OLEH :
KELOMPOK I
1. AGUS MULIAMAN
2. ANNISA FADHILA
3. CORRY FEBRIANGELA S
4. DINA WARISTA SITUMEANG
JURUSAN KIMIA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
karunia-Nya sehingga Makalah mengenai Praktikum Golongan Alkali Tanah (IIA) pada
matakuliah Praktikum Kimia Anorganik II berhasil diselesaikan.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca atau mempermudah
para pembaca dalam mempelajari Kimia Anorganik terutama dalam Praktikum Golongan Alkali
Tanah (II A) . Pembuatan makalah juga diharapkan juga semakin menambah wawasan bagi
semua , agar tujuan pembuatan dan target yang diharapkan tercapai .
Selesainya laporan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai
Kami berharap makalah yang penulis susun ini dapat diterapkan dan diaplikasikan oleh
pembaca dalam kehidupan sehari-hari . Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
memohon maaf bila ada salah kata atau penulisan dalam makalah ini.
Mohon kiranya dapat memberi saran dan kritik kepada penulis agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi . Semoga makalah pada Praktikum Kimia Anorganik II ini bermanfaat,
khususnya bagi mahasiswa jurusan kimia
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 5
5.1. Kesimpulan......................................................................................................................... 18
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sistem periodik unsur-unsur disusun berdasarkan urutan kenaikan nomor atomnya.
Unsur-unsur yang terletak dalam satu baris disebut periode, sedang unsur-unsur yang terletak
dalam satu lajur dinamakan satu golongan. Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan
mempunyai sifat-sifat fisik dan sifat kimia yang hampir sama. Dalam sistem periodik ini
seluruhnya terdapat 16 golongan, yaitu golongan I sampai golongan VIII dan masing-masing
terbagi menjadi golongan A dan golongan B. Dalam sistem periodik unsur-unsur yang terletak di
sebelah kiri bersifat logam sedangkan yang terletak di sebelah kanan bersifat bukan logam.
Logam-logam golongan 2 dalam Susunan Berkala disebut logam alkali tanah karena
logam-logam tersebut membentuk oksida dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan
larutan basa.(www.chem-is-try.org)
Logam alkali tanah meliputi berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium dan radium.
Dalam sistem periodik, keenam unsur itu terletak pada golongan IIA. Logam alkali tanah juga
membentuk basa, tetapi lebih lemah dari logam alkali. Senyawa dari logam golongan IIA banyak
yang sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan IIA umumnya ditemukan dalam tanah berupa
memiliki kelarutan yang kecil di dalam air dimana kelarutannya dalam pereaksi hidroksida,
sulfat, kromat, karbonat dan oksalat berbeda-beda dalam satu golongan. Berdasarkan latar
belakang ini, maka dilakukan percobaan untuk mengetahui warna yang dihasilkan oleh oleh
logam alkali tanah serta kelarutan dari logam alkali tanah dalam pereaksi yang berbeda-beda.
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini, yaitu :
1. Mengetahui warna nyala yang dihasilkan oleh logam alkali dan alkali tanah.
stronsium (Sr), barium (Ba) dan radium (Ra). Anggota pertama, berilium (Be) bersifat mendekati
semi-logam dan anggota terakhir radium (Ra) bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat kimianya
Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapatan) relatif
rendah yang semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali kalsium (Ca) .Ikatan metalik
logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali sebagaimana
ditunjukkan oleh data entalpi, atomisasi, data titik leleh dan kekerasan yang lebih besar pula.
Walaupun densitas naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya golongan alkali, titik leleh
dan entalpi atomisasi berubah hanya sedikit saja berbeda dari golongan alkali. Logam alkali
tanah kurang reaktif, artinya kurang elektropositif daripada logam alkali, namun lebih reaktif
Berbagai data fisis logam alkali tanah diberikan dalam tabel 2., dari berilium (Be) ke
barium (Ba) jari-jari atom meningkat secara beraturan. Pertambahan jari-jari menyebabkan
penurunan energi pengionan dan keelektronegatifan. Potensial elektrode juga meningkat dari
kalsium (Ca) ke barium (Ba), akan tetapi berilium (Be) menunjukkan penyimpangan karena
potensial elektodenya relatif kecil. Hal itu disebabkan energi ionisasi berilium (Be) (tingkat
pertama + tingkat kedua) relatif besar. Titik cair dan titik didih cenderung menurun dari atas ke
bawah. Sifat-sifat fisis, seperti titik cair, rapatan dan kekerasan logam alkali tanah lebih besar
jika dibandingkan dengan logam alkali seperiode. Hal itu disebabkan logam alkali tanah
Semua senyawa dari kalsium (Ca), stronsium (Sr) dan barium (Ba), yaitu logam alkali
tanah yang bagian bawah berbentuk senyawa ion, sedangkan senyawa-senyawa berilium (Be)
dan senyawa-senyawa magnesium (Mg) bersifat kovalen. Sifat kimia logam alkali tanah
bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali
seperiode. Jadi berilium (Be) kurang reaktif dibandingkan terhadap litium (Li), magnesium (Mg)
kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium (Na) dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari
atom logam alkali tanah lebih kecil, sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam
alkali tanah mempunyai dua elektron valensi, sedangkan logam alkali hanya satu. Kereaktifan
kalsium (Ca), sronsium (Sr) dan barium (Ba) tidak terlalu berbeda dari logam alkali, tetapi
berilium (Be) dan magnesium (Mg) jauh kurang aktif. Beberapa reaksi logam alkali tanah berikut
membentuk basa dan gas hidrogen (H2). Magnesium (Mg) bereaksi sangat lambat dengan air
(H2O) dingin dan sedikit lebih baik dengan air (H2O) panas, sedangkan berilium (Be) tidak
bereaksi.
Semua logam alkali tanah terkorosi terus menerus di udara membentuk oksida,
hidroksida atau karbonat, kecuali berilium (Be) dan magnesium (Mg). Berilium (Be) dan
magnesium (Mg) juga bereaksi dengan oksigen di udara, tetapi lapisan oksida yang terbentuk
melekat pada permukaan logam sehingga menghambat korosi berlanjut. Apabila dipanaskan
kuat, semua logam alkali tanah, termasuk berilium (Be) dan magnesium (Mg), terbakar di udara
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam halida.
Lelehan halida dari berilium (Be) mempunyai daya hantar listrik yang buruk. Hal itu
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat seperti asam klorida (HCl)
membentuk garam dan gas hidrogen (H2). Reaksi makin hebat dari berilium (Be) ke barium (Ba).
M(s) + 2HCl(aq) MCl2(aq) + H2(g)
Berilium (Be) juga bereaksi dengan basa kuat, membentuk berilium hidroksida (Be(OH)42-) dan
karena pemanasan ataupun karena sebab lainya, memancarkan radiasi elektromagnetik yang
disebut spektrum emisi. Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna
tertentu, akan tetapi sesungguhnya itu terdiri atas beberapa garis warna (panjang gelombang)
yang khas bagi setiap unsur. Karena keunikannya, spektrum emisi dapat digunakan untuk
senyawanya pada nyala api, misalnya pada pembakar bunsen atau pembakar spiritus. Akan lebih
baik jika yang digunakan garam klorida karena relatif mudah menguap. Warna nyala logam
Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4, unsur IIA memberi warna-warna yang khas
pada nyala api biasa. Dalam pekerjaan laboratorium analitik, uji-uji nyala sering digunakan
untuk mengungkapkan ada tidaknya berbagai unsur alkali dan alkali tanah.
2.3. Kelarutan
Pengertian “kelarutan” digunakan dalam beberapa paham. Kelarutan menyatakan
pengertian secara kualitatif dari proses larutan. Kelarutan juga digunakan secara kuantitatif untuk
menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan merupakan larutan tidak jenuh jika
solut dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam
konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solut tidak dapat berlangsung
secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solut pada sejumlah
solven yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang mempunyai konsentrasi lebih
tinggi. Pada keadaan ini, solute tetap tidak larut. Hingga demikian ada batas jumlah tertentu dari
solut yang dapat terlarut dalam jumlah solven yang tertentu. Larutan yang dalam keadaan
terbatas ini disebut larutan jenuh dan konsentrasi dari larutan jenuh disebut kelarutan dari
sejumlah solut dalam jumlah solven tertentu yang digunakan. (Hardjono , S . 2008 )
Salah satu perbedaan logam alkali dari alkali tanah adalah dalam hal kelarutan
senyawanya. Senyawa logam alkali pada umunya mudah larut dalam air (H2O), sedangkan
senyawa logam alkali tanah banyak yang sukar larut. Beberapa di antaranya diberikan pada tabel
3.
*) Hanya dikenal garam hidroksi karbonat, Be(OH)2.BeCO3, yang sukar larut; BeCO3 tidak
dikenal.
(Ba(OH)2). Dalam hal ini, berilium hidroksida (Be(OH)2) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
tergolong sukar larut, kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sedikit larut, sedangkan stronsium
2. Kelarutan garam sulfat berkurang dari berilium sulfat (BeSO4) ke barium sulfat (BaSO4).
Dalam hal ini, berilium sulfat (BeSO4) dan magnesium sulfat (MgSO4) tergolong mudah larut,
kalsium sulfat (CaSO4) sedikit larut, sedangkan stronsium sulfat (SrSO4) dan barium sulfat
3. Kelarutan garam kromat berkurang dari berilium kromat (BeCrO4) ke barium kromat
(BaCrO4). Dalam hal ini, berilium kromat (BeCrO4), magnesium kromat (MgCrO4) serta kalsium
kromat (CaCrO4) tergolong mudah larut, stronsium kromat (SrCrO4) sedikit larut, sedangkan
5. Semua garam oksalat sukar larut, kecuali magnesium oksalat (MgC2O4) sedikit larut.
2. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades (H2O), barium klorida
(BaCl2), kalsium klorida (CaCl2), larutan asam klorida (HCl) 10%, larutan barium klorida
(BaCl2) 0,01 N, larutan kalsium klorida (CaCl2) 0,01 N, larutan magnesium klorida (MgCl2) 0,01
N, larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,01 N, larutan natrium karbonat (Na2CO3) 0,01 N,
larutan natrium sulfat (Na2SO4) 0,01 N, larutan stronsium klorida (SrCl2) 0,01 N, magnesium
klorida (MgCl2), natrium klorida (NaCl) dan stronsium klorida (SrCl2).
UJI NYALA
a. Membersihkan kawat platina dengan menyelupkan kawat ose ke dalam larutan asam klorida
(HCl) 10%.
b. Memijarkan/memanaskan kawat dalam nyala api. Mengulangi pekerjaan ini sampai tidak
c. Menyelupkan kawat ose ke dalam larutan uji dan mengamati warna yang dihasilkan. Larutan
uji yang digunakan adalah barium klorida (BaCl2), kalsium klorida (CaCl2), magnesium klorida
d. Mengamati warna nyala yang dihasilkan oleh setiap sampel yang digunakan.
UJI KELARUTAN
4.1. Hasil
a. Uji Nyala
b. Uji Kelarutan
MgCl2 CaCl2 SrCl2 BaCl2
No. Pereaksi
0,01 N 0,01 N 0,01 N 0,01 N
Sedikit
1. NaOH 0,01 N larut larut ≠ larut
larut
Sedikit
2. Na2SO4 0,01 N Larut larut ≠ larut
larut
3. Na2CO3 0,01 N larut larut ≠ larut
larut
2. Reaksi
4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk menentukan warna nyala dari logam alkali
dan alkali tanah serta kelarutan logam alkali tanah dalam beberapa pereaksi yang berbeda.
Percobaan pertama dilakukan untuk menguji warna yang dihasilkan oleh logam alkali dan alkali
tanah dalam nyala api. Pembersihan kawat dilakukan dengan pencelupan kawat ke dalam larutan
asam klorida (HCl) dimana larutan ini berfungsi untuk membersihkan kotoran yang melekat pada
kawat ose, selain itu larutan asam klorida (HCl) tidak menghasilkan warna nyala saat dilakukan
pemijaran di atas nyala api sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengamatan uji nyala
nantinya. Pencelupan dilanjutkan ke dalam larutan uji natrium klorida (NaCl), magnesium
klorida (MgCl2), kalsium klorida (CaCl2), stronsium klorida (SrCl2) dan barium klorida (BaCl2)
yang dilakukan satu per satu setelah melakukan pembersihan pada kawat ose dengan larutan
asam klorida (HCl). Fungsi dari larutan uji adalah untuk mengetahui warna yang dihasilkan oleh
logam alkali dan alkali tanah dimana pada uji nyala, sebuah unsur yang mengalami pemanasan
akan mengalami eksitasi sehingga memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut spektrum
emisi.
kemerahan, magnesium klorida (MgCl2) berwarna putih, kalsium klorida (CaCl2) berwarna
merah, stronsium klorida (SrCl2) berwarna merah-biru dan barium klorida (BaCl2) berwarna
hijau. Hasil yang diperoleh ini sudah sesuai dengan teori dimana natrium (Na) akan
menghasilkan warna kuning, magnesium (Mg) tidak menghasilkan warna atau berwarna putih,
kalsium (Ca) berwarna merah bata, stronsium (Sr) berwarna merah tua dan barium (Ba)
berwarna hijau. Warna nyala pada setiap logam alkali dan alkali tanah dapat pula dilihat pada
tabel 4 yang menunjukkan perbedaan warna nyala pada setiap logam alakali dan alkali tanah.
Perbedaan warna nyala disebabkan karena perbedaan spektrum emisi yang dihasilkan oleh setiap
unsur logam. Hal ini didasarkan pada nomor atom dan subkulit yang dimiliki oleh masing-
masing unsur logam. Eksitasi dari subkulit s, p dan d akan memberikan energi yang berbeda
Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui kelarutan logam alkali tanah dengan
pereaksi natrium hidroksida (NaOH), natrium sulfat (Na2SO4) dan natrium karbonat (Na2CO3).
Penambahan pereaksi ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan logam alkali tanah
berfungsi untuk menunjukkan kelarutan dari setiap unsur logam alkali tanah terhadap pereaksi
yang digunakan.
Berdasarkan hasil pengamatan, kelarutan logam alkali tanah dalam dalam pereaksi
hidroksida (OH-) menurun dengan naiknya nomor atom namun terjadi penyimpangan pada
larutan magnesium klorida (MgCl2) yang sedikit larut. Kelarutan logam alkali tanah dengan
pereaksi natrium sulfat (Na2SO4) menurun dari atas ke bawah, begitu pula kelarutan logam alkali
tanah dalam pereaksi natrium karbonat (Na2CO3) yang menurun dari atas ke bawah. Hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan teori dimana kelarutan logam alkali tanah dalam natrium
hidroksida (Ba(OH)2). Teori kelarutan logam alkali tanah dalam natrium sulfat (Na2SO4) telah
sesuai dengan teori dimana kelarutan garam sulfat berkurang dari magnesium sulfat (MgSO4) ke
barium sulfat (BaSO4). Teori kelarutan logam alkali tanah dalam natrium karbonat (Na2CO3)
tidak sesuai karena berdasarkan teori semua garam karbonat sukar larut. (www.scribd.com)
Perbedaan yang dihasilkan oleh hasil pengamatan dan teori ini mungkin disebabkan
karena larutan sampel dan pereaksi yang sudah tidak bagus dimana larutan sampel seperti barium
klorida (BaCl2) telah terdapat endapan sebelum ditambahkan pereaksi sehingga setelah
penambahan pereaksi larutan tidak akan dapat larut dengan pereaksi tersebut.
BAB VPENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :
1. Uji nyala
2. Uji Kelarutan
5.2. Saran
Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan berikutnya digunakan pereaksi
lain seperti pereaksi kromat (CrO42-) atau oksalat (C2O42-) untuk mengetahui kelarutan logam
alkali tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Harefa, Allensius Karelsta. 9 April 2010. “Golongan IIA (Alkali Tanah)”. scribd.com.
http://www.scribd.com/doc/29662413/Golongan-IIA. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013
Keenan, Charles W., Donald C. Kleinfelter dan Jesse H. Wood. 1986. Ilmu Kimia untuk
Universitas. Jakarta : Erlangga,
Ratna, et. al., 7 Februari 2009. “Logam Alkali dan Alkali Tanah”. Chem-is-try.org - Situs Kimia
Indonesia.. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/logam-alkali-
dan-alkali-tanah/. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013
Sugiyarto, Kristian H.. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
2003