BIMBINGAN BELAJAR
Dosen Pembimbing :
Dra.Dahliana
Kelompok II:
2018
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah sebagai pemenuhan tugas dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman apabila isi makalah ini memiliki banyak kekurangan baik itu
pengetikannya serta bahan sajian kami yang kurang tepat atau menyinggung
perasaan para pembaca.
Dengan ini kami persembahkan makalah yang kami buat ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca dan kami terutama. Saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat membangun dan menyempurnakan makalah ini sangat
dinantikan.
Penulis,
i
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….... 3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dalam memecahkan masalah hidupnya, agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya , kemampuan untuk
mengarahkan dirinya, dan kemampuan untukmerealisasikan dirinya, sesuai
dengan dirinya atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu
diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus
dalam bidangnya.
4
tuntutan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Sebagian besar waktu dan
perhatian orang muda tercurahkan pada kepentingan belajar di sekolah.
Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar berarti sekali bagi peserta didik,
seandainya itu bukan masalah baginya, paling tidak keluarganya akan merasa
prihatin, seperti banyak kehidupan yang lain, belajar disekolah pada saat ini juga
semakin komplek, baik dalam hal jenis-jenis dan tingkatan-tingkatan program
studi maupun dalam hal materi yang harus dipelajari. Berkaitan dengan
bimbingan belajar Bernard mengemukakan “Guidance focuss on learning
process. Pupils get guidance from the already exiting socialization system of the
school.” Maksudnya adalah bimbingan terfokus pada proses pembelajaran. Siswa
mendapatkan bimbingan dari sistem sosial yang telah ada di sekolah.
5
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial belajar (akademik) dan
karir.
3) Bimbingan dan konseling juga bertujuan membantu siswa dalam mencari jalan
keluar atau mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam
kehidupannya, terumta kehidupan sekolah, baik yang menyangkut masalah
belajar, masalah social, maupun masalah pribadi.
6
5) Di sekolah, bimbingan dan konseling di berikan agar siswa dapat mencapai
prestasi yang optimal, khususnya prestasi belajar.
Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang dibimbing
dirinya sendiri(self-guidance). Individu dipandang telah mampu membimbing
dirinya sendiri apabila:
3) Dapat mengarahkan diri (self direction) kepada tujuan mulia yang bermanfaat
bagi kehidupannya.
Apabila seseorang sudah berada pada keadaan demikian maka itulah yang
dikatakan self-reliance, yaitu orang yang sudah mampu berdiri diatas kaki sendiri,
orang yang mampu bertanggung jawab, orang yang sudah mandiri
(independence).Kemandirian memungkinkan tercapainya kesejahteraan (walfare).
Inilah tujuan akhir bimbingan dan konseling.
7
atau pengajaran di sekolah, maka sudah seharusnya peserta didik dibimbing agar
mencapai tujuan belajar. Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah
membantu peserta didik agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi
belajar, sehingga dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang
dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal. Untuk lebih jelasnya
tujuan bimbingan belajar yaitu sebagai berikut:
1. Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian
terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
2. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
4. Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan ugas-tugas, memantapkan diri dalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal
dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
8
Dengan adanya bimbingan belajar diharapkan dapat menolong individu
dalam membuat pilihan dan menentukan sikap yang sesuai dengan bakat, minat
dan kesempatan yang ada dan sejalan dengan nilai-nilai sosialnya.
2. Fungsi Penyaluran
Agar para siswa yang dibimbing dapat berkembang secara optimal, siswa
perlu dibantu mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya. Dalam fungsi
penyaluran ini layanan yang dapat diberikan, misalnya memperoleh jurusan atau
program yang tepat.
3. Fungsi Penyesuaian
4. Fungsi Perbaikan
9
Disinilah fungsi perbaikan berperan. Bantuan bimbingan berusaha menghadapi
masalah yang dihadapi siswa.
5. Fungsi Pengembangan
Fungsi ini bahwa layanan bimbingan dapat membantu para siswa dalam
mengembangkan pribadinya secara terarah dan mantap. Dalam fungsi
developmental ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan
mantap. Dengan demikian siswa dapat mencapai perkembangan kepribadian
secara optimal.
a. Membantu siswa agar memperoleh pandangan yang objektif dan jelas tentang
potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaan yang dimiliki dirinya sendiri agar
dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
10
bimbingan belajar bermanfaat untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana
menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan pendidikan agar
sesuai dengan apa yang diharapkan, serta membantu individu untuk menentukan
pilihan yang tepat dalam lapangan pekerjaan sesuai dengan kemampuan siswa
setelah menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dijalani.
Menurut pendapat Prayitno (2004: 254) layanan bimbingan dan konseling yaitu:
11
7. Bimbingan dan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka
Menurut Tohirin (hal:200) ada beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang
dapat diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Orientasi kepada peserta didik, khususnya peserta didik baru tentang tujuan
sekolah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara
belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama
mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual
maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih
kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih
program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan
ini juga mencakup layanan informasi tentang program studi yang tersedia
pada jenjang pendidikan tertentu.
d. Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan kemampuan intelektual,
bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup terhadap program studi atau jurusan
tertentu, dan sebagainya.
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu
menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap dalam
menghadapi ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang dapat menguasai cara
12
belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah
yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur
kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini guru berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar
mengajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono (2013: 116) mengatakan bahwa “guru sebagai pembimbing sekaligus
berperanan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar.” Jadi peran guru
dalam mengatasi kesulitan membaca tidak hanya memberi nasihat, motivasi dan
pengarahan kepada siswa yang kesulitan membaca supaya rajin membaca,
mendampingi siswa yang kesulitan membaca dan memberi perhatian khusus
untuk siswa kelas 3 yang mengalami kesulitan membaca di SDN Cangkol 3.
13
bimbingan sesuai dengan karakteristik kesulitan membaca masing-masing siswa.
Siswa berinisial IK guru memberikan bimbingan dengan menggunakan metode
menyebutkan suara huruf atau mengeja. Menurut Martini Jamaris (2015: 145-146)
mengungkapkan bahwa “Phonic method adalah metode menyebutkan suara huruf.
Dalam konteksnya dapat disebut metode mengeja.” Bimbingan kepada siswa
berinisial RI yang mengalami kesulitan membaca yang hampir sama dengan
siswa berinisial MA sehingga guru menggunakan metode membaca awal dan
penggunaan buku dongeng atau cerita. Bimbingan belajar kepada siswa
berinisial SAUguru memberikan bimbingan dengan penggunaan buku dongeng
atau cerita untuk meningkatkan kemampuan pemahaman ini bacaan. Menurut
Martini Jamaris (2015: 151-152) menyebutkan bahwa “Buku dongeng adalah
buku yang berisikan berbagai cerita yang telah diceritakan berulang kali, seperti
cerita rakyat, cerita putri dan pangeran, cerita tukang sihir, dan lain-
lain.”Sedangkan Strategi pengalaman bahasa adalah salah satu cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.Di atas
merupakan Bimbingan belajar yang ada di Sekolah dan dilakukan oleh Guru yang
ada di sekolah.
a. Menghimpun data dan informasi selengkap dan seobjektif mungkin, baik secara
langsung dari siswa yang bersangkutan maupun dari sumber-sumber lainnya
yang sesuai dengan tahapan layanannya.
14
b. Menciptakan hubungan baik dengan siswa, memberikan informasi yang
meyakinkannya, membantunya dalam proses melakukan pilihan dan
pengambilan keputusan mengenai rencana - rencana tindakan untuk mengatasi
masalah yang sedang dihadapinya.
a. Teknik individual
1) Directive counseling
(b) Anak yang kesulitan, sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus
dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani.
(c) Mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan
dari orang lain.
2) Non-directive counseling
3) Eclective counseling
15
Pelayanan tidak dipusatkan pada konseli, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang
harus ditangani secara luwes, sehingga apa yang diperlukan setiap waktu dapat
diubah kalau memang diperlukan.
16
belajar dan masalah pengisian waktu luang. Beberapa masalah yang didiskusikan
hendaknya ditentukan oleh guru itu sendiri, dengan merumuskan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok diskusi.
4) Kegiatan bersama
5) Organisasi siswa
6) Sosiodrama
7) Upacara
17
8) Papan bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang di luar ruang kelas
dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan siswa di
waktu senggang. Pada bimbingan tersebut secara berkala dapat dilukiskan atau
ditempelkan banyak hal misalnya, pengumuman penting atau peristiwa yang
hangat.
Dari sekian banyak teknik yang ada, dalam penulisan skripsi ini teknik
yang sesuai yaitu teknik diskusi kelompok. Diskusi kelompok merupakan suatu
kegiatan yang terdiri dari kelompok – kelompok kecil dan mendiskusikan suatu
permasalahan serta menemukan pemecahan permasalahan melalui kelompok-
kelompok kecil. Beberapa masalah yang digunakan biasanya sudah ditentukan
sebelum diskusi oleh guru pembimbing atau konselor. Teknik serta rancangan
kegiatan sudah disusun pula oleh konselor. Diharapkan diskusi kelompok ini
mampu mendorong siswa untuk berfikir secara mandiri dimulai melalui
kelompok-kelompok kecil serta dapat memecahkan masalah – masalah dalam
pembelajaran secara mandiri pula.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
A, Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Rieka Cipta.
Abu Ahmadi dan Supriyono, Widodo, Drs. 2004. Psikologi Belajar.Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
20