Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

GOLONGAN ALKALI TANAH


D

OLEH :

KELOMPOK I
1. AGUS MULIAMAN
2. ANNISA FADHILA
3. CORRY FEBRIANGELA S
4. DINA WARISTA SITUMEANG

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
karunia-Nya sehingga Makalah mengenai Praktikum Golongan Alkali Tanah (IIA) pada
matakuliah Praktikum Kimia Anorganik II berhasil diselesaikan.

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca atau mempermudah
para pembaca dalam mempelajari Kimia Anorganik terutama dalam Praktikum Golongan Alkali
Tanah (II A) . Pembuatan makalah juga diharapkan juga semakin menambah wawasan bagi
semua , agar tujuan pembuatan dan target yang diharapkan tercapai .

Selesainya laporan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak. Melalui prakata ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dosen Kami , Ibu Lisnawaty , M.Si


2. Asisten Laboratorium Kami , Suman Susilo Turnip
3. Semua teman-teman kami di kelas DIK A’11 yang telah banyak memberikan motivasi

Kami berharap makalah yang penulis susun ini dapat diterapkan dan diaplikasikan oleh
pembaca dalam kehidupan sehari-hari . Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
memohon maaf bila ada salah kata atau penulisan dalam makalah ini.

Mohon kiranya dapat memberi saran dan kritik kepada penulis agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi . Semoga makalah pada Praktikum Kimia Anorganik II ini bermanfaat,
khususnya bagi mahasiswa jurusan kimia

Medan , APRIL 2013

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5

1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 6

2.1. Logam Alkali Tanah............................................................................................................. 6

2.2. Reaksi nyala logam alkali tanah ........................................................................................... 9

2.3. Kelarutan ............................................................................................................................ 10

BAB III METODE PERCOBAAN .............................................................................................. 11

3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................................... 11

3.2 . Prosedur Kerja ................................................................................................................... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 14

4.1. Hasil ................................................................................................................................... 14

4.2. Pembahasan ........................................................................................................................ 16

BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 18

5.1. Kesimpulan......................................................................................................................... 18

5.2. Saran ................................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 20

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sistem periodik unsur-unsur disusun berdasarkan urutan kenaikan nomor atomnya.

Unsur-unsur yang terletak dalam satu baris disebut periode, sedang unsur-unsur yang terletak

dalam satu lajur dinamakan satu golongan. Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan

mempunyai sifat-sifat fisik dan sifat kimia yang hampir sama. Dalam sistem periodik ini

seluruhnya terdapat 16 golongan, yaitu golongan I sampai golongan VIII dan masing-masing

terbagi menjadi golongan A dan golongan B. Dalam sistem periodik unsur-unsur yang terletak di

sebelah kiri bersifat logam sedangkan yang terletak di sebelah kanan bersifat bukan logam.

(Suharno Pikir . 1990)

Logam-logam golongan 2 dalam Susunan Berkala disebut logam alkali tanah karena

logam-logam tersebut membentuk oksida dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan

larutan basa.(www.chem-is-try.org)

Logam alkali tanah meliputi berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium dan radium.

Dalam sistem periodik, keenam unsur itu terletak pada golongan IIA. Logam alkali tanah juga

membentuk basa, tetapi lebih lemah dari logam alkali. Senyawa dari logam golongan IIA banyak

yang sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan IIA umumnya ditemukan dalam tanah berupa

senyawa tak larut.

Unsur-unsur logam dapat dieksitasikan dengan memanaskan/membakar senyawanya pada


nyala api, misalnya pada pembakar bunsen atau pembakar spiritus. Unsur IIA memberi warna-
warna yang khas pada nyala api biasa. Dalam pekerjaan laboratorium analitik, uji-uji nyala
sering digunakan untuk mengungkapkan ada tidaknya berbagai unsur alkali tanah.
Kelarutan logam alkali tanah dalam pereaksi tertentu berbeda-beda, logam alkali tanah

memiliki kelarutan yang kecil di dalam air dimana kelarutannya dalam pereaksi hidroksida,

sulfat, kromat, karbonat dan oksalat berbeda-beda dalam satu golongan. Berdasarkan latar
belakang ini, maka dilakukan percobaan untuk mengetahui warna yang dihasilkan oleh oleh

logam alkali tanah serta kelarutan dari logam alkali tanah dalam pereaksi yang berbeda-beda.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari percobaan ini, yaitu :

1. Bagaimana warna nyala dari logam alkali tanah ?

2. Bagaimana kelarutan dari logam alkali tanah ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini, yaitu :

1. Mengetahui warna nyala yang dihasilkan oleh logam alkali dan alkali tanah.

2. Mengetahui kelarutan dari logam alkali tanah dalam berbagai pereaksi.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Logam Alkali Tanah


Golongan alkali tanah terdiri atas berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca),

stronsium (Sr), barium (Ba) dan radium (Ra). Anggota pertama, berilium (Be) bersifat mendekati

semi-logam dan anggota terakhir radium (Ra) bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat kimianya

tidak banyak diketahui secara mendalam (Kristian H Sugiyarto . 2003)

Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapatan) relatif

rendah yang semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali kalsium (Ca) .Ikatan metalik

logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali sebagaimana

ditunjukkan oleh data entalpi, atomisasi, data titik leleh dan kekerasan yang lebih besar pula.

Walaupun densitas naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya golongan alkali, titik leleh

dan entalpi atomisasi berubah hanya sedikit saja berbeda dari golongan alkali. Logam alkali

tanah kurang reaktif, artinya kurang elektropositif daripada logam alkali, namun lebih reaktif

daripada logam-logam yang lain.

Berbagai data fisis logam alkali tanah diberikan dalam tabel 2., dari berilium (Be) ke

barium (Ba) jari-jari atom meningkat secara beraturan. Pertambahan jari-jari menyebabkan

penurunan energi pengionan dan keelektronegatifan. Potensial elektrode juga meningkat dari

kalsium (Ca) ke barium (Ba), akan tetapi berilium (Be) menunjukkan penyimpangan karena

potensial elektodenya relatif kecil. Hal itu disebabkan energi ionisasi berilium (Be) (tingkat

pertama + tingkat kedua) relatif besar. Titik cair dan titik didih cenderung menurun dari atas ke

bawah. Sifat-sifat fisis, seperti titik cair, rapatan dan kekerasan logam alkali tanah lebih besar

jika dibandingkan dengan logam alkali seperiode. Hal itu disebabkan logam alkali tanah

mempunyai dua elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat.


Tabel 2. Data fisis logam alkali tanah
Sifat Be Mg Ca Sr Ba
Nomor atom 4 12 20 38 56
Konfigurasi elektron 2s2 3s2 4s2 5s2 6s2
Titik cair (oC) 1278 649 839 769 725
Titik didih (oC) 2970 1090 1484 1384 1640
Rapatan (densitas), gr/cm3 1,85 1,74 1,54 2,6 3,51
Energi pengionan
899 738 590 590 503
pertama, kJ/mol
Kedua, kJ/mol 1757 1451 1145 1064 965
Ketiga, kJ/mol 14848 7733 4912 4210 3430
Keelektronegatifan skala
`1,5 1,2 1 1 0,9
Pauling
Potensial reduksi standar -1,7 -2,38 -2,76 -2,89 -2,9
Jari-jari atom, A 1,11 1,6 1,97 2,15 2,17
Jari-jari ion, A 0,3 0,65 0,99 1,13 1,35
Kekerasan (skala Mohs) 5 2 1,5 1,8 2
Tidak Tidak Jingga
Warna nyala Merah Hijau
ada ada merah

Semua senyawa dari kalsium (Ca), stronsium (Sr) dan barium (Ba), yaitu logam alkali

tanah yang bagian bawah berbentuk senyawa ion, sedangkan senyawa-senyawa berilium (Be)

dan senyawa-senyawa magnesium (Mg) bersifat kovalen. Sifat kimia logam alkali tanah

bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali

seperiode. Jadi berilium (Be) kurang reaktif dibandingkan terhadap litium (Li), magnesium (Mg)

kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium (Na) dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari

atom logam alkali tanah lebih kecil, sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam

alkali tanah mempunyai dua elektron valensi, sedangkan logam alkali hanya satu. Kereaktifan

kalsium (Ca), sronsium (Sr) dan barium (Ba) tidak terlalu berbeda dari logam alkali, tetapi

berilium (Be) dan magnesium (Mg) jauh kurang aktif. Beberapa reaksi logam alkali tanah berikut

menggambarkan kecendrungan sifat unsur-unsur itu

1. Reaksi dengan air (H2O)


Kalsium (Ca), stronsium (Sr) dan barium (Ba) bereaksi baik dengan air (H2O)

membentuk basa dan gas hidrogen (H2). Magnesium (Mg) bereaksi sangat lambat dengan air

(H2O) dingin dan sedikit lebih baik dengan air (H2O) panas, sedangkan berilium (Be) tidak

bereaksi.

M(s) + 2H2O(l)  M(OH)2(aq) + H2(g)

(M = Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra)

2. Reaksi dengan udara

Semua logam alkali tanah terkorosi terus menerus di udara membentuk oksida,

hidroksida atau karbonat, kecuali berilium (Be) dan magnesium (Mg). Berilium (Be) dan

magnesium (Mg) juga bereaksi dengan oksigen di udara, tetapi lapisan oksida yang terbentuk

melekat pada permukaan logam sehingga menghambat korosi berlanjut. Apabila dipanaskan

kuat, semua logam alkali tanah, termasuk berilium (Be) dan magnesium (Mg), terbakar di udara

membentuk oksida dan nitrida.

2M(s) + O2(g)  2MO(s)

3M(s) + N2(g)  M3N2

3. Reaksi dengan halogen (X2)

Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam halida.

M(s) + X2(g)  MX2(s)

Lelehan halida dari berilium (Be) mempunyai daya hantar listrik yang buruk. Hal itu

menunjukkan bahwa halida berilium (BeX2) bersifat kovalen.

4. Reaksi dengan asam dan basa

Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat seperti asam klorida (HCl)

membentuk garam dan gas hidrogen (H2). Reaksi makin hebat dari berilium (Be) ke barium (Ba).
M(s) + 2HCl(aq)  MCl2(aq) + H2(g)

Berilium (Be) juga bereaksi dengan basa kuat, membentuk berilium hidroksida (Be(OH)42-) dan

gas hidrogen (H2)

Be(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l)  Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)

(Keenan , Charles . 1986)


2.2. Reaksi nyala logam alkali tanah
Salah satu ciri khas dari suatu unsur ialah spektrum emisinya. Unsur yang tereksitasi

karena pemanasan ataupun karena sebab lainya, memancarkan radiasi elektromagnetik yang

disebut spektrum emisi. Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna

tertentu, akan tetapi sesungguhnya itu terdiri atas beberapa garis warna (panjang gelombang)

yang khas bagi setiap unsur. Karena keunikannya, spektrum emisi dapat digunakan untuk

mengenali suatu unsur. Unsur-unsur logam dapat dieksitasikan dengan memanaskan/membakar

senyawanya pada nyala api, misalnya pada pembakar bunsen atau pembakar spiritus. Akan lebih

baik jika yang digunakan garam klorida karena relatif mudah menguap. Warna nyala logam

alkali diberikan pada tabel 4

Tabel 4. Warna nyala unsur-unsur alkali dan alkali tanah


Unsur Warna Nyala
Berilium Putih
Magnesium Putih
Kalsium Jingga-merah
Stronsium Merah
Barium Hijau

Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4, unsur IIA memberi warna-warna yang khas

pada nyala api biasa. Dalam pekerjaan laboratorium analitik, uji-uji nyala sering digunakan

untuk mengungkapkan ada tidaknya berbagai unsur alkali dan alkali tanah.
2.3. Kelarutan
Pengertian “kelarutan” digunakan dalam beberapa paham. Kelarutan menyatakan

pengertian secara kualitatif dari proses larutan. Kelarutan juga digunakan secara kuantitatif untuk

menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan merupakan larutan tidak jenuh jika

solut dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam

konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solut tidak dapat berlangsung

secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solut pada sejumlah

solven yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang mempunyai konsentrasi lebih

tinggi. Pada keadaan ini, solute tetap tidak larut. Hingga demikian ada batas jumlah tertentu dari

solut yang dapat terlarut dalam jumlah solven yang tertentu. Larutan yang dalam keadaan

terbatas ini disebut larutan jenuh dan konsentrasi dari larutan jenuh disebut kelarutan dari

sejumlah solut dalam jumlah solven tertentu yang digunakan. (Hardjono , S . 2008 )

Salah satu perbedaan logam alkali dari alkali tanah adalah dalam hal kelarutan

senyawanya. Senyawa logam alkali pada umunya mudah larut dalam air (H2O), sedangkan

senyawa logam alkali tanah banyak yang sukar larut. Beberapa di antaranya diberikan pada tabel

3.

Tabel 3. tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) senyawa-senyaawa alkali tanah


Anion
OH- SO42- CrO42- CO32- C2O42-
Kation
Be2+ 2 x 10-18 (besar) (besar) - (kecil)
Mg2+ 1,8 x 10-11 (besar) (besar) 1 x 10-5 8,6 x 10-5
Ca2+ 5.5 x 10-6 9.1 x 10-6 7.1 x 10-4 2.8 x 10-9 2 x 10-9
Sr2+ 3.2 x 10-4 7.6 x 10-7 3.6 x 10-5 1.1.x 10-10 2 x 10-7
Ba2+ 5 x 10-3 1.1 x 10-10 1.2 x 10-10 5.1 x 10-9 1.6 x 10-7

*) Hanya dikenal garam hidroksi karbonat, Be(OH)2.BeCO3, yang sukar larut; BeCO3 tidak
dikenal.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan beberapa hal berikut.

1. Kelarutan basa bertambah dari berilium hidroksida (Be(OH)2) ke barium hidroksida

(Ba(OH)2). Dalam hal ini, berilium hidroksida (Be(OH)2) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2)

tergolong sukar larut, kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sedikit larut, sedangkan stronsium

hidroksida (Sr(OH)2) dan barium hidroksida (Ba(OH)2) mudah larut.

2. Kelarutan garam sulfat berkurang dari berilium sulfat (BeSO4) ke barium sulfat (BaSO4).

Dalam hal ini, berilium sulfat (BeSO4) dan magnesium sulfat (MgSO4) tergolong mudah larut,

kalsium sulfat (CaSO4) sedikit larut, sedangkan stronsium sulfat (SrSO4) dan barium sulfat

(BaSO4) sukar larut.

3. Kelarutan garam kromat berkurang dari berilium kromat (BeCrO4) ke barium kromat

(BaCrO4). Dalam hal ini, berilium kromat (BeCrO4), magnesium kromat (MgCrO4) serta kalsium

kromat (CaCrO4) tergolong mudah larut, stronsium kromat (SrCrO4) sedikit larut, sedangkan

barium kromat (BaCrO4) sukar larut.

4. Semua garam karbonat sukar larut.

5. Semua garam oksalat sukar larut, kecuali magnesium oksalat (MgC2O4) sedikit larut.

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Alat
Alat - alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 250 mL, lampu spiritus,
rak tabung reaksi, botol semprot, tabung reaksi, kawat ose, pipet tetes 3 mL dan spatula.

2. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades (H2O), barium klorida
(BaCl2), kalsium klorida (CaCl2), larutan asam klorida (HCl) 10%, larutan barium klorida
(BaCl2) 0,01 N, larutan kalsium klorida (CaCl2) 0,01 N, larutan magnesium klorida (MgCl2) 0,01
N, larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,01 N, larutan natrium karbonat (Na2CO3) 0,01 N,
larutan natrium sulfat (Na2SO4) 0,01 N, larutan stronsium klorida (SrCl2) 0,01 N, magnesium
klorida (MgCl2), natrium klorida (NaCl) dan stronsium klorida (SrCl2).

3.2 . Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut :

UJI NYALA
a. Membersihkan kawat platina dengan menyelupkan kawat ose ke dalam larutan asam klorida

(HCl) 10%.

b. Memijarkan/memanaskan kawat dalam nyala api. Mengulangi pekerjaan ini sampai tidak

dihasilkan warna lain.

c. Menyelupkan kawat ose ke dalam larutan uji dan mengamati warna yang dihasilkan. Larutan

uji yang digunakan adalah barium klorida (BaCl2), kalsium klorida (CaCl2), magnesium klorida

(MgCl2), natrium klorida (NaCl) dan stronsium klorida (SrCl2).

d. Mengamati warna nyala yang dihasilkan oleh setiap sampel yang digunakan.

UJI KELARUTAN

 MgCl2 ( magnesium klorida)


a. Memipet dam memasukan masing-masing 1 ml larutan magnesium (Mg2+) ke dalam 3 buah
tabung reaksi.
b. Menambahkan pada masing-masing tabung dengan larutan NaOH, Na2CO3 dan larutan
Na2SO4.
c. Mengamati kelarutan dari tiap percampuran larutan (larut, sukar larut dan sedikit larut ).
d. Mencatat data dalam tabel.

 CaCl2 ( kalsium klorida)


a. Memipet dam memasukan masing-masing 1 ml larutan magnesium (Ca2+) ke dalam 3
buah tabung reaksi.
b. Menambahkan pada masing-masing tabung dengan larutan NaOH, Na2CO3 dan larutan
Na2SO4.
c. Mengamati kelarutan dari tiap percampuran larutan (larut, sukar larut dan sedikit larut ).
d. Mencatat data dalam tabel.

 SrCl2 ( stronsium klorida)


a. Memipet dam memasukan masing-masing 1 ml larutan magnesium (Sr2+) ke dalam 3 buah
tabung reaksi.
b. Menambahkan pada masing-masing tabung dengan larutan NaOH, Na2CO3 dan larutan
Na2SO4.
c. Mengamati kelarutan dari tiap percampuran larutan (larut, sukar larut dan sedikit larut ).
d. Mencatat data dalam tabel.

 BaCl2 ( barium klorida)


a. Memipet dam memasukan masing-masing 1 ml larutan magnesium (Ba2+) ke dalam 3
buah tabung reaksi.
b. Menambahkan pada masing-masing tabung dengan larutan NaOH, Na2CO3 dan larutan
Na2SO4.
c. Mengamati kelarutan dari tiap percampuran larutan (larut, sukar larut dan sedikit larut ).
d. Mencatat data dalam tabel.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pengamatan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :


1. Tabel Pengamatan

a. Uji Nyala

No. Garam Alkali dan Alkali Tanah Warna

1. Natrium klorida (NaCl) Kuning kemerahan

2. Barium klorida (BaCl2) Hijau

3. Kalsium klorida (CaCl2) Merah

4. Magnesium klorida (MgCl2) Putih

5. Stronsium klorida (SrCl2) Merah-biru

b. Uji Kelarutan
MgCl2 CaCl2 SrCl2 BaCl2
No. Pereaksi
0,01 N 0,01 N 0,01 N 0,01 N

Sedikit
1. NaOH 0,01 N larut larut ≠ larut
larut
Sedikit
2. Na2SO4 0,01 N Larut larut ≠ larut
larut
3. Na2CO3 0,01 N larut larut ≠ larut
larut

2. Reaksi

a. Pereaksi natrium hidroksida (NaOH) 0,01 N

2NaOH(l) + MgCl2(l)  Mg(OH)2(l) + 2NaCl(l)


2NaOH(l) + CaCl2(l)  Ca(OH)2(l) + 2NaCl(l)

2NaOH(l) + SrCl2(l)  Sr(OH)2(l) + 2NaCl(l)

2NaOH(l) + BaCl2(l)  Ba(OH)2(l) + 2NaCl(l)

b. Pereaksi natrium sulfat (Na2SO4) 0,01 N

Na2SO4(l) + MgCl2(l)  MgSO4(l) + 2NaCl(l)

Na2SO4(l) + CaCl2(l)  CaSO4(l) + 2NaCl(l)

Na2SO4(l) + SrCl2(l)  SrSO4(l) + 2NaCl(l)

Na2SO4(l) + BaCl2(l)  BaSO4(l) + 2NaCl(l)

c. Pereaksi natrium karbonat (Na2CO3) 0,01 N

Na2CO3(l) + MgCl2(l)  MgCO3(l) + 2NaCl(l)

Na2CO3(l) + CaCl2(l)  CaCO3(l) + 2NaCl(l)

Na2CO3(l) + SrCl2(l)  SrCO3(l) + 2NaCl(l)

Na2CO3(l) + BaCl2(l)  BaCO3(l) + 2NaCl(l)

4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk menentukan warna nyala dari logam alkali

dan alkali tanah serta kelarutan logam alkali tanah dalam beberapa pereaksi yang berbeda.

Percobaan pertama dilakukan untuk menguji warna yang dihasilkan oleh logam alkali dan alkali

tanah dalam nyala api. Pembersihan kawat dilakukan dengan pencelupan kawat ke dalam larutan

asam klorida (HCl) dimana larutan ini berfungsi untuk membersihkan kotoran yang melekat pada

kawat ose, selain itu larutan asam klorida (HCl) tidak menghasilkan warna nyala saat dilakukan

pemijaran di atas nyala api sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengamatan uji nyala

nantinya. Pencelupan dilanjutkan ke dalam larutan uji natrium klorida (NaCl), magnesium
klorida (MgCl2), kalsium klorida (CaCl2), stronsium klorida (SrCl2) dan barium klorida (BaCl2)

yang dilakukan satu per satu setelah melakukan pembersihan pada kawat ose dengan larutan

asam klorida (HCl). Fungsi dari larutan uji adalah untuk mengetahui warna yang dihasilkan oleh

logam alkali dan alkali tanah dimana pada uji nyala, sebuah unsur yang mengalami pemanasan

akan mengalami eksitasi sehingga memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut spektrum

emisi.

Berdasarkan hasil pengamatan, natrium klorida (NaCl) menghasilkan warna kuning

kemerahan, magnesium klorida (MgCl2) berwarna putih, kalsium klorida (CaCl2) berwarna

merah, stronsium klorida (SrCl2) berwarna merah-biru dan barium klorida (BaCl2) berwarna

hijau. Hasil yang diperoleh ini sudah sesuai dengan teori dimana natrium (Na) akan

menghasilkan warna kuning, magnesium (Mg) tidak menghasilkan warna atau berwarna putih,

kalsium (Ca) berwarna merah bata, stronsium (Sr) berwarna merah tua dan barium (Ba)

berwarna hijau. Warna nyala pada setiap logam alkali dan alkali tanah dapat pula dilihat pada

tabel 4 yang menunjukkan perbedaan warna nyala pada setiap logam alakali dan alkali tanah.

Perbedaan warna nyala disebabkan karena perbedaan spektrum emisi yang dihasilkan oleh setiap

unsur logam. Hal ini didasarkan pada nomor atom dan subkulit yang dimiliki oleh masing-

masing unsur logam. Eksitasi dari subkulit s, p dan d akan memberikan energi yang berbeda

sehingga menghasilkan warna nyala yang berbeda pula.

Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui kelarutan logam alkali tanah dengan

pereaksi natrium hidroksida (NaOH), natrium sulfat (Na2SO4) dan natrium karbonat (Na2CO3).

Penambahan pereaksi ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan logam alkali tanah
berfungsi untuk menunjukkan kelarutan dari setiap unsur logam alkali tanah terhadap pereaksi

yang digunakan.

Berdasarkan hasil pengamatan, kelarutan logam alkali tanah dalam dalam pereaksi

hidroksida (OH-) menurun dengan naiknya nomor atom namun terjadi penyimpangan pada

larutan magnesium klorida (MgCl2) yang sedikit larut. Kelarutan logam alkali tanah dengan

pereaksi natrium sulfat (Na2SO4) menurun dari atas ke bawah, begitu pula kelarutan logam alkali

tanah dalam pereaksi natrium karbonat (Na2CO3) yang menurun dari atas ke bawah. Hasil yang

diperoleh tidak sesuai dengan teori dimana kelarutan logam alkali tanah dalam natrium

hidroksida (NaOH) seharusnya bertambah dari magnesium hidroksida (Mg(OH)2) ke barium

hidroksida (Ba(OH)2). Teori kelarutan logam alkali tanah dalam natrium sulfat (Na2SO4) telah

sesuai dengan teori dimana kelarutan garam sulfat berkurang dari magnesium sulfat (MgSO4) ke

barium sulfat (BaSO4). Teori kelarutan logam alkali tanah dalam natrium karbonat (Na2CO3)

tidak sesuai karena berdasarkan teori semua garam karbonat sukar larut. (www.scribd.com)

Perbedaan yang dihasilkan oleh hasil pengamatan dan teori ini mungkin disebabkan

karena larutan sampel dan pereaksi yang sudah tidak bagus dimana larutan sampel seperti barium

klorida (BaCl2) telah terdapat endapan sebelum ditambahkan pereaksi sehingga setelah

penambahan pereaksi larutan tidak akan dapat larut dengan pereaksi tersebut.

BAB VPENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :

1. Uji nyala

Warna nyala yang dihasilkan oleh setiap sampel adalah :

a. Natrium (Na) = kuning kemerahan

b. Magnesium (Mg) = putih

c. Kalsium (Ca) = merah

d. Stronsium (Sr) = merah-biru

e. Barium (Ba) = hijau

2. Uji Kelarutan

Kelarutan unsur alkali dan alkali tanah dalam pereaksi, yaitu :

a. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,01 N

1) Magnesium klorida (MgCl2) 0,01 N : sedikit larut

2) Kalsium klorida (CaCl2) 0,01 N : larut

3) Stronsium klorida (SrCl2) 0,01 N : larut

4) Barium klorida (BaCl2) 0,01 N : tidak larut

b. Larutan natrium sulfat (Na2SO4) 0,01 N

1) Magnesium sulfat (MgSO4) 0,01 N : larut

2) Kalsium sulfat (CaSO4) 0,01 N : larut

3) Stronsium sulfat (SrSO4) 0,01 N : sedikit larut

4) Barium sulfat (BaSO4) 0,01 N : tidak larut

c. Larutan natrium karbonat (Na2CO3) 0,01 N

1) Magnesium karbonat (MgCO3) 0,01 N : larut


2) Kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 N : larut

3) Stronsium karbonat (SrCO3) 0,01 N : larut

4) Barium karbonat (BaCO3) 0,01 N : tidak larut

5.2. Saran

Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan berikutnya digunakan pereaksi

lain seperti pereaksi kromat (CrO42-) atau oksalat (C2O42-) untuk mengetahui kelarutan logam

alkali tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Harefa, Allensius Karelsta. 9 April 2010. “Golongan IIA (Alkali Tanah)”. scribd.com.
http://www.scribd.com/doc/29662413/Golongan-IIA. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013

Keenan, Charles W., Donald C. Kleinfelter dan Jesse H. Wood. 1986. Ilmu Kimia untuk
Universitas. Jakarta : Erlangga,

Pikir, Suharno. 1990. Reaksi-reaksi Kimia . Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya,

Ratna, et. al., 7 Februari 2009. “Logam Alkali dan Alkali Tanah”. Chem-is-try.org - Situs Kimia
Indonesia.. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/logam-alkali-
dan-alkali-tanah/. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2008. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM-Press

Sugiyarto, Kristian H.. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
2003

Anda mungkin juga menyukai