Anda di halaman 1dari 23

Makalah Bimbingan dan Konseling Belajar

BIMBINGAN BELAJAR

Dosen Pembimbing :

Dra.Dahliana

Drs. Said Nurdin, M. Si

Kelompok II:

Ausal Khaira (1706104030021)


Ibnu Rudiansyah (1706104030077)
Masyur Fitri (1706104030099)
Onny Ria Putri Pratiwi (1706104030048)
Rini Utari Risma (1706104030042)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2018
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah sebagai pemenuhan tugas dengan tepat waktu.

Kami membuat sebuah makalah dengan judul yang dapat memberikan


manfaat besar bagi para pembaca sekalian yaitu bimbingan Belajar. Tidak lupa
uacapan terima kasih kami kepada dosen pembimbing mata kuliah bimbingan da
monelig belajar yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman apabila isi makalah ini memiliki banyak kekurangan baik itu
pengetikannya serta bahan sajian kami yang kurang tepat atau menyinggung
perasaan para pembaca.

Dengan ini kami persembahkan makalah yang kami buat ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca dan kami terutama. Saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat membangun dan menyempurnakan makalah ini sangat
dinantikan.

Darussalam, September 2018

Penulis,

i
Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….... 3

2.1 Konsep Bimbingan……………………………………………. 3

2.1.1 Bimbingan Belajar………………………………………… 4

2.2 Tujuan dan Fungsi dari Bimbingan dan Konseling…………… 5

2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling………………………… 5

2.2.1.1 Tujuan Bimbingan Belajar……………………………. 7

2.2.2 Fungsi Bimbingan Konseling…………………………….. 9

2.2.2.1 Fungsi Bimbingan Belajar……………………………. 10

2.3 Layanan Bimbingan dan Konseling………………………….. 11

2.3.1 Layanan Bimbingan Belajar……………………………… 12

2.4 Bimbingan Belajar di Sekolah……………………………….. 13

2.5 Teknik teknik Bimbingan Belajar……………………………. 14

BAB III PENUTUP………………………………………………… 19

3.1 Kesimpulan…………………………………………………… 19

3.2 Saran …………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam


dunia pendidikan Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri
dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2001: 10-
11). Diadakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah bukan karena
adanya landasan hukum, namun yang lebih penting adalah adanya kesadaran atau
komitmen untuk memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan potensi
dirinya. Siswa sebagai makhluk individu dan sosial tidak dapat dipisahkan,
bersifat unik dan dinamis dalam kehidupan sehari-hari, memiliki perbedaan antara
siswa satu dengan lain, memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai
situasi dan kondisi. Dalam arti terdapat perbedaan individual diantara mereka,
seperti menyangkut aspek kecerdasan, emosi, sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan
kemampuan penyesuaian diri
Pendidikan bermaksud membantu siswa untuk menumbuh kembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Siswa membutuhkan bimbingan dari berbagai
pihak seperti Orang tua, Masyarakat, dan sekolah. Masing-masing siswa memiliki
karakteristik pribadi yang unik. Dalam dunia pendidikan, siswa tidak jarang
mengalami masalah-masalah dalam belajar, sehingga tidak jarang dari peserta
didik yang menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku yang merentang
dari kategori ringan sampai dengan berat dalam belajar. Oleh karena itu, penulis
tertarik membahas tentang bimbingan belajar pada makalah ini

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep bimbingan ?


2. Apa yang dimaksud dengan bimbingan belajar?
3. Apa saja tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling , dan bimbingan
belajar?
4. Apa saja layanan dalam bimbingan dan konseling pada umumnya dan
dalam bimbingan belajar.
5. Bagaimanakah bimbingan belajar di sekolah?
6. Apa saja teknik-teknik dalam bimbingan belajar?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dari bimbingan secara umum dan bimbingan


belajar.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling
dan bimbingan belajar.
3. Untuk mengetahui Layanan apa saja yang dapat digunakan dalam
bimbingan konseling dan bimingan belajar.
4. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam melakukan bimbingan belajar oleh
guru dan konselor.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Bimbingan

Secara etimologi bimbingan merupakan terjemahan dari kata bahasa


Inggris, yakni “guidance”. Secara harfiah istilah “guidance” dari akar kata
“guide” berarti: 1. Mengarahkan (to direct), 2. Memandu (to pilot), 3. Mengelola
(to manage), 4. Menyetir (to steer). Yang mempunyai arti “menunjukkan,
membimbing, menuntun ataupun membantu”.

Sedangkan pengertian bimbingan menurut terminologi diantaranya adalah


sebagai berikut:

Definisi bimbingan yang dikemukakan oleh Suherman yaitu “bimbingan


adalah suatu proses pemberian bantuan dari pembimbing kepada individu dalam
menumbuhkan kemampuannya sehingga individu tersebut dapat mencapai hasil
yang optimal”. Kemudian Stoops dan Walquist mendefinisikan bahwa bimbingan
adalah proses yang terus-menerus dalam membantu perkembanga individu untuk
mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang
sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Rochman Natawidjaja dalam (Juntika, Nurihsan, Yusuf, Syamsu: 2010)


mengartikan “bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya”. Oemar Hamalik (2010)
“Bimbingan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasehat
dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan masalah,
menanggulangi kesulitan sendiri”.

Menurut I Jumhur dan Moh. Surya(1981:28) ”Bimbingan adalah suatu


proses pmberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu

3
dalam memecahkan masalah hidupnya, agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya , kemampuan untuk
mengarahkan dirinya, dan kemampuan untukmerealisasikan dirinya, sesuai
dengan dirinya atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu
diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus
dalam bidangnya.

Menurut Bimo Walgito (2004: 5) ”Bimbingan adalah bantuan atau


pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu
dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu
atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.

Definisi-definisi yang telah dikemukan di atas, dapat disimpulkan bahwa


bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan, arahan atau tuntutan
secara berkesinambungan dari seorang pembimbing kepada individu yang
membutuhkan, yang bertujuan untuk mencapai perkembangan optimal, yaitu
perkembangan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki agar individu tersebut
dapat menyesuaikan diri dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

2.1.1 Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar menurut Oemar Hamalik (2004: 195) adalah bimbingan


yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa untuk menentukan
cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar yang dialami
oleh siswa. Sedangkan Tim Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi, 2010: 107)
mengatakan bahwa bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan kepada
murid dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah
belajar.

Bimbingan Belajar menurut Sukardi (2002:40) adalah bimbingan dalam


hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang
sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan

4
tuntutan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Sebagian besar waktu dan
perhatian orang muda tercurahkan pada kepentingan belajar di sekolah.
Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar berarti sekali bagi peserta didik,
seandainya itu bukan masalah baginya, paling tidak keluarganya akan merasa
prihatin, seperti banyak kehidupan yang lain, belajar disekolah pada saat ini juga
semakin komplek, baik dalam hal jenis-jenis dan tingkatan-tingkatan program
studi maupun dalam hal materi yang harus dipelajari. Berkaitan dengan
bimbingan belajar Bernard mengemukakan “Guidance focuss on learning
process. Pupils get guidance from the already exiting socialization system of the
school.” Maksudnya adalah bimbingan terfokus pada proses pembelajaran. Siswa
mendapatkan bimbingan dari sistem sosial yang telah ada di sekolah.

Dapat dipahami bahwa bimbingan belajar harus terfokus dalam proses


pembelajaran dan pihak sekolah harus menyediakan lembaga untuk memberikan
bimbingan belajar pada peserta didik. Bimbingan pendidikan (belajar) merupakan
salah satu kegiatan yang penting. Bimbingan ini menitikberatkan pemberian
bantuan pada peserta didik dalam usahanya mencapai keberhasilan menguasai
mata pelajaran dan nilai-nilai yang baik sesuai dengan kurikulum.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa dalam
menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa, sehingga tercapai
tujuan belajar yang diinginkan.

2.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling

2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling

Proses Bimbingan dan Konseling di sekolah dapat berhasil apabila


mempunyai tujuan yang jelas yang akan dicapainya. Bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan

5
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial belajar (akademik) dan
karir.

Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dapat di kelompokkan


menjadi tiga, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan akhir.

a. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum:

Secara umum bimbingan dan konseling mempunyai tujuan yang sama


dengan tujuan pendidikan, yaitu tercapainya perkembangan kepribadian yang
optimal dan harmonis di antara unsur-unsurnya yang meliputi fisik,mental,
emosional, social, dan moral, bahkan spiritual (religious). Apabila kepribadian
telah berkembang dan harmonis maka peserta didik dapat dikatakan telah
dewasa. Tujuan pendidikan adalah kedewasaan, sedangkan tujuan bimbingan
adalah kemandirian. Dalam ilmu pendidikan orang dewasa adalah orang yang
mampu mandiri. Orang yang sudah mandiri adalah orang yang sudah mampu
bertanggung jawab.

b. Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus :

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa dalam:

1) Memahami dirinya, baik kekuatannya maupun kelemahannya.

2) Menentukan pilihan-pilihan yang tepat sebab kesalahan dalam menentukan


pilihan dapat menimbulkan masalah baru yang mungkin lebih buruk.

3) Bimbingan dan konseling juga bertujuan membantu siswa dalam mencari jalan
keluar atau mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam
kehidupannya, terumta kehidupan sekolah, baik yang menyangkut masalah
belajar, masalah social, maupun masalah pribadi.

4) Hal yang penting diperlukan dalam kehidupan adalah penyesuaian diri.


Bimbingan dan konseling berusaha memberikann pelayanan kepada siswa
agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan alam,
lingkungan sosial maupun lingkungan diri sendiri.

6
5) Di sekolah, bimbingan dan konseling di berikan agar siswa dapat mencapai
prestasi yang optimal, khususnya prestasi belajar.

c. Tujuan akhir bimbingan dan konseling:

Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang dibimbing
dirinya sendiri(self-guidance). Individu dipandang telah mampu membimbing
dirinya sendiri apabila:

1) Telah mampu memahami diri (self understanding) baik memahami kekuatan-


kekuatannya ataupun kelemahan-kelemahannya .

2) Menerima dirinya (self acceptance) dengan segala kelebihan dan


kekurangannya.

3) Dapat mengarahkan diri (self direction) kepada tujuan mulia yang bermanfaat
bagi kehidupannya.

4) Mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya (self actualization, self realization)


dengan cara-cara yang terpuji tanpa ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

Apabila seseorang sudah berada pada keadaan demikian maka itulah yang
dikatakan self-reliance, yaitu orang yang sudah mampu berdiri diatas kaki sendiri,
orang yang mampu bertanggung jawab, orang yang sudah mandiri
(independence).Kemandirian memungkinkan tercapainya kesejahteraan (walfare).
Inilah tujuan akhir bimbingan dan konseling.

2.2.1.1 Tujuan Bimbingan Belajar

Tujuan bimbingan belajar menurut Tohirin (2013:128) adalah membantu


siswa agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat
perkembangan siswa. Siswa yang perkembangannya terhambat atau terganggu
akan berpengaruh terhadap perkembangan atau kemampuan belajarnya. Selain
tujuan umum tersebut, secara khusus dapat diketahui bahwa bimbingan belajar
bertujuan agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
belajar, serta siswa dapat mandiri dalam belajar. Belajar merupakan inti kegiatan

7
atau pengajaran di sekolah, maka sudah seharusnya peserta didik dibimbing agar
mencapai tujuan belajar. Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah
membantu peserta didik agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi
belajar, sehingga dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang
dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal. Untuk lebih jelasnya
tujuan bimbingan belajar yaitu sebagai berikut:

a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa.

b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan dalam menggunakan buku pelajaran.


c. Memberikan informasi bagaimana memanfaatkan perpustakaan.

d. Membuat tugas sekolah mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.

e. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan tujuan dari bimbingan


belajar adalah:

1. Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian
terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
2. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
4. Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan ugas-tugas, memantapkan diri dalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal
dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

8
Dengan adanya bimbingan belajar diharapkan dapat menolong individu
dalam membuat pilihan dan menentukan sikap yang sesuai dengan bakat, minat
dan kesempatan yang ada dan sejalan dengan nilai-nilai sosialnya.

2.2.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling merupakan fungsi integral dalam proses belajar


mengajar. Fungsi bimbingan Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya Proses
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah adalah:

1. Fungsi Preventif (Pencegahan)

Fungsi pencegahan disini merupakan fungsi pencegahan terhadap


timbulnya masalah dalam fungsi bagi para siswa agar terhindar dari berbagai
masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi
sebagai pencegahan berupa program orientasi, program bimbingan karier, invesasi
data dan sebagainya.

2. Fungsi Penyaluran

Agar para siswa yang dibimbing dapat berkembang secara optimal, siswa
perlu dibantu mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya. Dalam fungsi
penyaluran ini layanan yang dapat diberikan, misalnya memperoleh jurusan atau
program yang tepat.

3. Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian dalam pelayanan bimbingan adalah membantu


tercapainya penyesuaian antara pribadi siswa dan sekolah. Kegiatan dalam
layanan fungsi ini berupa orientasi sekolah dan kegiatan-kegiatan kelompok.

4. Fungsi Perbaikan

Walaupun fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian telah


dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah tertentu.

9
Disinilah fungsi perbaikan berperan. Bantuan bimbingan berusaha menghadapi
masalah yang dihadapi siswa.

5. Fungsi Pengembangan

Fungsi ini bahwa layanan bimbingan dapat membantu para siswa dalam
mengembangkan pribadinya secara terarah dan mantap. Dalam fungsi
developmental ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan
mantap. Dengan demikian siswa dapat mencapai perkembangan kepribadian
secara optimal.

Secara keseluruhan, jika semua fungsi-fungsi itu telah terlaksana dengan


baik, dapatlah bahwa peserta didik akan mampu berkembang secara optimal pula.
Keterpaduan semua fungsi tersebut akan sangat membantu perkembangan peserta
didik.

2.2.2.1 Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi bimbingan belajar bagi siswa menurut Oemar Hamalik (2004:195)


antara lain:

a. Membantu siswa agar memperoleh pandangan yang objektif dan jelas tentang
potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaan yang dimiliki dirinya sendiri agar
dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Membantu siswa dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan


kebutuhan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki dan membantu siswa
dalam menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang
pendidikan yang telah dipilih agar tercapai hasil yang diharapkan.

c. Membantu siswa dalam memperoleh gambaran dan pandangan yang jelas


tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan
dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat menentukan pilihan yang tepat.

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar berfungsi untuk membantu


siswa dalam pemahaman diri sesuai dengan kecakapan bakat dan minat,

10
bimbingan belajar bermanfaat untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana
menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan pendidikan agar
sesuai dengan apa yang diharapkan, serta membantu individu untuk menentukan
pilihan yang tepat dalam lapangan pekerjaan sesuai dengan kemampuan siswa
setelah menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dijalani.

2.3 Layanan Bimbingan Dan Konseling

Menurut pendapat Prayitno (2004: 254) layanan bimbingan dan konseling yaitu:

1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami


lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5. Bimbingan dan Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu melalui dinamika kelompok.

11
7. Bimbingan dan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka

2.3.1 Layanan Bimbingan Belajar

Menurut Tohirin (hal:200) ada beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang
dapat diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Orientasi kepada peserta didik, khususnya peserta didik baru tentang tujuan
sekolah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara
belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama
mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual
maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih
kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih
program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan
ini juga mencakup layanan informasi tentang program studi yang tersedia
pada jenjang pendidikan tertentu.
d. Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan kemampuan intelektual,
bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup terhadap program studi atau jurusan
tertentu, dan sebagainya.
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu
menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap dalam
menghadapi ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang dapat menguasai cara

12
belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah
yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur
kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien.

Pendapat di atas mengandung arti bahwa bentuk layanan bimbingan belajar


yang akan diberikan kepada peserta didik adalah dalam bentuk pengenalan
tentang sekolah dan kurikulum belajarnya, cara belajar yang baik sehingga dapat
memilih jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya,sehingga
peserta didik dapat mengatasi permasalahan belajarnya.

2.4 Bimbingan Belajar Di Sekolah

Di bawah ini merupakan salah satu contoh bimbingn belajar di Sekolah:

 Bimbingan belajar oleh guru untuk mengatasi kesulitan membaca siswa


kelas 3 di SDN Cangkol 3.

Dalam hal ini guru berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar
mengajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono (2013: 116) mengatakan bahwa “guru sebagai pembimbing sekaligus
berperanan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar.” Jadi peran guru
dalam mengatasi kesulitan membaca tidak hanya memberi nasihat, motivasi dan
pengarahan kepada siswa yang kesulitan membaca supaya rajin membaca,
mendampingi siswa yang kesulitan membaca dan memberi perhatian khusus
untuk siswa kelas 3 yang mengalami kesulitan membaca di SDN Cangkol 3.

 Bentuk-bentuk bimbingan belajar yang diberikan oleh guru untuk

mengatasi kesuliatan membaca siswa kelas 3 di SDN Cangkol 3

Bentuk-bentuk bimbingan yang dilakukan guru kelas 3 dalam mengatasi


kesulitan membaca, sudah tergolong bagus, karena guru dalam memberikan

13
bimbingan sesuai dengan karakteristik kesulitan membaca masing-masing siswa.
Siswa berinisial IK guru memberikan bimbingan dengan menggunakan metode
menyebutkan suara huruf atau mengeja. Menurut Martini Jamaris (2015: 145-146)
mengungkapkan bahwa “Phonic method adalah metode menyebutkan suara huruf.
Dalam konteksnya dapat disebut metode mengeja.” Bimbingan kepada siswa
berinisial RI yang mengalami kesulitan membaca yang hampir sama dengan
siswa berinisial MA sehingga guru menggunakan metode membaca awal dan
penggunaan buku dongeng atau cerita. Bimbingan belajar kepada siswa
berinisial SAUguru memberikan bimbingan dengan penggunaan buku dongeng
atau cerita untuk meningkatkan kemampuan pemahaman ini bacaan. Menurut
Martini Jamaris (2015: 151-152) menyebutkan bahwa “Buku dongeng adalah
buku yang berisikan berbagai cerita yang telah diceritakan berulang kali, seperti
cerita rakyat, cerita putri dan pangeran, cerita tukang sihir, dan lain-
lain.”Sedangkan Strategi pengalaman bahasa adalah salah satu cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.Di atas
merupakan Bimbingan belajar yang ada di Sekolah dan dilakukan oleh Guru yang
ada di sekolah.

2.5 Teknik-teknik Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bevariasi karena


perbedaan individu siswa. Perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi
siswa, perbedaan individu guru serta kondisi sesaat, maka dalam memberikan
bimbingan belajar pembimbing hendaknya menggunakan teknik yang berbeda-
beda. Dalam bimbingan dan konseling belajar kegiatan berpusat pada dua hal,
diantaranya:

a. Menghimpun data dan informasi selengkap dan seobjektif mungkin, baik secara
langsung dari siswa yang bersangkutan maupun dari sumber-sumber lainnya
yang sesuai dengan tahapan layanannya.

14
b. Menciptakan hubungan baik dengan siswa, memberikan informasi yang
meyakinkannya, membantunya dalam proses melakukan pilihan dan
pengambilan keputusan mengenai rencana - rencana tindakan untuk mengatasi
masalah yang sedang dihadapinya.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:119), pelayanan bimbingan dan konseling


belajar dapat ditempuh dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik individual dan
teknik kelompok.

a. Teknik individual

Teknik individual ini dibagi menjadi 3, antara lain:

1) Directive counseling

Dengan prosedur atau teknik pelayanan bimbingan tertuju pada masalahnya,


konselor yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi konseli. Tokoh
dari aliran ini E.G Williamson dan J.G Darley menunjukkan alasan bahwa:

(a) Anak yang belum matang mendiagnosis sendiri, sukar memecahkan


masalahnya tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.

(b) Anak yang kesulitan, sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus
dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani.

(c) Mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan
dari orang lain.

2) Non-directive counseling

Disini konselilah yang mengambil inisiatif, yang menentukan sendiri


apakah dia membutuhkan pertolongan dari orang lain.

3) Eclective counseling

15
Pelayanan tidak dipusatkan pada konseli, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang
harus ditangani secara luwes, sehingga apa yang diperlukan setiap waktu dapat
diubah kalau memang diperlukan.

b. Teknik kelompok (Group Guidance)

Teknik ini banyak dipergunakan dalam membantu memecahkan


masalahmasalah yang dihadapi oleh beberapa orang siswa, dan dapat juga
dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang dialami oleh
seorang individu. Berikut ini ada beberapa teknik dalam bimbingan kelompok,
antara lain:

1) Home room program

Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama siswa di dalam ruang


kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan home room dapat dilakukan secara
terstruktur, misalnya seminggu sekali. Kegiatan home room dapat digunakan
sebagai suatu cara dalam bimbingan belajar, melalui kegiatan ini pembimbing dan
murid dapat berdiskusi berbagai aspek tentang belajar.

2) Fiel trip (karya wisata)

Bimbingan karya wisata merupakan cara yang banyak menguntungkan.


Dengan karya wisata, siswa dapat mengenal dan mengamati secara langsung dari
dekat objek situasi yang menarik perhatiannya, dan hubungannya dengan
pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata siswa mendapat kesempatan untuk
memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, berorganisasi, kerja sama,
dan tanggung jawab.

3) Diskusi kelompok ( group discussion)

Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-kelompok kecil


yang kurang lebih terdiri dari 4 sampai 5 orang. Para siswa yang telah bergabung
ke dalam kelompok - kelompok kecil itu mendiskusikan bersama sebagai
permasalahan termasuk di dalamnya masalah belajar. Misalnya kesukaran dalam

16
belajar dan masalah pengisian waktu luang. Beberapa masalah yang didiskusikan
hendaknya ditentukan oleh guru itu sendiri, dengan merumuskan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok diskusi.

4) Kegiatan bersama

Kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik, karena dengan


melakukan kegiatan bersama akan mendorong anak saling membantu sehingga
relasi sosial positif dapat dikembangkan dengan baik. Kegiatan kelompok yang
dapat digunakan misalnya adalah bermain bersama atau melakukan rekreasi
bersama.

5) Organisasi siswa

Kegiatan organisasi siswa mialnya OSIS sangat membantu proses


pembentukan siswa, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
Kemampuan pribadi dapat dikembangkan dengan baik, kesiapan sebagai anggota
kelompok atau masyarakat dapat dikembangkan dengan baik pula.

6) Sosiodrama

Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan


kesempatan pada siswa untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau
penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Maka dari itu, sosiodrama dipergunakan dalam pemecahan masalah-
masalah sosial yang mengganggu belajar dengan kegiatan drama sosial.

7) Upacara

Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anakanak


dalam melatih disiplin, melatih keterampilan, membentuk diri untuk dapat
menghormati pahlawan, cinta bangsa dan tanah air. Upacara bendera merupakan
rangkaian kegiatan sekolah untuk menanamkan, membina, dan meningkatkan
penghayatan serta mengamalkan nilai-nilai dan cita-cita bangsa Indonesia.

17
8) Papan bimbingan

Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang di luar ruang kelas
dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan siswa di
waktu senggang. Pada bimbingan tersebut secara berkala dapat dilukiskan atau
ditempelkan banyak hal misalnya, pengumuman penting atau peristiwa yang
hangat.

Dari sekian banyak teknik yang ada, dalam penulisan skripsi ini teknik
yang sesuai yaitu teknik diskusi kelompok. Diskusi kelompok merupakan suatu
kegiatan yang terdiri dari kelompok – kelompok kecil dan mendiskusikan suatu
permasalahan serta menemukan pemecahan permasalahan melalui kelompok-
kelompok kecil. Beberapa masalah yang digunakan biasanya sudah ditentukan
sebelum diskusi oleh guru pembimbing atau konselor. Teknik serta rancangan
kegiatan sudah disusun pula oleh konselor. Diharapkan diskusi kelompok ini
mampu mendorong siswa untuk berfikir secara mandiri dimulai melalui
kelompok-kelompok kecil serta dapat memecahkan masalah – masalah dalam
pembelajaran secara mandiri pula.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan, arahan atau


tuntutan secara berkesinambungan dari seorang pembimbing kepada individu
yang membutuhkan, yang bertujuan untuk mencapai perkembangan optimal, yaitu
perkembangan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki agar individu tersebut
dapat menyesuaikan diri dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Dan
bimbingan belajar adalah bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk
mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
kemampuannya dan membantu siswa untuk menentukan cara-cara yang efektif
dan efisien dalam mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa.

Bimbingan belajar bertujuan membantu siswa agar mencapai


perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan siswa.
Dan bimbingan belajar berfungsi untuk membantu siswa dalam pemahaman diri
sesuai dengan kecakapan bakat dan minat, bimbingan belajar bermanfaat untuk
memperoleh gambaran tentang bagaimana menentukan cara yang efektif dan
efisien dalam menyelesaikan pendidikan agar sesuai dengan apa yang diharapkan,
serta membantu individu untuk menentukan pilihan yang tepat dalam lapangan
pekerjaan sesuai dengan kemampuan siswa setelah menyelesaikan bidang
pendidikan yang telah dijalani.

3.2 Saran

Saran dari penulis adalah dengan mengetahui bagaimana bimbingan


belajar yang sebenarnya, pendidik dan lembaga-lembaga pendidia dapat
memfungsikan dengan baik agar tercapainya tujuan-tujuan dari bimbingan belajar
itu sendiri dalam perkembangan peserta didik.

19
DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Edisi Revisi. Jakarta: Quantum


Teaching.

Sukardi, Dewa Ketut.1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah


.Jakarta: PT Rineka.

Suherman. Bimbingan Belajar. Jurnal Universitas Indonesia, diakses tanggal 9


Maret 2015.

A, Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta: Ciputat Press.

A. Juntika, Nurihsan, Yusuf, Syamsu. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Djumhur dan Surya,Moh. 1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance


and Conseling. Bandung: CV.Ilmu.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta:


Rajawali Persamaan.

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :

Rieka Cipta.

Abu Ahmadi dan Supriyono, Widodo, Drs. 2004. Psikologi Belajar.Jakarta : PT.
Rineka Cipta.

20

Anda mungkin juga menyukai