PPh.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-
hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu saja, misalnya
Pajak Pertambahab Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
2. Berdasarkan Sifat
Pajak subjektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi WP
(subjeknya). Setelah diketahui keadaan subjeknya barulah
diperhatikan keadaan objektifnya sesuai gaya pikul, apakah
dapat dikenakan pajak atau tidak, misalnya PPh. Gaya Pikul
adalah kemampuan Wajib pajak memikul pajak setelah
dikurangi biaya hidup minimum. Pajak objektif adalah jenis
pajak yang dikenakan dengan pertama-tama
memperhatikan/melihat objeknya, baik berupa keadaan
25
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
27
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
30
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
31
Centre for Tax
Research and
E du c a t i o n
32