Anda di halaman 1dari 115

PEDOMAN PENGISIAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PENGISIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PRAKTIK KLINIK PROFESI NERS
STASE KEPERAWATAN JIWA

KOORDINATOR:
Subhannur Rahman, Ns., M.Kep

ANGGOTA:
Malisa Ariani, Ns., M.Kep
Umi Hanik F, Ns.,M.Kep
Rian Tasalim., Ns.,M.Kep
Rina Al Kahfi, S.Kep.,Ns
VISI DAN MISI
UNIVERSITAS SARI MULIA

VISI
Menjadi Universitas yang terkemuka dalam mengembangkan nilai potensi kekayaan lokal
untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul dan berdaya saing di tingkat wilayah,
nasional maupun internasional Tahun 2030.

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan secara profesional dan berkesinambungan melalui
pendidikan lintas profesi.
2. Meningkatkan kualitas dan mengembangkan penelitian budaya dan kekayaan hayati
lokal.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat melalui
pendekatan kerja sama lintas profesi.
4. Menjalin kemitraan yang intensif untuk menunjang terwujudnya penyelenggaraan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan luaran yang unggul.
VISI DAN MISI
FAKULTAS KESEHATAN

VISI
Menjadi fakultas kesehatan yang unggul dalam mengolaborasi Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni (IPTEKS) dengan mengembangkan potensi kearifan lokal sehingga
menghasilkan lulusan yang berkarakter, inovatif dan kreatif ditingkat wilayah, nasional dan
internasional tahun 2030.

MISI
1. Menyelenggarakan Pendidikan Yang Berkualitas Dengan Mengedepankan
Interprofessional Education (IPE) Untuk Menghasilkan Sumber Daya Manusia Yang
Kompeten Dan Berdaya Saing Di Bidang Kesehatan
2. Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Publikasi Ilmiah Dengan Mengembangkan
Potensi Kearifan Lokal Melalui Pendekatan Lintas Profesi (Interprofesional
Collaboration/IPC)
3. Menyelenggarakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Dengan
Mengaplikasikan IPTEKS Melalui Pendekatan Kerjasama Lintas Profesi
(Interprofesional Collaboration/IPC)
4. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Tridharma Perguruan Tinggi dengan cara
Menjalin Kemitraan dengan Masyarakat, Institusi Pendidikan, Dan Pemerintah Di
Tingkat Wilayah, Nasional, Maupun Internasional
VISI KEILMUAN DAN MISI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

VISI KEILMUAN
Menjadi Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners yang menghasilkan
lulusan unggul berkolaborasi secara profesional dalam pemberian asuhan keperawatan
berbasis patient-centered care tahun 2030

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana keperawatan dan profesi ners yang bermutu,
inovatif dan kreatif dengan pendekatan interprofesional education yang berbasis
patient-centered care
2. Meningkatkan kegiatan penelitian di bidang keperawatan dengan pendekatan sosial
budaya melalui interprofesional collaboration untuk mengembangkan mutu
pendidikan
3. Meningkatkan kualitas pengabdian kepada masyarakat melalui interprofesional
collaboration dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengoptimalkan derajat
kesehatan masyarakat secara mandiri
4. Menjalin kemitraan di tingkat wilayah, nasional dan internasional untuk mendukung
pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi sehingga meningkatkan produktivitas
program studi dalam tata kelola jurusan keperawatan yang unggul
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga Buku Panduan Program Studi Profesi Ners Universitas Sari Mulia ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya buku panduan ini adalah
memberikan panduan pada mahasiswa dalam melaksanakan praktik profesi ners di stage
keperawatan jiwa yang akan diselenggarakan selama 4 minggu (3 SKS).
Tahapan pendidikan profesi meliputi proses pembelajaran klinik dan pengalaman
belajar lapangan. Mahasiswa yang mengikuti tahap ini akan terbagi dalam beberapa
kelompok sebagai proses pembelajaran mereka untuk dapat mencapai kemampuan
keterampilan klinik keperawatan jiwa sesuai dengan kompetensi perawat profesional.
Buku panduan ini dibuat dalam rangka memberikan arah kerja bagi mahasiswa yang
menjalankan praktik klinik tahap profesi di lahan praktik dan seluruh keterampilan klinik
keperawatan jiwa dalam buku ini diharapkan dapat dicapai setiap mahasiswa secara
mandiri sepanjang praktik kliniknya.
Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi mahasiswa sehingga dapat digunakan
sebagai acuan dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Sari Mulia
Banjarmasin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Banjarmasin, Maret 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN............................................................................................ i
VISI DAN MISI UNIVERSITAS SARI MULIA................................................. ii
VISI DAN MISI FAKULTAS KESEHATAN..................................................... iii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI
NERS.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
SUPLEMEN I ................................................................................................. 1
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN JIWA.................................................................................. 1
SUPLEMEN II ................................................................................................ 12
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN (SP).......... 12
SUPLEMEN III ............................................................................................... 101
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAB TERINTEGRASI (CPPT)...... 101
RESEP KEPERAWATAN............................................................................... 102
KEGIATAN HARIAN PASIEN........................................................................ 103
CHEKLIST OBAT........................................................................................... 105
8 BENAR OBAT............................................................................................. 106
SUPLEMEN I

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN


KEPERAWATAN JIWA

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat dan tinggal klien dirawat


1. Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, dan topik yang akan dibicarakan
b. Usia, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian, ruang rawat, nomor CM, diagnose, penanggung jawab
c. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

2. Alasan Masuk
Tanyakan pada klien dan keluarga :
a. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang kerumah sakit saat ini
b. Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
c. Bagaimana hasilnya.

3. Faktor Predisposisi.
a. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu, bila iya beri tanda “V” pada kotak “Ya” dan bila tidak ada. beri tanda “V”
pada kotak “tidak”.
b. Apabila pada poin 1 jawabannya ya, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya. Apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala-gejala
gangguan jiwa, maka beri tanda “V” pada kotak “Berhasil”. Apabila dia dapat
beradaptasi, tetapi masih ada gejala-gejala sisa, maka beri tanda “V” pada kotak
“kurang berhasil”. Apabila tidak ada kemajuan atau gejala-gejala bertambah atau
menetap, maka beri tanda “V” pada kotak “tidak berhasil”.
c. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga, dan tindakan criminal. Beri tanda “V” sesuai dengan penjelasan
klien atau keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi,
maka beri tanda “V” pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak kedua.
d. Jika klien pernah sebagai korban, pelaku dan saksi (2 atau lebih), tuliskan pada
penjelesan.
e. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang
mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda “V” pada kotak “Ya” dan jika tidak, beri
tanda “V” pada kotal “tidak”. Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami
gangguan jiwa, maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga
tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan
perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut.
f. Tanyakan pada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan
(kegagalan, kehilangan/perpisahan/kematian, trauma selama tumbuh kembang)
yang pernah dialami klien pada masa lalu.

4. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :
a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : TD, nadi, suhu, dan pernapasan klien
b. Ukur tinggi dan berat badan klien
c. Tanyakan kepada klien/keluarga apakan ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien,
bila ada beri tanda “V” pada kotak “Ya” dan bila tidak, beri tanda “V” pada kotak
“tidak”.
d. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

5. Psikososial
a. Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan
klien dan keluarga
b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
6. Konsep diri
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai.
b. Identitas diri
1) Status dan posisi klien sebelum dirawat
2) Kepuasaan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat, kerja, kelompok)
3) Kepuasaan klien sebagai laki-laki atau perempuan.
c. Peran
Tanyakan :
1) Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/masyarakat
2) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. Ideal diri
Tanyakan :
1) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran
2) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)
3) Harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri
Tanyakan :
1) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi nomor 6a,b,c dan d
2) Penilaian /penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

7. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada pasien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat mengadu,
tempat bicara, serta minta bantuan atau sokongan.
b. Tanyakan pada pasien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
c. Tanyakan pada pasien sejauhmana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan, tanyakan hal berikut.
1) Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya
dan agama yang dianut.
2) Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah, tanyakan hal berikut.
1) Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok.
2) Pendapat pasien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

9. Status Mental
Beri tanda ✓ pada kotak sesuai dengan keadaan pasien boleh lebih dari satu.
a. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapi. Misalnya, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
2) Penggunaan pakaian tidak sesuai, misalnya pakaian dalam dipakai di luar baju.
3) Cara berpakaian tidak seperti biasanya,jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
4) Jelaskan hal yang ditampilkan pasien dan kondisi lain yang tidak tercantum
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
b. Pembicaraan
1) Amati pembicaraan yang ditemukan pada pasien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis, dan/atau lambat.
2) Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat satu ke kalimat yang lain
yang tidak ada kaitannya, maka beri tanda ✓ pada kotak inkoheren.
3) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
4) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
c. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
2) Agitasi: gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan.
3) Tik: gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
4) Grimasen: gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol
pasien.
5) Tremor: jari-jari yang tampak gemetar ketika pasien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
6) Kompulsif: kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan, dan sebagainya.
7) Jelaskan aktivitas yang ditampilkan pasien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
8) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
d. Alam perasaan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas.
2) Ketakutan: objek yang ditakuti sudah jelas.
3) Khawatir: objek belum jelas.
4) Jelaskan kondisi pasien yang belum tercantum.
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
e. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Datar: tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
2) Tumpul: hanya bereaksi jika ada stimulus emosi yang kuat.
3) Labil: emosi yang cepat berubah-ubah.
4) Tidak sesuai: emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada.
5) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
6) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
f. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga.
1) Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
2) Kontak mata kurang: tidak mau menatap lawan bicara.
3) Defensif: selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
4) Curiga: menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain.
5) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
6) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
g. Persepsi
1) Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali menghidung sama dengan
penciuman.
2) Jelaskan isi halusinasi dan frekuensi gejala yang tampak pada saat pasien
halusinasi.
3) Masalah keperawatan sesuai dengan masalah yang ada.
h. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara.
1) Sirkumtansial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai dengan tujuan
pembicaraan.
2) Tangensial: pembicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak sampai dengan tujuan
pembicaraan.
3) Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungannya antara satu kalimat
satu dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya.
4) Flight of ideas: pembicaraan meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada
hubungan yang tidak logis, dan tidak sampai pada tujuan.
5) Blocking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
6) Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali.
7) Jelaskan apa yang dikatakan pasien pada saat wawancara.
8) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
i. Isi pikir
Data didapatkan melalui wawancara.
1) Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun pasien selalu berusaha
menghilangkannya.
2) Fobia: ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
3) Hipokondria: keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
4) Depersonalisasi: perasaan pasien yang asing terhadap diri sendiri, orang, atau
lingkungan.
5) Ide yang terkait: keyakinan pasien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan
dan terkait pada dirinya.
6) Pikiran yang magis : keyakinan pasien tentang keyakinannya melakukan hal-hal
mustahil/di luar kemampuannya.
7) Waham.
a) Agama: keyakinan pasien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b) Somatik: pasien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c) Kebesaran: pasien mempunyai keyakinan berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.
d) Curiga: pasien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok,
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
e) Nihilistik: pasien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal yang
dinyatakan secara berulang, tidak sesuai kenyataan.

Waham yang aneh (bizarre) antara lain sebagai berikut.


a) Sisip pikir: pasien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan di dalam
pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan.
b) Siar pikir: pasien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
c) Kontrol pikir: pasien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
8) Jelaskan apa yang dikatakan oleh pasien pada saat wawancara.
9) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
j. Tingkat kesadaran
Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi, stupor
diperoleh melalui observasi, orientasi pasien (waktu, tempat, orang) diperoleh
melalui wawancara.
1) Bingung: tampak binggung dan kacau.
2) Sedasi: mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/tidak sadar.
3) Stupor: gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan-gerakan yang diulang,
anggota tubuh pasien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan
pasien, tapi pasien dapat mengerti semua yang terjadi di lingkungan.
4) Orientasi waktu, tempat, orang jelas.
5) Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal di atas.
6) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
7) Jelaskan apa yang dikatakan oleh pasien pada saat wawancara
k. Memori
Data diperoleh melalui wawancara antara lain sebagai berikut.
1) Gangguan daya ingat jangka panjang: tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
lebih dari satu bulan.
2) Gangguan daya ingat jangka pendek: tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
dalam minggu terakhir.
3) Gangguan daya ingat saat ini: tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
4) Konfabulasi: pembicaraan tidak sesuai kenyataan, dengan memasukkan cerita
yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
5) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
6) Masalah keperawatan sesuai dengan data
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara antara lain sebagai berikut.
1) Mudah dialihkan: perhatian pasien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.
2) Tidak mampu berkonsentrasi: pasien minta selalu agar pertanyaan diulang/tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
3) Tidak mampu berhitung.
4) Jelaskan sesuai data terkait.
5) Masalah keperawatan sesuai data
m. Kemampuan penilaian
1) Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contohnya, berikan kesempatan pada
pasien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum
mandi. Jika diberi penjelasan, pasien dapat mengambil keputusan.
2) Gangguan kemampuan penilaian bermakna: tidak dapat mengambil keputusan
walaupun dibantu orang lain. Contohnya, berikan kesempatan pada pasien untuk
memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi
penjelasan, maka pasien masih tidak mampu mengambil keputusan.
3) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
4) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
n. Daya tilik diri
Data diperoleh melalui wawancara antara lain sebagai berikut.
1) Mengingkari penyakit yang diderita: tidak menyadari gejala penyakit (perubahan
fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.
2) Menyalahkan hal-hal di luar dirinya: menyalahkan orang lain/lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat ini.
3) Jelaskan dengan data terkait.
4) Masalah keperawatan sesuai dengan data.

10. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan
1) Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/tidak
suka/pantang), dan cara makan.
2) Observasi kemampuan pasien dalam menyiapkan dan membersihkan alat
makan.
b. BAB/BAK
Observasi kemampuan pasien untuk BAB/BAK.
1) Pergi, menggunakan, dan membersihkan WC.
2) Membersihkan diri dan merapikan pakaian.
c. Mandi
1) Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, dan cukur (kumis, jenggot, dan rambut).
2) Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
d. Berpakaian
1) Observasi kemampuan pasien dalam mengambil, memilih, serta mengenakan
pakaian dan alas kaki.
2) Observasi penampilan dandanan pasien.
3) Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
4) Nilai kemampuan yang harus dimiliki pasien: mengambil, memilih, dan
mengenakan pakaian.
e. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan tentang hal berikut.
1) Lama dan waktu tidur siang/malam.
2) Persiapan sebelum tidur seperti menyikat gigi, cuci kaki, dan berdoa.
3) Aktivitas sesudah tidur seperti: merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka, dan
menyikat gigi
f. Penggunaan obat
Observasi dan tanyakan kepada pasien dan keluarga tentang hal berikut.
1) Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian.
2) Reaksi obat.
g. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada pasien dan keluarga tentang hal berikut.
1) Apa, bagaimana, kapan, dan ke mana perawatan lanjut.
2) Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi, dan
lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.
h. Aktivitas di dalam rumah
Tanyakan tentang kemampuan pasien dalam hal berikut.
1) Merencanakan, mengolah, dan menyajikan makanan.
2) Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel).
3) Mencuci pakaian sendiri.
4) Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari.
i. Aktivitas di luar rumah
Tanyakan kemampuan pasien dalam hal berikut.
1) Belanja untuk keperluan sehari-hari.
2) Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan
kendaraan pribadi, kendaraan umum.
3) Aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah (bayar listrik/telepon/air, kantor pos,
dan bank).
j. Jelaskan data terkait.
k. Masalah keperawatan ditulis sesuai data

11. Mekanisme Koping


Data didapatkan melalui wawancara pada pasien atau keluarganya. Beri tanda pada
kotak koping yang dimiliki pasien, baik adaptif maupun maladaptif.

12. Masalah Psikososial Dan Lingkungan


Data didapatkan melalui wawancara pada pasien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimiliki pasien beri uraian spesifk, singkat, dan jelas.

13. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada pasien. Pada tiap item yang dimiliki oleh
pasien simpulkan dalam masalah

14. Aspek Medik


Tuliskan diagnosis medik pasien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan yang pasien saat ini , baik obat fsik, psikofarmaka, dan terapi
lain.

15. Daftar Masalah Keperawatan


a. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan data
objektif.
b. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan.

16. Daftar Diagnosis Keperawatan


a. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalan) dan E (etiologi) berdasarkan
pohon masalah.
b. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.

Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian, serta tanda tangan dan nama
jelas mahasiswa.
SUPLEMEN II
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI

A. Pengkajian pasien halusinasi


Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada.
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu di dapatkan adalah:
1. Jenis halusinasi.
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data objektif dan subjektifnya. Data objektif
dapat dikaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedangkan data subjektif
dapat dikaji dengan melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat
dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
Jenis Data objektif Data subjektif
halusinasi
Halusinasi  Bicara atau tertawa sendiri  Mendengar suara-suara atau
dengar/  Marah-marah tanpa sebab kegaduhan.
 Mendengarkan telinga ke  Mendengar suara yang
suara arah tertentu mengajak bercakap-cakap.
 Menutup telinga  Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya.
Halusinasi  Menunjuk-nunjuk kearah  Melihat bayangan, sinar,
tertentu. bentuk geometris, bentuk
penglihatan
 Ketakutan pada sesuatu karton, melihat hantu atau
yang tidak jelas. monster.
Halusinasi  Menghidu seperti sedang  Membaui bau-bauan seperti
membaul bau-bauan bau darah, urin, feses,
penghiduan
tertentu. kadang-kadang bau itu
 Menutup hidung. menyenangkan.
Halusinasi  Sering meludah  Merasakan rasa seperti
pengecapa  Muntah darah, urin, atau feses.

n
Halusinasi  Menggaruk-garuk  Mengatakan ada serangga
permukaan kulit. dipermukaan kulit.
perabaan
 Merasa seperti tersengat
listrik.
2. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat diketahui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi (lihat nomor 1 diatas).
3. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi
yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau
malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus
atau hanya sekali-kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi
kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada
waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya
halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui
frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.
4. Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul perawat
dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi
timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat
dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat
halusinasi timbul.
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi
Perawat perlu mengkaji upaya apa yang dilakukan pasien saat mengalami
halusinasi. Apakah upaya yang dilakukan konstruktif atau distruktif.

B. Merumuskan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif dan objektif yang
ditemukan pada pasien Gangguan sensori persepsi: halusinasi.

C. Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi


1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
1) Pasien mengenai halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan keperawatan
1) Membantu pasien mengenali halusinasi.
Untuk membantu pasien menganali halusinasi,perawat dapat melakukannya
dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang
didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadi halusinasi, situasi
yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi
muncul.
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, perawat dapat melatih pasien empat cara yang sudah
terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:
a) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih
untuk mengatakan tidak mengatakan tidak terhadap halusinasi yang
muncul atau tidak memperdulikan halusinasinya. Kalau ini dapat
dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti
halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan
kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada
dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi:
- Menjelaskan cara menghardik halusinasi
- Memperagakan cara menghardik
- Meminta pasien memperagakan ulang
- Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien
b) Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien
gangguan jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat
sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan.Bila kekambuhan
terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit.
Utnuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat :
- Jelaskan guna obat
- Jelaskan akibat bila putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
- Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar
jenis, benar guna, benar dosis, benar frekuensi, benar cara, benar
kontinuitas minum obat)
c) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi
distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dan halusinasi
kepercakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga
salah satu cara yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
d) Melakukan aktivitas atau kegiatan yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas
secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang
sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang
mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya
dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur
malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut:
- Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi.
- Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
- Melatih pasien melakukan aktivitas
- Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi
sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu.
- Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan
terhadap perilaku pasien yang positif.

2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga


a. Tujuan:
1) Kelarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun
di rumah
2) Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinani .Dukungan keluarga selama pasien
di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk
sembuh.Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat
dirumah).Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan menbantu
pasien mampu mempertahankan progam pengobatan secara optimal. Namun
demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien,pasien akan kambuh
bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit.Untuk itu perawat harus
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu
menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di
rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi
adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam marawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi,jenis halusinasi
yang dalam pasien, tandadan gejela halusinasi, proses terjadinya
halusinasi,dan cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagamkan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga
SP 1 Pasien:Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi.

Orientasi :

“assalamulaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama saya MS, senang
dipanggil S. Nama D siapa? Senang dipanggil apa”

“bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini”

“baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk ? di ruang tamu? Barapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit”

Kerja :

“apakah D mendengar suara tanpa ada ujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”

“apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D


dengar suara? Berapa kali sehari D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakah pada waktu sendiri?”

“apa yang D rasakan pada saat mendengar suara itu?”

“apa yang D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul?

“D, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu mencul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”

“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

“caranya sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang pergi saya
tidak mau dengar,… saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba D peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba
lagi! Ya bagus D sudah bisa”

Terminasi :

“ Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” kalau suara-suara itu muncul
lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian pasien).

Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-
suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D? Bagaimana kalau dua jam lagi ?
Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya” “Baiklah, sampai jumpa.
Assallamualaikum”

SP 2 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Orientasi:

“Assalamu’alaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih


muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal
kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita
akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang D minum. Kita akan diskusi selama 20
menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya D?”

Kerja:

“D adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suaranya


berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang D dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang D minum?
(perawat menyiapkan obat pasien) ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara,. Ini
yang putih (THP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku.
Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran
biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, D akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis D bisa minta ke dokter untuk
mendapatkan obat lagi. D juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan
obatnya benar, artinya D harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya D.
Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan
tepat jamnya. D juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum , dan harus
cukup minum 10 gelas per hari”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban
benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D. Jangan lupa
pada waktunya minum obat pada perawat atau pada keluarga kalau dirumah. Nah
makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. Sampai
jumpa. Assalamu’alaikum”.

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: bercakap-


cakap dengan orang lain

Orientasi:

“Assalamualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih


muncul? apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan suara-
suaranya? Bagus ! sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20
menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau D mulai mendengar suara-suara langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta untuk ngobrol dengan D. Contohnya begini; ….tolong,
saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang
dirumah misalnya Kakak D katakan: Kak, ayo ngobrol degan D. D sedang dengar suara-
suara. Begitu D. Coba D lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus ! coba
sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan D setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari
untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau D mengalami
halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Mau
jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-
waktu suara itu muncul! besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Assalamualaikum”

SP 4 Pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara keempat:


melaksanakan aktivitas terjadwal atau kegiatan harian

Orientasi:

“Assalamu’alaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini ? Apakah suara-suaranya masih


muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya?
Bagus! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau dimana kita berbicara? Baik kita
duduk diruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?Baiklah”.
Kerja:

“Apa saja yang D bisa lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus
ajak sampai didapatkan kegiatanya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya.
Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali D bisa
lakukan. Kegiatan ini dapat D lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan”.

Terminasi:

“Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukan dalam jadwal kegiatan harian D. Coba
lakukan sesuai jadwal ya! (saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan
berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau
menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna
obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Di ruang makan ya! Sampai
jumpa. Assalammualaikum”.

SP 1 Keluarga: Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi,jenis


Halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan
cara-cara merawat pasien halusinasi.

Orientasi:
‘Assalammualaikum bapak /ibu!’’’’Saya MS,perawat yang merawat anak Bapak/Ibu ‘
‘’Bangaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/IBu teentang anak
Bapak/Ibu?
‘’hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan
bantuan apa yang Bapak /Ibu berikan ‘’
‘’kita mau diskusi dimana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu
Bapak/Ibu? Bagaimana 30 menit’’.
Kerja:
‘’Apa yang Bapak/ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang Bapak/ibu
lakukan?’’
‘’Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/ibuitu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
‘’Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab’’
‘’Jadi kalau anak Bapak/ibu,mengatakan melihat bayangan-bayangan, bayangan itu
tidak ada.’’
‘’Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa
cara untuk membantu anak Bapak/ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara
tersebut antara lain: Pertama, dihadapan anak Bapak/ibu percaya bahwa anak tersebut
memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/ibu sendiri tidak
mendengar atau melihatnya’’.
‘’Kedua, jangan biarkan anak Bapak/ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarga seperti makan bersama,sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya
telah melihat anak Bapak/ibu membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong,pantau
pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!’’

‘’Ketiga, bantu anak Bapak/ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat
tanpa konsultasi. Terkait obat ini, saya juga sudah melatih anak Bapak/ibu untuk minum
obat secara teratur. Jadi bapak/ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam,
ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau
bayangan. Diminum 3x sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih
namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ
Obat perlu selalu diminum untuk mencegah anak kekambuhan’’

‘’Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak Bapak/ibu
dengan cara menepuk punggung anak Bapak/ibu. Kemudian suruhlah anak Bapak/ibu
menghardik suara tersebut. Anak Bapak/ibu sudah saya ajarkan cara menghardik
halusinasi’’.

‘’Sekarang. Mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/ibu. Sambil menepuk
punggung anak Bapak/ibu, Katakan: D, sedang apa kamu? Kamu ingat kana pa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu dating? Ya. Usir suara itu, D Tutup telinga kamu
dan katakan pada suara itu’’ saya tidak mau dengar’’ Ucapkan berulang-ulang, D
‘’sekarang coba Bapak/ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan ‘’

‘’Bagus Pak/Bu’’

Terminasi:

‘’ Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi


anak Bapak/ibu?’’
‘’Sekarang coba Bpak/ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/ibu’’
‘’Bagus Pak/Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/ibu’’
‘’Jam berapa kita bertemu?’’
Baik, sampai Jumpa Assalamu’alaikum

SP 2 keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan


pasien

Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung dihadapan pasien.

Orientasi:
“Assalamualaikum”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini?”
“Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi anak Bapak/Ibu
yang sedang mengalami halusinasi? Bagus!”
“Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”
“Mari kita datangi anak Bapak/Ibu”

Kerja:
“Assalamu’alaikum D” “D, Bapak/Ibu D sangat ingin membantu D mengendalikan suara-
suara yang sering D dengar. Untuk itu pagi ini Bapak/Ibu D datang untuk mempraktekkan
cara untuk memutus suara-suara yang D dengar. D nanti kalau sedang dengar suara-
suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Bapak/Ibu akan mengingatkan
seperti ini” “sekarang, coba Bapak/Ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang
D alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung D lalu suruh D
ngusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (perawat
mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien). Bagus sekali! Bagaimana
D? Senang dibantu Bpaka/Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian D. (Pasien
memperlihatkan dan dorong orang tua memberikan pujian). Baiklah, sekarang saya dan
orang tua saya D ke ruang perawat dulu” (perawat dan keluarga meninggalkan pasien
untuk melakukan terminasi dengan keluarga).

Terminasi:

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi


langsung dihadapan anak Bapak/Ibu?”

“Diingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan cara itu bila
anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi”.

“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal
kegiatan harian anak Bapak/Ibu untuk persiapan di rumah. Jam berapa Bapak/Ibu bias
datang? Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu, karena besok D sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita
sekarang ketemu untuk membicarakan jadual D selama dirumah”
“Bagaimana Pak/Bu selama Bapak/Ibu membesuk? apakah sudah terus dilatih cara
merawat D?”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal D di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat!”
“Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalu 30 menit?”

Kerja:
“Ini jadwal kegiatan D di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah. Coba
Bapak/Ibu lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi
dan mengingatkan?” Pak/Bu jadwal yang telah dibuat selama D di rumah sakit tolong
dilanjutakan di rumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”.

Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak
ibu dan Bapak selama di rumah. Misalnya kalau B terus menerus mendengar suara-
suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikkan, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi perawat B di puskesmas………..yang terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor
telepon puskesmasnya:………
Selanjutnya perawat B yang akan membantu memantau perkembangan D selama di
rumah.

Terminasi:

“Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Bapak/Ibu sebutkan cara-cara
merawat D di rumah! Bagus. (Jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat). Ini
jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silahkan Bapak/Ibu menyelesaikan
administrasi yang dibutuhkan, kami akan siapkan D untuk pulang. Assalamu’alaikum”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. Pengkajian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data di atas, perawat juga dapat mengamati penampilan seseorang dengan
harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak
rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan suara lemah.

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data di atas, yang didapat melalui observasi,wawancara atau
pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat
menegakkan diagnose keperawatan pada pasien sebagai berikut: Gangguan Konsep
Diri: Harga diri rendah

C. Tindakan Keperawatan
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah di
latih

b. Tindakan keperawatan
1) Mengidentifikasi kemamapuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya, perawat dapat:
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
lingkungan dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien yang negatif
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk kegiatan tersebut, perawat dapat
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini
b) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapakan pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan mejadi pendengar yang aktif.
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakuakan adalah:
a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh pelaksanaan kegiatan
yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar
kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut perawat dapat melakukan:
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
b) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.

5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih


Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, perawat dapat
melakukan hal-hal berikut:
a) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
b) Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
d) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
e) Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan

SP 1 Pasien:Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,


membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih,
melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

Orientasi:

“Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar”

“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
T lakukan ? setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T lakukan di
rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”

“Di mana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? berapa lama ? bagaimana
kalau 20 menit ?

Kerja:

“T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apa lagi? saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang bisa T lakukan? bagaimana dengan merapihkan
kamar ? menyapu mencuci piring……….dst.”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki”.
“T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat di rumah sakit?
coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua……sampai 5* (misalkan ada 3 yang
bisa masih dilakukan).

“Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa di kerjakan di rumah sakit ini”.

“Sekarang, coba T pilih satu kegiatanyang bisa dikerjaka di rumah sakit ini”.
“O, yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur T ?

“Mari kita lihat tempat tidur T, coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau nerapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita ngkat spreinya, dan kasurnya kita balik.

“Nah, sekarang kita pasang lagi sprainya, kita mulai dari arah atas, ya bagus! sekarang
sebelah bawah/kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang
ambil bantal, rapihkan, dan letakkan disebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus!”

“T sudah bisa merapihkan tempat tidur denagn baik sekali. Coba perhatikan bedakan
dengan sebelum dirapihkan? bagus“

Terminasi:

“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat


tidur? Yach,T ternyata benyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit
saat ini. Salah satunya,merapihkan tempat tidur,yang sudah T praktekkan dengan baik
sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang.”

“Sekarang mari kita masukkan pada judual harian T. Mau berapa kali sehari merapihkan
tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat,jam 16.00.”

“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi
yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring.Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi. Sampai jumpa ya, Assalamu’alaikum”

SP 2 Pasien:Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan


kemampuan pasien.

Orientasi:

“Assalamu’alaikum, bagaimana keadaan T pagi ini? Wah, tampak cerah “

“Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin dan tadi pagi? Bagus
(kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi)

“Sekarang kita akan latiihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?”

“Ya benar, kita akan latiihan mencuci piring di dapur ruangan ini”

“Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”

Kerja :

Sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya. Yaitu spon untuk
membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas. T
bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat
sampah untuk membuang sisa makanan.

Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya.

Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa
kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring
tersebut dengan menggunakan sabut/tapes/spon yang sudah diberikan sabun pencuci
piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun
sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih
tadi di rak yang sudah tersedia didapur, Nah selesai…

“sekarang coba Y yang melakukan…”

“bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya.

Terminasi :

“Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring?”

“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari T. mau
berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah makan.

“besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? ya benar kita akan latihan mengepel”.

“mau jam berapa? Sama dengan sekarang?sampai jumpa.


SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala
harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga
diri rendah, dan memberi kesempatan pada keluarga untuk
mempraktekan cara merawat.

Orientasi:

“Assalamu’alaikum”

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini?”

Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T ? Berapa lama
waktu Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari kita duduk di ruangan wawancara!

Kerja:

“Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya sendiri dan
mengatakan dirinya adalah orang yang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus menerus seperti
itu,T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu
dengan orang lain dan memilih mengurung diri”

“Sampai disini Bapak/Ibumengerti apa yang di maksud dengan harga diri rendah?”

“Bagus sekali Bapak/Ibu sudah mengerti

“ Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T”

“ Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya, benar, dia juga mengatakan hal
yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)”

“ T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci pirin. Serta
telah dibuat jadwal untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibudapat mengingatkan T
untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-
alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.
Ajak pula memberi tanda cek list pada jadwal yang kegiatannya”

“Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah Sakit, Bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, Bapak/Ibu dapat membawa T ke Puskesmas”

“ Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T”

“Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
mengatakan : Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”

“Coba Bapak/ Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

Terminasi :

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah percakapan kita ini?”

“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana cara
merawatnya?”

“Bagus sekali Bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada T”.

“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan


masalah harga diri rendah langsung kepada pasien.

Orientasi:

“Assalamu’alaikum Pak/Bu”

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

“Bapak?Ibu masih ingat latihan merawat anak Bapakibu seperti yang kita pelajari dua
hari yang lalu?”

“Baik, hari ini kita akan mempraktekkannya langsung kepada T”

“Waktunya 20 menit”.

“Sekarang mari kita temui T”

Kerja :

“Assalamu’alaikum T. Bagaimana perasaan T hari ini?”

“Hari ini saya datang bersama orang tua T, Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.”
(kemudiannperawat berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

“Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lau, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”

(perawat mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang


telah dilatihkan kepada pertemuan sebelumnya).

“Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T?”

“Baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu”

(perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan


keluarga).

Terminasi:

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”

“Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bia melakukan cara merawat tadi kepada T”

“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak/Bu”.

“Assalamu’alaikum”

SP 3 Keluarga: Membuat Perencanaan Pulang bersama keluarga

Orientasi :

“assalamualaikum Pak/Bu

“Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal T selama
dirumah”

“Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor perawat”

Kerja:

“Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua
dapat dilaksanakan di rumah?”

“Pak/Bu,jadwal yang telah dibuat selama T dirawat di rumah sakit tolong dilanjutkan di
rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”.

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T
selama di rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan
berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di
puskesmas..........yang terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon
puskesmasnya........”

“Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di


rumah”

Terminasi:

“Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa
pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K d PKM.......

Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. “

“Sekarang Bapak/Ibu silakan untuk menyelesaikan administrasi di bagian kasir.

Assalamu’alaikum
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Pengkajian
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun sikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat
sedang berlangsung perilsku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.

2. Tanda dan Gejala


Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau wawancara
tentang perilaku berikut ini:

a. Muka merah dan tegang


b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat, dan saat ini tidak
melakukan perilaku kekerasan tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan
belum mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilakukekerasan tersebut.

C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan tindakan keperawatan meliputi:
1) Pasien dapat mengindentifikasikan penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
obat, verbal, spiritual.
b. Tindakan keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya dengan:
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:

a) Mengucapkan salam terapeutik


b) Berjabat tangan
c) Menjalasakan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertamu
pasien
2) Diskusikan Bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang
lalu
3) Diskusikan perasan pasien jika terjadi penyabab perilaku kekerasan:
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa di lakukan pada
saat marah secara:
a) Verbal
b) Terhadap orang lain
c) Terhadap diri sendiri
d) Terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a) Fisik: Pukul kasar dan bantal,tarik nafas dalam
b) Obat
c) Sosial/verbal: Menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spritual: Sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan seacara fisik:
a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal
b) Susu jadwal latihan dalam dan pukul kasur-bantal
8) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan obat:
a) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat: 6
benar(jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat) di
sertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
9) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal:menolak dengan
baik,memintadengan baik,mengungkapakan perasaan dengan baik
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
10)Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Latih mengontrol marah secara spiritual:sholat,berdoa
b) Buat jadwal latihan sholat,berdoa
11)Ikut sertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
mengontrol perilaku Kekerasan.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


Keluarga diharapkandapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

a. Tujuan:
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan pada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang ada pada pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Beri kesempatan pada keluarga untuk mempraktekan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya,identifikasi penyebab perasaan


marah, tanda dangejala yang di rasakan, perilaku kekerasan yang di
lakukan,akibatnya serta cara mengontrol secara fisik

Orientasi:

“Assalamualaikum pak,perkenalkan nama saya MS,panggil saya S ,saya perawat yang


dinas di ruangan ini.Hari ini saya dinas pagi dari pk. 08.00-14.00 saya yang akan
merawat bapak selama bapak di rumah sakit ini.Nama bapak siapa,senangnya di
panggil apa?”.

“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?”

“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”Bagaimana kalau 10 menit?

“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang pak?Bagaimana kalau di ruang


tamu?”

Kerja:

“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
terus ,penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?..O..iya, jadi ada 2
penyebab marah bapak”

“Pada saat penyebab marah itu ada,seperti bapa pulang kerumah dan istri belum
menyediakan makanan (misalnya ini penyebab marah pasien),apa yang bapak
rasakan?”(tunggu respons pasien).

“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar,mata


melotot,rahang terkatup rapat,dan tangan mengepal?”

“Setelah itu apa yang bapak lakukan?O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan
memecahkan piring,apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya,tentu tidak.Apa
kerugian cara yang bapak lakukan?Betul,istri jadi sakit dan takut,piring-piring
pecah.menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik ?Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

“Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan,pak. Salah satunya adalah


dengan cara fisik.jadi melalui kegiatan fisik di salurkan rasa marah.”

“Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

‘Begini pak,kalau tanda-tanda marah tadi susah bapak rasakan maka bapak berdiri,lalu
tarik napas dari hidung.tahan sebentar,lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan kemarahan.Ayo coba lagi,tarik dari hidung ,bagus…tahan,dan
tiup melalui mulut. Nah,lakukan 5 kali.bagus sekali,bapak sudah bias melakukannya
Bagaimana perasaannya?”
“Nah,sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin,sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”.

Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”

“Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ……. (sebutkan) dan yang bapak rasakan ……..
(sebutkan) dan yang bapak lakukan ……. (sebutkan) serta akibatnya ……. (sebutkan)”

“Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadwal latihann ya ya pak, berapa kali sehari
bapak mau latihan napas dalam?,jam berapa saja pak?”

“Baik, bagaiman kalau 2 jam lagi saya datangdan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, assalamualaikum”

SP 1 Pasien:Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2

a. Evaluasi latihan nafas dalam


b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi”

“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yng menyebabkan bapak marah?”

“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan
fisik untuk cara yang kedua”

“Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”

Dimana kita bicara? Bagaimana di ruang tamu?”

Kerja
“kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal”.

“sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau
nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan
bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.

“kekesalan lampiaskan kekasur atau bantal.”

“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan lupa merapikan tempat tidurnya.

Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”

“Ada beberapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi? Bagus!”

“Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehri-hari bapak. Pukul kasur bantal mau
jam berap? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi dan jam
15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara kedua tadi ya
pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan
memukul kasur dan bantal serta tarik napas dalam ini?”

“Besok pagi kita ketemu lagi akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara
yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa.
Assalamu’alaikum.”

SP 2 Pasien:Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
b. Latih pasien secara minum obat secara teratur dengan cara prinsip cara 6 benar (jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)) disertai penjelasan guna obat
dan akibat berhenti minum obat.
c. Susun jadwal minum obat secara teratur
Orientasi

“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari kita ketemu lagi”

“Bagaimana pak,sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal. Bicara
yang baik serta sholat?. Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba kita liat cek kegiatannya”.

“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yaang
benar untuk mengontrol rasa marah?”

“Dimana kits enaknya berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemaren?”

“Berapa lama mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 meniit”

Kerja (perawat membawa obat pasien)

“Bapak sudah dapat obat dari dokter ?”

“Berapa macam obat yang bapak minum? Warnanya apa saja ? Bagus! Jam berapa
bapak minum ? Bagus!”

‘Obatnya ada tiga macam pak , Yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang. Yang putih ini namanya THP agar rileks dan tenang.dan yang merah
jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang.Semuanya in
harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi,jam 1 siang,dan jam 7 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering .untuk membantu
mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu”.

“Bila mata terasa berkunang-kunang, Bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktipitas
dulu”

“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu lebel di kotak obat apakah
benar nama bapak tertulis di situ, berapa dosis yang harus di minum, jam berapa saja
bapak harus minum.Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta
obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah sudah benar obatnya!”

“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum konsultasi dengan dokter ya


pak, karna dapat terjadi kekambuhan.”

“Sekarang kita masukan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak”

Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat
yang benar?”

“Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang bapak minum! Bagaimana cara minum obat
yang benar?”

“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambah jadwal kegiatan dengan minum obat jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya”.

“Baik,Besok kita ketemu kembalinuntuk melihat sejauh mana bapak


melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Sampai
jumpa. Assalamu’alaikum”

SP 3 Pasien:Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:

a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik.


b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?,
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri;
kalau diingatkan perawat baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan.
Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah
lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya
pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak bilang penyebab marahnya karena
minta uang sama isteri tidak diberi. Coba bapak minta uang dengan baik: ‘bu, saya
perlu uang untuk membeli rokok’. Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal bapak dapat mengatakan: ’saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’.
Coba praktekkan. Bagus”

Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang,
dll.
Bagus nanti dicoba ya Pak!"
“Bagaimana kalau 2 jam lagi kita ketemu lagi?”
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau dimana pak? Disini lagi? Baik sampai nanti ya”

SP 4 Pasien:Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik sosial/verbal


b. Buat jadwal latihan sholat/berdo’a

Orientasi:

“Assalamualaikum pak,sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi”

“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? apa yang disarankan setelah
melakukan latihan secara teratur ? bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
dengan ibadah?”

“Dimana kita eneknya berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

Kerja:

”Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapa lakukan! Bagus.Baik,yang mana mau
dicoba ?”

“Nah,kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam-
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agak rileks .jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudian sholat”

“babak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan”

“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus.Mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya (untuk pasien muslim)

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara ketiga ini ?”

“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari ? Bagus”.

“Mari kita masukan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak .mau berapa kali bapak
sholat . Baik kita masukan sholat ....... dan .........(sesuai kesepakatan pasien)

“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak marah”

“setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadwal yang sudah kita buat tadi”

“Besok kita ketemu lagi ya pak,nanti kita bicarakan cara yang keempat mengontrol rasa
marah, yaitu dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja,
jam 10 ya?”

“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol
rasa marah bapak, setuju pak?”

“Assalamual’aikum”

SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat


klien perilaku kekerasan di rumah.

a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


b. Diskusikan bersama keluarga tentang prilaku kekerasan ( penyebab tanda dan gejala,
perilaku yang muncul dan akibat dari prilaku tersebut)
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera di laporkan
kepada perawat,seperti melempar atau memukul benda/orang lain
d.
Orientasi

‘’Assalamualaikum bu,perkenalkan nama saya MS,saya perawat dari ruangan ini,saya


yang akan merawat bapak (Pasien).nama ibu siapa,senangnya di panggil apa?’’

“Bisa kita berbincang –bincang sekarang tentang masalah yang ibu hadapi?”
“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?’’

“Dimana enaknya kita berbincang –bincang bu? Bagaimana kalau dikantor perawat?

Kerja

“Bu,apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat bapak?apa yang ibu lakukan ?Baik
bu ,saya akan coba jelaskan tentang marah bapak dan hal –hal yang perlu diperhatikan
.

“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar
akan membahayakan dirinya sendiri orang lain dan lingkungan.

‘’yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa di
rendahkan,keinginan tidak terpenuhi.kalau bapak apa penyebabnya bu?’”

“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan marah,lalu kelihatan gelisah,itu artinya
suami ibu sedang marah,dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan
membanting –banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar?kalau
apa perubahan terjadi ?lalu apa yang bisa dia lakukan ?”

“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetep tenang ,bicara lembut tapi tegas,jagan lupa
jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau,
dan jauhkan anak-anak kecil dari bapak.”

‘’Bila bapak masih marah dan ngamuk segaera bawa ke puskesmas atau RSJ setalah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga).jangan lupa minta bantuan
orang lain saat mengikat bapak ya bu,lakukandenan tidak menyakiti bapak dan jelaskan
alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencedari diri sendiri ,orang lain dan
lingkungan.”

“Nah bu, ibu sudah liat kana apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul.ibu bisa mengingatkan jadwal latihan ,cara mengontrol marah
yang sudah di buat secara fisik ,verbal,spiritual,dan obat teratur.

“kalau bapak bisa melakukan latihan dengan baik jangan lupa di puji ya bu”

Terminasi

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”

“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”

“setelah itu ibu ingatkan jadwal yang telah di buat untuk bapak ya bu”

“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita
bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?Asslamua’alaikum”

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol kemarahan

a) Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah


b) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang di ajarkan oleh
perawat
c) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat
d) Diskusikan bersama keluarga tidakan yang harus dilakukan bila pasien menujukkan
gejala-gejala perilaku kekerasan

Orientasi:

“ Asalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi
untuk latihan cara- cara mengontrol rasa marah bapak”.

“ Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?”

“ Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa
berlatih bersama”

Kerja:

“Nah pak, coba ceritakan kepada ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali.
Coba perlihatkan kepada ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”

“Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan bapak.”

“ Sekarang kita akan coba latihan bersama- sama ya pak?”

“ Masih ingat pak, kalau tanda- tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus
dilakukan bapak adalah…..?”

“ Ya.. betul, bapak berdiri , lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/
tiup perlahan- lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik
dari hidung , bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali”.

“ Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.

“ Cara yang kedua masih ingat pak, bu?”

“ Ya .. benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar- debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur
dan bantal”.
“ Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau
nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut memukul kasur dan bantal.

Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya,
bagus sekali melakukan “ Cara yang ketiga adalah bicara yang baik sedang marah. Ada
tiga caranya pak, coba praktekan langsung kepada ibu cara bicara ini.

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata- kata kasar, misalnya Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba
bapak praktekkan. Bagus pak”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan ‘ Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’ Coba
bapak praktekkan . Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan :’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu ‘ Coba
praktekkan Bagus”
“ Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?”

“ Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya rebahan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.

“ Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan
kemarahan”.

“ Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang,
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”

“ Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus
apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus
sekali!”

“ Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu
tolong selama di rumah ingatkan untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

Terminasi:

“ Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
cara- cara mengontrol marah langsung kepada bapak?’’

“ Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”

“selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah
dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu!”

“ Karena bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu
saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”

“ Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga. Assalamu’alaikum”

SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi:
“Assalamualaikum pak, bu, karena besok BP sudah boleh pulang, maka sesui janji kita
sekarang ketemu untuk membicarakan judul BP selama di rumah?”

“bagai mana pak, bu, selama ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat
BP ? apa kah sudah di puji keberhasilanya?”

“Nah sekarang bagaimana keluarga berbicarakan jatwal dirumah, disini saja?”

“Berapa lama bapa dan ibu mau kita berbicara? Bagai mana kalau 30 menit?”

Kerja:

“Pak, bu, jadwal telah dibuat selama Bapak dirumah sakit tolong dilanjutkan di rumah,
baik jatwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Marikita lihat jadwal Bapak!”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh
bapak selama di rumah. Kalau misalnya kalu Bapak menolak minuman obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
perawat E di puskesmas …….yang dekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon
puskesmasnya ……”

“ jika tidak terasi perawat E akan merujukkannya ke RSJ.”

“selanjutnya perawat E yang akan membantu memantau perkembangan Bapa selama


dirumah”

Terminasi:

“Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu di
perhatikan?” (jadwal kegiatan,tanda atau gejala, follow up kepuskesmas).

“Baiklah, silahkan menyelesaikan administrasi!”

“Saya akan mempersilakan pakayan dan obatnya. Assalamu’alaikum”


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

A. Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampumembina hubungan yang
berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial dapat menggunakan wawancara dan observasi
kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:
1. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
4. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6. Pasien merasa tidak berguna
7. Pasien tidak yakin melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat ditanyakan pada waktu wawancara untuk
mendapatkan data subyektif:

1. Bagamana pendapat pasien terhadap orang-orang disekitarnya (keluarga atau


tetangga)?
2. Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
3. Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
4. Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
5. Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
6. Apa yang Menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang
sekitarnya?
7. Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu
8. Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat di observasi:
1. Tidak memiliki teman dekat
2. Menarik diri
3. Tidak komunikatif
4. Tindakan berulang dan tidak bermakna
5. Asyik dengan pikirannya sendiri sendiri
6. Tak ada kontak mata
7. Tampak sedih, afek tumpul

B. Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial

C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan untuk pasien
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan keperawatan:
1) Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya,
adalah:
a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b) Berkenalan dengan pasien : perkenalan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d) Buat kontrak asuhan : apa yang perawat akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
f) Setiap saat tunjukan sikap empati terhasap pasien
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-
kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena
tidak mudah bagi pasien untuk percaya pasa orang lain. Untuk itu perawat
harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Pendekatan yang
konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan anda,
progam asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi social
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai berikut:

 Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan


orang lain
 Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain
3) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki
banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka
4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan
Dilakukan dengan cara:
 Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak
bergaul dengan orang lain
 Menjelaskan pengaruh isolasi social tehadap kesehatan fisik pasien
5) Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
perawat tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam
berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk
dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu perawat dapat melatih pasien
berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan
anda pada awalnya,tetapi setelah itu anda harus membiasakan pasien untuk
bias berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang disekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat dilakukan sebagai
berikut:
 Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang
lain yang dilakukan dihadapan anda
 Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien,perawat
atau keluarga)
 Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi
dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya.
 Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
pasien.
 Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi
dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan
atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap
semangat meningkatkan interaksinya.
2. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
a. Tujuan tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi soial
b. Tindakan: Melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat
membantu pasien mengatasi masalah Isolasi sosial ini,karena keluarganya
yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari

Tahapan melatih Keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial dirumah
meliputi:

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien


2) Menjelaskan tentang:
a) Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien
b) Penyebab isolasi sosial
c) Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial,antara lain:
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara
bersikap peduli dan tidak lingkar janji
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa
melakukan kegiatan bersama sama dengan orang lain yaitu dengan
tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar
- Tidak memberikan pasien sendiri dirumah
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien
3) Mempragakan cara merwat pasien dengan isolasi sosial
a) Membantu keluarga mempraktekan cara merawat yang telah dipelajari
dan mendiskusikan yang dihadapi
b) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
penyebab isolasi social, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,
dan mengajarkan pasien berkenalan

Orientasi (perkenalan):

“Assalammu’alaikum”

“Saya MS, Saya senang dipanggil M, Saya perawat di Ruang Mawar ini… yang akan
merawat ibu”

“Siapa nama ibu?senang dipanggil siapa?”

“Apa keluhan S hari ini?”Bagaimana kalau bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-
teman S?Mau dimana kita bercakap-cakap?Bagaiman kalau diruang tamu? Mau berapa
lama,S? Bagaimana kalau 15 menit”

Kerja:

(Jika pasien baru)

“Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa paling dekat dengan S? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?”

(Jika pasien sudah lama dirawat)

“Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? Oo.. S merasa sendirian? Siapa saja yang
S kenal diruangan ini”

“Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?”

“Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakapdengan pasien yang


lain?”

“Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah
kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya S? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah S belajar bergaul dengan orang lain? Bagus. Bagaiman kita belajar berkenalan
dengan orang lain”

“Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama saya MS, senang dipanggil M.
Asal dati banjar,hobi jalan-jalan”

“Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:


Nama Bapak siapa? Senang dipanggil siapa? Asal dari mana/hobinya apa?”

“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. coba berkenalan dengan saya!”

“ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”

“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bias melanjutkan percakapan tentang


hal-hal yang menyenangkan S bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?”

“S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”

“Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
sehingga S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien
lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.

“besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan ?

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamualaikum.

SP 2 Pasien: Melatih pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan 2- 3


orang pasien, perawat atau tamu)

Orientasi:

“Assalamu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?”

“Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”

(Jika jawaban pasien: ya , saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya)

“Bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang “

“seperti biasa kira-kira 10 menit”

“Mari kita temui dia di ruang makan”

Kerja:
(Bersama-sama S saudara mendekati O)

“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan”

“Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan denganya seperti yang telah S lakukan


sebelumnya”

(pasien mendemotrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama


panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).

“Ada lagi yang S tanyakan kepada O”

“kalau tidak adalagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat
janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”

( S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)

“Baiklah O, karena sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruangan S.
Selamat pagi”

(Bersama-sam pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi


dengan S di tempat lain)

Terminasi:

“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O”

“Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat berkenalan dengan O “

“pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupakan untuk bertemu kembali
dengan O jam 4 sore nanti”

“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kitaa tambahkan lagi dijadwal harian jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan
orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam. S bisa bertemu
dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan
dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”

“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalamu’alaikum”

SP 3 Pasien: Melatih pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan 4 - 5


orang pasien, perawat atau tamu)

Orientasi:

“Assalamu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?”


“Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”

(Jika jawaban pasien: ya , saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya)

“Bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang? “

“seperti biasa kira-kira 10 menit”

“Hari ini saya akan memperkenalkan dengan 1 orang lagi kepada saudara, yaitu perawat
L”

“Mari kita temui mereka di ruang makan”

Kerja:

(Bersama-sama S saudara mendekati L)


“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan”
“Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan denganya seperti yang telah S lakukan
sebelumnya”
(pasien mendemotrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama
panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).
“Ada lagi yang S tanyakan kepada L”
“kalau tidak adalagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat
janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”
( S membuat janji untuk bertemu kembali dengan L)
“Baiklah L, karena sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruangan S.
Selamat pagi”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat L untuk melakukan terminasi
dengan S di tempat lain)
Terminasi:

“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan L”

“Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat berkenalan dengan L “

“pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupakan untuk bertemu kembali
dengan L jam 4 sore nanti”

“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kitaa tambahkan lagi dijadwal harian jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan
orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam. S bisa bertemu
dengan perawat N dan perawat L, dan tambah dengan pasien baru yang baru dikenal.
Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S,
setuju kan?”

“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalamu’alaikum”

SP 4 Pasien: Melatih pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan > 5


orang pasien, perawat atau tamu)

Orientasi:

“Assalamu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?”

“Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”

(Jika jawaban pasien: ya , saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya)

“Bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang? “

“seperti biasa kira-kira 10 menit”

“Hari ini saya akan memperkenalkan dengan 1 orang lagi kepada saudara, yaitu perawat
Z”

“Mari kita temui mereka di ruang makan”

Kerja:

(Bersama-sama S saudara mendekati Z)

“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan”

“Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan denganya seperti yang telah S lakukan


sebelumnya”

(pasien mendemotrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama


panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).

“Ada lagi yang S tanyakan kepada Z”

“kalau tidak adalagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat
janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”

( S membuat janji untuk bertemu kembali dengan L)

“Baiklah Z, karena sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruangan S.
Selamat pagi”

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat Z untuk melakukan terminasi


dengan S di tempat lain)
Terminasi:

“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan Z”

“Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat berkenalan dengan Z “

“pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupakan untuk bertemu kembali
dengan Z jam 4 sore nanti”

“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kitaa tambahkan lagi dijadwal harian jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan
orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam. S bisa bertemu
dengan perawat N dan perawat Z, dan tambah dengan pasien baru yang baru dikenal.
Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S,
setuju kan?”

“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalamu’alaikum”

SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi


sosial, penyebab isolasi dan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial

Orientasi:

Asslamualaikum pak

Anak Perkenalan sayab perawat m.saya merawatat anak bapak S.diruang mawar ini

Nama bapak siapa?senang dipanggil apa?

Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak sekarang

Bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang masalah anak bapak dan cara
perawatannya

‘’kita diskusi ini saja ya?beberapa lama bapak punya waktu ? bagaimana kalau
setangah jam?”

Kerja:

‘’apa masalah yang Bp/Ibu dihadapi dalam merawat S?Apa yang sudah
dilakukan?’’masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah
satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain,

“tanda-tanda antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain,mengurung diri, kalau
berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk’

‘’Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubugan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang-orang teredekat.

“apabila masalah isolasi social ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada”

“untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi S. dan untuk merawat S, keluarga perlu melakukan beberapa hal.

Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan S yang caranya
adalah bersikap peduli dengan S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk bisa melakukan kegiatan
bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela
kondisi pasien.”

“selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap


dengan S. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan
kegiatan rumah tangga bersama.”

“nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”

“begini contoh komunikasinya, pak : S, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan
saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau
di rumah sakit ini, kamu sholat dimana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersama-
sama keluarga atau di mushola kampong. Bagaimana S, kamu mau coba kan, nak?

“nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”

Terminasi:

“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orangyang mengalami isolaso sosial”
“Selanjutnya bisa bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak
yangmenalami masalah isolasi sosial”
“Bagus sekali Pak,Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut”
“Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan.Dan tolong ceritakan kepada semua
keluargaagar mereka melakukan hal yang sama”
“Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S?”
“Kita ketemuan disini aja ya Pak,pada jam yang sama”
“Asalamu’alaikum”

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan


isolasi sosial langsung dihadapan pasien

Orientasi:

“Asalamu’alaikum Pak/Bu”

“Bagaimana perasaan Bp/Ibu hari ini?”

“Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari beberapa
hariyang lalu?”

“Mari praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30

Menit.”

“Sekarang kita temui S”

Kerja:

“asalamu’alaikum S.Bagaimana perasaan S hari ini?”

“Bpk/Ibu S datang besuk.Beri salam! Bagus.Tolong tunjukkan jadwal kegiatannya!”

(kemudian anda berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

“Nah Pak,sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang suda kita latihkan beberapa

Hari lalu” (Anda mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

“Bagaiman perasaan S setelah berbincang-bincang dengan orang tua S?”

“Baiklah,sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”

(Anda dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

Terminasi:

“Bagaiman perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”

“Mulai Sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada S”

“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalamn Bapak melakukan

Cara merawat yang sudah kita pelajari.Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang

Pak”
“Assalamu’alikum”

SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi:

“Assalamua’laikum Pak/Bu”

“Karena besok S sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan dirumah.”

“Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal S tersebut disini

saja”

“Berapa lama kita bisa bicar?Bagaimana kalau 30 menit?”

Kerja:

“Bpk/Ibu,ini jadwal S selama di rumah sakit.Coba dilihat,

Mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di rumah Bapak/Ibu yang menggantikan


perawat.Lanjutkan Jadwal ini di rumah?Di rumah Bpk/Ibu yang

Menggantikan perawat.lanjutkan jadwal ini di rumah, baik Jadwal kegiatan maupun


jadwal minum obatnya”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah prilaku yang ditampilkan oleh anak
Bapak selama dirumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak mau bergaul dengan
orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan prilaku membahayakan orang
lain.Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskesmas...........yang terdekat
dari rumah Bapak,

ini nomor telepon puskesmasnya.........

“Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan S selama


dirumah di rumah

Terminasi:

“Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa
pulang.Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri.jangan lupa kontrol ke PKM
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.Silakan selesaikan
administrasinya.”Assalamu’alaikum”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM

A. Pengkajian
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Tanda dan Gejala waham adalah :
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap
perilaku berikut ini:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memilik besaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:“Saya ini pejabat di Departemen Kesehatan lho…”atau”Saya punya
tambang emas”.
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh:”Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka iri dengan kesuksesan saya”.
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:”Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari”.
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit,diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sakit kanker”,setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda-tanda kanker namun pasien harus mengatakan bahwa ia terserang
kanker.

e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal,diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:”Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
mengkaji pasien dengan waham:
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi piker yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memilki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian perawat harus mendengarkan dan mempertahankan dan


memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya.
Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan
menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnose keperawatan:

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahapa
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 dasar
b. Tindakan keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi dengan saudara.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
2) Bantu orientasi realita
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas.
3) Diskusikan kebutuhan psikolog/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien.
5) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimilki
6) Bantu melakukan kemampuan yang dimilki
7) Berdiskusi tentang obat yang diminum
8) Melatih minum obat yang benar
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan :
a) Keluarga mampu meidentifikasi waham pasien
b) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang di
penuhi wahamnya.
c) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pengobatan pasien
secara optimal
b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan kelurga tentang:
a) Cara merawat pasien waham di rumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama
obat,dosis,frekuensi,efek samping,akibat penghentian obat).
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi
segeralatih cara merawat.
6) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga.
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Orientasi:

“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang melati. Saya dinas dari pk 08.00 – 14.00 nanti, saya yang akan merawat abang
hari ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?”

“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?”

Kerja:

“Saya mengerti bang B merasa bahwa abang adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?”

“Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang bang B rasakan?”

“O…jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri abang sendiri?”

“Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?”

“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?”

“Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?”

“O…bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”

“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang”

“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau dirumah terus ya”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bang B setelah berbincang-bincang dengan saya?”

“Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”


“Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?”

“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”

“Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah abang miliki? Mau dimana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini lagi?”

“Assalamu’alaikum”

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekkannya

Orientasi

“Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”


“Apakah bang B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut?”
“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang
hal tersebut?”
Kerja

“Apa saja hobi abang? Saya catat ya bang, terus apa lagi?”

“Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley
seperti itu lho” (atau yang lain sesuai yang di ucapkan pasien).

“Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada bang B, dimana?”

“Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”

“Wah..baik sekali permainannya”

“Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu
bang B mau bermain volley?”

“Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”

“Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?”

Terminasi

“Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan


kemampuan abang?”
“Setelah ini coba bang B lakukan latihan volley sesuai dengan jadual yang telah kita
buat ya?”

“Besok kita ketemu lagi ya bang?”

“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”

“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang B minum, setuju?”

“Assalamu’alaikum”

SP 3 Pasien: Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

Orientasi

“assalammualaikum bang B”
“bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali”
“sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalo kita sekarang membicarakan
tentang obat yang bang B minum?”
“dimana kita mau bicara? Di kamar makan?”
“berapa lama bang B mau kita bicara? 20 atau 30 menit?
Kerja

“bang B berapa macam obart yang diminum/ jam berapa saja obat diminum?”

“bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”

“obatnya ada tiga macam bang, yang warna oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunannya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya
HLP gunannya agar pikiran jadi teratur. Semuanya di minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam
1 siang, dan jam 7 malam”.

“bila nanti setelah minum obat mulut abang B terasa kering, untuk membantu
mengatasinya abang banyak minum dang mengisap – isap es batu”.

“sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus di minum, jam berapa
saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar.”

“obat – obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu lama. Agar tidak kambuh lagi sebaliknya bang B menghentikan sendiri obat
yang harus diminum sebelum berkonsultasi denga dokter”.

Terminasi

“Bagaimana perasaan bang B setelah kita becakap-cakap tentnag obat yang bang B
minum ? apa saja nama obatnya ? jam berapa minum obat ?”
“mari kita masukan pada jadwal kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan nanti
saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”

“jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya bang !”

“bang,besok kita ketemu lagi untuk meliat jadwal kegiatan yang tel dilaksanakan.
Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan tempat yang sama?”

“sampai besok ya.... Assalammualaikum”

SP 1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;


mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah;
dan obat pasien

Orientasi

“Assalammualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas di
ruang melati ini. Saya yang merawat bang B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa,
senangnya di panggil apa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan cara
merawat B di rumah?”
“Dimana kita mau bicara? Bagaimana kalaou di ruang wawancara?”
“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA

“Pak, bu apa masalah yang bpk/ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa yang sudah
dilakukan dirumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-
ngaku sebagai seorang nabi tetapi ternyata bukan nabi merupakan salah satu
gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya.
Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ibu dengan
mengatakan pertama:

“Bapak/ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bapak/ibu untuk mempercayainya
karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”

“Kedua : Bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang
baik.”

“Ketiga : hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan
B.” “Bapak/ibu dapat bercakap-cakap denhgan B tentang kebutuhan yang diinginkan B,
misalnya: “Bapak/ibu percaya B punya kemampuan dan keinginana. Coba ceritakan
kepada bapak/ibu. B kan punya kemampuan……….’’(kemampuan yang pernah dimiliki
oleh anak).

“Keempat : Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?” (jika anak mau mencoba berikan
pujian) “Pak,bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya tenang dan tidurnya juga
tenang”

“Obatnya ada 3 macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya supay rileks, dan yang warnanya merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya harus diminum secara teratur 3
kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum
berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali.” (Libatkan
keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah
mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kit bercakap-cakap tentang merawat B
dirumah?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan yang sudah saya jelaskan tadi setiap
kali berkunjung kerumah sakit.”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita tadi.”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

'“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu. Assalamu’alaikum”

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien

ORIENTASI

“Assalamualaikum pak, bu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”

“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”

KERJA

“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-ngaku sebagai nabi, coba bapak dan
ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan seperti ini”

“Bagus, betul begitu caranya”


“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki
B. Bagus.”

“Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadwal?”

“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?” (Ulangi lagi semua
cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk B”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancer melakukannya?”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

“Baiklah saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak, bu. Assalamu’alaikum”

SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi:

“Assalamualaikum pak, bu, karena B sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadual B
di rumah”

“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat B?”

“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di sini”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 m3nit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan”

Kerja:

“Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira dapat
dilaksanakan semua dirumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap
menjalankan dirumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T
(tidak mau melaksanakan).”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak
ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang nabi terus
menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
perawat E di puskesmas .......... yang dekat dengan rumah ibu dan bapak, ini nomor
telepon puskesmasnya.................”

“Selanjutnya perawat E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di


rumah”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita diskusi tentang jadual dan cara
merawat B?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dijadualkan tadi dirumah” ?”

Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan dirumah, dan jangan lupa
memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”

. “Selanjutnya perawat E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di


rumah”

Assalamu’alaikum”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

A. Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenai tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh!” atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” Pada kondisi ini pasien
mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak di sertai
dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan
perasaan seperti rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak berdaya. Pasien juga
mengungkapkan hal-hal negative tentang diri sendiri yang menggambarkan harga
diri renda.
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati
disertai rencana untuk mengakhiri kehidupanya dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkanya rencana
bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri, pengawasan ketat
harus dilakukan. Kesepakatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri unttuk
mengakhiri kehidupanya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan
cara gantung diri dari tempat yang tinggi.
Jika ditemukan data bahwa pasien dapat menunjukan isyarat bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah: harga diri rendah. Bahwa perwat telah
merumuskan masalah ini, maka tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan
adalah meningkatkan harga diri pasien (selengkapnya lihat askep harga diri rendah)
B. Diagnosa Keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan harga diri pasien memberikan
ancaman atau mencoba bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul

Risiko bunuh diri

Bila perawat telah merumuskan ini, maka perawat perlu segera melakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien.

C. Tindakan Keperawatan
Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan: Risiko Bunuh Diri

1. Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri


a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
b. Tindakan : Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka
saudara dapat melakukan tindakan berikut
1) Menemui paeien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat
yang aman
2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
4) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasiensampai tidak ada keinginan bunuh diri
2. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri dengan diagnose Harga Diri
Rendah
a. Tujuan:
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaannya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapatmenggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
b. Tindakan keperawatan:
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
b) Berikan pujian biala pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyeleaikan masalah yang lebih
baik
3. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri
a. Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencobah bunuh diri
b. Tindakan:
1) Mengajukan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah
meninggalkan pasien sendirian
2) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang
berbahaya disekitar pasien
3) Mendiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering melamun sendiri
4) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur
4. Tindakaan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri
a. Tujuan: Keluarga mampu merawat pasien dengan resiko bunuh diri.
b. Tindakan keperawatan:
1) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejal bunuh diri
a) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah
muncul pada pasien.
b) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada
pasien beresiko bunuh diri.
2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.
a) Mendiskusikan tentang cara yang dapat di lakukankeluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
b) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien antara lain:
1) Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat yang
musah di awasi, jangan biarkan pasien mengunci diri di kamarnya
atau jangan mennggalkan pasien sendirian di rumah.
2) Menjauhkan barang-barang yang bisa di gunakan untuk bunuh diri.
Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa di gunakan untuk
bunuh diri, seperti: tali, bahan bakar minyak/bensin, api, pisau, atau
benda tajam lainnya, zat yang berbahya seperti obat nyamuk atau
racun serangga.
3) Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan
apabila tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah
melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak tanda dan gejala
untuk bunuh diri.
c) Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.
3) Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yangdapat di lakukanapabila pasien
melakukan percobaan bunuh diri, antara lain:
a) Mencari bantuan kepada tetanggasekitar atau pemuka masyarakat.
Untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut.
b) Segera membawa pasien kerumah sakit atau puskesmas agar
mendapatkan bantuan tenaga medis.
4) Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
pasien.
a) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan.
b) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/control
secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.
5) Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip
lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara
penggunaannya, benar waktu penggunaannya.
SP 1 Pasien:Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

Orientasi

“Assalamu’alaikum A kenalkan saya adalah perawat B yang bertugas di ruang Mawar


ini, saya dinas dari jam 8 pagi sampai 2 siang.”

“Bagaimana perasaan A hari ini?”

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakaptentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana
dan berapa lama kita bicara?”

Kerja

“Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A
merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan kepercayaan diri? Apakah A
merasabersalah atau mempermasalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami
kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri
atau berharap bahwa A mati? Apaka A pernah mencobah untuk bunuh diri? Apa
sebabnya, bagaimana caranya? Apa yangA rasakan?”(Jika pasien telah
menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan:“Baiklah,
tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup”. “Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan
tidak ada benda-benda yang membahayakan A.”)

“Nah A, Karena A tampaknya masi memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup
A, maka saya tidak akanmembiarkan A sendiri.”

“Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan
ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya,
katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri
kehidupan”. “Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?”

Terminasi

“Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin


bunuh diri?” “Coba A sebutkan lagi cara tersebut”

“Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang “(jgn meninggalkan
px)
SP 2 Pasien:Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri

Orientasi

“Assalamialaikum A, masih ingat dengan saya kan? Bagaimana perasaan hari ini?
O...Jadi A merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah A ada perasaan ingin
bunuh diri? Bagaimana kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana
cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?”disini aja yah?”

Kerja

“Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk


mengakhiri hidup”. “Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan
tidak ada benda-benda yang membahayakan A.”

“Nah A, karena A tampaknya masih mempunyai keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup A, maka saya tidak mebiarkan A sendiri.”

“Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat atau
keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan A jangan pernah sendirian
ya...”

Terminasi

“Bagaimana perasaan A setelah bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa yang


telah bicarakan tadi? Bagus A, bagaimana masih ada dorongan untuk bunuh diri? Kalau
masih ada perasaan dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat
yang lain. Kalau sudah tidak ada keinginan bunuh diri saya akan ketemu A lagi, untuk
membicarakan cara meningkatkan harga diri setengah jam lagi dan disini saja.”

SP 3 Pasien: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri

Orientasi

“Assalamualaikum A. Bagaimana perasaan A saat ini? Masih adakah dorongan


mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu sekarang kita akan
membahas tentang rasa syukur atau pemberian tuhan yang masih A miliki. Mau berapa
lama? Dimana?

Kerja

“Apa saja dalam hidup A yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yng sedih dan rugi
kalau A meninggal. Coba A ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan A. Keadaan
yang bagaimana membuat A merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan A masih baik
dan patut disyukuri. Coba a sebutkan kegiatan apa saja yang masih dapat A lakukan
selama ini. Bagaimana kalau A mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.”

Terminasi

“bagaimana perasaan A setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa


saja yang A patut syukuri dalam hidup A? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam
kehidupan A jika terjadi dorongan untuk mengakhiri kehidupan (affirmasi). Bagus A.
Coba A ingat-ingat lagi hal-hal yang masih A miliki dan perlu disyukuri! Nanti jam 12 kita
bahas mengenai masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah tapi kalau ada
perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya... Assalamualaikum.”

SP 4 Pasien:Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam


menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri

Orientasi:

“Assalamualaikum, A. Bagaimana perasaannya? Masihkah ada keinginan bunuh diri?


Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus sekarang kita akan berdiskusi
tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini timbul. Mauu berapa
lama? disini aja yah...

Kerja:

“Coba ceritakan situasi yang membuat A ingin bunuh diri. Selain bunuh diri, kira-kira
jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan keuntungan dan
kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang
paling menguntungkan! Menurut A cara mana? Ya, saya setuju A bisa dicoba! Mari kita
buat kegiatan untuk masa depan.”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan A, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah


yang A gunakan? Coba dalam satu hari ini, A menyelesaikan masalah dengan cara
yang dipilih tadi. Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini membahas
pengalaman A menggunakan cara yang dipilih. Sampai nanti ya Assalamualaikum.”
SP 1 Keluarga: Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang
mencoba bunuh diri

Orientasi

“Assalamu’alaikum Bapak/ibu, kenalkan saya B yang merawat putra bapak dan ibu di
rumah sakit ini”.

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar A tetap selamat
dan tidak melukai dirinya sendiri. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-
bincangnya pak/ibu? “Sambil kita awasi terus A.

Kerja

“Bapak/Ibu, A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan sahabat
karibnya akibat bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu ingin mengakhiri
hidupnya. Karna kondisi A yang dapat mengakhiri kehidupanya sewaktu-waktu, kita
semua perlu mengawasi A terus-menerus.Bapak/Ibu dapat ikut mengawasi
ya..pokoknya kalau alam kondisi serius seperti ini A tidak boleh ditinggal sendirian
sedikitpun”

“Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan
A untuk bunuh diri, seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang. Semua barang-
barang tersebut tidak boleh ada disekitar A”. “Selain itu, jika bicara dengan A fokus pada
hal-hal positif, hindarkan pernyataan negatif .

“Selain itu sebaiknya A punya kegiatan positif seperti melakukan hobbynya bermain
sepak bola, dll supaya tidak sempat melamun sendiri”

SP 2 Keluarga: Percakapan untuk mengajarkan keluarga cara merawat anggota


keluarga beresiko bunuh diri. (Isyarat bunuh diri)

Orientasi:

“Assalamu’alaikum Bapak/ibu. Bagaimana keadaan anak Bapak/Ibu?” “Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara melindungi dari bunuh diri.
”Dimana kita akan diskusi. Bagaimana kalau di ruangan wawancara?” Berapa lama
Bapak/Ibu untuk diskusi?”

Kerja:

“Apa yang Bapak/ibu lihat dari perilaku atau ucapan A?”

“Bapak/ibu sebaiknya perhatikan benar-benar munculnya tanda dan gejala bunuh diri.
Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri menunjukan tanda melalui
percakapan seperti “Saya tidak ingin hidup lagi. Orang lain lebih baik tanpa saya.
Apakah A pernah mengatakannya?” kalau bapak/ibu menerima tanda dan gejala
tersebut, maka sebaiknya bapak/ibu mendengarkan ungkapan persaan dari A secara
serius. Pengawasan terhadap A di tingkatkan, jangan biarkan dia sendirian di rumah
atau jangan di biarkan mengunci diri di kamar. Kalau menemukan tanda dan gejala
tersebut, dan di temukan alat-alat yang akan di gunakan untuk bunuh diri, sebaiknya di
cegah dengan meningkatkan pengawasan dan beri dukungan untuk tidak melakukan
tindakan tersebut,. Katakana bahwa bapak/ibu saying pada A. Katakan juga kebaikan-
kebaikan A!” “Usahakan sedikitnya 5 kali sehari bapak dan ibu memuji A dengan tulus”
“Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya bapak/ibu mencari bantuan
orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah rujuk kepuskesmas atau rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan perawatanyang lebih serius. Selalu kembali kerumah,
Bapak/ibu perlu membantu agar A terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.

Terminasi:

“Bagaimana Bapak/Ibu ada yang ingin di tanyakan?” Bapak/Ibu dapat ulangi kembali
cara-cara anggota keluarga yang ingin bunuh diri?” “Ya bagus. Jangan lupa
pengawasan nya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri segera hubungi kami.
Kita dapat melanjutkan pembicaraan yang akan dating tentang cara-cara meningkatkan
harga diri A dan menyelesaikan masalah”

“Bagaimana Bapak/Ibu setuju?” Kalau demikian sampai bertemu lagi minggu depan ya.

Assalamu’alaikum"

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien risiko bunuh diri/isyarat


bunuh diri

Orientasi:

“Assalamualaikum pak,bu, sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana pak,bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan minggu
lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak,bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsungke A ya?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita latihan?”
Kerja:

“Sekarang anggap saya A yang sedang mengatakan ingin mati saja, coba bapak dan
ibu praktekkan cara bicara yang benar bila A sedang dalam keadaan seperti ini”

“Bagus, betul begitu caranya”

“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada A”


“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi A minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadwal?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat A”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada A?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat A di rumah?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk A”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat A sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu. Assalamu’alaikum

SP 4 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga dengan pasien


risiko bunuh diri

Orientasi:

“Assalamualaikum pak, bu, hari ini A sudah boleh pulang, maka sebaiknya kita
membicarakan jadual A selama di rumah”Berapa lama kita bisa diskusi?, baik mari kita
diskusikan.”

Kerja:

“Pak, bu, ini jadual A selama di rumah sakit, coba perhatikan, dapatkah dilakukan di
rumah? Tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum
obatnya”

“Hal-hal yang perlu di perhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh A
selama dirumah. Kalau misalnya A terus menerus mengatakan ingin bunuh diri, tampak
gelisah dan tidak terkendali serta tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku mambahayakan orang lain, tolong bapak dan ibu segera
hubungi perawat H di puskesmas....... yang dekat dengan rumah ibu dan bapak, ini
nomor telepon puskesmasnya......”

“Selanjutnya perawat H yang akan membantu memantau perkembangan A”


Terminasi:

“Bagaimana pak/ibu? Ada yang belum jelas?” ini jadual kegiatan harian A untuk dibawa
pulang. Ini surat rujukan untuk perawat H di puskesmas....... jangan lupa kontrol ke
puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan selesaikan
administrasinya. Assalamu’alaikum”

Ringkasan tindakan keperawatan untuk pasien berisiko bunuh diri berdasarkan


perilaku bunuh diri yang ditampilkan

Tiga macam perilaku Tindakan keperawatan Tindakan keperawatan untuk


bunuh diri untuk pasien keluarga

1. Isyarat bunuh diri Mendiskusikan cara Melakukan pendidikan


mengatasi keinginan kesehatan tentang cara
bunuh diri meningkatkan merawat anggota keluarga yang
harga diri pasien ingin bunuh diri
meningkatkan
kemampuan pasien
dalam menyelesaikan
masalah

2. Ancaman bunuh diri Melindungi pasien Melibatkan keluarga untuk


mengawasi pasien secara ketat

3. Percobaan bunuh diri Melindungi pasien Melibatkan keluarga untuk


mengawasi pasien secara ketat
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengkajian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun.Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri, makan secara mandiri , berhias diri secara mandiri, dan toileting
{ Buang Air Besar (BAB) Buang Air Kecil (BAK)}secara mandiri.

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka
tanda dan gejala dapat di peroleh melalui observasi pada pasien yaitu :

 Gangguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor ,kulit berdaki
dan bau,kuku panjang dan kotor
 Ketidakmampuan berhias/berdandan,ditandai dengan rambut acak-acakan,pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai pada pasien laki-laki tidak bercukur,pada
pasien wanita tidak berdanda.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri,ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri,makan berceceran,dan makan tidak pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan:

Kurang Perawatan Diri: - Kebersihan diri

- Berdandan

- Makan
C. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
b.Tindakan keperawatan
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat
melakukan tahapan tindakan yang meliputi:

a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri


b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2) Melatih pasien berdandan/berhias
Perawat dapat melatih pasien berdandan.Untuk pasien laki-laki tentu harus
dibedakan dengan wanita.
Untuk pasien laki-laki meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
3) Melatih pasien makan secara mandiri untuk melatih makan pasien, perawat
dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan
berikut:

a) Menjelaskan tempat BAB / BAK yang sesuai


b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/ BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/ BAK

Tindakan keperawatan pada keluarga


a. Tujuan
Keluarga mampu merawat anggota keluarganya yang mengalami masalah
kurang perawatan diri

b. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri
yang baik maka saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar
keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan
pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat saudara
lakukan

1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang di hadapi keluarga


dalam merawat pasien
2) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien
4) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat (sesuai jadwal Yang telah si
sepakati).
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien
dalam merawat diri
6) Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
SP 1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri
dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Orientasi

“Selamat pagi, kenalkan saya perawat S”


“Namanya siapa, senang di panggil siapa?”
“Saya dinas pagi di ruangan ini pukul 08.00-14.00.Selama di rumah sakit saya yang akan
merawat T”
“Dari tadi saya lihat T mengaruk- garuk badannya,gatal ya?”
“Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri?”
”Berapa lama kita berbicara? 20 menitnya ya....?mau dimana....?disini aja ya”
Kerja
”Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri?Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya....?,badan gatal,mulut bau,apa

Lagi....? kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T
yang bisa muncul ?”Betul ada kudis,kutu....dsb

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka?kapan saja T menyisir rambut?

Bagaimana dengan bedakan?Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?

( Contoh untuk pasien laki-laki )

“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran?

Apa alat-alat yang diperlukan?”Iya....sebaiknya cukuran 2x perminggu,dan

ada alat cukurnya?”Nanti bisa minta ke perawat ya.

“Berapa kali T makan sehari?

“Apa pula yang dilakukan setelah makan?”Betul,kita harus sikat gigi setelah makan.”

“Dimana biasanya T berak/kencing?Bagaimana membersihkannya?”Iya....kita kencing


dan berak harus di WC.Nah...itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai
air dan sabun”.

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan?Benar sekali...T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,sikat gigi,shampo
dan sabun serta sisir.”

“Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi,saya akan membimbing T

melakukannya.sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampo


gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih...bagus sekali....

selanjutnya ambil sabun,gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih,jangan lupa sikat gigi pakai odol....giginya disikat mulai dari arah atas ke
bawah.gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang.Bagus,lalu kumur-kumur
sampai bersih.Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan

handuk.T bagus sekali melakukannya.selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya


dengan baik.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ?Coba T sebutkan lagi
apa

Saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”

“Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri


tadi? sekarang coba T ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi.”

“Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi....?dua kali pagi dan sore,Mari....kita
masukkan dalam jadwal aktivitas harian.Nah....lakukan ya T...dan beri tanda kalau sudah
dilakukan misalnya M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh,B(bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan? Baik besok lagi kita latihan
berdandan,oke?

Pagi-pagi sehabis makan ya.....”

“Assalamu’alaikum”

SP 2 Pasien:Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Orientasi

“ selamat pagi,bagimana perasaan T hari ini ?Bagaimana mandinya ?”

“sudah di tandai dijadual harian?”

“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik.Mari Tkita dekat
cermin dan bawa alat-alatnya (sisir,bedak,lipstik)

Kerja

“sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi?Bagus ....!Nah...sekarang disisir rambutnya


yang rapi,bagus ...! Apakah T biasa pakai bedak?”coba dibedakin muka nya T, yang rata
dan tipis.Bagus sekali.” “T,punya lipstik mari dioles tipis.Nah...coba lihat dikaca!

Terminasi

“Bagimana perasaan T belajar berdandan “ ” T jadi tampak segar dan cantik,mari masukan
dalam judual.Kegiatan harian,sama jamnya dengan mandi.Nanti siang kita latihan makan
yang baik diruang makan bersama pasien yang lain”.”assalamualaikum”

SP 2 pasien:Percakapan saat melihat pasien laki-laki berdandan

a) Berpakaian
b) Menyisir rambut

Orientasi

“ selamat pagi T”

“Bagaimana perasaan T hari ini ?Bagaimana mandinya ? Sudah ditandai dijadual


harinnya?”

“hari kita akan latihan berdandan,mau dimna latihan nya.Bagaimana kalau diruang tamu ?
lebih kurang setengah jam “

Kerja

“ Apa yang T tuan lakukan setelah selesai mandi ? Apa T sudah baju?

“Untuk berpakaian,pilihan pakaian yang bersih dan kering.Berganti pakaian yang bersih
2x/hari.Sekarang coba bapak ganti baju..Ya,bagus seperti itu”.

“Apakah T menyisir rambut?Bagaimana cara menyisir ?”coba kita praktekkan,lihat


kecermin,bagus...sekali!

“Apakah T suka bercukur ?Berapak hari sekali bercukur ?”betul 2 kali perminggu

“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang.Mari T dirapikan! Ya,bagus !”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah berdandan”.

“Coba T,sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..

“Selanjutnya T setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya!Mari
kita masukan pada jadual kegiatan harian,pagi jam berapa,lalu sore jam berapa ?

“Nanti siang kita latihan makan yang lebih baik.Di ruang makan bersama dengan pasien
yang lain ya...”
“assalamualaikum”

SP 3 Pasien:Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan


b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah selesai makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

Orientasi

“selamat siang T,””wow....masih rapi ya T”,”siang ini kita akan latihan bagaimna cara
makan yang baik.kita latihan langsung diruang ini makan ya..!”mari ...itu sudah datang
makanan.”

Kerja

“Bagaimana kebiasan sebelumny, saat , maupun setelah makan?dimana T


makan ?””sebelummkan kita harus cuci tangan memakai sabun.Ya ,mari kita praktekkan!
“Bagus!setelah itu kita duduk dan ambil makan .sebelum di santap kita berdoa
dulu.Silakan tuan yang pimpin!. Bagus ..”Mari kita makan ..saat mkan kita harus menyuap
makan satu –satudengan pelan-pelan. Ya,Ayo ...sayuran dimakannya.””Setelah makan
kita bereskan piring, dan gelas yang kotor.Ya betul ..dan kita akhiri dengan cuci tangan
.Ya bagus !” Itu perawat A sedang bagi obat,coba ...T minta sendiri obatnya.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.


“Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan?” (cuci tangan, duduk yang baik,
ambil
Makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan)
“Nah… coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukan dalam jadual? Besok
Kita ketemu lagi besok untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaimana kalau jam 10:00
Disini saja
Ya…!”
“Assalamualaikum”

SP 4 Pasien:Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai


b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Orientasi

“selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik…! Sudah dijalankan jadual

Kegiatannya…?”

“kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?

“kira-kira 20 menit ya. T dan dimana kita duduk? Di sana saja ya…!

Kerja

Untuk Pasien Pria:

“diman biasanya T berak dan kencing? “benar T, Berak atau kencing itu yang bagus di

WC/ Kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan

Kotorannya . jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya…!”

“sekarang coba T jelaskan kepada saya bagimana cara T cebok?”

“sudah bagus ya T, yang perlu di ingat saat T cebok adalah T membersihkan anus atau
kemaluan

Dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di
tubuh T”.

“setelah T Selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan.

Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya samapi tinja/air kencing
itu tidak

Tersisa di kakus/WC. Jika T membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut
mencegah

Menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran /air kencing”

“setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, T perlu merapikan kembali pakaiaan


sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi,
lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun”

Untuk Pasien Wanita:

“cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiram air dari
Arah depa ke belakang. Jangan terbalik ya, …… cara seperti itu berguna untuk

Mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”

“setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC

Di bersihkan, caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya

Sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/WC. Jika T membersihkan

Tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut mencegah menyebarnya kuman yang

Berbahaya yang ada pada kotoran /air kencing”

“jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar WC/kakus, lalu cuci

Tangan dengan menggunakan sabun.”

Terminasi

“bagai mana perasaan T setelah kita membicarakn tentang cara berak/kencing

Yang baik?”

“coba T jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang baik.” Bagus…!

“untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah di jelaskan tadi.”

“nah…besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa

Melakukan jadual kegiatannya.”

“assalamualaikum”

SP1 Keluarga: Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah


perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawatan diri

Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu, saya S, perawat yang merawat T”
“Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bantuan apa yang
dapat diberikan.”
“Berapa lama waktu Bapak/Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita
duduk dikantor perawat!”
Kerja
“Apa saja masalah yang bapak/Ibu rasakan dalam merawat T ?” Perawatan diri yang
utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan, dan BAB/BAK”
“Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu dikerenakan oleh gangguan jiwanya yang membuat
pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ;
untuk kebersihan diri, kami telag melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran,
ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T
juga telah mempunyai jadwal pelaksanaanya untuk berdadan, kerena Bapak/Ibu
perempuan, kami meharapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai
bedak, dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah. T telah
mengetahui langkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang
rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.

Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung minum obat. Dan
untuk BAB/BAK, dirumah ada WC Bapak/Ibu ?iya..., T juga sudah belajar BAB/BAK yang
bersih. Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapa lakukan ?
Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui
apakah T sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.”
“Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”

Terminasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”


“Coba Bapak/Ibu sebutkan lagi apa saja yang harus dieperhatikan dalam membantu anak
Bapak, T dalam merawat diri.”
“Baik nanti kalau Bapak/Ibu besok bisa ditanyakan pada T.”
“Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat
membersihkan diri.”
“Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk memotivasi T
dalam merawat diri. Assalamu’alaikum”.

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien

Orientasi

“Assaalamualaikum Bapak/Ibu sesuai jani kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi.”
“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak?”


“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung menemui T ya?”
Berapa lama ada waktu Bapak/Ibu?”

Kerja

“sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk
mandi, berdandan, buang air, dan makan”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan positif
sesuai jadwal?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sidah mengerti cara merawat T”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T ?”
(Ulangi lagi semua cara di atas langsung kepada pasien)

Terminasi

“Bagaimana perasaan Bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
ibu membesuk T”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesinin dan kita
akan mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak, bu”

“Assalamu’alaikum”

SP 3 Keluarga: Membuat Perencanaan Pulang Bersama Keluarga

Orientasi

“Assalamualaikum Bapak/ibu hari ini T sudah boleh pulang, untuk itu perlu di bicarakan
jadwal T selama di rumah”

“Bagai mana pak, ibu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus di latih cara
merawat T?”

“Nah sekarang mari bicarakan jadual di rumah tersebut di sini saja?”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”

Kerja

”Pak, bu ..., ini jadwal T di rumah sakit, coba di perhatikan apakah dapat di laksanakan di
rumah?

“Pak/bu, jadwal yang telah di buat salama T di rumah sakit tolong di lanjutkan di rumah,
baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obat”

“Hal-hal yang perlu di perhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh anak
ibu dan bapak selama di rumah sakit. Kalau misalnya T menolak terus menerus untuk
makan, minum dan mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain, maka segera hubungi perawat A di puskesmas......yang
terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya....”

“Selanjutnya perawat A yang akan membantu memantau perkembangan T selama di


rumah”

Terminasi

“Bagai mana pak, bu...ada yang belum jelas? Ini jadwal harian T untuk di bawa pulang.
Dan ini surat rujukan untuk perawat A di puskesmas”

“Jangan lupa kontrol di puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala-gejala yang
tampak.”

“Silahkan selesaikan administrasinya. Assalamualaikum”


PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN JIWA
N DIAGNOS PERTEMUAN
TINDAKAN
O A 1 2 3 4 5 S.D 12
1. Identifikasi penyebab 1. Evaluasi kegiatan berkenalan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
isolasi sosial: siapa yang (berapa orang). Beri pujian berkenalan (berapa orang) & latihan berkenalan, bicara latihan berkenalan,
serumah, siapa yang dekat, 2. Latih cara berbicara saat bicara saat melakukan dua saat melakukan empat berbicara saat
yang tidak dekat, dan apa melakukan kegiatan harian kegiatan harian. Beri pujian kegiatan harian. Beri melakukan kegiatan
sebabnya (latih 2 kegiatan) 2. Latih cara berbicara saat pujian harian dan sosialisasi.
2. Keuntungan punya teman 3. Masukkan pada jadual melakukan kegiatan harian (2 2. Latih cara bicara sosial: Beri pujian
dan bercakap-cakap kegiatan untuk latihan kegiatan baru) meminta sesuatu, 2. Latih kegiatan harian
3. Kerugian tidak punya berkenalan 2- 3 orang pasien, 3. Masukkan pada jadual menjawab pertanyan 3. Nilai kemampuan
PASIEN
teman dan tidak bercakap- perawat dan tamu, berbicara kegiatan untuk latihan 3. Masukkan pada jadual yang telah mandiri
cakap saat melakukan kegiatan harian berkenalan 4-5 orang, berbicara kegiatan untuk latihan 4. Nilai apakah isolasi
4. Latih cara berkenalan saat melakukan 4 kegiatan berkenalan >5 orang, sosial teratasi
dengan pasien dan perawat harian orang baru, berbicara saat
atau tamu melakukan kegiatan
5. Masukan pada jadual harian dan sosialisasi
kegiatan untuk latihan
ISOLASI berkenalan
1
SOSIAL 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam
pasien berkenalan dan berbicara saat berkenalan, berbicara saat merawat/melatih pasien merawat/melatih
2. Jelaskan pengertian, tanda melakukan kegiatan harian. Beri melakukan kegiatan harian. Beri berkenalan, berbicara saat pasien berkenalan,
& gejala, dan proses pujian pujian melakukan kegiatan berbicara saat
terjadinya isolasi sosial 2. Jelaskan kegiatan rumah 2. Jelaskan cara melatih pasien harian/RT, berbelanja. melakukan kegiatan
(gunakan booklet) tangga yang dapat melibatkan melakukan kegiatan sosial Beri pujian harian/RT, berbelanja
3. Jelaskan cara merawat pasien berbicara (makan, sholat seperti berbelanja, meminta 2. Jelaskan follow up ke & kegiatan lain dan
KELUARGA
isolasi sosial bersama) di rumah sesuatu dll RSJ/PKM, tanda kambuh, follow up. Beri pujian
4. Latih dua cara merawat 3. Latih cara membimbing 3. Latih keluarga mengajak rujukan 2. Nilai kemampuan
berkenalan, berbicara saat pasien berbicara dan memberi pasien belanja saat besuk 3. Anjurkan membantu keluarga merawat
melakukan kegiatan harian pujian 4. Anjurkan membantu pasien pasien sesuai jadual pasien
5. Anjurkan membantu 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian kegiatan dan memberikan 3. Nilai kemampuan
pasien sesuai jadual dan sesuai jadual saat besuk saat besuk pujian keluarga melakukan
memberikan pujian saat kontrol ke RSJ/PKM
besuk
             

102
1. Identifikasi masalah 1. Evaluasi kegiatan kebersihan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
perawatan diri: kebersihan diri. Beri pujian diri dan berdandan. Beri pujian kebersihan diri, latihan perawatan diri:
diri, berdandan, 2. Jelaskan cara dan alat untuk 2. Jelaskan cara dan alat makan berdandan, makan & kebersihan diri,
makan/minum, BAB/BAK berdandan dan minum minum. Beri pujian berdandan, makan &
2. Jelaskan pentingnya 3. Latih cara berdandan setelah 3. Latih cara makan dan minum 2. Jelaskan cara BAB dan minum, BAB & BAK.
kebersihan diri kebersihan diri: sisiran, rias yang baik BAK yang baik Beri pujian
3. Jalaskan cara dan alat muka untuk perempuan; 4. Masukkan pada jadual 3. Latih BAB dan BAK yang 2. Latih kegiatan harian
kebersihan diri sisiran, cukuran untuk pria kegiatan untuk latihan baik 3. Nilai kemampuan
4. Latih cara menjaga 4. Masukkan pada jadual kebersihan diri, berdandan dan 4. Masukkan pada jadual yang telah mandiri
PASIEN
kebersihan diri: mandi dan kegiatan untuk kebersihan diri makan & minum yang baik kegiatan untuk latihan 4. Nilai apakah
ganti pakaian, sikat gigi, cuci dan berdandan kebersihan diri, perawatan diri telah
rambut, potong kuku berdandan, makan & baik
5. Masukan pada jadual minum dan BAB&BAK
kegiatan untuk latihan
mandi, sikat gigi (2 kali per
DEFISIT hari), cuci rambut (2 kali per
2 PERAWATAN minggu), potong kuku (satu
DIRI kali per minggu)
1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam
pasien kebersihan diri. Beri pujian kebersihan diri dan berdandan. merawat/melatih pasien merawat/melatih
2. Jelaskan pengertian, tanda 2. Latih dua (yang lain) cara Beri pujian kebersihan diri, pasien dalam
& gejala, dan proses merawat : Makan & minum, 2. Bimbing keluarga merawat berdandan, makan & perawatan diri:
terjadinya defisit perawatan BAB & BAK kebersihan diri dan berdandan minum. Beri pujian kebersihan diri,
diri (gunakan booklet) 3. Anjurkan membantu pasien dan makan & minum pasien 2. Bimbing keluarga berdandan, makan &
KELUARGA 3. Jelaskan cara merawat sesuai jadual dan memberi 3. Anjurkan membantu pasien merawat BAB dan BAK minum, BAB & BAK.
defisit perawatan diri pujian sesuai jadual dan berikan pujian pasien Beri pujian
4. Latih dua cara merawat : 3. Jelaskan follow up ke 2. Nilai kemampuan
kebersihan diri dan RSJ/PKM, tanda kambuh, keluarga merawat
berdandan rujukan pasien
5. Anjurkan membantu 4. Anjurkan membantu 3. Nilai kemampuan
pasien sesuai jadual dan pasien sesuai jadual dan keluarga melakukan
memberikan pujian memberikan pujian kontrol ke RSJ/PKM
1. Identifikasi halusinasi: isi, 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
frekuensi, waktu terjadi, menghardik. Beri pujian menghardik & obat. Beri pujian latihan menghardik & latihan menghardik &
situasi pencetus, perasaan, 2. Latih cara mengontrol 2. Latih cara mengontrol obat & bercakap-cakap. obat & bercakap-cakap
3 HALUSINASI PASIEN
respon halusinasi dengan obat halusinasi dg bercakap-cakap Beri pujian & kegiatan harian. Beri
2. Jelaskan cara mengontrol (jelaskan 6 benar: jenis, guna, saat terjadi halusinasi 2. Latih cara mengontrol pujian

103
halusinasi: hardik, obat, dosis, frekuensi, cara, 3. Masukkan pada jadual halusinasi dg melakukan 2. Latih kegiatan harian
bercakap-cakap, melakukan kontinuitas minum obat) kegiatan untuk latihan kegiatan harian (mulai 2 3. Nilai kemampuan
kegiatan 3. Masukkan pada jadual menghardik, minum obat dan kegiatan) yang telah mandiri
3. Latih cara mengontrol kegiatan untuk latihan bercakap-cakap 3. Masukkan pada jadual 4. Nilai apakah
halusinasi dg menghardik menghardik dan minum obat kegiatan untuk latihan halusinasi terkontrol
4. Masukan pada jadual menghardik, minum obat,
kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dan
menghardik kegiatan harian
1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam
pasien menghardik. Beri pujian menghardik dan memberikan merawat/melatih pasien merawat/melatih
2. Jelaskan pengertian, tanda 2. Jelaskan 6 benar cara obat. Beri pujian menghardik, memberikan pasien menghardik &
& gejala, dan proses memberikan obat 2. Jelaskan cara bercakap-cakap obat & bercakap-cakap. memberikan obat &
terjadinya halusinasi 3. Latih cara memberikan/ dan melakukan kegiatan untuk Beri pujian bercakap-cakap &
(gunakan booklet) membimbing minum obat mengontrol halusinasi 2. Jelaskan follow up ke melakukkan kegiatan
KELUARGA 3. Jelaskan cara merawat 4. Anjurkan membantu pasien 3. Latih dan sediakan waktu RSJ/PKM, tanda kambuh, harian dan follow up.
halusinasi sesuai jadual dan memberi bercakap-cakap dengan pasien rujukan Beri pujian
4. Latih cara merawat pujian terutama saat halusinasi 3. Anjurkan membantu 2. Nilai kemampuan
halusinasi: hardik 4. Anjurkan membantu pasien pasien sesuai jadual dan keluarga merawat
5. Anjurkan membantu sesuai jadual dan memberikan memberikan pujian pasien
pasien sesuai jadual dan pujian 3. Nilai kemampuan
memberi pujian keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM
1. Identifikasi penyebab, 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
tanda & gejala, PK yang Beri pujian & obat. Beri pujian latihan fisik & obat & latihan fisik1,2 & obat
dilakukan, akibat PK 2. Latih cara mengontrol PK 2. Latih cara mengontrol PK verbal. Beri pujian & verbal & spiritual.
2. Jelaskan cara mengontrol dengan obat (jelaskan 6 benar: secara verbal (3 cara, yaitu: 2. Latih cara mengontrol Beri pujian
PK: fisik, obat, verbal, jenis, guna, dosis, frekuensi, mengungkapkan, meminta, spiritual (2 kegiatan) 2. Nilai kemampuan
spiritual cara, kontinuitas minum obat) menolak dengan benar) 3. Masukkan pada jadual yang telah mandiri
PASIEN
3. Latihan cara mengontrol 3. Masukkan pada jadual 3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan 3. Nilai apakah PK
PK secara fisik: tarik nafas kegiatan untuk latihan fisik dan kegiatan untuk latihan fisik, fisik, minum obat, verbal terkontrol
4 RISIKO PK
dalam dan pukul kasur dan minum obat minum obat dan verbal dan spiritual
bantal
4. Masukan pada jadual
kegiatan untuk latihan fisik
1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam
KELUARGA
pasien fisik. Beri pujian fisik dan memberikan obat. Beri merawat/melatih pasien merawat/melatih

104
2. Jelaskan pengertian, tanda 2. Jelaskan 6 benar cara pujian fisik, memberikan obat, pasien fisik,
& gejala, dan proses memberikan obat 2. Latih cara membimbing: cara latihan bicara yang baik & memberikan obat, cara
terjadinya PK (gunakan 3. Latih cara bicara yang baik kegiatan spiritual. Beri bicara yang baik &
booklet) memberikan/membimbing 3. Latih cara membimbing pujian kegiatan spiritual dan
3. Jelaskan cara merawat PK minum obat kegiatan spiritual 2. Jelaskan follow up ke follow up. Beri pujian
4. Latih satu cara merawat PK 4. Anjurkan membantu pasien 4. Anjurkan membantu pasien RSJ/PKM, tanda kambuh, 2. Nilai kemampuan
dengan melakukan kegiatan sesuai jadual dan memberi sesuai jadual dan memberikan rujukan keluarga merawat
fisik: tarik nafas dalam dan pujian pujian 3. Anjurkan membantu pasien
pukul kasur dan bantal pasien sesuai jadual dan 3. Nilai kemampuan
5. Anjurkan membantu memberikan pujian keluarga melakukan
pasien sesuai jadual dan kontrol ke RSJ/PKM
memberi pujian
5 HARGA 1. Identifikasi kemampuan 1. Evaluasi kegiatan pertama 1. Evaluasi kegiatan pertama 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
DIRI melakukan kegiatan dan yang telah dilatih dan berikan dan kedua yang telah dilatih pertama, kedua, dan latihan dan berikan
RENDAH aspek positif pasien (buat pujian dan berikan pujian ketiga yang telah dilatih pujian.
daftar kegiatan) 2. Bantu pasien memilih 2. Bantu pasien memilih dan berikan pujian 2. Latih kegiatan
2. Bantu pasien menilai kegiatan kedua yang akan kegiatan ketiga yang akan 2. Bantu pasien memilih dilanjutkan sampai tak
kegiatan yang dapat dilatih dilatih kegiatan keempat yang terhingga
dilakukan saat ini (pilih dari 3. Latih kegiatan kedua kedua 3. Latih kegiatan ketiga (alat akan dilatih 3. Nilai kemampuan
daftar kegiatan) : buat daftar (alat dan cara) dan cara) 3. Latih kegiatan keempat yang telah mandiri
kegiatan yang dapat 4. Masukkan pada jadual 4. Masukkan pada jadual (alat dan cara) 4. Nilai apakah harga
PASIEN dilakukan saat ini kegiatan untuk latihan: dua kegiatan untuk latihan: tiga 4. Masukkan pada jadual diri pasien meningkat
3. Bantu pasien memilih kegiatan masing2 dua kali per kegiatan, masing-masing dua kegiatan untuk latihan:
salah satu kegiatan yang hari kali per hari empat kegiatan masing-
dapat dilakukan saat ini masing dua kali per hari
untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilih
(alat dan cara melakukannya)
5. Masukan pada jadual
kegiatan untuk latihan dua
kali per hari
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam membimbing pasien dalam membimbing pasien keluarga dalam keluarga dalam
pasien melaksanakan kegiatan melaksanakan kegiatan membimbing pasien membimbing pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda pertama yang dipilih dan dilatih pertama dan kedua yang telah melaksanakan kegiatan melakukan kegiatan
& gejala, dan proses pasien. Beri pujian dilatih. Beri pujian pertama, kedua dan yang dipilih oleh
terjadinya harga diri rendah 2. Bersama keluarga melatih 2. Bersama keluarga melatih ketiga. Beri pujian pasien. Beri pujian
(gunakan booklet) pasien dalam melakukan pasien melakukan kegiatan 2. Bersama keluarga 2. Nilai kemampuan

105
3. Diskusikan kemampuan kegiatan kedua yang dipilih ketiga yang dipilih melatih pasien melakukan keluarga mmbimbing
atau aspek positif pasien pasien 3. Anjurkan membantu pasien kegiatan keempat yang pasien
yang pernah dimiliki sebelum 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian dipilih 3. Nilai kemampuan
dan setelah sakit sesuai jadual dan memberi 3. Jelaskan follow up ke keluarga melakukan
4. Jelaskan cara merawat pujian RSJ/PKM, tanda kambuh, kontrol ke RSJ/PKM
harga diri rendah terutama rujukan
memberikan pujian semua 4. Anjurkan membantu
hal yang positif pada pasien pasien sesuai jadual dan
5. Latih keluarga memberi memberikan pujian
tanggung jawab kegiatan
pertama yang dipilih pasien:
bimbing dan beri pujian
6. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
6 RISIKO 1. Identifikasi beratnya 1. Evaluasi kegiatan berpikir 1. Evaluasi kegiatan berpikir 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
BUNUH masalah risiko bunuh diri: positif tentang diri sendiri, beri positif tentang diri, keluarga berpikir positif tentang latihan peningkatan
DIRI isarat, ancaman, percobaan pujian. Kaji ulang risiko bunuh dan lingkungan. Beri pujian. Kaji diri, keluarga dan positif diri, keluarga
(jika percobaan segera rujuk) diri risiko bunuh diri lingkungan serta kegiatan dan lingkungan. Beri
2. Identifikasi benda-benda 2. Latih cara mengendalikan 2. Diskusikan harapan dan masa yang dipilih. Beri pujian pujian
berbahaya dan diri dari dorongan bunuh diri: depan 2. Latih tahap kedua 2. Evaluasi tahapan
mengankannya (lingkungan buat daftar aspek positif 3. Diskusikan cara mencapai kegiatan mencapai masa kegiatan mencapai
aman untuk pasien) keluarga dan lingkungan, latih harapan dan masa depan depan harapan masa depan
3. Latihan cara afirmasi/berpikir aspek positif 4. Latih cara-cara mencapai 3. Masukkan pada jadual 3. Latih kegiatan harian
PASIEN
mengendalikan diri dari keluarga dan lingkungan harapan dan masa depan latihan berpikir positif 4. Nilai kemampuan
dorongan bunuh diri: buat 3. Masukkan pada jadual secara bertahap (setahap demi tentang diri, keluarga dan yang telah mandiri
daftar aspek positif diri latihan berpikir positif tentang setahap) lingkungan, serta kegiatan 5. Nilai apakah risiko
sendiri, latihan diri, keluarga dan lingkungan 5. Masukkan pada jadual yang dipilih untuk bunuh diri teratasi
afirmasi/berpikir aspek latihan berpikir positif tentang persiapan masa depan
positif yang dimiliki diri, keluarga dan lingkungan
4. Masukan pada jadual dan tahapan kegiatan yang
latihan berpikir positif 5 kali dipilih
per hari
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam memberikan pujian dan dalam memberikan pujian dan keluarga dalam keluarga dalam
pasien penghargaan atas keberhasilan penghargaan pada pasien serta memberikan pujian, memberikan pujian,
2. Jelaskan pengertian, tanda dan aspek positif pasien. Beri menciptakan suasana positif penghargaan, penghargaan,
& gejala, dan proses pujian dalam keluarga. Beri pujian menciptakan suasana menciptakan suasana

106
terjadinya risiko bunuh diri 2. Latih cara memberi 2. Bersama keluarga berdiskusi keluarga yang positif dan yang positif dan
(gunakan booklet) penghargaan pada pasien dan dengan pasien tentang harapan kegiatan awal dalam membimbing langkah-
3. Jelaskan cara merawat menciptakan suasana positif masa depan serta langkah- mencapai harapan masa langkah mencapai
risiko bunuh diri dalam keluarga: tidak langkah mencapainya depan. Beri pujian harapan masa depan.
4. Latih cara memberikan membicarakan keburukan 3. Anjurkan membantu pasien 2. Bersama keluarga Beri pujian
pujian hal positif pasien, anggota keluarga sesuai jadual dan berikan pujian berdiskusi tentang 2. Nilai kemampuan
memberi dukungan 3. Anjurkan membantu pasien langkah dan kegiatan keluarga merawat
pencapaian masa depan sesuai jadual dan memberi untuk mencapai harapan pasien
5. Anjurkan membantu pujian masa depan 3. Nilai kemampuan
pasien sesuai jadual dan 3. Jelaskan follow up ke keluarga melakukan
memberikan pujian RSJ/PKM, tanda kambuh, kontrol ke RSJ/PKM
rujukan
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
WAHAM 1. Identifikasi tanda dan 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
gejala waham kebutuhan pasien dan berikan kebutuhan pasien, kegiatan pemenuhan kebutuhan pemenuhan
2. Bantu orientasi realitas: pujian yang dilakukan pasien dan pasien,kegiatan yang telah kebutuhan, kegiatan
Panggil nama, orientasi 2. Diskusikan kemampuan yang berikan pujian dilatih, dan minum obat yang dilatih dan minum
waktu, orang dan dimiliki 2. Jelaskan tentang obat yang Berikan pujian obat. Beri pujian
tempat/lingkungan 3. Latih kemampuan yang diminum (6 benar: jenis, guna, 2. Diskusikan kebutuhan 2. Nilai kemampuan
3. Diskusikan kebutuhan dipilih, berikan pujian dosis, frekuensi, cara, lain dan cara yang telah mandiri
pasien yang tidak terpenuhi 4. Masukkan pada jadual kontinuitas minum obat) dan memenuhinya 3. Nilai apakah
PASIEN
4. Bantu pasien memenuhi pemenuhan kebutuhan dan tanyakan manfaat yang 3. Diskusikan kemampuan frekuensi munculnya
kebutuhannya yang realistis kegiatan yang telah dilatih dirasakan pasien yang dimiliki dan memilih waham berkurang,
5. Masukan pada jadual 3. Masukkan pada jadual yang akan dilatih. apakah waham
kegiatan pemenuhan pemenuhan kebutuhan, Kemudian latih terkontrol
kebutuhan kegiatan yang telah dilatih dan 4. Masukkan pada jadual
obat pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang telah
dilatih, minum obat
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam membimbing pasien dalam membimbing memenuhi keluarga dalam keluarga dalam
pasien memenuhi kebutuhannya. Beri kebutuhan pasien dan membimbing memenuhi membimbing
2. Jelaskan pengertian, tanda pujian membimbing pasien kebutuhan pasien, memenuhi kebutuhan
& gejala, dan proses 2. Latih cara memenuhi melaksanakan kegiatan yang membimbing pasien pasien, membimbing
terjadinya waham (gunakan kebutuhan pasien telah dilatih. Beri pujian melaksanakan kegiatan pasien melaksanakan
booklet) 3. Latih cara melatih 2. Jelaskan obat yang diminum yang telah dilatih dan kegiatan yang telah

107
3. Jelaskan cara merawat: kemampuan yang dimiliki oleh pasien dan cara minum obat. Berikan dilatih, minum obat.
tidak disangkal, tidak pasien membimbingnya pujian Berikan pujian
diikuti/diterima (netral) 4. Anjurkan membantu pasien 3. Anjurkan membantu pasien 2. Jelaskan follow up ke 2. Nilai kemampuan
4. Latih cara mengetahui sesuai jadual dan memberi sesuai jadual dan memberikan RSJ/PKM, tanda kambuh, keluarga merawat
kebutuhan pasien dan pujian pujian rujukan pasien
mengetahui kemampuan 3. Anjurkan membantu 3. Nilai kemampuan
pasien pasien sesuai jadual dan keluarga melakukan
5. Anjurkan membantu memberikan pujian kontrol ke RSJ/PKM
pasien sesuai jadual dan
memberi pujian

108
SUPLEMEN III
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN TERINTEGRASI (CPPT)

Nama Pasien : ________________________________________________________


Alamat : ________________________________________________________
No Rekam Medis : ________________________________________________________
TANGGAL
HASIL ASESSMENT PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN
DAN JAM
S:

O:

A:

D/:

T/:

P:

(______________________________________)

RESEP KEPERAWATAN
109
Rumah Sakit ___________________________________

RESEP KEPERAWATAN
Nama Perawat : __________________________ Tanggal Resep :______________________

SIP : __________________________ Ruangan :______________________

R/
1. ______________________________________________________ Waktu___________________
2. ______________________________________________________ Waktu___________________
3. ______________________________________________________ Waktu___________________
4. ______________________________________________________ Waktu___________________
5. ______________________________________________________ Waktu___________________
6. ______________________________________________________ Waktu___________________
7. ______________________________________________________ Waktu___________________
8. ______________________________________________________ Waktu___________________
9. ______________________________________________________ Waktu___________________
10. ______________________________________________________ Waktu___________________

Nama Pasien : __________________________

Tanggal Lahir : __________________________ Tanda Tangan :______________________

Alamat : ________________________________________________________________________

JADWAL KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama Pasien : ________________________________________________________


110
Alamat : ________________________________________________________
No Rekam Medis : ________________________________________________________

TANGGAL PELAKSANAAN KETERANGAN


NO. WAKTU KEGIATAN

1. 05.00-06.00

2. 06.00-07.00

3. 07.00-08.00

4. 08.00-09.00

5. 09.00-10.00

6. 10.00-11.00

7. 11.00-12.00

8. 12.00-13.00

9. 13.00-14.00

10. 14.00-15.00

11. 15.00-16.00

12. 16.00-17.00

13. 17.00-18.00

14. 18.00-19.00

15. 19.00-20.00

16. 20.00-21.00

Petunjuk:
 Tulis bagian yang akan dilatih oleh klien
 Tuliskan tanggal pada kolom kegiatan
 Beri tanda T, B, atau M pada jam dan tanggal pelaksanaan kegiatan
 T: Tergantung, jika klien sama sekali belum melaksanakan dan tergantung pada
bimbingan
perawat.
 B: Bantuan, jika klien sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna dan
dengan
bantuan klien dapat melaksanakan dengan baik.
111
 M: Mandiri, jika klien melaksanakan kegiatan tanpa dibimbing dan tanpa disuruh.

112
CHEKLIST OBAT
Jadwal Pengobatan Bulan.....................................20..
Nama Obat Dosis Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Waktu Jam
............ ............ ............ ............ ............ ............ ............

3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore

Malam

3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore

Malam

3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore

Malam

3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore

Malam

113
Keterangan Cara Mengisi :

1. Berikan lingkaran pada jenis obat yang di cheklist oleh tenaga kesehatan setelah obat berhasil diberikan kepada pasien

2. Beriakn tanda (**) pada tanggal dimana pasien dan keluarga harus kontrol
3. Cheklist dosis apakah 1 kali sehari, 2 kali sehari atau 3 kali sehari [ √ ]
4. Isi jam kapan pasien harus minum obat

114
EDUKASI OBAT
1. BENAR ORANG
Cek nama di kantong/ botol obat sesuai
dengan nama pasien
2. BENAR OBAT
Jelas nama obat dan warnanya
3. BENAR DOSIS
Jelaskan dosis masing-masing obat
4. BENAR MANFAAT
Jelaskan manfaat dari masing-masing
obat
5. BENAR FREKUENSI/ WAKTU
 Jelaskan frekuensi minum obat
 1X malam berarti jam 21.00
 1X pagi berarti jam 07.00
 1X siang berarti jam 13.00
 2X berarti jam 07.00 dan 19.00
 3X berarti jam 07.00, 13.00 dan
19.00
6. BENAR CARA
Jelaskan cara pemberian obat
7. BENAR KADALUARSA
Jelaskan waktu kadaluarsanya
8. BENAR DOKUMENTASI
Cek list jadwal minum obat

115

Anda mungkin juga menyukai