DI SUSUN OLEH
WIDIA NURHIDAYATI A
10400121023
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga pada kesempatan kali ini kita semua diberi kesempatan untuk menyelesaikan
atau menuntaskan tugas Mata kuliah Hukum Pajak dengan waktu yang telah ditentukan.
sholawat dan salam juga tercurahkan kepada nabi kita yaitu nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai ke zaman islamiah seperti sekarang ini.
Makalah ini di susun berdasarkan beberapa referensi literatur yang kami
dapatkan, baik itu jurnal maupun buku-buku yang berhubungan dengan materi yang
diberikan. Harapan kami dengan adanya makalah ini dapat menjadi acuan dalam
menunaikan edukasi dalam menerima materi
Maka dari itu kami memohon maaf sebesar-besarnya jika dapat penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan, kami juga membutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan kemudian dapat kami jadikan bahan evaluasi selanjutnya. Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membersamai dalam penyelesaian makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi pajak dan hukum pajak
b. Apa saja yang menjadi ruang lingkup dari hukum pajak
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI PAJAK
a. Pajak, iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor
partikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan undangundang (dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal (tegen prestatie) yang
langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum (publiekeuitgaven) dan yang digunakan sebagai alat
pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada diluar bidang
keuangan. Dalam perkembangannya di sektor perpajakan dewasa ini
ternyata tidak melulu dalam pembayaran pajak hanya terbatas beralihnya
kekayaan sector partikelir ke sektor pemerintah, karena dalam UU Pajak
Penghasilan di Indonesia yang menjadi subyek pajak bukan terbatas
sektor swasta tetapi ada juga subyek pajak yang berasal dari sektor non-
swasta ( Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD).
b. Pajak menurut Andriani, merupakan iuran kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terhutang oleh yang membayarnya menurut peraturan-
peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
c. Pajak menurut definisi Prancis, bahwa pajak merupakan bantuan, baik
secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik
dari penduduk atau dari barang untuk menutup belanja pemerintah
d. Pajak menurut Deutsche Reichs Abgaben Ordnung (RAO-1919), bahwa
pajak bantuan uang secara insidental atau secara periodik (dengan tidak
ada kontraprestasinya), yang dipungut oleh badan yang bersifat umum
(negara), untuk memperoleh pendapatan, dimana terjadi suatu tatbestand
(sasaran pemajakan) yang karena undang-undang telah menimbulkan
hutang pajak.
e. Pajak menurut Edwin, bahwa uang pajak digunakan untuk produksi
barang dan jasa, jadi benefi t diberikan kepada masyarakat hanya tidak
mudah ditunjukkannya apalagi secara perorangan.
f. Pajak menurut Feldman, bahwa pajak merupakan prestasi yang
dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa (menurut norma-
norma yang ditetapkan secara umum) tanpa adanya kontraprestasi dan
semata-mata digunakan untuk menutupi pengeluaran umum.
g. Pajak menurut Smeets, bahwa pajak adalah prestasi kepada pemerintah
yang terhutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan
tanpa ada kontraprestasi yang dapat ditunjukkan.
h. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace
R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum, itetapkan lebih dahulu,
tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah
dapat melaksanakan tugastugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
i. Pajak menurut Soeparman, bahwa pajak iuran wajib berupa uang atau
barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum
guna menutup biaya produksi barangbarang dan jasa-jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum.
j. Menurut Rohmat Soemitro, pajak merupakan iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Defi nisi
tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak
adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public
saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.
k. Pajak, adalah pungutan yang dilakukan oleh Negara, untuk kepentingan
pembiayaan Negara, berdasarkan undang-undang, pelaksanaannya dapat
dipaksakan, dan kepada pembayar pajak tidak mendapat jasa balik secara
langsung.
l. Pajak, merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah terhadap wajib
pajak tertentu berdasarkan undang-undang yang ada tanpa harus
memberikan imbalan langsung.
m. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah : “semua jenis pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Pusat, termasuk Bea Masuk dan Cukai, dan
pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah, menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku”. Pada Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2000, definisi pajak adalah sama (tidak ada perubahan) dengan
yang dijelaskan dalam UndangUndang Nomor 19 Tahun 1997
- Unsur-Unsur Pajak
3) Ada subjek pajak; Artinya harus ada subjek yang dapat berupa orang
pribadi atau badan yang dapat dibebani kewajiban untuk membayar pajak.
4) Ada objek pajak; Artinya harus ada sasaran apa yang akan dibebani pajak,
yang dapat berupa keadaa, perbuatan atau peristiwa.
3. Fungsi Pajak.
b. Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara
umum.
Menurut para ahli, untuk mencapai tujuan dari pemungutan pajak, ialah
dengan mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, antara lain
PENUTUP
Kesimpulan
Pajak, merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah terhadap wajib pajak
tertentu berdasarkan undang-undang yang ada tanpa harus memberikan
imbalan langsung.
Mustaqiem. "Perpajakan dalam konteks Teori dan Hukum Pajak di Indonesia." Mantrijeron,
Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2014.
Suparnyo. Hukum Pajak Suatu Sketsa Asas. Semarang: Penerbit Pustaka Magister, 2012.