KOORDINATOR:
Subhannur Rahman, Ns., M.Kep
ANGGOTA:
Malisa Ariani, Ns., M.Kep
Umi Hanik F, Ns.,M.Kep
Rian Tasalim., Ns.,M.Kep
Rina Al Kahfi, S.Kep.,Ns
VISI DAN MISI
UNIVERSITAS SARI MULIA
VISI
Menjadi Universitas yang terkemuka dalam mengembangkan nilai potensi kekayaan lokal
untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul dan berdaya saing di tingkat wilayah,
nasional maupun internasional Tahun 2030.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan secara profesional dan berkesinambungan melalui
pendidikan lintas profesi.
2. Meningkatkan kualitas dan mengembangkan penelitian budaya dan kekayaan hayati
lokal.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat melalui
pendekatan kerja sama lintas profesi.
4. Menjalin kemitraan yang intensif untuk menunjang terwujudnya penyelenggaraan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan luaran yang unggul.
VISI DAN MISI
FAKULTAS KESEHATAN
VISI
Menjadi fakultas kesehatan yang unggul dalam mengolaborasi Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni (IPTEKS) dengan mengembangkan potensi kearifan lokal sehingga
menghasilkan lulusan yang berkarakter, inovatif dan kreatif ditingkat wilayah, nasional dan
internasional tahun 2030.
MISI
1. Menyelenggarakan Pendidikan Yang Berkualitas Dengan Mengedepankan
Interprofessional Education (IPE) Untuk Menghasilkan Sumber Daya Manusia Yang
Kompeten Dan Berdaya Saing Di Bidang Kesehatan
2. Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Publikasi Ilmiah Dengan Mengembangkan
Potensi Kearifan Lokal Melalui Pendekatan Lintas Profesi (Interprofesional
Collaboration/IPC)
3. Menyelenggarakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Dengan
Mengaplikasikan IPTEKS Melalui Pendekatan Kerjasama Lintas Profesi
(Interprofesional Collaboration/IPC)
4. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Tridharma Perguruan Tinggi dengan cara
Menjalin Kemitraan dengan Masyarakat, Institusi Pendidikan, Dan Pemerintah Di
Tingkat Wilayah, Nasional, Maupun Internasional
VISI KEILMUAN DAN MISI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
VISI KEILMUAN
Menjadi Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners yang menghasilkan
lulusan unggul berkolaborasi secara profesional dalam pemberian asuhan keperawatan
berbasis patient-centered care tahun 2030
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana keperawatan dan profesi ners yang bermutu,
inovatif dan kreatif dengan pendekatan interprofesional education yang berbasis
patient-centered care
2. Meningkatkan kegiatan penelitian di bidang keperawatan dengan pendekatan sosial
budaya melalui interprofesional collaboration untuk mengembangkan mutu
pendidikan
3. Meningkatkan kualitas pengabdian kepada masyarakat melalui interprofesional
collaboration dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengoptimalkan derajat
kesehatan masyarakat secara mandiri
4. Menjalin kemitraan di tingkat wilayah, nasional dan internasional untuk mendukung
pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi sehingga meningkatkan produktivitas
program studi dalam tata kelola jurusan keperawatan yang unggul
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga Buku Panduan Program Studi Profesi Ners Universitas Sari Mulia ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya buku panduan ini adalah
memberikan panduan pada mahasiswa dalam melaksanakan praktik profesi ners di stage
keperawatan jiwa yang akan diselenggarakan selama 4 minggu (3 SKS).
Tahapan pendidikan profesi meliputi proses pembelajaran klinik dan pengalaman
belajar lapangan. Mahasiswa yang mengikuti tahap ini akan terbagi dalam beberapa
kelompok sebagai proses pembelajaran mereka untuk dapat mencapai kemampuan
keterampilan klinik keperawatan jiwa sesuai dengan kompetensi perawat profesional.
Buku panduan ini dibuat dalam rangka memberikan arah kerja bagi mahasiswa yang
menjalankan praktik klinik tahap profesi di lahan praktik dan seluruh keterampilan klinik
keperawatan jiwa dalam buku ini diharapkan dapat dicapai setiap mahasiswa secara
mandiri sepanjang praktik kliniknya.
Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi mahasiswa sehingga dapat digunakan
sebagai acuan dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Sari Mulia
Banjarmasin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN............................................................................................ i
VISI DAN MISI UNIVERSITAS SARI MULIA................................................. ii
VISI DAN MISI FAKULTAS KESEHATAN..................................................... iii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI
NERS.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
SUPLEMEN I ................................................................................................. 1
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN JIWA.................................................................................. 1
SUPLEMEN II ................................................................................................ 12
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN (SP).......... 12
SUPLEMEN III ............................................................................................... 101
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAB TERINTEGRASI (CPPT)...... 101
RESEP KEPERAWATAN............................................................................... 102
KEGIATAN HARIAN PASIEN........................................................................ 103
CHEKLIST OBAT........................................................................................... 105
8 BENAR OBAT............................................................................................. 106
SUPLEMEN I
2. Alasan Masuk
Tanyakan pada klien dan keluarga :
a. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang kerumah sakit saat ini
b. Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
c. Bagaimana hasilnya.
3. Faktor Predisposisi.
a. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu, bila iya beri tanda “V” pada kotak “Ya” dan bila tidak ada. beri tanda “V”
pada kotak “tidak”.
b. Apabila pada poin 1 jawabannya ya, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya. Apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala-gejala
gangguan jiwa, maka beri tanda “V” pada kotak “Berhasil”. Apabila dia dapat
beradaptasi, tetapi masih ada gejala-gejala sisa, maka beri tanda “V” pada kotak
“kurang berhasil”. Apabila tidak ada kemajuan atau gejala-gejala bertambah atau
menetap, maka beri tanda “V” pada kotak “tidak berhasil”.
c. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga, dan tindakan criminal. Beri tanda “V” sesuai dengan penjelasan
klien atau keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi,
maka beri tanda “V” pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak kedua.
d. Jika klien pernah sebagai korban, pelaku dan saksi (2 atau lebih), tuliskan pada
penjelesan.
e. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang
mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda “V” pada kotak “Ya” dan jika tidak, beri
tanda “V” pada kotal “tidak”. Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami
gangguan jiwa, maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga
tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan
perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut.
f. Tanyakan pada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan
(kegagalan, kehilangan/perpisahan/kematian, trauma selama tumbuh kembang)
yang pernah dialami klien pada masa lalu.
4. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :
a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : TD, nadi, suhu, dan pernapasan klien
b. Ukur tinggi dan berat badan klien
c. Tanyakan kepada klien/keluarga apakan ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien,
bila ada beri tanda “V” pada kotak “Ya” dan bila tidak, beri tanda “V” pada kotak
“tidak”.
d. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
5. Psikososial
a. Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan
klien dan keluarga
b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
6. Konsep diri
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai.
b. Identitas diri
1) Status dan posisi klien sebelum dirawat
2) Kepuasaan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat, kerja, kelompok)
3) Kepuasaan klien sebagai laki-laki atau perempuan.
c. Peran
Tanyakan :
1) Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/masyarakat
2) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. Ideal diri
Tanyakan :
1) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran
2) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)
3) Harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri
Tanyakan :
1) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi nomor 6a,b,c dan d
2) Penilaian /penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
7. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada pasien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat mengadu,
tempat bicara, serta minta bantuan atau sokongan.
b. Tanyakan pada pasien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
c. Tanyakan pada pasien sejauhmana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan, tanyakan hal berikut.
1) Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya
dan agama yang dianut.
2) Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah, tanyakan hal berikut.
1) Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok.
2) Pendapat pasien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
9. Status Mental
Beri tanda ✓ pada kotak sesuai dengan keadaan pasien boleh lebih dari satu.
a. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapi. Misalnya, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
2) Penggunaan pakaian tidak sesuai, misalnya pakaian dalam dipakai di luar baju.
3) Cara berpakaian tidak seperti biasanya,jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
4) Jelaskan hal yang ditampilkan pasien dan kondisi lain yang tidak tercantum
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
b. Pembicaraan
1) Amati pembicaraan yang ditemukan pada pasien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis, dan/atau lambat.
2) Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat satu ke kalimat yang lain
yang tidak ada kaitannya, maka beri tanda ✓ pada kotak inkoheren.
3) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
4) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
c. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
2) Agitasi: gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan.
3) Tik: gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
4) Grimasen: gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol
pasien.
5) Tremor: jari-jari yang tampak gemetar ketika pasien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
6) Kompulsif: kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan, dan sebagainya.
7) Jelaskan aktivitas yang ditampilkan pasien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
8) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
d. Alam perasaan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas.
2) Ketakutan: objek yang ditakuti sudah jelas.
3) Khawatir: objek belum jelas.
4) Jelaskan kondisi pasien yang belum tercantum.
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
e. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
1) Datar: tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
2) Tumpul: hanya bereaksi jika ada stimulus emosi yang kuat.
3) Labil: emosi yang cepat berubah-ubah.
4) Tidak sesuai: emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada.
5) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
6) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
f. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga.
1) Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
2) Kontak mata kurang: tidak mau menatap lawan bicara.
3) Defensif: selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
4) Curiga: menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain.
5) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
6) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
g. Persepsi
1) Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali menghidung sama dengan
penciuman.
2) Jelaskan isi halusinasi dan frekuensi gejala yang tampak pada saat pasien
halusinasi.
3) Masalah keperawatan sesuai dengan masalah yang ada.
h. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara.
1) Sirkumtansial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai dengan tujuan
pembicaraan.
2) Tangensial: pembicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak sampai dengan tujuan
pembicaraan.
3) Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungannya antara satu kalimat
satu dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya.
4) Flight of ideas: pembicaraan meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada
hubungan yang tidak logis, dan tidak sampai pada tujuan.
5) Blocking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
6) Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali.
7) Jelaskan apa yang dikatakan pasien pada saat wawancara.
8) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
i. Isi pikir
Data didapatkan melalui wawancara.
1) Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun pasien selalu berusaha
menghilangkannya.
2) Fobia: ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
3) Hipokondria: keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
4) Depersonalisasi: perasaan pasien yang asing terhadap diri sendiri, orang, atau
lingkungan.
5) Ide yang terkait: keyakinan pasien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan
dan terkait pada dirinya.
6) Pikiran yang magis : keyakinan pasien tentang keyakinannya melakukan hal-hal
mustahil/di luar kemampuannya.
7) Waham.
a) Agama: keyakinan pasien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b) Somatik: pasien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c) Kebesaran: pasien mempunyai keyakinan berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.
d) Curiga: pasien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok,
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
e) Nihilistik: pasien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal yang
dinyatakan secara berulang, tidak sesuai kenyataan.
13. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada pasien. Pada tiap item yang dimiliki oleh
pasien simpulkan dalam masalah
Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian, serta tanda tangan dan nama
jelas mahasiswa.
SUPLEMEN II
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
n
Halusinasi Menggaruk-garuk Mengatakan ada serangga
permukaan kulit. dipermukaan kulit.
perabaan
Merasa seperti tersengat
listrik.
2. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat diketahui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi (lihat nomor 1 diatas).
3. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi
yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau
malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus
atau hanya sekali-kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi
kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada
waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya
halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui
frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.
4. Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul perawat
dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi
timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat
dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat
halusinasi timbul.
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi
Perawat perlu mengkaji upaya apa yang dilakukan pasien saat mengalami
halusinasi. Apakah upaya yang dilakukan konstruktif atau distruktif.
Orientasi :
“assalamulaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama saya MS, senang
dipanggil S. Nama D siapa? Senang dipanggil apa”
“baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk ? di ruang tamu? Barapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit”
Kerja :
“apakah D mendengar suara tanpa ada ujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”
“apa yang D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul?
“D, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu mencul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“caranya sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang pergi saya
tidak mau dengar,… saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba D peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba
lagi! Ya bagus D sudah bisa”
Terminasi :
“ Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” kalau suara-suara itu muncul
lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian pasien).
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-
suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D? Bagaimana kalau dua jam lagi ?
Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya” “Baiklah, sampai jumpa.
Assallamualaikum”
Orientasi:
Kerja:
Terminasi:
“Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban
benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D. Jangan lupa
pada waktunya minum obat pada perawat atau pada keluarga kalau dirumah. Nah
makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. Sampai
jumpa. Assalamu’alaikum”.
Orientasi:
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau D mulai mendengar suara-suara langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta untuk ngobrol dengan D. Contohnya begini; ….tolong,
saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang
dirumah misalnya Kakak D katakan: Kak, ayo ngobrol degan D. D sedang dengar suara-
suara. Begitu D. Coba D lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus ! coba
sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan D setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari
untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau D mengalami
halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Mau
jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-
waktu suara itu muncul! besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Assalamualaikum”
Orientasi:
“Apa saja yang D bisa lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus
ajak sampai didapatkan kegiatanya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya.
Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali D bisa
lakukan. Kegiatan ini dapat D lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan”.
Terminasi:
“Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukan dalam jadwal kegiatan harian D. Coba
lakukan sesuai jadwal ya! (saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan
berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau
menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna
obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Di ruang makan ya! Sampai
jumpa. Assalammualaikum”.
Orientasi:
‘Assalammualaikum bapak /ibu!’’’’Saya MS,perawat yang merawat anak Bapak/Ibu ‘
‘’Bangaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/IBu teentang anak
Bapak/Ibu?
‘’hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan
bantuan apa yang Bapak /Ibu berikan ‘’
‘’kita mau diskusi dimana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu
Bapak/Ibu? Bagaimana 30 menit’’.
Kerja:
‘’Apa yang Bapak/ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang Bapak/ibu
lakukan?’’
‘’Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/ibuitu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
‘’Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab’’
‘’Jadi kalau anak Bapak/ibu,mengatakan melihat bayangan-bayangan, bayangan itu
tidak ada.’’
‘’Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa
cara untuk membantu anak Bapak/ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara
tersebut antara lain: Pertama, dihadapan anak Bapak/ibu percaya bahwa anak tersebut
memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/ibu sendiri tidak
mendengar atau melihatnya’’.
‘’Kedua, jangan biarkan anak Bapak/ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarga seperti makan bersama,sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya
telah melihat anak Bapak/ibu membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong,pantau
pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!’’
‘’Ketiga, bantu anak Bapak/ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat
tanpa konsultasi. Terkait obat ini, saya juga sudah melatih anak Bapak/ibu untuk minum
obat secara teratur. Jadi bapak/ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam,
ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau
bayangan. Diminum 3x sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih
namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ
Obat perlu selalu diminum untuk mencegah anak kekambuhan’’
‘’Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak Bapak/ibu
dengan cara menepuk punggung anak Bapak/ibu. Kemudian suruhlah anak Bapak/ibu
menghardik suara tersebut. Anak Bapak/ibu sudah saya ajarkan cara menghardik
halusinasi’’.
‘’Sekarang. Mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/ibu. Sambil menepuk
punggung anak Bapak/ibu, Katakan: D, sedang apa kamu? Kamu ingat kana pa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu dating? Ya. Usir suara itu, D Tutup telinga kamu
dan katakan pada suara itu’’ saya tidak mau dengar’’ Ucapkan berulang-ulang, D
‘’sekarang coba Bapak/ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan ‘’
‘’Bagus Pak/Bu’’
Terminasi:
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung dihadapan pasien.
Orientasi:
“Assalamualaikum”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini?”
“Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi anak Bapak/Ibu
yang sedang mengalami halusinasi? Bagus!”
“Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”
“Mari kita datangi anak Bapak/Ibu”
Kerja:
“Assalamu’alaikum D” “D, Bapak/Ibu D sangat ingin membantu D mengendalikan suara-
suara yang sering D dengar. Untuk itu pagi ini Bapak/Ibu D datang untuk mempraktekkan
cara untuk memutus suara-suara yang D dengar. D nanti kalau sedang dengar suara-
suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Bapak/Ibu akan mengingatkan
seperti ini” “sekarang, coba Bapak/Ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang
D alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung D lalu suruh D
ngusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (perawat
mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien). Bagus sekali! Bagaimana
D? Senang dibantu Bpaka/Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian D. (Pasien
memperlihatkan dan dorong orang tua memberikan pujian). Baiklah, sekarang saya dan
orang tua saya D ke ruang perawat dulu” (perawat dan keluarga meninggalkan pasien
untuk melakukan terminasi dengan keluarga).
Terminasi:
“Diingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan cara itu bila
anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi”.
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal
kegiatan harian anak Bapak/Ibu untuk persiapan di rumah. Jam berapa Bapak/Ibu bias
datang? Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu, karena besok D sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita
sekarang ketemu untuk membicarakan jadual D selama dirumah”
“Bagaimana Pak/Bu selama Bapak/Ibu membesuk? apakah sudah terus dilatih cara
merawat D?”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal D di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat!”
“Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalu 30 menit?”
Kerja:
“Ini jadwal kegiatan D di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah. Coba
Bapak/Ibu lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi
dan mengingatkan?” Pak/Bu jadwal yang telah dibuat selama D di rumah sakit tolong
dilanjutakan di rumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”.
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak
ibu dan Bapak selama di rumah. Misalnya kalau B terus menerus mendengar suara-
suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikkan, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi perawat B di puskesmas………..yang terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor
telepon puskesmasnya:………
Selanjutnya perawat B yang akan membantu memantau perkembangan D selama di
rumah.
Terminasi:
“Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Bapak/Ibu sebutkan cara-cara
merawat D di rumah! Bagus. (Jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat). Ini
jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silahkan Bapak/Ibu menyelesaikan
administrasi yang dibutuhkan, kami akan siapkan D untuk pulang. Assalamu’alaikum”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
A. Pengkajian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data di atas, perawat juga dapat mengamati penampilan seseorang dengan
harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak
rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan suara lemah.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data di atas, yang didapat melalui observasi,wawancara atau
pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat
menegakkan diagnose keperawatan pada pasien sebagai berikut: Gangguan Konsep
Diri: Harga diri rendah
C. Tindakan Keperawatan
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah di
latih
b. Tindakan keperawatan
1) Mengidentifikasi kemamapuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya, perawat dapat:
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
lingkungan dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien yang negatif
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk kegiatan tersebut, perawat dapat
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini
b) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapakan pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan mejadi pendengar yang aktif.
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakuakan adalah:
a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh pelaksanaan kegiatan
yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar
kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut perawat dapat melakukan:
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
b) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
Orientasi:
“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
T lakukan ? setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T lakukan di
rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
“Di mana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? berapa lama ? bagaimana
kalau 20 menit ?
Kerja:
“T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apa lagi? saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang bisa T lakukan? bagaimana dengan merapihkan
kamar ? menyapu mencuci piring……….dst.”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki”.
“T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat di rumah sakit?
coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua……sampai 5* (misalkan ada 3 yang
bisa masih dilakukan).
“Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa di kerjakan di rumah sakit ini”.
“Sekarang, coba T pilih satu kegiatanyang bisa dikerjaka di rumah sakit ini”.
“O, yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur T ?
“Mari kita lihat tempat tidur T, coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau nerapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita ngkat spreinya, dan kasurnya kita balik.
“Nah, sekarang kita pasang lagi sprainya, kita mulai dari arah atas, ya bagus! sekarang
sebelah bawah/kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang
ambil bantal, rapihkan, dan letakkan disebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus!”
“T sudah bisa merapihkan tempat tidur denagn baik sekali. Coba perhatikan bedakan
dengan sebelum dirapihkan? bagus“
Terminasi:
“Sekarang mari kita masukkan pada judual harian T. Mau berapa kali sehari merapihkan
tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat,jam 16.00.”
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi
yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring.Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi. Sampai jumpa ya, Assalamu’alaikum”
Orientasi:
“Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin dan tadi pagi? Bagus
(kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi)
“Sekarang kita akan latiihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?”
“Ya benar, kita akan latiihan mencuci piring di dapur ruangan ini”
Kerja :
Sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya. Yaitu spon untuk
membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas. T
bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat
sampah untuk membuang sisa makanan.
Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa
kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring
tersebut dengan menggunakan sabut/tapes/spon yang sudah diberikan sabun pencuci
piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun
sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih
tadi di rak yang sudah tersedia didapur, Nah selesai…
“bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya.
Terminasi :
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari T. mau
berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah makan.
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? ya benar kita akan latihan mengepel”.
Orientasi:
“Assalamu’alaikum”
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T ? Berapa lama
waktu Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari kita duduk di ruangan wawancara!
Kerja:
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya sendiri dan
mengatakan dirinya adalah orang yang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus menerus seperti
itu,T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu
dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini Bapak/Ibumengerti apa yang di maksud dengan harga diri rendah?”
“ Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T”
“ Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya, benar, dia juga mengatakan hal
yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)”
“ T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci pirin. Serta
telah dibuat jadwal untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibudapat mengingatkan T
untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-
alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.
Ajak pula memberi tanda cek list pada jadwal yang kegiatannya”
“Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah Sakit, Bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, Bapak/Ibu dapat membawa T ke Puskesmas”
“ Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
“Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
mengatakan : Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
Terminasi :
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali Bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada T”.
“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
“Bapak?Ibu masih ingat latihan merawat anak Bapakibu seperti yang kita pelajari dua
hari yang lalu?”
“Waktunya 20 menit”.
Kerja :
“Hari ini saya datang bersama orang tua T, Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.”
(kemudiannperawat berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
“Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lau, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”
Terminasi:
“Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bia melakukan cara merawat tadi kepada T”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak/Bu”.
“Assalamu’alaikum”
Orientasi :
“assalamualaikum Pak/Bu
“Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal T selama
dirumah”
“Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor perawat”
Kerja:
“Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua
dapat dilaksanakan di rumah?”
“Pak/Bu,jadwal yang telah dibuat selama T dirawat di rumah sakit tolong dilanjutkan di
rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”.
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T
selama di rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan
berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di
puskesmas..........yang terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon
puskesmasnya........”
Terminasi:
“Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa
pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K d PKM.......
Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. “
Assalamu’alaikum
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
A. Pengkajian
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun sikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat
sedang berlangsung perilsku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat, dan saat ini tidak
melakukan perilaku kekerasan tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan
belum mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilakukekerasan tersebut.
C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan tindakan keperawatan meliputi:
1) Pasien dapat mengindentifikasikan penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
obat, verbal, spiritual.
b. Tindakan keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya dengan:
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a. Tujuan:
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan pada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang ada pada pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Beri kesempatan pada keluarga untuk mempraktekan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah
Orientasi:
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?”
Kerja:
“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
terus ,penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?..O..iya, jadi ada 2
penyebab marah bapak”
“Pada saat penyebab marah itu ada,seperti bapa pulang kerumah dan istri belum
menyediakan makanan (misalnya ini penyebab marah pasien),apa yang bapak
rasakan?”(tunggu respons pasien).
“Setelah itu apa yang bapak lakukan?O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan
memecahkan piring,apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya,tentu tidak.Apa
kerugian cara yang bapak lakukan?Betul,istri jadi sakit dan takut,piring-piring
pecah.menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik ?Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
“Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
‘Begini pak,kalau tanda-tanda marah tadi susah bapak rasakan maka bapak berdiri,lalu
tarik napas dari hidung.tahan sebentar,lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan kemarahan.Ayo coba lagi,tarik dari hidung ,bagus…tahan,dan
tiup melalui mulut. Nah,lakukan 5 kali.bagus sekali,bapak sudah bias melakukannya
Bagaimana perasaannya?”
“Nah,sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin,sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”.
Terminasi
“Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ……. (sebutkan) dan yang bapak rasakan ……..
(sebutkan) dan yang bapak lakukan ……. (sebutkan) serta akibatnya ……. (sebutkan)”
“Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadwal latihann ya ya pak, berapa kali sehari
bapak mau latihan napas dalam?,jam berapa saja pak?”
“Baik, bagaiman kalau 2 jam lagi saya datangdan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, assalamualaikum”
Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yng menyebabkan bapak marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan
fisik untuk cara yang kedua”
Kerja
“kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal”.
“sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau
nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan
bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan lupa merapikan tempat tidurnya.
Terminasi
“Ada beberapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi? Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehri-hari bapak. Pukul kasur bantal mau
jam berap? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi dan jam
15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara kedua tadi ya
pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan
memukul kasur dan bantal serta tarik napas dalam ini?”
“Besok pagi kita ketemu lagi akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara
yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa.
Assalamu’alaikum.”
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
b. Latih pasien secara minum obat secara teratur dengan cara prinsip cara 6 benar (jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)) disertai penjelasan guna obat
dan akibat berhenti minum obat.
c. Susun jadwal minum obat secara teratur
Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak,sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal. Bicara
yang baik serta sholat?. Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba kita liat cek kegiatannya”.
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yaang
benar untuk mengontrol rasa marah?”
“Berapa macam obat yang bapak minum? Warnanya apa saja ? Bagus! Jam berapa
bapak minum ? Bagus!”
‘Obatnya ada tiga macam pak , Yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang. Yang putih ini namanya THP agar rileks dan tenang.dan yang merah
jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang.Semuanya in
harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi,jam 1 siang,dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering .untuk membantu
mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu”.
“Bila mata terasa berkunang-kunang, Bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktipitas
dulu”
“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu lebel di kotak obat apakah
benar nama bapak tertulis di situ, berapa dosis yang harus di minum, jam berapa saja
bapak harus minum.Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta
obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah sudah benar obatnya!”
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat
yang benar?”
“Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang bapak minum! Bagaimana cara minum obat
yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambah jadwal kegiatan dengan minum obat jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya”.
Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?,
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri;
kalau diingatkan perawat baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan.
Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah
lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya
pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak bilang penyebab marahnya karena
minta uang sama isteri tidak diberi. Coba bapak minta uang dengan baik: ‘bu, saya
perlu uang untuk membeli rokok’. Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal bapak dapat mengatakan: ’saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’.
Coba praktekkan. Bagus”
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang,
dll.
Bagus nanti dicoba ya Pak!"
“Bagaimana kalau 2 jam lagi kita ketemu lagi?”
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau dimana pak? Disini lagi? Baik sampai nanti ya”
Orientasi:
“Assalamualaikum pak,sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi”
“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? apa yang disarankan setelah
melakukan latihan secara teratur ? bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
dengan ibadah?”
Kerja:
”Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapa lakukan! Bagus.Baik,yang mana mau
dicoba ?”
“Nah,kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam-
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agak rileks .jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudian sholat”
“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus.Mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya (untuk pasien muslim)
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara ketiga ini ?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari ? Bagus”.
“Mari kita masukan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak .mau berapa kali bapak
sholat . Baik kita masukan sholat ....... dan .........(sesuai kesepakatan pasien)
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak marah”
“setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadwal yang sudah kita buat tadi”
“Besok kita ketemu lagi ya pak,nanti kita bicarakan cara yang keempat mengontrol rasa
marah, yaitu dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja,
jam 10 ya?”
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol
rasa marah bapak, setuju pak?”
“Assalamual’aikum”
“Bisa kita berbincang –bincang sekarang tentang masalah yang ibu hadapi?”
“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?’’
“Dimana enaknya kita berbincang –bincang bu? Bagaimana kalau dikantor perawat?
Kerja
“Bu,apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat bapak?apa yang ibu lakukan ?Baik
bu ,saya akan coba jelaskan tentang marah bapak dan hal –hal yang perlu diperhatikan
.
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar
akan membahayakan dirinya sendiri orang lain dan lingkungan.
‘’yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa di
rendahkan,keinginan tidak terpenuhi.kalau bapak apa penyebabnya bu?’”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan marah,lalu kelihatan gelisah,itu artinya
suami ibu sedang marah,dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan
membanting –banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar?kalau
apa perubahan terjadi ?lalu apa yang bisa dia lakukan ?”
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetep tenang ,bicara lembut tapi tegas,jagan lupa
jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau,
dan jauhkan anak-anak kecil dari bapak.”
‘’Bila bapak masih marah dan ngamuk segaera bawa ke puskesmas atau RSJ setalah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga).jangan lupa minta bantuan
orang lain saat mengikat bapak ya bu,lakukandenan tidak menyakiti bapak dan jelaskan
alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencedari diri sendiri ,orang lain dan
lingkungan.”
“Nah bu, ibu sudah liat kana apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul.ibu bisa mengingatkan jadwal latihan ,cara mengontrol marah
yang sudah di buat secara fisik ,verbal,spiritual,dan obat teratur.
“kalau bapak bisa melakukan latihan dengan baik jangan lupa di puji ya bu”
Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”
“setelah itu ibu ingatkan jadwal yang telah di buat untuk bapak ya bu”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita
bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?Asslamua’alaikum”
Orientasi:
“ Asalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi
untuk latihan cara- cara mengontrol rasa marah bapak”.
“ Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?”
“ Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa
berlatih bersama”
Kerja:
“Nah pak, coba ceritakan kepada ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali.
Coba perlihatkan kepada ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”
“Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan bapak.”
“ Masih ingat pak, kalau tanda- tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus
dilakukan bapak adalah…..?”
“ Ya.. betul, bapak berdiri , lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/
tiup perlahan- lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik
dari hidung , bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali”.
“ Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“ Ya .. benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar- debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur
dan bantal”.
“ Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau
nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut memukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya,
bagus sekali melakukan “ Cara yang ketiga adalah bicara yang baik sedang marah. Ada
tiga caranya pak, coba praktekan langsung kepada ibu cara bicara ini.
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata- kata kasar, misalnya Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba
bapak praktekkan. Bagus pak”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan ‘ Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’ Coba
bapak praktekkan . Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan :’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu ‘ Coba
praktekkan Bagus”
“ Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?”
“ Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya rebahan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.
“ Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan
kemarahan”.
“ Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang,
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”
“ Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus
apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus
sekali!”
“ Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu
tolong selama di rumah ingatkan untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”
Terminasi:
“ Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
cara- cara mengontrol marah langsung kepada bapak?’’
“selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah
dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu!”
“ Karena bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu
saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, bu, karena besok BP sudah boleh pulang, maka sesui janji kita
sekarang ketemu untuk membicarakan judul BP selama di rumah?”
“bagai mana pak, bu, selama ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat
BP ? apa kah sudah di puji keberhasilanya?”
“Berapa lama bapa dan ibu mau kita berbicara? Bagai mana kalau 30 menit?”
Kerja:
“Pak, bu, jadwal telah dibuat selama Bapak dirumah sakit tolong dilanjutkan di rumah,
baik jatwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Marikita lihat jadwal Bapak!”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh
bapak selama di rumah. Kalau misalnya kalu Bapak menolak minuman obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
perawat E di puskesmas …….yang dekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon
puskesmasnya ……”
Terminasi:
“Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu di
perhatikan?” (jadwal kegiatan,tanda atau gejala, follow up kepuskesmas).
A. Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampumembina hubungan yang
berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial dapat menggunakan wawancara dan observasi
kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:
1. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
4. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6. Pasien merasa tidak berguna
7. Pasien tidak yakin melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat ditanyakan pada waktu wawancara untuk
mendapatkan data subyektif:
B. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan untuk pasien
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan keperawatan:
1) Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya,
adalah:
a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b) Berkenalan dengan pasien : perkenalan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d) Buat kontrak asuhan : apa yang perawat akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
f) Setiap saat tunjukan sikap empati terhasap pasien
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-
kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena
tidak mudah bagi pasien untuk percaya pasa orang lain. Untuk itu perawat
harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Pendekatan yang
konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan anda,
progam asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi social
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai berikut:
Tahapan melatih Keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial dirumah
meliputi:
Orientasi (perkenalan):
“Assalammu’alaikum”
“Saya MS, Saya senang dipanggil M, Saya perawat di Ruang Mawar ini… yang akan
merawat ibu”
“Apa keluhan S hari ini?”Bagaimana kalau bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-
teman S?Mau dimana kita bercakap-cakap?Bagaiman kalau diruang tamu? Mau berapa
lama,S? Bagaimana kalau 15 menit”
Kerja:
“Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa paling dekat dengan S? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?”
“Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? Oo.. S merasa sendirian? Siapa saja yang
S kenal diruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?”
“Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah
kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya S? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah S belajar bergaul dengan orang lain? Bagus. Bagaiman kita belajar berkenalan
dengan orang lain”
“Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama saya MS, senang dipanggil M.
Asal dati banjar,hobi jalan-jalan”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. coba berkenalan dengan saya!”
Terminasi:
“Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
sehingga S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien
lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.
“besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan ?
Orientasi:
Kerja:
(Bersama-sama S saudara mendekati O)
“kalau tidak adalagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat
janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”
“Baiklah O, karena sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruangan S.
Selamat pagi”
Terminasi:
“pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupakan untuk bertemu kembali
dengan O jam 4 sore nanti”
“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kitaa tambahkan lagi dijadwal harian jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan
orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam. S bisa bertemu
dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan
dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”
“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalamu’alaikum”
Orientasi:
“Hari ini saya akan memperkenalkan dengan 1 orang lagi kepada saudara, yaitu perawat
L”
Kerja:
“pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupakan untuk bertemu kembali
dengan L jam 4 sore nanti”
“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kitaa tambahkan lagi dijadwal harian jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan
orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam. S bisa bertemu
dengan perawat N dan perawat L, dan tambah dengan pasien baru yang baru dikenal.
Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S,
setuju kan?”
“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalamu’alaikum”
Orientasi:
“Hari ini saya akan memperkenalkan dengan 1 orang lagi kepada saudara, yaitu perawat
Z”
Kerja:
“kalau tidak adalagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat
janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”
“Baiklah Z, karena sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruangan S.
Selamat pagi”
“pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupakan untuk bertemu kembali
dengan Z jam 4 sore nanti”
“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kitaa tambahkan lagi dijadwal harian jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan
orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam. S bisa bertemu
dengan perawat N dan perawat Z, dan tambah dengan pasien baru yang baru dikenal.
Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S,
setuju kan?”
“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalamu’alaikum”
Orientasi:
Asslamualaikum pak
Anak Perkenalan sayab perawat m.saya merawatat anak bapak S.diruang mawar ini
Bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang masalah anak bapak dan cara
perawatannya
‘’kita diskusi ini saja ya?beberapa lama bapak punya waktu ? bagaimana kalau
setangah jam?”
Kerja:
‘’apa masalah yang Bp/Ibu dihadapi dalam merawat S?Apa yang sudah
dilakukan?’’masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah
satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain,
“tanda-tanda antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain,mengurung diri, kalau
berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk’
‘’Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubugan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang-orang teredekat.
“apabila masalah isolasi social ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada”
“untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi S. dan untuk merawat S, keluarga perlu melakukan beberapa hal.
Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan S yang caranya
adalah bersikap peduli dengan S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk bisa melakukan kegiatan
bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela
kondisi pasien.”
“nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
“begini contoh komunikasinya, pak : S, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan
saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau
di rumah sakit ini, kamu sholat dimana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersama-
sama keluarga atau di mushola kampong. Bagaimana S, kamu mau coba kan, nak?
“nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
Terminasi:
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orangyang mengalami isolaso sosial”
“Selanjutnya bisa bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak
yangmenalami masalah isolasi sosial”
“Bagus sekali Pak,Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut”
“Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan.Dan tolong ceritakan kepada semua
keluargaagar mereka melakukan hal yang sama”
“Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S?”
“Kita ketemuan disini aja ya Pak,pada jam yang sama”
“Asalamu’alaikum”
Orientasi:
“Asalamu’alaikum Pak/Bu”
“Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari beberapa
hariyang lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30
Menit.”
Kerja:
“Nah Pak,sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang suda kita latihkan beberapa
Hari lalu” (Anda mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
(Anda dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“Bagaiman perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”
“Mulai Sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada S”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalamn Bapak melakukan
Cara merawat yang sudah kita pelajari.Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang
Pak”
“Assalamu’alikum”
Orientasi:
“Assalamua’laikum Pak/Bu”
“Karena besok S sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan dirumah.”
saja”
Kerja:
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah prilaku yang ditampilkan oleh anak
Bapak selama dirumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak mau bergaul dengan
orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan prilaku membahayakan orang
lain.Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskesmas...........yang terdekat
dari rumah Bapak,
Terminasi:
“Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa
pulang.Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri.jangan lupa kontrol ke PKM
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.Silakan selesaikan
administrasinya.”Assalamu’alaikum”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM
A. Pengkajian
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Tanda dan Gejala waham adalah :
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap
perilaku berikut ini:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memilik besaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:“Saya ini pejabat di Departemen Kesehatan lho…”atau”Saya punya
tambang emas”.
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh:”Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka iri dengan kesuksesan saya”.
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:”Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari”.
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit,diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sakit kanker”,setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda-tanda kanker namun pasien harus mengatakan bahwa ia terserang
kanker.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal,diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:”Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
mengkaji pasien dengan waham:
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi piker yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memilki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahapa
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 dasar
b. Tindakan keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi dengan saudara.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
2) Bantu orientasi realita
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas.
3) Diskusikan kebutuhan psikolog/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien.
5) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimilki
6) Bantu melakukan kemampuan yang dimilki
7) Berdiskusi tentang obat yang diminum
8) Melatih minum obat yang benar
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan :
a) Keluarga mampu meidentifikasi waham pasien
b) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang di
penuhi wahamnya.
c) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pengobatan pasien
secara optimal
b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan kelurga tentang:
a) Cara merawat pasien waham di rumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama
obat,dosis,frekuensi,efek samping,akibat penghentian obat).
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi
segeralatih cara merawat.
6) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga.
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Orientasi:
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang melati. Saya dinas dari pk 08.00 – 14.00 nanti, saya yang akan merawat abang
hari ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?”
Kerja:
“Saya mengerti bang B merasa bahwa abang adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?”
“Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang bang B rasakan?”
“O…jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri abang sendiri?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?”
“O…bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau dirumah terus ya”
Terminasi:
“Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah abang miliki? Mau dimana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini lagi?”
“Assalamu’alaikum”
Orientasi
“Apa saja hobi abang? Saya catat ya bang, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley
seperti itu lho” (atau yang lain sesuai yang di ucapkan pasien).
“Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada bang B, dimana?”
“Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu
bang B mau bermain volley?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?”
Terminasi
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang B minum, setuju?”
“Assalamu’alaikum”
Orientasi
“assalammualaikum bang B”
“bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali”
“sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalo kita sekarang membicarakan
tentang obat yang bang B minum?”
“dimana kita mau bicara? Di kamar makan?”
“berapa lama bang B mau kita bicara? 20 atau 30 menit?
Kerja
“bang B berapa macam obart yang diminum/ jam berapa saja obat diminum?”
“bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“obatnya ada tiga macam bang, yang warna oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunannya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya
HLP gunannya agar pikiran jadi teratur. Semuanya di minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam
1 siang, dan jam 7 malam”.
“bila nanti setelah minum obat mulut abang B terasa kering, untuk membantu
mengatasinya abang banyak minum dang mengisap – isap es batu”.
“sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus di minum, jam berapa
saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar.”
“obat – obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu lama. Agar tidak kambuh lagi sebaliknya bang B menghentikan sendiri obat
yang harus diminum sebelum berkonsultasi denga dokter”.
Terminasi
“Bagaimana perasaan bang B setelah kita becakap-cakap tentnag obat yang bang B
minum ? apa saja nama obatnya ? jam berapa minum obat ?”
“mari kita masukan pada jadwal kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan nanti
saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”
“bang,besok kita ketemu lagi untuk meliat jadwal kegiatan yang tel dilaksanakan.
Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan tempat yang sama?”
Orientasi
“Assalammualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas di
ruang melati ini. Saya yang merawat bang B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa,
senangnya di panggil apa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan cara
merawat B di rumah?”
“Dimana kita mau bicara? Bagaimana kalaou di ruang wawancara?”
“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA
“Pak, bu apa masalah yang bpk/ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa yang sudah
dilakukan dirumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-
ngaku sebagai seorang nabi tetapi ternyata bukan nabi merupakan salah satu
gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya.
Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ibu dengan
mengatakan pertama:
“Bapak/ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bapak/ibu untuk mempercayainya
karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”
“Kedua : Bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang
baik.”
“Ketiga : hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan
B.” “Bapak/ibu dapat bercakap-cakap denhgan B tentang kebutuhan yang diinginkan B,
misalnya: “Bapak/ibu percaya B punya kemampuan dan keinginana. Coba ceritakan
kepada bapak/ibu. B kan punya kemampuan……….’’(kemampuan yang pernah dimiliki
oleh anak).
“Keempat : Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?” (jika anak mau mencoba berikan
pujian) “Pak,bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya tenang dan tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada 3 macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya supay rileks, dan yang warnanya merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya harus diminum secara teratur 3
kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum
berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali.” (Libatkan
keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah
mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kit bercakap-cakap tentang merawat B
dirumah?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan yang sudah saya jelaskan tadi setiap
kali berkunjung kerumah sakit.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita tadi.”
'“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu. Assalamu’alaikum”
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”
KERJA
“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-ngaku sebagai nabi, coba bapak dan
ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan seperti ini”
“Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadwal?”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?” (Ulangi lagi semua
cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk B”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancer melakukannya?”
“Baiklah saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak, bu. Assalamu’alaikum”
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, bu, karena B sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadual B
di rumah”
“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat B?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di sini”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 m3nit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan”
Kerja:
“Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira dapat
dilaksanakan semua dirumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap
menjalankan dirumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T
(tidak mau melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak
ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang nabi terus
menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
perawat E di puskesmas .......... yang dekat dengan rumah ibu dan bapak, ini nomor
telepon puskesmasnya.................”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita diskusi tentang jadual dan cara
merawat B?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dijadualkan tadi dirumah” ?”
Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan dirumah, dan jangan lupa
memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”
Assalamu’alaikum”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI
A. Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenai tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh!” atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” Pada kondisi ini pasien
mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak di sertai
dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan
perasaan seperti rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak berdaya. Pasien juga
mengungkapkan hal-hal negative tentang diri sendiri yang menggambarkan harga
diri renda.
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati
disertai rencana untuk mengakhiri kehidupanya dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkanya rencana
bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri, pengawasan ketat
harus dilakukan. Kesepakatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri unttuk
mengakhiri kehidupanya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan
cara gantung diri dari tempat yang tinggi.
Jika ditemukan data bahwa pasien dapat menunjukan isyarat bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah: harga diri rendah. Bahwa perwat telah
merumuskan masalah ini, maka tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan
adalah meningkatkan harga diri pasien (selengkapnya lihat askep harga diri rendah)
B. Diagnosa Keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan harga diri pasien memberikan
ancaman atau mencoba bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul
Bila perawat telah merumuskan ini, maka perawat perlu segera melakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien.
C. Tindakan Keperawatan
Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan: Risiko Bunuh Diri
Orientasi
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakaptentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana
dan berapa lama kita bicara?”
Kerja
“Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A
merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan kepercayaan diri? Apakah A
merasabersalah atau mempermasalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami
kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri
atau berharap bahwa A mati? Apaka A pernah mencobah untuk bunuh diri? Apa
sebabnya, bagaimana caranya? Apa yangA rasakan?”(Jika pasien telah
menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan:“Baiklah,
tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup”. “Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan
tidak ada benda-benda yang membahayakan A.”)
“Nah A, Karena A tampaknya masi memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup
A, maka saya tidak akanmembiarkan A sendiri.”
“Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan
ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya,
katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri
kehidupan”. “Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?”
Terminasi
“Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang “(jgn meninggalkan
px)
SP 2 Pasien:Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri
Orientasi
“Assalamialaikum A, masih ingat dengan saya kan? Bagaimana perasaan hari ini?
O...Jadi A merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah A ada perasaan ingin
bunuh diri? Bagaimana kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana
cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?”disini aja yah?”
Kerja
“Nah A, karena A tampaknya masih mempunyai keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup A, maka saya tidak mebiarkan A sendiri.”
“Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat atau
keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan A jangan pernah sendirian
ya...”
Terminasi
SP 3 Pasien: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
Orientasi
Kerja
“Apa saja dalam hidup A yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yng sedih dan rugi
kalau A meninggal. Coba A ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan A. Keadaan
yang bagaimana membuat A merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan A masih baik
dan patut disyukuri. Coba a sebutkan kegiatan apa saja yang masih dapat A lakukan
selama ini. Bagaimana kalau A mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.”
Terminasi
Orientasi:
Kerja:
“Coba ceritakan situasi yang membuat A ingin bunuh diri. Selain bunuh diri, kira-kira
jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan keuntungan dan
kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang
paling menguntungkan! Menurut A cara mana? Ya, saya setuju A bisa dicoba! Mari kita
buat kegiatan untuk masa depan.”
Terminasi:
Orientasi
“Assalamu’alaikum Bapak/ibu, kenalkan saya B yang merawat putra bapak dan ibu di
rumah sakit ini”.
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar A tetap selamat
dan tidak melukai dirinya sendiri. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-
bincangnya pak/ibu? “Sambil kita awasi terus A.
Kerja
“Bapak/Ibu, A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan sahabat
karibnya akibat bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu ingin mengakhiri
hidupnya. Karna kondisi A yang dapat mengakhiri kehidupanya sewaktu-waktu, kita
semua perlu mengawasi A terus-menerus.Bapak/Ibu dapat ikut mengawasi
ya..pokoknya kalau alam kondisi serius seperti ini A tidak boleh ditinggal sendirian
sedikitpun”
“Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan
A untuk bunuh diri, seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang. Semua barang-
barang tersebut tidak boleh ada disekitar A”. “Selain itu, jika bicara dengan A fokus pada
hal-hal positif, hindarkan pernyataan negatif .
“Selain itu sebaiknya A punya kegiatan positif seperti melakukan hobbynya bermain
sepak bola, dll supaya tidak sempat melamun sendiri”
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Bapak/ibu. Bagaimana keadaan anak Bapak/Ibu?” “Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara melindungi dari bunuh diri.
”Dimana kita akan diskusi. Bagaimana kalau di ruangan wawancara?” Berapa lama
Bapak/Ibu untuk diskusi?”
Kerja:
“Bapak/ibu sebaiknya perhatikan benar-benar munculnya tanda dan gejala bunuh diri.
Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri menunjukan tanda melalui
percakapan seperti “Saya tidak ingin hidup lagi. Orang lain lebih baik tanpa saya.
Apakah A pernah mengatakannya?” kalau bapak/ibu menerima tanda dan gejala
tersebut, maka sebaiknya bapak/ibu mendengarkan ungkapan persaan dari A secara
serius. Pengawasan terhadap A di tingkatkan, jangan biarkan dia sendirian di rumah
atau jangan di biarkan mengunci diri di kamar. Kalau menemukan tanda dan gejala
tersebut, dan di temukan alat-alat yang akan di gunakan untuk bunuh diri, sebaiknya di
cegah dengan meningkatkan pengawasan dan beri dukungan untuk tidak melakukan
tindakan tersebut,. Katakana bahwa bapak/ibu saying pada A. Katakan juga kebaikan-
kebaikan A!” “Usahakan sedikitnya 5 kali sehari bapak dan ibu memuji A dengan tulus”
“Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya bapak/ibu mencari bantuan
orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah rujuk kepuskesmas atau rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan perawatanyang lebih serius. Selalu kembali kerumah,
Bapak/ibu perlu membantu agar A terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.
Terminasi:
“Bagaimana Bapak/Ibu ada yang ingin di tanyakan?” Bapak/Ibu dapat ulangi kembali
cara-cara anggota keluarga yang ingin bunuh diri?” “Ya bagus. Jangan lupa
pengawasan nya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri segera hubungi kami.
Kita dapat melanjutkan pembicaraan yang akan dating tentang cara-cara meningkatkan
harga diri A dan menyelesaikan masalah”
“Bagaimana Bapak/Ibu setuju?” Kalau demikian sampai bertemu lagi minggu depan ya.
Assalamu’alaikum"
Orientasi:
“Assalamualaikum pak,bu, sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana pak,bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan minggu
lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak,bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsungke A ya?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita latihan?”
Kerja:
“Sekarang anggap saya A yang sedang mengatakan ingin mati saja, coba bapak dan
ibu praktekkan cara bicara yang benar bila A sedang dalam keadaan seperti ini”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat A di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk A”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat A sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu. Assalamu’alaikum
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, bu, hari ini A sudah boleh pulang, maka sebaiknya kita
membicarakan jadual A selama di rumah”Berapa lama kita bisa diskusi?, baik mari kita
diskusikan.”
Kerja:
“Pak, bu, ini jadual A selama di rumah sakit, coba perhatikan, dapatkah dilakukan di
rumah? Tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum
obatnya”
“Hal-hal yang perlu di perhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh A
selama dirumah. Kalau misalnya A terus menerus mengatakan ingin bunuh diri, tampak
gelisah dan tidak terkendali serta tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku mambahayakan orang lain, tolong bapak dan ibu segera
hubungi perawat H di puskesmas....... yang dekat dengan rumah ibu dan bapak, ini
nomor telepon puskesmasnya......”
“Bagaimana pak/ibu? Ada yang belum jelas?” ini jadual kegiatan harian A untuk dibawa
pulang. Ini surat rujukan untuk perawat H di puskesmas....... jangan lupa kontrol ke
puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan selesaikan
administrasinya. Assalamu’alaikum”
A. Pengkajian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun.Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri, makan secara mandiri , berhias diri secara mandiri, dan toileting
{ Buang Air Besar (BAB) Buang Air Kecil (BAK)}secara mandiri.
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka
tanda dan gejala dapat di peroleh melalui observasi pada pasien yaitu :
Gangguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor ,kulit berdaki
dan bau,kuku panjang dan kotor
Ketidakmampuan berhias/berdandan,ditandai dengan rambut acak-acakan,pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai pada pasien laki-laki tidak bercukur,pada
pasien wanita tidak berdanda.
Ketidakmampuan makan secara mandiri,ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri,makan berceceran,dan makan tidak pada tempatnya.
Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan:
- Berdandan
- Makan
C. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
b.Tindakan keperawatan
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat
melakukan tahapan tindakan yang meliputi:
b. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri
yang baik maka saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar
keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan
pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat saudara
lakukan
Lagi....? kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T
yang bisa muncul ?”Betul ada kudis,kutu....dsb
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka?kapan saja T menyisir rambut?
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran?
“Apa pula yang dilakukan setelah makan?”Betul,kita harus sikat gigi setelah makan.”
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan?Benar sekali...T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,sikat gigi,shampo
dan sabun serta sisir.”
selanjutnya ambil sabun,gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih,jangan lupa sikat gigi pakai odol....giginya disikat mulai dari arah atas ke
bawah.gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang.Bagus,lalu kumur-kumur
sampai bersih.Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ?Coba T sebutkan lagi
apa
“Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi....?dua kali pagi dan sore,Mari....kita
masukkan dalam jadwal aktivitas harian.Nah....lakukan ya T...dan beri tanda kalau sudah
dilakukan misalnya M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh,B(bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan? Baik besok lagi kita latihan
berdandan,oke?
“Assalamu’alaikum”
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Orientasi
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik.Mari Tkita dekat
cermin dan bawa alat-alatnya (sisir,bedak,lipstik)
Kerja
Terminasi
“Bagimana perasaan T belajar berdandan “ ” T jadi tampak segar dan cantik,mari masukan
dalam judual.Kegiatan harian,sama jamnya dengan mandi.Nanti siang kita latihan makan
yang baik diruang makan bersama pasien yang lain”.”assalamualaikum”
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
Orientasi
“ selamat pagi T”
“hari kita akan latihan berdandan,mau dimna latihan nya.Bagaimana kalau diruang tamu ?
lebih kurang setengah jam “
Kerja
“ Apa yang T tuan lakukan setelah selesai mandi ? Apa T sudah baju?
“Untuk berpakaian,pilihan pakaian yang bersih dan kering.Berganti pakaian yang bersih
2x/hari.Sekarang coba bapak ganti baju..Ya,bagus seperti itu”.
“Apakah T suka bercukur ?Berapak hari sekali bercukur ?”betul 2 kali perminggu
Terminasi
“Selanjutnya T setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya!Mari
kita masukan pada jadual kegiatan harian,pagi jam berapa,lalu sore jam berapa ?
“Nanti siang kita latihan makan yang lebih baik.Di ruang makan bersama dengan pasien
yang lain ya...”
“assalamualaikum”
Orientasi
“selamat siang T,””wow....masih rapi ya T”,”siang ini kita akan latihan bagaimna cara
makan yang baik.kita latihan langsung diruang ini makan ya..!”mari ...itu sudah datang
makanan.”
Kerja
Terminasi
Orientasi
“selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik…! Sudah dijalankan jadual
Kegiatannya…?”
“kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“kira-kira 20 menit ya. T dan dimana kita duduk? Di sana saja ya…!
Kerja
“diman biasanya T berak dan kencing? “benar T, Berak atau kencing itu yang bagus di
WC/ Kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan
“sudah bagus ya T, yang perlu di ingat saat T cebok adalah T membersihkan anus atau
kemaluan
Dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di
tubuh T”.
“setelah T Selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya samapi tinja/air kencing
itu tidak
Tersisa di kakus/WC. Jika T membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut
mencegah
Menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran /air kencing”
“cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiram air dari
Arah depa ke belakang. Jangan terbalik ya, …… cara seperti itu berguna untuk
“setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
Tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut mencegah menyebarnya kuman yang
“jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar WC/kakus, lalu cuci
Terminasi
Yang baik?”
“assalamualaikum”
Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu, saya S, perawat yang merawat T”
“Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bantuan apa yang
dapat diberikan.”
“Berapa lama waktu Bapak/Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita
duduk dikantor perawat!”
Kerja
“Apa saja masalah yang bapak/Ibu rasakan dalam merawat T ?” Perawatan diri yang
utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan, dan BAB/BAK”
“Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu dikerenakan oleh gangguan jiwanya yang membuat
pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ;
untuk kebersihan diri, kami telag melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran,
ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T
juga telah mempunyai jadwal pelaksanaanya untuk berdadan, kerena Bapak/Ibu
perempuan, kami meharapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai
bedak, dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah. T telah
mengetahui langkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang
rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.
Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung minum obat. Dan
untuk BAB/BAK, dirumah ada WC Bapak/Ibu ?iya..., T juga sudah belajar BAB/BAK yang
bersih. Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapa lakukan ?
Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui
apakah T sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.”
“Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”
Terminasi
Orientasi
“Assaalamualaikum Bapak/Ibu sesuai jani kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi.”
“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”
Kerja
“sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk
mandi, berdandan, buang air, dan makan”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan positif
sesuai jadwal?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sidah mengerti cara merawat T”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T ?”
(Ulangi lagi semua cara di atas langsung kepada pasien)
Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
ibu membesuk T”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesinin dan kita
akan mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak, bu”
“Assalamu’alaikum”
Orientasi
“Assalamualaikum Bapak/ibu hari ini T sudah boleh pulang, untuk itu perlu di bicarakan
jadwal T selama di rumah”
“Bagai mana pak, ibu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus di latih cara
merawat T?”
Kerja
”Pak, bu ..., ini jadwal T di rumah sakit, coba di perhatikan apakah dapat di laksanakan di
rumah?
“Pak/bu, jadwal yang telah di buat salama T di rumah sakit tolong di lanjutkan di rumah,
baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obat”
“Hal-hal yang perlu di perhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh anak
ibu dan bapak selama di rumah sakit. Kalau misalnya T menolak terus menerus untuk
makan, minum dan mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain, maka segera hubungi perawat A di puskesmas......yang
terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya....”
Terminasi
“Bagai mana pak, bu...ada yang belum jelas? Ini jadwal harian T untuk di bawa pulang.
Dan ini surat rujukan untuk perawat A di puskesmas”
“Jangan lupa kontrol di puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala-gejala yang
tampak.”
102
1. Identifikasi masalah 1. Evaluasi kegiatan kebersihan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
perawatan diri: kebersihan diri. Beri pujian diri dan berdandan. Beri pujian kebersihan diri, latihan perawatan diri:
diri, berdandan, 2. Jelaskan cara dan alat untuk 2. Jelaskan cara dan alat makan berdandan, makan & kebersihan diri,
makan/minum, BAB/BAK berdandan dan minum minum. Beri pujian berdandan, makan &
2. Jelaskan pentingnya 3. Latih cara berdandan setelah 3. Latih cara makan dan minum 2. Jelaskan cara BAB dan minum, BAB & BAK.
kebersihan diri kebersihan diri: sisiran, rias yang baik BAK yang baik Beri pujian
3. Jalaskan cara dan alat muka untuk perempuan; 4. Masukkan pada jadual 3. Latih BAB dan BAK yang 2. Latih kegiatan harian
kebersihan diri sisiran, cukuran untuk pria kegiatan untuk latihan baik 3. Nilai kemampuan
4. Latih cara menjaga 4. Masukkan pada jadual kebersihan diri, berdandan dan 4. Masukkan pada jadual yang telah mandiri
PASIEN
kebersihan diri: mandi dan kegiatan untuk kebersihan diri makan & minum yang baik kegiatan untuk latihan 4. Nilai apakah
ganti pakaian, sikat gigi, cuci dan berdandan kebersihan diri, perawatan diri telah
rambut, potong kuku berdandan, makan & baik
5. Masukan pada jadual minum dan BAB&BAK
kegiatan untuk latihan
mandi, sikat gigi (2 kali per
DEFISIT hari), cuci rambut (2 kali per
2 PERAWATAN minggu), potong kuku (satu
DIRI kali per minggu)
1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam
pasien kebersihan diri. Beri pujian kebersihan diri dan berdandan. merawat/melatih pasien merawat/melatih
2. Jelaskan pengertian, tanda 2. Latih dua (yang lain) cara Beri pujian kebersihan diri, pasien dalam
& gejala, dan proses merawat : Makan & minum, 2. Bimbing keluarga merawat berdandan, makan & perawatan diri:
terjadinya defisit perawatan BAB & BAK kebersihan diri dan berdandan minum. Beri pujian kebersihan diri,
diri (gunakan booklet) 3. Anjurkan membantu pasien dan makan & minum pasien 2. Bimbing keluarga berdandan, makan &
KELUARGA 3. Jelaskan cara merawat sesuai jadual dan memberi 3. Anjurkan membantu pasien merawat BAB dan BAK minum, BAB & BAK.
defisit perawatan diri pujian sesuai jadual dan berikan pujian pasien Beri pujian
4. Latih dua cara merawat : 3. Jelaskan follow up ke 2. Nilai kemampuan
kebersihan diri dan RSJ/PKM, tanda kambuh, keluarga merawat
berdandan rujukan pasien
5. Anjurkan membantu 4. Anjurkan membantu 3. Nilai kemampuan
pasien sesuai jadual dan pasien sesuai jadual dan keluarga melakukan
memberikan pujian memberikan pujian kontrol ke RSJ/PKM
1. Identifikasi halusinasi: isi, 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
frekuensi, waktu terjadi, menghardik. Beri pujian menghardik & obat. Beri pujian latihan menghardik & latihan menghardik &
situasi pencetus, perasaan, 2. Latih cara mengontrol 2. Latih cara mengontrol obat & bercakap-cakap. obat & bercakap-cakap
3 HALUSINASI PASIEN
respon halusinasi dengan obat halusinasi dg bercakap-cakap Beri pujian & kegiatan harian. Beri
2. Jelaskan cara mengontrol (jelaskan 6 benar: jenis, guna, saat terjadi halusinasi 2. Latih cara mengontrol pujian
103
halusinasi: hardik, obat, dosis, frekuensi, cara, 3. Masukkan pada jadual halusinasi dg melakukan 2. Latih kegiatan harian
bercakap-cakap, melakukan kontinuitas minum obat) kegiatan untuk latihan kegiatan harian (mulai 2 3. Nilai kemampuan
kegiatan 3. Masukkan pada jadual menghardik, minum obat dan kegiatan) yang telah mandiri
3. Latih cara mengontrol kegiatan untuk latihan bercakap-cakap 3. Masukkan pada jadual 4. Nilai apakah
halusinasi dg menghardik menghardik dan minum obat kegiatan untuk latihan halusinasi terkontrol
4. Masukan pada jadual menghardik, minum obat,
kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dan
menghardik kegiatan harian
1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam
pasien menghardik. Beri pujian menghardik dan memberikan merawat/melatih pasien merawat/melatih
2. Jelaskan pengertian, tanda 2. Jelaskan 6 benar cara obat. Beri pujian menghardik, memberikan pasien menghardik &
& gejala, dan proses memberikan obat 2. Jelaskan cara bercakap-cakap obat & bercakap-cakap. memberikan obat &
terjadinya halusinasi 3. Latih cara memberikan/ dan melakukan kegiatan untuk Beri pujian bercakap-cakap &
(gunakan booklet) membimbing minum obat mengontrol halusinasi 2. Jelaskan follow up ke melakukkan kegiatan
KELUARGA 3. Jelaskan cara merawat 4. Anjurkan membantu pasien 3. Latih dan sediakan waktu RSJ/PKM, tanda kambuh, harian dan follow up.
halusinasi sesuai jadual dan memberi bercakap-cakap dengan pasien rujukan Beri pujian
4. Latih cara merawat pujian terutama saat halusinasi 3. Anjurkan membantu 2. Nilai kemampuan
halusinasi: hardik 4. Anjurkan membantu pasien pasien sesuai jadual dan keluarga merawat
5. Anjurkan membantu sesuai jadual dan memberikan memberikan pujian pasien
pasien sesuai jadual dan pujian 3. Nilai kemampuan
memberi pujian keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM
1. Identifikasi penyebab, 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
tanda & gejala, PK yang Beri pujian & obat. Beri pujian latihan fisik & obat & latihan fisik1,2 & obat
dilakukan, akibat PK 2. Latih cara mengontrol PK 2. Latih cara mengontrol PK verbal. Beri pujian & verbal & spiritual.
2. Jelaskan cara mengontrol dengan obat (jelaskan 6 benar: secara verbal (3 cara, yaitu: 2. Latih cara mengontrol Beri pujian
PK: fisik, obat, verbal, jenis, guna, dosis, frekuensi, mengungkapkan, meminta, spiritual (2 kegiatan) 2. Nilai kemampuan
spiritual cara, kontinuitas minum obat) menolak dengan benar) 3. Masukkan pada jadual yang telah mandiri
PASIEN
3. Latihan cara mengontrol 3. Masukkan pada jadual 3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan 3. Nilai apakah PK
PK secara fisik: tarik nafas kegiatan untuk latihan fisik dan kegiatan untuk latihan fisik, fisik, minum obat, verbal terkontrol
4 RISIKO PK
dalam dan pukul kasur dan minum obat minum obat dan verbal dan spiritual
bantal
4. Masukan pada jadual
kegiatan untuk latihan fisik
1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam
KELUARGA
pasien fisik. Beri pujian fisik dan memberikan obat. Beri merawat/melatih pasien merawat/melatih
104
2. Jelaskan pengertian, tanda 2. Jelaskan 6 benar cara pujian fisik, memberikan obat, pasien fisik,
& gejala, dan proses memberikan obat 2. Latih cara membimbing: cara latihan bicara yang baik & memberikan obat, cara
terjadinya PK (gunakan 3. Latih cara bicara yang baik kegiatan spiritual. Beri bicara yang baik &
booklet) memberikan/membimbing 3. Latih cara membimbing pujian kegiatan spiritual dan
3. Jelaskan cara merawat PK minum obat kegiatan spiritual 2. Jelaskan follow up ke follow up. Beri pujian
4. Latih satu cara merawat PK 4. Anjurkan membantu pasien 4. Anjurkan membantu pasien RSJ/PKM, tanda kambuh, 2. Nilai kemampuan
dengan melakukan kegiatan sesuai jadual dan memberi sesuai jadual dan memberikan rujukan keluarga merawat
fisik: tarik nafas dalam dan pujian pujian 3. Anjurkan membantu pasien
pukul kasur dan bantal pasien sesuai jadual dan 3. Nilai kemampuan
5. Anjurkan membantu memberikan pujian keluarga melakukan
pasien sesuai jadual dan kontrol ke RSJ/PKM
memberi pujian
5 HARGA 1. Identifikasi kemampuan 1. Evaluasi kegiatan pertama 1. Evaluasi kegiatan pertama 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
DIRI melakukan kegiatan dan yang telah dilatih dan berikan dan kedua yang telah dilatih pertama, kedua, dan latihan dan berikan
RENDAH aspek positif pasien (buat pujian dan berikan pujian ketiga yang telah dilatih pujian.
daftar kegiatan) 2. Bantu pasien memilih 2. Bantu pasien memilih dan berikan pujian 2. Latih kegiatan
2. Bantu pasien menilai kegiatan kedua yang akan kegiatan ketiga yang akan 2. Bantu pasien memilih dilanjutkan sampai tak
kegiatan yang dapat dilatih dilatih kegiatan keempat yang terhingga
dilakukan saat ini (pilih dari 3. Latih kegiatan kedua kedua 3. Latih kegiatan ketiga (alat akan dilatih 3. Nilai kemampuan
daftar kegiatan) : buat daftar (alat dan cara) dan cara) 3. Latih kegiatan keempat yang telah mandiri
kegiatan yang dapat 4. Masukkan pada jadual 4. Masukkan pada jadual (alat dan cara) 4. Nilai apakah harga
PASIEN dilakukan saat ini kegiatan untuk latihan: dua kegiatan untuk latihan: tiga 4. Masukkan pada jadual diri pasien meningkat
3. Bantu pasien memilih kegiatan masing2 dua kali per kegiatan, masing-masing dua kegiatan untuk latihan:
salah satu kegiatan yang hari kali per hari empat kegiatan masing-
dapat dilakukan saat ini masing dua kali per hari
untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilih
(alat dan cara melakukannya)
5. Masukan pada jadual
kegiatan untuk latihan dua
kali per hari
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam membimbing pasien dalam membimbing pasien keluarga dalam keluarga dalam
pasien melaksanakan kegiatan melaksanakan kegiatan membimbing pasien membimbing pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda pertama yang dipilih dan dilatih pertama dan kedua yang telah melaksanakan kegiatan melakukan kegiatan
& gejala, dan proses pasien. Beri pujian dilatih. Beri pujian pertama, kedua dan yang dipilih oleh
terjadinya harga diri rendah 2. Bersama keluarga melatih 2. Bersama keluarga melatih ketiga. Beri pujian pasien. Beri pujian
(gunakan booklet) pasien dalam melakukan pasien melakukan kegiatan 2. Bersama keluarga 2. Nilai kemampuan
105
3. Diskusikan kemampuan kegiatan kedua yang dipilih ketiga yang dipilih melatih pasien melakukan keluarga mmbimbing
atau aspek positif pasien pasien 3. Anjurkan membantu pasien kegiatan keempat yang pasien
yang pernah dimiliki sebelum 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian dipilih 3. Nilai kemampuan
dan setelah sakit sesuai jadual dan memberi 3. Jelaskan follow up ke keluarga melakukan
4. Jelaskan cara merawat pujian RSJ/PKM, tanda kambuh, kontrol ke RSJ/PKM
harga diri rendah terutama rujukan
memberikan pujian semua 4. Anjurkan membantu
hal yang positif pada pasien pasien sesuai jadual dan
5. Latih keluarga memberi memberikan pujian
tanggung jawab kegiatan
pertama yang dipilih pasien:
bimbing dan beri pujian
6. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
6 RISIKO 1. Identifikasi beratnya 1. Evaluasi kegiatan berpikir 1. Evaluasi kegiatan berpikir 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
BUNUH masalah risiko bunuh diri: positif tentang diri sendiri, beri positif tentang diri, keluarga berpikir positif tentang latihan peningkatan
DIRI isarat, ancaman, percobaan pujian. Kaji ulang risiko bunuh dan lingkungan. Beri pujian. Kaji diri, keluarga dan positif diri, keluarga
(jika percobaan segera rujuk) diri risiko bunuh diri lingkungan serta kegiatan dan lingkungan. Beri
2. Identifikasi benda-benda 2. Latih cara mengendalikan 2. Diskusikan harapan dan masa yang dipilih. Beri pujian pujian
berbahaya dan diri dari dorongan bunuh diri: depan 2. Latih tahap kedua 2. Evaluasi tahapan
mengankannya (lingkungan buat daftar aspek positif 3. Diskusikan cara mencapai kegiatan mencapai masa kegiatan mencapai
aman untuk pasien) keluarga dan lingkungan, latih harapan dan masa depan depan harapan masa depan
3. Latihan cara afirmasi/berpikir aspek positif 4. Latih cara-cara mencapai 3. Masukkan pada jadual 3. Latih kegiatan harian
PASIEN
mengendalikan diri dari keluarga dan lingkungan harapan dan masa depan latihan berpikir positif 4. Nilai kemampuan
dorongan bunuh diri: buat 3. Masukkan pada jadual secara bertahap (setahap demi tentang diri, keluarga dan yang telah mandiri
daftar aspek positif diri latihan berpikir positif tentang setahap) lingkungan, serta kegiatan 5. Nilai apakah risiko
sendiri, latihan diri, keluarga dan lingkungan 5. Masukkan pada jadual yang dipilih untuk bunuh diri teratasi
afirmasi/berpikir aspek latihan berpikir positif tentang persiapan masa depan
positif yang dimiliki diri, keluarga dan lingkungan
4. Masukan pada jadual dan tahapan kegiatan yang
latihan berpikir positif 5 kali dipilih
per hari
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam memberikan pujian dan dalam memberikan pujian dan keluarga dalam keluarga dalam
pasien penghargaan atas keberhasilan penghargaan pada pasien serta memberikan pujian, memberikan pujian,
2. Jelaskan pengertian, tanda dan aspek positif pasien. Beri menciptakan suasana positif penghargaan, penghargaan,
& gejala, dan proses pujian dalam keluarga. Beri pujian menciptakan suasana menciptakan suasana
106
terjadinya risiko bunuh diri 2. Latih cara memberi 2. Bersama keluarga berdiskusi keluarga yang positif dan yang positif dan
(gunakan booklet) penghargaan pada pasien dan dengan pasien tentang harapan kegiatan awal dalam membimbing langkah-
3. Jelaskan cara merawat menciptakan suasana positif masa depan serta langkah- mencapai harapan masa langkah mencapai
risiko bunuh diri dalam keluarga: tidak langkah mencapainya depan. Beri pujian harapan masa depan.
4. Latih cara memberikan membicarakan keburukan 3. Anjurkan membantu pasien 2. Bersama keluarga Beri pujian
pujian hal positif pasien, anggota keluarga sesuai jadual dan berikan pujian berdiskusi tentang 2. Nilai kemampuan
memberi dukungan 3. Anjurkan membantu pasien langkah dan kegiatan keluarga merawat
pencapaian masa depan sesuai jadual dan memberi untuk mencapai harapan pasien
5. Anjurkan membantu pujian masa depan 3. Nilai kemampuan
pasien sesuai jadual dan 3. Jelaskan follow up ke keluarga melakukan
memberikan pujian RSJ/PKM, tanda kambuh, kontrol ke RSJ/PKM
rujukan
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
WAHAM 1. Identifikasi tanda dan 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
gejala waham kebutuhan pasien dan berikan kebutuhan pasien, kegiatan pemenuhan kebutuhan pemenuhan
2. Bantu orientasi realitas: pujian yang dilakukan pasien dan pasien,kegiatan yang telah kebutuhan, kegiatan
Panggil nama, orientasi 2. Diskusikan kemampuan yang berikan pujian dilatih, dan minum obat yang dilatih dan minum
waktu, orang dan dimiliki 2. Jelaskan tentang obat yang Berikan pujian obat. Beri pujian
tempat/lingkungan 3. Latih kemampuan yang diminum (6 benar: jenis, guna, 2. Diskusikan kebutuhan 2. Nilai kemampuan
3. Diskusikan kebutuhan dipilih, berikan pujian dosis, frekuensi, cara, lain dan cara yang telah mandiri
pasien yang tidak terpenuhi 4. Masukkan pada jadual kontinuitas minum obat) dan memenuhinya 3. Nilai apakah
PASIEN
4. Bantu pasien memenuhi pemenuhan kebutuhan dan tanyakan manfaat yang 3. Diskusikan kemampuan frekuensi munculnya
kebutuhannya yang realistis kegiatan yang telah dilatih dirasakan pasien yang dimiliki dan memilih waham berkurang,
5. Masukan pada jadual 3. Masukkan pada jadual yang akan dilatih. apakah waham
kegiatan pemenuhan pemenuhan kebutuhan, Kemudian latih terkontrol
kebutuhan kegiatan yang telah dilatih dan 4. Masukkan pada jadual
obat pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang telah
dilatih, minum obat
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam membimbing pasien dalam membimbing memenuhi keluarga dalam keluarga dalam
pasien memenuhi kebutuhannya. Beri kebutuhan pasien dan membimbing memenuhi membimbing
2. Jelaskan pengertian, tanda pujian membimbing pasien kebutuhan pasien, memenuhi kebutuhan
& gejala, dan proses 2. Latih cara memenuhi melaksanakan kegiatan yang membimbing pasien pasien, membimbing
terjadinya waham (gunakan kebutuhan pasien telah dilatih. Beri pujian melaksanakan kegiatan pasien melaksanakan
booklet) 3. Latih cara melatih 2. Jelaskan obat yang diminum yang telah dilatih dan kegiatan yang telah
107
3. Jelaskan cara merawat: kemampuan yang dimiliki oleh pasien dan cara minum obat. Berikan dilatih, minum obat.
tidak disangkal, tidak pasien membimbingnya pujian Berikan pujian
diikuti/diterima (netral) 4. Anjurkan membantu pasien 3. Anjurkan membantu pasien 2. Jelaskan follow up ke 2. Nilai kemampuan
4. Latih cara mengetahui sesuai jadual dan memberi sesuai jadual dan memberikan RSJ/PKM, tanda kambuh, keluarga merawat
kebutuhan pasien dan pujian pujian rujukan pasien
mengetahui kemampuan 3. Anjurkan membantu 3. Nilai kemampuan
pasien pasien sesuai jadual dan keluarga melakukan
5. Anjurkan membantu memberikan pujian kontrol ke RSJ/PKM
pasien sesuai jadual dan
memberi pujian
108
SUPLEMEN III
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN TERINTEGRASI (CPPT)
O:
A:
D/:
T/:
P:
(______________________________________)
RESEP KEPERAWATAN
109
Rumah Sakit ___________________________________
RESEP KEPERAWATAN
Nama Perawat : __________________________ Tanggal Resep :______________________
R/
1. ______________________________________________________ Waktu___________________
2. ______________________________________________________ Waktu___________________
3. ______________________________________________________ Waktu___________________
4. ______________________________________________________ Waktu___________________
5. ______________________________________________________ Waktu___________________
6. ______________________________________________________ Waktu___________________
7. ______________________________________________________ Waktu___________________
8. ______________________________________________________ Waktu___________________
9. ______________________________________________________ Waktu___________________
10. ______________________________________________________ Waktu___________________
Alamat : ________________________________________________________________________
1. 05.00-06.00
2. 06.00-07.00
3. 07.00-08.00
4. 08.00-09.00
5. 09.00-10.00
6. 10.00-11.00
7. 11.00-12.00
8. 12.00-13.00
9. 13.00-14.00
10. 14.00-15.00
11. 15.00-16.00
12. 16.00-17.00
13. 17.00-18.00
14. 18.00-19.00
15. 19.00-20.00
16. 20.00-21.00
Petunjuk:
Tulis bagian yang akan dilatih oleh klien
Tuliskan tanggal pada kolom kegiatan
Beri tanda T, B, atau M pada jam dan tanggal pelaksanaan kegiatan
T: Tergantung, jika klien sama sekali belum melaksanakan dan tergantung pada
bimbingan
perawat.
B: Bantuan, jika klien sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna dan
dengan
bantuan klien dapat melaksanakan dengan baik.
111
M: Mandiri, jika klien melaksanakan kegiatan tanpa dibimbing dan tanpa disuruh.
112
CHEKLIST OBAT
Jadwal Pengobatan Bulan.....................................20..
Nama Obat Dosis Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Waktu Jam
............ ............ ............ ............ ............ ............ ............
3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore
Malam
3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore
Malam
3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore
Malam
3 kali/Hari Pagi
2 kali/Hari Siang
1 kali/Hari
Sore
Malam
113
Keterangan Cara Mengisi :
1. Berikan lingkaran pada jenis obat yang di cheklist oleh tenaga kesehatan setelah obat berhasil diberikan kepada pasien
√
2. Beriakn tanda (**) pada tanggal dimana pasien dan keluarga harus kontrol
3. Cheklist dosis apakah 1 kali sehari, 2 kali sehari atau 3 kali sehari [ √ ]
4. Isi jam kapan pasien harus minum obat
114
EDUKASI OBAT
1. BENAR ORANG
Cek nama di kantong/ botol obat sesuai
dengan nama pasien
2. BENAR OBAT
Jelas nama obat dan warnanya
3. BENAR DOSIS
Jelaskan dosis masing-masing obat
4. BENAR MANFAAT
Jelaskan manfaat dari masing-masing
obat
5. BENAR FREKUENSI/ WAKTU
Jelaskan frekuensi minum obat
1X malam berarti jam 21.00
1X pagi berarti jam 07.00
1X siang berarti jam 13.00
2X berarti jam 07.00 dan 19.00
3X berarti jam 07.00, 13.00 dan
19.00
6. BENAR CARA
Jelaskan cara pemberian obat
7. BENAR KADALUARSA
Jelaskan waktu kadaluarsanya
8. BENAR DOKUMENTASI
Cek list jadwal minum obat
115